Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS GUNADARMA

SK No. 92/DIKTI/Kep/1996
Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Informasi, Ekonomi,
Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra, Pariwisata, Kedokteran

Soal Kuis Nama : Putra Adianto


NPM : 26417887
KELAS : 4ic05
Mata Kuliah : Teknik Kesehatan dan Tanggal : 12 Desember 2020
Keselamatan Kerja# Waktu : 90 menit
Fakultas : Teknologi Industri Dosen : Danny Setiawan
Jenjang/Jurusan : S1/Teknik Mesin Sifat Ujian : Buka Buku
Tingkat/Kelas : 4/4IC05 – 4IC06
Semester : VII/PTA 2020-2021 Jumlah Soal : 5 (LIMA) buah

 Boleh menggunakan kalkulator


 Dilarang bekerja sama
 Dikerjakan langsung dan jawabannya dibawah soal

1. Tuliskan syarat standar untuk mendapatkan pengakuan dan izin standar OHSAS dan ISO
45001 yang dipakai secara internasional dibidang industry: (masing – masing 10 point)
a. Industry manufaktur dan produksi
b. Industry pertambangan dan perminyakan
c. Industry konstruksi dan surveying
2. Tuliskan analisa anda secara empiris tentang penggunaan hukum K3 di Indonesia, apakah
masih ada yang belum menerapkannya?, apakah adanya ketegasan pihak lembaga
pengawasan K3 memberikan sanksi pada pihak yang bertanggung jawab?, apakah ada
kompensasi yang dilakukan pihak yang bertanggung jawab terhadap korban?, Tuliskan
analisa anda dengan mencari fakta kecelakaan K3 di lapangan yang diliputi media, lalu
cari apakah ada kesalahan dalam penegakan hukum K3 sesuai UU No 01 tahun 1970 dan
penegakan hukum tentang jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sesuai UU
No 03 tahun 1992 (20 point)
3. Dalam sebuah pelaksanaannya, slogan OHSAS adalah Plan, Do, Check dan Act, tuliskan
maksud dari slogan tersebut (10 point)
4. Sebuah gondola dirancang dengan menggunakan safety factor sebesar 2,3 dimana bobot
yang dapat ditahan oleh gondola tersebut tidak lebih dari 3000 kg atau sekitar 40 orang,
tuliskan analisa anda berapa batas tegangan rancangan dari gondola tersebut apabila
diameter kail baja 5 in terpasang kepada 4 sisi gondola dan abaikan tegangan geser antar
dynamo dank ail baja serta gaya gesek pada tiang penyangga gondola (20 point)
5. Sebuah kontraktor gedung membuat desain gedung dengan jumlah lantai sebanyak 11
lantai, dalam rancangan cetak blue print desain gedung terdapat dimensi setiap lantai
gedung tersebut, untuk lantai dasar hingga lantai 2 dimensi lantainya adalah 7,8 m x 11,3
m x 4,2 m, sedangkan untuk lantai 3 hingga 10 dimensi lantainya adalah 6,4 m x 10 m x 4
m. Dalam perancangan anti kebakaran gedung tersebut menggunakan APAR tipe 4A
seharga Rp 1,4 juta/unit, tuliskan analisa anda biaya pengadaan kuantitatif barang APAR
ini apabila anda adalah seorang konsultan dari kontraktor tersebut (20 point)
JAWABAN KUIS

1. Industri Manufaktur dan Produksi


- Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko.
- Prosedur Evaluasi Kesesuaian Terhadap Persyaratan Hukum, Peraturan, Serta Perundang-
undangan tentang K3 yang Berlaku.
- Prosedur Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran.
- Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.
- Prosedur Pengendalian Dokumen.
- Prosedur Pengendalian Operasional.
- Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat.
- Prosedur Pengukuran Kinerja dan Pemantauan.
- Prosedur Penyelidikan dan Analisis Insiden.
- Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan.
- Pengendalian Catatan / Rekaman.
- Prosedur Audit Internal.
- Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3.
- Kebijakan K3.
- Peran dan tanggung jawab.
- Peluang dan Risiko K3.
- Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3.

b) Industri Pertambangan dan Perminyakan


- Menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja dan pengunjung, termasuk karyawan
kontraktor dalam area Bayan Group.
- Meningkatkan kualitas kerja dengan memprioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Meminimalkan tingkat risiko kecelakaan kerja.
- Memastikan kegiatan dan lokasi kerja pekerja yang layak dan aman, dan
- Memenuhi peraturan-peraturan perundangan K3 yang relevan di Indonesia.
- perusahaan harus melakukan Gap Analisis yang merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasi kesenjangan antara sistem yang telah diterapkan di perusahaan terhadap
persyaratan SMK3.
- perusahaan mulai melakukan beberapa training awareness agar karyawan di perusahaan
“engeh” terhadap sistem manajemen ISO 45001:2018 yang akan diterapkan, seperti
training awareness ISO 45001:2018 dan Training Internal Audit ISO 45001:2018.
- perusahaan diharuskan mengkomunikasikan prosedur yang telah dibuat dan menjelaskan
implementasinya ke semua bagian di perusahaan. Kemudian dilakukan pengujian
implementasi prosedur dengan cara inspeksi dan observasi dan juga pemeriksaan record
atau rekaman yang ada di perusahaan.
- Audit Eksternal stage pertama sampai dengan tindakan perbaikan kembali dan
dilanjutkan Audit Eksternal stage kedua sampai dengan Perusahaan mendapatkan
Sertifikat dari Badan Audit yang sudah dipilih oleh perusahaan.
c) Industri Konstruksi dan Surveying
- Penyediaan sarana dan prasarana kerja yang aman dan nyaman.
- Ketersediaan alat pelindung diri.
- Tercukupinya sign sign K3 yang menunjang keamanan dan keselamatan bekerja.
- Jaminan asuransi dan pemeriksaaan kesehatan kerja.
- Rencana penanggulangan keadaan darurat.
- Mematuhi semua ketentuan peraturan dan persyaratan lain yang relevan, terkait dengan
masalah mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
- Berusaha mengendalikan resiko mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit kerja serta pencemaran lingkungan
maupun penurunan kepuasan pelanggan.
- Berusaha mengendalikan aspek penting mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan terutama penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, pengelolaan
kualitas udara dan penanganan limbah termasuk aspek lainnya yang berdampak negatif
terhadap mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
- Menjamin seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya kompeten dengan cara
memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan tugas-tugasnya. Menjadikan kerang-
ka ini sebagai acuan dalam penetapan tujuan dan sasaran mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan.
- Berusaha agar kebijakan ini dikomunikasikan dan dapat dipahami oleh seluruh karyawan,
pihak pemasok dan sub kontraktor terkait.
- Menjamin peningkatan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen mutu,
keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
- Menjamin agar kegiatan ini tersedia bagi publik yang memerlukannya.
2. aturan K3 sudah ada sejak masa Hindia Belanda. Saat itu, prosedur K3 dikenal dengan
nama Veiligheids Reglement. Pasca kemerdekaan, beberapa aturan dicabut dan kemudian
diganti.
Dasar hukum mengenai prosedur K3 terdapat dalam Undang-undang Keselamatan Kerja
No. 1 Tahun 1970. Di dalam undang-undang tersebut dijabarkan mengenai tempat-tempat
kerja yang wajib melaksanakan prosedur K3. Saat ini, K3 diberlakukan secara umum dan
wajib dilaksanakan oleh semua perusahaan di segala sektor.

3. P (Plan = Rencanakan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang
dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang
ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem. Perencanaan
ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses dengan mencari tahu hal-hal apa
saja yang tidak beres kemudian mencari solusi atau ide-ide untuk memecahkan masalah
ini. Tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain: mengidentifikasi pelayanan jasa,
harapan, dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan
spesifikasi. Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir yang akan
dilakukan. Memfokuskan pada peluang peningkatan mutu (pilih salah satu permasalahan
yang akan diselesaikan terlebih dahulu). Identifikasikanlah akar penyebab masalah.
Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai
dengan spesifikasi. Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau
identifikasi terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan. Terakhir mencari
dan memilih penyelesaian masalah.
D (Do = Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO
ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan
maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak..
Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun
sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba).
Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.
C (Check = Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja
hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan
standar yang ada atau masih ada kekurangan. Memantau dan mengevaluasi proses dan
hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya. Dalam pengecekan ada
dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan mengevaluasi proses dan hasil
terhadap sasaran dan spesifikasi. Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei.
Apabila masih menemukan kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan
untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika
berhasil, dilakukan rutinitas. Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai
dengan rencana peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.
A (Act = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan
masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk
memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih
jauh ke proses perbaikan selanjutnya. Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan
yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses
untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya. Menindaklanjuti hasil berarti
melakukan standarisasi perubahan, seperti mempertimbangkan area mana saja yang
mungkin diterapkan, merevisi proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi
standar, prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf,
pelanggan dan suplier atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan,
mengembangkan rencana yang jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga
perlu memonitor perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses
secara teratur.

4. Menurut analisa saya, batas tegangan dari rancangan gondola tersebut tentu berasal dari
berat kapasitas/orang yang ada didalam gondola tersebut dan juga material atau
komponen yang digunakan pada gondola. Dalam melakukan perancangan baiknya jangan
sampai melewati batas tegangan karena akan terjadi putus pada tali gondola.

5. Dalam perancangan untuk membuat gedung dengan 11 lantai, dimana lantai 1 dan lantai
2 berbeda dengan lantai 3 hingga lantai 11. Dengan anti kebakaran gedung tersebut
menggunakan APAR tipe 4A seharga Rp 1,4 juta/unit. Biaya yang diperlukan sesuai
dengan kualitan perancangan yang dibuat. Jika dalam perancangan mempunyai kualitas
bagus maka biaya akan dikatakan mahal dan jika kualitas masih dibawah maka biasa
akan dikatakan murah.

Anda mungkin juga menyukai