OLEH KELOMPOK 4 :
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Biogeografi pada
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Pattimura Ambon. Selain itu
penulis ingin mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan melalui
penyusunan makalah ini.
Rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Selain itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak
yang memiliki peran penting dalam penyusunan makalah ini yaitu :
Harapan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu semoga bahasan dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait, serta menambah wawasan bagi para
pembacanya. Demikian penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
B AB 1 PEND AH ULU AN
B AB 2 PEMBA HASA AN
B AB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Echinodermata adalah salah satu filum dari Kingdom Animalia yang seluruh
siklus hidupnya berada di laut. Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani yaitu echinos
artinya duri dan derma artinya kulit (Jacob Klein, 1738). Hal tersebut dapat diartikan
bahwa Echinodermata adalah hewan yang memliki duri di permukaan kulitnya. Hewan
invertebrata ini memiliki bentuk radial simetris, yaitu bagian tubuh tersusun secara
melingkar (Smith, 2008). Sebagian besar dari filum ini memiliki endoskeleton yang
berasal dari zat kapur (Campbel, 2017). Endoskeleton berfungsi untuk membantu dalam
melakukan mobilisasi atau bergerak dikarenakan merupakan tempat pelekatan otot.
Echinodermata memilki water vascular system atau biasa disebut dengan sistem saluran
air yang berfungsi untuk bergerak, respirasi, dan pencernaan (Nichols, 1972).
Menurut Yusron (2013), Echinodermata dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Asteroidea. Contoh: Asterias
2. Ophiuroidea. Contoh: Ophioderma
3. Echinoidea. Contoh: Echinus
4. Holothuroidea. Contoh: Holothuria
5. Crinoidea. Contoh: Antedon
Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil
yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea
cucumber), karena memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dan menyerupai timun.
Secara umum, holothuroidea merupakan hewan yang biasanya hidup di perairan pantai,
mulai dari daerah pasang surut sampai perairan yang lebih dalam dengan cara
bersembunyi di daerah berbatu dan di daerah lamun. Permukaan kulit holothuroidea
biasanya kasar, karena ada duri-duri lunak (papila) yang kecil tidak teratur.
Tubuh holothuroidea lunak dan berdaging. Mulut terletak di anterior sedangkan anus
terletak di posterior. Mulut dikelilingi 10 sampai 30 buah tentakel retraktil. Kaki tabung
berfungsi sebagai alat gerak yang mengandung alat penghisap untuk menangkap
makanan, sebagai alat pernapasan dan sebagai alat peraba (Suwignyo, et al., 2005).
Holothuroidea hidup di berbagai macam habitat dan sering hidup berkelompok.
Beberapa kelompok hidup di daerah berbatu yang dapat digunakan untuk bersembunyi,
yang lain hidup di antara lamun dan pasir. Selain tipe habitat, penyebaran holothuroidea
juga dipengaruhi oleh kelimpahan makanan yang tersedia yaitu plankton dan detritus.
3.1 Kesimpulan
Appeltans, Ward et al. 2012. “The Magnitude of Global Marine Species Diversity.”
Current Biology 22(23): 2189–2202.
Aziz, A. dan H. Sugiarto 1994. Fauna Ekhinodermata Padang Lamun Di Pantai
Lombok Selatan. Dalam : Proyek Pengembangan Kelautan Mrep 93-94. P30
Jakarta, Ed Kiswara: 52-63
Bengen, D.G., R. Widodo, S. Hariadi, 1995. Tipologi Fungsional makrozoobenthos
sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir Muara aya Bekasi. Laporan
penelitian Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
Dahuri, R. I. N., S. Putra, Zairon dan Sulistiono, 1993. Metode dan Teknis Analisis
Biota Perairan. PPLH-LP. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jambatan. Jakarta. hlm. 126.
Nybakken, J.W., 1992. Biologi Laut. Gramedia. Jakarta.
Odum, E. P., 1971. Fundamental of Ecology. 3 Eds. W. B. Saunders Company,
Philadelphia. 574 p
Rohani, 1998. Sebaran Ukuran dan Kematangan gonad Teripang Pasir (Holothuria
Scabra) pada Sebagian Kedalaman Perairan. Tesis. Program Pasca Sarjana.
IPB. Bogor.
Sutaman, 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Teripang. Kanisius. Jakarta