Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Tingkah laku Ikan

TINGKAH LAKU IKAN


TERHADAP ALAT TANGKAP

Oleh
NOVITA SARI
2011103010093

PRODI PEMANFAATAN SUMBERDAYA


PERIKANAN FAKULTAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH, NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat
waktu.
Laporan praktikum ini membahas tentang materi praktikum mata kuliah Tingkah Laku
Ikan terhadap Suhu pada ikan patin. Dalam laporan ini, penyusun juga memaparkan hasil
data-data selama praktikum berlangsung dengan membandingkan hasil pada literatur literatur
yang sesuai dengan data yang diperoleh dalam praktikum Tingkah Laku Ikan.
Prinsip tingkah laku ikan yang menjadi sasaran tangkapan harus didukung pemahaman
terhadap indera utama ikan (sensory organ) khususnya indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, linea literalis dan sebagainya (Gunarso 1985). Indera-indera tersebut
merupakan indera penting pada ikan berhubungan dengan tingkah laku alam (natural
behaviour). Keberhasilan usaha penangkapan ikan dapat ditingkatkan salah satunya dengan
mengetahui tingkah laku ikan yang menjadi sasaran tangkapan.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan
demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan laporan praktikum ini. Semoga dari laporan ini, kita bisa menambah
wawasan tentang Tingkah laku Ikan dan lebih bisa memperdalam lagi ilmu yang diberikan
oleh para Dosen kepada kita semua sehingga kita bisa mengaplikasikanya dalam dunia
pendidikan dan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Banda Aceh, 18 November 2021

Praktikan
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL........................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
1.2 Tujuan................................................................................................................................................5
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................................................8
3.3 Cara Kerja..........................................................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................8
4.1 Hasil Pengamatan...............................................................................................................................9
4.2 Pembahasan.......................................................................................................................................9
BAB V PENUTUP......................................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
5.2 Saran................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
DAFTAR TABEL

HALAMAN

3.2.1 Table Alat dan bahan.................................................................................................8


4.1.1 Tabel Hasil pengamatan............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan sebagai hewan nekton di dalam perairan yang memiliki sifat senantiasa bergerak
dari suatu tempat ke tempat lainnya memerlukan pengetahuan khusus untuk bisa
memperolehnya. Penciptaan alat dan metode penangkapan merupakan upaya yang selama ini
dilakukan untuk dapat mengeksploitasi sumberdaya ini secara optimal. Dari berbagai alat
tangkap tersebut belumlah sepenuhnya dapat dioperasikan secara efektif dan efisien yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan serta terbatasnya/mininmya kemampuan ekonomi
yang dimiliki oleh nelayan.
Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan suatu alat tangkap di
samping kondisi daerah penangkapan adalah karakteristik suatu target penangkapan baik
secara fisik maupun biologisnya yang dapat diistilahkan sebagai tingkah laku ikan.
Pengetahuan mengenai tingkah laku ikan menjadi penting karena ternyata dari berbagai
telaahan dan pengalaman yang dilakukan bahwa ikan tidak begitu saja mudah untuk masuk
dalam area penangkapan apalagi untuk tertangkap karena dapat saja melakukan upaya
penghindaran atau meloloskan dari dari cakupan atau jebakan/jeratan alat tangkap. Oleh
karena itu, bilamana tingkah laku ikan dalam daerah kemampuan suatu alat penangkapan
serta hubungannya dengan berbagai faktor dapat kita ketahui, maka dapat dilakukan cara-cara
tertentu untuk meningkatkan efisiensi dan kegunaan dari alat tangkap tersebut.
Selain untuk meningkatkan hasil dari suatu upaya penangkapan, pengetahuan tentang
tingkah laku ikan juga dapat digunakan untuk melakukan manajemen terhadap sumberdaya
ikan seperti penangkapan ikan untuk jenis dan ukuran tertentu yang didasarkan pada
pengetahuan tentang morfologi, fisiologi dan berbagai faktor lain seperti jenis makanannya
untuk ikan yang ditangkap dengan menggunakan umpan. Untuk ini tentunya perlu dilakukan
eksperimen atau penelitian yang lebih jauh tentang hal ini agar upaya penangkapan dengan
hasil uyang optimum bisa didapatkan.
Gill net merupakan alat tangkap yang begitu populer digunakan karena dari segi
keterjangkauan ekonomi mudah diperoleh serta pengoperasiannya pun tidak begitu rumit.
Untuk itu peningkatan pengetahuan dan informasi tingkah laku ikan terhadap gillnet akan
sangat membantu para nelayan agar dapat memfungsikan alat tangkap ini secara efektif dan
efisien sehingga hasil tangkapan pun dapat meningkat.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan mengamai tingkah laku ikan terhadap alat tangkap
1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan laporan praktikum ini agar mahasiswa mampu memenuhi tugas
praktikum yang diberikan dan agar mahasiswa dapat mengetahui lebih luas tentang tingkah
laku ikan terhadap alat alat tangkap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini
dikarenakan setiap alat tangkap memiliki kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan
tujuan hasil tangkapan dan kondisi perairan pada daerah penangkapan ikan. Salah satu alat
tangkap yang digunakan adalah alat tangkap gillnet millenneum (Anggreini dkk, 2017).
Sebagaimana diketahui bahwa bagi ikan kehadiran alat penangkap merupakan stimuli
yang dapat dikatakan paling kuat dari sekian banyak stimuli yang diberikan. Wajar bila ikan
menunjukkan respon dan reaksinya melalui berbagai cara dan usaha. Beberapa reaksi yang
ditunjukkan ikan menghadapi alat tangkap gill net yaitu melarikan atau meloloskan diri
(Syahdan, 2011).
Menurut Syofyan et al. (2012), Perkembangan teknologi penangkapan ikan di
Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu perikanan, mencakup pengetahuan
tentang alat tangkap dan hasil tangkapan. Pengetahuan tentang hasil tangkap mencakup ilmu
mengenai ikan yang menjadi target penangkapan dengan menggunakan pendekatan tingkah
laku ikan. Pengetahuan tentang alat tangkap dan hasil tangkapannya adalah faktor penting
dalam memahami proses penangkapan, perkembangan konstruksi dan rancangan alat
penangkapan yang menuntut adanya keseimbangan dalam berbagai aspek, dalam rangka
meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Menurut Martasuganda (2018) menyatakan bahwa pengertian dari gill net (jaring
insang) yang umum berlaku di Indonesia adalah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan
jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari jaring bagian utama
ukurannya sama, jumlah mata jaring ke arah panjang atau ke arah horisontal (Mesh
Length/ML) jauh lebih banyak daripada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah
dalam (Mesh Depth/MD), pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung
(floats) dan di bagian bawah dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers) sehingga dengan
adanya dua gaya yang berlawanan dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan
tegak.
Mory (2011) dalam Gunarso (2017) mengemukakan bahwa ikan-ikan yang tertangkap
dengan gill net terutama secara gilled atau entangled terjadi karena ikan tidak cukup waspada
terhadap kehadiran jaring dan dalam keadaan demikian mereka menubrukkan diri pada
dinding jaring ataupun mencoba menerobosnya. Berdasarkan pengetahuan yang kita miliki,
ikan-ikan akan mengetahui adanya jaring melalui organ reseptor yang mereka miliki, antara
lain dengan indera pelihatnya maupun mereka mendeteksi adanya jaring melalui getaran
maupun bunyi desir atau desau jaring yang terayun ataupun diterjang arus dan gelombang
melalui indera pendengar maupun organ gurat sisi mereka. Hal-hal demikian menyebabkan
ikan mampu untuk mengetahui adanya jaring di dalam air.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari rabu, 10 November 2021. Bertempat di Laboratorium
FKP, Gedung Fakultas dan Kelautan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Kota Banda
Aceh. Praktikum ini berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah. Mulai dari pukul
10.00 wib. sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Table Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum :
No Alat dan Bahan Jumlah Fungsi

1. Ikan Bahan Praktikum


2. Kamera 1 unit Dokumentasi
3. Gillnet 1 unit Alat tangkap yang diuji
4. Trawl 1 unit Alat tangkap yang diuji

3.3 Cara Kerja


Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Amati vidio yang diberikan asisten;
2. Melihat proses setting sampai hauling pada alat tangkap;
3. Melihat tingkat selektifitas dan efektifitas alat tangkap;
4. Amati tingkah laku ikan atau respon ikan terhadap alat tangkap Gillnet dan Trawl;
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
4.1.1 Tabel Hasil pengamatan
4.2 Pembahasan
Alat tangkap Aktif Pasif Selektif Efektif

Gill Net - aktif aktif aktif


-

Trawl aktif - - -

4.3 Pembahasan
Tingkah laku ikan terhadap alat tangkap berbeda-beda sesuai dengan cara
pengoperasian alat tangkap yang digunakan. Alat tangkap yang digunakan diantaranya
Gillnet dan Trawl. Alat tangkap ini memiliki proses pengoperasian yang berbeda.

Alat tangkap Gillnet atau yang sering di sebut dengan jaring insang merupakan suatu
alat penangkapan ikan yang memiliki bentuk empat persegi panjang yang mempunyai mata
jaring dengan ukuran yang sama pada bagian seluruh jaring. pada alat tangkap gillnet ini
jumlah mesh depth lebih sedikit jika di bandingkan dengan jumlah mens size pada arah
panjang pada jaring. Alat tangkap jaring insang (gillnet), ada beberapa hal yang paling harus
diperhatikan agar dapat memenuhi kriteria penangkapan ikan yang ramah lingkungan antara
lain yaitu terdapat selektivitas terhadap ikan yang akan di jadikan target tangkapan atau ikan
yang layak untuk di tangkap. Alat tangkap yang ramah lingkungan yaitu apabila hasil
tangkapan sampingannya minimum dan memprioritaskan hasil tangkapan utama.

Gill net merupakan alat tangkap yang begitu populer digunakan karena dari segi
keterjangkauan ekonomi mudah diperoleh serta pengoperasiannya pun tidak begitu rumit.
Untuk itu peningkatan pengetahuan dan informasi tingkah laku ikan terhadap gillnet akan
sangat membantu para nelayan agar dapat memfungsikan alat tangkap ini secara efektif dan
efisien sehingga hasil tangkapan pun dapat meningkat

Alat tangkap Trawl adalah alat tangkap yang terbuat dari jaring dengan bentuk kerucut.
Proses penangkapannya yaitu dengan menggiring ikan untuk berkumpul ke arah bagian mulut
trawl dengan menggunakan alat repulse dan alat tarik otterboard serta sapuan tali yang
menimbulkan kekeruhan, kekeruhan inilah yang mnyebabkan ikan tertangkap trawl karena
kondisi perairan yang menghalangi ikan melarikan a atau meloloskan diri
Trawl adalah alat tangkap yang bersifat aktif, dimana alat tangkap ini ditarik oleh kapal
yang bergerak mengejar gerombolan ikan sehingga masuk kedalam muliut jaring. Pada
pengoperasian alat tangkap trawl dipengaruhi oleh beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan diantaranya sasaran tangkapan. Sasaran tangkapan ini berhubungan dengan
spesies apa saja yang menjadi tujuan pennagkapan trawl. Faktor yang kedua yaitu tingkah
laku ikan, dimana tingkah laku ikan saat ditangkap menggunakan trawl berbeda-beda.
Selanjunya faktor yang ketiga yaitu kecepatan berenang ikan, faktor ini harus diketahui oleh
nelayan supaya pada penggunaan kapal dapat ditentukan kecepatan yang harus digunakan
untuk mengejar kecepatan renang ikan. Faktor yang terakhir yaitu kedalam renang ikan. Alat
tangkap trawl harus dimodifikasi sebaik mungkin untuk mencapai kedalaman renang ikan
yang menjadi target tangkapan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tingkah laku ikan terhadap suhu berbeda-beda, ada yang
panas, dingin maupun biasa saja. Reaksi ikan terhadap perubahan suhu yang drastic dari
panas ke dingin atau sebaliknya dapat membuat ikan menjadi stress. Dalam artian, setiap
suhu reaksi nya berbeda-beda.
Tingkah laku ikan terhadap alat tangkap :
1. Ketika ikan berada di dalam alat tangkap baik alat tangkap gillnet maupun alat
tangkap trawl ikan akan melakukan perlawanan diri dengan cara berenang cepat secara
vertical maupun horinzontal untuk mencari celah untuk meloloskan diri. Akan tetapi ada juga
sebahagian jenis ikan akan mendekatkan diri pada alat tangkap untuk memeriksanya akan
tetapi ikan tersebut akan menjauhi alat tangkap tersebut setelah mengetahuinya.
2. Pada perikanan di Indonesia ada beberapa alat penangkapan ikan yang sering di
gunakan oleh nelayan di Indonesia, yaitu kelompok jaring lingkar, kelompok jaring tarik,
kelompok jaring hela, penggaruk, jaring angkat, alat tangkap yang di jatuhkan atau di tebar,
jaring insang, perangkap, pancing dan alat tangkap lainnya.
3. Alat tangkap yang bersifat aktif dan pasif memiliki perbedaan salah satunya untuk
alat tangkap yang bersifat pasif ialah alat tangkap akan menunggu dan membiarkan ikan yang
menjadi targetnya terperangkap ataupunn terjerat pada alat tangkap tersebut seperti pada alat
tangkap gillnet, sedangkan alat tangkap aktif ialah alat tangkap yang penggunaannya
mengejar gerombolan ikan tanpa menunggu ikan tersebut akan terperangkap pada alat
tangkap tersebut contohnya pada alat tangkap trawl.
5.2 Saran
Adapun sedikit saran dari saya, semoga kedepannya praktikum lebih aktif dan tidak terlalu
tegang suasana praktikumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Martasuganda, S. 2018. Jaring Insang (Gill Net) : Seri Teknologi penangkapan ikan
Berwawasan Lingkungan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas
Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gunarso, W. 2017. Tingkah Laku Ikan : Hubungannya dengan Alat, Metoda dan Taktik
Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Syofyan I, Syaifuddin, Cendana F. 2012. Studi komparatif alat tangkap jaring insang hanyut
(drift gillnet) bawal tahun 1999 dengan tahun 2007 di Desa Meskom Kecamatan
Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
15(1): 62-70
Nugraha et.al., 2012. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Perkembangan Embrio, Daya
tetas Telur dan Kecepatan Penyerapan Kuning Telur Ikan Black Ghost (Apteronotus
albifrons) pada Skala Laboratorium. Journal of Management of Aquatic Resources.
FAO, 2014. Selektivitas Kisi-kisi Juvenile And Trash Excluder Devices Pada Alat Tangkap
Trawl Mini Di Perairan Utara Jawa. Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai