Anda di halaman 1dari 18

JURNAL

ANALISIS DETERJEN DAN DIATOM DI PERAIRAN SELAT AIR


HITAM, KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, PROVINSI RIAU

OLEH:

M ANWAR FUAD
130411124

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
ANALISIS DETERJEN DAN DIATOM DI PERAIRAN SELAT
AIR HITAM, KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI,
PROVINSI RIAU

Oleh

M Anwar Fuad(1), Syahril Nedi(2) dan Yusni Ikhwan Siregar(2)


Email: Anwarfuad45@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan deterjen


dan diatom. yang telah dilaksanakan pada bulan April 2017. di perairan
Selat Air Hitam, Kabupaten Kepulauan Meranti. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Analisis
kandungan deterjen dan Diatom dilakukan di Laboratorium Kimia Laut
serta identifikasi Diatom dilakukan di Laboratorium Biologi Laut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kandungan Deterjen di perairan berkisar
0,5714 – 0,8095 mg/l. Kelimpahan diatom berdasarkan uji di
laboratorium berkisar 95,83 – 137,84 Ind/l dan Hubungan kandungan
deterjen dan diatom di perairan dengan menggunakan regresi linier y =
222,0 + - 156,9x dengan koefisien determinasi R2 = 0,867 dan koefisien
korelasi r = 0,9311. Hubungan antara kandungan deterjen dan diatom di
perairan menunjukkan hubungan sangat kuat.

Kata Kunci: Detergent, Diatom, Selat Air Hitam, Kepulauan Meranti.


1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
DETERGENT AND DIATOM ANALYSIS IN SELAT AIR
HITAM WATERS, KEPULAUAN MERANTI REGENCY, RIAU
PROVINCE

By

M Anwar Fuad (1), Syahril Nedi (2) and Yusni Ikhwan Siregar (2)
Email: Anwarfuad45@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to analyze the detergent and diatom. content that has
been implemented in April 2017. in the Selat Air Hitam Water,
Kepulauan Meranti Regency. The method used in this research is
survey. Analysis of detergent and Diatom content was done at the
laboratorium kimia laut and Diatom identification was performed at the
laboratorium biologi laut. The results showed that the detergent content
in the waters ranged from 0.5714 to 0.8095 mg /l. Diatom abundance
based on laboratory test was 95,83 - 137,84 Ind /l and the relationship of
detergent and diatom content in waters by using linear regression y =
222,0 + - 156,9x with determination coefficient R2= 0,867 and
correlation coefficient r = 0.9311. The relationship between detergent
and diatom in the waters shows a very strong relationship.

Keywords: Detergent, Diatom, Selat Air Hitam, Kepulauan Meranti.

1. Student Faculty of Fisheries and Marine University of Riau


2. Lecturer of Faculty of Fisheries and Marine University of Riau
PENDAHULUAN yang dapat berbusa bila tercampur
Perkembangan dunia usaha dengan air. Deterjen dibutuhkan
saat ini telah maju dan membawa karena setiap orang pasti
para pelaku usaha kepada persaingan menginginkan pakaian yang
ketat. Selain itu perkembangan dunia digunakan setiap hari harus selalu
usaha juga didorong oleh kebutuhan bersih dan air limbah hasil dari
manusia yang semakin kompleks, deterjen tersebut di buang ke
kebutuhan-kebutuhan tersebut perairan.
meliputi kebutuhan dasar, keamanan Deterjen merupakan
dan kebutuhan sosial. Kebutuhan gabungan dari berbagai senyawa
itupun saat ini telah menjadi suatu dimana komponen utama dari
gaya hidup yang harus terpenuhi oleh gabungan tersebut adalah surface
masyarakat modern. Salah satu active agents atau surfaktan.
kebutuhan yang harus terpenuhi saat Pencemaran perairan akibat limbah
ini adalah kebutuhan untuk hidup deterjen diketahui memberikan
bersih. Perkembangan kebutuhan kontribusi terhadap lingkungan
tersebut menjadi ladang bisnis dalam perairan. Pencemaran akibat limbah
dunia usaha khususnya bagi industri deterjen menyebabkan timbulnya
yang bergerak di bidang produk- residu di hampir semua jenis
produk pembersih. Persaingan yang perairan, seperti danau, sungai, laut,
ketat membuat kemajuan teknologi dan air tanah dangkal.
berkembang cepat. Diatom merupakan jenis
Industri produk pembersih fitoplankton yang termasuk dalam
khususnya pembersih pakaian atau kelas Bacillariophyceae. Kelompok
deterjen menjadi industri yang ini merupakan komponen
pontensial saat ini. Permintaan fitoplankton yang paling umum
konsumen untuk produk deterjen dijumpai di laut (Nontji, 2008).
sangat tinggi karena kebutuhan akan Diatom berperan penting sebagai
deterjen menjadikan kebutuhan rutin produsen primer yang mampu
bagi masyarakat saat ini. Deterjen mengkonversi energi matahari
adalah sabun cuci pembersih pakaian menjadi bahan organik dan sumber
yang berbentuk serbuk atau tepung makanan bagi organisme lain,
sehingga dalam rantai makanan di Hitam, Kabupaten Kepulauan
perairan laut menjadi tropik level Meranti,
pertama. Diatom adalah salah satu 2. Untuk menganalisis kelimpahan
kelompok besar fitoplankton yang diatom di Perairan Selat Air
keberadaannya selalu mendominasi Hitam, Kabupaten Kepulauan
di wilayah perairan laut Meranti,
dibandingkan mikroalga lainnya. 3. Untuk menganalisis hubungan
Oleh karena itu, maka perlunya kandungan deterjen dengan
dilakukan penelitian mengenai kelimpahan diatom di Perairan
analisis hubungan kandungan Selat Air Hitam, Kabupaten
polutan deterjen terhadap Kepulauan Meranti,
kelimpahan diatom di Perairan Selat Manfaat dari penelitian ini
Air Hitam , Kabupaten Kepulauan adalah diharapkan dapat memberi
Meranti, Provinsi Riau. informasi tentang kondisi
Perumusan Masalah deterjen di perairan Selat Air
Hitam dan hubungan deterjen
Rumusan masalah yang
terhadap kelimpahan diatom di
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Perairan Selat Air Hitam
1. Berapa kosentrasi deterjen di
Kabupaten Kepulauan Meranti
Perairan Selat Air Hitam,
agar dapat di jadikan acuan dalam
Kabupaten Kepulauan Meranti ?
pengambilan kebijakan terkait
2. Berapa kelimpahan diatom di
pengelolaan lingkungan hidup.
Perairan Selat Air Hitam,
Hipotesis
Kabupaten Kepulauan Meranti ?
Hipotesis yang diajukan
3. Bagaimana hubungan
dalam penelitian ini adalah:
kandungan deterjen dengan
H0: Tidak ada hubungan antara
kelimpahan diatom di Perairan
kosentrasi deterjen dengan
Selat Air Hitam, Kabupaten
kelimpahan diatom di Perairan Selat
Kepulauan Meranti ?
Air Hitam Kabupaten Kepulauan
Tujuan dan Manfaat
Meranti Provinsi Riau
Penelitian ini bertujuan :
H1: Ada hubungan antara kosentrasi
1. Untuk menganalisis kandungan
deterjen dengan kelimpahan diatom
deterjen di Perairan Selat Air
di Perairan Selat Air Hitam layang-layang arus, stopwatch,
Kabupaten Kepulauan Meranti kompas bidik, secchi disk,
Provinsi Riau handrefracto meter, pH meter dan
METODE PENELITIAN alat tulis menulis. Alat yang di
Waktu dan Tempat gunakan di laboratorium adalah
Penelitian ini dilaksanakan spektrofotometer U-2010, labu ukur
pada bulan April 2017 yang 100 ml, corong pisah, pipet volume
bertempat di Perairan Selat Air 25 ml dan 50 ml, beker glass 250 ml,
Hitam, Kabupaten Kepulauan filler pipet, gelas ukur 50 ml,
Meranti, Provinsi Riau dan sampel di erlenmeyer 100 ml.
analisis di Laboratorium Kimia Laut Metode Penelitian
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Metode yang digunakan dalam
dan Kelautan Universitas Riau. penelitian ini adalah metode survey.
Bahan dan Alat Lokasi pengamatan dan
Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel berada di
penelitian ini adalah sampel air, Perairan selat air hitam. Sampel yang
spidol, aquades, tissue, larutan telah diambil dianalisis di
MnSO4, larutan alkaliodida azida Laboratorium menggunakan metode
(NaOH+KI), asam sulfat (H2SO4), MBAS dan spektrofotometri UV-Vis
larutan indikator, kristal natrium dan diidentifikasi jenis diatom dan
tiosulfat (Na2S2O3.5H2O), larutan kelimpahan diatom tersebut. Metode
methylene blue, MBAS (Methylen Blue Active
50gNaH2(PO4)2.H2O, 6,8 ml asam Surfactant) yakni menambahkan zat
sulfat (p.a), 50g natrium dihidrogen metilen biru yang akan berikatan
fospat/ NaH2(PO4)2.H2O, asam sulfat dengan surfaktan dan dianalisis
(p.a), kloroform, larutan induk dengan spektrofotometer UV-Vis.
deterjen 1000 mg/L ASL, larutkan Konsentrasi yang terbaca adalah
0,5 g ASL 100% aktif atau natrium kadar surfaktan anion pada sampel
lauril sulfat (C12H25OSO3Na). limbah yang berikatan dengan
Peralatan yang digunakan di metilen biru.
lapangan dalam penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
GPS, kamera digital, thermometer, Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Kepulauan Tabel 2. Nilai Rata-Rata
Meranti merupakan salah satu dari Parameter Kualitas Perairan Selat
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Air Hitam.
Kabupaten dibentuk berdasarkan Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
Undang-undang RI no. 12 tahun kisaran parameter kualitas perairan
2009 yang memutuskan pemekaran setiap antar stasiun, dimana suhu
atau memisahkan dari Kabupaten tertinggi terdapat pada Stasiun 2 dan
Bengkalis. Secara geografis Stasiun 3 yaitu 30oC dan suhu
Kabupaten Kepulauan Meranti terendah pada Stasiun 1 yaitu 29 oC.
sangat dekat dengan Singapore dan Salinitas tertinggi pada Stasiun 1
Malaysia, berada pada kordinat yaitu 28 ppt dan salinitas terendah
antara 0° 42’30” - 01° 28’ 0” LU dan pada Stasiun 3 yaitu 23 ppt. pH pada
102° 12’ 0” - 103°10’ 0” BT, dan Stasiun 1 sampai Stasiun 3 sama
terletak pada bagian pesisir timur yaitu 7 . Kecerahan tertinggi pada
pulau Sumatera, dengan pesisir Stasiun 2 yaitu 0,64 m dan terendah
pantai yang berbatasan dengan pada Stasiun 3 yaitu 0,62 m.
sejumlah negara tetangga dan masuk Kecepatan arus tertinggi pada
dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Stasiun 3 yaitu 0,30 m/detik dan
Ekonomi (Growth Triagle). terendah pada Stasiun 1 yaitu 0,25
Parameter Kualitas Perairan m/detik. Oksigen terlarut tertinggi
Hasil pengukuran kualitas berada pada Stasiun 1 yaitu 5,41
pada perairan selat air hitam dapat mg/l dan terendah pada Stasiun 2
dilihat pada Tabel 2. yaitu 5,34 mg/l.
Kandungan Deterjen di Perairan
Selat Air Hitam Kabupaten
Kepulauan Meranti.
Deterjen merupakan salah
satu parameter penting dalam
pendugaan pencemaran perairan,
khususnya untuk wilayah yang
berbatasan langsung dengan aktivitas
manusia, seperti kawasan industri,
pelabuhan, dan pemukiman. Jenis Diatom
Kandungan Deterjen yang didapat di Diatom merupakan
perairan Selat Air Hitam Kabupaten komponen fitoplankton yang paling
Kepulauan Meranti dapat dilihat umum dijumpai di laut. Jenis diatom
pada Tabel 3. yang ditemukan di perairan Selat Air
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Hitam Kabupaten Kepulauan
Kandungan Deterjen (mg/l) di Meranti berdasarkan Stasiun dapat
Perairan Selat Air Hitam dilihat pada Tabel 4.
Kabupaten Kepulauan Meranti
Tabel 4. Jenis Diatom yang
Ditemukan di Perairan Selat Air
Hitam Kabupaten Kepulauan
Meranti Berdasarkan Stasiun.

Berdasarkan Tabel 3 dapat


diketahui kandungan Deterjen
Spesies diatom yang
tertinggi di ditemukan pada Stasiun 2
ditemukan di perairan Selat Air
yaitu sebesar 0,8095 mg/l,
Hitam Kabupaten Kepulauan
sedangkan kandungan Deterjen
Meranti bervariasi pada setiap
terendah di perairan ditemukan pada
stasiunnya. Berdasarkan Tabel 4
Stasiun 1 yaitu sebesar 0,5714 mg/l.
spesies yang paling banyak
ditemukan terdapat pada Stasiun 1
A2 terdapat 8 spesies (Bacillaria sp.,
Coscinodicus sp., Grammatophora
sp., Isthmia sp., Nitzschia sp.,
Rhizosolenia sp., Rhabdonema sp.,
dan Pleurosigma sp.) dan yang
paling sedikit ditemukan pada Meranti Provinsi Riau memiliki nilai
Stasiun 2 B3 dan Stasiun 3 C1 dan perbandingan antara kandungan
C2 terdapat 4 spesies (Nitzchia sp., Deterjen dengan kelimpahan diatom
Flagilaria sp., Isthmia sp., dan dapat dilihat pada Tabel 6.
Rhabdonema sp). Berdasarkan rata- Tabel 6. Perbandingan Antara
rata spesies yang ditemukan per Kandungan Deterjen Dengan
stasiun maka jumlah spesies yang Kelimpahan Diatom Antar
banyak ditemukan terdapat pada Stasiun.
Stasiun 1 A2, sedangkan jumlah
spesies yang sedikit ditemukan pada
Stasiun 2 B3 dan Stasiun 3 C1 dan
C2. Spesies yang mendominasi pada
setiap stasiun ialah Nitzschia sp,
keberadaan spesies ini terdapat pada
setiap titik sampling. Perbedaan rata-
Berdasarkan nilai
rata kelimpahan diatom di setiap
perbandingan antara kandungan
stasiun dapat dilihat pada Gambar 2.
Deterjen dengan kelimpahan diatom
antar stasiun dapat diketahui Stasiun
1 merupakan stasiun dengan
kandungan deterjen terendah yaitu
0,5714 mg/l dan terdapat kelimpahan
diatom tertinggi yaitu 137,84 ind/l.
Kemudian pada stasiun 2 merupakan
stasiun dengan kandungan deterjen
Hubungan Antara Kandungan tertinggi yaitu 0,8095 dan terdapat
Deterjen dengan Kelimpahan kelimpahan diatom terendah yaitu
Diatom 95,83 ind/l.

Hubungan kandungan antara Hubungan antara kandungan


kandungan Deterjen dengan deterjen dengan kelimpahan diatom
kelimpahan diatom di perairan Selat di Perairan Selat Air Hitam dapat
Air Hitam Kabupaten Kepulauan dilihat pada Gambar 3 dengan
menggunakan uji linear sederhana Kawasan Perairan Selat Air
sebagai berikut. Hitam Kabupaten Kpulauan Meranti
terdapat berbagai aktivitas meliputi
pelabuhan, kapal-kapal yang berlalu
lalang, dan pemukiman penduduk.
Aktivitas - aktivitas tersebut yang
dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran deterjen di perairan laut.
Pencemaran air diakibatkan
oleh masuknya bahan pencemar
Gambar 3. Grafik Hubungan
(polutan) yang dapat berupa gas,
Antara Kandungan Deterjen
bahan-bahan terlarut dan partikulat.
Dengan Kelimpahan Diatom di
Pencemaran memasuki bahan air
Perairan Selat Air Hitam
dengan berbagai cara, misalnya
Kabupaten Kepulauan Meranti.
melalui atmosfer, tanah, dan
Berdasarkan dari hasil uji
limpasan (run off) pertanian, limbah
regresi linear sederhana, hubungan
domestik dan perkotaan,
antara kandungan Deterjen dengan
pembuangan limbah industri
kelimpahan diatom memiliki
(Effendi, 2003). Limbah deterjen
hubungan yang sangat kuat dengan
yang mengalir ke perairan dapat
persamaan matematis y = 222 + -
mengakibatkan terjadinya
156,9x dengan koefisien determinasi
pencemaran lingkungan. Hal ini
(R2) = 0,867 dan koefisien korelasi r
tergantung pada jumlah limah
= 0,9311. Nilai r menyatakan
deterjen yang mengalir ke perairan,
hubungan kuat dengan nilai yang
luas dan kondisi perairan serta
negatif artinya dengan meningkatnya
dampak yang ditimbulkannya.
kandungan Deterjen pada perairan,
Berdasarkan hasil penelitian didapat
maka kelimpahan diatom di perairan
nilai rata-rata kandungan Deterjen
Selat Air Hitam Kabupaten
pada stasiun 1 memiliki nilai
Kepulauan Meranti akan menurun.
kandungan deterjen terendah
PEMBAHASAN
dibandingkan dengan stasiun lainnya.
Kandungan Deterjen
Stasiun ini terletak di kawasan yang
berada di daerah mangrove.Kawasan pasang surut (Afu, 2005). Pola
ini jauh dari kegiatan Aktifitas rumah oseanografi Selat Air Hitam
tangga dan pelabuhan namun masih merupakan faktor penting yang
dipengaruhi oleh kegiatan yang mempengaruhi distribusi konsentrasi
dilakukan masyarakat, seperti lalu surfaktan di perairan. Bramawanto et
lalang kapal nelayan. al., (2000) menyatakan bahwa pada
Menurut Sur (2015) konsentrasi saat surut arus mengalir dari arah
LAS di laut dapat berubah Timur menuju Barat dan membelok
disebabkan oleh tenaga arus, ke arah Utara dan bergabung lagi
turbulensi dan pola pergerakan dengan arus Selat Malaka. Kondisi
surfaktan di perairan. Selanjutnya tersebut menyebabkan pada perairan
Mazo et al., (1998) menjelaskan selat air hitam konsentrasi surfaktan
bahwa konsentrasi LAS di perairan di lokasi penelitian Tinggi pada
menurun seiring dengan daerah pemukiman dan rendah
pertambahan waktu dan jarak dari pada daerah muara Perairan selat air
sumber masuknya limbah detergen. hitam. Menurut
Pergerakan air disepanjang muara KEP/51/MENLH/2004 mengenai
dipengaruhi oleh dua penggerak baku mutu air laut untuk biota laut
utama yaitu masukan air tawar yang menyatakan bahwa konsentrasi
mengalir ke laut dan pasang surut air surfaktan di perairan adalah 1 mg/l.
laut. Interaksi air tawar dan air asin Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
menentukan sirkulasi air dan proses diketahui bahwa perairan selat air
percampuran yang dibangkitkan oleh hitam selatpanjang belum tercemar
perbedaan densitas. oleh surfaktan sehingga masih bisa
Densitas air laut tergantung mendukung kehidupan biota akuatik.
pada salinitas, suhu dan tekanan, Jenis dan Kelimpahan Diatom
tetapi di muara kisaran salinitas Diatom merupakan
sangat besar sedangkan kisaran organisme yang digunakan sebagai
suhu kecil. Dalam proses bioindikator pada kualitas perairan
percampuran massa air tersebut dari organism / kelompok organisme
faktor utama yang berpengaruh lainnya. Keberadaan diatom di suatu
adalah topografi, aliran sungai dan perairan sangat penting, karena
merupakan produser primer di diatom yang mendominasi ialah
perairan, pakan alami yang disukai spesies Nitzschia seriata,spesies ini
ikan, udang, moluska, bivalva mendominasi hampir di setiap
sehingga penyebarannya dipengaruhi Stasiun. Arinardi dalam Swartimah
oleh keberadaan pemangsa terutama (2011) menyatakan bahwa N.seriata
ikan (Anshorullah, 2008). sangat resisten pada perairan yang
Berdasarkan hasil penelitian kaya akan bahan organik. Hal ini
spesies diatom di perairan Selat air dikarenakan N. seriata mampu
hitam ditemukan 10 spesies yaitu: memanfaatkan secara optimal
Bacillaria sp., Coscinodicus sp., kondisi lingkungan yang ada dan
Flagilaria sp., Grammatophorasp., nutrien di dalamnya. N. seriata
Guinardiasp., Isthmia sp., Nitzschia merupakan generasi yang memiliki
sp., Rhizosolenia sp., toleransi tinggi terhadap perubahan
Rhabdonemasp.,dan Pleurosigma sp. kondisi lingkungan perairan.
Total jumlah kelimpahan diatom Suryanto (2011) menyatakan
setiap stasiunnya adalah 170 ind/l bahwa ada 3 pembagian perairan
dengan jumlah kelimpahan diatom berdasarkan kelimpahan fitoplankton
tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu perairan oligotrofik merupakan
yaitu 137,84 ind/l. Dikarenakan perairan yang tingkat kesuburannya
Stasiun 1 berada jauh pada daerah rendah dengan kelimpahan
pemukiman penduduk dan jauh dari fitoplankton berkisar antara 0-2.000
kegiatan industri sehingga tidak ind/l, perairan mesotrofik merupakan
adanya kegiatan rumah tangga yang perairan yang tingkat kesuburannya
dapat menghasilkan limbah bahan sedang dengan kelimpahan
organik yang dapat mempengaruhi fitoplankton berkisar antara 2.000-
kelimpahan diatom. Sedangkan 15.000 ind/l, dan perairan eutrofik
untuk kelimpahan diatom yang merupakan perairan yang tingkat
terendah ditemukan pada Stasiun 2 kesuburannya tinggi dengan
yaitu 95,83 ind/l. Stasiun ini dekat kelimpahan fitoplankton berkisar
dengan pembuangan limbah, dekat antara >15.000 ind/l. Berdasarkan
dengan pelabuhan dan arus yang pengklasifikasian tersebut maka
tidak terlalu kuat. Pada penelitian ini perairan Selat Air Hitam
Selatpanjang Kabupaten Kepulauan dikatakan kurang baik, 30 cm – 35
Meranti mempunyai tingkat cm dikatakan sedang, dan lebih dari
kesuburan yang rendah karena 35 cm dikatakan baik. Tingkat
kisarannya adalah 31.25 -281.75 kecerahan di Perairan Selat Air
ind/l. Hitam memiliki nilai kecerahan
Haumahu (2004) menyatakan antara 0,62 – 0,64 m. Kecerahan
distribusi dan sebaran fitoplankton tersebut tergolong masih dalam
tidak merata di setiap perairan karena keadaan baik terhadap kelimpahan
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisika diatom yang hidup perairan tersebut.
dan kimia perairan seperti angin, Suhu air di perairan Selat Air
arus, dan kandungan nutrien. Hitam berkisar antar 29 - 30oC,
Perubahan suhu permukaan laut perairan ini tergolong dalam perairan
dipengaruhi oleh jumlah panas yang baik sehingga diatom yang
diterima dari matahari dan ditemukan di perairan ini masih
bertambahnya kedalaman. Kinne cukup tinggi. Nontji (2008)
(1970) menyatakan bahwa kisaran menjelaskan bahwa suhu air di
suhu untuk pertumbuhan perairan indonesia pada umumnya
fitoplankton secara optimal berbeda- berkisar 28 - 31 oC. Perubahan suhu
beda tiap jenis atau spesies, namun mempengaruhi tingkat kesesuaian
rata-rata berkisar antara 200 – 300C. perairan sebagai habitat organisme
Parameter kualitas perairan akuatik, karena itu setiap organisme
berperan penting dalam pertumbuhan akuatik mempunyai batas kisaran
diatom. Adapun parameter kualitas maksimum dan minimum (Efendi,
perairan yang sangat berpengaruh 2003).
terhadap kelimpahan diatom yaitu Pengukuran salinitas di
tingkat kecerahan suatu perairan. perairan Selat Air Hitam diperoleh
Kecerahan merupakan faktor utama nilai antara 23 – 28 ppt. Kisaran suhu
yang mengontrol pertumbuhan yang baik untuk kehidupan
fitoplankton. Menurut Ariawan dan fitoplankton adalah 20oC sampai
Poniran (2004) disebutkan bahwa 30oC. Menurut Nontji (2008)
kecerahaan untuk kelimpahan dinyatakan bahwa sebaran salinitas
fitoplankton ialah kurang dari 30 cm di laut dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu sirkulasi air, penguapan, arah arus dan tidak cukup kuat untuk
curah hujan dan aliran sungai. melawan gerakan air yang terlalu
Retland dan Iverson (2007) juga besar. Kecepatan arus dibedakan
menyatakan bahwa tingkat menjadi empat kategori, yaitu : 1)
pertumbuhan fitoplankton lebih kecepatan arus 0-25 cm/dtk berarus
tinggi pada perairan bersalinitas lambat, 2) kecepatan arus 25-50
rendah sehingga biomassa cm/dtk berarus sedang, 3) kecepatan
fitoplankton cenderung tinggi pada arus 50-100 cm/dtk berarus cepat,
perairan bersalinitas rendah. dan 4) kecepatan arus > 100 cm/dtk
Fitoplankton menyerap berarus sangat cepat (Harahap,
karbondioksida dari perairan selama 2000). Perairan Selat Air Hitam
proses fotosintesis berlangsung berarus sedang berkisar antara 0,23 –
sehingga pH cenderung meningkat 0,32 m/dtk. Hawkes dalam Pakpahan
pada siang hari dan menurun pada (2013) menjelaskan bahwa kecepatan
malam hari. Variasi pH dapat arus akan berperan dalam proses
mempengaruhi metabolisme dan migrasi dan penyebaran plankton
pertumbuhan fitoplankton dalam sebagai organisme yang pasif
beberapa hal, antara lain mengubah sehingga pergerakannya sangat
ketersediaan nutrien dan dapat ditentukan oleh arus.Arus tersebut
mempengaruhi fisiologis sel. Nilai membawa plankton yang akan
derajat keasaman (pH) di Selat Air terdistribusi dapat menumpuk pada
Hitam adalah 7. Koko (2009) suatu tempat tertentu. Hal ini berarti
menyatakan bahwa kisaran pH yang kecepatan arus akan mempengaruhi
baik untuk pertumbuhan fitoplankton kelimpahan diatom.
adalah 6,0-9,5. pH yang kurang dari Oksigen terlarut memegang
6,0 menyebabkan fitoplankton tidak peranan penting sebagai indikator
dapat hidup dengan baik dan pada kualitas perairan karena oksigen
keadaan dimana pH besar dari 9,5 terlarut berperan dalam proses
maka perairan tidak produktif lagi. oksidasi dan reproduksi. Boyd
Sebaran diatom sangat (2009) menyatakan bahwa oksigen
dipengaruhi arus perairan karena terlarut merupakan variabel kualitas
organisme ini bergerak mengikuti air yang sangat penting. Semua
organisme akuatik membutuhkan peningkatan kandungan deterjen.
oksigen terlarut untuk metabolisme. Pada penelitian didapat nilai regresi
Oksigen masuk ke perairan melalui linear kandungan deterjen dengan
beberapa proses. Oksigen dapat kelimpahannya y = 222.0 + -156,9 x
terdifusi secara langsung dari dengan koefisien determinasi (R2) =
atmosfer setelah terjadi kontak antara 0,867 dan koefisien korelasi r =
permukaan air dengan udara yang 0,9311.Nilai r menyatakan
mengandung oksigen 21%. hubungan kuat dengan nilai negatif,
Fotosintesis tumbuhan air merupakan yaitu dengan meningkatnya
sumber utama oksigen terlarut dalam kandungan deterjen maka
air (Hargreaves, 2006). Nilai oksigen kelimpahan diatom di perairan Selat
terlarut di Perairan Selat Air Hitam Air Hitam akan menurun.
berkisar antara 5,34-5,41 mg/l. Hal Menurut Sur (2015)
ini diduga dapat disebabkan oleh konsentrasi LAS di laut dapat
adanya kegiatan industri, dan kapal- berubah disebabkan oleh tenaga arus,
kapal yang bersandar didekat turbulensi dan pola pergerakan
industri, serta adanya perbaikan surfaktan di perairan. Selanjutnya
kapal. Jika oksigen terlarut rendah di Mazo et al., (1998) menjelaskan
perairan maka dapat mengganggu bahwa konsentrasi LAS di perairan
kestabilan ekosistem menurun seiring dengan
laut.Berdasarkan pernyataan diatas pertambahan waktu dan jarak dari
maka dapat dikatakan bahwa sumber masuknya limbah detergen.
perairan Selat Air Hitam masih Pergerakan air disepanjang muara
tergolong baik. dipengaruhi oleh dua penggerak
Hubungan Antara Kandungan utama yaitu masukan air tawar yang
Deterjen Dengan Kelimpahan mengalir ke laut dan pasang surut air
Diatom. laut. Interaksi air tawar dan air asin
Secara umum dapat dikatakan menentukan sirkulasi air dan proses
bahwa ada pengaruh kandungan percampuran yang dibangkitkan oleh
deterjen di perairan terhadap perbedaan densitas. Densitas air laut
kelimpahan diatom dimana tergantung pada salinitas, suhu dan
kelimpahan menurun sejalan dengan tekanan, tetapi di muara kisaran
salinitas sangat besar sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
kisaran suhu kecil. Dalam proses dan pembahasan yang diperoleh dari
percampuran massa air tersebut penelitian ini dapat diambil beberapa
faktor utama yang berpengaruh kesimpulan sebagai berikut:
adalah topografi, aliran sungai dan Kandungan detrjen di
pasang surut. perairan Selat Air Hitam berkisar
Peningkatan kandungan 0,5714 mg/l sampai 0,8095 mg/l.
deterjen berpengaruh terhadap Kelimpahan diatom tertinggi
kelimpahan diatom dan dipengaruhi ditemukan pada Stasiun 1 (137,84
oleh faktor-faktor yang lainnya ind/l) dan terendah pada Stasiun 2 (
seperti oksigen terlarut, kecerahan, 95,83 ind/l). Kelimpahan diatom di
salinitas dan parameter kualitas Perairan Selat Air Hitam sebagai
perairan lainnya. Hal ini akan perairan oligotrofik memiliki tingkat
berdampak pada kelimpahan diatom kesuburan yang rendah dengan
yaitu terganggunya proses kisaran 0 - 2.000 ind/l.
fotosintesis pada fitoplankton Kandungan deterjen dan
khususnya diatom akibat adanya kelimpahan diatom di perairan Selat
lapisan film dari deterjen yang Air Hitam memiliki nilai regresi
menghambat penetrasi cahaya linear y = 222.0 + -156.9x dengan
matahari yang masuk ke dalam koefisien determinasi (R2) = 0,867
perairan. Menurut (Ahsan et al, dan koefisien korelasi r = 0.9311
2005). Keberadaan busa-busa di Nilai r menyatakan hubungan sangat
permukaan air juga menjadi salah kuat dengan nilai negatif, artinya
satu penyebab kontak udara dan air dengan meningkatnya kandungan
terbatas sehingga menurunkan deterjen pada perairan, maka
oksigen terlarut. Dengan demikian kelimpahan diatom di perairan Selat
akan menyebabkan organisme air Air Hitam Kabupaten Kepulauan
kekurangan oksigen dan dapat Meranti akan menurun.
menyebabkan kematian. Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Disarankan dilakukan
Kesimpulan penelitian lanjutan mengenai analisis
hubungan kandungan deterjen
terhadap kelimpahan diatom pada Haumahu, S., 2004. Distribusi
saat air pasang dan surut. Spatial Fitoplankton di Teluk
Ambon Bagian Dalam.
Ichthyos, Jurnal Hasil
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Ilmu-ilmu
Perikanan dan Kelautan. 3
Anshorullah, A. 2008. Distribusi
No. 2
Diatom Planktonik pada
Kinne O. 1970. Marine Ecology: A
Musim yang Berbeda di
Comprehensive, Integrated
Perairan Waduk
Treatise on Life in Ocean and
Wadaslintang Wonosobo.
Coastal Waters. Volume 1.
Fakultas MIPA Universitas
Wiley-Interscience. London.
Brawijaya dengan Perum
681p
Jasa Tirta 1 (PJT 1) Malang.
Koko, A. 2009. Struktur Komunitas
Ahsan S. 2005. Effect of
Fitoplankton di Muara Sungai
Temperature on
Air Bengkulu, Kota
Wastewater Treatment with
Bengkulu. (Skripsi) Fakultas
Natural and Waste
Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Materials [Original Paper]
Universitas Riau, Pekanbaru.
. Clean Technology
78 hal
Enviroment Policy. 7:198-
202.
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI
Effendi, H, 2003, Telaah kualitas Air
Press. Jakarta. 331 hal.
Bagi pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Retland, J. N., Iverson, R. L. 2007.
Perairan, Jurusan MSP Phytoplankton Biomass in a
Fakultas Perikanan dan Ilmu Subtropical Estuary:
Kelautan IPB, Bogor. Distribution, Size
Composisi, and Carbon:
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Chloropyll Ratios. Estuaries
Air Bagi Pengelolaan Sumber
and Coasts, 30(5): 885 p.
Daya dan Lingkungan
Perairan.Kanisius.Yogyakarta
Suryanto, A. M. 2011. Kelimpahan
dan Komposisi Fitoflankton
di Waduk Selorejo
Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang. Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas
Brawijaya. Jurnal Kelautan.
Volume 4, Nomor 2
Malang: Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai