Anda di halaman 1dari 10

Tugas Akuakultur

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN BARONANG

Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuakultur

Dosen:Muhammad Sahir, S. Pi., M. Si

Disusun oleh:

Sri Wahyuni

Nim:5022220063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

INSTITUT TEKNOLOGI PERTANIAN

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Tujuan..............................................................................................................................1

1.3 Manfaat...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 Klasifikasi........................................................................................................................2

2.2 Morfologi.........................................................................................................................3

2.3 Habitat Dan Penyebaran.................................................................................................3

2.4 Kebebasan Makan Dan Makanan...................................................................................3

2.5 Persyaratan Lokasi Budidaya.........................................................................................4

2.6 Konstruksi KJA Budidaya Ikan Baronang......................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7

3.2 Saran ..............................................................................................................................7

3.3 Daftar Pustaka................................................................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Marikultur adalah salah satu usaha memanfaatkan semaksimal mungkin perairan


pantai melalui usaha budidaya ikan, rumput laut, kerangan-kerangan atau biota laut lainnya yang
mempunyai nilai ekonomis penting (Paruntu, 2015). Dalam kegiatan marinkultur, salah satu
sarana atau teknologi yang digunakan adalah Keramba Jaring Apung (KJA). Teknologi KJA
adalah salah satu teknik akuakultur yang cukup produktif dan intensif dengan konstruksi yang
tersusun dari karamba-karamba jaring yang dipasang pada rakit terapung di perairan pantai
(Sunyoto, 1994 dalam Gunarto, 2003). Salah satu keuntungan budidaya ikan dengan KJA
dibandingkan dengan teknologi selain KJA yaitu ikan dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi
tanpa khawatir akan kekurangan oksigen (Basyarie, 2001 dalam Gunarto, 2003). Sedangkan
keuntungan KJA lainnya ialah hemat lahan, tingkat produkivitasnya tinggi, tidak memerlukan
pengelolaan air yang khusus sehingga dapat menekan input biaya produksi, mudah dipantau,
unit usaha dapat diatur sesuai kemampuan modal (Pongsapan dkk. 2001 dalam Gunarto, 2003),
jumlah dan mutu air selalu memadai, tidak perlu pengolahan tanah, pemangsa mudah
dikendalikan dan mudah dipanen (Sunyoto, 1994 dalam Gunarto, 2003). Banyak jenis ikan yang
dibudidayakan menggunakan KJA, salah satunya adalah Siganus spp (ikan Baronang).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui konstruksi KJA
budidaya ikan baronang.

1.3Manfaat

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi ilmiah
mengenai konstruksi KJA budidaya ikan baronang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Klasifikasi

Secara lengkap taksonomi ikan beronang adalah sebagai berikut (Tarwiyah, 2001):

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Subordo : Acanthuroidei

Famili : Siganidae

Genus : Siganus

Species : Siganus spp.

2
2.2 Morfologi

Menurut Burhanudin et al. (2014) dalam Wahyuningtyas (2015), famili Siganidae


memiliki ciri-ciri antara lain badan pipih dengan bentuk mulut yang kecil. Sirip punggung
mempunyai 13 duri keras dan 10 duri lunak, sedangkan sirip-sirip dubur terdiri dan 7 duri keras
dan 9 duri lunak. Duri-duri pada ikan baronang mengandung kelenjar bisa sehingga orang akan
merasa sakit bila tersengat oleh duri-duri tersebut. Siganidae juga disebut rabbitfish yang
berarti ikan kelinci karena moncongnya menyerupai kepala kelinci.

2.3 Habitat Dan Penyebaran

Gundermann et al. (1983) menyatakan bahwa ikan famili Siganidae menempati


sebaran habitat yang luas pada daerah pesisir tropis sampai subtropis di Samudera Hindia dan
Pasifik Barat. Pada umumnya ikan baronang hidup terutama di sekitar ekosistem terumbu
karang, ekosistem yang banyak ditumbuhi lamun dan rumput laut. Kadang-kadang didapatkan
juga di daerah hutan bakau, bahkan di pelabuhan yang pada umumnya telah tercemar
(Ranoemihardjo 1985 dalam Marasabessy 1991). Beberapa jenis baronang yaitu S. guttatus dan
S. vermiculatus dapat hidup masuk ke perairan sungai dan danau (Setyono dan Susetiono 1990).

2.4 Kebiasaan Makan & Makanan

Ikan ini diketahui sebagai "primary herbivor" yaitu pemakan plankton nabati tumbuhan
dan juga pemakan makanan buatan (Paruntu, 2015). Menurut Tarwiyah (2001), Sesuai dengan
morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada
masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus
halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan
tumbuh-tumbuhan, tetapi kalau dibudidayakan ikan beronang mampu memakan makanan apa
saja yang diberikan seperti pakan buatan.

3
2.5 Persyaratan Lokasi Budidaya

Untuk mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan
kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya yang akan dikembangkan serta kecocokan
metoda yang digunakan. Dalam hal ini, pemilihan lokasi untuk budidaya ikan di laut harus akan
mempertimbangkan dari aspek teknis dan non teknis (Tarwiyah, 2001).

Dari segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan meliputi (Tarwiyah, 2001)
:Perairan/lokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh angin/musim dan gelombang, hal
ini untuk mengamankan/melindungi salinitas budidaya.Pergerakan air harus cukup baik dengan
kecepatan arus antara 20 ~ 40 cm/detik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan
penyediaan air kurang dan O2 yang di supplay juga akan berkurang dan sebaliknya apabila
kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan akan terganggu sebab energi yang didapatkan
dari makanan banyak keluar untuk melawan arus.Lokasi harus bebas dari pengaruh
pencemaran atau polusi baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.Lokasi juga harus
bebas dari hama yang meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas, binatang yang selain
potensial dapat mengganggu (predator).

Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk
pertumbuhan ikan seperti :

- Kadar garam berkisar antara 27 ~ 32 ppt.

- Suhu air berkisar antara 28 ~ 320 C.

- O2 (oksigen) berkisar antara 7 ~ 8 ppm.

- Nitrat 0,9 ~ 3,2 ppm dan phospat 0,2 ~ 0,5 ppm.

Untuk mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan usaha budidaya


yang meliputi sarana jalan, telpon, listrik, sumberdaya manusia, pakan, pasar, ketersediaan
bimbingan harus dalam jumlah yang cukup memadai serta bahan-bahan untuk komoditi
budidaya mudah diperoleh.

4
2.6 Konstruksi KJA Budidaya Ikan Baronang

1. Rakit Apung

Pembuatan rakit apung dapat dilakukan di darat dengan terlebih dahulu membuat
kerangka sesuai dengan ukuran yaitu 8 x 8 m. Kerangka ini berfungsi sebagai tempat peletakan
kurungan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari bahan bambu atau kayu.Setiap unit
kerangka dapat terdiri dari 2 atau 4 kurungan tetapi secara ekonomi setiap unti dianjurkan
sebanyak 4 (empat) buah kurungan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya dengan diberi
jangkar sebanyak 4 buah agar tetap pada tempatnya atau tidak terbawa arus.

Gambar Kerangka Rakit

2. Kurungan

Kurungan berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan polyethilen
(PE) D. 18 dengan lebar mata jaring antara 0,75~ 1". Bentuk kurungan disesuaikan dengan
bentuk kerangka rakit yaitu empat persegi dengan ukuran 3 x 3 x 3 m3. Jaring apung yang telah
siap dibuat di pasang pada kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut bagian atas
pada setiap sudut kerangka.

Gambar Kurungan Telah Dipasang pada Rakit

5
3. Pelampung

Untuk mengapungkan sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan pelampung.


Pelampung dapat digunakan drum plastik volume 200 liter. Dan untuk menahan rakit diperlukan
pelampung sebanyak 12 buah. Pelampung diikat dengan tali polyethelene (PE) yang bergaris
tengah 0,8 ~ 1,0 cm.

Gambar Penempatan dan Pemasangan Pelampung Pada Kerangka Rakit

4. Jangkar

Jangkar berfungsi untuk menahan sarana budidaya agar tidak bergeser dari tempatnya
akibat pengaruh arus dan angin ataupun gelombang. Setiap inti keramba jaring apung
dipergunakan jangkar 4 buah yang terbuat dari besi dengan berat 50 kg. Panjang tali jangkar
biasanya 1,5 kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi.

Gambar Pengaturan dan Pemasangan Jangka

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan bahwa konstruksi KJA untuk budidaya
ikan baronang terdiri dari konstruksi rakit apung, konstruksi kurungan, konstruksi pelampung,
dan konstruksi jangkar.

3.2 Saran

Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat saya
ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu saya meminta
kritik dan sarannya, kritik maupun sarannya sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri
melengkapi makalah ini. Terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gunarto, A. 2003. PENGEMBANGAN SEA FARMING BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG


(KJA) KERAPU (EPHINEPHELUS SP.) DI INDONESIA. Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi,
Volume 4, Nomor 1.

Gundermann N., Popper D.M., Lichatowich T. 1983. Biology And Life Cycle Of
Siganusvermiculatus (Siganidae, Pisces). Pacific Sci. 37 (2): 165-18

Imanto P, T, Dan Suastika, M. 2010. Kendala Pada Pendederan Benih Ikan Beronang Lada
(Siganus Canaliculatus) Pada Keramba Jaring Apung Di Perairan Pulau Sirai, Tanjungpinang.
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 1.

Kune S. 2007. Pertumbuhan Rumput Laut Yang Dibudidaya Bersama Ikan Baronang.
Jurnal Agrisistem 3(1).

Marasabessy, M.D. 1991. Penelitian Budidaya Ikan Samadar (Siganus Canaliculatus) Di


Pulau-Pulau Kai Kecil, Maluku Tenggara. Eds Perairan Maluku Tenggara. Ambon : Balitbang
Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanografi Lipi. Hlm : 35-41.

Masyahoro, A. 2011. Model Pertumbuhan Ikan Beronang Lingkis (Siganus Canaliculatus)


Hasil Tangkapan Sero Di Perairan Kepulauan Selayar. J. Agrisains 12 (1) : 50 - 56. Issn : 1412-
3657.

Paruntu, C. P. 2015. Budidaya Ikan Kerapu (Epinephelus Tauvina Forsskal, 1775) Dan Ikan
Beronang (Siganus Canaliculatus Park, 1797) Dalam Karamba Jaring Apung Dengan Sistim
Polikultur. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 3 No. 1: 1-10

Setyono, D.E.D., Susetiono. 1990. Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Pertumbuhan Anakan
Baronang (Siganus Canaliculatus) Di Perairan Maluku Dan Sekitarnya. Ambon :Balitbang
Sumberdaya Laut Puslitbang Oseanologi Lipi.

Anda mungkin juga menyukai