Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INVERTEBRATA KERANG HIJAU (Perna Viridis )

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Invertebrata Dosen: Sumiyati Saadah M.Si

Oleh : DINI OCTAVIANI 1210702017

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2011

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kamiharapkan. Ada hal yang mendasar dari penyusunan makalah ini, yakni latar belakangdalam penyusunan makalah ini. Hampir 90% seluruh jenis hewan yang dikenalmanusia adalah Arthropoda. Tentunya dengan hal ini membuktikan bahwa jumlah phylum Arthropoda merupakan jumlah yang cukup besar dan cukup unik untuk ditelitidan dibahas tentang ciricirinya, klasifikasinya, serta peranannya bagi kehidupanmanusia. Selain itu Arthropoda sangat mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari,sehingga mempermudah untuk kita mencocokkan hasil penelitian para ahli tentang phylum Arthropoda ini. Dan tentunya dapat menjadi pembelajaran yang sanagt berharga bagi kita, khususnya para siswa. Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terima kasihkepada Ibu guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.Khususnya kepada guru mata pelajaran Biology. Semoga malakah yang telah kamisusun ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca pelajar yang sedang menuntut ilmu.

Bandung 14 desember 2011

Penulis

Daftar isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i Daftar Isi....................................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................................1 1.3Tujuan dan manfaat penelitian latar belakang masalah.....................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3-14

2.1 Pengertian Kerang Hijau dan Morfologi tubuh Kerang Hijau 2. 2Sistem Reproduksi Kerang Hijau 2.3Kebiasaan makan dan cara makan Kerang Hijau. 2.4.Kandungan gizi kerang hijau

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................... 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. Daftar Pustaka...............................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kerang hijau merupakan Salah satu hewan yang termasuk hewan yang tidak bertulang belakang dari filum Mollusca.Kerang hijau merupakan organisme yang termasuk kelas Pelecypoda golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca), bercangkang dua (bivalvia), insang berlapis (lamelli brachiata), berkaki lapak (pelecypoda) dan hidup dilaut. Kerang hijau (Perna viridis) hidup hidup di perairan payau hingga laut dan memiliki sifat menempel pada bendabenda yang ada disekelilingnya, seperti: kayu, bambu, badan kapal, jaring, dan tempat budidaya ikan. Kerang hijau makan dengan cara menyaring makanan yang terlarut di dalam air (filter feeder). Kerang hijau merupakan selective filter feeder, hal ini ditandai dengan spesies plankton yang mendominasi (99%) pada perut kerang hijau, yaitu Coscinodiscus nodilufer. karena sifatnya yang sessile dan cara makan yang filterfeeder kelas bivalvia telah digunakan sebagai bioindikator dari limbah berat, organochlorin dan minyak hidrokarbon. Perna viridis merupakan salah satu kerang yang terbaik untuk dijadikan biota tes dalam biopollution.Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih detail menegnai kerang hijau (Perna viridis) baik dari morfologi maupun pemanfaatannya.

1.2 Identifikasi Masalah Dalam makalah ini, penulis memiliki berbagai masalah yang akan dicoba untuk dibahas yaitu: 1. Pengertian Kerang Hijau dan Morfologi tubuh Kerang Hijau 2. Sistem Reproduksi Kerang Hijau 3Kebiasaan makan dan cara makan Kerang Hijau 4.Kandungan gizi kerang hijau

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian latar belakang masalah Terdapat beberapa tujuan penulisan yang hendak dicapai penulis diantaranya ialah untuk Menerangkan tentang pengertian kerang hijau, morfologi tubuh dari kerang hijau, sistem

reproduksi, kebiasaan makan dan cara dan kandungan gizi apa saja yang terdapat dalam kerang hijau.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan morfologi kerang hijau (Perna viridis ) Kerang Hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (moluska) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kerang hijau merupakan organisme yang termasuk kelas Pelecypoda. Golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca). Kerang hijau merupaka Hewan dari kelas pelecipoda kelas ini selalu mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia. Hewan ini disebut juga yaitu pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak. Hewan kelas ini pun berinsang berlapis-lapis maka sering disebut Lamelli branchiata (Kastawi, 2008). Cangkang dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka kaki keluar untuk bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transversal yang terletak di akhir kedua ujung tubuh di bagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior dan posterior. cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Adanaya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan menutup. Pada umumnya hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya (Saadah, 2010).

Gambar 1. Kerang hijau (Perna viridis) (Sumber: Kenney, 1973)

Adapun klasifikasi ilmiah dari kerang hijau menurut Linnaeus, 1758 adalah sebagai berikut: Filum : Mollusca Kelas : Pelecypoda Ordo : Filibrachia

Famili : Pernaidae Genus : Perna Spesies : Perna viridis Jika dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagian sebagai berikut. Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang. Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air. Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah. Kaki pipih. Bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredarn, dan alat ekskresi (ginjal) (Kastawi, 2008) Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dair luar ke dalam sebagai berikut: a. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel; sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.. b. Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yag dihasilkan oleh tepi mantal. c. Nakreas merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat. merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan mutiara (Saadah, 2010).

Gambar 2. Anatomi kerang hijau (Perna viridis) (Sumber: Brown, 1983) Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak lengkap denagn pembuluh darah terbuka. System pencernaan dari mulut sampai anus (Saadah, 2010). Sistem sarafnya terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan yaitu ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung, ganglion pedal terdapat pada kaki, ganglion posterior terdapat di sebelah ventral otot aduktor posterior.

2.2 Sistem refroduksi Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang terlintang oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan. Setelah beberapa lama larva akan keluar dan hidup sebagaimana nenek moyangnya (Saadah, 2010). Dalam reproduksinya, Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah atau diocious, bersifat ovipora yaitu memiliki telur dan sperma yang berjumlah banyak dan mikroskopik. Induk kerang hijau yang telah matang kelamin mengeluarkan sperma dan sel telur kedalam air sehingga bercampur dan kemudian terjadi

pembuahan, telur yang telah dibuahi tersebut setelah 24 jam kemudian menetas dan tumbuh berkembang menjadi larva kemudian menjadi spat yang masih bersifat planktonik hingga berumur 15-20 hari kemudian benih/ spat tersebut menempel pada substrat dan akan menjadi kerang hijau dewasa (Induk) setelah 5 - 6 bulan kemudian.

2.3 Kebiasaan makan dan cara makan Kerang hijau makan dengan cara menyaring makanan yang terlarut di dalam air (filter feeder) (Riani, 2004). Kerang hjau digolongkan dalam kelompok filter feeder, karena kerang hijau memperoleh makanan dengan cara menyaring partikel-partikel atau organisme mikro yang berada dalam air dengan menggunakan sistem sirkulasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Vikaly (1989) yang menyatakan semua bivalva lamelli branch termasuk filter feeder. Cilia khusus terletak antara filamen insang yang berfungsi menghasilkan aliran air yang memindahkan air ke dalam bagian inhalent pada mantle cavity (rongga mantel) dan ke arah atas ke dalam rongga exhalent (Martin, 2005). Partikel makanan atau material tersuspensi lainnya yang berukuran lebih besar dari ukuran tertentu disaring dan air oleh cilia insang dan dihimpun pada bagian rongga inhalent berhadapan dengan lamellae insang. Material ini kemudian dipindahkan oleh cilia lainnya ke arah tepi bagian ventral insang atau di bagian dasar organ yang berbentuk huruf-W dimana terletak alur makanan (food grooves). Setelah berada di food grooves, makanan bergerak ke arah depan hingga mencapai palps, yang berada di sisi mulut. Material berukuran halus dibawa oleh cilia ke dalam mulut. Partikel yang lebih kasar dihimpun di tepi palps dari secara periodik dikeluarkan oleh proses kontraksi otot ke dinding mantel (Martin, 2005).

2.4 Kandungan Gizi kerang Hijau Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu jenis kerang yang digemari masyarakat, memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi, yaitu terdiri dari 40,8 % air, 21,9 % protein, 14,5 % lemak, 18,5 % karbohidrat dan 4,3 % abu sehingga menjadikan kerang hijau sebanding dengan daging sapi, telur maupun daging ayam.Meskipun daging kerang hijau hanya sekitar 30% dari bobot keseluruhan (daging dan cangkang), tetapi dalam 100 gr daging kerang hijau mengandung 100 kalori yang tentunya sangat bermanfaat untuk ketahanan tubuh manusia.Selain itu, pada daging kerang hijau juga

terdapat zat yang dapat membantu meningkatkan kerja organ hati dalam tubuh manusia. Sedangkan ekstrak daging kerang hijau bermanfaat sebagai anti rematik dan arhtritis (penyakit radang sendi). Selain untuk konsumsi manusia daging kerang hijau digunakan pula sebagai alternatif pengganti tepung ikan (Anonimus 2008). Bivalvia seperti kerang hijau memiliki keunggulan sebagai bioindikator untuk memonitor substansi organik yang terdapa dilaut karena memiliki distribusi yang luas, hidup menetap, mudah disampling, memiliki toleransi terhadap salinitas yang luas, resisten terhadap stress dan bahan berbagai kimia yang terakumulasi dengan jumlah besar merupakan konsep Mussel Watch (Goldberg , 1978) Kerang hijau memiliki distribusi yang luas pada wilayah Asia pasifik dan memiliki nilai komersial sebagai seafood yang telah terkenal dibelahan dunia. Kerang hijau telah digunakan sebagai biological indocator unuk memonitor kandungan residu pestisida organochlorine pada beberapa negara Asia seperti Thailand (Martin, 2005). Bivalva moluska Perna viridis digunakan sebagai bioindikator dan atau biomonitoring karena insangnya yang merupakan organ respirasi dan kelenjar digestif dipergunakan sebagai spesimen eksperimen pengukur respon perubahan oksidatif. Kerang hijau memiliki kemampuan ketahanan terhadap perubahan suhu dan kandungan logam beracun yang terkandung dalam perairan, sehingga dapat disimpulkan, bivalva merupakan model yang representatif untuk studi pengaruh dalam mekanisme pertahanan menggunakan antioksidan (Verlecar, 2006). Perna viridis merupakan excellent bioindikator untuk studi tembaga (Cu) dan timah (Pb). Perna viridis digunakan untuk mengamati kandungan cadnium, mercury dan zinc. Pada jaringan insang Perna viridis, terjadi regulasi metabolisme parsial sehingga mengakumulasi zinc. Hal yang sama terjadi pada akumulasi logam berat lain (Phillips, 1985). Faktor lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup kerang hijau adalah suhu, salinitas, tipe dasar perairan, kedalaman, kekeruhan, arus dan oksigen terlarut. kerang hijau tumbuh baik pada perairan yang memiliki salinitas 27-35 o/oo, temperatur antara 27-32C, arus yang tidak begitu keras dan hidup pada kedalaman 1-7 m serta mengambil protein nabati sebagai makanannya. Perna viridis menyebar luas di perairan laut dan toleran terhadap perairan yang terkontaminasi logam serta dapat bertahan terhadap fluktuasi salinitas dan suhu. Umumnya mussel hidup menempel di substratnya dengan menggunakan benang byssus. Byssus terdapat

pada bagian kaki kerang yang diadaptasikan untuk menempel pada substratnya. Kumpulan benang byssus ini disekresikan oleh hewan tersebut dan memiliki kekuatan-tarik sehingga berfungsi sebagai penambat kerang dengan substratnya (Martin, 2005).

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kerang Hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (moluska) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kerang hijau merupakan organisme yang termasuk kelas Pelecypoda. Golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca). Kerang hijau merupaka Hewan dari kelas pelecipoda kelas ini selalu mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut

sebagai Bivalvia. Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang terlintang oleh dua buah katup. Kerang hjau digolongkan dalam kelompok filter feeder, karena kerang hijau memperoleh makanan dengan cara menyaring partikel-partikel atau organisme mikro yang berada dalam air dengan menggunakan sistem sirkulasi. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu jenis kerang yang digemari masyarakat, memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi, yaitu terdiri dari 40,8 % air, 21,9 % protein, 14,5 % lemak, 18,5 % karbohidrat dan 4,3 % abu sehingga menjadikan kerang hijau sebanding dengan daging sapi, telur maupun daging ayam.

Daftar pustaka

Anonimus,2008.http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/01/si-hijau-yang-makin-mempesona/ [24 desember 2011] Kastawi, Yusuf.dkk. 2008. Zoologi Avertebrata. Jica: Malang. Saadah, Sumiyati. 2010. Materi Pokok Zoolologi Invertebrata. Bandung: Universitas Islam Sunan gunung Djati Bandung. Suwignyo, Sugiarti. Dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Syamsuri, Istamar. Dkk. 2006. Biologi Umum Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Wahyuni, I.S., S.I. Hartati, dan Murniyati. 1993. Pengaruh pencemaran terhadap pertumbuhan kerang hijau (Perna viridis) sebagai satu telaah studi baku mutu lingkungan perairan laut. Bulletin pen.perikanan. Edisi khusus. Vol.4 (139-146).

Anda mungkin juga menyukai