PT. Aneka Jaya bergerak dibidang jasa konstruksi, beralamat di Jl. Merak Timur,
Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat memiliki tenaga kerja yang terdiri 50
karyawan tetap dan 55 karyawan kontrak, telah melakukan audit internal SMK3 oleh
tim auditor internal yang berjumlah 3 orang, dengan kategori tingkat lanjutan. Dalam
pelaksanaan audit ditemukan bukti-bukti yang tergambar dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 sebagai berikut :
1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3
PT Aneka Jaya telah menetapkan Kebijakan K3, kebijakan ditetapkan per tanggal 17
A
Desember 2021 oleh Direktur. Kebijakan sudah menyebutkan komitmen dan tujuan
utama penerapan SMK3 yang berkaitan dengan mematuhi ketentuan perundang-
Temuan
undangan K3, menghasilkan pekerjaan yang aman dengan melakukan
pencegahan cidera/kejadian/kecelakaan dan sakit akibat kerja, penyediaan
informasi, petunjuk, pelatihan, supervisi terkait sistem kerja yang aman dan
melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3. PP 50 th 2012 Dasar
pasal 7 ayat 1 bunyi pasal Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam hukum
Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh pengusaha. (TEMUAN SESUAI - KRITERIA Kriteria
1.1.1) Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal, ditandatangani oleh pengusaha atau dan
pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta komitmen terhadap peningkatan bunyi
K3. kiriteria
Perlu diperhatikan untuk melalui proses konsultasi dengan pihak perwakilan pekerja
pada saat penyusunan kebijakan K3 . PP 50 th 2012 pasal 7 ayat 2 huruf c bunyi pasal
Dalam menyusun kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha paling
sedikit harus: c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.1.2 - MINOR).
Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan
wakil tenaga kerja.
1
2. PERENCANAAN K3`
Semua pekerja yang ditunjuk sebagai tim pembuatan IBPPR tidak dapat
dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen resiko yang dilakukan secara
internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk sebagai
pembuat JSA di lingkungan proyek.
. PP 50 th 2012 Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada
pasal 10 Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memiliki: a. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan b.
kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.
2
Dalam melakukan pengendalian resiko yang sudah teridentifikasi pada form
pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02 dilakukan dengan langkah
pengendalian yang ditetapkan dengan berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian
yang ada namun pada pengendalian sudah ditetapkan baru diperuntukkan untuk
aktifitas pekerjaan di kantor sedangkan pengendalian untuk aktifitas pekerjaan di
proyek belum ditetapkan, seperti pengendalian untuk aktifitas proses pembuatan
Direksi Kit dan pembuatan pembatas/pagar Kawasan Wisata. . PP 50 th 2012 dalam
menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pasal 11 Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf f, dilaksanakan
berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko.
huruf g dan huruf h dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi,
dan analisa kecelakaan.
3
D Pemenuhan terhadap Persyaratan Hukum K3
Perusahaan telah menetapkan Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundangan K3
No. SMK3-PRO-02 di mana di dalam Prosedur sudah menetapkan fungsi yang akan
mengadministrasikan, menyebarluaskan dan mengatur tentang mekanisme
bagaimana perusahaan melakukan identifikasi peraturan perundangan yang relevan
untuk kemudian perusahaan harus memperhatikan dilakukan evaluasi
pematuhannya. PP 50 TH 2012 dalam menyusun rencana K3 sebagaimana
dimaksud pasal 2 Penerapan SMK3 bertujuan untuk: a. meningkatkan
efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi; b. mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta c.
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas. (TEMUAN SESUAI-KTRETERIA-MINOR) 1.4.3 Perusahaan telah
membentuk P2K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan 1.4.4 Ketua
P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus 1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah
ahli K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan 1.4.6 P2K3
menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur
mengendalikan risiko 1.4.7 Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga kerja 1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan secara
teratur dan hasilnya disebarluaskan di tempat kerja 1.4.9 P2K3 melaporkan
kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4
serta dilakukan update secara bertahap sesuai dengan peraturan K3 yang
terbaru.
3. PELAKSANAAN RENCANA K3
Sesuai peraturan, maka telah diadakan rapat P2K3 yang dihadiri oleh Top
Manajemen dan beberapa orang anggotanya (berbagai bidang kerja) yang
membahas semua permasalahan yang berkaitan dengan K3 di perusahaan serta
cara penyelesaiannya melalui program P2K3 yang telah dibuat. Namun demikian
hasil rapat tersebut belum dapat dipastikan disebarluaskan di semua tempat
kerja dan laporan rapat P2K3 triwulan belum dilaporkan kepada Kepala Dinas
Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta.( TEMUAN TIDAK SESUAI KRITERIA 1.4.8 dan
1.4.9 MINOR. PP 50 tahun 2012 pasal 13 ayat 2)
5
Konsultasi pihak karyawan dengan perusahaan melalui safety meeting atau
bersamaan dengan rapat P2K3. Dalam prosedur diatur untuk partisipasi aktif
setiap karyawan terkait penerapan K3 di tiap bagian, salah satunya untuk
menginformasikan keadaan bahaya/darurat. Pelaksanaan komunikasi sudah
dilakukan baik untuk tamu, rekanan, karyawan baru. Induksi untuk tamu
dilakukan pada saat sebelum pelaksanaan pertemuan. Sarana yang digunakan
antara lain melalui email, briefing, papan informasi. Media komunikasi dengan
pihak eksternal pelaksanaannya diantaranya melalui bulan K3, poster K3, safety
talk. Briefing untuk tamu/pengunjung dilakukan oleh perusahaan melalui safety
induction. Rekaman kegiatan konsultasi dicantumkan dalam formulir risalah rapat
P2K3/Konsultasi K3 dan formulir daftar hadir K3
G Manual SMK3
Perusahaan memiliki Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AAQP-SMK3-MANUAL), rev. 00 tanggal 12 Agustus 2019, sebagai
panduan dalam menerapkan Sistem Manajemen, Mutu, Lingkungan, OHSAS,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Manual tersebut berisi profil
perusahaan, visi, misi, kebijakan, tujuan sasaran, proses bisnis dan prinsip
sistem manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tinjauan
manajemen). Sedangkan untuk prosedur dan formulir (lampiran) tercantum,
dalam manual halaman 9 dan dibuatkan manual Job Description. Manual
disimpan di kantor dan dipastikan mudah didapat.( Temuan sesuai kriteria 2.2.1
dan 2.2.3 sesuai PP No 50 tahun 2012 Pasal 1 ayat 1)
H Pengendalian Dokumen
Perusahaan telah menetapkan prosedur pengendalian document No. SMK3-
PRO-07, rev.00 tanggal 12 Agustus 2019. SOP ini mencakup tahapan
pembuatan, perubahan, persetujuan dan distribusi dokumen. Dokumen
didistribusikan secara menyeluruh kepada setiap karyawan yang terkoneksi
melalui Local Area Network. Apabila terdapat perubahan Document Control akan
memberitahukan melalui email kepada seluruh karyawan. Dalam hal perubahan
dokumen yang dicetak oleh personel ditetapkan sebagai uncontrolled copy.
Perusahaan telah menetapkan dokumen yang bersifat rahasia, antara lain MCU.
Perusahaan telah menetapkan daftar induk dokumen melalui form List of
Company Procedurs yang di dalamnya termasuk dokumen K3. ( Temuan sesuai
kriteria 4.1.1, 4.1.2, 4.1.3, dan 4.1.4 sesuai PP No 50 tahun 2012 Pasal 7 dan
pasal 8)
6
I
Kotak P3K
Perusahaan dipastikan belum menyediakan kotak P3K pada area kantor dan proyek,
seharusnya perusahaan wajib menyediakan kotak P3K agar bila terjadi kecelakaan berat
maupun ringan dapat diberikan pertolongan pertama sebelum dirujuk ke rumah sakit
terdekat.. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 6.7.7 -
MAYOR). Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan
darurat telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau standar dan dinilai oleh
petugas yang berkompeten dan berwenang. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA
6.8.1 MAYOR) Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa sistem
P3K yang ada memenuhi peraturan perundang- undangan, standar dan pedoman teknis.
(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 6.8.2 MAYOR) Petugas P3K telah dilatih
dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan - Permenaker 15 Tahun 2008
Pasal 2, Pasal 8.
7
pada tanggal 10 Juni 2021. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 12.1.2) Rencana pelatihan
K3 bagi semua tingkatan telah disusun.PP. Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 14 Ayat 5 :Hasil
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagamana dimaksud pada ayat 2 digunakan untuk
melakukan tindakan perbaikan.
8
(TEMUAN SESUAI KRITERIA - 5.1.1) terdapat prosedur yang terdokumentasi
yang dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lainnya yang
relevan dan K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli Untuk tahun
2019 perusahaan sudah melakukan pengadaan barang dan jasa, di dalam
Purchase Order No. SMK3-PRO-09-05, yang ditetapkan sebagai media
permintaan pengadaan barang atau jasa khususnya untuk pengadaan peralatan
fire protection (APAR) dengan PO No. 02/PO/XI/2019 tertanggal 29-12-2019
yang akan digunakan di area Kantor Pusat. ( TEMUAN SESUAI KRITERIA -
5.4.2) terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penulusuran produk yang
telah terjual jika terdapat potensi masalah K3 didalam penggunaannya.Pastikan
terhadap semua permintaan barang dan jasa, memasukkan persyaratan K3
sebagai salah satu parameternya, baik dalam pengadaan tersebut menggunakan
surat perjanjian maupun menggunakan media lain, seperti PO, email, atau surat
menyurat lainnya.
9
L Pengendalian Operasional
Audit SMK3 untuk penerapan aktifitas di lapangan, tidak dilakukan karena baru
proses persiapan belum terdapat kegiatan yang berjalan.
Untuk beberapa peralatan atau alat bantu kerja yang dimiliki perusahaan sudah
menetapkan pelaksanaan pengendaliannya agar semua alat dan peralatan yang
10
dimiliki dalam kondisi siap untuk digunakan, pelaksanaan pengendalian dengan
menggunakan form tabel peralatan kerja form No. SMK3-PRO-16-01 untuk
inventaris peralatan, form jadual perawatan, peralatan kerja No. SMK3-PRO-16-
02 untuk media perencanaan perawatan, form checklist perawatan peralatan No.
SMK3-PRO-16-03 untuk media bantu pengawasan dan form permintaan
servis/perbaikan No. SMK3-PRO-16-04 untuk pengendalian permintaan dan
serah terima pekerjaan perbaikan. (TEMUAN SESUAI KRITERIA - 6.5.1)
penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan
mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta persyaratan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang releva
Simulasi kondisi darurat untuk tahun 2021 sudah dijadwalkan pada bulan
November, simulasi terjadwal dalam Form No. SMK3-PRO-17-03. Perusahaan
harus memastikan program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
11
dan bila dilakukan simulasi sekaligus evaluasinya dilakukan agar efektif. Evaluasi
yang harus dilakukan didasarkan terhadap skenario yang sudah ditetapkan serta
di dalam evaluasi sebaiknya memasukkan parameter waktu untuk penilaiannya.
Nomor-nomor telpon penting yang dapat dihubungi bila keadaan darurat terjadi
sudah dibuat dan diletakkan pada areal kerja. untuk dilakukan sosialisasinya dan
untuk memandu evakuasi jika terjadi keadaan darurat, pada areal kantor pusat
perusahaan dapat dipastikan sudah dibuat Layout jalur evakuasi, penetapan titik
berkumpul yang aman, serta pastikan terdapat emergency lamp bila terdapat
perkerjaan di malam hari. (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 6.7.5
Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat diperlihatkan
secara jelas dan menyolok serta diketahui oleh seluruh tenaga kerja di
perusahaan.)
Pada tim tanggap darurat juga sudah dibentuk regu first aid baik untuk yang
berada pada kantor pusat maupun untuk yang terdapat di proyek, regu bertugas
sebagai Tim P3K, namun terhadap tim yang ditetapkan sebagai tim P3K tidak
dapat dipastikan sudah mendapatkan pengesahan lisensi dari Dirjen Binawas.
(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA MAYOR 6.8.2 Petugas P3K telah dilatih
dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan-undangan Selain itu,
perusahaan hanya menyediakan kotak-kotak P3K di lokasi kantor pusat saja,
sedangkan untuk area proyek kotak P3K belum disediakan. (TEMUAN TIDAK
SESUAI – KRITERIA MINOR 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan
menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-
undangan, standar dan pedoman teknis. Isi kotak P3K yang disediakan pastikan
jumlah dan item isinya disesuaikan dengan ketentuan Lampiran 2
Permenakertrans No. 15/MEN/VIII/2008 tentangn P3K di Tempat Kerja.
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K
dan menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-
12
undangan, standar dan pedoman teknis) SESUAI Lampiran I UU N0 50 Tahun
2012 Nomor 7 huruf a. penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah
yang cukup dan sesuai sampai mendapatkan pertolongan mediK)
O Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan oleh petugas yang belum ditetapkan oleh perusahaan dan
tidak dapat dipastikan sudah mendapatkan pelatihan manajemen resiko sesuai
dengan yang dipersyaratkan. (TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA 11.1.2
MINOR udit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen,
berkompeten dan berwenang.)Checklist sudah disusun yaitu daftar periksa
inspeksi K3 No. Form SMK3-PRO-19-01, inspeksi yang sudah dilakukan untuk
kantor pusat perusahaan.
Objek dari inspeksi sudah dilakukan untuk tempat kerja dan cara kerja. Perlu
dilakukan pembuatan laporan hasil inspeksi secara komprehensif dan diserahkan
kepada ketua P2K3, dan dibahas pada rapat bulanan P2K3 jika diperlukan.
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA 11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal
dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk
menentukan efektifitas kegiatan tersebut.)
Terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan ketika pelaksanaan inspeksi
dilakukan, harus diperhatikan pelaksanaan tindak lanjut perbaikannya sesuai
13
dengan prosedur ketidaksesuaian tindakan perbaikan dan pencegahan
No.SMK3-PRO-23 serta dilakukan monitoring secara komprehensif agar semua
perbaikan yang dilakukan secara efektif. (TEMUAN SESUAI – KRITERIA 11.1.3
Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan petugas lain
yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya tindakan
perbaikan.)
Q Pemantauan Kesehatan
Dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta kemampuan fisik dari
tenaga kerja, perusahaan telah menyusun program untuk memberikan
pengobatan dan pelayanan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerjanya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan dengan menggunakan mekanisme
Program Pemerintah BPJS atau Program Perusahaan sendiri berupa
reimbursment. Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dapat berobat ke
semua rumah sakit yang ditunjuk oleh BPJS di daerah tempat tinggalnya, atau
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, untuk semua biaya yang timbul akibat
pengobatan penyakit yang diderita pekerja, dapat ditagihkan ke perusahaan
untuk digantikan, sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ada
14
Permenaker No. 3 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Pasal 4
(1) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Kerja dapat :
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter
atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.
Perusahaan menetapkan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-
PRO-26 sebagai acuan kegiatan pemantauan kesehatan karyawan. Dalam
prosedur ditetapkan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun
sekali. Juga harus dilakukan identifikasi keadaan di mana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan. Terhadap pelaksanaannya sudah dilakukan
identifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan yaitu
dengan form identifikasi pelaksanaan medical checkup No. SMK3-PRO-26-01,
namun identifikasi bukan dilakukan oleh personal yang berkompeten karena
identifikasi dilakukan oleh anggota P2K3 bukan dokter yang ditetapkan.
R Audit Internal K3
Untuk pelaksanaan audit internal digunakan prosedur audit internal No. SMK3-
PRO-27. Untuk tahun 2021 audit internal sudah dilakukan pada 14-16 Maret
2021 dengan sebelumnya ditetapkan dahulu jadual pelaksanaannya pada form
program audit internal SMK3 tahunan No. SMK3-PRO-27-01, tim auditor sudah
ditunjuk dengan surat penunjukan, terhadap semua team audit dapat dipastikan
sudah mengikuti pelatihan internal audit internal SMK3, namun pelatihan
dilakukan secara internal oleh konsultan SMK3 yang ditunjuk, sehingga terhadap
tim auditor belum ada yang sudah mengikuti pelatihan auditor internal SMK3
tersertifikasi Kemenaker RI.
PP 50 Pasal tahun 2012 Pasal 10 ayat ayat 3 a. Kompetensi kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat
Kriteria
.(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.2.2 - MINOR) penunjukan penanggung jawab
dan
K3 harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
bunyi
kiriteria
Tim sudah membuat perencanaan audit (audit plan) sebelum audit dimulai yaitu
form jadual pelaksanaan audit internal SMK3 No. SMK3-PRO-27-02, namun
terhadap audit plan yang dibuat belum dilengkapi dengan klausul-klausul audit
yang akan dilakukan pada setiap bagian objek audit.
PP 50 Pasal tahun 2012 Pasal 13 ayat ayat 3 d. Hasil identifikasi penilaian, dan Dasar
pengendalian resiko Hukum
.(TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 2.1.3 – MINOR) rencana strategi k3 sekurang Kriteria
kurangnya berdasarkan tinjauan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
bunyi
15 kiriteria
pengendalian resiko, dan peraturan perundang-undangan serta informasi k3 lain
baik dari dalam maupun luar perusahaan.
Setelah pelaksanaab audit tim sudah membuat temuan hasil audit dalam laporan
ketidaksesuaian audit (LKA) form. No. SMK3-PRO-27-05, semua temuan
ketidaksesuaian yang ada sudah terkorelasikan dengan standar 166 PP 50
Tahun 2012. Hal yang harus menjadi perhatian adalah pemahaman terhadap
kriteria yang sesuai dengan PP 50.
Pada hasil RTM yang dilakukan sudah dihadiri oleh semua top manajemen
organisasi serta, hasil dari pelaksanaan RTM direkam di dalam form notulen
rapat tinjauan manajemen No. SMK3-PRO-28-02 terhadap hasil yang ada sudah
membahas masalah yang ada, keputusan yang diambil dilengkapi dengan PIC
dan tanggal terakhir penyelesaian tindaklanjut yang harus dilakukan.
16
SOAL :
1. Setiap peserta mencari temuan audit dari kondisi penerapan K3 pada perusahaan berikut
dan tentukan kriterianya. Buka File: 1 Soal simulasi audit panjang 2021 Rev (11)
2. Buat laporan audit internal SMK3 pada tingkat lanjutan sesuai dengan PP No. 50 tahun
2012 (kriteria yang lain yang tidak terdapat di soal boleh diasumsikan telah sesuai
Buka File: 2 laporan audit smk3 (11)
a. Baca setiap temuan pada soal dengan teliti, tentukan temuannya, baik temuan sudah
sesuai dengan mewarnai biru dan temuan tidak sesuai dengan mewarnai merah.
(Pengerjaan seperti contoh pada huruf A paragraph 1)
b. Tentukan kriteria yang relevan dengan temuan audit (ditulis dengan huruf warna
ungu) dan dasar hukum lengkap pasal dan bunyi pasal.
c. Pada temuan yang tidak sesuai, tentukan kategori temuan kritikal atau mayor atau
minor.
Untuk mengerjakan soal nomor 2 silakan menggunakan format laporan pada file : 2 laporan
audit smk3
17