Anda di halaman 1dari 17

SOAL UJIAN PRAKTEK

SIMULASI AUDIT SMK3

PT. Aneka Jaya bergerak dibidang jasa konstruksi, beralamat di Jl. Merak Timur,
Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat memiliki tenaga kerja yang terdiri 50
karyawan tetap dan 55 karyawan kontrak, telah melakukan audit internal SMK3 oleh
tim auditor internal yang berjumlah 3 orang, dengan kategori tingkat lanjutan. Dalam
pelaksanaan audit ditemukan bukti-bukti yang tergambar dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 sebagai berikut :

1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3

PT Aneka Jaya telah menetapkan Kebijakan K3, kebijakan ditetapkan per tanggal 17
A
Desember 2021 oleh Direktur. Kebijakan sudah menyebutkan komitmen dan tujuan
utama penerapan SMK3 yang berkaitan dengan mematuhi ketentuan perundang-
Temuan
undangan K3, menghasilkan pekerjaan yang aman dengan melakukan
pencegahan cidera/kejadian/kecelakaan dan sakit akibat kerja, penyediaan
informasi, petunjuk, pelatihan, supervisi terkait sistem kerja yang aman dan
melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3. PP 50 th 2012 Dasar
pasal 7 ayat 1 bunyi pasal Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam hukum
Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh pengusaha. (TEMUAN SESUAI - KRITERIA Kriteria
1.1.1) Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal, ditandatangani oleh pengusaha atau dan
pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta komitmen terhadap peningkatan bunyi
K3. kiriteria

Perlu diperhatikan untuk melalui proses konsultasi dengan pihak perwakilan pekerja
pada saat penyusunan kebijakan K3 . PP 50 th 2012 pasal 7 ayat 2 huruf c bunyi pasal
Dalam menyusun kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha paling
sedikit harus: c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.1.2 - MINOR).
Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan
wakil tenaga kerja.

Untuk memastikan semua orang yang bekerja di area kerja memahami


kebijakan, seharusnya dilakukan beberapa pendekatan seperti induksi bagi
karyawan baru atau sub-kontraktor/supplier yang akan bekerja di area kegiatan
dan kebijakan tersebut dikomunikasikan melalui pemampangan di setiap area
kerja yang strategis dan disosialisasikan.(Temuan tidak sesuai kriteria1.1.3,
temuan minor) PP 50 tahun 2012 pasal 8, pasal 13

1
2. PERENCANAAN K3`

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPPR)


Kegiatan penerapan SMK3 juga diawali dengan menyusun identifikasi potensi
B bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dengan mengacu pada Prosedur
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko No. SMK3-PRO-01. Di
dalam prosedur sudah menetapkan pada skala mana resiko dapat diterima
(acceptable risk) seperti yang sudah ditetapkan di dalam form, hasilnya
dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko No. SMK3-PRO-
01-01 dan form pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02. (temuan sesuai
kriteria1.1.4) PP 50 tahun 2012 pasal 7 ayat 2
Untuk perancangan dan perancangan ulang, perusahaan menggunakan
Prosedur Pengendalian perencanaan K3 No. SMK3-PRO-12 sebagai panduan
teknis untuk pembuatan IBPPR atau JSA yang akan digunakan sebagai
perencanaannya. Meskipun demikian masih terdapat beberapa ketidaksesuaian
dalam menyusun IBPPR seperti penetapan pengendalian yang belum dilakukan
untuk semua proses kerja.
IBPPR untuk penanganan secara manual dan mekanis, terutama untuk B3 yang
terdapat aktifitasnya pada perusahaan, sudah ditetapkan panduan teknis untuk
penerapannya yaitu instruksi kerja pengangkatan manual No. SMK3-IK-01.
PP 50 th 2012 Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan: a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan d. Sumber
daya yang dimiliki
(TEMUAN SESUAI – KRETERIA .2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang-
kurangnya berdasarkan tinjauan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian,
pengendalian risiko, dan peraturan perundang-undangan serta informasi K3 lain
baik dari dalam maupun luar perusahaan

Semua pekerja yang ditunjuk sebagai tim pembuatan IBPPR tidak dapat
dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen resiko yang dilakukan secara
internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk sebagai
pembuat JSA di lingkungan proyek.
. PP 50 th 2012 Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada
pasal 10 Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memiliki: a. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan b.
kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.

(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRETERIA 2.3.1-MINOR)Terdapat prosedur yang


terdokumentasi untuk mengidentifikasi, memperoleh, memelihara dan memahami
peraturan perundangan-undangan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan
lain yang relevan dibidang K3 untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan
6.7

2
Dalam melakukan pengendalian resiko yang sudah teridentifikasi pada form
pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02 dilakukan dengan langkah
pengendalian yang ditetapkan dengan berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian
yang ada namun pada pengendalian sudah ditetapkan baru diperuntukkan untuk
aktifitas pekerjaan di kantor sedangkan pengendalian untuk aktifitas pekerjaan di
proyek belum ditetapkan, seperti pengendalian untuk aktifitas proses pembuatan
Direksi Kit dan pembuatan pembatas/pagar Kawasan Wisata. . PP 50 th 2012 dalam
menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pasal 11 Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf f, dilaksanakan
berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko.
huruf g dan huruf h dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi,
dan analisa kecelakaan.

(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRETERIA MINOR) 3.1.1 Prosedur yang


terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko yang dilakukan pada tahap perancangan dan modifikasi

C Tujuan, Sasaran dan Program


Tujuan dan Sasaran K3 perusahaan sudah ditetapkan oleh perusahaan untuk
penerapan SMK3 per-periode waktu setahun dengan Prosedur Tujuan, Sasaran
dan Program K3 No. SMK3-PRO-03. Sebagai media mencapai tujuan dan
sasaran yang sudah ditetapkan,
PP NO 50 Tahun2012
Pasal 7 (1) Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh pengusaha
LAMPIRAN 1. Hurup A. Penetapan kebijakan K3. Poin 2, Penetapan kebijakan
K3 harus: c. secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3;
Sesuai kriteria 1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal,
ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus, secara jelas menyatakan tujuan
dan sasaran K3 serta komitmen terhadap peningkatan K3.

perusahaan menetapkan juga sasaran dan program K3 yang ditetapkan sudah


menetapkan pertanggung-jawabannya serta waktu pencapaiannya.
PP 50 TH 2012 pasa 9 Ayat 4 Pengusaha dalam menyusun rencana K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina
K3, wakil pekerja/buruh, dan pihak lain yang terkait di perusahaan.
TIDAK SESUAI KRITERIA 1.1.2 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau
pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja.
Untuk tahun 2021 perusahaan juga sudah menetapkan Sasaran dan Program
Kerja SMK3 secara komprehensif yang disesuaikan dengan resiko terhadap
potensi bahaya yang sudah teridentifikasi di dalam form action plan program K3
No. SMK3-PRO-03-02 dan pemantauannya dilakukan pada form SMK3-PRO-03-
03.
PP NO 50 TH 2012 Pasal 14 ayat 1 Pengusaha wajib melakukan pemantauan
dan evaluasi kinerja K3

3
D Pemenuhan terhadap Persyaratan Hukum K3
Perusahaan telah menetapkan Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundangan K3
No. SMK3-PRO-02 di mana di dalam Prosedur sudah menetapkan fungsi yang akan
mengadministrasikan, menyebarluaskan dan mengatur tentang mekanisme
bagaimana perusahaan melakukan identifikasi peraturan perundangan yang relevan
untuk kemudian perusahaan harus memperhatikan dilakukan evaluasi
pematuhannya. PP 50 TH 2012 dalam menyusun rencana K3 sebagaimana
dimaksud pasal 2 Penerapan SMK3 bertujuan untuk: a. meningkatkan
efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi; b. mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta c.
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas. (TEMUAN SESUAI-KTRETERIA-MINOR) 1.4.3 Perusahaan telah
membentuk P2K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan 1.4.4 Ketua
P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus 1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah
ahli K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan 1.4.6 P2K3
menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur
mengendalikan risiko 1.4.7 Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga kerja 1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan secara
teratur dan hasilnya disebarluaskan di tempat kerja 1.4.9 P2K3 melaporkan
kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan perundang-undangan

AK3 (Safety Officer) bertanggung jawab terhadap identifikasi peraturan


perundang-undangan yang terkait dengan perusahaan yang dalam
implementasinya pada formulir daftar peraturan perundangan K3 Nomor SMK3-
PRO-02-01. Dalam implementasinya perusahaan telah menetapkan dan
memelihara peraturan perundang-undangan, standard, dan pedoman teknis K3
yang relevan dalam peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 No.
SMK3-PRO-02-01, namun dalam identifikasi yang dilakukan masih ditemukan
kekurangan seperti belum diidentifikasinya Permenaker No. 08 Tahun 2010 dan
Permenaker No. 08 Tahun 2021. Form yang digunakan hanya menginformasikan
dan mengadministrasikan peraturan perundangan atau persyaratan lain yang
sudah dimiliki dan teridentifikasi, namun terhadap evaluasi pemenuhan terhadap
masing-masing peraturan perundangan atau persyaratan lain tersebut belum
dilakukan. Sebagai pengadministrasian terhadap semua undang-undang atau
persyaratan hukum yang digunakan dan berhubungan langsung dengan bisnis
perusahaan, dibuatlah form daftar peraturan, perundangan dan persyaratan lain
K3 No. SMK3-PRO-02-01 di dalam form sudah diperuntukkan untuk
mengidentifikasi perundangan yang terkait dengan SMK3, perlu diperhatikan
untuk melengkapi form tersebut dengan semua perundang-undangan atau
persyaratan lain yang dipunyai oleh perusahaan dan berhubungan dengan K3

4
serta dilakukan update secara bertahap sesuai dengan peraturan K3 yang
terbaru.

3. PELAKSANAAN RENCANA K3

Tugas dan tanggung jawab untuk pelaksanaan penerapan SMK3 sudah


E
ditetapkan di dalam manual SMK3 No. SMK3-Manual-01. Tanggung jawab yang
dijabarkan di dalam manual SMK3 hanya diperuntukkan bagi struktur dalam
jabatan SMK3, sedangkan untuk tanggung jawab setiap struktur jabatan di
perusahaan dijabarkan di dalam form Job Description yang dilampirkan dalam
lampiran 4 manual SMK3.

Sebagai pemenuhan pelaksanaan penerapan SMK3 berdasarkan PP No.50


Tahun 2012 perusahaan telah menetapkan struktur P2K3 yang berkedudukan di
Kantor Pusat sedangkan untuk setiap project perusahaan menetapkan struktur
kepanjangan dari P2K3 di pusat, sebagai pengawas K3 pelaksana aktifitas di
area proyek, pengawasan K3 proyek di bawah kendali sekretaris P2K3.

Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3) yang disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Prov. DKI Jakarta
No. 560/259/2021 pada tanggal 17 Mei 2021 yang diketuai oleh Direktur Utama
dan Sekretaris P2K3 telah memiliki Ahli K3 No. registrasi
1.6.603.2.150.18.1092147. dan telah memiliki Surat Keputusan Penunjukan yang
masih berlaku sampai dengan 03 Juni 2021.( temuan sesuai kriteria 1.4.3
lampiran 2 PP 50 tahun 2012)

Sesuai peraturan, maka telah diadakan rapat P2K3 yang dihadiri oleh Top
Manajemen dan beberapa orang anggotanya (berbagai bidang kerja) yang
membahas semua permasalahan yang berkaitan dengan K3 di perusahaan serta
cara penyelesaiannya melalui program P2K3 yang telah dibuat. Namun demikian
hasil rapat tersebut belum dapat dipastikan disebarluaskan di semua tempat
kerja dan laporan rapat P2K3 triwulan belum dilaporkan kepada Kepala Dinas
Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta.( TEMUAN TIDAK SESUAI KRITERIA 1.4.8 dan
1.4.9 MINOR. PP 50 tahun 2012 pasal 13 ayat 2)

F Komunikasi, Konsultasi dan Partisipasi


Perusahaan telah memiliki prosedur komunikasi, konsultasi dan partisipasi no.
dokumen (SMK3-PRO-05) rev. 00, tanggal 12 Agustus 2019 baik dengan internal
maupun eksternal perusahaan sebagai panduan dalam pencapaian masalah K3
hingga penyelesaiannya dan penyebarluasan informasi K3. (temuan sesuai
kriteria 2.4.1 PP 50 tahun 2012 Pasal 13 ayat 3)

5
Konsultasi pihak karyawan dengan perusahaan melalui safety meeting atau
bersamaan dengan rapat P2K3. Dalam prosedur diatur untuk partisipasi aktif
setiap karyawan terkait penerapan K3 di tiap bagian, salah satunya untuk
menginformasikan keadaan bahaya/darurat. Pelaksanaan komunikasi sudah
dilakukan baik untuk tamu, rekanan, karyawan baru. Induksi untuk tamu
dilakukan pada saat sebelum pelaksanaan pertemuan. Sarana yang digunakan
antara lain melalui email, briefing, papan informasi. Media komunikasi dengan
pihak eksternal pelaksanaannya diantaranya melalui bulan K3, poster K3, safety
talk. Briefing untuk tamu/pengunjung dilakukan oleh perusahaan melalui safety
induction. Rekaman kegiatan konsultasi dicantumkan dalam formulir risalah rapat
P2K3/Konsultasi K3 dan formulir daftar hadir K3

G Manual SMK3
Perusahaan memiliki Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AAQP-SMK3-MANUAL), rev. 00 tanggal 12 Agustus 2019, sebagai
panduan dalam menerapkan Sistem Manajemen, Mutu, Lingkungan, OHSAS,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Manual tersebut berisi profil
perusahaan, visi, misi, kebijakan, tujuan sasaran, proses bisnis dan prinsip
sistem manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tinjauan
manajemen). Sedangkan untuk prosedur dan formulir (lampiran) tercantum,
dalam manual halaman 9 dan dibuatkan manual Job Description. Manual
disimpan di kantor dan dipastikan mudah didapat.( Temuan sesuai kriteria 2.2.1
dan 2.2.3 sesuai PP No 50 tahun 2012 Pasal 1 ayat 1)

H Pengendalian Dokumen
Perusahaan telah menetapkan prosedur pengendalian document No. SMK3-
PRO-07, rev.00 tanggal 12 Agustus 2019. SOP ini mencakup tahapan
pembuatan, perubahan, persetujuan dan distribusi dokumen. Dokumen
didistribusikan secara menyeluruh kepada setiap karyawan yang terkoneksi
melalui Local Area Network. Apabila terdapat perubahan Document Control akan
memberitahukan melalui email kepada seluruh karyawan. Dalam hal perubahan
dokumen yang dicetak oleh personel ditetapkan sebagai uncontrolled copy.
Perusahaan telah menetapkan dokumen yang bersifat rahasia, antara lain MCU.
Perusahaan telah menetapkan daftar induk dokumen melalui form List of
Company Procedurs yang di dalamnya termasuk dokumen K3. ( Temuan sesuai
kriteria 4.1.1, 4.1.2, 4.1.3, dan 4.1.4 sesuai PP No 50 tahun 2012 Pasal 7 dan
pasal 8)

6
I
Kotak P3K
Perusahaan dipastikan belum menyediakan kotak P3K pada area kantor dan proyek,
seharusnya perusahaan wajib menyediakan kotak P3K agar bila terjadi kecelakaan berat
maupun ringan dapat diberikan pertolongan pertama sebelum dirujuk ke rumah sakit
terdekat.. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 6.7.7 -
MAYOR). Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan
darurat telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau standar dan dinilai oleh
petugas yang berkompeten dan berwenang. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA
6.8.1 MAYOR) Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa sistem
P3K yang ada memenuhi peraturan perundang- undangan, standar dan pedoman teknis.
(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 6.8.2 MAYOR) Petugas P3K telah dilatih
dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan - Permenaker 15 Tahun 2008
Pasal 2, Pasal 8.

J Penerimaan, Pelatihan Kesadaran dan Kompetensi


Perusahaan menggunakan panduan teknis prosedur rekrutmen No. SMK3-PRO-
04, Sebagai dasar semua penerimaan pekerja yang berada pada lingkungan
perusahaan, di dalam prosedur sudah mempersyaratkan persyaratan kesehatan
bagi semua tenaga kerja baru yang akan diterima pada perusahaan. Untuk tahun
2019 perusahaan belum melakukan penerimaan pekerja. (TEMUAN SESUAI-
KRITERIA - 6.3.1) Persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan kesehatan
diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.
(PER.02/MEN/1980) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
menyelenggarakan keselamatan kerja. PP No.50 Tahun 2012 Pasal 10 ayat 2 Pengusahan
dalam melaksanakan rencana K3 di dukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,
Prasarana dan sarana

Perusahaan sudah menetapkan prosedur kompetensi dan pelatihan K3 No.


SMK3-PRO-05 sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelatihan. Setiap
awal tahun dilakukan kegiatan identifikasi standar kompetensi personil dan
kebutuhan pelatihan terkait K3. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 12.1.3) Jenis
pelatihan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk
pengendalain potensi bahaya. Hasilnya dituangkan ke dalam form analisa
kebutuhan pegawai (TNA) No. SMK3-PRO-05-02. . (TEMUAN SESUAI KRITERIA -
12.1.1) Analisa kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan peraturan perundang – undangan
telah dilakukan Dari hasil identifikasi disusunlah Program Pelatihan Karyawan No.
SMK3-PRO-05-04. Sejak dilakukan audit, perusahaan sudah menetapkan
program pelatihan tahun 2021 terkait aspek K3, di mana penyusunan dilakukan

7
pada tanggal 10 Juni 2021. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 12.1.2) Rencana pelatihan
K3 bagi semua tingkatan telah disusun.PP. Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 14 Ayat 5 :Hasil
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagamana dimaksud pada ayat 2 digunakan untuk
melakukan tindakan perbaikan.

Terkait dengan kompetensi yang memerlukan lisensi K3, perusahaan tidak


memiliki peralatan dan tenaga kerja yang tugasnya harus dilengkapi dengan
lisensi atau SIO. (Temuan tidak sesuai Hal ini karena semua peralatan bantu
kerja yang digunakan merupakan peralatan sewa dari pihak lain sekaligus
dengan tenaga operatornya. ( Temuan ketidak sesuaian Kriteria 12.5.1, Major).
Pastikan perusahaan juga mengharuskan vendor yang disewa peralatannya
untuk melengkapi operator- operator yang mengoperasikan peralatan tersebut
dilengkapi oleh SIO.

K Pelaporan dan Penyelidikan Accident


Untuk pengaturan pelaporan dan investigasi terhadap insiden, perusahaan
menggunakan prosedur penanganan insiden dan kecelakaan No. SMK3-PRO-
22, sedangkan untuk pelaporan dan penyelidikan PAK digunakan prosedur
penyelidikan dan pelaporan PAK No. SMK3-PRO-21. Untuk kecelakaan kerja
dan insiden di dalam prosedur sudah membahas mekanisme bagaimana
pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah membahas mekanisme
bagaimana pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah dilampirkan
form-form yang harus digunakan, tetapi di dalam prosedur pelaporan dan
penyelidikan PAK tidak dapat dipastikan sudah membahas secara spesifik
bagaimana mekanisme untuk pembuatan laporan dan penyelidikannya, ,
( Temuan ketidak sesuaian Kriteria 7.4.1 , Minor ) PP Nomor 50 Tahun 2012 Ayat 2
Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit meliputi: a. tindakan pengendalian,
b. perancangan ( design ) , c. prosedur dan intruksi kerja, d. penyerahan sebagain pelaksanaan
pekerjaan, pembelian / pengadaan barang & jasa, f. produk akhir, g. upaya menghadapi keadaan
darurat kecelakaan dan bencana industry, h. rencana dan pemulihan keadaan darurat
terutama untuk tim yang akan membuat laporan dan melakukan penyelidikan
PAK di mana baru anggota P2K3 belum personel yang berkompeten atau Dokter
yang ditunjuk sebagai ketua tim pelaporan dan penyelidikan. (Temuan ketidak
sesuaian Kriteria 7.4.3 , Minor ) PP Nomor 50 tahun 2012 Pasal 10 Ayat 3 : Sumber daya
manusiasebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus memiliki : a. Kompetensi kerja yang
dibuktikan dengan sertifikat. b. kewenanagan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat ijin
kerja /operasi dan/atau surat penujukkan dari instansi yang berwenang.

Pengadaan Barang dan Jasa


Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan
mengacu pada Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09 dan
Prosedur Tinjauan Kontrak No. SMK3-PRO-08. Di dalam prosedur sudah
memasukkan persyaratan K3 dalam permintaan pengadaan barang dan jasa.

8
(TEMUAN SESUAI KRITERIA - 5.1.1) terdapat prosedur yang terdokumentasi
yang dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lainnya yang
relevan dan K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli Untuk tahun
2019 perusahaan sudah melakukan pengadaan barang dan jasa, di dalam
Purchase Order No. SMK3-PRO-09-05, yang ditetapkan sebagai media
permintaan pengadaan barang atau jasa khususnya untuk pengadaan peralatan
fire protection (APAR) dengan PO No. 02/PO/XI/2019 tertanggal 29-12-2019
yang akan digunakan di area Kantor Pusat. ( TEMUAN SESUAI KRITERIA -
5.4.2) terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penulusuran produk yang
telah terjual jika terdapat potensi masalah K3 didalam penggunaannya.Pastikan
terhadap semua permintaan barang dan jasa, memasukkan persyaratan K3
sebagai salah satu parameternya, baik dalam pengadaan tersebut menggunakan
surat perjanjian maupun menggunakan media lain, seperti PO, email, atau surat
menyurat lainnya.

Sebagai pendukung kegiatan pengadaan barang atau jasa, perusahaan sudah


melakukan Kegiatan seleksi supplier dengan mekanisme awal menetapkan calon
supplier dengan menggunakan Daftar Calon Supplier No. SMK3-PRO-09-01,
kemudian melakukan seleksi supplier dengan menggunakan form Penetapan
dan Evaluasi Supplier No. SMK3-PRO-09-02 serta dengan melakukan evaluasi
kinerja dengan Form Seleksi dan Evaluasi subkon No. SMK3-PRO-09-03 di
dalam seleksi & evaluasi yang sudah dilakukan persyaratan K3 menjadi salah
satu parameter yang dilakukan penilaian dengan menggunakan lampiran Form
Daftar Periksa Aspek K3 pada Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09-
04. .( TEMUAN SESUAI KRITERIA - 5.1.5) persyaratan K3 dievaluasi dan
menjadi pertimbangan dalam seleksi pembelian.

9
L Pengendalian Operasional
Audit SMK3 untuk penerapan aktifitas di lapangan, tidak dilakukan karena baru
proses persiapan belum terdapat kegiatan yang berjalan.

Perusahaan sudah memperhatikan untuk memberikan informasi panduan cara


kerja yang aman terhadap semua aktifitas yang dilakukan kepada para pekerja,
dalam bentuk instruksi-instruksi maupun pedoman bekerja yang memperhatikan
aspek K3. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 2.4.1) informasi yang dibutuhkan
mengenai kegiatan K3 disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga
kerja, yamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok
Pastikan panduan yang ditetapkan disimpan atau dipasang di tiap stasiun tempat
bekerja. Secara umum panduan-panduan yang ditetapkan untuk pelaksanaan hal
tersebut, dalam bentuk dokumen level 3 atau instruksi kerja. IK yang sudah
ditetapkan tersebut antara lain : IK pengawasan dan kerja aman No. SMK3-IK-
06, IK konstruksi di bawah tanah, IK perancah dan lainnya. (TEMUAN SESUAI
KRITERIA - 2.4.1) informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja, yamu, kontraktor,
pelanggan dan pemasok
APD yang dibutuhkan untuk proses kerja di lapangan telah disiapkan dan
dibagikan pada saat akan melakukan aktifitas di area proyek, sebaiknya APD
yang disediakan dan digunakan oleh pekerja saat bekerja merupakan APD yang
sesuai dengan standar yang dipersyaratkan seperti SNI dan ANSI. (TEMUAN
TIDAK SESUAI KRITERIA – 3.2.3 - MAYOR) kontrak ditinjau ulang untuk
menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan
Pastikan tidak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD yang
dipersyaratkan. ( TEMUAN TIDAK SESUAI KRITERIA 6.2.1 – MAYOR) Dilakukan
pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan
mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan Sebaiknya APD
yang disediakan dan digunakan oleh pekerja saat bekerja merupakan APD
sesuai dengan standar, baik standar Indonesia maupun standar internasional,
seperti SNI dan ANSI. (TEMUAN TIDAK SESUAI KRITERIA 6.1.7 – MAYOR)
Alat Pelindung Diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan layak pakai

Perlu diperhatikan agar perusahaan mengharuskan semua peralatan yang


digunakan dari sewa telah disertifikasi dan diuji ulang sebagai pemenuhan
peraturan perundangan, serta harus dipastikan bahwa semua sertifikat &
pemeriksaan berkalanya dan uji ulang masih berlaku serta harus dipastikan
bahwa semua operator peralatan yang diharuskan memiliki SIO sudah
terlengkapi. (TEMUAN TIDAK SESUAI KRITERIA – 1.2.2 - MAYOR) penunjukan
penanggung jawab K3 harus sesuai peraturan perundang-undangan.

Untuk beberapa peralatan atau alat bantu kerja yang dimiliki perusahaan sudah
menetapkan pelaksanaan pengendaliannya agar semua alat dan peralatan yang

10
dimiliki dalam kondisi siap untuk digunakan, pelaksanaan pengendalian dengan
menggunakan form tabel peralatan kerja form No. SMK3-PRO-16-01 untuk
inventaris peralatan, form jadual perawatan, peralatan kerja No. SMK3-PRO-16-
02 untuk media perencanaan perawatan, form checklist perawatan peralatan No.
SMK3-PRO-16-03 untuk media bantu pengawasan dan form permintaan
servis/perbaikan No. SMK3-PRO-16-04 untuk pengendalian permintaan dan
serah terima pekerjaan perbaikan. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 6.5.1)
penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan
mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta persyaratan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang releva

Pastikan ditempatkan rambu-rambu K3 yang memadai sebagai peringatan yang


menginformasikan hal-hal berbahaya yang terdapat di areal kerja, hal sama juga
belum ditetapkan secara memadai untuk rambu peringatan menggunakan APD
tertentu sesuai dengan potensi bahaya sudah teridentifikasi seperti penggunaan
APD helmet, sepatu, reflektor dan lain-lain. (TEMUAN SESUAI KRITERIA -
6.4.4) Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman
teknis.

M Persiapan Keadaan Darurat


Untuk mengantisipasi kondisi keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi
sewaktu-waktu, perusahaan sudah menetapkan prosedur kesiagaan dan
tanggap darurat No. SMK3-PRO-17 sebagai acuan.
(TEMUAN SESUAI - KRITERIA 6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur
keadaan darurat berdasarkan hasil identifikasi dan diuji serta ditinjau secara rutin
oleh petugas yang berkompeten dan berwenang)

Potensi-potensi keadaan darurat sudah diidentifikasi mencakup kebakaran,


gempa bumi, huru hara dan banjir juga sudah disusun dengan menggunakan
form Identifikasi Potensi Keadaan Darurat No. SMK3-PRO-17-01, seharusnya
dapat dipastikan sudah dilakukan sosialisasinya pedoman cara menghadapi
masing-masing keadaan tersebut jika terjadi, yang dituangkan dalam dokumen
petunjuk kerja yang dilampirkan pada Prosedur tersebut sebagai panduan teknis
(skenario) penanganan masing-masing keadaan darurat yang sudah
diidentifikasi, dan untuk prosedur pemulihan kondisi darurat yang ada dalam
SMK3-PRO-18. (TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 6.7.1 MINOR Keadaan
darurat yang potensial di dalam dan/atau di luar tempat kerja telah diidentifikasi
dan prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan dan diinformasikan agar
diketahui oleh seluruh orang yang ada di tempat kerja.)

Simulasi kondisi darurat untuk tahun 2021 sudah dijadwalkan pada bulan
November, simulasi terjadwal dalam Form No. SMK3-PRO-17-03. Perusahaan
harus memastikan program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

11
dan bila dilakukan simulasi sekaligus evaluasinya dilakukan agar efektif. Evaluasi
yang harus dilakukan didasarkan terhadap skenario yang sudah ditetapkan serta
di dalam evaluasi sebaiknya memasukkan parameter waktu untuk penilaiannya.

Perusahaan juga sudah membentuk struktur penanggung jawab untuk keadaan


darurat. Semua anggota tim tidak dapat dipastikan sudah diberikan pelatihan
oleh lembaga yang kompeten seperti Pemadam kebakaran daerah pelatihan
hanya dilakukan secara internal, serta terhadap semua anggota tim tanggap
darurat sebaiknya diberi tanda khusus baik untuk tim yang berada di kantor pusat
maupun tim yang berada di proyek. TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 6.7.3
MINOR Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur
keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.) (TEMUAN TIDAK SESUAI –
KRITERIA 1.2.5 MINOR Petugas yang bertanggung jawab untuk penanganan
keadaan darurat telah ditetapkan dan mendapatkan pelatihan Petugas yang
bertanggung jawab untuk penanganan keadaan darurat telah ditetapkan dan
mendapatkan pelatihan)

Nomor-nomor telpon penting yang dapat dihubungi bila keadaan darurat terjadi
sudah dibuat dan diletakkan pada areal kerja. untuk dilakukan sosialisasinya dan
untuk memandu evakuasi jika terjadi keadaan darurat, pada areal kantor pusat
perusahaan dapat dipastikan sudah dibuat Layout jalur evakuasi, penetapan titik
berkumpul yang aman, serta pastikan terdapat emergency lamp bila terdapat
perkerjaan di malam hari. (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 6.7.5
Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat diperlihatkan
secara jelas dan menyolok serta diketahui oleh seluruh tenaga kerja di
perusahaan.)

Pada tim tanggap darurat juga sudah dibentuk regu first aid baik untuk yang
berada pada kantor pusat maupun untuk yang terdapat di proyek, regu bertugas
sebagai Tim P3K, namun terhadap tim yang ditetapkan sebagai tim P3K tidak
dapat dipastikan sudah mendapatkan pengesahan lisensi dari Dirjen Binawas.
(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA MAYOR 6.8.2 Petugas P3K telah dilatih
dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan-undangan Selain itu,
perusahaan hanya menyediakan kotak-kotak P3K di lokasi kantor pusat saja,
sedangkan untuk area proyek kotak P3K belum disediakan. (TEMUAN TIDAK
SESUAI – KRITERIA MINOR 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan
menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-
undangan, standar dan pedoman teknis. Isi kotak P3K yang disediakan pastikan
jumlah dan item isinya disesuaikan dengan ketentuan Lampiran 2
Permenakertrans No. 15/MEN/VIII/2008 tentangn P3K di Tempat Kerja.
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K
dan menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-

12
undangan, standar dan pedoman teknis) SESUAI Lampiran I UU N0 50 Tahun
2012 Nomor 7 huruf a. penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah
yang cukup dan sesuai sampai mendapatkan pertolongan mediK)

4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3

N Perusahaan melakukan kegiatan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja K3


melalui kegiatan inspeksi K3, pemantauan kondisi lingkungan kerja, pemantauan
kesehatan tenaga kerja, dan audit internal K3. PP No 50 Tahun 2012 Pasal 13
ayat (3) huruf f Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan. (TEMUAN
SESUAI – KRITERIA 7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara
kerja dilaksanakan secara teratur) Sebagai pelaksanaan inspeksi K3 digunakan
Prosedur Inspeksi Tempat Kerja No. SMK3-PRO-20, pemantauan lingkungan
kerja digunakan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3 No. SMK3-
PRO-19, dan Prosedur Pemantauan Kesehatan (PERMENAKER 02/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja. Pegawai No. SMK3-PRO-26 digunakan untuk panduan teknis
pelaksanaan pemantauan kesehatan pekerja, sedangkan audit internal K3
mengacu pada prosedur audit internal No. SMK3-PRO-27. . PP No 50 Tahun
2012 Pasal 14 ayat (1). (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 11.1.1 Audit internal
SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan
perencanaan dan untuk menentukan efektifitas kegiatan tersebut)

O Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan oleh petugas yang belum ditetapkan oleh perusahaan dan
tidak dapat dipastikan sudah mendapatkan pelatihan manajemen resiko sesuai
dengan yang dipersyaratkan. (TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 11.1.2
MINOR udit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen,
berkompeten dan berwenang.)Checklist sudah disusun yaitu daftar periksa
inspeksi K3 No. Form SMK3-PRO-19-01, inspeksi yang sudah dilakukan untuk
kantor pusat perusahaan.
Objek dari inspeksi sudah dilakukan untuk tempat kerja dan cara kerja. Perlu
dilakukan pembuatan laporan hasil inspeksi secara komprehensif dan diserahkan
kepada ketua P2K3, dan dibahas pada rapat bulanan P2K3 jika diperlukan.
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA 11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal
dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk
menentukan efektifitas kegiatan tersebut.)
Terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan ketika pelaksanaan inspeksi
dilakukan, harus diperhatikan pelaksanaan tindak lanjut perbaikannya sesuai

13
dengan prosedur ketidaksesuaian tindakan perbaikan dan pencegahan
No.SMK3-PRO-23 serta dilakukan monitoring secara komprehensif agar semua
perbaikan yang dilakukan secara efektif. (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 11.1.3
Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan petugas lain
yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya tindakan
perbaikan.)

P Pemantauan lingkungan kerja


Untuk tahun 2019 perusahaan belum melakukan pemantauan lingkungan kerja,
namun penjadwalan atau rencana pelaksanaannya sudah dibuat dan
direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2021 ini dengan parameter yang
akan dipantau yaitu kualitas udara, pencahayaan dan kebisingan, (UU NO 50
Tahun 2012 Pasal 14 ayat (1) Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 7.2.1
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan
hasilnya didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk penilaian dan
pengendalian risiko.) sedangkan untuk iklim kerja yang menjadi salah satu
parameter yang ada pada aktifitas perusahaan, harus dapat dipastikan pula agar
direncanakan untuk dipantau. (TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 7.2.2
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologi,
ergonomi dan psikologi.)

Q Pemantauan Kesehatan
Dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta kemampuan fisik dari
tenaga kerja, perusahaan telah menyusun program untuk memberikan
pengobatan dan pelayanan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerjanya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan dengan menggunakan mekanisme
Program Pemerintah BPJS atau Program Perusahaan sendiri berupa
reimbursment. Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dapat berobat ke
semua rumah sakit yang ditunjuk oleh BPJS di daerah tempat tinggalnya, atau
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, untuk semua biaya yang timbul akibat
pengobatan penyakit yang diderita pekerja, dapat ditagihkan ke perusahaan
untuk digantikan, sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ada

PP 50 tahun 2012 Pasal 7 ayat 4 Perusahaan menyediakan pelayanan


kesehatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan.

(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 7.4.4. MINOR). Perusahaan


menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan.

14
Permenaker No. 3 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Pasal 4
(1) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Kerja dapat :
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter
atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.
Perusahaan menetapkan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-
PRO-26 sebagai acuan kegiatan pemantauan kesehatan karyawan. Dalam
prosedur ditetapkan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun
sekali. Juga harus dilakukan identifikasi keadaan di mana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan. Terhadap pelaksanaannya sudah dilakukan
identifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan yaitu
dengan form identifikasi pelaksanaan medical checkup No. SMK3-PRO-26-01,
namun identifikasi bukan dilakukan oleh personal yang berkompeten karena
identifikasi dilakukan oleh anggota P2K3 bukan dokter yang ditetapkan.

R Audit Internal K3
Untuk pelaksanaan audit internal digunakan prosedur audit internal No. SMK3-
PRO-27. Untuk tahun 2021 audit internal sudah dilakukan pada 14-16 Maret
2021 dengan sebelumnya ditetapkan dahulu jadual pelaksanaannya pada form
program audit internal SMK3 tahunan No. SMK3-PRO-27-01, tim auditor sudah
ditunjuk dengan surat penunjukan, terhadap semua team audit dapat dipastikan
sudah mengikuti pelatihan internal audit internal SMK3, namun pelatihan
dilakukan secara internal oleh konsultan SMK3 yang ditunjuk, sehingga terhadap
tim auditor belum ada yang sudah mengikuti pelatihan auditor internal SMK3
tersertifikasi Kemenaker RI.
PP 50 Pasal tahun 2012 Pasal 10 ayat ayat 3 a. Kompetensi kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat
Kriteria
.(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.2.2 - MINOR) penunjukan penanggung jawab
dan
K3 harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
bunyi
kiriteria
Tim sudah membuat perencanaan audit (audit plan) sebelum audit dimulai yaitu
form jadual pelaksanaan audit internal SMK3 No. SMK3-PRO-27-02, namun
terhadap audit plan yang dibuat belum dilengkapi dengan klausul-klausul audit
yang akan dilakukan pada setiap bagian objek audit.
PP 50 Pasal tahun 2012 Pasal 13 ayat ayat 3 d. Hasil identifikasi penilaian, dan Dasar
pengendalian resiko Hukum

.(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 2.1.3 – MINOR) rencana strategi k3 sekurang Kriteria
kurangnya berdasarkan tinjauan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
bunyi
15 kiriteria
pengendalian resiko, dan peraturan perundang-undangan serta informasi k3 lain
baik dari dalam maupun luar perusahaan.

Setelah pelaksanaab audit tim sudah membuat temuan hasil audit dalam laporan
ketidaksesuaian audit (LKA) form. No. SMK3-PRO-27-05, semua temuan
ketidaksesuaian yang ada sudah terkorelasikan dengan standar 166 PP 50
Tahun 2012. Hal yang harus menjadi perhatian adalah pemahaman terhadap
kriteria yang sesuai dengan PP 50.

5. PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3 (TINJAUAN


MANAJEMEN)

S Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen (RTM) mengacu pada Prosedur Tinjauan


Manajemen No. SMK3-PRO-28. Pelaksanaan RTM untuk tahun 2021 sudah
dilakukan pada tanggal 25 April 2021, setelah audit internal dilakukan. Agenda
yang dibahas sudah sesuai dengan Lampiran I PP Republik Indonesia No. 50
Tahun 2012, sebaliknya hasil RTM yang sudah diterapkan dilengkapi dengan
materi-materi pembahasan serta bukti terhadap pembahasan masing-masing
agenda acara tersebut.

Pada hasil RTM yang dilakukan sudah dihadiri oleh semua top manajemen
organisasi serta, hasil dari pelaksanaan RTM direkam di dalam form notulen
rapat tinjauan manajemen No. SMK3-PRO-28-02 terhadap hasil yang ada sudah
membahas masalah yang ada, keputusan yang diambil dilengkapi dengan PIC
dan tanggal terakhir penyelesaian tindaklanjut yang harus dilakukan.

pp 50 th 2012 pasal 7 ayat 2 c memperhatikan masukan dari pekerja/buruh


dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.1.2. – MINOR) Kebijakan disusun oleh Kriteria
pengusaha dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil dan
tenaga kerja. bunyi
kiriteria

=================== SELAMAT MENGERJAKAN ===================

16
SOAL :
1. Setiap peserta mencari temuan audit dari kondisi penerapan K3 pada perusahaan berikut
dan tentukan kriterianya. Buka File: 1 Soal simulasi audit panjang 2021 Rev (11)
2. Buat laporan audit internal SMK3 pada tingkat lanjutan sesuai dengan PP No. 50 tahun
2012 (kriteria yang lain yang tidak terdapat di soal boleh diasumsikan telah sesuai
Buka File: 2 laporan audit smk3 (11)

Petunjuk Pengerjaan Soal Nomor 1 :

a. Baca setiap temuan pada soal dengan teliti, tentukan temuannya, baik temuan sudah
sesuai dengan mewarnai biru dan temuan tidak sesuai dengan mewarnai merah.
(Pengerjaan seperti contoh pada huruf A paragraph 1)
b. Tentukan kriteria yang relevan dengan temuan audit (ditulis dengan huruf warna
ungu) dan dasar hukum lengkap pasal dan bunyi pasal.
c. Pada temuan yang tidak sesuai, tentukan kategori temuan kritikal atau mayor atau
minor.

Petunjuk Pengerjaan Soal Nomor 2 :

Untuk mengerjakan soal nomor 2 silakan menggunakan format laporan pada file : 2 laporan
audit smk3

HASIL JAWABAN DAN LAPORAN AUDIT DIKIRIM EMAIL :


laporanauditsmk3@gmail.com Buka file: 3 Email Laporan Audit (11)

17

Anda mungkin juga menyukai