Oleh :
Praktikan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................... 4
1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 6
BAB III METODE KERJA ..................................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................. 8
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................... 8
3.3 Cara Kerja .......................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 9
4.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................... 9
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 9
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 11
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11
5.2 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….12
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tingkah laku ikan terhadap alat tangkap gillnet.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tingkah laku ikan terhadap alat tangkap trawl.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat efektifitas dan selektifitas pada alat tangkap
gillnet.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat efektifitas dan selektifitas pada alat tangkap
trawl.
5. Mahasiswa dapat mengetahui sifat dari alat tangkap gillnet dan trawl.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha adalah kegiata dengan mengerakan tenaga, pikiran atau badan untuk
mencapai suatu maksud. Sedangkan usaha jaring insang adalah penurunan hasil
tangkapan yang telah disesuaikan dengan pengeluaran ,pemasukan dan pembagian
modal dari hasil tangkapan (Saleh, 2013).
Jaring insang (gill net) adalah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring
yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata jaring (mesh size) sama,
jumlah mata jaring ke arah horizontal (mesh lenght/ML) jauh lebih banyak dari jumlah
mata jaring ke arah vertikal (mesh depth/MD). Pada lembaran jaring bagian atas
diletakkan pelampung (floats) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinkers).
Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari floats yang
bergerak ke atas dan sinking force dari sinker di tambah berat jaring dalam air yang
bergerak ke bawah, maka jaring akan terentang (Ayodhyoa, 2016).
Trawl dasar merupakan pukat kantong berbentuk kerucut dengan mulut lebar
yang diberi pemberat pada tali ris bawah (ground rope) dan diberi pelampung pada tali
ris atas (Head rope). Pada saat dioperasikan pukat diusahakan terbuka dengan bantuan
dua buah papan (otter board) yang terbuat dari kayu atau besi yang ditarik dengan tali
warp yang dipasang pada pusatnya, sehingga kedua papan tersebut cenderung saling
membuka waktu dioperasikan. Kedua otter boarddihubungkan dengan jaring oleh
bridle. Briddle ini dapat mencapai panjang 200 meter dan menyapu sejumlah luasan
dasar laut. Mereka membuat takut ikan-ikan dan menggiring mereka masuk ke dalam
pukat yang bergerak ke depan, dengan demikian berfungsi meningkatkan efektivitas
dari pukat. Bentuk pukat dapat bervariasi menurut menurut jenis ikan yang ditangkap
dan tipe dasar perairan. Tali ris bawah dapat dipasangi roller gear dan bobbin set
sehingga trawl dapat dioperasikan di atas dasar berbatu tanpa menimbulkan kerusakan
berarti pada jaring (Widodo, 2011).
Berdasarkan kedudukan jaring di dalam perairan dan metode
pengoperasiannya jaring insang dibedakan menjadi empat, yaitu jaring insang
permukaan (surface gill net), jaring insang dasar (bottom gill net), jaring insang hanyut
(drift gill net), dan jaring insang lingkar (encircling gill net / surrounding gill net)
(Ayodhyoa, 2011).
6
Berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi lima, yaitu jaring insang
hanyut (drift gill net), jaring insang labuh (set gill net), jaring insang karang (coral reef
gill net),jaring insang lingkar (encircling gill net), dan jaring insang tiga lapis (tramel
net). Untuk gill net sendiri termasuk jaring insang hanyut (drift gill net), untuk
kedudukan jaring di dalam perairan gill net dapat dioperasikan baik di permukaan
(surface gill net) maupun di dasar perairan (bottom gill net) (Putra, 2012).
7
BAB III
METODE KERJA
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
2. Dilihat proses setting sampai hauling pada alat tangkap gillnet dan trawl;
3. Diperhatikan tingkat selektifitas dan efektifitas alat tangkap gillnet dan trawl;
4. Diamati tingkah laku ikan atau respon ikan terhadap alat tangkap Gillnet dan
Trawl.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Gill net adalah alat tangkap yang bersifat pasif, selektif dan ramah lingkungan.
Gill net harus mampu menjebak salah satu startegi jebakan dari gillnet adalah dari
warna badan jarring yg transparan dalam air sehingga tidak terlihat oleh ikan yang
9
melintas. Kemudian menjerat ikan pada bagian insang atau overkulum, saat ikan
merespon atau memberontak untuk menyelamatkan diri dari jeratan jarring maka ikan
akan semakin terjerat. Jika diameter tubuh ikan lebih kecil dari pada mata jaring maka
ikan akan lolos, hal ini sangat berpengaruh untuk mengatur target penangkapan ikan
yang akan ditangkap maka di perlukannya hangin ratio sebelum merancang gill net.
Hanging ratio merupakan perbandingan antara Panjang jaring terangkai atau terpasang
dengan Panjang jaring saat terentang sempurna (Stretch). Ada beberapa cara ikan
tertangkap pada gill net yaitu ikan terjerat dibelakang mata (Snagged), ikan terjerat
ditutup insang (Gilled), disirip dorsal (Wedged), terjerat secara terpuntal (Entangled).
Setelah terjerat dan berusaha meloloskan diri maka ikan mulai lemah ataupun
kehilangan tenaga, jika jarring telat di hauling ikan akan mati pada jaring.
Trawl adalah alat tangkap ikan yang terbuat dari jaring, berbentuk kerucut
(Cone Shape Net). Trawl bersifat aktif efektik, namun tidak ramah lingkungan. Dalam
proses penangkapan, alat tangkap trawl mengiring ikan untuk berkumpul kearah
bagian mulut jaring dengan mengggunakan repulse dan tarikan otterboard dan sapuan
tali yang menimbulkan kekeruhan (Sand Clouds). Durasi penarikan jaring (Time
towing) rata-rata 1 jam dengan kecepatan rata-rata 3knot. Pada saat penarikan atau
penggiringan trawl mengeluarkan bunyi hal tersebut membuat ikan menyadari adanya
ancaman dan ikan mulai mengeluarkan responnya. Ikan mulai berlarian saat trawl
menyapu dasar perairan, ikan berlari dengan arah horizontal dan vertical. Kemudia
ikan berada di mulut trawl dan masuk kebagian corong, hingga ikan masuk kebagian
kantong dari trawl. Target tangkapan ikan yaitu ikan dasar atau demersal. Pada masa
ini penggunaan trawl sudah dilarang oleh pemerintah, karena cara pengoperasiannya
yang merusak dasar lautan.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ikan tidak terlalu merespon dengan keadaan jaring dihadapannya, karena
jarring insang sengaja berwarna jernih mengikuti warna air laut agar dapat
mengoceh ikan dan terjerat pada badan jarring. Saat ikan sudah mulai
terjaring, respon ikan mulai cepat untuk melepaskan dirinya dari jeratan,
namun hal ini membuat ikan makin terjerat pada bagian overkulumnya.
Kemudian ikan akan melemah dan kehilangan tenaga, apabila gillnet lama di
hauling maka akan banyak ikan yang mati.
2. Ikan menyadari adanya alat tangkap ini, dikarenakan bentuk dan pergerakan
mengaruk dasar laut. Dimana ikan mulai merespon sangat trawl menggiring
ikan, saat itu ikan mulai berhamburan dan melarikan diri bergerak dengan arah
horizontal maupun vertical.
3. Alat tangkap gillnet memiliki keselektifitasan yang tinggi dalam operasi
penangkapan dan ramah lingkungan.
4. Alat tangkap trawl memiliki keefektifan yang tinggi dalam operasi
penangkapan namun tidak ramah lingkungan.
5. Alat tangkap gillnet bersifat pasif dimana ikan lah yang mendatangi atau
mendekat pada gillnet, sedangkan trawl bersifat aktif karena trawl menggiring
ikan agar dapat tertangkap dan masuk kedalam kantung trawl.
5.2 Saran
Untuk saran tidak ada, namun ingin mengucapkan terimakasih atas ilmu yang
diberikan dan penjelasan serta materi yang lebih baik kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A.U. 2016. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Ayodhyoa. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2001. Dirjen Perikanan
Tangkap. Jakarta.
Saleh. 2013. Letak Geografi Aceh Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan. Aceh
Putra. 2012. Design of Small Fishing Vessel. Food and Agriculture. Organization of
United Nation (FAO).
Widodo. 2011, Pemanfaatan Pesisir dan Lautan Untuk Kegiatan Perikanan Tangkap.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
12