Anda di halaman 1dari 26

DAMPAK TAMBAK UDANG TERHADAP WILAYAH

DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN


PURWOREJO JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
Nama Anggota/ NPM : 1. Sekar Ayu Andini / 31421402
2. Susi M. Sihombing/ 31421450
3. Zharfan Dimastyo Putra/ 31421563
4. Zidni Az-Zahra Putri / 31421681
Kelompok : 7 (Tujuh)
Kelas : 2ID08
Dosen : DR.IR. Sudaryanto, MSC

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga tugas kami yang berjudul ”Dampak Tambak Udang Terhadap Wilayah
Di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa Tengah” ini dapat tersusun
sampai selesai. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR.IR.
Sudaryanto, MSC selaku dosen mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang tak
lelah memberikan dukungan dan bimbingannya kepada kami. Tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan pikiran maupun materi. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai tim
penyusun, kami sangat berharap semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar tugas
ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam tugas ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas ini dengan maksimal.

Tangerang, 23 Juni 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. I-1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................... I-3
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................... I-3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Lengkap Tentang Situasi Terkini Aktivitas Tambak
Udang............................................................................. II-1
2.2 Dampak Positif Dan Dampak Negatif Aktivitas Tambak Udang
Terhadap Lingkungan .................................................... II-5
2.3 Upaya Mengurangi Dampak Negatif Akibat Kegiatan Tambak
Udang............................................................................. II-6
2.4 Contoh Praktek Baik Pengelolaan Berkelanjutan Dari Tambak
Udang............................................................................. II-8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................... III-1
3.2 Saran ............................................................................ III-3
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Indmira merupakan perusahaan yang membudidaya udang. Tambak
udang adalah suatu bentuk budidaya atau pemeliharaan udang di perairan buatan
yang berbentuk tambak atau kolam. Praktik tambak udang umumnya dilakukan di
daerah pesisir atau rawa-rawa dengan tujuan untuk memproduksi udang secara
komersial. Tambak udang PT Indmira memanfaatkan perairan atau lahan yang
ditata sedemikian rupa untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan
dan produksi udang. Wilayah pesisir dan lautan memiliki peran yang sangat
penting sebagai sumber penghidupan dan dianggap sebagai salah satu pilar
pembangunan bangsa. Saat ini, fokus pengembangan tambak udang mulai
diarahkan ke kawasan pantai selatan Jawa. Di sana, banyak petambak baru yang
memiliki lahan baru mulai melakukan budidaya udang vaname. Selain itu,
beberapa petambak juga memanfaatkan tambak liar dan mengalihfungsikan
tambak tradisional menjadi tambak semi intensif atau intensif. Pemanfaatan
wilayah pesisir untuk tambak begitu intensifnya, sehingga tak jarang para
petambak mengabaikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya
alam di ekosistem wilayah pesisir. Proses tambak udang melibatkan sejumlah
tahapan, mulai dari persiapan lahan, pengisian air, penebaran benih udang,
pemeliharaan dan pengendalian kondisi perairan, pemberian pakan, pengawasan
kesehatan udang, hingga panen dan pemasaran udang yang telah tumbuh dan
matang. Budi daya tambak udang merupakan suatu usaha budi daya perairan yang
terkait dengan pemeliharan udang sejak penetasan telur hingga siap dipanen untuk
konsumsi manusia. Budidaya tambak udang umumnya memanfaatkan sistem air
tawar, air payau, atau air laut, tergantung pada spesies udang yang dibudidayakan
dan kondisi geografis wilayah tersebut. Budidaya tambak udang memberikan
peluang pekerjaan dan sumber pendapatan bagi masyarakat lokal. Dari segi
ekonomi hasil dari tambak udang dapat menaikan kesejahteraan pengusaha dan

I-1
masyarakat sekitar, boomingnya usaha tambak udang bisa juga memancing
pengusaha untuk berinvestasi. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
kegiatan tambak udang juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti pencemaran air, kerusakan ekosistem mangrove, penurunan
kualitas tanah, terjadinya erosi garis pantai, pengendapan pasir, serta terjadi
intrusi air laut, kehadiran tambak udang tersebut memicu konflik social antar
masyarakat. Tambak udang menghasilkan limbah padat dan cair. Setiap hari
limbah-limbah itu dibuang ke laut. Hal itu membuat air laut tercemar. Pencemaran
air laut membuat rumput laut mati, kerang dan lobster yang dibudidaya oleh
masyaraka juga mati. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan praktik
budidaya berkelanjutan dan pengelolaan yang bijaksana untuk mengurangi
dampak negatif tersebut dan memastikan keberlanjutan industri tambak udang.
Pentingnya pemanfaatan dan pelestarian potensi sumberdaya perairan pantai dan
laut dilaksanakan secara rasional dan berkelanjutan menjadi paradigma baru
dalam pembangunan saat ini (Nuddin, 2016). Tambak udang berkelanjutan
berfokus pada pengelolaan tambak yang mementingkan aspek lingkungan dimana
sumber daya alam bisa digunakan untuk generasi selanjutnya. Prinsip utama
pembangunan ini ialah mempertahankan kualitas hidup bagi seluruh manusia pada
masa sekarang dan pada masa depan secara berkelanjutan. Tambak udang
berwawasan lingkungan biasanya tidak banyak merubah atau merusak kondisi
alami lingkungan yang ada. Sehingga peran lingkungan hidup di daerah
kecamatan grabag dapat dipertahankan. Bentuk dari tambak berwawasan
lingkungan ini bisa berupa tambak tradisional dan dapat pula tambak semi
intensif. Salah satu contoh kegiatan budidaya tambak udang vaname dilakukan di
lahan pesisir pantai Kabupaten Purworejo. Untuk merancanakannya terlebih
dahulu harus diketahui tipe kawasan pantai, selanjutnya dilanjutkan dengan
pemilihan lokasi. Bila lokasi yang ideal sudah diperoleh, baru diuat model atau
prototype tambaknya, baik tradisional maupun semi intensif. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dibualah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
hasil yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menilai kelayakan lahan
budidaya, baik dari aspek teknologi maupun teknis budidaya.

I-2
1.2 Perumusan Masalah
Proses perumusan masalah merupakan langkah penting dalam
mengidentifikasi dan memahami masalah yang dihadapi. Proses ini melibatkan
merumuskan masalah dengan jelas, mengidentifikasi akar penyebabnya, dan
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi yang ada. Berikut ini
merupakan perumusan masalah dari makalah “Dampak Tambak Udang Terhadap
Wilayah Di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa Tengah”.
1. Apa dampak positif dan dampak negatif aktivitas tambak udang terhadap
lingkungan?
2. Apa upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif akibat
kegiatan tambak udang terhadap lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten
Purworejo?
3. Apa contoh praktek baik pengelolaan yang berkelanjutan dalam menangani
dampak negatif akibat kegiatan tambak udang terhadap lingkungan di
wilayah pesisir Kabupaten Purworejo?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan merupakan tujuan yang digunakan untuk menjelaskan,
menginformasikan, meyakinkan, dan menyampaikan kepada pembaca mengenai
sesuatu, baik berupa fakta, pendapat, ataupun peristiwa atau cerita. Berikut ini
merupakan tujuan penulisan dari makalah “Dampak Tambak Udang Terhadap
Wilayah Di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa Tengah”.
1. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif aktivitas tambak udang
terhadap lingkungan.
2. Mengetahui dan menerapkan upaya yang dilakukan untuk mengurangi
dampak negatif akibat kegiatan tambak udang terhadap lingkungan di
wilayah pesisir Kabupaten Purworejo.
3. Mempelajari dan menerapkan contoh praktek baik pengelolaan yang
berkelanjutan dalam menangani dampak negatif akibat kegiatan tambak
udang terhadap lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo.

I-3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Lengkap Tentang Situasi Terkini Aktivitas Tambak Udang


Tambak udang di Purworejo umumnya menggunakan sistem tambak air
tawar atau air payau, tergantung pada lokasi dan kondisi geografis. Tambak air
tawar merupakan kegiatan tambak udang yang dilakukan di perairan dengan kadar
garam rendah, seperti sungai, danau, atau kolam buatan. Jenis udang yang umum
dibudidayakan di tambak air tawar adalah udang vaname (Litopenaeus
Vannamei). Tambak air payau dilakukan di wilayah yang berada di antara
perairan tawar dan perairan laut. Air di tambak ini memiliki kadar garam yang
lebih tinggi daripada air tawar, tetapi lebih rendah daripada air laut. Udang windu
(Penaeus monodon) merupakan jenis udang yang umum dibudidayakan di tambak
air payau. Tambak air laut terletak di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil. Air
laut digunakan sebagai medium budidaya udang, dan jenis udang yang umum
dibudidayakan di tambak air laut adalah udang windu dan udang putih (Penaeus
merguiensis). Tambak udang vaname (Litopenaeus Vannamei) adalah jenis
tambak udang yang umum dibudidayakan di berbagai wilayah, termasuk di
Indonesia. Udang vaname, juga dikenal sebagai udang putih, merupakan salah
satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan yang cepat, daya adaptasi yang baik,
dan nilai ekonomi yang tinggi dalam industri perikanan. Lokasi proses tambak
udang terletak pada Baulaksana, Kertojayan, Kec. Grabag, Kabupaten Purworejo,
Jawa Tengah. lokasi tambak berada di sebelah utara kalilereng atau persawahan,
jarak ke sumber air laut adalah 1 km dengan kedalaman sumur 12 meter, air
petakan tambak berasal dari air sumur yang dialirkan terlebih dahulu ke tandon,
sumber air tawar yang digunakan lebih alami karena dekat dengan Perhutani.

II-1
Gambar 1 Lokasi Tambak Udang di Kecamatan Grabag
Proses produksi tambak udang melibatkan beberapa tahapan yang perlu
dilakukan dengan cermat dan terencana. Berikut adalah deskripsi lengkap
mengenai proses produksi tambak udang:
1. Persiapan Lahan, persiapan lahan merupakan langkah awal dalam budidaya
tambak udang. Lahan tambak disiapkan dengan membersihkan area dari
vegetasi dan material lainnya. Selain itu, dilakukan penggalian saluran air,
pembangunan tanggul atau bangunan penahan air, serta pengaturan sistem
pengairan yang diperlukan untuk menjaga ketersediaan air yang optimal
dalam tambak.
2. Pengisian Air, setelah persiapan lahan selesai, air dimasukkan ke dalam
tambak. Sumber air yang digunakan dapat berasal dari air tawar, air payau,
atau air laut, tergantung pada jenis tambak yang digunakan. Pengisian air
bertujuan untuk menciptakan kondisi perairan yang sesuai dengan jenis
udang yang dibudidayakan.
3. Penebaran Benih Udang, tahap ini melibatkan penyebaran benih udang ke
dalam tambak. Benih udang dapat diproduksi di hatchery atau diperoleh
dari tangkapan alam. Benih udang yang sudah mencapai ukuran yang
sesuai ditebar di tambak dengan kepadatan yang telah ditentukan
berdasarkan jenis budidaya yang dilakukan.
4. Pemeliharaan dan Pengendalian Kondisi Perairan, selama periode
pemeliharaan, kondisi perairan di tambak perlu dijaga agar sesuai dengan
kebutuhan udang. Faktor-faktor seperti suhu, salinitas, pH, dan

II-2
ketersediaan oksigen harus dikendalikan agar tetap optimal untuk
pertumbuhan dan kesehatan udang. Pemantauan terhadap kondisi perairan
secara teratur sangat penting untuk menghindari potensi masalah atau
penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan udang.
5. Pemberian Pakan, udang diberi pakan yang sesuai untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pakan yang diberikan dapat
berupa pelet yang telah diformulasikan khusus untuk kebutuhan nutrisi
udang, maupun pemberian makanan alami seperti plankton atau udang-
udangan lainnya. Asupan pakan yang cukup dan berkualitas merupakan
faktor penting dalam meningkatkan produktivitas tambak udang.
6. Pengawasan Kesehatan, selama budidaya tambak udang, pengawasan
kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Udang dipantau secara
teratur untuk mencegah dan mengendalikan penyakit. Tim pengawas
tambak melakukan pemantauan terhadap kondisi udang, termasuk gejala
penyakit, tingkat kepadatan, serta kualitas air. Jika ditemukan tanda-tanda
penyakit atau kondisi yang tidak normal, tindakan pengobatan dapat
dilakukan. Pengobatan yang tepat dan penggunaan obat-obatan yang
disetujui dapat membantu mengurangi dampak penyakit pada populasi
udang. Selain itu, vaksinasi juga dapat diberikan sebagai langkah preventif
untuk melindungi udang dari penyakit tertentu.
7. Panen, setelah melalui periode pemeliharaan yang cukup, udang dipanen
ketika mereka mencapai ukuran yang diinginkan. Umumnya, panen
dilakukan setelah beberapa bulan pemeliharaan, ketika udang telah
mencapai ukuran yang komersial. Ukuran yang diinginkan dapat bervariasi
tergantung pada preferensi pasar. Udang yang telah siap panen dipindahkan
dari tambak ke tempat pengolahan atau pasar. Proses pemindahan ini
dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan stres dan
mempertahankan kualitas udang yang optimal.
Volume produksi tambak udang dapat bervariasi tergantung pada skala
budidaya, teknik manajemen, dan faktor lingkungan. Secara umum, tambak udang
dapat menghasilkan volume produksi yang cukup besar. Produksi tambak udang

II-3
diukur dalam metrik ton (MT) atau ribuan ton (kMT). Dilihat dari kapasitas
produksi dalam 1 kali siklus panen udang, yakni 80 sampai 90 hari per petak
mencapai 2 hingga 3 ton. Berdasarkan database yang dimiliki, tercatat pada tahun
2018 total hasil produksi mencapai sekitar 3.100 ton dengan nilai produksi sekitar
Rp168 miliar, tahun 2019 sekitar 3.202 ton dengan nilai produksi Rp155 miliar,
dan tahun 2020 sekitar 2.798 ton dengan nilai produksi sekitar Rp147 miliar. Jika
dirata-rata, total produksi per tahun sekitar 3.000 ton per tahun.
Hasil utama dari tambak udang adalah produksi udang yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Udang yang diproduksi dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
termasuk konsumsi manusia langsung, pengolahan menjadi produk makanan
olahan seperti udang beku, udang kering, atau udang kaleng, serta ekspor ke pasar
internasional. Udang yang dihasilkan memiliki beragam ukuran, mulai dari udang
kecil hingga ukuran yang lebih besar sesuai dengan preferensi pasar.
Hasil Samping, selain udang yang menjadi hasil utama, budidaya tambak
udang juga menghasilkan beberapa produk atau hasil samping lainnya. Beberapa
hasil samping yang mungkin dihasilkan dari tambak udang antara lain:
1. Pakan Tambahan, selama proses budidaya, beberapa organisme seperti
plankton, alga, dan hewan-hewan kecil dapat berkembang biak di dalam
tambak. Organisme-organisme ini dapat berfungsi sebagai pakan tambahan
bagi udang, sehingga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pakan
buatan.
2. Limbah Organik, pada beberapa kasus, produksi tambak udang dapat
menghasilkan limbah organik seperti sisa pakan, feses udang, dan biomassa
yang terbuang. Limbah ini dapat berkontribusi terhadap perubahan kondisi
lingkungan perairan di sekitar tambak jika tidak dikelola dengan baik.
3. Diversifikasi Usaha, tambak udang juga dapat memberikan peluang untuk
diversifikasi usaha. Misalnya, beberapa petani tambak udang juga
memanfaatkan air tambak untuk budidaya tanaman pangan atau pertanian
lainnya, seperti rumput laut atau tanaman hias air.
4. Penyerapan Tenaga Kerja, budidaya tambak udang dapat menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Proses produksi dan

II-4
pemeliharaan tambak membutuhkan tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan seperti penebaran benih, pemantauan kondisi perairan, pemberian
pakan, dan proses panen.

2.2 Dampak Positif Dan Dampak Negatif Aktivitas Tambak Udang


Terhadap Lingkungan
Dampak positif merupakan keinginan untuk membujuk, meyakinkan,
mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka
mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik. Sedangkan dampak negative
merupakan keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau
memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginannya yang baik. Berikut ini merupakan dampak positif dan
dampak negatif aktivitas tambak udang terhadap lingkungan yang terdiri dari 3
bidang, yaitu sosial kemasyarakatan, ekonomi, dan lingkungan hidup.
1. Sosial Kemasyarakatan
Dampak yang terjadi pada sosial masyarakat terhadap aktivitas tambak
udang memiliki dampak positif serta dampak negatif, dampak positif yang terjadi
akibat aktivitas tambak udang yaitu adanya perubahan mata pencarian masyarakat
sekitar menunjukkan pergeseran signifikan. Sebelumnya, mayoritas penduduk di
daerah pesisir adalah nelayan yang mencari nafkah di lautan. Namun, dengan
munculnya tambak udang, mereka beralih profesi menjadi pembudidaya udang
karena dianggap lebih aman daripada melaut. Dampak negatif dari aktivitas
tambak udang adalah mulai hilang nya budaya melaut yang sudah menjadi tradisi
turun menurun dilakukan oleh warga pesisir.
2. Ekonomi
Dampak yang terjadi pada ekonomi terhadap aktivitas tambak udang
memiliki dampak positif serta dampak negatif, dampak positif yang terjadi yaitu
naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir dapat dikaitkan dengan
peningkatan aktivitas usaha tambak udang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
kegiatan tambak udang memiliki potensi keuntungan yang besar dan
berkelanjutan. Dibandingkan dengan pekerjaan sebagai nelayan sebelumnya,

II-5
usaha tambak udang memberikan pendapatan yang lebih baik bagi masyarakat
tersebut. Dampak negatif yang terjadi akibat aktivitas tambak udang terhadap
ekonomi yaitu keadaan semakin sulit bagi masyarakat karena terlalu banyaknya
pesaing yang membuka usaha sejenis, hal ini membuat mereka menghadapi
kesulitan dalam menjual hasil tambak udang mereka, terutama saat musim panen
raya. Kondisi ini menyebabkan penurunan harga karena permintaan yang lebih
rendah dibandingkan dengan persediaan yang berlimpah. Akibatnya, petani
tambak udang mengalami kerugian finansial karena terpaksa menjual hasil panen
dengan harga yang sangat murah.
3. Lingkungan Hidup
Dampak yang terjadi pada lingkungan hidup terhadap aktivitas tambak
udang memiliki dampak positif serta dampak negatif, dampak positif yang terjadi
yaitu penyediaan habitat yang baik bagi hewan yang dipelihara meliputi
pemberian tempat yang sesuai dan pakan yang berkualitas. Selain itu, tambak
udang juga memiliki manfaat ekologis yang signifikan, yaitu sebagai tempat
tinggal bagi fitoplankton. Fitoplankton ini berperan penting dalam penyerapan
karbon dioksida (CO2) dari udara. Dengan adanya tambak udang sebagai habitat
fitoplankton, efek rumah kaca di udara dapat dikurangi secara efektif. Dampak
negatif yang dihasilkan oleh aktivitas tambak udang adalah perusakan hutan
bakau akibat pembukaan lahan untuk tambak udang menyebabkan kerusakan pada
penyangga pesisir yang sebelumnya melindungi daerah dari abrasi pantai. Selain
itu, kegiatan tambak udang sendiri juga berdampak negatif pada kualitas air di
sekitarnya. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dalam tambak dapat
mengganggu ekosistem dan biota yang ada di sekitar tambak tersebut. Hal ini
berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lokal dan dapat memiliki
konsekuensi jangka panjang terhadap keberlanjutan lingkungan.

2.3 Upaya Mengurangi Dampak Negatif Akibat Kegiatan Tambak Udang


Upaya mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan dengan
maksud atau tujuan tertentu. Ini melibatkan penggunaan energi, waktu, dan
sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Upaya dapat berupa

II-6
tindakan individu, kelompok, atau organisasi yang ditujukan untuk mencapai
tujuan spesifik. Berikut ini merupakan upaya mengurangi dampak negatif akibat
kegiatan tambak udang yang dilihat dari 3 bidang, yaitu sosial kemasyarakatan,
ekonomi, dan lingkungan hidup.
1. Sosial kemasyarakatan
Dampak negatif dari aktivitas tambak udang adalah mulai hilang nya
budaya melaut yang sudah menjadi tradisi turun menurun dilakukan oleh warga
pesisir, untuk menanggulangi nya dapat diadakan festival atau event untuk melaut
kembali agar tradisi melaut yang sudah turun temurun tidak hilang dan dapat terus
dilestarikan.
2. Ekonomi
Dampak negatif yang terjadi akibat aktivitas tambak udang terhadap
ekonomi yaitu keadaan semakin sulit bagi masyarakat karena terlalu banyaknya
pesaing yang membuka usaha sejenis, hal ini membuat mereka menghadapi
kesulitan dalam menjual hasil tambak udang mereka, terutama saat musim panen
raya. Kondisi ini menyebabkan penurunan harga karena permintaan yang lebih
rendah dibandingkan dengan persediaan yang berlimpah. Akibatnya, petani
tambak udang mengalami kerugian finansial karena terpaksa menjual hasil panen
dengan harga yang sangat murah, untuk menanggulangi hal tersebut harus ada
bantuan fasilitas dari pemerintah untuk membuat wadah komunikasi antara
pembudidaya dengan pembeli sehingga dapat memudahkan transaksi dan juga
dapat melakukan ekspor ke luar negeri agar mendapatkan hasil yang lebih baik
dan jangkauan pasar yang lebih luas sehingga tidak terjadi persaingan dagang
karena pembeli yang sedikit.
3. Lingkungan Hidup
Dampak negatif yang dihasilkan oleh aktivitas tambak udang adalah
perusakan hutan bakau akibat pembukaan lahan untuk tambak udang
menyebabkan kerusakan pada penyangga pesisir yang sebelumnya melindungi
daerah dari abrasi pantai. Selain itu, kegiatan tambak udang sendiri juga
berdampak negatif pada kualitas air di sekitarnya. Penggunaan bahan kimia yang
berlebihan dalam tambak dapat mengganggu ekosistem dan biota yang ada di

II-7
sekitar tambak tersebut. Hal ini berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lokal
dan dapat memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap keberlanjutan
lingkungan, untuk menanggulangi dampak tersebut pembukaan lahan harus
memperhatikan kondisi lingkungan dan tidak merusak hutan bakau dapat juga
menyediakan lokasi khusus untuk tambak udang yang tidak menganggu ekosistem
lain dan untuk penggunaan bahan kimia sebaik nya digunakan secara bijak dan
dengan dosis yang tidak menganggu ekosistem serta lebih laik lagi menggunakan
bahan yang alami atau biologis.

2.4 Contoh Praktek Baik Pengelolaan Berkelanjutan Dari Tambak Udang


Praktek usaha tambak udang diterapkan dalam upaya untuk melaksanakan
proses-proses budaya secara bertanggungjawab, efektif dan efisien dengan
produksi udang yang tinggi, tidak mencemari (ramah) lingkungan, dan
berkelanjutan. Praktek pertambakan budidaya udang tersebut meliputi.
1. Pembangunan tambak udang baru yang disarankan adalah memilih lokasi
di zona air pasang surut. Selain itu, penting untuk menghindari
penempatan tambak pada tanah pasir atau area lain yang memiliki resapan
yang dapat berdampak negatif terhadap lahan pertanian dan pasokan air
tawar. Dengan memperhatikan faktor ini, pembangunan tambak udang
dapat dilakukan dengan lebih berkelanjutan dan menjaga keseimbangan
ekosistem serta keberlanjutan sumber daya air di sekitarnya.
2. Penting untuk tidak menempatkan tambak budidaya udang di area yang
sudah mencapai batas daya dukung lahan (carrying capacity) untuk
akuakultur. Dalam memilih lokasi tambak, perlu dipertimbangkan
kapasitas lingkungan dan kemampuan lahan tersebut untuk menopang
kegiatan budidaya udang secara berkelanjutan. Dengan menghindari
melebihi batas daya dukung lahan, dapat dipertahankan keseimbangan
ekosistem dan keberlanjutan produksi tambak udang, sehingga dampak
negatif terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
3. Pengembangan budidaya udang perlu memperhatikan kebijakan
pemerintah terkait tata ruang dan teknologi yang ada. Hal ini penting

II-8
untuk memastikan bahwa kegiatan budidaya udang dilakukan sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam penggunaan lahan dan
pengelolaan sumber daya alam. Dengan mematuhi kebijakan tersebut,
pengembangan budidaya udang dapat dilakukan secara legal dan
berkelanjutan, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, penggunaan teknologi yang tepat juga dapat membantu dalam
meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi risiko pencemaran, dan
menjaga kualitas lingkungan sekitar tambak udang.
4. Dalam konstruksi dan operasi tambak budidaya, penting untuk
menggabungkan area-area dan menerapkan teknik penyangga serta praktek
rekayasa yang dapat mengurangi erosi dan salinisasi di sekitarnya. Dengan
mengadopsi pendekatan ini, dapat dilakukan upaya perlindungan terhadap
lingkungan sekitar tambak budidaya agar terhindar dari kerusakan yang
disebabkan oleh erosi tanah dan peningkatan kadar garam (salinisasi).
Penggunaan teknik penyangga seperti tanggul, vegetasi penahan, dan
praktek rekayasa yang tepat dapat membantu menjaga kestabilan lahan,
mengurangi erosi, dan meminimalkan intrusi air asin ke area sekitarnya.
Dengan demikian, keberlanjutan budidaya udang dapat terjaga sambil
memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan.
5. Penerapan teknologi tepat guna dalam budidaya udang sangat penting
untuk mengatasi menurunnya daya dukung lingkungan. Dengan
menggunakan teknologi yang tepat, seperti sistem pengelolaan air yang
efisien, pemantauan kualitas air secara terus-menerus, dan penggunaan
pakan yang ramah lingkungan, dapat mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar tambak udang. Teknologi-teknologi inovatif seperti
biofilter, penggunaan energi terbarukan, dan sistem pengelolaan limbah
yang efektif juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan
menjaga keberlanjutan budidaya udang. Dengan penerapan teknologi yang
tepat, budidaya udang dapat dilakukan dengan lebih efisien, ramah
lingkungan, dan memastikan keseimbangan ekosistem terjaga.

II-9
6. Pemisahan kedudukan saluran air keluar dan saluran air masuk merupakan
langkah penting dalam budidaya udang untuk mengurangi pencemaran dan
mempertahankan keragaman hayati. Dengan memisahkan kedua saluran
ini, dapat menghindari risiko pencemaran diri sendiri, di mana air
terkontaminasi dari tambak udang yang kotor atau mengandung limbah
dapat kembali masuk ke tambak. Selain itu, pemisahan ini juga membantu
menjaga keragaman hayati di sekitar tambak udang. Dengan memastikan
aliran air bersih masuk ke tambak dan air terkontaminasi atau limbah tidak
mencemari lingkungan sekitar, dapat dipertahankan kualitas air yang baik
dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem dan keberagaman
hayati di sekitar tambak udang.
7. Meminimalkan gangguan tanah asam sulfat selama konstruksi dan operasi
adalah hal yang penting dalam budidaya udang. Tanah asam sulfat dapat
menjadi masalah serius yang dapat merusak lingkungan sekitar tambak
udang. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan perlu diambil untuk
mengurangi dampaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
teknik pengendalian limbah dan penggunaan bahan kimia yang tepat
selama konstruksi dan operasi. Selain itu, pemantauan terus-menerus
terhadap kualitas tanah dan air juga penting untuk mendeteksi adanya
peningkatan tingkat asam sulfat. Dengan memperkecil gangguan tanah
asam sulfat, dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sekitar tambak
udang dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal.
8. Penting untuk tidak menggunakan air tanah tawar sebagai metode untuk
mengendalikan salinitas dalam budidaya udang. Penggunaan air tanah
tawar dalam jumlah besar dapat menyebabkan penurunan tingkat air tanah,
mengganggu ekosistem akuatik, dan mengurangi ketersediaan air tawar
bagi masyarakat setempat. Sebagai gantinya, dapat diterapkan teknik
pengelolaan air yang efisien, seperti penggunaan sistem sirkulasi air,
pemantauan salinitas secara teratur, dan penggunaan air laut yang
diencerkan dengan proporsi yang tepat. Dengan menggunakan metode
pengendalian salinitas yang bijaksana, dapat menjaga kualitas air dan

II-10
keberlanjutan budidaya udang tanpa mengorbankan sumber daya air tawar
yang penting bagi ekosistem dan kehidupan sekitar.
9. Patuh terhadap hukum nasional dan petunjuk penggunaan air serta
pengaliran air keluar sangat penting dalam budidaya udang. Dalam
menjalankan kegiatan budidaya udang, penting untuk mematuhi semua
peraturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah terkait
penggunaan air dan pengaliran air keluar. Hal ini mencakup pemenuhan
persyaratan terkait izin usaha, pemantauan kualitas air, pengelolaan
limbah, dan keberlanjutan penggunaan sumber daya air. Dengan patuh
terhadap hukum nasional dan petunjuk penggunaan air, dapat memastikan
bahwa kegiatan budidaya udang dilakukan secara legal, bertanggung
jawab, dan berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan ekosistem air dan
keberlanjutan sumber daya alam.
10. Upaya untuk memperkecil jumlah pakan udang yang terbuang dan rusak
merupakan langkah penting dalam budidaya udang yang berkelanjutan.
Dalam praktek budidaya udang, terkadang terjadi pemborosan pakan yang
tidak dimakan oleh udang atau terbuang karena kondisi yang tidak
memadai. Untuk mengurangi hal ini, dapat dilakukan peningkatan dalam
manajemen pakan, seperti pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan
udang, penggunaan teknologi pakan yang efisien, dan monitoring secara
teratur terhadap asupan pakan dan respons udang terhadap pakan tersebut.
Selain itu, penggunaan pakan alternatif yang ramah lingkungan atau pakan
berbasis sumber daya nabati juga dapat membantu mengurangi
pemborosan pakan dan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Dengan memperkecil jumlah pakan udang yang terbuang dan
rusak, dapat meningkatkan efisiensi pakan, mengurangi limbah, dan
menjaga keberlanjutan budidaya udang.
11. Penggunaan obat-obatan hewan secara bertanggung jawab dan upaya
untuk memperkecil penggunaan antibiotik merupakan langkah penting
dalam budidaya udang. Dalam praktek budidaya udang, penggunaan obat-
obatan seringkali diperlukan untuk menjaga kesehatan dan mencegah

II-11
penyakit pada udang. Namun, penggunaan antibiotik yang berlebihan
dapat menyebabkan resistensi antibiotik, mengganggu keseimbangan
mikroorganisme, dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan obat-
obatan hewan dengan bijaksana, mengikuti petunjuk dan dosis yang
direkomendasikan, serta melibatkan praktik-praktik pengendalian penyakit
yang berbasis bukti. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan kebersihan
dan manajemen tambak, pemilihan udang yang sehat, dan penerapan
praktek pengelolaan yang baik untuk mengurangi risiko penyakit. Selain
itu, dapat dieksplorasi alternatif non-antibiotik, seperti probiotik dan
vaksin, untuk mengurangi ketergantungan pada antibiotik. Dengan
demikian, penggunaan obat-obatan hewan yang bertanggung jawab dan
upaya memperkecil penggunaan antibiotik dapat menjaga kesehatan
udang, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta mengurangi risiko
resistensi antibiotik.
12. Pemeliharaan biosekuriti dan upaya memperkecil penyebaran penyakit
antara sistem induk, pembenihan, dan pembesaran merupakan langkah
krusial dalam budidaya udang. Dalam praktik budidaya udang, penyakit
dapat menimbulkan dampak serius terhadap produktivitas dan
keberlanjutan tambak udang. Oleh karena itu, perlu diterapkan tindakan
biosekuriti yang ketat, seperti penggunaan sistem pemisahan fisik antara
sistem-sistem budidaya, penggunaan air dan pakan yang bersih,
pemantauan kesehatan secara berkala, dan penerapan prosedur kebersihan
yang ketat. Selain itu, upaya harus dilakukan untuk memperkecil
penyebaran penyakit antar sistem, misalnya melalui pemisahan dan
karantina udang dari sumber yang berbeda, pemilihan benih udang yang
sehat, serta penggunaan teknik pemeliharaan dan manajemen yang baik.
Langkah-langkah ini membantu mencegah dan mengendalikan penyebaran
penyakit, menjaga kestabilan produksi, serta menjaga keberlanjutan
budidaya udang secara keseluruhan. Dengan demikian, pemeliharaan
biosekuriti dan upaya memperkecil penyebaran penyakit antara sistem

II-12
induk, pembenihan, dan pembesaran sangat penting dalam menjaga
keberhasilan dan keberlanjutan budidaya udang.
13. Penting untuk tidak menggunakan obat-obatan dan bahan kimia hewan
yang terlarang dalam budidaya udang. Penggunaan obat-obatan atau bahan
kimia yang ilegal atau tidak sesuai dengan peraturan dapat memiliki
dampak serius terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan, dan
keberlanjutan budidaya udang itu sendiri. Dalam praktek budidaya udang
yang bertanggung jawab, penting untuk mengikuti peraturan dan pedoman
yang telah ditetapkan oleh otoritas terkait mengenai penggunaan obat-
obatan dan bahan kimia. Hal ini melibatkan pemilihan produk yang telah
terdaftar dan diizinkan, serta memperhatikan dosis dan metode
penggunaannya yang tepat. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan dan
pengujian secara teratur untuk memastikan bahwa tidak ada penggunaan
obat-obatan atau bahan kimia yang terlarang atau berbahaya dalam
budidaya udang. Dengan tidak menggunakan obat-obatan dan bahan kimia
hewan yang terlarang, dapat menjaga kualitas produk udang yang aman
untuk dikonsumsi, menjaga keseimbangan ekosistem, serta mendukung
keberlanjutan budidaya udang yang bertanggung jawab.
14. Penerapan sistem pengendalian mutu menjadi kunci penting dalam
menghasilkan produk dari usaha tambak budidaya udang yang berkualitas
dan aman. Dalam budidaya udang, sistem pengendalian mutu melibatkan
serangkaian langkah dan prosedur untuk memastikan bahwa setiap tahap
produksi, mulai dari pemilihan benih udang hingga pemasaran produk,
dilakukan dengan standar yang tinggi. Penerapan sistem pengendalian
mutu meliputi pemantauan kualitas air dan lingkungan tambak, pemilihan
pakan yang berkualitas, pengendalian penyakit dan parasit, serta
penerapan kebijakan kebersihan dan keamanan pangan. Selain itu, audit
internal dan eksternal, serta pengujian laboratorium secara berkala, dapat
dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar mutu dan
keamanan produk. Dengan menerapkan sistem pengendalian mutu yang
baik, usaha tambak budidaya udang dapat menghasilkan produk yang

II-13
berkualitas, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Hal ini tidak hanya memberikan kepuasan bagi konsumen, tetapi juga
meningkatkan reputasi usaha serta memberikan jaminan keberlanjutan
dalam jangka panjang.
15. Penjaminan keselamatan kerja bagi pekerja di usaha tambak budidaya
udang merupakan aspek yang sangat penting. Pekerja dalam budidaya
udang seringkali berada dalam lingkungan yang berpotensi menimbulkan
risiko dan bahaya, seperti operasi mesin, manipulasi alat berat, atau
paparan bahan kimia. Untuk memastikan keselamatan kerja yang optimal,
perlu dilakukan langkah-langkah seperti penyediaan peralatan pelindung
diri (APD) yang sesuai, pelatihan keselamatan kerja yang komprehensif,
dan penerapan protokol keamanan yang ketat. Pekerja juga perlu diberikan
pengetahuan tentang risiko dan bahaya yang mungkin terjadi di tempat
kerja, serta diberikan akses terhadap fasilitas medis dan pengobatan yang
memadai jika terjadi kecelakaan atau insiden. Selain itu, pengawasan dan
pemantauan terhadap kondisi kerja secara rutin juga penting untuk
mengidentifikasi potensi risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan. Dengan menjaga penjaminan keselamatan kerja yang baik,
pekerja tambak budidaya udang dapat bekerja dengan lingkungan yang
aman dan sehat, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
cedera.
16. Penyuluhan atau pelatihan keterampilan serta kegiatan temu lapang bagi
pembudidaya udang merupakan langkah yang penting untuk mendorong
penerapan teknologi ramah lingkungan dalam budidaya udang. Melalui
penyuluhan dan pelatihan, para pembudidaya dapat memperoleh
pengetahuan baru tentang praktik-praktik terbaik dalam budidaya udang
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kegiatan penyuluhan dan
pelatihan ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti penggunaan pakan
alternatif yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah tambak,
penggunaan sistem pengendalian penyakit yang terintegrasi, dan prinsip-
prinsip keberlanjutan dalam budidaya udang. Selain itu, melalui kegiatan

II-14
temu lapang, pembudidaya dapat berbagi pengalaman, bertukar
pengetahuan, dan belajar langsung dari praktik-praktik terbaik yang telah
berhasil diterapkan oleh sesama pembudidaya udang. Penting untuk
melanjutkan kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini secara berkelanjutan,
agar pembudidaya udang dapat terus meningkatkan keterampilan mereka
dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian, dapat
tercipta lingkungan budidaya yang lebih seimbang, meningkatkan efisiensi
produksi, dan menjaga keberlanjutan ekosistem sekitar tambak udang.

II-15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan berfungsi untuk memberikan ringkasan singkat tentang apa
yang telah dibahas dan menyajikan penilaian atau analisis akhir terhadap topik
yang dibahas. Tujuan dari kesimpulan adalah untuk menghasilkan pemahaman
yang lebih baik, menguatkan argumen, memberikan solusi atau rekomendasi, atau
menyimpulkan hasil penelitian atau pembahasan secara keseluruhan. Berikut ini
merupakan kesimpulan dari makalah” Dampak Tambak Udang Terhadap Wilayah
Di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa Tengah”.
1. Tambak udang di Purworejo menggunakan sistem tambak air tawar, air
payau, dan air laut tergantung pada lokasi dan kondisi geografis. Tambak
udang vaname (Litopenaeus Vannamei) umumnya dibudidayakan di
tambak air tawar, sementara udang windu (Penaeus monodon)
dibudidayakan di tambak air payau. Lokasi proses tambak udang terletak
di Baulaksana, Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo,
Jawa Tengah.
2. Proses produksi tambak udang melibatkan persiapan lahan, pengisian air,
penebaran benih udang, pemeliharaan dan pengendalian kondisi perairan,
pemberian pakan, pengawasan kesehatan, dan panen. Selama proses
budidaya, penting untuk memperhatikan kondisi perairan, kesehatan
udang, dan asupan pakan yang memadai. Penerapan biosekuriti dan
pengendalian mutu juga penting dalam menghasilkan produk tambak
udang yang berkualitas dan aman.
3. Tambak udang memiliki potensi produksi yang besar dengan hasil utama
berupa udang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, tambak
udang juga menghasilkan beberapa produk atau hasil samping, seperti
pakan tambahan, limbah organik, diversifikasi usaha, dan penyerapan
tenaga kerja.

III-1
4. Dalam pengelolaan tambak udang, perlu diperhatikan penerapan praktik
budidaya yang ramah lingkungan, pengendalian penyakit, dan kepatuhan
terhadap peraturan dan petunjuk penggunaan air. Dukungan melalui
pelatihan keterampilan dan penyebarluasan informasi kepada
pembudidaya juga perlu dilanjutkan untuk menerapkan teknologi ramah
lingkungan dan meningkatkan efisiensi produksi.
5. Dampak sosial kemasyarakatan dari aktivitas tambak udang mencakup
perubahan mata pencarian masyarakat pesisir. Meskipun aktivitas tambak
udang memberikan dampak positif berupa pergeseran profesi menjadi
pembudidaya udang yang lebih aman, namun juga mengakibatkan
hilangnya budaya melaut yang menjadi tradisi turun-temurun.
6. Dampak ekonomi dari aktivitas tambak udang menunjukkan adanya
dampak positif berupa peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat
pesisir melalui pendapatan yang lebih baik. Namun, terdapat pula dampak
negatif berupa persaingan usaha yang ketat dan penurunan harga pada saat
musim panen raya, yang mengakibatkan kesulitan dalam menjual hasil
tambak udang dengan harga yang rendah.
7. Dampak lingkungan hidup dari aktivitas tambak udang memiliki dampak
positif berupa penyediaan habitat yang baik bagi hewan yang dipelihara
dan peran tambak udang sebagai tempat tinggal fitoplankton yang
berkontribusi pada penyerapan karbon dioksida. Namun, juga terdapat
dampak negatif berupa perusakan hutan bakau akibat pembukaan lahan
untuk tambak udang dan penggunaan bahan kimia berlebihan yang dapat
merusak kualitas air dan ekosistem sekitarnya.
8. Dampak negatif dari aktivitas tambak udang terhadap sosial
kemasyarakatan adalah hilangnya budaya melaut yang telah menjadi
tradisi turun-temurun. Untuk mengatasi hal ini, dapat diadakan festival
atau event yang mendorong masyarakat untuk tetap menjaga dan
melestarikan tradisi melaut.
9. Dampak negatif dari aktivitas tambak udang terhadap ekonomi meliputi
persaingan usaha yang ketat dan penurunan harga akibat permintaan yang

III-2
rendah dibandingkan dengan persediaan yang berlimpah. Untuk
mengatasi hal ini, pemerintah dapat memberikan bantuan fasilitas yang
membantu komunikasi antara pembudidaya dan pembeli, serta mendorong
ekspor ke luar negeri untuk memperluas jangkauan pasar dan menghindari
persaingan dagang yang berlebihan karena jumlah pembeli yang terbatas.
10. Dampak negatif dari aktivitas tambak udang terhadap lingkungan hidup
meliputi perusakan hutan bakau dan penggunaan bahan kimia berlebihan
yang mengganggu ekosistem dan kualitas air di sekitarnya. Untuk
mengatasi hal ini, pembukaan lahan untuk tambak udang perlu
memperhatikan kondisi lingkungan dan menjaga kelestarian hutan bakau.
Selain itu, penggunaan bahan kimia perlu digunakan secara bijak dan
dengan dosis yang tidak merusak ekosistem, serta lebih disarankan untuk
menggunakan bahan yang alami atau biologis.
11. Praktek pertambakan budidaya udang yang berkelanjutan memerlukan
beberapa langkah penting, antara lain: pemilihan lokasi yang tepat,
memperhatikan daya dukung lahan, mematuhi kebijakan pemerintah,
menggunakan teknik penyangga dan rekayasa yang tepat, mengadopsi
teknologi yang ramah lingkungan, menjaga keragaman hayati,
mengurangi gangguan lingkungan, menggunakan metode pengelolaan air
yang efisien, patuh terhadap hukum dan petunjuk penggunaan air,
meminimalkan pembuangan pakan udang dan penggunaan obat-obatan
hewan yang berlebihan, menerapkan pemeliharaan biosekuriti, dan
menerapkan sistem pengendalian mutu.

3.2 Saran
Saran adalah sebuah rekomendasi atau nasihat yang diberikan kepada
seseorang untuk membantu mereka mengatasi masalah, mengambil keputusan,
atau mencapai tujuan tertentu. Saran dapat berupa panduan, petunjuk, atau saran
praktis yang didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, atau pertimbangan orang
yang memberikannya. Tujuan dari memberikan saran adalah untuk memberikan
bantuan atau arahan kepada orang lain agar mereka dapat menghadapi situasi

III-3
dengan lebih baik, mengambil keputusan yang lebih baik, atau mencapai hasil
yang diinginkan. Berikut ini merupakan saran dari makalah” Dampak Tambak
Udang Terhadap Wilayah Di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah”.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
terkait dengan dampak tambak udang terhadap wilayah di kecamatan
grabag kabupaten Purworejo Jawa Tengah, sehingga dapat menerapkan
upaya serta praktek yang berkelanjutan dengan baik.
2. Dalam proses pengumpulan data, hendaknya menggunakan teknik yang
diperkirakan dapat lebih optimal dalam mendapatkan data yang
diperlukan.

III-4
DAFTAR PUSTAKA

Choeronawati, A. I., & Prayitno, S. B. (2019). Studi Kelayakan Budidaya Tambak


Di Lahan Pesisir Kabupaten Purworejo. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, 11(1), 191-204.
Fadilah, A. R., & Putra, A. D. (2022). Laporan Tugas Akhir/Capstone Design
Apebot: Alat Penghitung Benih Udang Otomatis. Universitas Islam
Indonesia
Huda, N., & Sulistinah, M. P. (2018). Analisis Dampak Keberadaan Tambak
Udang Intensif Terhadap Kondisi Fisik Dan Sosial Ekonomi Pekerja
Tambak Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan-
Madura. Sumber, 42, 0-37.
Husain, N., Rustam, R., & Rauf, A. (2020). Strategi Pengembangan Usaha
Budidaya Tambak yang Berkelanjutan di Desa Lawallu Kabupaten
Barru. JOURNAL OF INDONESIAN TROPICAL FISHERIES (JOINT-
FISH): Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap,
Ilmu Kelautan, 3(2), 138-150.
KHAIRUNNISA, K. (2019). DAMPAK POLA KOMUNIKASI AWKARIN
MELALUI VLOG KARIN NOVILDA TERHADAP PERILAKU
MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI (Doctoral
dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).
Muchtar, M., Farchan, M., & Mulyono, M. (2020). Strategi pengembangan
budidaya udang berkelanjutan di Kawasan Pesisir Kota Tegal, Provinsi
Jawa Tengah. Journal of Aquaculture Science, 5(1), 170-185.
Witomo, C. M. (2018). Dampak Budi Daya Tambak Udang Terhadap Ekosistem
Mangrove. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan, 4(2), 75-85.

Anda mungkin juga menyukai