Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TAKSONOMI INVERTEBRATA

ECINODERMATA

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK IV

1. RIF’AH AMALIA ZAIN 60300121023


2. NUR ALAM MULIA 60300121031
3. ZAHRA 60300121039
4. MUH IRSAN.M 60300121043
5. BAU RASMIYANTI 60300121047
6. RAHMADANA 60300121087

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayan-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Ecinodermata” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
TAKSONOMI INVERTEBRATA dengan dosen pengampu Pak SYARIF HIDAYAT
AMRULLAH S.Pd., M.Sc. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai Nemathelmintes bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berbagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, suatu kritikan dan saran yang dapat membangun, akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Romang Polong, 27 Mei 2022

Kelompok IV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.d.1. Morfologi Holothuroidea (Suryanti, 2019)


Gambar 2.d.2. Morfologi Asteroidea (Suryanti, 2019)
Gambar 4.d.4. Morfologi Echinoidea (Suryanti, 2019)
Gambar 4.d.4. Morfologi Echinoidea (Suryanti, 2019)
Gambar 5.d.5. Morfologi Crinoidea (Suryanti, 2019)
DAFTAR ISI

MAKALAH TAKSONOMI INVERTEBRATA ................................................................................. 1


ECINODERMATA.......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 4
A. KARAKTER UMUM ......................................................................................................... 5
B. FISIOLOGI ........................................................................................................................ 8
C. PERAN DALAM KEHIDUPAN ...................................................................................... 10
D. KLASIFIKASI ................................................................................................................. 12
E. RISET TERKAIT ............................................................................................................ 19
F. INTEGRASI KEISLAMAN .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 21
RIWAYAT PENULIS.................................................................................................................... 22
A. KARAKTER UMUM
a. Definisi Eciniodermata
Echinodermata adalah berasal dari yunani yang dimana dari kata echino yang
berarti landak, dan derma yakni kulit, Secara umum Echinodermata berarti hewan
yang berkulit duri. Semua jenis Echinodermata hidup di laut, mulai dari daerah
litoral sampai kedalaman 40 meter. Echinodermata lebih banyak dijumpai pada
perairan yang jernih dan tenang dan mencapai keanekaragaman tertinggi di
terumbu karang dan pantai dangkal (Rompis et al., 2013). Filum Echinodermata
terdiri dari beberapa kelas antara lain: Bintang Laut (Asteroidea), Bulu Babi
(Echinoidea), Teripang (Holothuroidea), Lili Laut (Crinoidea) dan Bintang Ular
(Ophiuroidea) (Brotowidjoyo, 1994; Rokhmin, 2003).
Echinodermata merupakan salah satu komponen utama dari keanekaragaman
hayati laut yang memainkan peran penting dalam fungsi ekosistem (Supono et al.,
2014) yaitu pada jaring-jaring makanan sebagai herbivora, karnivora, omnivora,
ataupun sebagai pemakan detritus (Yusron, 2013). Jenis-jenis Echinodermata yang
bersifat pemakan detritus, berperanan untuk merombak sisa-sisa bahan organik
yang tidak dimanfaatkan oleh spesies lain (Dahuri, 2003). Echinodermata secara
ekologi disebut sebagai organisme kunci yang berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut, dimana Holothuroidea dan Echinoidea memiliki
peranan sebagai pendaur ulang nutrien (Triana et al., 2015). Echinodermata juga
termasuk biota yang sensitif akan perubahan karakteristik perairan sehingga dapat
dijadikan bioindikator terhadap kondisi ekologis suatu perairan (Wijaya dan
Hariyati, 2013).
Padang lamun dan terumbu karang berperan penting secara ekologis sebagai
habitat Echinodermata. Padang lamun dan terumbu karang berfungsi sebagai
sumber pakan (feeding ground), tempat tinggal, tempat asuhan larva Echinodermata
agar tidak tersapu arus laut (nursery ground), dan tempat memijah (spawning
ground) melindunginya dari serangan predator (Romimohtarto dan Juwana, 2007).
Echinodermata juga dapat menjadi sumberdaya perairan pesisir pantai yang
beberapa jenisnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti bulu babi dan
teripang. Oleh sebab itu artikel berikut akan membahas lebih dalam mengenai Filum
Echinodermata pada aspek biologinya (Morfologi, Anatomi, Reproduksi, Habitat).

b. Ciri-ciri Eciniodermata
Filum Echinodermata merupakan hewan yang termasuk invertebrata.
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinus= duri, Derma = kulit. Secara
umum Echinodermata yang berarti hewan yang memiliki kulit berduri atau berbintil
(Brotowidjoyo, 1994; Rokhmin, 2003). Dulunya filum Echinodermata selalu
dijadikan satu dengan Coelenterata dalam klasifikasi hewan, karena bentuknya
simetri meruji, kesamaannya hanya simetri ini saja yang membedakan dua
kelompok hewan ini dari kelompok hewan lain (Dahuri, 2003). Beda antara
keduanya adalah Echinodermata mempunyai sistem pencernaan lengkap dengan
mulut, usus, dan anus, tidak seperti halnya Coelenterata sifat umum filum ini
selanjutnya ialah epidermis pada hewan dari filum ini biasanya berbulu getar dan
berisi sel-sel kelenjar dan sel-sel indera (Katili, 2011).
Echinpdermata adalah kelompok hewan tripoblastik yang memiliki ciri khas
adanya rangka dalam endoskeleton berduri yang menembus kulit. Hewan-hewan ini
juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya. Kebanyakan memiliki simetri radial,
khususnya simetri radial pentameral terbagi lima, Echinodermata mempunyai kulit
keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima lengan berbentuk seperti jari, dan
organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini
bertubuh kasar karena terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubuhnya . Bentuk
tubuh Echinodermata memiliki ciri khas yakni bersifat simetri radial dengan
penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri dan simetri radialnya
berevolusi secara sekunder. Kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur
dengan duri-duri kecil, hidupnya bebas hanya gerakannya yang lamban.
Echinodermata tidak mempunyai kepala, tubuhnya tersusun dalam sumbu oral-
aboral Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal.
Rangka di dalamnya terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakan
dan memiliki Ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan
bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung
ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap Karakteristik yang paling mencolok
dari Echinodermata yaitu memiliki kepingan duri endoskeleton, sistem vaskular air,
modifikasi duri, lapisan brancia atau lapisan pernapasan, dan mempunyai bentuk
tubuh simetri radial atau bilateral (Suriyanti, 2019).
Adapun kemudian ciri-ciri Echinodermata antara lain: satu, Simetri radial pada
hewan yang dewasa, memiliki 5 bagian, sedangkan larva simetri bilateral, memiliki
jaringan dasar, sebagian besar alatnya bersilia; tidak memiliki kepala dan otak, tidak
bersegmen. Kedua Permukaan tubuh yang umumnya simetri radial, memiliki kaki
buluh atau kaki ambulakral. Ketiga Tubuh terbungkus oleh epidermis yang halus
dengan disokong oleh penguat berupa kepingan kapur yang disebut laminae atau
ossicula yang mudah digerakkan atau tidak mudah digerakkan, dengan pola yang
tetap, sering memiliki duri-duri kapur yang halus. Keempat Saluran pencernaan
sederhana, biasanya lengkap (beberapa jenis tidak memiliki anus). Kelima Memiliki
sistem sirkulasi radial yang mengalami reduksi, coelom dilapisi oleh peritoneum
bersilia, rongga coelom biasanya luas dan berisi amoebocytamoebocyt bebas. Pada
tingkat larva coelom biasanya berfungsi sebagai sistem vascular air dengan kaki-
kaki ambulakral yang banyak digunakan untuk berjalan, menangkap mangsa atau
respirasi. Keenam Respirasi dilakukan dengan insang kecil atau papulae yang
tersembul dari coelom, beberapa jenis Echinodermata bernafas dengan
menggunakan kaki ambulakral, sedangkan pada Holothuroidea menggunakan
batang-batang seperti pohon yang terdapat dalam cloaca. Ketujuh Sistem syaraf
dengan batang cincin yang bercabang-cabang ke arah radial. Kedelapan Seks
terpisah dengan beberapa perkecualian. Gonad yang relatif besar terletak disebelah
luar dengan pembuluh sederhana, jumlah ova banyak sekali dan pembuahan terjadi
dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan transparan, dan biasanya hidup bebas
dengan berenang-renang dalam air bermetafosis yang kompleks. Beberapa spesies
vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu dengan pembelahan sel,
memiliki daya regenerasi yang besar sekali, bila terdapat bagian yang rusak atau
terlepas.
c. Karakter morfologi
Struktur tubuh Hewan ini memiliki stuktur kulit yang keras tersusun dari zat
kapur dengan lima lengan berbentuk seperti jari, dan organ-organ tubuh yang
berjumlah atau kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena
terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubuhnya . Hal yang menyebabkan tubuh
hewan ini simetri radial karena adanya pengaruh tubuh dari zat-zat kapur dengan
tonjolan duri-duri dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Pada bagian
kulitnya memiliki lempeng dengan zat-zat kapur dengan duri-durinya yang kecil,
memiliki pergerakan yang lamban. Echinodermata tidak mempunyai kepala,
tubuhnya tersusun dalam sumbu oral-aboral (Suryanti, 2019).

B. FISIOLOGI
1. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di
bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke
kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini
letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata
tidak berfungsi.
2. Sistem pernapasan
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang
tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah
terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
3. Sistem sirkulasi dan Respirasi
peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati.
Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi
mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian
lengan. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian
lengan-lengannya. Echinodermata berespirasi dengan menggunakan insang
kulit kecil, bernafas dengan menggunakan kaki tabung, tetapi pada jenis
teripang bernafas menggunakan batang–batang seperti pohon,memiliki
dinding tubuh , akan tetapi dinding tubuh pada kelas Holoturoidea berbentuk
kloaka, sedangkan pada kelas Ophiuroideaber bentuk bursea.
4. Sistem saraf
Sistem saraf Echinodermata dikenal dengan saraf plexus,
Echinodermata tidak mempunyai otak dan hanya mempunyai cincin saraf
pusat (ring nerves) serta cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada
lengan atau bagian tubuhnya yang simetris radial tepatnya di bawah kulit
mereka
5. Sistem ekskresi
Pada filum Echinodermata tidak memiliki organ khusus ekskresi,
sehingga sampah nitrogen dalam wujud ammonia dibuang melalui difusi
dari permukaan tubuhnya (mekanisme yang sama dengan respirasi).
6. Sistem reproduksi
Echinodermata bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara aseksual dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan
pisin pusat (piringan kecil di pusat tubuh), kemudian masing-masing bagian
tubuh yang terpisahakan melakukan regenerasi menjadi individu yang
lengkap.
7. Adaptasi
Sebagian besar anggota fihum Echinodermata beradaptasi untuk
hidup di atas batuan dan substrat keras lainnya. Jenis Echinodermata yang
hidup di daerah terumbu karang berbeda dengan yang hidup di daerah
berpasir, karena memiliki perbedaan daya adaptasi pada habitat dan
lingkungannya. Echinodermata yang hidup di terumbu karang biasanya
dihuni oleh berbagai bintang mengular seperti marga Ophionix, Ophiocoma,
bintang laut jenis linkia laevigata dan beberapa jenis bulu babi serta bili laut
jenis Stephanometra mdica Sedangkan pada daerah berpasir banyak
terdapat jenis terpang, bintang laut jenis Archaster typicus dan Astropectens
polychanthus dan dolar pasir (Laganum laganum). Jenis tersebut beradaptasi
dengan cara membenamkan diri ke dalam pasir yang merupakan salah satu
upaya menghindari kondisi kekeringan dan sengatan matahan (Uus, 2001).

C. PERAN DALAM KEHIDUPAN


Phylum Echinodermata memiliki peranan cukup besar pada ekosistem
terumbu karang dan lamun, terutama peranannya dalam jaringan makanan yang
memiliki berbagai kedudukan, meliputi herbivora, karnivora, ataupun sebagai
pemakan detritus Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di
lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomis. Sehingga hewan ini
mempunyai peran sebagai pembersih lingkungan laut terutama pantai. Selain itu
Echinodermata juga dapat dijadikan parameter (bioindikator) kualitas di ekosistem
laut.
Echinodermata merupakan kelompok inverterbrata yang memiliki tingkat
keanekaragaman spesies yang tinggi dan berperan penting baik secara ekologis
maupun ekonomis. Jenis-jenis Echinodermata dapat bersifat pemakan seston
(suspension feeder) atau pemakan detritus, sehingga perannya dalam suatu
ekosistem sangat penting untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang tak
terpakai oleh spesies lain namun dapat dimanfaatkan oleh beragam jenis
Echinodermata (Suriyanti, 2019).
Manfaat Echinodermata bagi ekosistem perairan secara lebih rinci adalah sebagai
berikut:
1) Pasir dolar dan teripang mempunyai aktivitas menggali ke dalam pasir,
Kegiatan ini akan menyediakan lebih banyak oksigen pada kedalaman lebih
besar dari dasar laut. Sehingga memungkinkan dan menguntungkan
organisme lebih banyak untuk tinggal di sana.
2) Bintang laut mampu mencegah pertumbuhan alga di terumbu karang. Hal ini
dapat memungkinkan bagi karang untuk menyaring makanannya lebih
mudah.
3) Banyak teripang yang menyediakan habitat untuk parasit, diantaranya
seperti kepiting, cacing dan siput.
4) Echinodermata merupakan bagian penting dalam rantai makanan laut
dikarenakan Echinodermata dapat menjadi makanan pokok bagi banyak
hewan.
5) Echinodermata juga memakan rumput laut, sehingga hal ini menjaga ekosistem
laut terkendali (Nyebakken,1986).
Secara ekologis, echinodermata memainkan peran kunci dalam jaring makanan.
Dalam kasus teripang, ini biasanya sebagai pemulung, makan pada puing-puing di
lapisan bentik, dan memakan plankton dan bahan organik lainnya yang ditemukan
di laut. Berbagai ikan, paling sering ikan mutiara, telah berkembang hubungan
simbiosis (commensalism) dengan teripang di mana ikan mutiara akan hidup dalam
kloaka teripang ini, menggunakannya untuk perlindungan dari pemangsaan,
sumber makanan (nutrisi yang lewat masuk dan keluar dari anus dari air), dan
untuk berkembang menjadi stadium dewasa hidup mereka. Dalam kasus laut,
tempat mereka di jaring makanan juga dampak ekonomi dunia, karena mereka
memakan tiram, kerang, dan organisme lain yang digunakan manusia.
Secara ilmiah, landak laut menempati tempat khusus dalam biologi karena
penggunaan lama sebagai subjek standar untuk studi di bidang embriologi.
Bidang medis, beberapa varietas teripang dikatakan memiliki sifat penyembuhan
yang sangat baik. Ada perusahaan farmasi yang dibangun berdasarkan produk
gamat ini. Ekstrak dipersiapkan dan dibuat menjadi minyak, krim, atau kosmetik.
Beberapa produk yang dimaksudkan untuk diambil secara internal. Klaim telah
dibuat bahwa teripang membantu luka sembuh lebih cepat dan mengurangi
jaringan parut.
Estetis, bentuk-bentuk yang beragam dari echinodermata, dan pewarna kadang
menjadikan mereka brilian, sering menjadi sumber sukacita bagi manusia yang
mengamati mereka.
Meskipun hewan dari Filum Echinodermata memiliki peran yang sangat
penting bagi kesehatan ekosistem laut khususnya terumbu karang dan padang
lamun, akan tetapi apabila jumlahnya sangat melimpah juga
dapat merugikan ekosistem laut tersebut karena dapat memangsa hewan-
hewan dari jenis lain yang juga menjadi kunci dalam kesehatan ekosistem sehingga
ekositem tersebut menjadi tidak seimbang lagi (Fitriansyah, 2018).

D. KLASIFIKASI
Phylum Echinodermata dibagi dalam lima golongan utama yakni teripang
(Holothuroidea), bintang laut (Asteroidea), bintang ular (Ophiuroidea), bulu babi
(Echinoidea) dan lili laut (Crinoidea). Hewan-hewan ini sangat umum dijumpai di
daerah pantai terutama daerah terumbu karang. Di Indonesia dan sekitarnya
(Kawasan Indo-Pasifik Barat) terdapat teripang sebanyak kurang lebih 141 jenis,
bintang laut 87 jenis, bintang ular 142 jenis bulu babi 84 jenis dan lili laut 91 jenis
(Suriyanti, 2019).

1. Teripang (Holothuroidea)

Gambar 1.d.1. Morfologi Holothuroidea (Suryanti, 2019)


Holoturoidea Hewan invertebrata dari Phylum Echinodermata (pengartian sebagai
kulit berduri), berbentuk radial simetris dan mempunyai kaki-kaki tabung yang digunakan
untuk memakan dan bergerak. Teripang atau trepang adalah istilah hewan invertebrata
ketimun laut dari kelas Holothuroidea yang mempunyai bentuk tubuh silindris
memanjang, tersebar luas di perairan laut mulai dari zona pasang surut terendah sampai
laut dalam. Secara morfologi bentuk teripang bervariasi mulai dari yang bulat sampai
panjang silindris seperti cacing, dengan garis oral dan aboral sebagai sumbu yang
menghubungkan antara anterior (mulut) dengan posterior (anus) yang terletak pada kedua
ujungnya sehingga bentuknya menyerupai ketimun laut Pada bagian anterior terdapat
mulut (oral) bertentakel yang berfungsi untuk mengambil, menghisap
partikel/makanan/larutan, sedangkan diposterior terdapat kloaka (aboral) untuk
mengeluarkan sisa-sisa makanan maupun air. Pada bagian anus dijumpai kelenjer seperti
getah (tubulus cuvier) yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Pernafasan teripang
menggunakan pernafasan pohon yang terletak di rongga kanan dan kiri atau bersebelahan
dengan sistem pencernaan. Alat kelamin dari teripang dekat dengan bagian mulut.
Pada umumnya kelas ini hidup pada suatu organisme adalah tempat organisme itu
hidup, atau tempat kemana seseorang harus pergi untuk menemukannya. Istilah habitat
banyak digunakan, tidak saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Umumnya istilah itu
diartikan sebagai tempat hidup sesuatu makhluk hidup Teripang mendominasi kehidupan
dasar laut dalam/palung hingga 905 sekalipun mayoritas tinggal di dasar laut beberapa
spesies dapat berenang. Teripang terdapat di seluruh samudera dunia dan bertugas
membersihkan pasir laut dari serpihan-serpihan endapan benda-benda/lumpur organik di
dasar laut maupun terumbu karang dengan cara menghisapnya, melumatnya dan
meninggalkan pasir yang telah di bersihkan. Teripang secara umum hidup di alam dengan
bergerombol, tetapi ada juga yang soliter.
Teripang secara umum dapat dideskripsikan sebagai salah satu anggota komunitas
organisme bentik yang sangat penting. Teripang merupakan komponen penting dalam
rantai makanan di padang lamun dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur
pakan (trophic levels) yang berperan penting sebagai pemakan.
Klasifikasi Holoturoidea antara lain:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Order : Aspidochirotida
Famili : Aspidochirotae
Genus : Holothuria
Spesies : Stichopus ananas
2. Bintang laut (Asteroidea)

Gambar 2.d.2. Morfologi Asteroidea (Suryanti, 2019)


Asteoidea merupakan kelas dari filum Echinodermata yang memiliki spesies
terbanyak yaitu 1.600 spesies. Memiliki lima lengan yang memanjang dari suatu
cakram pusat. Permukaan bagian bawah lengan itu terdapat kaki tabung yang yang
bertindak seperti suatu cakram penyedot selain itu kelas ini juga menggunkana
kaki tabungnya untuk menjeret mangsa seperti remis dan tiram. Pada ujung
kakinya terdpat sebuah bintik mata yang berfungsi untuk membedakan antara
yang terang dan gelap. Asteoidea memiliki bentuk tubuh oral (bagian tubuh
dengan mulut) dan aboral (bagian tubuh dengan anus). Sistem yang membentuk
kaki/lengan pada kelas ini disebut dengan sistem ambulacral yang terdiri dari
pembuluh darah air, kemudian kaki/lengan ini berfungsi sebagai alat gerak, untuk
menempel dan untuk menemukan makanan. Pada umumnya kelas ini memiliki
sebuah duri yang tumpul dan pendek, nah disekelilingnya terdapat duri kecil yang
termodifikasi disebut pedicelria yang berfungsi untuk menangkap makanan dan
melindungi tubuh dsri kototran, kemudina di dekat anus terdpat sebuah lubang air
yang disebut medreporit. Memiliki saluran cincin yang yang terletak di pusat
tubuh serta saluran radial yang merupakan cabang saluran cincin. Asteoidea
merupakan hewan yang memiliki jenis kelamin terpisah (dioseus), organ
kelaminnya berpasangan pada setiap lengan dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Berproduksi secara seksual dan aseksual dengan pembelahan secara fissiparity
yakni membelah dengan jalan fission atau penyekatan fisin pusat menjadi 2 bagian
kemudina memisah.
Pada umumnya bintang laut ditemukan di berbagai kawasan pantai semua laut
dan lautan dengan batas anatara 0-600 m, termasuk hewan yang hidup prnyrndiri,
sering hidup di bawah batu atau karang pada kedalaman 2-6 m dan di terumbu
karang pada kedalaman 33 m.
Secara ekologis bintang laut berperan dalam ekosistem terumbu karang,
umumnya sebagai pemakan detritus dan predator. Beberapa dari jenis bintang laut
adalah pemakan karang, namun hal ini tidak dianggap sebagaiancaman kerusakan
terumbu karang. Hewan pemakan terumbu karang berperan untuk mendaur ulang
kawan dan memasukkannya ke dalam siklus rantai makanan. Selain itu bintang
laut juga bisa dimanfaat dalam bidang medis, yaitu dapat dijadikan sebagai obat
asma dan radang sendi.
Klasifikasi bintang laut yaitu:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Order : Valvatida
Family : Oreasteridae
Genus : Protoreaster
Species : Protoreaster nodosus
3. Bintang ular (Ophiuroidea)

Gambar 3.d.3. Morfologi Asteroidea (Suryanti, 2019)


Ophiuroidea Hewan ini merupakan salah satu biota bentik (hidup di dasar) dan
mempunyai kebiasaan bersembunyi (dwelling habit). Bintang mengular
mempunyai kemiripan dengan bintang laut, karena mempunyai bentuk tubuh yang
bersimetri pentaradial. Tubuh berbentuk cakram, yang dilindungi oleh cangkang
kapur berbentuk keping (ossicle) dan dilapisi dengan granula dan duri-duri. Di
dalam tubuh (disk) terdapat berbagai organ seperti gonad, saluran pencernaan dan
sistem pembuluh air. Dari tubuh yang berbentuk cakram ini secara radial tumbuh 5
atau lebih tangan-tangan yang memanjang berbentuk silindris dan sangat fleksibel.
Tubuh Ophiuroidea berbentuk bola cakram kecil dengan lima lengan bulat panjang.
Dibagian lateral berduri, sedangkan di bagian dorsal dan ventral tidak berduri.
Lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama, masing-masing terdapat osikula silindris.
Lengannya panjang dan fleksibel karena adanya empat otot diantara osikula
silindris. Lengannya panjang dan fleksibel karena adanya empat otot diantara
osikula silindris. Pembuluh darah, sistem saraf, cabang-cabang sistem vaskular air
dan kaki ambulaklar kecil terdapat pada lengan tersebut. Hewan ini memiliki
rongga tubuh yang kecil dan di permukaan mulutnya terdapat madreporit.
Bintang mengu-lar ini ditemui pada semua laut dan lautan dengan batas
kedalaman antara 0 meter sampai 6720 meter. Pada umumnya biota ini hidup
mengelompok (agregasi) pada dasar laut, terutama pada dasar perairan yang terdiri
dari lumpur atau campuran lumpur dan pasir.
Bintang mengular memiliki peranan terhadap ekologi suatu perairan. Masing-
masing dari kelas tersebut memiliki peranan tersendiri terhadap ekologi laut.
Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki peranan
sebagai pelindung karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan.
4. Bulu babi (Echinoidea)

Gambar 4.d.4. Morfologi Echinoidea (Suryanti, 2019)


Echinodea umumnya memiliki tubuh berbentuk bola, padat dan tertutup test
endoskeletal atau cangkang yang terbuat dari lempeng sempurna tertutup. Memiliki
cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri. Tetapi ada pula yang
berbentuk pipih. Duri-durinya terletak berderet dalam garis-garis. Bulu babi tidak
memiliki lengan tetapi mereka memiliki lima deret kaki tabung yang berfungsi
dalam pergerakan yang lambat, memiliki otot-otot yang memutar duri-durinya yang
panjang yang berfungsi untuk membantu lokomosi dan memberikan sebuah
perlindungan. Mulut bulu babi dikelilingi oleh strukrtur serupa rahang yang sangat
kompleks dan beradaptasi dengan baik untuk memakn rumput laut.
Pada umumnya kelas ini berhabitat di daerah pesisir, tersebar di daerah intertidal
dangka hingga ke laut dalam. Echinoidea memiliki peranan cukup besar pada
ekosistem terumbu karang dan lamun, terutama peranannya dalam jaringan
makanan yang memiliki berbagai kedudukan, meliputi herbivora, karnivora,
ataupun sebagai pemakan detritus (Suryanti dan Ruswahyuni, 2014). Keberadaan
bulu babi terutama jenis Diadema setosum pada ekositem terumbu karang
memberikan pengaruh terhadap keseimbangan ekologi dan kelimpahannya
dipengaruhi oleh faktor-faktor oseanografi fisika, kimia, walaupun tidak
berpengaruh secara langsung.
Klasifikasi Echinoidea, yaitu antara lain:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Order : Cidaroidea
Famili : Diadematidae
Genus : Diadema
Spesies : Diadema setosum
5. Lili laut (Crinoidea).

Gambar 5.d.5. Morfologi Crinoidea (Suryanti, 2019)


Crinoidea memiliki lengan berbulu di sekitar mulut yang mengarah ke atas
dan merupakan hewan pemakan suspense, memiliki bentuk indah seperti bunga leli.
tangan seperti bulu unggas dan berwarna ungu (biasanya yang ditemukan perairan
dalam ), ada pula yang tidak bertangkai (feather star) hidupnya di perairan dangkal.
Mempunyai tangkai beruas-ruas berhubungan dengan bagian aboral dari calyx 1 m.
Tubuh terdiri dari: calyx (mangkok kecil ) tersusun dr plat kapur dan 5 bh tangan
yang dan lentur. Pada crinoid, tangan tersebut bercabang-cabang (lebih) pada
pangkalnya (tampak 10 tangan). Jenis lili laut beranekaragam kurang lebih 91 jenis
Tiap tangan dan cabangnya terdapat apendik beruas-ruas (pinnule). Deretan kaki
tabung pada lekuk ambulakral tersusun 3 buah kaki tabung yang menyatu
dipangkal.
Sistem Reproduksi pada kelas Crinoidea, melepaskan telur dalam air, tapi
beberapa menahan tetap pada pinnulae sampai menetas. Larva yang masih muda
sekali masih mendapat makanan dari kuning telur, tapi belum mempunyai mulut.
Setelah beberapa hari dapat hidup bebas dan menempel dengan akhir bagian
anterior dan kemudian berbentuk cangkir, lalu tumbuhlah lengannya. Beberapa
Crinoidea menyimpan telurnya dalam tubuh.
Pada umumnya Crinoidea hidup semua ekosistem laut. Namun ekosistem yang paling
tinggi terdapat pada terumbu karang di zona intertidal. Hewan ini mirip tumbuhan, karena
bentuknya menyerupai bunga lili,tempat hidupnya mulai dari daerah di bawah pasang surut
sampai ke laut dalam di atas 1.200 kaki.
E. RISET TERKAIT
Adapun yang menjadi riset terkait pada Phylum Echinodermata yaitu
berjudul Struktur Komunitas Echinodermata pada berbagai tipe habitat di daerah
intertidal pentai lakeba, kota Baubau Sulawesi tenggara, di tulis oleh WD. Syami
Tala, Kusrini, dan Jumiati, 2021.dengan nama jurnal kelautan Tropis Vol.24 (3): 333-
342.

Abstraknya
Echinodermata merupakan salah satu organisme yang mendiami daerah
intertidal yang memiliki peran ekologis penting bagi ekosistem laut, juga memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Struktur komunitas dan pola distribusi Echinodermata
pada daerah intertidal dapat memberikan gambaran mengenai kondisi komunitas
Echinodermata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan
pola distribusi Echinodermata di daerah intertidal Pantai Lakeba, Kota Baubau.
Struktur komunitas dan pola distribusi Echinodermata diamati menggunakan
metode transek kuadrat. Echinodermata yang ditemukan berjumlah 777 individu
yang terdiri atas 18 jenis dari 5 kelas. Echinodermata terdistribusi pada empat tipe
habitat yaitu habitat pasir, pasir yang ditutupi lamun, batu, dan batu yang ditutupi
alga. Echinodermata yang memiliki kelimpahan tertinggi adalah Ophiocoma
scolopendrina (Ophiuroidea) dan kelimpahan terendah adalah Maretia planulata,
Arachnoides placenta (Echinoidea), Holothuria scabra, H. leucospilota, Stichopus
horrens (Holothuroidea), dan Isocrinidae (Crinoidea). Keanekaragaman jenis
Echinodermata dikategorikan sedang (H’ = 1,42180), kemerataan jenis sedang (E =
0,49191) dan tidak ada jenis yang dominan dalam komunitas Echinodermata (D =
0,36601). Komunitas Echinodermata yang hidup di daerah intertidal pantai
dipengaruhi oleh faktor antropogenik.
F. INTEGRASI KEISLAMAN
Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal, umumnya terdapat di
terumbu karang dan padang lamun. Habitat hewan invertebrata ini dapat ditemui
hampir semua ekosistm laut. Lautan merupakan rumah bagi Filum. Echinodermata
Sebagaimana yang telah tercantum dalam surah An-Nahl 16: 14 sebagai berikut:
َ َُ َ ً َ ُ َ َ َّ ًّ َ ً َ ُ ُُ َ َّ َ َّ ُ
َ ُ َ
ََ‫رَِلتأكلواَ ِمنهََلحماَط ِرياَوتستخ ِرجواَ ِمنهََ ِحلي َةَتلبسونها‬ َ
َ ‫رَالبح‬ َ ‫َوه ََوَال ِذيََسخ‬
َ
َ ُ ُ َ ُ َّ َ َ َ َ َُ َ َ ‫كَ َم‬ َ ُ َ
َ َ‫رَ ِفي َِهَ َو ِلتبتغواَ ِمنََفض ِلهََولعلكمََتشكرون‬
ََ ‫اخ‬
ِ ‫و‬ َ ‫َوت َرىَالفل‬
Terjemahnya:
Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan
perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar
kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.

Ayat ke-14 dari surat An-Nahl ini menyebutkan tentang nikmat adanya laut
dan pengaruhnya dalam berbagai kehidupan manusia. Berbeda dengan hewan-
hewan darat yang memerlukan biaya dan usaha keras, nikmat yang terdapat dalam
laut dapat diambil tanpa biaya pengembangbiakannya. Laut mengembangbiakkan
berbagai ikan dan barang-barang berharga dan hiasan untuk manusia dapat
dikeluarkan dari dalam laut, begitu juga hewan yang termasuk ke dalam Filum
Echinodermata yang hanya kita dapatkan di lauat. Luas bumi lebih didominasi oleh
laut merupakan jalur transportasi paling murah baik untuk barang dan manusia.
Semua ini membutuhkan pengaturan dan kekuatan Allah. Sementara manusia
dituntut oleh Allah untuk memanfaatkan segala nikmat yang ada dengan baik dan
benar serta tidak lupa mensyukuri-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriansyah, M. Identifikasi echinodermata di pesisir Pulau Denawan, Kecamatan


Pulau Sembilan. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Vol. 3,
No. 1. 2018
Suryanti, S. Buku Ajar Bioekologi Phylum Echinodermata. 2019
Rahmadina. Taksonomi Hewan Invetebrata. Diktat. Medan : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sumatera Utara, 2018.
Rusyana, A. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Ciamis: Alfabeta, 2021.
Campbell, Neil A. & Jane B. Reece, Biologi, Jakarta: Erlangga, 2008.
Darsono, P. "Perilaku Perkawinan Bintang Laut Archaster Tpycus Echinodermata :
Asteroidea)". Oseana, Nomor 3 & 4 vol (11 - 17). 1998
RIWAYAT PENULIS

Nama : Rif’ah Amalia zain


Tempat, tanggal lahir : Selayar, 09 April 2003
Asal Daerah : Selayar
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Selayar

Nama : Nur Alam Mulia


Tempat, tanggal lahir : Makassar, 28 Januari 2003
Asal Daerah : Makassar
Asal sekolah : MAN 3 kota Makassar

Nama : Zahra
Tempat, tanggal lahir : Barabba, 28 September 2002
Asal Daerah : Raja Ampat
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Raja Ampat

Nama : Muh Irsan.M


Tempat, tanggal lahir : Bullukumba, 29 juli 2001
Asal Daerah : Bulukkumba
Asal sekolah : MAN 1 Bulukkumba

Nama : Bau Rasmiyanti


Tempat, tanggal lahir : Padang, 15 Mei 2003
Asal Daerah : Selayar
Asal sekolah : SMK Negeri 5 Selayar

Nama : Rahmadana
Tempat, tanggal lahir : Soppeng, 05 Desember 2002
Asal Daerah : Soppeng
Asal sekolah : SMA Negeri 6 Soppeng

Anda mungkin juga menyukai