Anda di halaman 1dari 14

Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid

Upper Limb Assesment)

Desain Alat Pembakaran untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis


Pengukuran RULA (Rapid Upper Limb Assesment)
1
Nasir Widha Setyanto, 2Ishardita Pambudi Tama, 3Ratih Ardia Sari, 4Rio Prasetyo Lukodono,
5
Raditya Ardianwiliandri
1, 2, 3, 4, 5
Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167 Malang, 65145
1
Nazzyr_lin@ub.ac.id, 2kangdith@ub.ac.id, 3rath_ardia@ub.ac.id, 4rio_pl@ub.ac.id,
5
raditya_ti_ub@ub.ac.id

ABSTRAK

Komoditas utama yang diperdagangkan diperdagangkan di pantai Pelang adalah hasil laut terutama
ikan. Ikan dijual dalam berbagai kondisi seperti mentah, olahan setengah jadi, maupun dalam kondisi siap
saji. Pada pantai pelang banyak masyarakat yang membuka usaha untuk berjualan olahan dari ikan seperti
ikan bakar. Masyarakat menjual ikan bakar dengan cara konvensional yaitu dibakar di atas panggangan
sederhana dengan cara dikipas menggunakan tenaga manusia. Proses memasak yang dilakukan adalah
masih sederhana yaitu dengan membolak-balik ikan di atas panggangan. Banyak resiko yang didapatkan
oleh pedagang ikan ketika memasak dengan proses membakar secara konvensional seperti adanya ancama
luka bakar, produk kurang higienis, asap mengganggu pernafasan, dan lain sebagainya. Dibutuhkan suatu
penelitian yang berkaitan dengan desain alat pengasapan sehingga dapat meminimalisisr resiko yang
muncul dari adanya proses pembakaran. Langkah yang dilakukan untuk mendesain alat pembakaran ikan
adalah dengan menganalisis permasalahan dengan Nordic body map yang kemudian dilakukan analisis
postur dengan metode RULA. Untuk desain perbaikan alat pembakaran menggunakan dasar dimensi
antorpometri. Hasil dari perbaikan desain alat pembakaran adalah penurunan nilai skor RULA yang
mengindikasikan resiko cedera mengalami penurunan potensi.

Kata kunci: Alat Pembakaran Ikan, Antropometri, Nordic Body Map, RULA.

Grill Tools Design for Fish Food Seller Using RULA (Rapid Upper Limb Assesment)
Measurement Analysis

ABSTRACT

The main commodities traded on the Pelang beach are sea products, especially fish. Fish is sold in
a variety of conditions such as raw, semi-processed, and ready-to-eat conditions. On Pelang beach, many
people open businesses to sell processed fish such as grilled fish. The community conventionally sells
grilled fish, which is burned on a simple grill using a fan and human power. The cooking process is still
simple, by flipping fish on the grill. Many risks are obtained when cooking with conventional burning
processes such as the threat of burns, less hygienic products, smoke interferes with breathing. Research
related to the design of grill equipment is needed to minimize the risk from the grilling process. The steps
are taken to design a fish grilling tool is to analyze the problem with the Nordic body map, then posture
analysis using the RULA method. For the design of improvements to the grilling tool using the basic
dimensions of anthropometry. The result of the improved design of the combustion device is a decrease in
the value of the RULA score which indicates the risk of injury.

Keywords: Fish Grilling Tools, Antrophometry, Nordic Body Map, RULA.

80
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

1. Pendahuluan pusat kota Trenggalek ke arah barat daya


Teknologi akan membantu pekerjaan menuju kecamatan Panggul.
dari manusia menjadi lebih mudah. Komoditas utama yang diperdagangkan
Teknologi diciptakan oleh manusia dalam diperdagangkan di pantai Pelang adalah hasil
rangka meningkatkan kinerja dari manusia, laut terutama ikan. Ikan dijual dalam
mengurangi dampak negatif yang akan berbagai kondisi seperti mentah, olahan
diterima manusia. Berdasarkan latar setengah jadi, maupun dalam kondisi siap
belakang tersebut perkembangan teknologi saji. Pada pantai pelang banyak masyarakat
menjadi semakin pesat dalam menghasilkan yang membuka usaha untuk berjualan olahan
piranti atau alat-alat yang dapat membantu dari ikan seperti ikan bakar. Masyarakat
atau bahkan menggantikan dari pekerjaan menjual ikan bakar dengan cara konvensional
manusia. Dengan mengingat pekerjaan yang yaitu dibakar di atas panggangan sederhana
banyak dan semakin dinamisnya yang dengan cara dikipas menggunakan tenaga
dikerjakan oleh manusia tetapi belum manusia. Proses memasak yang dilakukan
dirasakan oleh berbagai sektor. Sebagai adalah masih sederhana yaitu dengan
contoh pada sektor yang memanfaatkan membolak-balik ikan di atas panggangan.
energi atau aktivitas yang bersifat Banyak resiko yang didapatkan oleh
konvensional. Sebagai contoh aktivitas yang pedagang ikan ketika memasak dengan
bersifat konvensional adalah aktivitas yang proses membakar secara konvensional
dilakukan di daerah pelosok yang belum seperti adanya ancama luka bakar, produk
terjangkau teknologi secara optimal. Sebagai kurang higienis, asap mengganggu
contoh untuk usaha-usahs di daerah pelosok pernafasan, dan postur yang tidak ergonomis.
seperti pengusaha ikan bakar, ternak ikan, Postur yang tidak ergonomis akan
ternak ayam, dan lain-lain. memunculkan adanya keluhan dan berakibat
Pengusaha pada bidang kuliner pada terjadinya cedera. Keluhan yang terjadi
merupakan sebuah bisnis yang menjanjikan. bias disebabkan oleh beberapa hal
Bidang kuliner merupakan kebutuhan dasar diantaranya adalah kelebihan pembebanan
dari setiap manusia yaitu kebutuhan akan pada otot, postur yang tidak sesuai, dan
makanan. Ditunjang lagi kondisi geografis repetitive yang tinggi, sehingga diperlukan
Indonesia yang subur dan kaya akan hasil laut adanya identifikasi lebih lanjut (McAtamney
menunjang untuk dilakukannya bisnis & Corlett, 1993). Beberapa metode dapat
kuliner. Di Indonesia juga ditunjang dengan dilakukan untuk menganalisis postur kerja
banyaknya pantai yang dapat dijadikan pada operator diantaranya adalah OWAS,
sebagai tempat rekreasi. Hal sangat baik NIOSH, RULA, OCRA, REBA, LUBA, dan
sekali dengan melihat Indonesia banyak EAWS (Roman-Liu, 2014). RULA adalah
penduduk yang sibuk bekerja yang memiliki analisis yang digunakan secara luas dalam
tingkat stres yang tinggi. menganalisis postur kerja yang tidak tepat,
Pantai Pelang merupakan salah satu seperti postur kerja anak-anak di bangku
destinasi wisata di kabupaten Trenggalek. sekolah, postur anak-anak yang dalam
Pantai pelang terletak di desa Wonocoyo, menggunakan computer (Sari dan Swara,
kecamatan Panggul, kabupaten Trenggalek, 2014), (Manghisi dkk, 2017), (Chen dkk,
Jawa Timur. Jarak dari pusat kota Trenggalek 2014), (Dockrell dkk., 2012). Analisis
ke arah barat daya sejauh 57 km. Lokasi RULA akan memiliki keandalan ketika
Pantai Pelang berada di sebelah barat dilakukan oleh seorang peneliti yang sama
kabupaten Trenggalek yang dekat dengan (Dockrell dkk, 2012). RULA berdasarkan
perbatasan kabupaten Pacitan. Rute dari aspek yang di analisis akan sesuai pada

81
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

postur kerja yang didominasi oleh tubuh pada 2.1.Jenis Penelitian


bagian atas sebagai contoh pada aktivitas Penelitian dan pengembangan
packaging, produksi, dan perkantoran merupakan suatu proses atau langkah-
(Ardiliansyah dkk, 2017), (Oesman et al, langkah untuk mengembangkan suatu produk
2019), (Hardianto et al, 2018). Penerapan lain baru atau menyempurnakan produk yang
konsep ergonomi yang dapat memberikan telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan.
kenyaman pada manusia dalam bekerja juga Selain itu, penelitian pengembangan sering
dapat diaplikasikan pada pada hewan dengan dikenal dengan Research and Development
pendekatan berupa zoometri yaitu konsep (R&D) adalah metode penelitian yang
antropometri pada hewan (Sugiono dkk, digunakan untuk menghasilkan produk
2017). tertentu, dan menguji keefektifan produk
Berdasarkan kondisi tersebut tersebut.
diperlukan adanya sebuah alat yang secara
praktis menyelesaikan permasalahan terebut. 2.2. Pengumpulan Data
Alat-alat panggangan yang dijual disekitar Pengumpulan data yang dilakukan pada
area masyarakat tersebut pun masih bersifat penelitian ini adalah dengan dengan
konvensional. Salah satu alasan mengapa hal melakukan observasi secara langsung
tersebut terjadi ialah karena akses mereka maupun melakukan wawancara secara
untuk mendapatkan teknologi untuk proses langsung kepada user yaitu para pedangang
produksi mereka masih terbatas dan ikan asap. Berdasarkan wawancara tersebut
kekurangan untuk modal. Dibutuhkan sebuah akan dapat diketahui kebutuhan dan
inovasi alat panggangan yang sesuai dengan keinginan user dalam penggunaan alat
permasalahan yang mereka hadapi. Alat pemanggang ikan asap.
panggangan tersebut diharapkan tidak
membutuhkan tenaga yang besar untuk 2.3. Prosedur Pengembangan
mengipas dan membolak-balikkan ikan Pada penelitian pengembangan ini
sehingga dapat mengoptimalkan kualitas mengacu pada prosedur penelitian
pada proses pembakaran ikan. pengembangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan industri pengolahan ikan
2. Metode Penelitian (Gambar 1).

Gambar 1. Prosedur Penelitian Pengembangan Produk


Sugiyono (2012: 409)

82
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

Prosedur yang dilakukan dalam produk yang dihasilkan akan diproduksi


penelitian pengembangan ini meliputi secara terbatas.
beberapa tahap seperti:
1. Potensi dan masalah. 3. Hasil dan Pembahasan
Research and Development (RnD) dapat
berawal dari adanya potensi dan 3.1. Voice of Customer (VOC)
masalah. Data tentang potensi dan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi data terkait kebutuhan pelanggan
bisa berdasarkan laporan penelitian berdasarkan pengalaman dari penggunaan
orang lain atau dokumentasi laporan alat pembakaran ikan yang selama ini
kegiatan dari perorangan. digunakan untuk berproduksi. Pada tahap
2. Pengumpulan data. identifikasi peluang terdapat beberapa tahap
Setelah potensi dan masalah dapat studi literatur dan brainstorming terhadap
ditunjukkan secara faktual, selanjutnya pengguna (kuesioner terbuka). Tahapan
perlu dikumpulkan berbagai informasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
yang dapat digunakan sebagai bahan 1. Identifikasi Peluang
untuk perencanaan. Identifikasi peluang pada penelitian ini
3. Desain produk. yang digunakan adalah melakukan desain
Hasil akhir dari serangkaian penelitian ulang alat pembakaran ikan yang selama ini
awal, dapat berupa rancangan kerja baru digunakan oleh pedagang ikan di pantai
atau produk baru. Konang Kabupaten Trenggalek. Menurut
4. Validasi desain. pengamatan awal peneliti alat yang saat ini
Proses untuk menilai apakah rancangan digunakan masih menggunakan bahan bakar
kerja baru atau produk baru secara arang dan untuk menghidupkan apinya
rasional layak digunakan dengan cara adalah harus selalu dilakukan pengipasan.
meminta penilaian ahli yang Tingkat higienis ikan juga dirasa kurang
berpengalaman. dikarenakan ikan juga akan terkontaminasi
5. Revisi desain produk. oleh serbuk arang bekas pembakaran. Proses
Produk yang telah didesain kemudian yang dilakukan untuk pembakaran ikan
direvisi setelah diketahui kelemahannya. adalah antara 15 hingga 20 menit (Gambar 2).
6. Uji coba produk.
Melakukan uji coba terbatas.
7. Revisi produk.
Produk direvisi berdasarkan hasil uji
coba terbatas.
8. Uji coba pemakaian.
Dilakukan uji coba dalam kondisi yang
sesungguhnya.
9. Revisi produk.
Apabila ada kekurangan dalam
penggunaan pada kondisi sesungguhnya, Gambar 2. Alat Pembakaran Ikan
maka produk diperbaiki. Tradisional
10. Produksi terbatas.
Demi kepentingan tugas akhir skripsi,
pada penelitian pengembangan ini

83
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

2. Studi Pasar Pengguna 3. Identifikasi Kebutuhan Pengguna


Pada tahap studi pasar pengguna ini Tahapan mengidentifikasi kebutuhan
kuesioner terbuka di sebarkan sebanyak pengguna dari hasil kuesioner terbuka yang
5 orang pedagang dan operator yang disebarkan kepada 5 responden. Identifikasi
melakukan pembakaran ikan. Pekerja kebutuhan pengguna bertujuan untuk
tersebut merupakan responden dalam mengetahui kebutuhan apa saja yang
penelitian ini. Kuesioner terbuka digunakan diinginkan oleh konsumen atau responden
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tersebut. Tabel 1 merupakan tabel daftar
fitur alat pembakaran ikan tradisional yang respon pengguna atau tabel pernyataan
telah ada. Serta digunakan juga untuk pengguna yang didapatkan dari hasil
mengetahui peluang untuk pengembangan kuesioner terbuka.
alat yang akan diberikan oleh peneliti.

Tabel 1. Daftar Pernyataan Pengguna


Pertanyaan Pernyataan Pengguna
Murah
Kapasitas besar
1 Mudah untuk dipindahkan
Mudah untuk digunakan
Mudah ketika mengalami kerusakan
Membutuhkan tenaga untuk mengoperasikan
Sering mengalami nyeri punggung dan lengan
Proses pembakaran kurang bersih
2
Asap pembakaran yang mengganggu
Abu sisa pembakaran berterbangan mengganggu operator
Panas langsung dirasakan operator
Harga
Masa pakai
3 Kemudahan penggunaan
Mudah dalam perawatan
Keindahan alat
Kapasitas lebih banyak
Mengurangi penggunaan tenaga
Murah
4
Desain yang bagus
Nyaman digunakan
Alat menjaga kebersihan ikan

Pada Tabel 1 merupakan pernyataan terkotak atau terfokus pada pernyataan yang
terbuka yang dapat dikolaborasikan dengan telah diberikan.
hasil kuesioner Nordic body map yang Beberapa aspek yang dimunculkan dari
berkaitan dengan keluhan. Analisis yang pengguna alat pembakaran ikan adalah
dilakukan dengan pertanyaan terbuka ini terkait harga, masa pakai alat, kemudahaan
dilakukan dengan tujuan untuk menggali penggunaan, desain, kemudahan untuk
kebutuhan pelanggan secara kluas dan tidak perawatan, dan lain sebagainya.
84
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

3.2. Analisis Keluhan dengan Nordic Body posisi kerja menunjukkan hasil analisis
Map postur tubuh operator menggunakan
Setelah dilakukan analisis dengan kuisioner Nordic Body Map.
pertannya pembuka, dilakukan analisis Dari Gambar 3 dapat diketahui hasil
terkait pengalaman dari operator pembakaran analisis menggunakan kuisioner Nordic
ikan berdasarkan keluhan pada bagian tubuh Body Map. Untuk bagian tubuh yang
tertentu. Keluhan ini dianalisis dengan merasakan sangat sakit (D) adalah bagian
menggunakan Nordic Body Map. Pada tahap tubuh leher atas, leher bawah, bahu kanan,
ini peneliti melakukan wawancara secara lenga atas kanan, pinggang, lengan bawah
langsung dengan operator dan menanyakan kanan, siku kanan, pergelangan tangan
efek yang dirasakan setelah bekerja dengan kanan.

Gambar 3. Hasil Kuesioner Nordic Body Map untuk para pedagang ikan bakar

Untuk bagian tubuh yang terasa sakit 3.3. Perancangan Produk Alat
(C) adalah lengan atas kiri, siku kiri, lean Pembakaran Ikan
bawah kiri, pergelangan tangan kiri, tangan
kiri, paha kiri dan kanan, betis kiri, betis 3.3.1. Kondisi sebelum perbaikan alat
kanan, kaki kanan dan kaki kiri. pembakaran ikan
Hasil analisis pada Nordic body map ini Pada proses pembakaran ikan
mendukung analisis postur kerja yang dilakukan oleh operator dengan posisi yang
dilakukan menggnakan analisis rula sehingga dapat memunculkan terjadinya cedera. Posisi
dapat memberikan landasan didalam desain demikian tentu saja membuat operator sering
alat baru yang bersifat ergonomis. merasakan nyeri ketika melakukan
pekerjaannya dalam kurun waktu yang cukup

85
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

lama. Selain itu dapat dilihat posisi meja kerja yang dilakukan analisis saat ini adalah
yang terlau rendah mengakibatkan operator terkait postur kerja dari operator pembakar
harus menekuk lutut lebih dari 90֩. Hal ikan di Pantai Pelang Trenggalek. Pada
demikian juga mengakibatkan operator harus Gambar 6 dapat diketahui bahwa seorang
membungkuk sebesar ketika melakukan operator sedang melakukan proses
proses pembakaran ikan. Posisi demikian pembakaran ikan. Dari gambar tersebut akan
dilakukan operator selama ±7 jam setiap dilakukan analisis terkait seberapa besar
harinya membuat operator sering merasakan potensi cedera yang ada. Berikut penjelasan
nyeri pada bagian bagian tubuh tertentu mengenai analisis menggunakan metode
setelah bekerja. Gambar 4 menunjukkan foto RULA.
alat pembakaran ikan sedangkan Gambar 5
menunjukkan postur kerja pada alat
pembakaran ikan.

Gambar 4. Alat Pembakaran Ikan Gambar 6. Hasil Analisis Rula pada Postur
Kerja Operator dengan Menggunakan Alat
Kerja yang ada

Pengukuran yang dilakukan yaitu


dengan cara mengukur besar sudut yang
dibentuk oleh tubuh operator pada bagian
atas. Untuk mengukur besar sudut yang
dibentuk oleh operator, langkah pertama
yang harus dilakukan yaitu dengan membuat
garis lurus yang berada dibelakang operator
dimana garis tersebut tegak lurus dengan
posisi operator. Langkah kedua yaitu
menarik garis yang sesuai dengan posisi
Gambar 5. Postur Kerja pada Alat tubuh bagian atas operator sampai bertemu
Pembakaran Ikan dengan garis awal. Pada gambar diketahui
besar sudut untuk tubuh bagian atas operator
3.3.2. Analisis postur kerja dengan RULA sebesar 370. Langkah ketiga yaitu menarik
Metode RULA merupakan metode garis dari garis kedua sampai garis ketiga,
yang digunakan dalam melakukan analisis dimana garis ketiga sejajar dengan posisi
terhadap potensi dari postur tubuh operator lengan bagian atas operator. Sehingga dapat
yang hubungannya dengan cidera. Postur diketahui posisi lengan bagian atas operator

86
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

pada Gambar 6 membentuk sudut sebesar tersebut. Analisis postur tubuh operator
300. Langkah keempat yaitu menarik garis dilakukan dengan cara menyesuaikan antara
dari garis ketiga sampai garis keempat. Garis postur tubuh operator pada saat bekerja
keempat berada pada posisi sejajar dengan dengan tabel penilaian metode RULA.
lengan bawah operator yang membentuk Gambar 7 merupakan gambar analisis postur
sudut sebesar 460. tubuh operator pembakaran ikan dengan tabel
Setelah besar sudut yang terbentuk penilaian metode RULA.
diketahui, maka langkah selanjutnya
melakukan analisis postur tubuh operator

SCORES
Table A
Wrist
1 2 3 4
Upper Low er Wrist Tw ist Wrist Tw ist Wrist Tw ist Wrist Tw ist
Arm Arm 1 2 1 2 1 2 1 2
3
2 1 1 2 2 2 2 3 3 3
1
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
3
3 1 4 4 4 4 4 5 5 5
4
2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 6 7 7 Trunk Posture Score
3 6 6 6 7 7 7 7 8 1 2 3 4 5 6
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 Legs Legs Legs Legs Legs Legs
2 8 8 8 8 8 9 9 9 Neck 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
3 9 9 9 9 9 9 9 9 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
3 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
Table C 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

1 1 2 3 4 5 6 7+ Table B 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
1 1 2 3 3 4 5 5 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
2 2 2 3 4 4 5 5 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
4 5 4 4 4 5 6 7 7
4
6 4 4 5 6 6 7 7
+ 7 5 5 6 6 7 7 7
+
8+ 5 5 6 7 7 7 7
1 1

+ +

0 0

= =

5 Final Score 5 5

Name: Mr. A Assessor: Nasir Widha Setyanto, dkk

Section: Pedagang Ikan Bakar Task: Operator Pembakar Ikan Date: #

Gambar 7. Penilaian RULA awal

Tabel 3 merupakan penjelasan hasil menunjukkan bahwa postur pekerja


analisis postur tubuh operator menggunakan gabungan dari analisis tubuh bagian atas
metode RULA. Ada beberapa variabel yang operator yang terdiri dari leher, punggung,
dinilai untuk menganalisis potensi cedera lengan atas, lengan bawah, pergelangan
dengan metode RULA, diantaranya: posisi tangan yang memerlukan penelitian lebih
lengan bagian atas, posisi lengan bagian lanjut dan perlu perbaikan langsung.
bawah, posisi pergelangan tangan, jenis
aktivitas yg dilakukan, berat beban yang Tabel 3. Analisis Postur Tubuh Operator
dibawa, posisi leher, dan posisi tubuh bagian Pembakaran Ikan
atas. Penilaian yang diberikan pada metode Step Variabel Skor Penjelasan
1 Lengan Atas 2 Posisi lengan atas
ini berupa skor. Skor yang diberikan harus membentuk sudut
disesuaikan dengan postur tubuh operator 300, dapat
pada saat bekerja. Berikut merupakan diartikan bahwa
sudut tersebut
penjelasan skor yang diberikan pada setiap terletak diantara
step dengan metode RULA. 45̊ - 90̊ maka
Setelah skor pada tiap bagian tersebut diberikan skor 2.
2 Lengan Bawah 2+1 Posisi lengan
diketahui, maka dapat diketahui nilai akhir bawah operator
RULA. Skor akhir RULA didapatkan dengan membentuk sudut
melihat skor tabel C yaitu 5 yang 460, angka

87
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

Step Variabel Skor Penjelasan Step Variabel Skor Penjelasan


tersebut berada 37 , maka
diantara 0̊ - 50̊ , diberikan skor 3.
maka diberikan 11 Posisi Kaki 1 Posisi kaki
skor 2. Pada operator
postur yang sama menopang tubuh,
operator sehingga
melakukan diberikan skor 1.
gerakan 12 Skor Tabel B 4 Skor 4 didapatkan
menyilang dari tabel B yang
melebihi garis ada di tabel
tengah dari badan RULA dengan
operator maka melihat skor pada
diberikan skor 1. step 9-11.
3 Posisi tangan 3 Posisi tangan 13 Penggunaan 1 Karena operator
operator Otot melakukan
membentuk sudut aktivitas kerja
390, sehingga yang static
diberikan skor 3. selama > 10
4 Pergelangan 1 Posisi menit
Tangan pergelangan 14 Berat Beban 0 Beban yang
tangan operator dibawa oleh
memutar sampai operator < 4,4 lbs,
garis tengah sehingga
tangan ketika diberikan skor 0.
meletakkan ikan 15 Skor Tabel C 5 Skor 6 diperoleh
pada pembakaran dari hasil skoring
maka diberikan pada Tabel C
skor 1.
5 Skor Tabel A 4 Skor 4 didapatkan
dari tabel A yang 3.3.3. Desain perbaikan alat pembakaran
ada di tabel ikan dengan antropometri
RULA dengan Dari hasil analisa postur tubuh
melihat skor pada
step 1-4. operator ketika bekerja menggunakan
6 Penggunaan 1 Karena operator metode RULA, maka dapat disimpulkan
Otot melakukan bahwa pada kondisi saat ini memerlukan
aktivitas kerja
yang static adanya perbaikan untuk mengurangi potensi
selama > 10 cedera operator. Ada beberapa cara untuk
7 Berat Beban 0 Beban yang memperbaiki postur kerja operator tersebut,
dibawa oleh
operator < 4,4 lbs, seperti melakukan perbaikan tata cara dalam
sehingga melakukan pekerjaannya dan merancang alat
diberikan skor 0. bantu yang dapat mempermudah pekerjaan
8 Skor Tabel C 5 Skor 5 diperoleh
dari hasil analisis operator untuk mengurangi potensi cedera
padaTabel A Rula yang ada. Dalam penelitian ini akan
9 Posisi Leher 3 Posisi leher dilakukan perancangan alat bantu yang dapat
operator
memberntuk membantu pekerjaan operator serta
sudut 550 dari mengurangi potensi cedera operator pada saat
posisi tegak lurus melakukan pekerjaannya. Data antropometri
punggung. Maka
diberikan skor 3. akan digunakan sebagai acuan untuk
10 Posisi Tubuh 3 Posisi tubuh merancang alat pembakaran ikan. Penetepan
Bagian atas bagian atas dimensi tubuh operator digunakan untuk
operartor
membungkuk ke menetukan dimensi alat bantu yang bertujuan
depan agar alat tersebut sesuai dengan
membentuk sudut

88
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

penggunanya. Data antropometri yang Tabel 5. Data Antropometri Alat


dibutuhkan dari operator yaitu: Pembakaran Ikan
1. Panjang jangkauan tangan kedepan Persentil
D Keterangan SD
5th 50th 95th
(D24) D5 Tinggi pinggul 84.82 94.51 104.21 5.9
2. Tinggi bahu dalam posisi duduk (D10) D17 Lebar sisi 29.68 39.38 49.07 5.89
3. Tebal paha (D12) bahu
D22 Panjang
4. Lebar sisi bahu (D17) lengan atas
21.85 32.04 42.23 6.2
5. Tinggi pinggul (D5) D24 Panjang 61.75 73.8 85.86 7.33
Tabel 4 merupakan penjelasan penggunaan jangkauan
tangan
data antropometri yang digunakan beserta kedepan
dengan fungsinya.
Dari Tabel 5 dapat diketahui ukuran
Tabel 4. Fungsi Data Antropometri dimensi tubuh rata-rata penduduk di
Dimensi Fungsi Indonesia pada persentil 5, 50 dan 95. Selain
1. Panjang Untuk menentukan
itu dapat diketahui juga besar standar deviasi
jangkauan dimensi panjang alat
tangan kedepan pembakaran pada tiap dimensi tubuh. Data-data tersebut
(D24) digunakan untuk merancang alat bantu
2. Panjang lengan sehingga dapat sesuai dengan dimensi tubuh
atas (D22) operator pembakaran ikan.
3. Lebar sisi bahu
(D17) 3.3.4. Desain ergonomi
Tinggi pinggul (D5) Untuk menentukan Untuk merancang alat bantu
tinggi alat diperlukan data yang sesuai dengan dimensi
pembakaran tubuh operator. Pada penelitian ini
Panjang ikan Untuk menentukan menggunakan data antropometri Indonesia
lebar alat pembakaran
dengan tujuan agar alat bantu yang dirancang
dapat sesuai dengan ukuran rata-rata
Terdapat 4 klasifikasi yakni suku, jenis penduduk di Indonesia. Setelah melakukan
kelamin, tahun, dan usia. Pada kolom suku pegukuran dimensi tubuh manusia, maka
dipilih semua suku, hal ini ditujukan agar langkah selanjutnya yaitu melakukan
data yang digunakan untuk perancangan alat perancangan desain alat bantu dengan
bantu dapat digunakan sesuai dengan ukuran mengacu pada pengukuran dimensi yang
seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu telah dilakukan sebelumnya. Alat bantu yang
pada kolom jenis kelamin juga dipilih semua baru didesain untuk mengurangi risiko cedera
jenis kelamin, hal ini juga ditujukan agar alat operator ketika melakukan proses
bantu yang akan dirancang dapat digunakan pembakaran ikan. Gambar 8 dan 9
oleh operator pria atau wanita. Untuk kolom merupakan gambar dari desain alat
tahun dipilih 2 tahun terakhir, yakni mulai pembakaran yang baru beserta dimensinya.
dari tahun 2016-2017. Untuk kolom usia Desain untuk lebar dari alat pembakaran ikan
dipilih antara usia 17 tahun sampai 40 tahun. didapatkan dari lebar rata-rata ikan yang
Usia ini merupakan usia produktif manusia. dibakar. Sedangkan panjang dari alat
Dari klasifikasi yang telah dipilih didapatkan pembakaran adalah melalui perhitungan
data untuk tiap dimensi tubuh. Tabel 5 sebagai berikut:
merupakan data antropometri yang a. Penentuan dimensi jarak tangan secara
digunakan untuk merancang alat pembakaran diagonal ke samping tubuh operator
ikan. dengan menghitung secara phitagoras

89
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

pada dimensi D22 (panjang lengan


atas=32,04 cm) dan D24 (panjang
rentang lengan ke depan=66,18 cm)
b. Setelah mendapatkan nilai diagonal ke
samping dari tubuh operator (57,9 cm)
maka selanjutnya dihitung nilai lebar
jangkauan miring maksimum yang dapat
dijangkau oleh tangan operator dengan
cara phitagoras dengan sisi yang lain
jarak tubuh operator ke panggangan (20
cm) Gambar 9. Desain Alat Pembakaran Tampak
c. Didapatkan diagonal jangauan tangan Atas
operator ke samping dengan dikali dua
pada nilai 54,34 cm dan dengan
menambahkan D17 (lebar sisi bahu =
38,75 cm) maka didapatkan dimensi
147,43 diberikan allowance maka
didapatkan dimensi 150 cm

3.4. Analisis Hasil Perbaikan Postur Kerja


Setelah dilakukan penentuan dimensi
perbaikan alat pembakaran maka diperlukan
untuk analisis postur kerja setelah dilakukan
perbaikan pada alat pembakaran. Hasil Gambar 10. Postur Operator Pembakaran
analisis tersebut dilakukan pengukuran Ketika Menggunakan Alat Pembakaran yang
dengan metode Rula yang hasilnya Telah Mengalami Perbaikan
didapatkan pada Gambar 11 dan 12.
Gambar 11 merupakan hasil
pengukuran sudut dari postur kerja operator
pembakaran yang mana sudut tersebut diukur
pada posisi punggung, lengan atas, lengan
bawah, pergelangan tangan, telapak tangan,
leher, dan beban dari ikan yang di bakar.
Tabel 6. merupakan analisis yang digunakan
untuk melakukan pengisian pada Gambar 12.

