Anda di halaman 1dari 14

SOAL UJIAN PRAKTEK

SIMULASI AUDIT SMK3

PT. Aneka Jaya bergerak dibidang jasa konstruksi, beralamat di Jl. Merak Timur,
Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat memiliki tenaga kerja yang terdiri 50
karyawan tetap dan 55 karyawan kontrak, telah melakukan audit internal SMK3 oleh
tim auditor internal yang berjumlah 3 orang, dengan kategori tingkat lanjutan. Dalam
pelaksanaan audit ditemukan bukti-bukti yang tergambar dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 sebagai berikut :

1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3

PT Aneka Jaya telah menetapkan Kebijakan K3, kebijakan ditetapkan per tanggal 17
A
Desember 2021 oleh Direktur. Kebijakan sudah menyebutkan komitmen dan tujuan
utama penerapan SMK3 yang berkaitan dengan mematuhx`i ketentuan
Temuan
perundang-undangan K3, menghasilkan pekerjaan yang aman dengan
melakukan pencegahan cidera/kejadian/kecelakaan dan sakit akibat kerja,
penyediaan informasi, petunjuk, pelatihan, supervisi terkait sistem kerja yang
aman dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3. PP 50 Dasar
th 2012 pasal 7 ayat 1 bunyi pasal Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud hukum
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh pengusaha. (TEMUAN SESUAI - Kriteria
KRITERIA 1.1.1) Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal, ditandatangani oleh dan
pengusaha atau pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta komitmen bunyi
terhadap peningkatan K3. kiriteria

Perlu diperhatikan untuk melalui proses konsultasi dengan pihak perwakilan pekerja
pada saat penyusunan kebijakan K3 . PP 50 th 2012 pasal 7 ayat 2 huruf c bunyi pasal
Dalam menyusun kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha paling
sedikit harus: c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh. (TEMUAN TIDAK SESUAI - KRITERIA 1.1.2 - MAYOR).
Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan
wakil tenaga kerja.

Untuk memastikan semua orang yang bekerja di area kerja memahami


kebijakan, seharusnya dilakukan beberapa pendekatan seperti induksi bagi
karyawan baru atau sub-kontraktor/supplier yang akan bekerja di area kegiatan
dan kebijakan tersebut dikomunikasikan melalui pemampangan di setiap area
kerja yang strategis dan disosialisasikan.

2. PERENCANAAN K3

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPPR)


Kegiatan penerapan SMK3 juga diawali dengan menyusun identifikasi potensi
B bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dengan mengacu pada Prosedur

1
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko No. SMK3-PRO-01. Di
dalam prosedur sudah menetapkan pada skala mana resiko dapat diterima
(acceptable risk) seperti yang sudah ditetapkan di dalam form, hasilnya
dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko No. SMK3-PRO-
01-01 dan form pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02.
Untuk perancangan dan perancangan ulang, perusahaan menggunakan
Prosedur Pengendalian perencanaan K3 No. SMK3-PRO-12 sebagai panduan
teknis untuk pembuatan IBPPR atau JSA yang akan digunakan sebagai
perencanaannya. Meskipun demikian masih terdapat beberapa ketidaksesuaian
dalam menyusun IBPPR seperti penetapan pengendalian yang belum dilakukan
untuk semua proses kerja.
IBPPR untuk penanganan secara manual dan mekanis, terutama untuk B3 yang
terdapat aktifitasnya pada perusahaan, sudah ditetapkan panduan teknis untuk
penerapannya yaitu instruksi kerja pengangkatan manual No. SMK3-IK-01.
Semua pekerja yang ditunjuk sebagai tim pembuatan IBPPR tidak dapat
dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen resiko yang dilakukan secara
internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk sebagai
pembuat JSA di lingkungan proyek.
Dalam melakukan pengendalian resiko yang sudah teridentifikasi pada form
pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02 dilakukan dengan langkah
pengendalian yang ditetapkan dengan berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian
yang ada namun pada pengendalian sudah ditetapkan baru diperuntukkan untuk
aktifitas pekerjaan di kantor sedangkan pengendalian untuk aktifitas pekerjaan di
proyek belum ditetapkan, seperti pengendalian untuk aktifitas proses pembuatan
Direksi Kit dan pembuatan pembatas/pagar Kawasan Wisata.

C Tujuan, Sasaran dan Program


Tujuan dan Sasaran K3 perusahaan sudah ditetapkan oleh perusahaan untuk
penerapan SMK3 per-periode waktu setahun dengan Prosedur Tujuan, Sasaran
dan Program K3 No. SMK3-PRO-03. Sebagai media mencapai tujuan dan
sasaran yang sudah ditetapkan, perusahaan menetapkan juga sasaran dan
program K3 yang ditetapkan sudah menetapkan pertanggung-jawabannya serta
waktu pencapaiannya. Untuk tahun 2021 perusahaan juga sudah menetapkan
Sasaran dan Program Kerja SMK3 secara komprehensif yang disesuaikan
dengan resiko terhadap potensi bahaya yang sudah teridentifikasi di dalam form
action plan program K3 No. SMK3-PRO-03-02 dan pemantauannya dilakukan
pada form SMK3-PRO-03-03.

D Pemenuhan terhadap Persyaratan Hukum K3


Perusahaan telah menetapkan Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundangan
K3 No. SMK3-PRO-02 di mana di dalam Prosedur sudah menetapkan fungsi
yang akan mengadministrasikan, menyebarluaskan dan mengatur tentang

2
mekanisme bagaimana perusahaan melakukan identifikasi peraturan
perundangan yang relevan untuk kemudian perusahaan harus memperhatikan
dilakukan evaluasi pematuhannya.
AK3 (Safety Officer) bertanggung jawab terhadap identifikasi peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan perusahaan yang dalam
implementasinya pada formulir daftar peraturan perundangan K3 Nomor SMK3-
PRO-02-01. Dalam implementasinya perusahaan telah menetapkan dan
memelihara peraturan perundang-undangan, standard, dan pedoman teknis K3
yang relevan dalam peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 No.
SMK3-PRO-02-01, namun dalam identifikasi yang dilakukan masih ditemukan
kekurangan seperti belum diidentifikasinya Permenaker No. 08 Tahun 2010 dan
Permenaker No. 08 Tahun 2021. Form yang digunakan hanya menginformasikan
dan mengadministrasikan peraturan perundangan atau persyaratan lain yang
sudah dimiliki dan teridentifikasi, namun terhadap evaluasi pemenuhan terhadap
masing-masing peraturan perundangan atau persyaratan lain tersebut belum
dilakukan. Sebagai pengadministrasian terhadap semua undang-undang atau
persyaratan hukum yang digunakan dan berhubungan langsung dengan bisnis
perusahaan, dibuatlah form daftar peraturan, perundangan dan persyaratan lain
K3 No. SMK3-PRO-02-01 di dalam form sudah diperuntukkan untuk
mengidentifikasi perundangan yang terkait dengan SMK3, perlu diperhatikan
untuk melengkapi form tersebut dengan semua perundang-undangan atau
persyaratan lain yang dipunyai oleh perusahaan dan berhubungan dengan K3
serta dilakukan update secara bertahap sesuai dengan peraturan K3 yang
terbaru.

3. PELAKSANAAN RENCANA K3

Tugas dan tanggung jawab untuk pelaksanaan penerapan SMK3 sudah


E
ditetapkan di dalam manual SMK3 No. SMK3-Manual-01. Tanggung jawab yang
dijabarkan di dalam manual SMK3 hanya diperuntukkan bagi struktur dalam
jabatan SMK3, sedangkan untuk tanggung jawab setiap struktur jabatan di
perusahaan dijabarkan di dalam form Job Description yang dilampirkan dalam
lampiran 4 manual SMK3.

Sebagai pemenuhan pelaksanaan penerapan SMK3 berdasarkan PP No.50


Tahun 2012 perusahaan telah menetapkan struktur P2K3 yang berkedudukan di
Kantor Pusat sedangkan untuk setiap project perusahaan menetapkan struktur
kepanjangan dari P2K3 di pusat, sebagai pengawas K3 pelaksana aktifitas di
area proyek, pengawasan K3 proyek di bawah kendali sekretaris P2K3.

Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3) yang disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Prov. DKI Jakarta

3
No. 560/259/2021 pada tanggal 17 Mei 2021 yang diketuai oleh Direktur Utama
dan Sekretaris P2K3 telah memiliki Ahli K3 No. registrasi
1.6.603.2.150.18.1092147. dan telah memiliki Surat Keputusan Penunjukan yang
masih berlaku sampai dengan 03 Juni 2021.

Sesuai peraturan, maka telah diadakan rapat P2K3 yang dihadiri oleh Top
Manajemen dan beberapa orang anggotanya (berbagai bidang kerja) yang
membahas semua permasalahan yang berkaitan dengan K3 di perusahaan serta
cara penyelesaiannya melalui program P2K3 yang telah dibuat. Namun demikian
hasil rapat tersebut belum dapat dipastikan disebarluaskan di semua tempat
kerja dan laporan rapat P2K3 triwulan belum dilaporkan kepada Kepala Dinas
Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta.

F Komunikasi, Konsultasi dan Partisipasi


Perusahaan telah memiliki prosedur komunikasi, konsultasi dan partisipasi no.
dokumen (SMK3-PRO-05) rev. 00, tanggal 12 Agustus 2019 baik dengan internal
maupun eksternal perusahaan sebagai panduan dalam pencapaian masalah K3
hingga penyelesaiannya dan penyebarluasan informasi K3. Konsultasi pihak
karyawan dengan perusahaan melalui safety meeting atau bersamaan dengan
rapat P2K3. Dalam prosedur diatur untuk partisipasi aktif setiap karyawan terkait
penerapan K3 di tiap bagian, salah satunya untuk menginformasikan keadaan
bahaya/darurat. Pelaksanaan komunikasi sudah dilakukan baik untuk tamu,
rekanan, karyawan baru. Induksi untuk tamu dilakukan pada saat sebelum
pelaksanaan pertemuan. Sarana yang digunakan antara lain melalui email,
briefing, papan informasi. Media komunikasi dengan pihak eksternal
pelaksanaannya diantaranya melalui bulan K3, poster K3, safety talk. Briefing
untuk tamu/pengunjung dilakukan oleh perusahaan melalui safety induction.
Rekaman kegiatan konsultasi dicantumkan dalam formulir risalah rapat
P2K3/Konsultasi K3 dan formulir daftar hadir K3.

G Manual SMK3
Perusahaan memiliki Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AAQP-SMK3-MANUAL), rev. 00 tanggal 12 Agustus 2019, sebagai
panduan dalam menerapkan Sistem Manajemen, Mutu, Lingkungan, OHSAS,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Manual tersebut berisi profil
perusahaan, visi, misi, kebijakan, tujuan sasaran, proses bisnis dan prinsip
sistem manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tinjauan
manajemen). Sedangkan untuk prosedur dan formulir (lampiran) tercantum,
dalam manual halaman 9 dan dibuatkan manual Job Description. Manual
disimpan di kantor dan dipastikan mudah didapat.

H Pengendalian Dokumen

4
Perusahaan telah menetapkan prosedur pengendalian document No. SMK3-
PRO-07, rev.00 tanggal 12 Agustus 2019. SOP ini mencakup tahapan
pembuatan, perubahan, persetujuan dan distribusi dokumen. Dokumen
didistribusikan secara menyeluruh kepada setiap karyawan yang terkoneksi
melalui Local Area Network. Apabila terdapat perubahan Document Control akan
memberitahukan melalui email kepada seluruh karyawan. Dalam hal perubahan
dokumen yang dicetak oleh personel ditetapkan sebagai uncontrolled copy.
Perusahaan telah menetapkan dokumen yang bersifat rahasia, antara lain MCU.
Perusahaan telah menetapkan daftar induk dokumen melalui form List of
Company Procedurs yang di dalamnya termasuk dokumen K3.

I Kotak P3K
Perusahaan dipastikan belum menyediakan kotak P3K pada area kantor dan
proyek, seharusnya perusahaan wajib menyediakan kotak P3K agar bila terjadi
kecelakaan berat maupun ringan dapat diberikan pertolongan pertama sebelum
dirujuk ke rumah sakit terdekat.

J Penerimaan, Pelatihan Kesadaran dan Kompetensi


Perusahaan menggunakan panduan teknis prosedur rekrutmen No. SMK3-PRO-
04, Sebagai dasar semua penerimaan pekerja yang berada pada lingkungan
perusahaan, di dalam prosedur sudah mempersyaratkan persyaratan kesehatan
bagi semua tenaga kerja baru yang akan diterima pada perusahaan. Untuk tahun
2019 perusahaan belum melakukan penerimaan pekerja.

Perusahaan sudah menetapkan prosedur kompetensi dan pelatihan K3 No.


SMK3-PRO-05 sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelatihan. Setiap
awal tahun dilakukan kegiatan identifikasi standar kompetensi personil dan
kebutuhan pelatihan terkait K3. Hasilnya dituangkan ke dalam form analisa
kebutuhan pegawai (TNA) No. SMK3-PRO-05-02. Dari hasil identifikasi
disusunlah Program Pelatihan Karyawan No. SMK3-PRO-05-04. Sejak dilakukan
audit, perusahaan sudah menetapkan program pelatihan tahun 2021 terkait
aspek K3, di mana penyusunan dilakukan pada tanggal 10 Juni 2021.

Terkait dengan kompetensi yang memerlukan lisensi K3, perusahaan tidak


memiliki peralatan dan tenaga kerja yang tugasnya harus dilengkapi dengan
lisensi atau SIO. Hal ini karena semua peralatan bantu kerja yang digunakan
merupakan peralatan sewa dari pihak lain sekaligus dengan tenaga operatornya.
Pastikan perusahaan juga mengharuskan vendor yang disewa peralatannya
untuk melengkapi operator-operator yang mengoperasikan peralatan tersebut
dilengkapi oleh SIO.

K Pelaporan dan Penyelidikan Accident

5
Untuk pengaturan pelaporan dan investigasi terhadap insiden, perusahaan
menggunakan prosedur penanganan insiden dan kecelakaan No. SMK3-PRO-
22, sedangkan untuk pelaporan dan penyelidikan PAK digunakan prosedur
penyelidikan dan pelaporan PAK No. SMK3-PRO-21. Untuk kecelakaan kerja
dan insiden di dalam prosedur sudah membahas mekanisme bagaimana
pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah membahas mekanisme
bagaimana pembuatan laporan dan penyelidikannya termasuk sudah dilampirkan
form-form yang harus digunakan, tetapi di dalam prosedur pelaporan dan
penyelidikan PAK tidak dapat dipastikan sudah membahas secara spesifik
bagaimana mekanisme untuk pembuatan laporan dan penyelidikannya, terutama
untuk tim yang akan membuat laporan dan melakukan penyelidikan PAK di mana
baru anggota P2K3 belum personel yang berkompeten atau Dokter yang ditunjuk
sebagai ketua tim pelaporan dan penyelidikan.
Pengadaan Barang dan Jasa
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan
mengacu pada Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09 dan
Prosedur Tinjauan Kontrak No. SMK3-PRO-08. Di dalam prosedur sudah
memasukkan persyaratan K3 dalam permintaan pengadaan barang dan jasa.
Untuk tahun 2019 perusahaan sudah melakukan pengadaan barang dan jasa, di
dalam Purchase Order No. SMK3-PRO-09-05, yang ditetapkan sebagai media
permintaan pengadaan barang atau jasa khususnya untuk pengadaan peralatan
fire protection (APAR) dengan PO No. 02/PO/XI/2019 tertanggal 29-12-2019
yang akan digunakan di area Kantor Pusat. Pastikan terhadap semua permintaan
barang dan jasa, memasukkan persyaratan K3 sebagai salah satu parameternya,
baik dalam pengadaan tersebut menggunakan surat perjanjian maupun
menggunakan media lain, seperti PO, email, atau surat menyurat lainnya.

Sebagai pendukung kegiatan pengadaan barang atau jasa, perusahaan sudah


melakukan Kegiatan seleksi supplier dengan mekanisme awal menetapkan calon
supplier dengan menggunakan Daftar Calon Supplier No. SMK3-PRO-09-01,
kemudian melakukan seleksi supplier dengan menggunakan form Penetapan
dan Evaluasi Supplier No. SMK3-PRO-09-02 serta dengan melakukan evaluasi
kinerja dengan Form Seleksi dan Evaluasi subkon No. SMK3-PRO-09-03 di
dalam seleksi & evaluasi yang sudah dilakukan persyaratan K3 menjadi salah
satu parameter yang dilakukan penilaian dengan menggunakan lampiran Form
Daftar Periksa Aspek K3 pada Pengadaan Barang dan Jasa No. SMK3-PRO-09-
04.

L Pengendalian Operasional
Audit SMK3 untuk penerapan aktifitas di lapangan, tidak dilakukan karena baru
proses persiapan belum terdapat kegiatan yang berjalan.

Perusahaan sudah memperhatikan untuk memberikan informasi panduan cara


kerja yang aman terhadap semua aktifitas yang dilakukan kepada para pekerja,

6
dalam bentuk instruksi-instruksi maupun pedoman bekerja yang memperhatikan
aspek K3.
Pastikan panduan yang ditetapkan disimpan atau dipasang di tiap stasiun tempat
bekerja. Secara umum panduan-panduan yang ditetapkan untuk pelaksanaan hal
tersebut, dalam bentuk dokumen level 3 atau instruksi kerja. IK yang sudah
ditetapkan tersebut antara lain : IK pengawasan dan kerja aman No. SMK3-IK-
06, IK konstruksi di bawah tanah, IK perancah dan lainnya.
APD yang dibutuhkan untuk proses kerja di lapangan telah disiapkan dan
dibagikan pada saat akan melakukan aktifitas di area proyek, sebaiknya APD
yang disediakan dan digunakan oleh pekerja saat bekerja merupakan APD yang
sesuai dengan standar yang dipersyaratkan seperti SNI dan ANSI.
Pastikan tidak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD yang
dipersyaratkan. Sebaiknya APD yang disediakan dan digunakan oleh pekerja
saat bekerja merupakan APD sesuai dengan standar, baik standar Indonesia
maupun standar internasional, seperti SNI dan ANSI.

Perlu diperhatikan agar perusahaan mengharuskan semua peralatan yang


digunakan dari sewa telah disertifikasi dan diuji ulang sebagai pemenuhan
peraturan perundangan, serta harus dipastikan bahwa semua sertifikat &
pemeriksaan berkalanya dan uji ulang masih berlaku serta harus dipastikan
bahwa semua operator peralatan yang diharuskan memiliki SIO sudah
terlengkapi.

Untuk beberapa peralatan atau alat bantu kerja yang dimiliki perusahaan sudah
menetapkan pelaksanaan pengendaliannya agar semua alat dan peralatan yang
dimiliki dalam kondisi siap untuk digunakan, pelaksanaan pengendalian dengan
menggunakan form tabel peralatan kerja form No. SMK3-PRO-16-01 untuk
inventaris peralatan, form jadual perawatan, peralatan kerja No. SMK3-PRO-16-
02 untuk media perencanaan perawatan, form checklist perawatan peralatan No.
SMK3-PRO-16-03 untuk media bantu pengawasan dan form permintaan
servis/perbaikan No. SMK3-PRO-16-04 untuk pengendalian permintaan dan
serah terima pekerjaan perbaikan.

Pastikan ditempatkan rambu-rambu K3 yang memadai sebagai peringatan yang


menginformasikan hal-hal berbahaya yang terdapat di areal kerja, hal sama juga
belum ditetapkan secara memadai untuk rambu peringatan menggunakan APD
tertentu sesuai dengan potensi bahaya sudah teridentifikasi seperti penggunaan
APD helmet, sepatu, reflektor dan lain-lain.

M Persiapan Keadaan Darurat


Untuk mengantisipasi kondisi keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi
sewaktu-waktu, perusahaan sudah menetapkan prosedur kesiagaan dan
tanggap darurat No. SMK3-PRO-17 sebagai acuan.

7
Potensi-potensi keadaan darurat sudah diidentifikasi mencakup kebakaran,
gempa bumi, huru hara dan banjir juga sudah disusun dengan menggunakan
form Identifikasi Potensi Keadaan Darurat No. SMK3-PRO-17-01, seharusnya
dapat dipastikan sudah dilakukan sosialisasinya pedoman cara menghadapi
masing-masing keadaan tersebut jika terjadi, yang dituangkan dalam dokumen
petunjuk kerja yang dilampirkan pada Prosedur tersebut sebagai panduan teknis
(skenario) penanganan masing-masing keadaan darurat yang sudah
diidentifikasi, dan untuk prosedur pemulihan kondisi darurat yang ada dalam
SMK3-PRO-18.

Simulasi kondisi darurat untuk tahun 2021 sudah dijadwalkan pada bulan
November, simulasi terjadwal dalam Form No. SMK3-PRO-17-03. Perusahaan
harus memastikan program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dan bila dilakukan simulasi sekaligus evaluasinya dilakukan agar efektif. Evaluasi
yang harus dilakukan didasarkan terhadap skenario yang sudah ditetapkan serta
di dalam evaluasi sebaiknya memasukkan parameter waktu untuk penilaiannya.

Perusahaan juga sudah membentuk struktur penanggung jawab untuk keadaan


darurat. Semua anggota tim tidak dapat dipastikan sudah diberikan pelatihan
oleh lembaga yang kompeten seperti Pemadam kebakaran daerah pelatihan
hanya dilakukan secara internal, serta terhadap semua anggota tim tanggap
darurat sebaiknya diberi tanda khusus baik untuk tim yang berada di kantor pusat
maupun tim yang berada di proyek.

Nomor-nomor telpon penting yang dapat dihubungi bila keadaan darurat terjadi
sudah dibuat dan diletakkan pada areal kerja. untuk dilakukan sosialisasinya dan
untuk memandu evakuasi jika terjadi keadaan darurat, pada areal kantor pusat
perusahaan dapat dipastikan sudah dibuat Layout jalur evakuasi, penetapan titik
berkumpul yang aman, serta pastikan terdapat emergency lamp bila terdapat
perkerjaan di malam hari.

Pada tim tanggap darurat juga sudah dibentuk regu first aid baik untuk yang
berada pada kantor pusat maupun untuk yang terdapat di proyek, regu bertugas
sebagai Tim P3K, namun terhadap tim yang ditetapkan sebagai tim P3K tidak
dapat dipastikan sudah mendapatkan pengesahan lisensi dari Dirjen Binawas.
Selain itu, perusahaan hanya menyediakan kotak-kotak P3K di lokasi kantor
pusat saja, sedangkan untuk area proyek kotak P3K belum disediakan. Isi kotak
P3K yang disediakan pastikan jumlah dan item isinya disesuaikan dengan
ketentuan Lampiran 2 Permenakertrans No. 15/MEN/VIII/2008 tentangn P3K di
Tempat Kerja.

8
4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3

N Perusahaan melakukan kegiatan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja K3


melalui kegiatan inspeksi K3, pemantauan kondisi lingkungan kerja, pemantauan
kesehatan tenaga kerja, dan audit internal K3. Sebagai pelaksanaan inspeksi K3
digunakan Prosedur Inspeksi Tempat Kerja No. SMK3-PRO-20, pemantauan
lingkungan kerja digunakan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3
No. SMK3-PRO-19, dan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-
PRO-26 digunakan untuk panduan teknis pelaksanaan pemantauan kesehatan
pekerja, sedangkan audit internal K3 mengacu pada prosedur audit internal No.
SMK3-PRO-27. PP. 50 Tahun 2012 Pasal 7 ayat 2 huruf a point 1 yang berbunyi;
Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi: 1. Identifikasi potensi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko. (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 2.1.1) Terdapat
Prosedur terdokumentasi untuk identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 7.1.1) Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan
cara kerja dilaksanakan secara teratur (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 2.3.3) Persyaratan
pada peraturan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
dimasukan pada prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja (TEMUAN SESUAI –
KRITERIA – 7.1.4) Daftar periksa (Checklist) tempat kerja telah disusun untuk di gunakan saat
inspeksi

O Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan oleh petugas yang belum ditetapkan oleh perusahaan dan tidak
dapat dipastikan sudah mendapatkan pelatihan manajemen resiko sesuai dengan yang
dipersyaratkan. PP 50 Tahun 2012 Pasal 10 Ayat 2 yang berbunyi pengusaha dalam
melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3.
(TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA – 7.1.2 – MAYOR) Pemeriksaan/inspeksi
dilaksanakan oleh Petugas yang berkompeten dan berwenang yang telah memperoleh
pelatihan mengenai identifikasi bahaya Checklist sudah disusun yaitu daftar periksa
inspeksi K3 No. Form SMK3-PRO-19-01, inspeksi yang sudah dilakukan untuk
kantor pusat perusahaan. PP 50 Tahun 2012 Pasal 9 ayat 2 huruf b yang berbunyi,
Dalam penyusunan rencana K3 sebagaiaman dimaksud pada ayat (2) pengusaha harus
mempertimbangkan : b. Identfifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 4.1.2) Penerima distribusi dokumen tercantum dalam
dokumen tersebut (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 7.1.4) Daftar periksa (Checklist) tempat
kerja telah disusun untuk di gunakan saat inspeksi

Objek dari inspeksi sudah dilakukan untuk tempat kerja dan cara kerja. PP Tahun
2012 Pasal 10 ayat 1 yang berbunyi, pelaksanaan K3 dilakukan oleh pengusaha
berdasarkan rencana K3 sebagaiamana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf c dan
pasal 9 (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 7.1.1) Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat
kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur Perlu dilakukan pembuatan laporan hasil
inspeksi secara komprehensif dan diserahkan kepada ketua P2K3, dan dibahas pada
rapat bulanan P2K3 jika diperlukan. PP 50 Tahun 2012 Pasal 14 ayat 6 yang berbunyi,
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaiaman dimaksud pada ayat (2)

9
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/ata standar,
Permenaker No. 04 Tahun 1987 Pasal 4 ayat (2) Point d yang berbunyi, Membantu
pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam
rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja,
ergonomi dan gizi tenaga kerja (TEMUAN TIDAK SESUAI – KRITERIA – 7.1.5 –
MINOR) Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan
diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan

Terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan ketika pelaksanaan inspeksi


dilakukan, harus diperhatikan pelaksanaan tindak lanjut perbaikannya sesuai
dengan prosedur ketidaksesuaian tindakan perbaikan dan pencegahan
No.SMK3-PRO-23 serta dilakukan monitoring secara komprehensif agar semua
perbaikan yang dilakukan secara efektif. PP 50 Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1)
berbunyi, untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, Pengusaha
wajib melakukan peninjauan (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 7.1.6) Pengusaha atau
pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil
laporan pemeriksaan / inspeksi

P Pemantauan lingkungan kerja


Untuk tahun 2019 perusahaan belum melakukan pemantauan lingkungan kerja,
Rekomendasi – Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 58 ayat (1) Setiap tempat kerja
yang memiliki bahaya Lingkungan Kerja Wajib dilakukan pemeriksaan dan/atau
Pengujian (TEMUAN TIDAK BERLAKU – KRITERIA – 7.2.1) Pemantauan / pengukuran
lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya didokumentasikan, dipelihara dan
digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko
namun penjadwalan atau rencana pelaksanaannya sudah dibuat dan
direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2021 ini dengan parameter yang
akan dipantau yaitu kualitas udara, pencahayaan dan kebisingan, sedangkan
untuk iklim kerja yang menjadi salah satu parameter yang ada pada aktifitas
perusahaan, harus dapat dipastikan pula agar direncanakan untuk dipantau.
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 58 ayat (1) Setiap tempat kerja yang memiliki
bahaya Lingkungan Kerja Wajib dilakukan pemeriksaan dan/atau Pengujian (TEMUAN
SESUAI – KRITERIA – 7.2.2) Pementauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik,
kimia, biologis, radiasi dan psikologis

Q Pemantauan Kesehatan
Dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta kemampuan fisik dari
tenaga kerja, perusahaan telah menyusun program untuk memberikan
pengobatan dan pelayanan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerjanya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan dengan menggunakan mekanisme
Program Pemerintah BPJS atau Program Perusahaan sendiri berupa
reimbursment. Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dapat berobat ke
semua rumah sakit yang ditunjuk oleh BPJS di daerah tempat tinggalnya, atau
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, untuk semua biaya yang timbul akibat

10
pengobatan penyakit yang diderita pekerja, dapat ditagihkan ke perusahaan
untuk digantikan, sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ada. PP. No. 88
Tahun 2019 Pasal 3 ayat (2) yang berbunyi, Penyelenggaraan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dipenuhi oleh pengurus atau pengelola
tempar kerja dan Pemberi kerja disuatu tempat kerja (TEMUAN SESUAI – KRITERIA –
7.4.1) Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang
mengandung bahaya tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Perusahaan menetapkan Prosedur Pemantauan Kesehatan Pegawai No. SMK3-


PRO-26 sebagai acuan kegiatan pemantauan kesehatan karyawan. Dalam
prosedur ditetapkan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun
sekali. Juga harus dilakukan identifikasi keadaan di mana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan. Terhadap pelaksanaannya sudah dilakukan
identifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan yaitu
dengan form identifikasi pelaksanaan medical checkup No. SMK3-PRO-26-01,
PP 50 Tahun 2012 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi, Keselamatan dan kesehatan kerja
yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan dan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 7.4.2) Pengusaha atau
pengurus telah melaksanakan identifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
namun
perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini
identifikasi bukan dilakukan oleh personal yang berkompeten karena identifikasi
dilakukan oleh anggota P2K3 bukan dokter yang ditetapkan. Kepdirjen No. 22
Tahun 2008 Bagian III Point B No.1 b yang berbunyi, telah mendapatkan surat
Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari
Direktur pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, PP 50 Tahun 2012 Pasal 10 Ayat (2) Pengusaha dalam melaksanakan
rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3, Prasarana, dan sarana
(TEMUAN TIDAK SESUAI – MAYOR - KRITERIA – 7.4.3) Pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku

R Audit Internal K3
Untuk pelaksanaan audit internal digunakan prosedur audit internal No. SMK3-
PRO-27. Untuk tahun 2021 audit internal sudah dilakukan pada 14-16 Maret
2021 dengan sebelumnya ditetapkan dahulu jadual pelaksanaannya pada form
program audit internal SMK3 tahunan No. SMK3-PRO-27-01, tim auditor sudah
ditunjuk dengan surat penunjukan, terhadap semua team audit dapat dipastikan
sudah mengikuti pelatihan internal audit internal SMK3. PERMENAKER RI No. 26
Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi, penilaian penerapan SMK3 yang
selanjutnya disebut Audit SMK3 ialah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan dilaksakan dalam penerapan SMK3 diperusahaan
(TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 11.1.1) Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan

11
untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan efektifitas kegiatan
tersebutnamun pelatihan dilakukan secara internal oleh konsultan SMK3 yang
ditunjuk, sehingga terhadap tim auditor belum ada yang sudah mengikuti
pelatihan auditor internal SMK3 tersertifikasi Kemenaker RI. PERMENAKER RI No.
26 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi, auditor SMK3 ialah tenaga teknis yang
bekeahlian khusus dan independen untuk melaksanakan audit SMK3 yang ditunjuk oleh
Mentri atau pejabat yang ditunjuk (TEMUAN TIDAK SESUAI – MAYOR - KRITERIA –
11.1.2) Audit Internal SMK3 dialkukan oleh petugas yang independen, kompeten dan berwenang
Tim sudah membuat perencanaan audit (audit plan) sebelum audit dimulai yaitu
form jadual pelaksanaan audit internal SMK3 No. SMK3-PRO-27-02
PERMENAKER RI No. 26 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi, penilaian
penerapan SMK3 yang selanjutnya disebut Audit SMK3 ialah pemeriksaan secara
sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksakan dalam
penerapan SMK3 diperusahaan (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 11.1.1) Audit internal
SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan
namun terhadap audit plan yang dibuat
untuk menentukan efektifitas kegiatan tersebut,
belum dilengkapi dengan klausul-klausul audit yang akan dilakukan pada setiap
bagian objek audit. PP 50 Tahun 2012 Pasal 9 ayat (3) point c yang berbunyi, dalam
menyusun rencana K3 sebagaiaman dimaksud pada ayat (2) pengusaha harus
mempertimbangkan: c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
(TEMUAN TIDAK SESUAI – MINOR - KRITERIA – 11.1.1) Audit internal SMK3 yang
terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk
menentukan efektifitas kegiatan tersebut
Setelah pelaksanaan audit tim sudah membuat temuan hasil audit dalam laporan
ketidaksesuaian audit (LKA) form. No. SMK3-PRO-27-05, semua temuan
ketidaksesuaian yang ada sudah terkorelasikan dengan standar 166 PP 50
Tahun 2012. Hal yang harus menjadi perhatian adalah pemahaman terhadap
kriteria yang sesuai dengan PP 50. PP 50 Tahun 2012 Pasal 17 ayat (2) yang
berbunyi, bentuk laporan hasil audit sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) tertuang
dalam pedoman yang tercantum dalam lampiran III sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari peraturan pemerintah ini (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 11.1.3)
Laporan Audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan petugas lain yang
berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukan tindakan perbaikan

5. PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3 (TINJAUAN


MANAJEMEN)

S Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen (RTM) mengacu pada Prosedur Tinjauan


Manajemen No. SMK3-PRO-28. Pelaksanaan RTM untuk tahun 2021 sudah
dilakukan pada tanggal 25 April 2021 (TEMUAN SESUAI – KRITERIA – 1.3.1)
Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi kebijkan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
setelah audit internal
dan evaluasi telah dilakukan, dicatat dan didokumentasikan.
dilakukan. Agenda yang dibahas sudah sesuai dengan Lampiran I PP Republik
Indonesia No. 50 Tahun 2012, sebaliknya hasil RTM yang sudah diterapkan
12
dilengkapi dengan materi-materi pembahasan serta bukti terhadap pembahasan
masing-masing agenda acara tersebut.

Pada hasil RTM yang dilakukan sudah dihadiri oleh semua top manajemen
organisasi serta, hasil dari pelaksanaan RTM direkam di dalam form notulen
rapat tinjauan manajemen No. SMK3-PRO-28-02 terhadap hasil yang ada sudah
membahas masalah yang ada, keputusan yang diambil dilengkapi dengan PIC
dan tanggal terakhir penyelesaian tindaklanjut yang harus dilakukan.

=================== SELAMAT MENGERJAKAN ===================

13
SOAL :
1. Setiap peserta mencari temuan audit dari kondisi penerapan K3 pada perusahaan berikut
dan tentukan kriterianya. Buka File: 1 Soal simulasi audit panjang 2021 Rev (11)
2. Buat laporan audit internal SMK3 pada tingkat lanjutan sesuai dengan PP No. 50 tahun
2012 (kriteria yang lain yang tidak terdapat di soal boleh diasumsikan telah sesuai
Buka File: 2 laporan audit smk3 (11)

Petunjuk Pengerjaan Soal Nomor 1 :

a. Baca setiap temuan pada soal dengan teliti, tentukan temuannya, baik temuan sudah
sesuai dengan mewarnai biru dan temuan tidak sesuai dengan mewarnai merah.
(Pengerjaan seperti contoh pada huruf A paragraph 1)
b. Tentukan kriteria yang relevan dengan temuan audit (ditulis dengan huruf warna
ungu) dan dasar hukum lengkap pasal dan bunyi pasal.
c. Pada temuan yang tidak sesuai, tentukan kategori temuan kritikal atau mayor atau
minor.

Petunjuk Pengerjaan Soal Nomor 2 :

Untuk mengerjakan soal nomor 2 silakan menggunakan format laporan pada file : 2 laporan
audit smk3

HASIL JAWABAN DAN LAPORAN AUDIT DIKIRIM EMAIL :


laporanauditsmk3@gmail.com Buka file: 3 Email Laporan Audit (11)

14

Anda mungkin juga menyukai