Anda di halaman 1dari 8

SOAL :

1. Carilah temuan audit dari kondisi penerapan K3 pada perusahaan berikut dan
tentukan kriterianya.

Petunjuk Pengerjaan Soal:

a. Baca setiap temuan pada soal dengan teliti, tentukan temuannya, baik temuan
sudah sesuai dengan mewarnai biru dan temuan tidak sesuai dengan mewarnai
merah. (Pengerjaan seperti contoh pada huruf A)

b. Tentukan kriteria yang relevan dengan temuan audit (ditulis dengan huruf
warna ungu)

c. Pada temuan yang tidak sesuai, tentukan kategori temuan kritikal atau mayor atau
minor.

1
STUDI KASUS

SIMULASI AUDIT SMK3

PT. Fauzaki Abadi yang beralamat di Jakarta, bergerak dibidang konstruksi,


beralamat di Jl. Garuda II L27 No 1 Kota Bekasi memiliki tenaga kerja yang terdiri 89
karyawan tetap dan 22 karyawan kontrak, telah dilakukan audit SMK3 dengan
kategori tingkat lanjutan. Dalam pelaksanaan audit ditemukan bukti-bukti obyektif
yang tergambar dalam penerapan SMK3 sebagai berikut :

1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3

Perusahaan sudah menetapkan Kebijakan K3, kebijakan ditetapkan per tanggal 16


Desember 2019 oleh Direktur Utama. Kebijakan sudah menyebutkan komitmen dan
tujuan utama penerapan SMK3 yang berkaitan dengan mematuhi ketentuan
perundang-undangan K3, menghasilkan pekerjaan yang aman dengan
melakukan pencegahan cidera/kejadian/kecelakaan dan sakit akibat kerja,
penyediaan informasi, petunjuk, pelatihan, supervisi terkait sistem kerja yang
aman dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3.
(TEMUAN SESUAI - KRITERIA 1.1.1) Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal,
ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
serta komitmen terhadap peningkatan K3.

Dalam penyusunan kebijakan belum melalui proses konsultasi dengan pihak


perwakilan pekerja. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.1.2 - MINOR). Kebijakan
disusun oleh pengusaha dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil
tenaga kerja.

Kebijakan belum dilakukan review ulang terhadap penggunanya (TEMUAN TIDAK


SESUAI - KRITERIA 1.1.5 - MINOR). Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya ditinjau
ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan perubahan
yang terjadi dalam perusahaan dan dalam peraturan perundang- undangan.

Untuk memastikan semua orang yang bekerja di area kerja memahami


kebijakan, seharusnya dilakukan beberapa pendekatan seperti induksi bagi
karyawan baru atau sub-kontraktor/supplier yang akan bekerja di area kegiatan
dan kebijakan tersebut dikomunikasikan melalui pemampangan di setiap area
kerja yang strategis dan disosialisasikan. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA
1.1.3 - MINOR). Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada seluruh tenaga kerja,
tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan tata cara yang tepat.

2
2. PERENCANAAN K3

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPPR)


Kegiatan penerapan SMK3 juga diawali dengan menyusun identifikasi potensi
bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dengan mengacu pada Prosedur
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko No. SMK3-PRO-01. Di
dalam prosedur sudah menetapkan pada skala mana resiko dapat diterima
(acceptable risk) seperti yang sudah ditetapkan di dalam form, hasilnya
dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko No. SMK3-PRO-
01-01 dan form pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02. Meskipun
demikian masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam menyusun IBPPR
seperti penetapan pengendalian yang belum dilakukan untuk semua proses
kerja.

IBPPR untuk penanganan secara manual dan mekanis, terutama untuk B3 yang
terdapat aktifitasnya pada perusahaan, sudah ditetapkan panduan teknis untuk
penerapannya yaitu instruksi kerja pengangkatan manual No. SMK3-IK-01.
Semua pekerja yang ditunjuk sebagai tim pembuatan IBPPR tidak dapat
dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen resiko yang dilakukan secara
internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk sebagai
pembuat JSA di lingkungan proyek.

Tujuan, Sasaran dan Program


Tujuan dan Sasaran K3 perusahaan sudah ditetapkan oleh perusahaan untuk
penerapan SMK3 per-periode waktu setahun dengan Prosedur Tujuan, Sasaran
dan Program K3 No. SMK3-PRO-03.

