Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

DERMATOGLIFI
Dosen : Dr. Harini Nurcahya, MSI

Oleh :

Widayati Ananda Junaischa


183112620150046

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA

2018
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap manusia di dunia ini pasti berbeda. Salah satunya adalah bentuk garis-
garis pada jari, atau yang lazim kita sebut sebagai “sidik jari”, karena bersifat unik,
setiap orang yang hidup di bumi mempunyai bentuk sidik jari berlainan. Karena sifat
unik inilah, sidik jari dijadikan sebagai salah satu bukti identitas seseorang yang
berlaku secara internasional. Ternyata sidik jari baru mulai diperhatikan pada akhir
abad ke-19. Berawal dari tulisan seseorang ilmuwan Inggris Henry Faulds pada 1880
yang menyatakan bahwa sidik jari orang-orang tak berubah sepanjang hayat mereka,
dan bahwa terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidik jari yang mereka
tinggalkan di permukaan benda sepertikaca. Sidik jari merupakan identitas pribadi
yang tak mungkin ada yang menyamainya. Sidik jari merupakan struktur genetika
berbentuk rangka yang sangat detail pada diri manusia dan tidak dapat dihapus atau
diubah sampai kapanpun. Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang
parallel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan, dan telapak kaki.
Dermatoglifi pada setiap orang tidak mungkin persis sama, tetapi bersifat sangat stabil
dan tidak berubah sepanjang hidup kecuali bila trejadi kerusakan yang sangat parah
sampai lapisan sub dermis. Dermatoglifi merupakan gambaran rigi-rigi kulit (crista
cutanea), yang terdapat pada permukaan kulit yang tidak berbulu, pada anggota badan
yang untuk menggenggam seperti jari dan telapak tangan manusia dan telapak kaki.
Pada manusia sidik jari terbentuk dimulai dari minggu ke 8 sampai minggu ke 16
setelah pembuahan. Perbedaan pola sidik jari dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya hormon, jenis kelamin, faktor lingkungan dna kromosom.
Dari pola sidik jari dapat diketahui penyakit turunan yang disebabkan oleh
faktor genetis. Kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifi antara lain trisomi
13, 18 dan 21 (sindrom down), sindrom turner, sindrom klinefelter dan sindrom cry-
du-cat. Dari kelainan sidik jari tersebut sudah banyak dilakukan penelitian di bidang
genetika untuk mengetahui pola sidik jari yang paling banyak ditemui pada faktor
genetis, seperti pada penyakit diabetes mellitus, obesitas, sindrom down, skizofrenia,
disseleksia, bahkan sekarang sidik jari sudah berkembang di bidang lain seperti dalam
pembuatan e-ktp yang baru dibuat di indonesia (padahal sudah lama digunakan oleh
negara maju), untuk mengetahui bakat anak, bahkan di bidang kriminal dan untuk
identifikasi jika terjadi kecelakaan yang mana jika wajah korban susah dikenali, maka
bisa diliat dari sidik jari korban.
Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah dan nyaman untuk dipakai sebagai
identifikasi karena sifat yang dimiliki sidik jari antara lain :
1. Perennial Nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat
pada kulit manusia seumur hidup.
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah kecuali
mendapatkan kecelakaan yang serius.
3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang

Ada empat pola dasar dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu diketahui,
yakni whorl atau swirl, arch, loop, dan triradius. Selain itu hanyalah variasi dari
kombinasi keempat pola ini. Setiap orang mungkin saja memiliki whorl, arch, atau
loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda, mungkin sebuah triradius pada
gunung dari luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang
mempunyai dua whorl atau loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga
ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari. Adapun pola dermatoglifi
berdasarkan klasifikasi galton dibedakan atas 3 pola dasar yakni sebagai berikut :

1.Arch

merupaka pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa
garis-garis melengkung seperti busur. Ada 2 macam pola arch yaitu palin arch dan
tented arch. Sekitar 10% sidik jari manusia berpola arch.

2. Loop

merupakan dermatoglifi berupa alur garis2 sejajar yang berbalik 1800.


Pada dasarnya ada 2 macam loop yaitu loop ulna dan loop radial sedangkan pada
kaki loop tibial dan loop fibular.
3. Whorl

merupakan pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang memutar
berbentuk pusaran. Ada 4 macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket
whorl, double loop dan accidental whorl

Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi sidik jari melalui pemeriksaan
TRC dan ATD.
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
• Tinta hitam
• Kaca
• Rol cat
• Lembar data
• Penggaris dan busur
• Alat tulis

Cara Kerja
1. Pola sidik jari tangan dan telapak tangan dibuat pada kertas yang telah ditentukan
dengan menggunakan tinta yang telah disediakan.
2. Pola sidik jari setiap jari ditentukan, jumlah sulur setiap jari dan total hitung
sulurnya dihitung, serta derajat sudut ATD setiap telapak tangan dan rata-ratanya
ditentukan.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Sidik jari tangan kanan Gambar 2. Sidik jari tangan kiri

Gambar 3. Sidik jari telapak tangan

B. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa pola sidik kesepuluh jari
tangan adalah rata pola Radial loop. Setelah melihat hasil yang didapatkan, dapat
disimpulkaj bahwa
TRC tangan kanan 73
TRC tangan kiri 61
Total keseluruhan 134
Sesuai dengan metode, bahwa dinyatakan normal. Karena sesuai dengan nilai
normal wanita yaitu berkisar 127-144

Sedangkan untuk telapak tangan di dapati hasil:


Tangan kanan 42o
Tangan kiri 48o
Total keseluruhan 45O
Sesuai dengan metode, bahwa dinyatakan normal karena sesuai dengan nilai
normal yaitu berkisar 35-50
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa pola sidik jari dan telapak tangan serta
kaki mempunyai hubungan erat dengan berbagai penyakit keturunan seperti misalnya
diabetes melitus. Namun hasil yang didapati pada percobaan dapat dikatakan normal
karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Saran
Pada praktikum ini, praktikan diharapkan untuk fokus dalam menghitung sulur.
Karena diperlukan ketelitian yang tepat untuk menghitung sulur
DAFTAR PUSTAKA

Camin, Y. R., Widowati R., Nurcahya H. 2016. Penuntun Genetika Praktek. Universitas
Nasional: Jakarta
Campbell, 1998. Fingerprints & Palmar Dermatoglyphics.
Soepriyo, A. 1989. Dermatoglifik ensiklopedi nasional Indonesia 4. Cipta Adi Pusaka,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai