Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOGEOGRAFI

“Pola Sebaran dan Faktor-faktor yang mempengaruhi


Kelas Holothuroidea, Fillum Echinodermata”

OLEH KELOMPOK 4 :

202063002 MAZIDA TUN. M. DERU


202063006 DHARSA M. D. SANGADJI
202063013 DONY SAPUTRA
202163014 SAMAJI SANGADJI
2013521023 TRIJUN SARIWATY NAIBOHO

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Biogeografi pada
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Pattimura Ambon. Selain itu
penulis ingin mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan melalui
penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan mengenai “Echinodermata”.


Pembuatan makalah ini berdasar olah pikir penulis serta didukung dengan beberapa sumber
pustaka terkait. Dalam hal ini penulis menggunakan metode kajian pustaka karena berdasar
sumber pustaka tersebut sudah dapat diperoleh inti sari bahasan yang akan dibahas dalam
makalah ini.

Rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Selain itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak
yang memiliki peran penting dalam penyusunan makalah ini yaitu :

1. Dr. Ir. Y. Natan, M. Si Selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Biogeografi


2. Dan teman-teman kelompok yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Harapan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu semoga bahasan dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait, serta menambah wawasan bagi para
pembacanya. Demikian penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 28 November 2022

Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

B AB 1 PEND AH ULU AN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................


1.2 Tujuan.............................................................................................................................

B AB 2 PEMBA HASA AN

2.1 Mengenal Echinodermata


2.2 Pengertian Holothuroidea
2.3 Tipe dan Pola Penyebaran
2.4 Faktor-Faktor Pembatas Yang Mempengaruhi Holothuroidea

B AB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu lingkungan di bumi akan mengalami perubahan seiring dengan waktu.


Perubahan lingkungan akan mendorong terjadinya perubahan pada makhluk hidup yang
hidup di lingkungan tersebut. Proses perubahan secara berangsur- angsur dimana sesuatu
berubah menjadi bentuk lain menjadi lebih kompleks ataupun berubah menjadi bentuk
yang lebih baik untuk menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan di mana organisme
hidup adalah proses yang disebut sebagai evolusi. Perubahan yang terjadi mencakup
variasi, reproduksi, dan seleksi. Proses reproduksi yang menghasilkan berbagai macam
variasi akan meningkatkan tingkat kesusksesan suatu spesies untuk bertahan dari proses
seleksi alam.
Wilayah air meliputi 70% permukaan bumi menjadi habitat bagi banyak spesies.
Keanekaragaman spesies berpusat pada pesisir laut yang menjadikan wilayah ini paling
tinggi produktivitas dan biodiversitasnya. Organisme yang hidup di habitat dengan
kepadatan spesies yang tinggi seperti pesisir laut mendorong mereka untuk berevolusi
menjadi lebih kompleks dan kompetitif (Simmons et al., 2005). Evolusi organisme laut
telah berlangsung sejak makhluk hidup pertama yang muncul di lautan 3500 juta tahun
lalu. Evolusi tersebut melengkapi banyak organisme laut dengan mekanisme untuk dapat
bertahan pada suhu ekstrim, perubahan salinitas dan tekanan, serta menahan efek mutasi,
bakteri dan virus pathogen (Thakur et al., 2005). Salah satu filum laut yang mengalami
evolusi adalahEchinodermata.
Echinodermata merupakan hewan yang sering dijumpai pada perairan intertidal
terutama pada ekosistem terumbu. Ciri-ciri yang unik dari filum ini adalah kulit yang
berduri dan simetri radial, suatu yang paling menarik adalah sistem pembuluh airnya. Air
laut masuk ke sistem saluran dan difungsikan untuk menjulurkan kaki tabung yang
sejumlah dengan banyaknya struktur kaki tabung memiliki penghisap di ujungnya dan
membantu Echinodermata melekat di permukaan yang keras (Nurfajriah, 2014)
Keunikan yang terjadi pada Echindoermata ini merupakan hasil perubahanbentuk
yang tidak terjadi dalam waktu singkat, dimana terdapat 5 kelas besar dalam fillum
echinodermata ini, salah satu yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu pada kelas
Holothuroidea atau biasa kita kenal dengan Teripang.
1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui pengertian fillum


echinodermata secara umum dan kelas Holothuroidea secara khusus, terutama untuk tipe
dan pola penyebaran yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pembatas.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Echinodermata

Echinodermata adalah salah satu filum dari Kingdom Animalia yang seluruh
siklus hidupnya berada di laut. Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani yaitu echinos
artinya duri dan derma artinya kulit (Jacob Klein, 1738). Hal tersebut dapat diartikan
bahwa Echinodermata adalah hewan yang memliki duri di permukaan kulitnya. Hewan
invertebrata ini memiliki bentuk radial simetris, yaitu bagian tubuh tersusun secara
melingkar (Smith, 2008). Sebagian besar dari filum ini memiliki endoskeleton yang
berasal dari zat kapur (Campbel, 2017). Endoskeleton berfungsi untuk membantu dalam
melakukan mobilisasi atau bergerak dikarenakan merupakan tempat pelekatan otot.
Echinodermata memilki water vascular system atau biasa disebut dengan sistem saluran
air yang berfungsi untuk bergerak, respirasi, dan pencernaan (Nichols, 1972).
Menurut Yusron (2013), Echinodermata dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Asteroidea. Contoh: Asterias
2. Ophiuroidea. Contoh: Ophioderma
3. Echinoidea. Contoh: Echinus
4. Holothuroidea. Contoh: Holothuria
5. Crinoidea. Contoh: Antedon

Gambar 1. Kelas pada Echinodermata


Echinodermata hidup di perairan laut (Alvarado dan Nidorellia, 2009) baik itu di
perairan pantai yang dangkal ataupun laut dalam (Arnone et al., 2015). Menurut Francois
and Paulay (2015), Echinodermata tersebar hampir di seluruh perairan laut dunia
utamanya di bagian selatan Benua Amerika, Autralia, Samudra Hindia-Pasifik, dan Benua
Eropa. Peta distribusi global Echinodermata ditunjukkanoleh Gambar 2.

Gambar 2. Distribusi Global Echinodermata (Francois and Paulay, 2015)

 Fokus Kelas Echinodermata

Sudah dijelaskan sebelumnya pada latar belakang echinodermata dimana terdapat


5 kelas besar dalam fillum echinodermata ini, salah satu yang akan kita bahas dalam
makalah ini yaitu pada kelas Holothuroidea atau biasa kita kenal dengan Teripang.

2.2 Pengertian Holothuroidea

Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil
yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea
cucumber), karena memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dan menyerupai timun.
Secara umum, holothuroidea merupakan hewan yang biasanya hidup di perairan pantai,
mulai dari daerah pasang surut sampai perairan yang lebih dalam dengan cara
bersembunyi di daerah berbatu dan di daerah lamun. Permukaan kulit holothuroidea
biasanya kasar, karena ada duri-duri lunak (papila) yang kecil tidak teratur.
Tubuh holothuroidea lunak dan berdaging. Mulut terletak di anterior sedangkan anus
terletak di posterior. Mulut dikelilingi 10 sampai 30 buah tentakel retraktil. Kaki tabung
berfungsi sebagai alat gerak yang mengandung alat penghisap untuk menangkap
makanan, sebagai alat pernapasan dan sebagai alat peraba (Suwignyo, et al., 2005).
Holothuroidea hidup di berbagai macam habitat dan sering hidup berkelompok.
Beberapa kelompok hidup di daerah berbatu yang dapat digunakan untuk bersembunyi,
yang lain hidup di antara lamun dan pasir. Selain tipe habitat, penyebaran holothuroidea
juga dipengaruhi oleh kelimpahan makanan yang tersedia yaitu plankton dan detritus.

2.3 Tipe dan Pola Penyebaran

Pola penyebaran Holothuroidea tergantung pada kebiasaan hidup di berbagai macam


habitat dan juga kebiasaanya dalam hidup berkelompok. Beberapa kelompok hidup di
daerah berbatu yang dapat digunakan untuk bersembunyi, yang lain hidup di antara
lamun dan pasir. Selain tipe habitat, penyebaran holothuroidea juga dipengaruhi oleh
kelimpahan makanan yang tersedia yaitu plankton dan detritus. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh Darsono (2002), holothuroidea hidup di berbagai macam
habitat di laut. Habitat ini mempunyai kondisi ekologi yang berbeda-beda dan akan
menyebabkan adanya perbedaan komposisi spesies, kelimpahan serta distribusinya dan
erat hubungannya dengan persediaan makanan.
Sedangkan untuk beberapa tipe Secara ekologis berfungsi membantu proses
dekomposisi zat organik yang ada dalam sedimen, dan melepaskan atau menghasilkan
nutrisi ke dalam rantai makanan, serta beberapa tipe juga ditemukan di daerah terumbu
karang dengan asosiasi tingkat trofik yang berperan penting sebagai pemakan deposit dan
pemakan suspensi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Radjab (2003), menunjukan bahwa, pola
penyebaran dari Holothuroidea lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif
tenang dan Holothuroidea dapat ditemukan di daerah yang memiliki substrat yang
berpasir, berlumpur, lamun, dan batu karang. Pada umumnya masing-masing spesies
memiliki habitat yang spesifik, misalnya holothuroidea spesies Holothuria scabra sering
ditemukan di daerah yang berpasir atau pasir berlumpur yang banyak ditumbuhi lamun”.
Pola penyebaran dari pada.
2.4 Faktor-Faktor Pembatas Yang Mempengaruhi Holothuroidea

 Secara umum pola penyebaran teripang dipengaruhi oleh :


- kondisi lingkungan yang berhubungan dengan daya adaptasi
- Ketersediaan makanan
- Perlindungan terhadap pengaruh predator
- Arus dan gelombang (faktor hidro-oseanografi)
- Persaingan antar individu
Menurut odum (1971), sebaran organisme yang seragam atau merata dapat terjadi
kalau persaingan diantara individu sangat keras sehingga akan mendorong pembagian
ruang, walaupun ada beberapa spesies yang lebih dominan dari spesies yang lain.
faktor hidro-oseanografi yang mempunyai peranan penting dalam sebaran dan
densitas individu teripang dalam suatu habitatnya. Hal ini dapat dilihat dari siklus
hidupnya sejak dari pemijahan hingga terbentuknya zygot dan berkembang menjadi larva
hingga umur mencapai sekitar 70 hari bersifat sebagai plankton melayang-layang dalam
air hingga menempel pada seaweed dan jenis tumbuhan laut lainnya, dan setelah dewasa
bersifat bentik didasar perairan. Dengan demikian semakin kuatnya arus dalam suatu
perairan akan berakibat pada semakin relatif tingginya persebaran jenis teripang dalam
suatu habitat, sehingga akan memberikan pengaruh pada aspek densitas teripang.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Echinodermata merupakan hewan yang sering dijumpai pada perairan intertidal


terutama pada ekosistem terumbu. Echinodermata dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Asteroidea. Contoh: Asterias
2. Ophiuroidea. Contoh: Ophioderma
3. Echinoidea. Contoh: Echinus
4. Holothuroidea. Contoh: Holothuria
5. Crinoidea. Contoh: Antedon

Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea cucumber), karena memiliki


bentuk tubuh bulat memanjang dan menyerupai timun. Secara umum, holothuroidea
merupakan hewan yang biasanya hidup di perairan pantai, mulai dari daerah pasang
surut sampai perairan yang lebih dalam dengan cara bersembunyi di daerah berbatu
dan di daerah lamun.
Pola penyebaran Holothuroidea tergantung pada kebiasaan hidup di berbagai
macam habitat dan juga kebiasaanya dalam hidup berkelompok.
 Secara umum pola penyebaran teripang dipengaruhi oleh :
- kondisi lingkungan yang berhubungan dengan daya adaptasi
- Ketersediaan makanan
- Perlindungan terhadap pengaruh predator
- Arus dan gelombang (faktor hidro-oseanografi)
- Persaingan antar individu
DAFTAR PUSTAKA

Appeltans, Ward et al. 2012. “The Magnitude of Global Marine Species Diversity.”
Current Biology 22(23): 2189–2202.
Aziz, A. dan H. Sugiarto 1994. Fauna Ekhinodermata Padang Lamun Di Pantai
Lombok Selatan. Dalam : Proyek Pengembangan Kelautan Mrep 93-94. P30
Jakarta, Ed Kiswara: 52-63
Bengen, D.G., R. Widodo, S. Hariadi, 1995. Tipologi Fungsional makrozoobenthos
sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir Muara aya Bekasi. Laporan
penelitian Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
Dahuri, R. I. N., S. Putra, Zairon dan Sulistiono, 1993. Metode dan Teknis Analisis
Biota Perairan. PPLH-LP. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jambatan. Jakarta. hlm. 126.
Nybakken, J.W., 1992. Biologi Laut. Gramedia. Jakarta.
Odum, E. P., 1971. Fundamental of Ecology. 3 Eds. W. B. Saunders Company,
Philadelphia. 574 p
Rohani, 1998. Sebaran Ukuran dan Kematangan gonad Teripang Pasir (Holothuria
Scabra) pada Sebagian Kedalaman Perairan. Tesis. Program Pasca Sarjana.
IPB. Bogor.
Sutaman, 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Teripang. Kanisius. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai