DI SUSUN OLEH
NAMA :
Mangasi Sinaga ( 5181121006)
Julfanio Atur Mangisi Samosir (5183121034)
DOSEN PENGAMPU :
DAFTAR ISI
DAFTARISI..............................................................................................................i
BAB1.PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. LatarBelakang............................................................................................1
1.2. Manfaat Program.......................................................................................2
1.2.1. BagiAnggota PKM...........................................................................3
1.2.2. BagiMitra.........................................................................................3
BAB 2.TINJAUANPUSTAKA...............................................................................3
2.1 Gambaran Umum Masyarakat Mitra..........................................................3
2.2 Penerapan TeknologiTepat Guna................................................................4
2.3 Aspek Penerapan.........................................................................................4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN.....................................................................7
3.1 Diagram Alir Kegiatan................................................................................8
3.1.1. Observas1 dan Diskusi denganMitra...............................................8
3.1.2. Membuat Desain Akhir /gambar detail............................................8
3.1.3. AnalisisDesain Awal.......................................................................8
3.1.4. Membuat Desain Awal /gambarkonsep...........................................8
3.1.5. Studi Literatur..................................................................................8
3.1.6. PengadaanAlatdanBahan.................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................9
4.1 Anggaran Biaya...........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..........................................................................................9
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Dosen pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Gambaran IPTEK yang akan diterapkan
i
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan yang luas.
Terdiri dari sekitar 13.667 pulau, dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas
perairan lautnya mencapai 3.257.483 km2. Panjang garis pantai Indonesia
mencapai 81.497 km2 yang merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Dengan
luas laut mencapai 70 persen dari total luas wilayah, Indonesia memiliki potensi
perikanan melimpah yang tersebar luas dari Malaka hingga Arafura. Hal ini
menyebabkan perikanan menjadi salah satu sektor perekonomian utama
masyarakat. Salah satu sentra ikan yang terkenal di Provinsi Sumatera Utara
berada di Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, ikan yang
diperoleh nelayan di Pantai Labu tidak semua dijual ke pasar tetapi juga
dikeringkan untuk dibuat ikan asin, pengolahan ikan di Pantai Labu dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan diawetkan atau mengolahnya
langsung, Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Akan tetapi ikan mengalami proses pembusukan yang sangat cepat,
sehingga dibutuhkan proses pengawetan. Tujuan dari pengawetan ikan sebagai
usaha untuk mengatasi kelebihan hasil tangkapan ikan yang belum sampai pada
konsumen, serta untuk memperpanjang masa penyimpanan ikan (Afrianto dan
Liviawaty, 1989). Mengawetkan ikan bisa dengan diasinkan atau diasap. Proses
pengasinan ikan atau pengasapan dilakukan nelayan secara umum dilapangan
terbuka dan dapat dikatakan masih secara konvensional tanpa sistem, langsung
tanpa ada alat bantu yang dapat mempercepat proses pengeringan ikan, yaitu
dilakukan dengan meletakkan ikan diatas jaring, tikar, atau anyaman bambu yang
ditempatkan di bawah sinar matahari langsung. Proses pengasinan selama
penjemuran ikan secara konvensional ini dapat berlangsung 2-3 hari dan dapat
terkendala dengan perubahan cuaca yang signifikan.
Untuk musim kemarau, pengeringan ikan berjalan dengan baik. Nelayan di
Pantai Labu dapat menghasilkan ikan kering dengan berbagai jenis dan ukuran,
hasil yang diperoleh mencapai 1 ton sedangkan jika musim penghujan,
pendapatan mereka menurun drastis, Ikan yang dijemur akan kering sesuai dengan
tingkat kekeringan tertentu sehingga mereka hanya menghasilkan setengah ton
ikan, yang berdampak harga jual ikan pada saat musim hujan sangat tinggi.
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapakan sebagian besar air yang
dikandung melalui penguapan energi panas (Ari, 2007). Proses pengeringan
merupakan pengeluaran kadar air melalui proses penguapan, berkurangnya kadar
air pada ikan dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan dan
perkembang bakteri, dengan demikian ikan dapat menjadi lebih awet
(Berhimpon,dkk, 2002). Dari hassil observasi tim kami ke lokasi Pantai Labu,
menunjukkan bahwa proses pengeringan ikan dilakukan masih secara sederhana
yaitu ikan di pilah-pilih berdasarkan jenis dan ukurannya dan dikumpulkandalam
satu tempat, lalu direndam dalam larutan garam pekat, dan ikan-ikan yang besar
dibelah atau dipotong terlebih dahulu agar garam mudah meresap ke dalam
daging, kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung.
Perubahan cuaca yang signifikan adalah menjadi salah satu masalah utama
untuk para nelayan, jika turun hujan maka ikan yang dijemur para nelayan tidak
langsung digulung atau diangkat tetapi hanya ditutup oleh terpal atau plastik, hal
ini kurang baik untuk dilakukan karena jika ikan hanya ditutup oleh terpal atau
plastik, maka permukaan ikan akan menjadi lembab dan memungkinkan untuk
terjadinya tumbuh bakteri halofilik. Bakteri halofilik adalah kelompok bakteri
yang hidup dan berkembang biak pada lingkungan dengan kadar garam tinggi.
Habitat kelompok halofilik dapat ditemukan di laut, tambak, dan lumpur yang
memiliki kadar garam tinggi. Bakteri ini dapat tumbuh di dalam ikan, sehingga
mengurangi nilai mutu pada ikan, sehingga dari beberapa pertimbangan diatas
kami terinovasi untuk membuat mesin pengering ikan dengan model
aerodinamika, mesin ini tetap dapat bekerja walaupun dalam cuaca yang sedang
hujan, karena mesin ini di modifikasi dengan panel surya dan menggunakan
prinsip aerodinamika dan ikan yang di dalam mesin yang kami buat juga tetap
terjaga mutunya. Alat ini dapat meningkatkan produksi masyarakat, ketepatan
waktu, dan semakin menambah keuntungan bagi mereka. Hal ini dikarenakan alat
ini menggunakan sinar matahari dan angin sebagai sumber energi utama
pengeringan ikan.
1.2. Manfaat Program
1.2.1. Bagi Anggota Kelompok PKM
1. Bagi anggota pkm, program ini bermanfaat untuk mengembangkan
kreativitas dan peka terhadap masalahmasyarakat.
2. Bagi anggota pkm dan juga dunia pendidikan, mesin "pengering ikan
menggunakan system aerodinamika" dapat digunakan untuk
sumbangsih ilmupengetahuan.
1.2.2. Bagi Mitra
1. Bagi Mitra, program ini bermanfaat sebagai bahan refrensi untuk
mengembangkan industry mitra yang efesien melalui mesin "Pengering
ikan menggunakan system aerodinamika"
2. Mitra dapat memproses hasil yang lebih banyak, cepat, dan aman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum MasyarakatMitra
UKM pengolahan ikan yang terkenal di provinsi sumaera utara salah
satunya terletak di daerah pantai labu yang memiliki sumber daya laut yang
melimpah, tetapi di sekitaran pantai labu para pengolah ikan masih menggunakan
sistem konvensional untuk pengolahan ikan yaitu dengan menjemur dengan
matahari langsung. Tetapi sistem konvensional ini kurang layak diterapkan di
zaman modern. Sistem konvensional membuat pekerjaan yang dilakukan sangat
lama dan tidak efesien dan juga terkendala oleh perubahan cuaca.Sistem
pekerjaan pengeringan ikan yang terfokus hanya pada sinar matahari yang kita
tahu matahari hanya menyinari dalam waktu 12 jam, dan juga sering kali
terkendala apabila musim hujan tiba, membuat proses pekerjaan kurang efektif.
Gambar 3.1 Tahap pengerjaan mesin pengering ikan dengan sistem aerodinamika
3.1.1. Observasi dan Diskusi denganmitra
Dari hasil peninjauan tim peneliti kelokasi pesisir pantai labu menunjukan
bahwa proses pembuatan ikan asin masih secara sederhana atau tradisional yaitu
ikan laut dipilah-pilah berdasarkan jenis dan ukuran dikumpulkan dalam suatu
wadah lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang
besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah
meresap ke dalam daging, kemudian baru dijemur di bawah terik matahari panas.
Pembuatan ikan asin dengan kombinasi penggaraman kering dan basah, lkan
dicampur dengan kristal garam dengan perbandingan 3 : 1 atau 4 : 1 di dalam bak
semen. Campuran ini disiram dengan larutan garam jenuh sebanyak 500 liter
untuk 2 - 2.5 ton ikan. dan dibiarkan satu sampai tiga malam, tergantung pada
cuaca. Setelah penggaraman cukup dan cuaca memungkinkan, ikan diangkatdan
dibila dengan air, kemudian dijemur.
Penambahan garam yang biasa dilakukan oleh para nelayan berkisar antara 20
sampai 40 persen berat ikan, kadang-kadang sampai 60 - 100 persen berat ikan.
Lama pengeringan berkisar antara 1 - 6 hari. Pada cuaca yang baik, pengeringan
ikan-ikan kecil seperti teri cukup dilakukan selama 5 - 7 jam, sedangkan ikan
berukuran sedang membutuhkan waktu 2 hari, dan ikan berukuran besar
mernbutuhkan lebih lama kadang-kadang sampai 4 hari.
Teknologi pengolahan Ikan asin ramah lingkungan dengan menggunakan solar
cell menjadi solusi bagi masyarakat pesisir pantai labu. Energi matahari
menghasilkan panas dengan temperature yang dapat disesuaikan untuk proses
pembuatan ikan asin. Untuk memperoleh kualitas pengeringan yang bagus, ada
beberapa parameter yang harus dikontrol selama proses pengeringan, yaitu
kecepatan aliran udara, temperatur udara pengering dan kelembaban relatif udara.
Kecepatan aliran udara yang tinggi dapat mempersingkat waktu pengeringan.
Kecepatan aliran udara yang disarankan untuk melakukan proses pengeringan
antara 1,5 – 2,0 m/s.(Kurnia dan Hendrawan, 2018). Dikarenakan mitra masih
menggunakan alat seadanya, atau manual, jadi saya menemukan ide untuk
membuat mesin pengering ikan yang lebih efektif dan meningkatkan efisiensi
mutu produksiikan.
3.1.2. Membuat Desain akhir / gambardetail
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.1.2. (a) Produk tampak depan, (b) produk tampak belakang,(c)
Produk tampak kiri, (d) produk tampak kanan
3.1.3. Analisa desain awal
Prinsip kerja dari pengering ikan ini yaitu dengan mengonversikan energi
matahari pada modul sel surya (PV) menjadi energi listrik. Energi tersebut
kemudian ditampung pada baterai atau aki dengan menggunakan charge controler.
Arus listrik DC yang ditampung dalam Aki akan dikonversikan menggunakan
inverter menjadi tegangan arus listrik AC yang disalurkan ke kipas dan pemanas
yang berada dalam Rak pengering ikan.
Kipas pada rak berfungsi untuk mengalirkan udara atau membuang gas pada
rak pengering ikan tersebut, dan pemanas digunakan untuk mengeringkan
kandungan air pada ikan yang diletakkan atau yang ditampung pada rak pengering
ikan. Sedangkan sensor suhu yang diletakkan pada rak berfungsi untuk
mengontrol suhu dalam rak pengering agar ikan dalam rak sesuai dengan suhu
yang diinginkan dalampengeringan.
3.1.4. Membuat Desain Awal / gambarkonsep
Gambar 3.1.4 Desan / konsep awal
3.1.5. StudiLiteratur
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan
hidup manusia. Salah satu faktor yang menetukan nilai jual ikan dan hasil
perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya, mutunya, tahan lama, dan tidak
cepat membusuk. (Saputra, 2015). Tujuan utama pengeringan ialah untuk
memperpanjang umur simpan bahan dengan cara menurunkan aktivitas air ( Aw =
water activity). Turunnya aktifitas air dapat menghambatbat pertumbuhan
mikroba dan aktifitas yang disebabkan oleh enzim, karena suhu pemanasan tidak
cukup tinggi untuk membunuh mikroba dan menon aktifkan enzim. (Basri, 2017).
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai
pemberi panas pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air.
Fungsi lain dari udara adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh
bahan yang dikeringkan. Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan
udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai mencapai kesetimbangannya,
maka akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau dengan kata lain lebih
cepat. (Oliver,2019)
Alat Pengering surya ini terdiri atas kolektor surya, ruang pengering, saluran
udara, blower dan cerobong. Selain itu, juga disediakan tempat untuk pemanas
tambahan, yang berfungsi sebagai sumber panas cadangan jika cuaca mendung
atau untuk pengeringan pada malam hari. (Basri, 2017). telah melakukan kajian
pengeringan surya aktif tidak langsung terhadap ikan nila, Efisiensi pengeringan
ikan nila yang didapatkan tidak begitu tinggi, yaitu bervariasi antara 0,5% sampai
dengan 8,16%. Dan temperatur pengeringan tertinggi 50 , dengan kecepatan
aliran udara untuk melakukan proses pengeringan antara 1,5–2,0m/s.
3.1.6. Pengadaan alat danbahan
Alat yang di gunakan adalah Palu, gergaji. Bahan yang digukan adalah panel
surya, Solar charge controller, Battery, Inverter, Temperature controller, Sensor
suhu, Plat seng, Fan/kipas, pipa .
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. AnggaranBiaya
4.2. JadwalKegiatan
Bulan
Person
No Jenis Kegiatan Penanggu
1 2 3 4
ng-jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Diskusi Tim
2. Perancangan
dandesain
produk
3. Pengadaan alat
dan bahan
4. Pembuatan
produk
6. Penialaian /
analysis
kegagalan dan
tindak perbaikan
produk
7. Evaluasi
8. Penyusunan
laporan
kemajuan
9. Penyusunan
Laporan Akhir
10. Publikasi dan
pengajuan
paten
11. Penyusunan ,
Arikel Ilmiah
danPengiriman
ke
pengelola jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Basri (2017) “Pengering Surya Type Down Draf,” Universitas Halu Oleo, hal. 1–
62.
NO Status dalam
Jenis Kegiatan Tempat dan
Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
4.
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Waktu dan
Penghargaan Tempat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
13
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuanPKM-PI.
(…………………….)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan
(Rp)
1. Bahan/Perlengkapan Habis Pakai
a. Panel surya 300 watt 2.000.000,- 2.000.000,-
b. Steel Plat 1 lembar 100.000,- 500.000,-
c. Besi siku profil 8 batang 90.000,- 720.000,-
(ukuran 4x4,
3mm)
d. Pipa 5m 500.000,- 500.000,-
e. Fan/kipas 1 500.000,- 500.000,-
f. Spidol 2 Pcs 3000,- 6.000,-
g. Batterai Aki 1 pcs 2.000.000,- 2.000.000,-
h. Inverter 1 500.000,- 500.000,-
i. Masker Standar 2 Box 88.000,- 176.000,-
Kesehatan
j.
k. Rapid Test 5 150.000,- 750.000,-
l. Temperatur Kontrol 1 (type : Dual 500.000,- 500.000,-
PID auto
Tuning)
m. Sensor Suhu 1 (type : RTD 200.000,- 200.000,-
PT 100)
-