Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT


(M10A205)

Disusun oleh :

1. KIKI ZAMZAM MUBAROQ A 230210150051


2. FEBRIA HASNA ZAHRA 230210150041
3. LESTA KRISMAWATI B 230210157001
4. SAPTA LEGAWA JR 230210130081

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut sesuai dengan
persyaratan.

Terlaksananya kegiatan praktikum Mikrobiologi Laut dan penulisan


laporannya, berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan
motivasi, pada saat pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan praktikum ini,
khususnya kepada:

1 Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Mikrobiologi Laut, M.


Untung Kurnia Agung, S.Kel., M.Si.
2 Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Bioteknologi Kelautan,
Dewi Oktaviani, S.Kel
3 Tim Asisten Laboratorium, Mikrobiologi Laut

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Resmi Praktikum


Mikrobiologi Laut ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan sarann yang membangun. Penulis berharap Laporan
Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bagi para pembaca.

Jatinangor, Maret 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

2.1 Definisi Payang........................................................................................

2.2 Sejarah dan Bentuk Alat Payang..............................................................

2.3 Spesifikasi Payang....................................................................................

2.4 Pengoperasian Alat Tangkap Payang........................................................

2.5 Prosedur Pengoperasian Alat Tangkap.....................................................

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Alat Tangkap Payang...................................

BAB III: PENUTUP.................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................

3.2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Tangkap Payang................................................................................

Gambar 2. Desain Pukat Payang................................................................................

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel ukuran pada bagian alat tangkap payang............................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan
oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia
neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange
andlundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang
secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang
sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan
ilmuyang dapat menyokong pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan
cara pengoprasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlangsungan
penangkapan,yang disebut dengan Metode Penangkapan Ikan.Alat tangkap dan
teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya masih bersifat
tradisional, namun menurut Ayodhyoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar.
Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikandiIndonesia terlihat telah banyak
memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu
nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan
kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan
besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia, dapat mendorong manusia
untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan, mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah
maupun jenisnya. Meningkatnya upaya sumberdaya perikanan mendorong
berkembangnya teknik dan taktik penangkapan (Fishing Technique and Fishing
Tactics) untuk dapat memproduksi secara lebih efektif dan efisien
(Tadjuddah,2009).
Keberadaan alat penangkapan ikan di indonesia ini sudah berkembang
pesat, dengan berbagai macam alat tangkap yang telah dimiliki sudah beredar
diseluruh sektor perikanan indonesia. Diantaranya adalah pancing, payang dan
purse seine. Dari alat-alat tersebut termasuk dalam golongan alat yang ramah
lingkungan, sehingga alat tersebut digunakan sebagai komoditas utama dan
bernilai ekonomis tinggi.
Pemanfaatan sumberdaya hayati laut tidak lepas dari kegiatan
operasi penangkapan ikanyang melibatkan berbagai unit penangkapan ikan,
unit penangkapan ikan yang berkembang saat ini cukup bervariasi mulai dari yang
berukuran kecil seperti tombak, serok dan pancing sampai alat tangkap yang
berukuran besar seperti trawl, purse seine, rawai tuna serta payang. Payang
merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang umum dikenal dan
dioperasikan hampir di seluruh perairan indonesia (Irnawati,2004).

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu Payang?
Bagaimana sejarah penggunaan Payang sebagai alat penangkap ikan?
Bagaimana bentuk Payang?
Bagaimana cara penggunaan Payang?
Apa saja jenis ikan yang menjadi tangkapan Payang secara spesifik?
Apa kelebihan alat tangkap Payang?
Apa kekurangan alat tangkap Payang?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengetahui definisi Payang
Mengetahui sejarah penggunaan Payang sebagai alat penangkap ikan
Mengetahui bentuk Payang
Mengetahui cara penggunaan Payang
Mengetahui jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan Payang secara
spesifik
Mengetahui kelebihan alat tangkap Payang
Mengetahui kekurangan alat tangkap Payang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Payang

Payang merupakan sebuah jennis alat tangkap pukat. Pukat sendiri


merupakan jaring (jala) besar dan panjang untuk menangkap ikan dengan berbagai
macam bentuk dan nama (Kemdikbud, n.d). Pukat payang merupakan pukat yang
tidak ditarik ke pantai, melainkan ditarik ke laut oleh perahu pukat (pemayang).
Beberapa jenis pukat yang lain antara lain, pukat harimau, pukat jepang, pukat
petarang, pukat tahan, pukat tangguk, dan pukat tarik.

Gambar 1. Alat Tangkap Payang

sumber: http://tadjuddahmuslim.wordpress.com/2009/01/28/kajian-keramahan-
lingkungan-alat-tangkap-menurut-klasifikasi-statistik-internasional-standar-fao/

2.2 Sejarah dan Bentuk Alat Payang

Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jarring paying terdiri dari
tali, kali, badan dan kantong. prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap
ikan disekitar rumpon dengan menggunakan jarring yang memiliki kantong. untuk
mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan ukuran 12,0 m x
2,4 m x 1,0 m. sebagai tenaga penggerak digunakan mesin panther dengan
kekuatan 4 slinder (1 PK).
Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari
bahan serat sintetis jenis nylon multifilament. panjang jarring keseluruhan
bervariasi dari puluhan meter sampai ratusan meter. Berdasarkan klasifikasi dari
FOA, alat tangkap ini digolongkan sebagai jarring lingkar. Stuktur alat tangkap ini
adalah sebagai berikut:

1 Sayap: payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan
bagian sayap kanan. Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda
ukuran dan bahan dari sayap ini terbuat dari bahan PA.
2 Badan, terdiri atas 6 bagian.
3 Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang
terjaring.
4 Tali ris atas (head rope) bewrfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian
sayap jaringan. Badan jarring (bagian bibir atas) dan pelampung.
5 Tali ris bawah (ground rope) berfungsi sebagai tempat mengikat bagian
sayap jarring. Bagian badan jarring (bagian bibir bawah) jarring dan
pemberat.
6 Tari penarik (selembar) berfungsi untuk menarik jarring selama di
operasikan.
7 Pelampung (float): tujuan umum penggunaan pelampung adalah untuk
memberikan daya apung pada alat tangkap cantrang yang dipasang di atas
(bibir atas jaring)sehingga mulut jarring dapat terbuka.
8 Pemberat (sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar
bagian bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap
berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruhi dari
arus.

Secara umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang tegal
yang terdiri dari sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan.
selanjutnya bagian bagian tersebut dirinci lagi menjadi bagian bagian yang lebih
kecil dengan ukuran seperti pada table.

Lebar (mata) Mesh size


700 43
700 4
700 6
700 6
700 10
700 20
700 30
700 30
425 43
200 43
175 42
Tabel 1. Tabel ukuran pada bagian alat tangkap payang

Nama bagian dan ukuran pada tiap daerah sangat berbeda, bahkan nelayan
yang berasal dari sari daerahpun kadang kadang menggunakan ukuran tidak sama
misalnya payang di pelabuhan ratu menggunakan bambu sebagai pelampungnya.
Kelengkapan alat tangkat payang tidak dapat dipisahkan dengan tali temali,
pelampung dan pemberat.

Gambar 2. Desain pukat payang

2.3 Spesifikasi Payang

Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari
bagian kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Namun ada juga pendapat yang membagi hanya menjadi 2 bagian, yaitu kantong
dan kaki. Bagian kantong umumnya terdiri dari bagian-bagian kecil yang tiap
bagian mempunyai nama sendiri-sendiri. Namun bagian-bagian ini untuk tiap
daerah umumnya berbeda-beda sesuai daerah masing-masing.

Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-
beda, bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai 40 cm. Berbeda
dengan jaring trawl di mana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/underlip)
lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian atas mulut jaring
(upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut
umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya
hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat
cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian
bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi
terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring.

Pada bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat.


Sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang
berukuran paling besar ditempatkan di bagian tengah dan mulut jaring. Pada
kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang umumnya
disebut tali selambar (tali hela/tali tarik).

2.4 Pengoperasiaan Alat Tangkap Payang


Payang biasanya dioperasikan di lapisan permukaan air (water surface),
dengan tujuan menangkap ikan pelagis yang membentuk kelompok atau
schooling. Pengoperasian payang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
persiapan, penurunan dan penarikanjaring (Ayodhyoa, 1981).
Prinsip pengoperasian payang adalah melingkari schooling ikan di area
perairan dengan warp panjang dan jaring yang terletak di tengah. Penarikan
dua warp dilakukan secara bersamaan, sehingga kelompok ikan tergiring
masuk ke dalam jarring (Sainsbury, 1998).
Payang dapat dioperasikan pada siang maupun malam hari.
Pengoperasian payang pada malam hari terutama dilakukan saat keadaan
tidak terang bulan dan menggunakan alat lampu petromaks. Pengoperasian
payang pada siang hari dapat menggunakan rumpon sebagai alat bantu
pengoperasian (Subani dan Barns, 1989).
Selain menggunakan alat bantu penangkapan ikan, pengoperasian payang
juga melihat tanda-tanda keberadaan gerombolan ikan. Menurut (Ayodhyoa,
1981) indicator yang dapat digunakan dalam menentukan gerombolan ikan
adalah dengan melihat:
1. Adanya perubahan warna permukaan air laut, karena gerombolan ikan
berenang dekat dengan permukaan a i r .
2. Ikan yang melompat-lompat di permukaan air.
3. Adanya riak-riak kecil, karena gerakan renang ikan di bagian
permukaan.
4. Adanya buih-buih di permukaan air laut akibat udara yang
dikeluarkan ikan.
5. Adanya burung yang menukik dan menyambar ke permukaan laut.
2.5 Prosedur Pengoperasian Alat Tangkap

Cara pengoperasian jaring payang sebagai berikut:


1. Pelepasan jaring yang dilengkapi pelampung dibagian atas
dan pemberat dibagian bawah jaring dimulai dengan
menurunkan salah satu sayap jaring.
2. Tali jaring diulur sepanjang100 M sampai 150 M. pada saat
proses mengulur tali, tali tersebut di ulur sambil ditahan agar
jaring payang yang sudah diperairan dapat terpasang dengan
baik. Setelah mengulur tali, ujung tali dikaitkan ke tiang kapal.
3. Kapal bergerak melingkari kawanan ikan sampai ke ujung
sayap pertama yang telah diturunkan. Sehingga jaring
melingkar dan memotong arah renang kawanan ikan yang
akan ditangkap.
4. Satu perenang turun ke air dengan menggunakan pelampung
untuk memeriksa jaring payang yang sedang dioperasikan
mulai dari awal sampai ujung jaring. Proses penurunan jaring
(setting) berlangsung selama 10 menit.
5. Penarikan jaring (hauling) dimulai setelah kedua ujung sayap
jaring dinaikan keatas kapal Dan kapal dalam keadaan
berhenti.
6. Penarikan jaring dimulai dari bagian sayap, badan sampai
akhirnya seluruh bagian jaring berada diatas dek kapal.
7. Saat penarikan jaring, untuk memepertahankan ikan-ikan
agar tetap didalam jaring maka satu sampai dua perenang
berenang didekat lambung kapal dan menggerakan-gerakan
kaki nya untuk menghalau ikan agar tetap didalam jaring.
8. Waktu penarikan (hauling) tergantung dari berapa banyak nya
ikan yang terjaring, semakin banyak ikan yang terjaring maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk proses penarikan
(hauling).
9. Ikan hasil tangkapan di keluarkan dari bagian kantong dan
dimasukan kedalam petak atau guritan ikan.
10. Jaring pelampung dan pemberat disusun dan di letakan
kembali, sehingga siap bila akan dioperasikan kembali.
11. Pengoperasian alat tangkap payang dalam satu trip
rata-rata dapat dilakukan sampai delapan kali tawur.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Alat Tangkap Payang

Kelebihan dari alat tangkap payang adalah:

1. Mudah untuk dioperasikan di lapangan


2. Tidak memerlukan biaya yang tinggi
3. Ramah lingkungan karena termasuk alat tangkap yang beroperasi di
permukaan
4. Dapat digunakan pada malam hari dan siang hari. Untuk malam hari
digunakan lampu petromaks untuk mengetahui letak posisi ikan, sedangkan
untuk siang hari dapat menggunakan rumpon agar ikan berkumpul di daerah
rumpon.

Kekurangan dari alat tangkap payang adalah:

1. Diperlukan modifikasi mengikuti karakteristik tempat alat tangkap digunakan,


sebagai contoh bahwa jaring payang dikenal di perairan Laut Jawa dan di
Perairan Belitung dengan ukuran yang agak berbeda.
2. Banyak digunakan oleh usaha kecil menengah, karena jaring payang
memerlukan biaya yang relatif rendah. Sebagian besar pengguna jaring
payang adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah
3. Jenis tangkapan terbatas pada ikan permukaan kecil (pelagic fish) seperti
laying, selar, kembung, sunglir, bawal hitam, lemuru, tembang japuh dan lain-
lain
4. Musim penangkapan dengan payang ini umumnya sepanjang tahun, kecuali
pada saat-saat tertentu dimana cuaca tidak memungkinkan seperti saat musim
barat.
5. Membutuhkan alat bantu penangkapan, untuk malam hari terutama pada hari-
hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu
lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang
dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish
aggregating device) atau kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan
cara menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari
gerombolan ikan.
6. Penggunaan payang masih mengandalkan tenaga manusia berkisar antara 6
orang untukpayang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Payang merupakan alat tangkap yang dioperasikan di permukaan perairan
dan digunakan untuk menangkap ikan pelagis. International Standard Statistic
Classification of Fishing Gear (ISSCFG) (FAO,1994) menggolongkan payang ke
dalam kelompok "boat se ine ". Konstruksi payang terdiri atas dua sayap, badan
jaring dan kantong. Payang dioperasikan menggunakan dua tali selambar panjang
yang terulur untuk menggiring ikan masuk ke jaring. Menurut klasifikasi von
Brandt (1984), payang termasuk ke dalam kelompok besar "seine net", yaitu alat
tangkap yang merniliki warp penarik yang sangat panjang dengan cara melingkari
area atau wilayah seluas-Iuasnya dan kernudian menariknya ke atas kapal.

Menurut Monintja (1991), jaring pada payang terdiri atas kantong, dua buah
sayap, dua tali ris, tali selarnbar, serta pelampung dan pemberat. Payang
biasanya dioperasikan di lapisan permukaan air (water surface), dengan tujuan
menangkap ikan pelagis yang membentuk kelompok atau schooling.
Pengoperasian payang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan
penurunan dan penarikan jarring (Ayodhyoa, 1981).

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
sebab itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/media_76.html
http://independent.academia.edu/fauziahhidayati2
http://www.acadmia.edu/people/alat+tangkap+payang.
http://www.eafm-indonesia.net.
Anonim. 2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap,
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Anonim. 2006. Panduan Jenis-Jenis Penangkapan Ikan. Ramah Lingkungan.


COREMAP II. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.

Brant A Vont,1984. Fish Catch Methods of the World, Fishing News Book Ltd
England

Baskoro,S.B,2002. Metode Penangkapan Ikan. Diktat Kuliah (tidak dipublikasikan)


Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan IPB, Bogor.

Nedelec, C. and J. Prado. 1990. Definition and Clasification of Fishing Gears


Categories. FAO FISEHRIES TECHNICAL PAPER 222 Rev.1, FAO Fisheries
Industries Division, Rome. 92p.

Nomura,M 1985. Fishing Techniques 1,2,3, Kanagawa International Training Center ,


JICA, Tokyo

Subani, W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indoensia.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut, BPPL, BPPP, Departemen Pertanian, Jakarta.

Ambar Prihartini.2007. ANALISIS TAMPILAN BIOLOGIS IKAN LAYANG


(Decapterus sp) HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI
PPN PEKALONGAN. http://eprints.undip.ac.id/4398/1/5-Ambar-61sd75.pdf diakses
tanggal 31 Mei 2012 pukul 17.30 WIB
Asatrio.2009 http://asatrio.blogspot.com/2009/11/laporan-prakikum-biologi-
klasifikasi.html
Fisheries and Aquaculture Department,2012.purse seine.
http://www.fao.org/fishery/geartype/249/en.diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul
19.33 WIB.
Halimah,uun.2011 http://uun-halimah.blogspot.com/2011/03/pancing.html
Haris .2006. Atlas Lautan. Erlangga. http://books.google.co.id/books?id=MN-
Ckm-QO9EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. diakses tanggal
27 Mei 2012 pukul 18.00 WIB.
Ifti.2010 http://www.iftfishing.com/fishing-guide/fishypedia/kakap-merah
Irnawati,2004.analisis aspek bio-teknis unit penangkapan paying diperairan ulak
karang.Bandung : ITB
Kepmen,2010.alat penangkapan ikan diwilayah Negara republic
Indonesia.jakarta:MKPRI
Limbong.2011.Ikan Cakalang. http://limbong40.blogspot.com/2011/12/ikan-
cakalang.html diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 21.00 WIB
Mallawa , Achmar, 2009. Penelitian jenis data. http://www.penelitian-jenis-
data.com/mallawa.htm
Mallawa achmar sudirman 2007. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta.
Menteri kelautan dan Perikanan, 2010. Keputusan Menteri No. 6, tentang Alat
Penangkap Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
Monintja, Daniel. R, 2006. Teknologi Perikanan Tangkap Yang Bertanggungjawab.
Departemen PSP FPIK IPB: Bogor
Muslim,2009 http://tadjuddahmuslim.wodpress.com/2009/01/28/kajian-keramahan-
lingkungan-alat-tangkap-menurut-klasifikasi-statistik-internasional-standar-fao/
Nagabiru86, 2012. Sistem Teori Umum. http://www.survey-
software- solutions.com/nagabiru86 /systems-theory.htm didownload 30/05/2012
Nicholas Harris.2006. Atlas Lautan. Erlangga. http://books.google.co.id/books?
id=MN-Ckm-QO9EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false diakses
tanggal 27 Mei 2012 pukul 18.00 WIB
Nomura. M. And Yamazaki T. 1977. Fishing Techniques I. Japan International
Cooperation Agency, Tokyo
Nugroho,ardi.2011 http://perpustakaandinaskelautandanperikanan/2011/05/alat-
tangkap-payang.html
Prihartini, 2007. ANALISIS TAMPILAN BIOLOGIS IKAN LAYANG
(Decapterus sp) HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI
PPN PEKALONGAN. http://eprints.undip.ac.id/4398/1/5-Ambar-61sd75.pdf diakses
tanggal 31 Mei 2012 pukul 17.30 WIB
Ria.2010.Ikan Tuna Sirip kuning thunnus. http://rian-
duniaperikanan.blogspot.com/2010/02/ikan-tuna-sirip-kuning-thunnus.html diakses
tanggal 27 mei 2012 pukul 20.20 WIB.
Ridwan,maulana.2010 http://ivanhodgson.wordpress.com/2012/01/14/laporan-field-
trip-akpi-2010/
Riza,2012.alat penangkapan ikan.http://rizarahman.staff.umm.ac.id/files/.../M_2_Alat
_Penangkapan_Ikan.pdf. diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul 19.30 WIB
Saanin, H. 1984. Taksonomi Dan Kunci Idenifikasi ikan. Bina Cipta, Bandung.
Sampekalo, J. Dan Harikedua. J. 1982. Inventaris Nama Lokal dan jenis
jenis ikan laut yang ekonomis penting di Sulawesi Utara. Fakultas Perikanan Unstrat
Setiono, bambang.2010.laporan praktikum.ITB.Bandung
Sugiyono, 2006. studi tentang jenis dan sumber
data .http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/01101/SUGIYONO.htm
Sukandar,2006. Diktat Mata Kuliah Tekhnologi Alat Penangkapan Ikan. FPIK
Universitas Brawijaya: Malang.
Tahajuddah,2009. Latar belakang. http://tadjuddahmuslim.wordpress.com /2009 /
01/28/kajian-keramahan-lingkungan-alat-tangkap-menurut-klasifikasi-statistik-
internasional-standar-fao/ diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul 19.00 WIB
Tyo.2010 http://tyodaps.blogspot.com/2010/04/htologi-ikan-layang.html
Wiadnya, 2012. Ikan Hasil
Tangkap http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4F_2-Ikan-Hasil-Tangkap-
3.pdf diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 20.00 WIB
Yuli Nurhayati, 2006. Pengaruh Kedalaman Terhadap Komposisi Hasil Tangkapan
Pancing Ulur Di Perairan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
[skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai