Anda di halaman 1dari 16

REKAYASA INDUSTRI

( System " Aerodinamika" Untuk Meningkatkan


Efisiensi Mutu Efektivitas Nelayan Di Pantai Labu )

DI SUSUN OLEH
NAMA :
Mangasi Sinaga ( 5181121006)
Julfanio Atur Mangisi Samosir (5183121034)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Eka Daryanto, M.T.


Sapitri Janyaruansyah, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK


MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DAFTAR ISI

DAFTARISI..............................................................................................................i
BAB1.PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. LatarBelakang............................................................................................1
1.2. Manfaat Program.......................................................................................2
1.2.1. BagiAnggota PKM...........................................................................3
1.2.2. BagiMitra.........................................................................................3
BAB 2.TINJAUANPUSTAKA...............................................................................3
2.1 Gambaran Umum Masyarakat Mitra..........................................................3
2.2 Penerapan TeknologiTepat Guna................................................................4
2.3 Aspek Penerapan.........................................................................................4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN.....................................................................7
3.1 Diagram Alir Kegiatan................................................................................8
3.1.1. Observas1 dan Diskusi denganMitra...............................................8
3.1.2. Membuat Desain Akhir /gambar detail............................................8
3.1.3. AnalisisDesain Awal.......................................................................8
3.1.4. Membuat Desain Awal /gambarkonsep...........................................8
3.1.5. Studi Literatur..................................................................................8
3.1.6. PengadaanAlatdanBahan.................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................9
4.1 Anggaran Biaya...........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..........................................................................................9
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Dosen pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Gambaran IPTEK yang akan diterapkan

i
2

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan yang luas.
Terdiri dari sekitar 13.667 pulau, dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas
perairan lautnya mencapai 3.257.483 km2. Panjang garis pantai Indonesia
mencapai 81.497 km2 yang merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Dengan
luas laut mencapai 70 persen dari total luas wilayah, Indonesia memiliki potensi
perikanan melimpah yang tersebar luas dari Malaka hingga Arafura. Hal ini
menyebabkan perikanan menjadi salah satu sektor perekonomian utama
masyarakat. Salah satu sentra ikan yang terkenal di Provinsi Sumatera Utara
berada di Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, ikan yang
diperoleh nelayan di Pantai Labu tidak semua dijual ke pasar tetapi juga
dikeringkan untuk dibuat ikan asin, pengolahan ikan di Pantai Labu dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan diawetkan atau mengolahnya
langsung, Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Akan tetapi ikan mengalami proses pembusukan yang sangat cepat,
sehingga dibutuhkan proses pengawetan. Tujuan dari pengawetan ikan sebagai
usaha untuk mengatasi kelebihan hasil tangkapan ikan yang belum sampai pada
konsumen, serta untuk memperpanjang masa penyimpanan ikan (Afrianto dan
Liviawaty, 1989). Mengawetkan ikan bisa dengan diasinkan atau diasap. Proses
pengasinan ikan atau pengasapan dilakukan nelayan secara umum dilapangan
terbuka dan dapat dikatakan masih secara konvensional tanpa sistem, langsung
tanpa ada alat bantu yang dapat mempercepat proses pengeringan ikan, yaitu
dilakukan dengan meletakkan ikan diatas jaring, tikar, atau anyaman bambu yang
ditempatkan di bawah sinar matahari langsung. Proses pengasinan selama
penjemuran ikan secara konvensional ini dapat berlangsung 2-3 hari dan dapat
terkendala dengan perubahan cuaca yang signifikan.
Untuk musim kemarau, pengeringan ikan berjalan dengan baik. Nelayan di
Pantai Labu dapat menghasilkan ikan kering dengan berbagai jenis dan ukuran,
hasil yang diperoleh mencapai 1 ton sedangkan jika musim penghujan,
pendapatan mereka menurun drastis, Ikan yang dijemur akan kering sesuai dengan
tingkat kekeringan tertentu sehingga mereka hanya menghasilkan setengah ton
ikan, yang berdampak harga jual ikan pada saat musim hujan sangat tinggi.
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapakan sebagian besar air yang
dikandung melalui penguapan energi panas (Ari, 2007). Proses pengeringan
merupakan pengeluaran kadar air melalui proses penguapan, berkurangnya kadar
air pada ikan dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan dan
perkembang bakteri, dengan demikian ikan dapat menjadi lebih awet
(Berhimpon,dkk, 2002). Dari hassil observasi tim kami ke lokasi Pantai Labu,
menunjukkan bahwa proses pengeringan ikan dilakukan masih secara sederhana
yaitu ikan di pilah-pilih berdasarkan jenis dan ukurannya dan dikumpulkandalam
satu tempat, lalu direndam dalam larutan garam pekat, dan ikan-ikan yang besar
dibelah atau dipotong terlebih dahulu agar garam mudah meresap ke dalam
daging, kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung.
Perubahan cuaca yang signifikan adalah menjadi salah satu masalah utama
untuk para nelayan, jika turun hujan maka ikan yang dijemur para nelayan tidak
langsung digulung atau diangkat tetapi hanya ditutup oleh terpal atau plastik, hal
ini kurang baik untuk dilakukan karena jika ikan hanya ditutup oleh terpal atau
plastik, maka permukaan ikan akan menjadi lembab dan memungkinkan untuk
terjadinya tumbuh bakteri halofilik. Bakteri halofilik adalah kelompok bakteri
yang hidup dan berkembang biak pada lingkungan dengan kadar garam tinggi.
Habitat kelompok halofilik dapat ditemukan di laut, tambak, dan lumpur yang
memiliki kadar garam tinggi. Bakteri ini dapat tumbuh di dalam ikan, sehingga
mengurangi nilai mutu pada ikan, sehingga dari beberapa pertimbangan diatas
kami terinovasi untuk membuat mesin pengering ikan dengan model
aerodinamika, mesin ini tetap dapat bekerja walaupun dalam cuaca yang sedang
hujan, karena mesin ini di modifikasi dengan panel surya dan menggunakan
prinsip aerodinamika dan ikan yang di dalam mesin yang kami buat juga tetap
terjaga mutunya. Alat ini dapat meningkatkan produksi masyarakat, ketepatan
waktu, dan semakin menambah keuntungan bagi mereka. Hal ini dikarenakan alat
ini menggunakan sinar matahari dan angin sebagai sumber energi utama
pengeringan ikan.
1.2. Manfaat Program
1.2.1. Bagi Anggota Kelompok PKM
1. Bagi anggota pkm, program ini bermanfaat untuk mengembangkan
kreativitas dan peka terhadap masalahmasyarakat.
2. Bagi anggota pkm dan juga dunia pendidikan, mesin "pengering ikan
menggunakan system aerodinamika" dapat digunakan untuk
sumbangsih ilmupengetahuan.
1.2.2. Bagi Mitra
1. Bagi Mitra, program ini bermanfaat sebagai bahan refrensi untuk
mengembangkan industry mitra yang efesien melalui mesin "Pengering
ikan menggunakan system aerodinamika"
2. Mitra dapat memproses hasil yang lebih banyak, cepat, dan aman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum MasyarakatMitra
UKM pengolahan ikan yang terkenal di provinsi sumaera utara salah
satunya terletak di daerah pantai labu yang memiliki sumber daya laut yang
melimpah, tetapi di sekitaran pantai labu para pengolah ikan masih menggunakan
sistem konvensional untuk pengolahan ikan yaitu dengan menjemur dengan
matahari langsung. Tetapi sistem konvensional ini kurang layak diterapkan di
zaman modern. Sistem konvensional membuat pekerjaan yang dilakukan sangat
lama dan tidak efesien dan juga terkendala oleh perubahan cuaca.Sistem
pekerjaan pengeringan ikan yang terfokus hanya pada sinar matahari yang kita
tahu matahari hanya menyinari dalam waktu 12 jam, dan juga sering kali
terkendala apabila musim hujan tiba, membuat proses pekerjaan kurang efektif.

