Anda di halaman 1dari 7

Poka Yoke

Di dalam kegiatan produksi atau kerja banyak faktor yang menyebabkan defect
akibat kesalahan kerja, di antaranya faktor manusia, material, mesin, metode,
informasi, dan lain-lain. Namun jika ditelusuri kita akan sampai pada suatu fakta
bahwa setiap defect sumbernya adalah manusia. Sangat fatal jika sikap kita dengan
mengatakan, Ya, tidak ada yang dapat diperbuat terhadap sebuah kasalahan,
manusia selalu membuat kesalahan. Dan sayangnya kita cenderung menerima
kasalahan sebagai hal yang biasa, dan menyalahkan orang yang membuat
kesalahan. Dengan sikap seperti ini, kita mungkin sama saja dengan membiarkan
defect terjadi dalam Produksi. Akhirnya defect ini terdeteksi hanya pada saat
inspeksi terakhir atau, yang lebih parah, terdeteksi oleh Pelanggan.
Seharusnya kita memiliki sikap, bahwa kesalahan dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan. Salah satu caranya mengurangi atau menghilangkan kesalahan yang
bersumber pada manusia atau human error adalah dengan Poka Yoke.

Poka Yoke (diucapkan "po-ka-yo-ke) berasal dari bahasa Jepang yokeru yang
berarti menghindari dan poka yang berarti kesalahan (diakibatkan kelalaian
dan/atau ketidaksengajaan). Jadi secara sederhana Poka Yoke adalah menghindari
kesalahan dalam produksi atau kerja. Konsep Poka Yoke ditemukan oleh Shigeo
Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing, dan merupakan bagian dari
Toyota Production System. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka Yoke, namun
karena artinya kurang pantas, yaitu menghindari ketololan, maka kemudian diubah
menjadi
Poka
Yoke.
Secara umum, Poka Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep manajemen mutu
guna menghindari kesalahan akibat kelalaian dengan cara memberikan batasanbatasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk dan pada umumnya berkaitan
dengan
isu
produk
cacat
atau
defects.
Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka Yoke:

Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk.

Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah


dilakukan.

Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu


telah dilakukan.

Poka Yoke berfungsi optimal saat ia mencegah terjadinya kesalahan, bukan pada
penemuan adanya kesalahan. Karena kelalaian operator atau pekerja biasanya
terjadi akibat letih, ragu-ragu atau bosan/jenuh. Jadi Poka Yoke mencegah terjadinya
kesalahan atau kerusakan atau defect yang bisa terjadi akibat human error.
Keberadaan Poka Yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya
kelalaian tersebut sama sekali tidak memerlukan perhatian penuh dari operator
bahkan saat si operator sedang tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya.
Penerapan konsep Poka Yoke dalam kehidupan sehari-hari pun ternyata sangat
banyak ditemukan. Contoh paling umum adalah kesalahan pemasangan akan
dideteksi
dan
pemakai
seolah
diingatkan
kalau
telah
terdapat
kekeliruan/pemasangan yang tidak tepat atau terbalik. Berikut adalah contoh-contoh
kasus penerapan Poka Yoke diberbagai kondisi:

Kunci kendaraan (motor dan mobil) didesain sedemikian rupa sehingga


pengemudi tidak bisa melepaskan kunci sebelum kunci pada posisi OFF.
Pada kendaraan dengan sistem transmisi otomatis, bahkan kunci kendaraan
tidak bisa dilepaskan sebelum posisi transmisi di posisi PARK

Disket komputer berukuran 3,5 didesain sedemikian rupa sehingga bisa


masuk ke drivernya jika posisinya benar

Dalam proses manufaktur, biasanya jig didesain sedemikian rupa sehingga


hanya memungkinkan material diproses dalam arah dan letak tertentu

Di beberapa produk, biasa kita jumpai posisi sekrup tidak simetris, sehingga
saat akan dipasang kembali, hanya dimungkinkan jika arah dan posisinya
sesuai

Keping SIM card pada telepon genggam, pada salah satu ujungnya di trim
sehingga posisi letaknya tidak bisa tertukar

Tentu ini merupakan contoh yang sangat sederhana. Pada proses produksi terutama
pada proses manufaktur di pabrik, beragam proses yang sangat sulit berpotensi
lolos dari pemeriksaan pekerja yang bersangkutan. Poka yoke yang dipergunakan
pun akan lebih kompleks untuk dapat mendeteksi terjadinya penyimpangan proses
dan
parts
yang
cacat
(defect).
Setiap pekerja seharusnya dapat mempraktekkan Poka Yoke di area kerja masingmasing, karena prinsip-prinsip dasar dari Poka Yoke sesuai dengan karakteristik dari
perangkat Poka Yoke, dimana sebuah perangkat Poka Yoke haruslah memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Dapat digunakan oleh semua orang/karyawan
2. Mudah dipasang

3. Tidak memerlukan perhatian terus-menerus dari operator


4. Murah, kurang dari USD 50
5. Dapat memberikan umpan-balik dan/atau tindakan korektif/pencegahan
secara cepat
Poka

Yoke

dan

Ergonomi

Telah disebutkan bahwa secara sederhana, Poka Yoke merupakan salah satu
metode untuk mecegah terjadinya kesalahan pada kerja dan yang menjadi isu
utama penerapan dari Poka Yoke adalah kesalahan manusia atau human error.
Karena berkaitan dengan kerja dan manusia maka tidak bisa lepas dari ilmu kerja
yakni ergonomi yang berprinsip fit the job to the man. Selain itu, Poka Yoke
bermaksud untuk mengatasi kesalahan kerja sehingga dapat mengurangi akibat dari
kesalahan kerja (yang biasanya berupa product defect) dan muaranya jelas untuk
meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan tujuan akhir ergonomi.
Di dalam area kerja, Poka Yoke lebih dipandang suatu konsep ketimbang sebuah
prosedur, karenanya penerapannya dimulai dari apa yang karyawan pikir dapat
mereka lakukan untuk mencegah kesalahan di area kerja mereka, dan bukan
sebagai langkah demi langkah bagaimana melakukan suatu pekerjaan. Karena itu
Poka Yoke bisa disebut sebagai konsep dalam kerja yang ergonomis. Bahkan ada
sumber yang mengatakan bahwa Poka Yoke adalah ergonomics by another name.
Masih berkaitan dengan ergonomi, selain mengatasi kesalahan kerja atau produksi,
Poka Yoke juga dapat meminimalisir kecelakaan kerja. Contoh penerapan Poka
Yoke dalam mengurangi risiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan adalah
pada desain produk standar beberapa sepeda motor (terutama sepeda motor
keluaran baru). Ketika standar masih dalam posisi di bawah maka sepeda motor
tidak dapat dinyalakan, sepeda motor hanya bisa dinyalakan ketika standar sudah
dinaikan.
Poka

Yoke

dan

Eliminasi

Waste

Muda

Konsep dasar Poka Yoke tidak terpisah dari eliminasi waste / muda, yaitu untuk
mengeliminasi kemunculan berbagai muda karena proses yang tidak benar (untuk
mengetahui lebih lanjut tentang waste atau muda klik disini atau disini). Salah satu
tujuan memasang Poka Yoke adalah untuk menghindari kerusakan, baik kerusakan
mesin atau peralatan maupun kerusakan produk. Kerusakan mesin atau peralatan
jelas akan menilmbulkan biaya perbaikan, proses berhenti-muda of waiting, produk
cacad-muda of producing reject. Itu belum opportunity cost karena proses berhenti
sebagai akibat dari Pull System dimana proses yang berhenti di suatu unit kerja
akan
mempengaruhi
unit
kerja
upstream
maupun
downstream.
Jadi, konsep revolusioner Pull System memang menghendaki kesempurnaan di
semua proses dimana zero defect quality bukan sekedar pemuasan kebutuhan
konsumen namun merupakan bagian integral dari usaha untuk meningkatkan
produktivitas yang dilakukan dengan mengeliminasi muda. Poka Yoke adalah salah
satu
penunjangnya.

Sebenarnya, dalam banyak contoh pekerjaan di Indonesia, Poka Yoke itu sudah
dijumpai namun namanya bukan Poka Yoke. Misal di pekerjaan bangunan,
pertukangan, dan permesinan.

Poka Yoke
Poka Yoke dalam bahasa Jepang[1] dari Yokeru berarti untuk menghindari, dan Poka berarti
kesalahan karena ketidak hati-hatian, Maka, Poka Yoke kurang lebih berarti alat untuk
menghindari kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai mistake proofing.
Poka Yoke pertama kali diperkenalkan oleh Shigeo Shingo, ketika memperkenalkan zero
quality control di Toyopta Motor, sebagai Baka Yoke yang kurang lebih berarti alat untuk
mencegah proses yang tidak benar. Dalam literatur barat Baka Yoke disebut sebagai idiot
proofing atau fool proofing.
Poka Yoke yang mulai dikenalkan di Toyota Motor Corp., oleh Shigeo Shingo dalam rangka
mewujudkan zero defect adalah bagian tak terpisahkan dari Toyota Production System.
Dengan kata lain, quality built in process berarti manusia berinteraksi dengan teknologi untuk
memastikan bahwa proses berjalan dengan benar dan resiko kerusakan, proses berhenti, atau
kecelakaan selama proses sebisa mungkin dihindari. Paduan manusia dengan tenknologi
adalah kata kuncinya.

Contoh Poka Yoke di Toyota[2]. Welder akan turun. Bila nut tidak ada maka Welder akan
menekan tombol yang secara otomatis akan mematikan Welder sehingga proses Welding
tidak berjalan. Pada saat yang bersasamaan lampu akan menyala dan alarm atau buzzer akan
berbunyi untuk menandai bahwa nut tidak ada dan masalah timbul. Jadi, alat dengan disain
yang berfungsi untuk menghindarkan terjadinya proses yang tidak benar dinamakan Poka
Yoke.
Poka Yoke di body panel[1. Toyota Motor
Corp., ibid. with the courtesy], yang ditandai
lingkaran kuning, untuk menjaga agar
stamping tidak rusak pada saat benda kerja
tidak ada atau terpasang tidak tepat. Jadi
proses stamping akan berhenti bila benda
kerja tidak ada atau tidak tepat terpasang.
Poka Yoke ini diguakan untuk menghindarkan
kerusakan mesin stamping press yang
berkapasitas 22 ton itu.

Contoh lain Poka Yoke dalam


Quality Control. Sensor dipasang
pada ban berjalan untuk
mendeteksi produk. Bila produk
yang diatas ban berjalan tidak
sesuai dengan rencana maka alarm
akan berbunyi dan lampu akan
menyala yang berarti ada masalah.
Sensor semacam ini banyak
dijumpai pada quality control
process di pembotolan untuk
meyakinkan bahwa volume di
dalam botol semuanya dalam
standar, proses pengemasan obatobatan untuk memastikan bahwa
dalam satu pak telah berisi jumlah
obat sesuai standar.

Poka Yoke dan


Eliminasi Muda

Konsep dasar Poka


Yoke tidak terpisah
dari eliminasi Muda,
yaitu untuk
mengeliminasi
kemunculan
berbagai Muda
karena proses yang
tidak benar. Dalam
dua contoh Muda di
Toyota Motor Corp., diatas, tampak jelas bahwa tujuan memasang Poka Yoke d Welder dan di
mesin Stamping adalah untuk menghindari kerusakan, baik kerusakan mesin atau peralatan
maupun kerusakan produk. Kerusakan mesin atau peralatan jelas akan menilmbulkan biaya
perbaikan, proses berhenti-muda of waiting, produk cacad-muda of producing reject. Itu
belum opportunity cost karena proses berhenti sebagai akibat dari Pull System dimana proses
yang berhenti di suatu unit kerja akan mempengaruhi unit kerja upstream maupun
downstream.
Jadi, konsep revolusioner Pull System memang menghendaki kesempurnaan di semua proses
dimana zero defect quality bukan sekedar pemuasan kebutuhan konsumen namun merupakan
bagian integral dari usaha untuk meningkatkan produktivitas perusahaan yang dilakukan
dengan mengeliminasi Muda. Poka Yoke adalah salah satu penunjangnya. Dalam hal ini jelas
sekali bagaimana paduan manusia, teknologi, dan wisdom ada di Toyota Production System.
Atau dengan kata lain, Toyota Production System bukan hanya sekedar sebuah manufacturing
system tetapi sebuah techno social system.
Secara sederhana Poka Yoke bisa dipikirkan sebagai alat bantu untuk menjaga agar proses
selalu terjaga benar agar kerusakan alat, cacad produk, atau kecelakaan manusia terhindarkan
dan biaya yang tidak perlu bisa dihindarkan pula. Muaranya jelas sekali yaitu produktivitas
perusahaan. Sebenarnya, dalam banyak contoh pekerjaan di Indonesia, Poka Yoke itu sudah

dijumpai namun namanya bukan Poka Yoke. Misal di pekerjaan bangunan, pertukangan, dan
permesinan.

Anda mungkin juga menyukai