Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut sesuai dengan
persyaratan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel ukuran pada bagian alat tangkap payang............................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sumber: http://tadjuddahmuslim.wordpress.com/2009/01/28/kajian-keramahan-
lingkungan-alat-tangkap-menurut-klasifikasi-statistik-internasional-standar-fao/
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jarring paying terdiri dari
tali, kali, badan dan kantong. prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap
ikan disekitar rumpon dengan menggunakan jarring yang memiliki kantong. untuk
mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan ukuran 12,0 m x
2,4 m x 1,0 m. sebagai tenaga penggerak digunakan mesin panther dengan
kekuatan 4 slinder (1 PK).
Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari
bahan serat sintetis jenis nylon multifilament. panjang jarring keseluruhan
bervariasi dari puluhan meter sampai ratusan meter. Berdasarkan klasifikasi dari
FOA, alat tangkap ini digolongkan sebagai jarring lingkar. Stuktur alat tangkap ini
adalah sebagai berikut:
1 Sayap: payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan
bagian sayap kanan. Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda
ukuran dan bahan dari sayap ini terbuat dari bahan PA.
2 Badan, terdiri atas 6 bagian.
3 Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang
terjaring.
4 Tali ris atas (head rope) bewrfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian
sayap jaringan. Badan jarring (bagian bibir atas) dan pelampung.
5 Tali ris bawah (ground rope) berfungsi sebagai tempat mengikat bagian
sayap jarring. Bagian badan jarring (bagian bibir bawah) jarring dan
pemberat.
6 Tari penarik (selembar) berfungsi untuk menarik jarring selama di
operasikan.
7 Pelampung (float): tujuan umum penggunaan pelampung adalah untuk
memberikan daya apung pada alat tangkap cantrang yang dipasang di atas
(bibir atas jaring)sehingga mulut jarring dapat terbuka.
8 Pemberat (sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar
bagian bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap
berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruhi dari
arus.
Secara umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang tegal
yang terdiri dari sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan.
selanjutnya bagian bagian tersebut dirinci lagi menjadi bagian bagian yang lebih
kecil dengan ukuran seperti pada table.
Nama bagian dan ukuran pada tiap daerah sangat berbeda, bahkan nelayan
yang berasal dari sari daerahpun kadang kadang menggunakan ukuran tidak sama
misalnya payang di pelabuhan ratu menggunakan bambu sebagai pelampungnya.
Kelengkapan alat tangkat payang tidak dapat dipisahkan dengan tali temali,
pelampung dan pemberat.
Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari
bagian kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Namun ada juga pendapat yang membagi hanya menjadi 2 bagian, yaitu kantong
dan kaki. Bagian kantong umumnya terdiri dari bagian-bagian kecil yang tiap
bagian mempunyai nama sendiri-sendiri. Namun bagian-bagian ini untuk tiap
daerah umumnya berbeda-beda sesuai daerah masing-masing.
Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-
beda, bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai 40 cm. Berbeda
dengan jaring trawl di mana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/underlip)
lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian atas mulut jaring
(upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut
umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya
hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat
cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian
bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi
terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring.
Menurut Monintja (1991), jaring pada payang terdiri atas kantong, dua buah
sayap, dua tali ris, tali selarnbar, serta pelampung dan pemberat. Payang
biasanya dioperasikan di lapisan permukaan air (water surface), dengan tujuan
menangkap ikan pelagis yang membentuk kelompok atau schooling.
Pengoperasian payang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan
penurunan dan penarikan jarring (Ayodhyoa, 1981).
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
sebab itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.unair.ac.id/media_76.html
http://independent.academia.edu/fauziahhidayati2
http://www.acadmia.edu/people/alat+tangkap+payang.
http://www.eafm-indonesia.net.
Anonim. 2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap,
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Brant A Vont,1984. Fish Catch Methods of the World, Fishing News Book Ltd
England
Subani, W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indoensia.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut, BPPL, BPPP, Departemen Pertanian, Jakarta.