Gambar 1. Pengeringan ikan secara konvensional


Beberapa produk ikan asin yang berukuran kecil misalnya teri asin putih,
teri asin hitam,teri tambang (lemet), teri nasi dan jambrong. Ikan-ikan berukuran
sedang yang sering diawetkan dengan pengasingan misalnya petek, selar. layang
dan sarden, sedangkan ikan asin yang terbuat dari ikan berukuran besar yang telah
rnengalami pembelahan dan penyiangan pada waktu pernbuatannya meliputi ikan
tenggiri, tongkol, pari, jarnbal dan cucut. Jika dilihat dari segi higienis, cara ini
dirasakan kurang baik, karena selain terkena udara bebas yang memiliki banyak
kandungan virus dan kuman, ikan juga dihinggapi oleh lalat yang banyak
membawa kuman penyakit. Pengolahannya biasanya menggunakan rak-rak
anyaman bamboo, seng, terpal dan apabila panen raya, ikan-ikan yang akan
dikeringkan dijemur di permukaan pantai tanpa alas.
Permasalahannya bagaimana proses pembuatan ikan asin yang dikelola oleh
masyarakat maupun pengusaha perlu adanya sentuhan teknologi yang mendukung
masyarakat dalam pengolahan ikan asin. Teknologi pengolahan Ikan asin ramah
lingkungan dengan menggunakan solar cell menjadi solusi bagi masyarakat
pesisir pantai labu. Energi matahari menghasilkan panas dengan temperature yang
dapat disesuaikan untuk proses pembuatan ikan asin. Menurut Bahari (2010),
temperature mencapai 106 0 C dan dapat disimpan panas tersebut selama 12 jam
dengan temperature terendah 500C.
2.2. Penerapan Teknologi Tepat Guna
Dengan adanya mesin pengering ikan dengan sistem aerodinamika ini dapat
membantu mitra dalam proses pengeringan ikan dimana mesin yang kami buat ini
dapat lebih efisien, dan lebih menigkatkan produksi mutu ikan serta lebih
menghemat waktu dalam proses pengeringan, mesin ini dapat bekerja 24 jam dan
juga dapat di letakkan di luar ruangan meskipun saat hujan, Alat pengering ikan
dengan sistem aerodinamika ini juga kami hubungkan dengan menggunakan panel
surya dan energi matahari merupakan hasil pengembangan energi terbarukan yaitu
pemanfaatkan energi matahari baik secara langsung maupun secara tidak langsung
dengan penyimpanan solar cell, yang penggunaannya dimaksimalkan dan
diunggulkan untuk meningkatkan kesejahteraan mitra pesisir pantai labu dengan
produk yang didesain sedemikian rupa agar dihasilkan ikan kering yang bermutu
dan higienis untuk dikonsumsi, mengurangi ketergantungan pada cuaca, menekan
kerugian yang dialami para nelayan pada saat panen raya, memperkecil
kemungkinan kerusakan yang diakibatkan pembusukan, dan mempercepat proses
dan tidak memerlukan lahan yang luas.(Mukkun dan Dana, 2016)
Sebenarnya solusi yang kami tawarkan ini adalah berupa karya tiruan dari
pihak Yusak Mukkun dan, Sumartini Dana (2016) karya tiruan dalam hal
pengembangan atau penyempurnaan alat sebelumnya yang terbilang kurang
efektif. Karya sebelumnya dalam waktu 1 jam mesin dapat memproduksi 40kg
dan dengan alat yang terbaru ini maka produksinya meningkat menjadi 50kg
dalam waktu yang sama, dan juga jumlah raknya lebih besar sehingga
produksinya berkapasitas besar, lebih cepat kering karena menambah ukuran daya
pemanasnya, serta alat yang kami buat lebih kecil dari karya sebelumnya sehingga
lebih mudah untuk di angkat ataupun di pindah tempatkan dan sedikit memakan
tempat.
2.3. AspekPenerapan
Panel surya dapat menyerap panas dan bisa menghasilkan listrik melalui
proses konversi, jadi panas yang di hasilkan oleh panel surya ini di hembuskan ke
dalam ruangan oven menggunakan kipas/fan, sistemnya seperti hair dryer, panas
yg d hasilkan kemudian di masukkan ke dalam ruangan oven, dan energi
listriknya bisa di manfaatkan untuk memutar kipas /fan dan ovennya masih tetap
pakai penutup kaca agar lebih maksimal proses kerja ovennya karna bisa kena
matahari langsung. Nilai keunggulan lain dari alat ini adalah tidak memerlukan
lahan yang luas dan dapat dipindah-pindahkan. Pengoperasiannya juga tidak sulit,
alat ini didesain khusus selain dapat diletakan di tempat terbuka jika cuaca baik,
sinar matahari bisa focus menyinari kaca-kaca pengumpul panas yang bertujuan
untuk proses pengeringan ikan. Namun jika cuaca mendung atau hujan alat ini
bisa mengguakan panel solar sel sebagai catu daya untuk proses pengeringan ikan
asin. Alat ini sangat sesuai dalam pengembangan teknologi dan berguna untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membantu pemerintah
menuntaskan kemiskinan didaerah-daerah terpencil (Mukkun dan Dana,
2016)BAB 3. METODEPELAKSANAAN
Pelaksanaan program ini dilakukan dengan cara tatap muka (Luring)
dengan menggunakan protokol kesehatan COVID-19 juga dengan sistem dalam
jaringan (Daring). Metode pelaksanaan yangdigunakan untuk
mengimplementasikan teknologi ini terdiri dari koleksi data awal, rekayasa
keteknikan, uji keandalan karya, teknik koleksi, pengolahan dan analisis data.
Koleksi data awal yang digunakan adalah hasil observasi di pantai labu. Data awal
yang diperoleh untuk mengimplementasikan teknologi terdiri dari (1) Geometri
ikan 11 cm dan memakan waktu yang lama dengan system konvensional.
Rekayasa keteknikan dalam membuat mesin " pengering ikan dengan sistem
aerodinamik " menggunakan bantuan software Autocad 2015 pro, Uji keandalan
karya dilakukan melalui pengujian kinerja mesin dan pengujian hubungan mesin "
pengering ikan dengan sistem aerodinamika "
3.1. Diagram AlirKegiatan
Tahapan pekerjaan yang dilakukan untuk mengimplementasikan program
terdiri dari (1) Megumpulkan data pendukung untuk mengkonstruk mesin "
pengering ikan dengan sistem aerodinamika"; (2) Membuat drawing 2D dan 3D
model mesin; (3) Analisis drawing; (4) Rekayasa manufacture; (5) Assembling;
(6) Analisis mesin; dan (8) Uji coba pada home industry tahu. Pengumpulan data
pendukung merupakan langkah awal dari merancang bangun mesin " pengering
ikan dengan sistem aerodinamika ". Drawing 2D dan 3D berguna untuk
mengetahui model mesin secara ideal. Analisis drawing merupakan rangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengambil keputusan
secara lebih lanjut. Hasil dari analisis gambar adalah data kekuatan rancangan
mesin, dan efesiensi mesin secara ideal. Proses manufacture merupakan
pembuatan dari komponen part dari mesin. Proses assembling merupakan proses
merakit atau memasang dari setiap part mesin. Analisis mesin yang dilakukan
terdiri dari dua tahap yaitu menganalisis kinerja mesin dan menganalisis
kegunaan mesin terhadap mutu produk ukm. Secara lebih sederhana tahap
pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawahini.

Gambar 3.1 Tahap pengerjaan mesin pengering ikan dengan sistem aerodinamika
3.1.1. Observasi dan Diskusi denganmitra
Dari hasil peninjauan tim peneliti kelokasi pesisir pantai labu menunjukan
bahwa proses pembuatan ikan asin masih secara sederhana atau tradisional yaitu
ikan laut dipilah-pilah berdasarkan jenis dan ukuran dikumpulkan dalam suatu
wadah lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang
besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah
meresap ke dalam daging, kemudian baru dijemur di bawah terik matahari panas.
Pembuatan ikan asin dengan kombinasi penggaraman kering dan basah, lkan
dicampur dengan kristal garam dengan perbandingan 3 : 1 atau 4 : 1 di dalam bak
semen. Campuran ini disiram dengan larutan garam jenuh sebanyak 500 liter
untuk 2 - 2.5 ton ikan. dan dibiarkan satu sampai tiga malam, tergantung pada
cuaca. Setelah penggaraman cukup dan cuaca memungkinkan, ikan diangkatdan
dibila dengan air, kemudian dijemur.
Penambahan garam yang biasa dilakukan oleh para nelayan berkisar antara 20
sampai 40 persen berat ikan, kadang-kadang sampai 60 - 100 persen berat ikan.
Lama pengeringan berkisar antara 1 - 6 hari. Pada cuaca yang baik, pengeringan
ikan-ikan kecil seperti teri cukup dilakukan selama 5 - 7 jam, sedangkan ikan
berukuran sedang membutuhkan waktu 2 hari, dan ikan berukuran besar
mernbutuhkan lebih lama kadang-kadang sampai 4 hari.
Teknologi pengolahan Ikan asin ramah lingkungan dengan menggunakan solar
cell menjadi solusi bagi masyarakat pesisir pantai labu. Energi matahari
menghasilkan panas dengan temperature yang dapat disesuaikan untuk proses
pembuatan ikan asin. Untuk memperoleh kualitas pengeringan yang bagus, ada
beberapa parameter yang harus dikontrol selama proses pengeringan, yaitu
kecepatan aliran udara, temperatur udara pengering dan kelembaban relatif udara.
Kecepatan aliran udara yang tinggi dapat mempersingkat waktu pengeringan.
Kecepatan aliran udara yang disarankan untuk melakukan proses pengeringan
antara 1,5 – 2,0 m/s.(Kurnia dan Hendrawan, 2018). Dikarenakan mitra masih
menggunakan alat seadanya, atau manual, jadi saya menemukan ide untuk
membuat mesin pengering ikan yang lebih efektif dan meningkatkan efisiensi
mutu produksiikan.
3.1.2. Membuat Desain akhir / gambardetail

(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.1.2. (a) Produk tampak depan, (b) produk tampak belakang,(c)
Produk tampak kiri, (d) produk tampak kanan
3.1.3. Analisa desain awal
Prinsip kerja dari pengering ikan ini yaitu dengan mengonversikan energi
matahari pada modul sel surya (PV) menjadi energi listrik. Energi tersebut
kemudian ditampung pada baterai atau aki dengan menggunakan charge controler.
Arus listrik DC yang ditampung dalam Aki akan dikonversikan menggunakan
inverter menjadi tegangan arus listrik AC yang disalurkan ke kipas dan pemanas
yang berada dalam Rak pengering ikan.
Kipas pada rak berfungsi untuk mengalirkan udara atau membuang gas pada
rak pengering ikan tersebut, dan pemanas digunakan untuk mengeringkan
kandungan air pada ikan yang diletakkan atau yang ditampung pada rak pengering
ikan. Sedangkan sensor suhu yang diletakkan pada rak berfungsi untuk
mengontrol suhu dalam rak pengering agar ikan dalam rak sesuai dengan suhu
yang diinginkan dalampengeringan.
3.1.4. Membuat Desain Awal / gambarkonsep
Gambar 3.1.4 Desan / konsep awal

3.1.5. StudiLiteratur
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan
hidup manusia. Salah satu faktor yang menetukan nilai jual ikan dan hasil
perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya, mutunya, tahan lama, dan tidak
cepat membusuk. (Saputra, 2015). Tujuan utama pengeringan ialah untuk
memperpanjang umur simpan bahan dengan cara menurunkan aktivitas air ( Aw =
water activity). Turunnya aktifitas air dapat menghambatbat pertumbuhan
mikroba dan aktifitas yang disebabkan oleh enzim, karena suhu pemanasan tidak
cukup tinggi untuk membunuh mikroba dan menon aktifkan enzim. (Basri, 2017).
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai
pemberi panas pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air.
Fungsi lain dari udara adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh
bahan yang dikeringkan. Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan
udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai mencapai kesetimbangannya,
maka akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau dengan kata lain lebih
cepat. (Oliver,2019)
Alat Pengering surya ini terdiri atas kolektor surya, ruang pengering, saluran
udara, blower dan cerobong. Selain itu, juga disediakan tempat untuk pemanas
tambahan, yang berfungsi sebagai sumber panas cadangan jika cuaca mendung
atau untuk pengeringan pada malam hari. (Basri, 2017). telah melakukan kajian
pengeringan surya aktif tidak langsung terhadap ikan nila, Efisiensi pengeringan
ikan nila yang didapatkan tidak begitu tinggi, yaitu bervariasi antara 0,5% sampai
dengan 8,16%. Dan temperatur pengeringan tertinggi 50 , dengan kecepatan
aliran udara untuk melakukan proses pengeringan antara 1,5–2,0m/s.
3.1.6. Pengadaan alat danbahan
Alat yang di gunakan adalah Palu, gergaji. Bahan yang digukan adalah panel
surya, Solar charge controller, Battery, Inverter, Temperature controller, Sensor
suhu, Plat seng, Fan/kipas, pipa .
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. AnggaranBiaya