Gambar 11. Perhitungan Sudut Postur


Operator Setelah Perbaikan
Gambar 8. Desain Alat Pembakaran Tampak
Samping

90
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

SCORES
Table A
Wrist
1 2 3 4
Upper Low er Wrist Tw ist Wrist Tw ist Wrist Tw ist Wrist Tw ist
Arm Arm 1 2 1 2 1 2 1 2
1
2 1 1 2 2 2 2 3 3 3
1
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
1
2 1 4 4 4 4 4 5 5 5
4
2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
1
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 6 7 7 Trunk Posture Score
3 6 6 6 7 7 7 7 8 1 2 3 4 5 6
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 Legs Legs Legs Legs Legs Legs
2 8 8 8 8 8 9 9 9 Neck 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
3 9 9 9 9 9 9 9 9 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
1 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
Table C 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

1 1 2 3 4 5 6 7+ Table B 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
1 1 2 3 3 4 5 5 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
2 2 2 3 4 4 5 5 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
3 5 4 4 4 5 6 7 7
1
6 4 4 5 6 6 7 7
+ 7 5 5 6 6 7 7 7
+
8+ 5 5 6 7 7 7 7
1 1

+ +

0 0

= =

4 Final Score 3 2

Name: Mr. A Assessor: Nasir Widha Setyanto, dkk

Section: Pedagang Ikan Bakar Task: Operator Pembakar Ikan Date: #

Gambar 12. Penilaian RULA Perbaikan

Tabel 6. Analisis Postur Tubuh Operator Step Variabel Skor Penjelasan


4 Pergelangan 1 Posisi
Pembakar Ikan Setelah Perbaikan Tangan pergelangan
Step Variabel Skor Penjelasan tangan operator
1 Lengan Atas 2 Posisi lengan atas memutar sampai
membentuk sudut garis tengah
400, dapat tangan ketika
diartikan bahwa meletakkan ikan
sudut tersebut pada
terletak diantara pembakaran,
45̊ - 90̊ maka maka diberikan
diberikan skor 2. skor 1.
2 Lengan Bawah 1+1 Posisi lengan 5 Skor Tabel A 4 Skor 4
bawah operator didapatkan dari
membentuk sudut tabel A yang ada
750, angka di tabel RULA
tersebut berada dengan melihat
diantara 0̊ - 50̊ , skor pada step 1-
maka diberikan 4.
skor 2. Pada 6 Penggunaan 1 Karena operator
postur yang sama Otot melakukan
operator aktivitas kerja
melakukan yang static
gerakan selama > 10
menyilang 7 Berat Beban 0 Beban yang
melebihi garis dibawa oleh
tengah dari badan operator < 4,4
operator maka lbs, sehingga
diberikan skor 1. diberikan skor 0.
3 Posisi tangan 1 Posisi tangan 8 Skor Tabel C 4 Skor 5 diperoleh
operator dari hasil analisis
membentuk sudut padaTabel A
00, sehingga Rula
diberikan skor 1.

91
Desain Alat Pembakaran Untuk Pedagang Olahan Ikan Menggunakan Analisis Pengukuran Rula (Rapid
Upper Limb Assesment)

Step Variabel Skor Penjelasan tubuh, diantaranya adalah: lengan bawah,


9 Posisi Leher 1 Posisi leher
operator
pergelangngan tangan, leher, punggung. Hal
memberntuk ini ketika dilakukan analisis skor RULA
sudut 550 dari gabungan didapatkan penurunan nilai dari 5
posisi tegak lurus
punggung. Maka
menjadi 3.
diberikan skor 3.
10 Posisi Tubuh 1 Posisi tubuh Tabel 7. Perbandingan Skore RULA untuk
Bagian atas bagian atas
operartor
Sebelum dan Sesudah Perbaikan
membungkuk ke No Postur Sebelum Setelah
depan Perbaikan Perbaikan
membentuk sudut 1 Lengan atas 2 2
37 , maka
diberikan skor 3. 2 Lengan 2 1
11 Posisi Kaki 1 Posisi kaki bawah
operator
menopang tubuh, 3 Pergelangan 3 1
sehingga Tangan
diberikan skor 1. 4 Leher 3 1
12 Skor Tabel B 1 Skor 4
didapatkan dari 5 Punggung 3 1
tabel B yang ada
di tabel RULA 6 Skore RULA 5 3
dengan melihat
skor pada step 9-
11.
13 Penggunaan 1 Karena operator 4. Kesimpulan
Otot melakukan
aktivitas kerja Analisis yang dilakukan pada
yang static permasalahan yang dihadapi oleh pedagang
selama > 10 pada proses pembakaran ikan terkait
menit
14 Berat Beban 0 Beban yang penggunaan alat pembakaran ikan adalah
dibawa oleh dirasakan keluhan pada bagian tubuh yang
operator < 4,4 merasakan sangat sakit adalah bagian tubuh
lbs, sehingga
diberikan skor 0. leher atas, leher bawah, bahu kanan, lenga
15 Skor Tabel C 3 Skor 6 diperoleh atas kanan, pinggang, lengan bawah kanan,
dari hasil skoring siku kanan, pergelangan tangan kanan. Untuk
pada Tabel C
bagian tubuh yang terasa sakit adalah lengan
atas kiri, siku kiri, lean bawah kiri,
Hasil perngukuran pada metode rula
pergelangan tangan kiri, tangan kiri, paha kiri
sebelum dan sesudah perbaikan kita
dan kanan, betis kiri, betis kanan, kaki kanan
perbandingkan pada Tabel 7. yang
dan kaki kiri.
menunjukkan penurunan nilai 5 ke 3. Hal ini
Desain alat untuk membakar ikan
dikarenakan setelah dilakukan perbaikan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil
pada dimensi alat pembakaran didapatkan
pembakaran terhadap ikan adalah dengan
perbaikan postur pada punggung, leher, dan
menggunakan dimensi antropometri pada D5
telapak tangan.
yang digunakan untuk menentukan tinggi
Berdasarkan analisis yang dilakukan
dari alat pembakaran (87,3 cm) kemudian
pada Tabel 7 berupa perbandingan kondisi
penentuan lebar adalah dengan menggunakan
sebelum perbaikan desain dan sesudag
panjang ikan yang dibakar (40 cm),
perbaikan desain dapat diestimasi bahwa
sedangkan lebar alat pembakaran 150 cm
terjadi penurunan skor pada 4 postur bagian

92
Teknoin Vol. 25, No. 2, September 2019: 80-93

dengan menggunakan dimensi panjang Manghisi, V., Uva, A., Fiorentino, M.,
lengan atas (D22), panjang jangkauan tangan Bevilacqua, V., Trotta, G., & Monno, G.
ke depan (D24), dan lebar sisi bahu (D17). (2017). Real time RULA assessment
Kemanfaatan alat terhadap using Kinect v2 sensor. Applied
permasalahan yang dihadapi oleh pedagang Ergonomics, 65, 481–491.
adalah menurunnya resiko cedera atau McAtamney, L. Y Corlett, E. N., (1993).
kelelahan yang didapatkan operator dengan RULA: A survey method for the
indicator skor nilai RULA yang sebelum investigation of work-related upper limb
perbaikan adalah 5 dan setelah perbaikan disorders. Applied Ergonomics, 24, pp.
adalah 3 yang artinya adalah diperlukan 91-99.
perbaikan. Oesman,T. I., Irawan, E., Wisnubroto, P.
(2019). Analisis Postur Kerja dengan
RULA Guna Penilaian Tingkat Risiko
Daftar Pustaka Upper Extremity Work-Related
Musculoskeletal Disorders Studi Kasus
Ardiliansyah, R. R., Handoko, L., Wiedartini. PT. Mandiri Jogja Internasional. Jurnal
(2017). Analisis Tingkat Risiko Cedera Ergonomi Indonesia Vol. 05 No.01
MSDs pada Pekerjaan Manual Material Tahun 2019, 39-46.
Handling dengan Metode REBA dan Roman-Liu, D. (2014). Comparison of
RULA pada Pekerjaan Area Produksi concepts in easy-to-use methods for
Butiran PT. Petrokimia Kayaku. MSD risk assessment. Applied
Proceeding 1st Conference on Safety Ergonomics, 45(3), 420–427.
Engineering and Its Application, 61-66. Sari, R., & Swara, S. (2014). Analisis
Chen, J., Falkmer, T., Parsons, R., Buzzard, Penggunaan Bangku Sekolah Ukuran
J., & Ciccarelli, M. (2014). Impact of Fixed Dan Adjustable Untuk Anak
experience when using the Rapid Upper Sekolah Dasar. Journal of Engineering
Limb Assessment to assess postural risk and Management in Industrial System,
in children using information and 2(1). doi:http://dx.doi.org/ 10.21776/ub.
communication technologies. Applied jemis.2014.002.01.7
Ergonomics, 45(3), 398–405. Sugiono, S., Soenoko R., Lukodono R.P.
Dockrell, S., O’Grady, E., Bennett, K., (2017). A Designing Dairy Cattle
Mullarkey, C., Mc Connell, R., Ruddy, Facilties Based On Statics/Dynamic
R., … Flannery, C. (2012). An Zoometry by Using Artificial
investigation of the reliability of Rapid Intelligence.TELKOMNIKA
Upper Limb Assessment (RULA) as a (Telecommunication, Computing,
method of assessment of children’s Electronics and Control) 2017 15(1),
computing posture. Applied 399-406.
Ergonomics, 43(3), 632–636. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Hardianto, H., Hardianto, H., Ardiasandy, A., Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Henny. (2018). Analisis Postur Tubuh Bandung:Alfabeta
Pekerja Menggunakan Nordic Dan
RULA. Inaque Vol. 6 No. 2 AGUSTUS
2018, 91-96.

93

Anda mungkin juga menyukai