Pemenuhan terhadap Persyaratan Hukum K3


Perusahaan telah menetapkan Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundangan
K3 No. SMK3-PRO-02 di mana di dalam Prosedur sudah menetapkan fungsi
yang akan mengadministrasikan, menyebarluaskan dan mengatur tentang
mekanisme bagaimana perusahaan melakukan identifikasi peraturan
perundangan yang relevan untuk kemudian perusahaan harus memperhatikan
dilakukan evaluasi pematuhannya.
Namun dalam identifikasi yang dilakukan masih ditemukan kekurangan seperti
belum diidentifikasinya Permenaker No. 08 Tahun 2010 dan Permenaker No. 08
Tahun 2020. Form yang digunakan hanya menginformasikan dan
mengadministrasikan peraturan perundangan atau persyaratan lain yang sudah
dimiliki dan teridentifikasi, namun terhadap evaluasi pemenuhan terhadap
masing-masing peraturan perundangan atau persyaratan lain tersebut belum
dilakukan. Sebagai pengadministrasian terhadap semua undang-undang atau
persyaratan hukum yang digunakan dan berhubungan langsung dengan bisnis
perusahaan, dibuatlah form daftar peraturan, perundangan dan persyaratan lain

3
K3 No. SMK3-PRO-02-01 di dalam form sudah diperuntukkan untuk
mengidentifikasi perundangan yang terkait dengan SMK3

3. PELAKSANAAN RENCANA K3

Direktur telah mengeluarkan SK penunjukan atas personil K3, dimana telah


diperjelas dalam SK terkait tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab yang
dijabarkan di dalam manual SMK3 hanya diperuntukkan bagi struktur dalam
jabatan SMK3, sedangkan untuk tanggung jawab setiap struktur jabatan di
perusahaan dijabarkan di dalam form Job Description yang dilampirkan dalam
lampiran 4 manual SMK3.

Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3) yang disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Prov. DKI Jakarta
No. 560/259/2020 pada tanggal 17 Mei 2020 yang diketuai oleh Direktur Utama
dan Sekretaris P2K3 telah memiliki Ahli K3 No. registrasi
1.6.603.2.150.18.1092147. dan telah memiliki Surat Keputusan Penunjukan yang
masih berlaku sampai dengan 03 Juni 2021.

Komunikasi, Konsultasi dan Partisipasi


Konsultasi pihak karyawan dengan perusahaan melalui safety meeting atau
bersamaan dengan rapat P2K3. Dalam prosedur diatur untuk partisipasi aktif
setiap karyawan terkait penerapan K3 di tiap bagian, salah satunya untuk
menginformasikan keadaan bahaya/darurat. Pelaksanaan komunikasi sudah
dilakukan baik untuk tamu, rekanan, karyawan baru. Induksi untuk tamu
dilakukan pada saat sebelum pelaksanaan pertemuan.

Manual SMK3
Perusahaan memiliki Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AAQP-SMK3-MANUAL), rev. 00 tanggal 12 Agustus 2019, sebagai
panduan dalam menerapkan Sistem Manajemen, Mutu, Lingkungan, OHSAS,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Manual tersebut berisi profil
perusahaan, visi, misi, kebijakan, tujuan sasaran, proses bisnis dan prinsip
sistem manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tinjauan
manajemen). Sedangkan untuk prosedur dan formulir (lampiran) tercantum,
dalam manual halaman 9 dan dibuatkan manual Job Description. Manual
disimpan di kantor dan dipastikan mudah didapat.

Pengendalian Dokumen
Perusahaan telah menetapkan prosedur pengendalian document No. SMK3-
PRO-07, rev.00 tanggal 12 Agustus 2019. SOP ini mencakup tahapan

4
pembuatan, perubahan, persetujuan dan distribusi dokumen. Dokumen
didistribusikan secara menyeluruh kepada setiap karyawan yang terkoneksi
melalui Local Area Network. Apabila terdapat perubahan Document Control akan
memberitahukan melalui email kepada seluruh karyawan.

Kotak P3K
Perusahaan dipastikan belum menyediakan kotak P3K pada area kantor dan
proyek, seharusnya perusahaan wajib menyediakan kotak P3K agar bila terjadi
kecelakaan berat maupun ringan dapat diberikan pertolongan pertama sebelum
dirujuk ke rumah sakit terdekat. Sesuai dengan (Permenaker 15/MEN/2008).

Penerimaan, Pelatihan Kesadaran dan Kompetensi

Terkait dengan kompetensi yang memerlukan lisensi K3, perusahaan tidak


memiliki peralatan dan tenaga kerja yang tugasnya harus dilengkapi dengan
lisensi atau SIO. Hal ini karena semua peralatan bantu kerja yang digunakan
merupakan peralatan sewa dari pihak lain sekaligus dengan tenaga operatornya.
Pastikan perusahaan juga mengharuskan vendor yang disewa peralatannya
untuk melengkapi operator-operator yang mengoperasikan peralatan tersebut
dilengkapi oleh SIO.

Pelaporan dan Penyelidikan Accident


Untuk pengaturan pelaporan dan investigasi terhadap insiden, perusahaan
menggunakan prosedur penanganan insiden dan kecelakaan No. SMK3-PRO-
22, sedangkan untuk pelaporan dan penyelidikan PAK digunakan prosedur
penyelidikan dan pelaporan PAK No. SMK3-PRO-21. Untuk kecelakaan kerja
dan insiden di dalam prosedur sudah membahas mekanisme bagaimana
pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah membahas mekanisme
bagaimana pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah dilampirkan
form-form yang harus digunakan, tetapi di dalam prosedur pelaporan dan
penyelidikan PAK tidak dapat dipastikan sudah membahas secara spesifik
bagaimana mekanisme untuk pembuatan laporan dan penyelidikannya.

Pengadaan Barang dan Jasa


Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan
mengacu pada Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09 dan
Prosedur Tinjauan Kontrak No. SMK3-PRO-08. Pastikan terhadap semua
permintaan barang dan jasa, memasukkan persyaratan K3 sebagai salah satu
parameternya, baik dalam pengadaan tersebut menggunakan surat perjanjian
maupun menggunakan media lain, seperti PO, email, atau surat menyurat
lainnya.

Sebagai pendukung kegiatan pengadaan barang atau jasa, perusahaan sudah


melakukan Kegiatan seleksi supplier dengan mekanisme awal menetapkan calon

5
supplier dengan menggunakan Daftar Calon Supplier No. SMK3-PRO-09-01,
kemudian melakukan seleksi supplier dengan menggunakan form Penetapan
dan Evaluasi Supplier No. SMK3-PRO-09-02 serta dengan melakukan evaluasi
kinerja dengan Form Seleksi dan Evaluasi subkon No. SMK3-PRO-09-03 di
dalam seleksi & evaluasi yang sudah dilakukan persyaratan K3 menjadi salah
satu parameter yang dilakukan penilaian dengan menggunakan lampiran Form
Daftar Periksa Aspek K3 pada Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09-
04.

Pengendalian Operasional

APD yang dibutuhkan untuk proses kerja di lapangan telah disiapkan dan
dibagikan pada saat akan melakukan aktifitas di area proyek, sebaiknya APD
yang disediakan dan digunakan oleh pekerja saat bekerja merupakan APD yang
sesuai dengan standar yang dipersyaratkan seperti SNI dan ANSI.
Pastikan tidak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD yang
dipersyaratkan. Sebaiknya APD yang disediakan dan digunakan oleh pekerja
saat bekerja merupakan APD sesuai dengan standar, baik standar Indonesia
maupun standar internasional, seperti SNI dan ANSI.

Perlu diperhatikan agar perusahaan mengharuskan semua peralatan yang


digunakan dari sewa telah disertifikasi dan diuji ulang sebagai pemenuhan
peraturan perundangan, serta harus dipastikan bahwa semua sertifikat &
pemeriksaan berkalanya dan uji ulang masih berlaku serta harus dipastikan
bahwa semua operator peralatan yang diharuskan memiliki SIO sudah
terlengkapi.

Persiapan Keadaan Darurat


Simulasi kondisi darurat untuk tahun 2020 sudah dijadwalkan pada bulan
November, simulasi terjadwal dalam Form No. SMK3-PRO-17-03. Perusahaan
harus memastikan program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dan bila dilakukan simulasi sekaligus evaluasinya dilakukan agar efektif. Evaluasi
yang harus dilakukan didasarkan terhadap skenario yang sudah ditetapkan serta
di dalam evaluasi sebaiknya memasukkan parameter waktu untuk penilaiannya.

Pada tim tanggap darurat juga sudah dibentuk regu first aid baik untuk yang
berada pada kantor pusat maupun untuk yang terdapat di proyek, regu bertugas
sebagai Tim P3K, namun terhadap tim yang ditetapkan sebagai tim P3K tidak
dapat dipastikan sudah mendapatkan pengesahan lisensi dari Dirjen Binawas.

4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3

Perusahaan melakukan kegiatan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja K3


melalui kegiatan inspeksi K3, pemantauan kondisi lingkungan kerja, pemantauan

6
kesehatan tenaga kerja, dan audit internal K3. Sebagai pelaksanaan inspeksi K3
digunakan Prosedur Inspeksi Tempat Kerja No. SMK3-PRO-20, pemantauan
lingkungan kerja digunakan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3
No. SMK3-PRO-19, dan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-
PRO-26 digunakan untuk panduan teknis pelaksanaan pemantauan kesehatan
pekerja, sedangkan audit internal K3 mengacu pada prosedur audit internal No.
SMK3-PRO-27.

Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan oleh petugas yang belum ditetapkan oleh perusahaan dan
tidak dapat dipastikan sudah mendapatkan pelatihan manajemen resiko sesuai
dengan yang dipersyaratkan. Checklist sudah disusun yaitu daftar periksa
inspeksi K3 No. Form SMK3-PRO-19-01, inspeksi yang sudah dilakukan untuk
kantor pusat perusahaan.
Objek dari inspeksi sudah dilakukan untuk tempat kerja dan cara kerja. Perlu
dilakukan pembuatan laporan hasil inspeksi secara komprehensif dan diserahkan
kepada ketua P2K3, dan dibahas pada rapat bulanan P2K3 jika diperlukan.

Terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan ketika pelaksanaan inspeksi


dilakukan, harus diperhatikan pelaksanaan tindak lanjut perbaikannya sesuai
dengan prosedur ketidaksesuaian tindakan perbaikan dan pencegahan
No.SMK3-PRO-23 serta dilakukan monitoring secara komprehensif agar semua
perbaikan yang dilakukan secara efektif.

Pemantauan lingkungan kerja


Untuk tahun 2019 perusahaan belum melakukan pemantauan lingkungan kerja,
namun penjadwalan atau rencana pelaksanaannya sudah dibuat dan
direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2020 ini dengan parameter yang
akan dipantau yaitu kualitas udara, pencahayaan dan kebisingan, sedangkan
untuk iklim kerja yang menjadi salah satu parameter yang ada pada aktifitas
perusahaan, harus dapat dipastikan pula agar direncanakan untuk dipantau.

Pemantauan Kesehatan
Dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta kemampuan fisik dari
tenaga kerja, perusahaan telah menyusun program untuk memberikan
pengobatan dan pelayanan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerjanya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan dengan menggunakan mekanisme
Program Pemerintah BPJS atau Program Perusahaan sendiri berupa
reimbursment. Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dapat berobat ke
semua rumah sakit yang ditunjuk oleh BPJS di daerah tempat tinggalnya, atau
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, untuk semua biaya yang timbul akibat

7
pengobatan penyakit yang diderita pekerja, dapat ditagihkan ke perusahaan
untuk digantikan, sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ada.

Perusahaan menetapkan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-


PRO-26 sebagai acuan kegiatan pemantauan kesehatan karyawan. Dalam
prosedur ditetapkan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun
sekali. Juga harus dilakukan identifikasi keadaan di mana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan. Terhadap pelaksanaannya sudah dilakukan
identifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan yaitu
dengan form identifikasi pelaksanaan medical checkup No. SMK3-PRO-26-01,
namun identifikasi bukan dilakukan oleh personal yang berkompeten karena
identifikasi dilakukan oleh anggota P2K3 bukan dokter yang ditetapkan.

Audit Internal K3
Untuk pelaksanaan audit internal digunakan prosedur audit internal No. SMK3-
PRO-27. Untuk tahun 2020 audit internal sudah dilakukan pada 14-16 Maret
2020 dengan sebelumnya ditetapkan dahulu jadual pelaksanaannya pada form
program audit internal SMK3 tahunan No. SMK3-PRO-27-01, tim auditor sudah
ditunjuk dengan surat penunjukan, terhadap semua team audit dapat dipastikan
sudah mengikuti pelatihan internal audit internal SMK3, namun pelatihan
dilakukan secara internal oleh konsultan SMK3 yang ditunjuk, sehingga terhadap
tim auditor belum ada yang sudah mengikuti pelatihan auditor internal SMK3
tersertifikasi Kemenaker RI.

5. TINJAUAN ULANG MANAJEMEN

Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen (RTM) mengacu pada Prosedur Tinjauan


Manajemen No. SMK3-PRO-28. Pelaksanaan RTM untuk tahun 2020 sudah
dilakukan pada tanggal 25 April 2020, setelah audit internal dilakukan. Agenda
yang dibahas sudah sesuai dengan Lampiran I PP Republik Indonesia No. 50
Tahun 2012, sebaliknya hasil RTM yang sudah diterapkan dilengkapi dengan
materi-materi pembahasan serta bukti terhadap pembahasan masing-masing
agenda acara tersebut.

Pada hasil RTM yang dilakukan sudah dihadiri oleh semua top manajemen
organisasi serta, hasil dari pelaksanaan RTM direkam di dalam form notulen
rapat tinjauan manajemen No. SMK3-PRO-28-02 terhadap hasil yang ada sudah
membahas masalah yang ada, keputusan yang diambil dilengkapi dengan PIC
dan tanggal terakhir penyelesaian tindaklanjut yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai