Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan praktikum ................................................................................... 1
1.3 Manfaat praktikum ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
BAB III METODE KERJA................................................................................ 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 5
3.3 Cara Kerja ............................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 7
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 7
BAB V PENUTUP……… ................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 9
5.2 Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Alat Praktikum……………………………………………………………..5
Tabel 3.2 Bahan Praktikum…………………………………………………………...5
Tabel 4.1.1 Sifat Bakar Bahan Alat Penangkapan Ikan………………………………7
Tabel 4.1.2 Sifat Basah Bahan Alat Penangkapan Ikan………………………………7
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Uji bakar jaring PA…………………………………………………….....5
Gambar 2. Uji bakar jaring PE……………………………………………...………...5
Gambar 3. Uji basah jaring PA…………………………………………….…………7
Gambar 4. Uji bakar jaring PE…………………………………………..……………7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat penangkapan ikan didefenisikan sebagai peralatan tangkap untuk ikan dan
hewan lainnya yang diopearsikan dari atas kapal/perahu atau dari darat. Pengertian
“ikan” di sini mencakup jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang ada di laut, perairan
umum yang menjadi subyek yang dimanfaatkan dan diminati oleh manusia. Untuk
menangkap ikan diperlukan alat penangkap, dimana yang paling sederhana adalah
dengan tangan, kemudian berkembang dengan menggunakan tombak/harpoon dan
terus berkembang sampai dengan peralatan yang tergolong sangat efektif seperti, purse
seine, trawl dan lain-lain.
Istilah bahan alat penangkapan ikan sudah dikenal sejak dahulu. Yang dimaksud
dengan bahan alat penangkapan ikan adalah seluruh perlengkapan dalam bentuk bahan
yang diperlukan bagi kegiatan perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya. Oleh karena itu, untuk kegiatan penangkapan ikan dapat juga disebut
khusus, yaitu Bahan Alat Penangkapan Ikan. Disebut bahan karena untuk menjadi
suatu alat penangkapan ikan yang diperlukan oleh nelayan, dimana bahan tersebut
terlebih dahulu harus dirakit dan dirangkai menjadi satu kesatuan alat.
Secara garis besar bahan-bahan yang dipergunakan dalam penangkapan ikan dapat
digolongkan atas dua golongan yaitu bahan-bahan tekstil dan bahan-bahan non tekstil.
Berdasarkan jenis serat bahan alat penangkapan ikan dapat di bagi atas serat alami
(natural fibre) dan serat sintetis (sinthetyc fibre). Serat alami (natural fibre), adalah
segala macam serat yang diperoleh dari dari organisme baik tumbuhan maupun hewan
dan mineral yang terbuat dari bahan alami tanpa melalui proses kimia atau
transformasi. Sedangkan serat-serat sintetis atau bahan sintetis, adalah serat yang
dibuat dalam laboratorium melalui proses kimia. Pada praktikum ini ada dua jenis serat
sintetis yang akan di uji tingkat kebasahannya di dalam air dan tingkat kekuatannya
terhadap api atau saat di bakar, yaitu bahan polyamide (PA) dan poly ethylene (PE).
1
2. Mahasiswa dapat menentukan sifat polyamide (PA) dan poly ethylene (PE) saat
uji bakar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai pengawetan telah dilakukan orang sejak lama baik pengawetan secara
langsung, maupun yang tidak langsung. Pengawetan yang tidak langsung di sini dapat
diartikan segala usaha untuk menjaga keawetan alat penangkapan ikan dengan jalan
pemeliharaan sebaik-baiknya dan hal ini telah diuraikan di muka tentang
pemeliharaan. Secara umum pengawetan secara langsung pada bahan alat
penangkapan ikan dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan cara mencegah
kontaminasi, dengan cara sterilisasi dan dengan cara kombinasi antara keduanya
(Sudirman dan Samsul, 2015).
Cara sterilisasi dengan teknik menjemur alat tangkap pada panas matahari. Bila
alat yang bahannya dibuat dari serat-serat sintetis tidak boleh terkena sinar matahari
terik secara langsung maka alat-alat yang bahannya terbuat dari serat-serat alam
sebaiknya penjemuran dilakukan secara langsung pada terik matahari, karena dengan
cara ini mikroorganisme yang menempel pada seratserat dapat dicegah aktifitasnya
atau mati sama sekali (Supardi Ardidja, 2013.).
Perebusan Sterelisasi dapat dilakukan dengan jalan merebus alat atau
memasukkan atau merendam alat dalam air yang mendidih agar mikroorganisme yang
menempel pada alat tersebut mati. Setelah itu angkat langsung alat penangkapan dari
dalam rebusan. Segera jemur alat tangkap di bawah panas matahari sampai kering
(Martasuganda, S, 2012).
Secara umum pengawetan jaring atau alat penangkapan ikan sebenarnya
dilakukan dengan cara kombinasi ini terutama pad pengawetan dengan cara
penyamakan walau dengan memakai berbagai bahan. Telah diketahui bahwa
penyamakan yang dilakukan dengan mempergunakan tinggi, putih telur maupun ter
dan darah telah dikombinasikan pula dengan pemanasan dan pengeringan. Jadi secara
tidak sadar, pengawetan yang dilakukan oleh para nelayan pada umumnya adalah
pengawetan dengan cara kombinasi antara penyamakan dan sterilisasi (Mokhamad
Dahri Iskandar, 2013).
Cara mencegah kontaminasi Pengawetan cara ini biasanya dilakukan dengan
jalan menyamak alat penangkapan ikan tersebut dengan bahan-bahan penyamak yang
tujuannya agar bahan dapat terlindung oleh bahan penyamak yang digunakan sehingga
dengan demikian kemungkinan terjadinya kontaminasi antara bahan alat penangkapan
3
dengan bakteri atau mikroorganisme dan jasad renik dapat dihindarkan. Ada berbagai
macam bahan penyamak yang telah digunakan oleh masyarakat nelayan pada
umumnya di antaranya adalah bahan penyamak nabati seperti turi, bahan penyamak
hewani dengan putih telur, darah dan bahan penyamak kimia menggunakan ter, coffer
dan napthenase (Djalaludin Kemhay, 2017).
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
5
9. Amati tingkat kecepatan kedua bahan tersebut meleh atau terbakar setelah terkena
api.
10. Dokumentasikan kedua uji bakar dan uji basah tersebut.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bau asap mirip lilin yang terbakar seperti seled, berbau amis
samar-samar seperti pyridine
4.2 Pembahasan
Bahan Alat Penangkapan Ikan (fishing Gear Material) yaitu segala macam
bahan yang dipergunakah untuk membentuk suatu alat penangkapan Ikan. Alat
Penangkapan Ikan (Fihing Gear) ialah segala macam alat yang digunakah dalam
proses Penangkapan ikan termasuk kapal, Alat tangkap itu sendiri dan alat bantu
lainnya. Bahan alat penangkapan ikan terdiri terbagi dua yaitu bahan dari serat alami
dan dari serat buatan atau sintetis, bahan dari serat alami merupakan bahan yang
berasal dari serat daun, biji, dan hewan. Sedangkan bahan buatan atau sintetis adalah
7
bahan yang sudah melalui proses kimia untuk menghasilkan suatu serat tersebut.
Bahan alat penangkapan ikan terbagi tiga jenis yaitu serat, logam dan gabungan serat
dan logam(kompon).
Pada praktikum kali ini ada dua jenis sifat uji yang akan dilakukan pengujian
terhadap bahan alat penangkapan ikan. Ada dua jenis bahan sintetis yang digunakan
dalam pengujian sifat bakar dan sifat basah yaitu poly ethylene (PE) dan polyamide
(PA). Pada saat pengujian yang perlu di perhatikan pada sifat basah adalah bagaimana
kondisi PA dan PE saat dimasukkan kedalam air. Sedangkan pada uji bakar ada
beberapa kondisi yang perlu di amati yaitu kondisi jaring tersebut saat di dalam nyala
api, kondisi jaring setelah dikeluarkan dari nyala api, bentuk recidu atau sisa bakaran
jaring dan bau asap saat di bakar.
Polyamide PA merupakan salah satu serabut sintesis yang diproduksi dalam
beberapa tipe yang berbeda sesuai dengan komponen kimia masing-masing serat sifat-
sifatnya. Umumnya PA tidak berwarna atau bening yang biasa digunakan untuk alat
tangkap gillnet. Pada uji basah PA memiliki sifat yang mudah menyerap air dan
tenggelam didalam air. Pada sifat uji bakar saat berada di dalam nyala api PA
meleleh,kemudian terbakar dengan sedikit api. Asap putih, lelehan yang kekuning -
kuningan menetes jatuh, setelah dikeluarkan dari api kondisi jaring berhenti terbakar
setelah lelehan jatuh, manik kecil pada ujung sample, manik lelehan yang panas dapat
di rentangkan menjadi benang yang halus. Recidu atau sisa bakaran PA keras, bulat,
manik kekuning – kuningan, tidak dapat dihancurkan. Bau asap yang dikeluarkan dari
pembakaran PA ini berbau seperti seledri, berbau amis samar – samar seperti pyridine.
Poly ethylene PE merupakan serat sintetis yang memiliki tektur permukaan
jaring yang kasar atau lebih kaku. PE memiliki warna seperti hitam dan hijau tua, biasa
nya PE digunakan pada alat tangkap trammel net. Sifat PE saat berada di dalam air
mengapung atau tidak tenggelam, PE tidak mudah menyerap air. Dalam pengujian
sifat bakar saat di dalam nyala api PE menyusut, mengeriting, melelh dan terbakar
dengan nyala kecil, lelehan menetes kecil, saat keluar dari nyala api PE terus menerus
terbakar atau tetap terbakar dengan cepat, lelehan yang panas tidak dapat di
rentangkan. Residu dari bahan PE tidak ada manik – manik yang meleleh, seperti
paraffin (lilin), dapat dihancurkan. Bau yang dikeluarkan PE saat uji bakar mirip
dengan paraffin yang terbakar.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Pada uji basah PA memiliki sifat yang mudah menyerap air dan tenggelam didalam
air. Sedangkan PE saat berada di dalam air mengapung atau tidak tenggelam dan
tidak mudah menyerap air.
2. Polyamide (PA) memiliki sifat uji bakar saat berada di dalam nyala api
meleleh,kemudian terbakar dengan sedikit api. Asap putih, lelehan yang kekuning
- kuningan menetes jatuh, setelah dikeluarkan dari api kondisi jaring berhenti
terbakar setelah lelehan jatuh, manik kecil pada ujung sample, manik lelehan yang
panas dapat di rentangkan menjadi benang yang halus. Recidu atau sisa bakaran
PA keras, bulat, manik kekuning – kuningan, tidak dapat dihancurkan. Bau asap
yang dikeluarkan dari pembakaran PA ini berbau seperti seledri, berbau amis
samar – samar seperti pyridine. Sedangkan sifat bakar Poly ethylene (PE) saat di
dalam nyala api menyusut, mengeriting, melelh dan terbakar dengan nyala kecil,
lelehan menetes kecil, saat keluar dari nyala api PE terus menerus terbakar atau
tetap terbakar dengan cepat, lelehan yang panas tidak dapat di rentangkan. Residu
dari bahan PE tidak ada manik – manik yang meleleh, seperti paraffin (lilin), dapat
dihancurkan. Bau yang dikeluarkan PE saat uji bakar mirip dengan paraffin yang
terbakar.
5.2 Saran
Tidak ada saran yang diberikan, hanya ingin mendoakan semoga praktikum kia
selalu berjalan dengan lancer.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ardidja, Supardi. 2013. Usaha Penangkapan Ikan dengan Gillnet. Materi Penyuluhan
Perikanan. Pusat Penyuluhan KPBPSDMKP. Jakarta.
S Martasuganda. 2012. Jaring Insang Serial Teknologi Penangkapan Ikan
Berwawasan Lingkungan. Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dahri Iskandar Mokhamad Dahri Iskandar. 2013. Penuntun Praktikum Teknologi
Alat Penangkapan Ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Institut Pertanian Bogor.
Kemhay Djalaludin, 2017. Bahan Alat Penangkap Ikan. STP PRESS. Jakarta.
Sudirman dan Samsul Muhammad. 2015. Modul Bahan Alat Tangkap.
Politeknik KP Sorong. 2015.
10
LAMPIRAN
11