LAPORAN PRAKTIKUM
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Zoologi Invertebrata yang
diampu oleh:
Dr. Yayan Sanjaya, M.Si.
Dra. Ammi Syuslami, M.Si.
Rini Solihat, Dr., M.Si.
disusun oleh :
Pendidkan Biologi B 2018
Kelompok 2
Hisyam Abdul Aziz (1800568)
Nurul Melani (1801285)
Esa Difny N. Nusantari (1804342)
Marika Ridha Fahrudiana (1804988)
Sholaita Sabila Rosa (1807041)
Elma Ainun R. (1807152)
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2019
Pukul : 09.30 s.d. 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan, FPMIPA UPI
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum Phylum Echinodermata ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui keanekaragaman hewan Echinodermata
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Echinodermata
3. Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri
4. Observasi dan mengidentifikasi ciri-ciri khas setiap classis
D. Landasan Teori
Echinodermata merupakan hewan yang kedudukannya lebih dekat
dengan Chordata. Ada beberapa fakta yang membuktikkan bahwa
Echinodermata lebih dekat dengan Chordata, yaitu: (1) adanya persamaan
pada tipe larva (tipe larva Echinodermata dan prechordata sama); (2) pola
perkembangan embrio Chordata sangat mirip dengan pola perkembangan
Echinodermata, yaitu: (a) anus berasal dari blastopora; (b) mulut dibentuk
oleh bagian stomodeum; (c) mesoderm berasal dari archenteron yang
mengalami evaginasi; (d) pusat susunan syaraf berhubungan dengan
ektoderm; (3) kerangka dalam dibentuk oleh lapisan mesodermal. Habitat
hewan ini adalah pantai dan laut sampai kedalaman kl. 366 m, bertindak
sebagai pemakan sampah-sampah laut.
Anggota-anggota filum Echinodermata dikelompokkan menjadi satu
filum karena memiliki karakteristik-karakteristik seperti berikut:
1. Tubuh tidak bersegmen, dewasanya bersimetri radial, larvanya bersimetri
bilateral, tubuhnya terbagi menjadi 5 belahan.
2. Terdiri dari 3 lapis (triploblastik), endoderm berasal dari bagian
mesoderm sehingga disebut endomesodermal.
3. Tidak mempunyai kepala.
4. Memiliki rangka dalam.
5. Mempunyai sistem saluran air.
6. Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang disebut enteroselus; selomnya
berisi sel-sel amoebosit, pada tingkat larva selom berfungsi sebagai
sistem saluran air.
7. Sistem pencernaan makanan biasanya lengkap.
8. Sistem respirasi terdiri dari insang kulit, kaki tabung (ambulakral),
respiratory tree, dinding tubuh, kloaka (kelas Holotrhuroidea), dan
bursae (kelas Ophiuroidea).
9. Sistem peredaran darah terbatas di dalam saluran selom (rongga tubuh).
10. Sistem syaraf terdiri atas cincin syaraf yang melingkari bagian oral,
bercabang-cabang ke arah radial. Organ sensoris kurang berkembang,
terdiri atas organ taktil, kemoreseptor, podia, ujung tentakel,
photoreseptor, dan statokist.
11. Ekskresi melalui sel amuboid.
12. Gonadnya berukuran besar.
13. Fertilisasi secara eksternal.
14. Larvanya dapat berenang bebas, pada beberapa jenis disertai
metamorfosis.
15. Daya regenerasinya tinggi.
No Alat Jumlah
1 Alat tulis 1 set
2 Buku catatan 1 buah
3 Kamera Handphone 1 buah
No Bahan Jumlah
1 Awetan basah 12 buah
2 Awetan kering 3 buah
F. Langkah Kerja
1. Pengamatan Awetan Basah dan Awetan Kering Echinodermata
2. Classis Asteroidea
a. Asterias sp.
Species ini memiliki 5 lengan (pentamer) tetapi kadang ada yang
memiliki 4 atau 5 lengan. Permukaan atasnya kasar, lengannya gemuk,
lebar di bagian dasar dan meruncing ke ujung tumpul. Mulut terdapat
dibagian ventral (oral) dan anus terdapat di bagian dorsal (aboral).
Madreporit Asterias biasanya berwarna merah muda dan terlihat dekat
tepi cakram. Ada beberapa baris kaki tabung di bagian bawah di kedua
sisi dari alur ambulakral di bagian tengah setiap lengan. Warna sisi
atas bervariasi, mulai dari cokelat muda, coklat, sampai ungu-
kemerahan dan bagian bawah biasanya berwarna coklat muda. Dekat
ujung pada bagian bawah setiap lengan terdapat bintik mata kecil.
Umumnya berumah dua,ada jantan dan betina. Fertilisasi eksternal,
telur berkembang menjadi larva bipinnaria, yang berlangsung selama
sekitar 3 minggu sebelum menetap dan metamorphosis. Larva Asterias
berenang bebas dan bentuknya simetri bilateral kemudian berkembang
menjadi Asterias dewasa yang bentuknya simetri radial. Bintang laut
ini termasuk classis Asteroidea, dapat ditemukan di perairan dangkal di
barat laut Samudera Atlantik dan Laut Karibia.
b. Pentaceros sp.
Species memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang
termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.
Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta
melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Seperti bintang laut
lainnya. Pentaceros bergerak dengan kontraksi otot yang dihasilkan
dengan cara memompa air masuk dan keluar dari kaki tabung. Ketika
kaki tabung penuh air, hal itu akan menyebar ke seluruh tubuh. Ketika
air ditarik, pusat kaki tabung juga ditarik, memberikan daya hisap
sehingga dapat menempel ke permukaan. Untuk melanjutkan, air
dipompa ke kaki tabung lagi untuk memperpanjang. Dengan
memompa air masuk dan keluar dari kaki tabung, bintang laut dapat
bergerak perlahan.Hewan ini sudah memiliki sistem pencernaan yang
lengkap dan memiliki organ kelamin jantan dan betina terpisah. Untuk
berkembang biak, individu betina menelurkan sejumlah besar telur
(lebih dari 2 juta telur) dan individu jantan mengeluarkan sperma ke
dalam air sekitarnya pada saat yang sama. Telur yang sudah
difertilisasi berkembang menjadi larva yang memiliki simetris tubuh
bilateral.
c. Linckia sp.
Species ini memiliki lima lengan yang berbentuk silinder. Hewan-
hewan ini mendapatkan warna mereka dari pigmen biru yang disebut
linckiacyanin dan beberapa karotenoid kuning. Kaki tabung berwarna
kuning. Bintang laut ini dapat tumbuh hingga 30 sampai 40 cm. Warna
bintang laut ini bervariasi tergantung pada rasio yang tepat dan
kombinasi dari pigmen-pigmen pada tiap individu.
Dalam pengamatan eksternal hewan ini nampak berjenis kelamin
sama, akan tetapi dapat ditentukan dengan mengamati gonad. Selama
proses kawin, gamet dilepaskan secara bebas ke air di atas hewan.
Bintang laut berkumpul dalam kelompok ketika mereka siap untuk
kawin, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan
pembuahan.perkawinan umumnya terjadi di musim panas. Larva
Linckia menghabiskan sekitar 28-30 hari di kolom air sebelum
menetap pada permukaan yang keras di karang dan bermetamorfosis
menjadi versi kecil dari bintang laut dewasa. Transformasi dari juvenil
menuju dewasa diperkirakan berlangsung sekitar pada usia 2 tahun.
Pada titik ini, mereka dianggap “dewasa mini” dan terus tumbuh
hingga mencapai panjang sekitar 30 cm.
Anggota genus Linckia ini diketahui hidup 10 tahun di alam liar.
Tingkat kematian tinggi pada penangkaran karena bintang laut ini
membutuhkan kondisi yang tepat dan perhatian terhadap aklimatisasi.
Bintang laut ini bersifat mobile dan soliter, sering ditemukan berlabuh
pada bebatuan, dan juga bersifat nokturnal, dapat ditemukan
bersembunyi di bebatuan pada siang hari. Bintang laut ini tidak
memiliki otak dan juga tidak memiliki jaringan sensorik yang jelas.
Namun, mereka sensitif terhadap sentuhan, cahaya, air yang
mengelilingi mereka, dan orientasi. Pediselaria pada bintang laut
membantu dalam sensasi sentuhan karena berfungsi untuk
membebaskan organisme dari endapan apapun. Kaki tabung berfungsi
sebagai kemoreseptor dan digunakan untuk mencari makanan.
Linckia adalah predator oportunistik dan pemakan bangkai/sampah.
Mereka membalikkan perut mereka dan mulai mencerna makanan
mereka secara eksternal. Bahan makanan termasuk hewan mati,
invertebrata kecil, dan detritus. Warna tubuh yang mencolok dapat
menarik perhatian predator. Seperti bintang laut lainnya, bintang laut
ini dapat menggunakan autonomi, memutus anggota badan untuk
menghindari predator. Bagian tubuh yang hilang dapat diregenerasi.
Linckia banyak ditemukan di perairan tropis Samudra Hindia dan
Pasifik, dari Samudra Hindia barat ke tenggara Polinesia. Biasanya
berada pada perairan dangkal, zona atas terumbu karang yang masih
terkena cahaya (fotik) dan pinggiran terumbu karang dalam suhu air
22-26 derajat celcius. Bintang laut ini sangat sensitif terhadap
perubahan suhu, kadar oksigen, dan pH.
d. Henricia sp.
Hewan ini merupakan genus besar bintang laut bersenjata. Hewan ini
memiliki simetri tubuh bilateral saat fase larva dan simetri radial saat
dewasa. Memiliki bentuk tubuh seperti bintang (aster), rangka dari
kapur dengan duri. Memiliki lima tangan (pentamer). Dilengkapi
dengan celah ambulakral (bagian yang berlekuk) seperti oral. Sehingga
ia masuk ke dalam classis Asteroidea. Memiliki oral dan aboral.
Spesies ini memiliki permukaan tubuh bagian atas (aboral) licin seperti
sabun, memakan fitoplankton dan beberapa jenis plankton lainnya.
3. Classis Ophiuroidea
a. Ophiothrix sp.
Species ini memiliki rangka internal yang terbuat dari kalsium
karbonat, bentuk tubuh seperti bintang ular mirip Asteroidea.
Memiliki lima lengan yang panjang,langsing, fleksibel, berbentuk
seperti cambuk yang menempel pada cakram pusat yang disebut calyx.
Ophiothrix memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada
kerongkongan pendek dan perut besar, serta buntu yang menempati
setengah cakram. Ophiothrix tidak memiliki usus maupun anus.
Pencernaan terjadi di perut. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf utama
yang bekerja di sekitar cakram utama. Ophiothrix tidak memiliki mata,
atau sejenisnya. Tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk
merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis. Pembuluh dari
sistem vaskular air berakhir di kaki tabung. Kaki tabung ini tidak
memiliki penghisap dan ampulla. Ophiothrix memiliki kemampuan
untuk meregenerasi kaki yang putus. Ophiothrix menggunakan
kemampuan ini untuk melarikan diri dari predator, seperti cicak, yang
mampu memutuskan ekor mereka untuk membingungkan pengganggu.
Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di
sekitar mulut, alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi
(gonad). Ophiothrix merupakan genus anggota classis Ophiuroidea,
memiliki warna yang cukup bervariasi mulai dari violet, ungu atau
merah sampai kekuningan atau abu-abu pucat, dapat ditemukan pada
perairan besar di dasar laut pada kedalaman lebih dari 500 m, dari
kutub sampai tropis.
b. Ophiura sp.
Species ini memiliki tubuh seperti bola cakram kecil dengan 5 buah
lengan bulat panjang. Ophioderma memiliki kaki tabung tanpa
pengisap, dan tidak berfungsi sebagai alat gerak, melainkan bertindak
sebagai alat sensoris dan membantu sistem respirasi. Tidak memiliki
pediselaria dan anus. Mulut terletak di pusat tubuh dan di sekeliling
mulut terdapat lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai
rahang. Makanannya berupa bangsa udang, mollusca, dan serpihan
organisme lain atau sampah. Alat pencernaan terdapat dalam bola
cakram. Lambung berbentuk kantung. Tidak memiliki sekum atau
anus. Organ respirasi terdiri dari lima pasang kantung bursae yang
berfungsi juga untuk menerima saluran gonad. Jenis kelamin terpisah,
dan melakukan fertilisasi eksternal serta habitatnya di laut dangkal-
dalam, bersenbunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut,
menguburkan diri dalam lumpur atau pasir, dan termasuk hewan
nokturnal.
c. Ophioderma sp.
Species ini memiliki tubuh seperti bola cakram kecil dengan 5 buah
lengan bulat panjang. Ophioderma memiliki kaki tabung tanpa
pengisap, dan tidak berfungsi sebagai alat gerak, melainkan bertindak
sebagai alat sensoris dan membantu sistem respirasi. Tidak memiliki
pediselaria dan anus. Mulut terletak di pusat tubuh dan di sekeliling
mulut terdapat lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai
rahang. Makanannya berupa bangsa udang, mollusca, dan serpihan
organisme lain atau sampah. Alat pencernaan terdapat dalam bola
cakram. Lambung berbentuk kantung. Tidak memiliki sekum atau
anus. Organ respirasi terdiri dari lima pasang kantung bursae yang
berfungsi juga untuk menerima saluran gonad. Jenis kelamin terpisah,
dan melakukan fertilisasi eksternal serta habitatnya di laut dangkal-
dalam, bersenbunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut,
menguburkan diri dalam lumpur atau pasir, dan termasuk hewan
nokturnal.
4. Classis Echinoidea
a. Colobocentrotus sp.
Hewan ini merupakan classis Echinoidea. Dimana memiliki simetri
tubuh bilateral saat fase larva dan simetri radial saat dewasa. Tidak
memiliki tanga-tangan, bentuk bulat seperti cakram atau globular,
setiap duri yang menutupi permukaan tubuh merupakan bentuk kristal
dari CaCO3 yang ujung pangkalnya agak melebar tempat sendi dengan
tuberculum. Pangkal duri itu terikat dengan otot sehingga duri dapat
digerakkan. Ordo Echinoida ini tonjolan pada tempurungnya tidak
berpori, alur tempat insangnya dangkal.
b. Echinarachnius sp.
Echinarachnius ditemukan di zona intertidal dan sedikit lebih dalam.
Mereka masuk ke dalam liang pasir untuk berlindung dan untuk
mencari makanan. Seluruh cangkang ditutupi dengan duri. Duri di
bagian bawah tubuh (oral) memungkinkan untuk menggali atau
perlahan-lahan merayap ke dalam pasir. Rambut halus seperti silia
menutupi duri kecil. Sementara menggali, mereka menggunakan duri
silia tertutup mereka untuk memindahkan substrat ke mulut mereka.
Mereka biasanya memakan plankton kecil dan ganggang.Lubang-
lubang yang terdapat pada cangkang memungkinkan kaki tabung untuk
menonjol. Kaki tabung berfungsi untu respirasi. Selain itu, kaki tabung
ini juga membantu dalam memindahkan makanan ke mulut, serta
menggali.
c. Diadema sp.
Species ini memiliki bentuk bulat dan berduri seperti landak dan
memiliki pentamerism. Ukuran Diadema dewasa dapat mencapai 500
mm. Diadema memiliki duri tipis berukuran 300-400 mm. Diadema
merupakan hewan dioecious (jenis kelamin terpisah). Reproduksinya
musiman dan fertilisasi eksternal. Sel telur dan sperma dilepaskan ke
dalam air di mana mereka dibuahi dan berkembang menjadi larva
echinopluteus. Diadema adalah genus dari landak laut dari familia
Diadematidae dan merupakan salah satu yang paling melimpah di
alam.
d. Arbacia punctulata
Arbacia memiliki tubuh yang dipenuhi duri serta tidak mempunyai
celah ambulakral oleh karena itu hewan ini masuk kedalam classis
Echinoidea. Hewan ini memiliki lima lengan (pentamer), hewan dari
classis ini biasanya disebut sebagai landak laut. Arbacia memiliki
bentuk tubuh bulat, dan memiliki area tubuh yang disebut tes yang
dapat berkembang dengan diameter sekitar 3-5 cm, dengan simetri
tubuh radial, serta memiliki oral dan aboral. Hewan ini memiliki kaki
tabung yang tersebar di seluruh tubuhnya, kaki tabung ini digunakan
sebagai alat gerak mereka. Landak laut juga memiliki struktur unik
yang disebut sebagai lentera Aristoteles, struktur ini terbuat dari lima
lempeng keras yang bergerak bersama-sama seperti paruh. Mereka
menggunakan paruh ini seperti struktur untuk mengikis batuan yang
terdapat ganggang. Mereka memiliki mulut di bagian bawah dan anus
di bagian atas hewan. Sudah dapat dibedakan mana jantan dan betina.
Larva dari hewan ini menetas dan memiliki bentuk tubuh dengan
simetri bilateral kemudian mengalami perubahan bentuk tubuh ketika
mengalami pertumbuhan, sehingga memiliki bentuu tubuh radial.
Species ini bermanfaat bagi kehidupan manusia, sebagai sumber
makanan dengan kandungan protein tinggi, namun beberapa species.
Arbacia juga dapat menyebabkan keracunan.
e. Strongylocentrotus sp.
Habitat Strongylocentrotus terutama ditemukan pada zona intertidal
rendah. Species ini memiliki tubuh bulat yang terdiri dari tes radial
simetris, atau shell, ditutupi dengan duri besar. Tes itu sendiri
berdiameter sekitar dari 50mm dan pada beberapa kesempatan dapat
mencapai 100mm. Sisi oral biasanya sisi menghadap substrat (bawah).
Sedangkan sisi aboral biasanya menghadap pengamat (atas). Individu
jantan dan betina adalah monomorfik, mereka tidak secara fisik
dibedakan satu sama lain. Bulan-bulan reproduksi utama Landak laut
ini mencapai kematangan seksual pada usia dua tahun. Setelah matang
secara seksual, jantan dan betina melepaskan gamet mereka ke laut di
mana pembuahan terjadi. Telur yang telah dibuahi kemudian
mengendap dan mulai tumbuh menjadi dewasa. Setelah telur dibuahi
dan mengendap ke substrat, landak laut mulai berkembang. Jenis
kelamin biasanya terpisah, namun beberapa ada yang hermaprodit.
Hewan ini merupakan suatu organisme sosial dan independen. Mereka
tidak cenderung hidup dalam koloni, tidak juga selalu hidup sendiri.
Umumnya hidup menetap, namun biasanya memiliki kemampuan
bergerak menggunakan kaki tabung untuk mendorong dan menarik diri
bersama. Tindakan ini berkoordinasi dengan gerakan duri sehingga
landak laut ini dapat berpindah. Gerakan ini biaanya sangat lambat.
Strongylocentrotus terutama memakan ganggang. Kaki tabung, duri,
pediselaria digunakan untuk meraih makanan dan memasukkannya
dalam mulut. Mulutnya terdiri dari rahang yang kuat yang disebut
lentera Aristoteles.
5. Classis Holothuroidea
a. Holothuria sp.
Holothuria memiliki tubuh bertekstur lembut, termasuk classis
Holothuroidea. Letak mulut dan anus terpisah di kedua ujung tubuh
hewan ini. Mulut dikelilingi oleh kaki tabung dimodifikasi yang
membentuk cincin tentakel dan sudah memiliki sistem pencernaan yang
lengkap. Hewan ini aktif di malam hari dan mereka mencari makanan
dengan cara merayap di dasar laut. Hewan ini memiliki fase larva yang
memiliki simetri tubuh bilateral. Sudah dapat dibedakan antara jantan
dan betina.
b. Thyone sp.
Habitat dari hewan ini biasanya di dasar laut selain itu hewan ini
biasanya berlindung di dalam pasir dan kerikil. Hewan ini berbentuk
seperti teripang berbentuk cerutu, dengan dilengkapi kaki tabung yang
tersebar d seluruh tubuh, pada bagian anterior terdapat mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Tentakel tersebut dikeluarkan ketika. Thyone
memasukan makanan ke dalam mulutnya, kemudian dimasukkan
kembali ketika tidak makan. Permukaan tubuh dibagi menjadi lima
wilayah ambulacral dengan lima alur interambulacral dangkal di antara.
Secara internal ada lima band otot yang membentang di sepanjang
ambulakral dan ada otot melintang.
c. Actinopyga sp.
Hewan ini merupakan classis Holothuroidea. Memiliki simetri tubuh
bilateral saat fase larva dan simetri tubuh radial saat dewasa. Bentuk
tubuh lonjong atau memanjang arah oral-aboral. Dinding tubuh berotot
dengan butir-butir kapur, mempunyai tentakel di sekitar mulutnya.
Hewan ordo Aspidochirota ini memiliki jumlah tentakel 20 buah, kaki
tabung banyak dan tampak jelas, serta mempunyai respiratory tree.
I. Diskusi dan Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies
yang anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban :
Ya, tubuhnya umumnya radial simetri saat dewasa, dan bilateral simetris
saat masih larva, triploblastik, tidak ada yang mikroskopis, permukaan
tubuhnya tertutup rangka kapur dan berduri, tubuh pentamer (terbagi atas
lima bagian), mempunyai mulut (oral) dan anus (aboral), daya
regenerasinya cukup tinggi.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
Phylum Echinodermata, lengkapi table berikut ini:
Phylum Echinodermata
Tractus digestivus ( saluran pencernaan makanan) dimulai dari
mulut yang berbentuk pentagonal yang disebut actinostoma.
Pencernaan makanan
Saluran pencernaan makanan terdiri atas mulut- peristoma-
esofagus- ventrikulus -intestinum- anus.
Tidak memiliki organ-organ ekskresi khusus, sisa-sisa
Ekskresi metabolism akan diambil oleh amoebocyte (sel-sel amoeboid)
dan dibuang secara difusi melalui dermal branchia.
Alat respirasi berupa insang, papula atau kaki tabung. Papula
merupakan organ respirasi utama, pertukaran gas terjadi
Pernapasan diantara air laut dan cairan tubuh dari insang-insangnya.
Dinding yang tipis, kaya akan percabangan dan bagian-bagian
tubuh lembab, juga bertindak sebagai organ-organ respirasi.
Sistem saraf sederhana dan bertipe primitive, terbentuk dari
serabut saraf dan jaringan saraf yang berhubungan erat dengan
epidermis. Sistem saraf terdiri atas 4 unit yang terdapat pada
Sistem saraf level berbeda di dalam siklus dan lengan. Proses stimulus-
respon : Stimulus → sel sensoris → t.s trans → t.s radial →
cincin saraf → Respon → t.s radial → t.s trans → efektor
Organ reseptornya yaitu bintik mata.
Kebanyakan berumah dua, namun ada juga yang hemaprodit.
Fertilisasi eksternal dan memiliki bentuk larva.
Asreroidea : 2 bentuk larva, bipinaria→brachiolaria
Reproduksi Ophiuroidea : larva pluteus
Echinoidea : larva pluteus
Holothuroidea : larva auricularia
Crinoidea : larva doliolaria
J. Kesimpulan
1. Classis yang dibahas dari phylum Echinodermata adalah classis Crinoidea,
classis Asteroidea (Linkhia sp., Asteria sp., Pentaceros sp., Henricia sp.),
classis Ophiuroidea (Ophiura sp, Ophiuderma sp., Actinopyga sp.), classis
Holothuroidea (Thyone sp., Holothuria sp.), dan classis Echinoidea
(Arbacia punctula, Diadema sp. Echinarachius sp., colobocentrotus sp.,
strongyiocentrotus sp.).
2. Phylum ini beranggotakan hewan-hewan yang bersel banyak atau
multiseluler, triploblastic yang dikenal sebagai hewan berkulit duri sebab
permukaan tubuhnya tertutup rangka kapur dan berduri. Tubuh simetris
radial dan biasanya tubuh terbagi atas lima bagian (pentamer). Sudah
memiliki alat pencernaan makanan dari mulut (bagian oral) sampai anus
(bagian aboral), dan sistem reproduksi. Daya regenerasi cukup tinggi.
Semua hewan yang termasuk phylum ini hidup di laut.
3. Crinoidea tubuh pentamer, lengan bercabang seperti bentuk bulu ayam dan
biasanya mempunyai tangkai untuk melekat. Asteroidea bentuk seperti
bintang (Aster), tubuh terbagi lima tangan (pentamer). Dilengkapi dengan
celah ambulakral (bagian yang berlekuk) sebelah oral. Pada ujung tangan
terdapat bitnik mata dan tentakel. Ophiuroidea tubuh pentamer dengan
tangan-tangan yang panjang dan ramping serta mudah dgerakkan. Tidah
memiliki celah ambulakral. Echinoidea tidak mempunyai tangan-tangan,
bentuk seperti cakram atau globular rangka dari keeping-keping kapur dan
umumnya berduri. Holothuroidea bentuk tubuh lonjong atau memanjang
arah oral-aboral. Dinding tubuh berotot dengan butir butir kapur,
mempunyai tentakel di sekililing mulut.
4. Pada classis Crinoidea mempunyai lengan bercabang. Classis Asteroidea
memiliki lima tangan (pentamer), dan memiliki celah ambulakral. Classis
Ophiuroidea memiliki tangan-tangan yang panjan. Classis Echinoidea tidak
memiliki tangan umunya berduri. Classis Holothuroidea bentuk tubuh
lonjong atau memanjang dan tubuhnya lunak.
DAFTAR GAMBAR