Tabel 4.1. Ringkasan Angaran Biaya PKM-M


No. Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp )
1. Bahan/perlengkapan habis pakai 8.247.000,-
2. Paket data 780.000,-
3. Penyimpanan data 213.000,-
4. Lain-lain 760.000,-
Jumlah 10.000.000,-

4.2. JadwalKegiatan
Bulan
Person
No Jenis Kegiatan Penanggu
1 2 3 4
ng-jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Diskusi Tim

2. Perancangan
dandesain
produk

3. Pengadaan alat
dan bahan

4. Pembuatan
produk

5. Uji coba produk

6. Penialaian /
analysis
kegagalan dan
tindak perbaikan
produk
7. Evaluasi

8. Penyusunan
laporan
kemajuan

9. Penyusunan
Laporan Akhir
10. Publikasi dan
pengajuan
paten

11. Penyusunan ,
Arikel Ilmiah
danPengiriman
ke
pengelola jurnal
DAFTAR PUSTAKA

Basri (2017) “Pengering Surya Type Down Draf,” Universitas Halu Oleo, hal. 1–
62.

Kurnia, D. dan Hendrawan, J. (2018) “Perancangan Dan Penerapan Sistem


Pengering Ikan Otomatis Menggunakan Logika Fuzzy Pada Mikrokontroller,”
Jurnal Ilmiah Core It, 6(II), hal. 140–146. Tersedia
pada:http://ijcoreit.org/index.php/coreit/article/view/73.

Mukkun, Y. dan Dana, S. (2016) “Pembuatan Alat Pengering Ikan Ramah


Lingkungan Dengan Menggunakan Panel Surya,” Jurnal Ilmiah Flash, 2(2), hal.
47. doi: 10.32511/jiflash.v2i2.25.

Oliver, J. (2019) “Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi,” Hilos Tensados, 1, hal. 1–


476. Tersedia pada: http://repository.potensi-
utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf.

Saputra, M. A. (2015) “Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik


Penggerak Kipas Pada Alat Pengering Surya Solar Panel Utilization As an
Electricity Energy Source for Fan Power in Solar,” hal. 2.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan
AnggotaKetua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mangasi Sinaga
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
4 NIM 5181121006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan 28/03/2000
6 E-mail Sinagamangasi4@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085266817118

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang / Pernahdiikuti

NO Status dalam
Jenis Kegiatan Tempat dan
Kegiatan Waktu
1.

2.

3.

4.

C. Penghargaan Yang PernahDiterima

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Waktu dan
Penghargaan Tempat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
13

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuanPKM-PI.

Medan, Maret 2021

(…………………….)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan
(Rp)
1. Bahan/Perlengkapan Habis Pakai
a. Panel surya 300 watt 2.000.000,- 2.000.000,-
b. Steel Plat 1 lembar 100.000,- 500.000,-
c. Besi siku profil 8 batang 90.000,- 720.000,-
(ukuran 4x4,
3mm)
d. Pipa 5m 500.000,- 500.000,-
e. Fan/kipas 1 500.000,- 500.000,-
f. Spidol 2 Pcs 3000,- 6.000,-
g. Batterai Aki 1 pcs 2.000.000,- 2.000.000,-
h. Inverter 1 500.000,- 500.000,-
i. Masker Standar 2 Box 88.000,- 176.000,-
Kesehatan
j.
k. Rapid Test 5 150.000,- 750.000,-
l. Temperatur Kontrol 1 (type : Dual 500.000,- 500.000,-
PID auto
Tuning)
m. Sensor Suhu 1 (type : RTD 200.000,- 200.000,-
PT 100)
-

SUB TOTAL 8.247.000,-


2. Paket Data
a. Kuota GB 5 Orang 100.000,- 500.000,-
X
30GB

SUB TOTAL 780.000,-


3. Penyimpanan Data
a. Seagate expansion 1 Unit 213.000,- 213.000,-
500 GB
SUB TOTAL 213.000,-
4. Lain-lain
a.Publishing 1 400.000,- 400.000,-
Artikel PKM-PI
ke Jurnal ilmiah
b. Tranportasi Tim 4 Kali 90.000,- 360.000,-
sebanyak 4 kali
pulang pergi

SUB TOTAL 760.000,-


TOTAL 10.000.000,-
14

Lampiran 3. Gambaran IPTEK yang akan Diterapkan

Anda mungkin juga menyukai