Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM SUMBERDAYA HAYATI PESISIR LAUT DAN PPK

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI JENIS SUMBERDAYA HAYATI LAUT YANG


DIPERDAGANG DI PASAR LOKAL BATU MERAH AMBON

DISUSUN OLEH

KELOMPOK V

NAMA : KARTIKA MULYADI

NIM : 202062007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat,
sehingga laporan praktikum mata kuliah Sumberdaya Hayati Pesisir laut dan PPK yang
berjudul “Inventarisasi Dan Identifikasi Jenis Sumberdaya Hayati Laut Yang Diperdagang Di
Pasar Lokal Batu Merah” ini dengan sebaik-baiknya. Harapan penulis semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan lapoan praktikum ini. Khususnya kepada Dr. Ir. LAURA
SIAHAINENIA, M.S, MAHRIYANA HULOPI, S.Pi, M.Si, Dr. Ir. Y. NATAN, M.Si dan YONA
LEWERISSA, S.Pi, M.Si selaku dosen pengampun mata kuliah Sumberdaya Hayati Pesisir
laut dan PPK .

Demikian laporan praktikum ini kami buat untuk memenuhi Tugas Sumberdaya
Hayati Pesisir laut dan PPK. Mungkin dalam penulisan laporan praktikum ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Kami mohon maaf apabila masih ada banyak kekurangan. Semoga
laporan praktikum yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya
juga bermanfaat bagi kelompok kami dan teman – teman mahasiswa.

Ambon, 11 Desember 2022

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................... 4

1.2 Tujuan praktikum .................................................................................................................................... 5

BAB II METODE PRAKTIKUM........................................................................................................................... 6

2.1 Lokasi Praktikum .................................................................................................................................... 6

2.2 Tanggal Dan Waktu Pelaksanaan ...................................................................................................... 6

2.3 Alat dan Bahan ......................................................................................................................................... 6

3.3 Merode Praktikum .................................................................................................................................. 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................ 8

3.1 Hasil Praktikum ...................................................................................................................................... 8

3.2 Pembahasan .......................................................................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................................. 14

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian Timur Indonesia dengan bentuk
kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut yang luasnya mencapai 92,4% (658.294,69
km2) dari luas wilayah Maluku secara keseluruhan. Kondisi geografis ini membuat Maluku
memiliki potensi produksi ikan tangkap sebesar 1,63 juta ton per tahun, sedangkan tingkat
pemanfaatannya baru 21% atau sekitar 341,966 ton (Listriana, 2011). Ikan pelagis besar
merupakan komoditas unggulan diperkirakan memiliki potensi sumberdaya sebesar
1.655,81 ton dengan nilai pemanfaatan maksimum lestari (MSY) sebesar 827,90 ton dan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 662,32 ton/tahun (Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku, 2012).

Wilayah perairan Kota Ambon memiliki sumberdaya perikanan yang sangat


berpotensi ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan
pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan analisis terhadap
kelimpahan stok potensi lestari yaitu 58.907,2 ton/tahun (BPS Kota Ambon, 2016).
Kelimpahan stok untuk ikan pelagis kecil tersebar di Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon
Luar, Teluk Baguala dan perairan Selatan Kota Ambon.

Spesies ikan pelagis kecil yang telah dimanfaatkan adalah Di pasar batu merah ambon
ditemukan adalah ikan momar (decapterus sp.) Dan ikan selar (selaroides letolepis),
cakalang (katsuwonus pelamis), kakatua (scarus viridifucatus), puri (stolephorus sp. ) dan
roa (hemiramphus brasiliensis). Jenis ikan pelagis kecil yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan
salah satunya untuk pengolahan ikan asap, asar maupun asin.

Kegiatan usaha pengolahan ikan asap ini terus didorong perkembangannya oleh
instansi terkait karena sejalan dengan program industrialisasi yang dicanangkan oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2011. Program industrialisasi ini serupa
dengan konsep agroindustri yang mampu mentransformasi produk primer (bahan mentah)
menjadi produk olahan (Suryana, 2005). Menurut Hicks (1995), agroindustry memiliki ciri-
ciri: (1) meningkatkan nilai tambah; (2) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau
digunakan atau dimakan; (3) meningkatkan daya simpan, dan; (4) meningkatkan
pendapatan dan keuntungan produsen. Keberlanjutan usaha pengolahan ikan asar ini
sangat bergantung pada kontinuitas pasokan ikan cakalang sebagai bahan baku utama.
Untuk itu, perlu kerjasama antara berbagai pihak yang erkait dalam industri pengolahan
ikan cakalang, baik pelaku usaha dan pemerintah dalam menjaga ketersediaan produksi
hingga ke tangan pengolah ikan asar.

Selain pengolahan ikan asap adapun pengolahan ikan asin salah satunya ikan asin
Cakalang merupakan produk ikan asin tradisional yang popular bagi masyarakat Maluku
bahkan di jadikan buah tangan khas Maluku.Cara pengolahan ikan asin ini merupakan
usaha pengawetan yang paling mudah dan sederhana. Prinsip pengolahannya yaitu ikan
ditaburi garam dan di biarkan di tumpuk untuk beberapa lama sehingga cairan yang
terbentuk dapat dibiarkan hanyut atau terbuang selanjutnya dikeringkan dibawah sinar
matahari maupun alat bantu pemanas lainnya.

Selain pengolahan ikan asin dan asap di pasar Batu Merah Ambon adapun yang
menjual ikan segar yang mana perlu kita ketahui lebih lanjut mengenai sumberdaya apa
saja yang diperdagangkan di pasar tersebut.

1.2 Tujuan praktikum

Dari uraian diatas tujuan dari praktikum kali ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui jenis – jenis sumberdaya hayati laut di pasar Batu Merah Ambon.
2. Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sumberdaya hayati laut yang diperdagangkan
di pasar Batu Merah Ambon.
3. Untuk mengetahui asal sumberdaya, harga jual lokal dan nasional jenis sumberdaya
tersebut di pasar Batu Merah Ambon.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Lokasi Praktikum


Praktikum Mata kuliah Sumberdaya Hayati Pesisir Laut dan PPK terkait Inventarisasi
Dan Identikasi Jenis Sumberdaya Hayati Yang Diperdagangkan Di Lokasi Pasar Batu Merah.

2.2 Tanggal Dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan praktikum ini pada tanggal 11 desember 2022 dan pada pukul 10.00
WIT sampai selesai.

2.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum agar dapat
mempermudah dalam pelaksanaan praktikum. Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan praktikum dapat dilihat pada table.

Table 1. Alat dan Bahan

No Alat / Bahan Fungsi


1. Mistar Untuk mengukur panjang ikan
2. Alat tulis menulis Untuk menulis data praktikum
5. Kamera Untuk mengambil foto jenis sumberdaya tersebut
6. Hp Untuk merekam hasil wawancara

3.3 Merode Praktikum


Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode kuantitatif yang
dilakukan dengan survei lapangan, wawancara adapun pengumpulan data akan dilakukan
dengan:

3.3.1 Observasi

Observasi lapangan dalam praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis
sumberdaya hayati yang terdapat di pasar Batu Merah.
3.3.1 Wawancara

Wawancara dalam praktikum ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai nama
lokal dari tiap jenis yang diperdagangkan, harga jual di pasar lokal dan dimana daerah
sumberdaya hayati tersebut berasal atau ditangkap. Kemudian informasi tersebut
dimasukan ke dalam tabel 2 pada bab pembahasan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Tabel 2. Data Hasi Praktikum

No Foto Sumberdaya Nama Lokal, Harga Jual Harga Jual Asal


Hayati Nasional & Ilmiah Pasar Lokal Pasar Sumberdaya
(Per Kg/ Per Nasional (Kg) Hayati
Individu)
1.  Nama Lokal : ikan Rp Harga jual Ikan Cakalang
cakalang banda 100.000/Kg ikan teri dijual (asin/ Garam)
dengan harga berasal dari
 Nama Nasional : ikan 138.000 – pulau banda.
cakalang
189.000 pada
 Nama Ilmiah : situs belanja
Katsuwonus pelamis online
(Linnaeus, 1758)

2.  Nama Lokal : ikan Rp 15.000 – Harga jual Ikan Cakalang


cakalang banda 13.000/ekor ikan cakalang Asar berasal
Rp 70.000/Kg dari negeri hitu
 Nama Nasional : ikan pada situs dan aster
cakalang
belanja online
 Nama Ilmiah : Tokopedia
Katsuwonus pelamis
(Linnaeus, 1758)

3.  Nama Lokal : Ikan Rp 60.000/Kg Munurut Ikan batu – batu


batu – batu harga.web.id (asin/garam)
harga ikan bersal dari
 Nama Nasional : Ikan kaka tua Rp Pulau Dobo
kaka tua
65.000/kg.
 Nama Ilmiah : Scarus
viridifucatus
(Smith,1956)
4.  Nama Lokal : ikan Rp. 5000/cup Harga jual Ikan puri kering
puri ikan teri dijual ini berasal dari
dengan harga nelayan asal
 Nama Nasional : ikan Rp Pukau Seram
teri
120.000/Kg kemudian
 Nama Ilmiah : pada situs diolah sendiri.
Stolephorus Sp. belanja online
(young tahun, 1962
dan De Bruin at al
(1994)

5.  Nama Lokal : udang Rp 120.000 - Menurut Udang yang


banana 130.000/Kg sumber dijual dipasar
Greeners.com berasal dari
 Nama Nasional : Harga jual Arara, Seram
udang jerbung
nasional Rp Bagian Barat.
 Nama Ilmiah : 100.000 –
Penaeus merguiensis 150.000/kg
(De Man, 1888)

6.  Nama Lokal : ikan Rp 35.000/ 9 Harga ikan Ikan asar ini


julung ekor julung berasal dari
menurut web Geser , Seram
 Nama Nasional : ikan priceza.id ikan Bagian Timur.
roa
roa utuh 1
 Nama Ilmiah : gepe Rp
Hemiramphus 30.000
brasiliensis (Gill,
1859)

7.  Nama Lokal : ikan Rp 20.000/ 6 Munurut Ikan momar


momar ekor harga.web.id berasal dari
harga ikan nelayan asal
 Nama Nasional : ikan layang segar Desa Latuhalat
layang berkisar dan Pulau
Rp60.000/Kg. Saparua ke
 Nama Ilmiah : Ambon.
Decapterus spp (
Bleeker, 1851)

8.  Nama Lokal : ikan Rp 20.000/ 6 Dari web Berasal dari


kawalinya ekor batamxinwen. Perairan Teluk
com, Menurut Baguala
 Nama Nasional : ikan M Endi Febry,
selar
di pasar baru
 Nama Ilmiah : tradisional
Selaroides letolepis ikan selar Rp
(Cuvier, 1833) 45.000/kg

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pasar desa batu merah menjual
berbagai sumberdaya hayati laut mulai dari ikan asin, asar dan ikan mentah. Sumberdaya
laut di pasar batu merah ini dijual dari berbagai ukuran, harga dan tempat asal dari
sumberdaya tersebut.

Di pasar batu merah ambon ditemukan 6 jenis ikan yang dominana dijual, yakni 2
jenis ikan segar dan 4 jenis ikan olahan. Ke 2 jenis ikan segar tersebut adalah ikan momar
(Decapterus sp.) dan ikan selar (Selaroides letolepis). Jenis ikan Olahan adalah cakalang
asar, cakalan asin (Katsuwonus pelamis), kakatua asin(Scarus viridifucatus), puri kering
(Stolephorus Sp.) dan roa asar (Hemiramphus brasiliensis). Harga dan asal ikan tersebut
disajikan pada tabel 2.

3.2 Pembahasan

Tabel diatas disajikan beberapa jenis ikan yang ditemuka dipasar batu merah ambon
salah satunya Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu jenis ikan
kelompok pelagis besar yang banyak ditemui di perairan Maluku. Hal ini ditunjukkan oleh
data statistik Kota Ambon yang menempatkan ikan cakalang sebagai salah satu hasil
tangkapan yang bernilai ekonomis tertinggi pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik (BPS)
Kota Ambon, 2012). Dari aspek pemasarannya, cakalang juga merupakan jenis sumberdaya
perikanan terpenting karena menjadi komoditi ekspor dan bahan konsumsi dalam negeri
(Manik, 2007). Cakalang di Kota Ambon tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi
juga diolah menjadi ikan asap (smoked fish) yang dikenal dengan nama ikan asar dengan
pemasaran dalam lingkup Pulau Ambon dan pasar dalam negeri. Ikan cakalang di perairan
Laut Banda, Maluku Tengah yang tertangkap dengan pole and line didominasi ukuran
panjang 40-42 cm FL. Sedangkan yang kami temukan ikan cakalang yang sudah di olah
menjadi ikan asin dengan ukuran kisaran panjang 20 – 21 cm sedangkan ikan asar memiliki
kisaran panjang 28 – 30 cm dari kedua ikan olahan tersebut ditemukan berbagai ukuran
yang di jual tetapi kisaran ukuran seperti yang dijelaskan diatas. Ikan cakalan menjadi
komoditi ekspor yang menyubang sebesar 12,9 persen dari total ekspor.

Scaridae adalah kelompok famili ikan yang hidup di perairan tropis. Kelompok ini
terdiri dari 90 species terdiri dari 10 genera yang sebagian besar dapat djumpai di perairan
Indo-pasifik. Famili Scaridae dikenal sebagai parrotfish atau ikan kakatua. Ikan kakatua
umumnya mempunyai bentuk tubuh segi empat dan pipih. Banyak spesies ikan kakatua
memiliki panjang tubuh 30-50 cm sedangkan yang kami temuka berupa ikan olahan yaitu
ikan asin dengan kisaran panjang 25 -30 cm. Ikan kakatua mempunyai gigi menyatu seperti
pada burung kakatua. Mulut ikan kakatua kecil. Sisiknya cycloid berukuran besar. Sirip
ekor bervariasi, bundar (rounded) sampai seperti bulan (lunate), namun tidak sampai
seperti garpu (forked). Ikan kakatua umumnya mempunyai warna yang cerah, beragam
menyesuaikan habitatnya pada terumbu karang. Pola warna pada ikan kakatua dapat
berguna untuk tujuan identifikasi. Namun demikian pola warna juga dapat menjadi sumber
kebingungan.Pola warna ikan remaja, betina dan jantan dalam satu spesies biasanya
berbeda.

Ikan teri tergolong dalan kelas Actinopterygii dan sangat beragam. Ikan teri menjadi
salah satu ikan target dalam pengoperasian bagan (Karuwal, 2020) dan salah satu
komoditas perikanan bagan yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat (Fauziyah et
al., 2016). Menurut Nelwan, Nursam, & Yunus (2015), ikan teri memiliki peranan dalam
pengembangan ekonomi wilayah.Selain itu, ikan teri termasuk spesies umpan yang biasa
mendominasi tangkapan umpan hidup pada perikanan pole and line ikan tuna di Indonesia
(Lewis & Heri, 2019).Ikan teri tergolong dalan kelas Actinopterygii dan sangat beragam.
Ukuran pada ikan teri yang kami temukan di pasar batu merah berkisar 5-6 cm.

Udang jerbung merupakan organisme laut yang masuk dalam filim crustacea dan
memiliki nama ilmiah Penaeus merguensis merupakan udang komersial yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi. Secara lokal udang tersebut banyak disajikan di restoran sea food
dengan harga cukup tinggi. Dalam dunia perdagangan udang jerbung mempunyai banyak
nama dagang misalnya di Hongkong dinamakan white prawn, di Australia banana prawn
atau white shrimp, di Malaysia udang kaki merah, dan di Indonesia dikenal dengan nama
udang putih, menjangan, udang perempuan, udang popet, udang kelong, udang peci, udang
pate, udang cucuk, pelak, kebo, angin, haku, wangkang, pesayan, besar, manis, kertas, dan
udang tajam. Berdasarkan survai di lapangan udang jerbung ukuran ekspor (size 30)
harganya dapat mencapai Rp 80.000,- per kg. Sampai saat ini pemenuhan pasar yang
demikian tinggi masih dipenuhi dari tangkapan alam dan dampaknya adalah harga sangat
fluktuatif sesuai dari hasil tangkapan. Pada musim-musim tertentu, bulan Februari-Mei
udang ini sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk dilakukan
budidayanya di samping udang windu maupun udang vaname. Udang jerbung ini layak
menjadi kandidat budidaya tambak. Ukuran pada udang jerbung di pasar batu merah
berkisar antara 3-4 cm.

Ikan Julung-julung adalah sekelompok ikan penghuni permukaan (zona epipelagik)


yang tersebar luas menghuni perairan hangat dunia. Terdapat dua anak suku, yang
pertama adalah Hemiramphinae, khusus menghuni lautan, dan Zenarchopterinae, yang
menghuni perairan darat dan estuarine. Julung-julung memiliki ciri khas yang menjadi
keunikannya yaitu rahang bagian bawah meruncing ke depan, lebih panjang daripada
rahang atasnya. Ikan julung-julung merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari genus
Dermogenys. Ikan dengan nama latin Hemiramphus brasiliensis ini juga memiliki
kandungan vitamin yang cukup tinggi, yaitu sekitar 500 1500 RAE/100 gram dan diduga
dapat dijadikan bioindikator kualitas perairan tawar. Selain untuk dikonsumsi, ikan julung-
julung juga banyak di gunakan sebagai ikan hias (untuk sebagaian jenis), hal tersebut
tentunya karena bentuknya yang cukup unik. Ukuran pada ikan julung-julung yang
diperdagangkan di pasar batumerah dengan ukuran kisaran panjang 20 cm

Ikan selar merupakan salah satu sumberdaya perikanan pelagis kecil yang potensial
di perairan teritorial Indonesia. Sumberdaya tersebut tersebar pada delapan daerah
penangkapan, yaitu Selat Malaka, Laut Jawa dan Selat Sunda, Samudera Hindia, Selat
Makasar, Laut Pasifik, Teluk Tomini, Laut Banda, dan Laut Arafura (Komisi Nasional
Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut,1998).Ikan selar/ikan malalugis putih adalah
komoditi ekspor yang penting sejak tahun 1993.(Katiandagho dkk., 2000).Ikan ini
umumnya mempunyai ukuran panjang total bervariasi antara 11,0–27,0 cm dengan
panjang maksimum 47,0 cm (Fishbase 2013).

Ikan layang (Decapterus sp) merupakan salah satu hasil tangkapan utama nelayan.
Keberadaan ikan ini di perairan teluk Ambon cukup melimpah hal ini ditunjang oleh faktor
ekologi dan biologi (habitat dan makanan). Ikan layang (Decapterus sp) merupakan salah
satu jenis ikan pelagis kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kota Ambon Ukuran
yang dominan tertangkap untuk ikan layang 18-18,9 cm, ikan tersebut sebagai bahan
pangan dan juga sebagai sumber pendapatan bagi nelayan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Harga ikan layang di kota Ambon cukup terjangkau berkisar Rp.
10.000- 20.000,- per tumpuk oleh semua lapisan masyarakat, sehingga permintaan pasar
terus meningkat. Peningkatan permintaan ikan layang di pasaran dapat berakibat pada
semakin tingginya tingkat eksploitasi terhadap ikan tersebut. Jika terjadi upaya
penangkapan yang tidak terkontrol maka dapat mengancam kelestariannya. Untuk
mengantisipasi terjadinya over eksploitasi dan kelangkaan terhadap ikan layang
diperlukan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari urairan diatas dapat disimpulkan bahwa :

 Pasar desa batu merah menjual berbagai sumberdaya hayati laut mulai dari ikan
asin, asar dan ikan mentah. Sumberdaya laut di pasar batu merah ini dijual dari
berbagai ukuran, harga dan tempat asal dari sumberdaya tersebut.
 Di pasar batu merah ambon ditemukan 6 jenis ikan yang dominana dijual, yakni 2
jenis ikan segar dan 4 jenis ikan olahan. Ke 2 jenis ikan segar tersebut adalah ikan
momar (decapterus sp.) Dan ikan selar (selaroides letolepis). Jenis ikan olahan
adalah cakalang asar, cakalan asin (katsuwonus pelamis), kakatua asin(scarus
viridifucatus), puri kering (stolephorus sp. ) dan roa asar (hemiramphus
brasiliensis).
 Jenis –jenis ikan yang dijual berasal dari perairan Maluku, memiliki harga kisaran
penjualan yang sangat bervariasi mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 100.000 lebih
dan bentuk serta ukuran yang ditemukan di pasar Batu Merah Ambon sangatlah
beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Dailami, M., Widyawati, Y., & Toha, A. H. (2021). Identifikasi genetik ikan teri dari teluk
Cenderawasih dengan pendekatan DNA Barcoding.
Dimara, O. F., Budiman, J., & Mandey, C. F. (2015). Distribusi tertangkapnya ikan selar pada
lembaran jaring soma darape di rumpon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Tangkap, 2.

http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/07/ikan-teri-stolephorus-indicus/ Diakses Pada


Tanggal 13 Desember 2022

https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/8-negara-tujuan-utama-ekspor-ikan-asin-
indonesia-mana-saja Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2022

https://www.antaranews.com/berita/796827/mencari-rezeki-di-pasar-ekspor-teri-asin
Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2022

Luhur, E. S., & Yusuf, R. (2017). Analisis rantai nilai ikan cakalang di Kota Ambon, Maluku.
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 12(1), 93-105.

Randongkir, YE, Simatauw, F., & Handayani, T. (2018). Aspek pertumbuhan scad
Decapterus macrosoma di titik ikan Kabupaten Sanggeng-Manokwari. Jurnal
Sumber Daya Perairan Indo-Pasifik , 2 (1), 15-24.
LAMPIRAN

Wawancara Terhadap Responden

Pengukuran Panjang Terhadap Ikan olahan

Lokasi Penjualan Ikan Olahan Di Pasar Batu Merah Ambon

Anda mungkin juga menyukai