Anda di halaman 1dari 16

DERMATOGLIFI

I.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari sendiri, menentukan pola
darisidik jari tersebut, menghitung jumlah sulur dari sidik jari tersebut, menghitung
frekuensidari pola sidik jari tersebut dan menghitung sudut ATD.

II. Metodi Pemeriksaan


Pola sidik jari tangan dan telapak tangan dibuat pada kertas yang telah ditentukan
dengan menggunakan tinta yang telah disediakan. Kemudian pola sidik jari setiap jari
ditentukan, jumlah sulur setiap jari dan total hitung sulurnya dihitung, serta derajat sudut
ATD setiap telapak tangan dan rata-ratanya ditentukan.
III.

Dasar Teori
Sidik jari memiliki suatu orientasi dan struktur periodik berupa komposisi dari
garis-garis gelap dari kulit yang naik (ridges) dan garis-garis terang dari kulit yang turun
(furrows) yang berliku-liku membentuk suatu pola yang berbeda-beda. Walaupun garisgaris alur tangan terbentuk berbeda-beda, tetapi sifat-sifat khusus dari sidik jari yang
disebut dengan minutiae adalah unik untuk setiap individu. Ciri-ciri ini membentuk pola
khusus yang terdiri dari terminasi atau percabangan dari alur. Untuk memeriksa apakah
dua sidik jari berasal dari jari yang sama atau bukan, para ahli mendeteksi minutiae
tersebut. Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis (AFIS) akan mengambil dan
membandingkan ciri-ciri tersebut untuk menentukan suatu kecocokan.
Dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai gambaran sulur-sulur
dermal yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki.
Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari
tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang
atau berpijak sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan
proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke11 kehamilan. Sel-sel kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi episermis.
1. Bentuk Pokok Sidik Jari
Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkuatn (loop), dan lingkaran (whorl).
Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapaa sub-group yaitu bentuk busur
terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi Ulnar loop
dan Radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Central
pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl. Perbedaan utama dari

ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik
jarinya.

a.

Loop (Sangkuatan)
Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi
lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara
delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kearah sisi semula. Syarat-syarat
(ketentuan) Loop:
Mempunyai sebuah delta.
Mempunyai sebuah core.
Ada garis melengkung yang cukup.
Mempunyai bilangan garis (Ridge Counting)> = 1
Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali ke arah sisi semula.
Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan

jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali
b.

ke arah sisi semula.


Arch (Busur)
Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu
sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan
bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari:
Plain Arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis dating dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang

naik ditengah.
Tented arch (Tiang Busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis
tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.

c.

Whorl (Lingkaran)
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis
melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari
Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.

2. Titik Fokus ( Focus Point )


Keberadaan titik fokus didalam sidik jari akan berperan penting dalam menentukan
termasuk klasifikasi apa sidik jari tersebut. Dalam pengklasifikasian dikenal dua jenis
titik fokus yaitu delta yang merupakan titik fokus luar (outer terminus) dan core yang
merupakan titik fokus dalam (inner terminus). Tidak semua sidik jari memiliki titik
fokus tergantung jenis/klasifikasi dari sidik jarinya.
a.

Core (inter terminus) titik fokus dalam

Core adalah titik tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan
terjauh dari delta. Dapat dikatakan bahwa core merupakan titik tengah atau pusat dari
lukisan sidik jari. Dalam menentukan letak core berlaku beberapa ketentuan dibawah
ini :
1.

Core ditempatkan pada garis sangkutan (loop) yang posisinya terletak paling

dalam.
2.

Apabila garis sangkutan yang terdalam tidak berisi garis-berakhir atau garis-pendek

yang naik sampai setinggi bahu sangkutan core ditempatkan pada bahu sangkutan yang
posisinya terletak lebih jauh dari posisi delta.
3.

Apabila sangkutan terdalam berisi n (ganjil) buah garis-berakhir yang naik sampai

bahu sangkutan core ditempatkan pada ujung garis yang paling tengah.
4.

Apabila sangkutan terdalam berisi n (genap) buah garis-berakhir yang naik sampai

ke bahu loop core ditempatkan pada ujung garis yang posisinya paling tengah dan
terletak paling jauh dari dari posisi delta.

Namun pada prakteknya letak core tidak selalu dapat ditentukan dengan aturan-aturan
yang telah disebutkan diatas. Ada dua kasus yang pada umumnya dapat mengaburkan
dalam menentukan letak core ini. Kasus yang pertama adanya garis tambahan
(appendage). Munculnya appendage ini dapat merusak garis sidik jari bila appendage
tersebut muncul disuatu garis sidik jari yang letaknya berada pada daerah melengkung
antara bahu garis sangkutan. Apabila appendage ini akan dianggap sebagai garis berhenti
bagi sangkutan yang tepat berada diluarnya. Kasus yang kedua adalah adanya garis loop
yang terdalam (garis sangkutan) yang saling memotong satu sama lain (inter locking
loop). Pada kasus ini kedua garis sangkutan yang saling memotong tersebut dianggap
sebagai salah satu sangkutan dimana garis di dalamnya seakan-akan merupakan garis
yang naik sampai setinggi bahu loop.
b.

Delta (outer terminus) titik fokus luar.

Delta dalam pengertian sehari-hari adalah gugusan yang terdapat pada muara sungai air
yang mengalir ke laut atau danau selalu membawa Lumpur dan batu sehingga lama
kelamaan terbentuk suatu gugusan pulau yang disebut delta. Delta yang sebenarnya
pada sidik jari adalah titik/garis yang terdapat pada pusat perpisaan garis type lines. Delta
merupakan titik fokus yang terletak didepan pusat berpisahnya garis pokok (type lines).
Garis pokok lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis
yang berjajar (paralel) dan memisah serta (cenderung) melingkupi pokok lukisan
(pattern area). Pokok lukisan adalah daerah/ruangan putih yang dikelilingi oleh garis
type lines yang mana ruangan tersebut merupakan tempat lukisan garis sidik jari. Pada
kenyataannya tidak semua sidik jari memiliki delta tetapi ada juga sidik jari yang
memiliki lebih dari satu delta.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menentukan posisi delta, yaitu:
a.
b.

Delta tidak boleh ditempatkan pada garis membelah yang tidak terbuka kearah core.
Apabila harus memilih antara garis membelah dan kemungkinan delta, maka garis

membelah yang dipilih.


c.
Apabila terdapat dua atau lebih garis-garis yang memenuhi syarat delta maka pilih
d.

yang terdekat dengan core.


Delta tidak boleh ditempatkan di tengah-tengah garis yang berada di antara garis pokok
tetapi harus ditempatkan pada ujung garis yang terdekat letaknya dengan pusat
berpisahnya garis pokok.

(3) Ridge Counting


Ridge counting merupakan bilangan garis yang menyentuh atau melintasi garis bayangan
yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk dalam penghitungan

bilangan garis). Garis-garis yang kelihatannya sangat halus (tipis) dicelah-celah garisgaris yang tebal disebut insipientridge, dan garis ini tidak ikut dihitung karena biasanya
tidak selalu ada. Sedangkan, bagaimanapun kecilnya ukuran sebuah titik(dot), garis
pendek (short ridge) harus diperlakukan garis sidik jari yang ikut dihitung, apabila sama
tebalnya dengan garis-garis yang lain.
(4) Rumus Sidik Jari (Classification Formula)
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian, rumus
jari digunakan sebagai cara untuk menidentifikasi seseorang. Karena sidik jari
merupakan bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun
akan berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari (classification formula ) merupakan
pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interprestasi
mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis.
Sumber referensi pendukung:

Campbel, Neil A. dkk. 2002. Biologi Edisi Ke-V Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Suryo, 1996. Genetika. Jakarta. Depdikbud.

Dermatoglifi atau studi sidik jari telah digunakan untuk identifikasi pelaku-pelaku
kejahatan sejak lama, dan akhir-akhir ini pemakaiannya telah diperluas untuk kedokteran
klinik. Dalam bidang genetika dermatoglifi sangat penting, terutama pada penyakit
kromosom. Di samping itu pada cacat mental sering menunjukkan pola sidik jari yang
khas (Siswosudarmo, 2009).
Dermatoglifi merupakan lipatan kulit tersusun atas alur-alur di mana karakteristik
variabelnya tidak sama pada masing-masing individu (Rafiah, 1990). Pemakaian
dermatoglifi terbatas hanya untuk ciri ciri permukaan kulit yaitu pada telapak tangan
dan kaki, serta beberapa daerah di bagian ekor (Rafiah dan Abinawanto, 1988). Pada
dasarnya, dermatoglifi pada manusia dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu sidik jari
tangan ( finger print ), sidik telapak tangan (palm print), dan sidik jari kaki ( foot print )
(Olivier, 1969). Sidik jari merupakan salah satu manifestasi genetis yang pewarisannya
secara poligenik, yang lebih stabil dan lebih sesuai untuk studi populasi daripada sifat
sifat monogenik, seperti golongan darah misalnya (Rahmawati, 1999). Ciri ciri ini atau
pola dasarnya tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan perubahan lingkungan, jadi tidak
akan berubah selama hidup.
Dermatoglifi sangat khas pada setiap individu. Antara satu orang dengan yang lainnya
tidak mungkin memiliki gambaran yang sama persis, bahkan pada saudara kembar
sekalipun. Pada seseorang juga tidak mungkin ditemukan pola yang sama satu dengan
yang lain di antara kesepuluh jarinya sendiri. Di bidang kedokteran, dermatoglifi dapat
dipakai untuk membantu menentukan diagnosa suatu penyakit. Dermatoglifi merupakan
suatu manifestasi genetik yang dikendalikan oleh polygenic, dimana pola dasarnya tidak
akan berubah selama hayatnya. Perubahan hanya terjadi pada ukuran sulur, yang
berlangsung sejalan dengan perkembangan tangan dan kaki. Variasi pola dermatoglifi
satus spesies berbeda dengan spesies lain dan menunjukkan kekhasan pada setiap spesies
tersebut
Dermatoglifi (Sidik jari) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah
tersentuh dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak
tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung jari dan kulit bagian dari
telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut
terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur
yang membentuk lukisan tertentu. Kulit tapak terdiri dari 2 lapisan :

1. Lapisan dermal adalah kulit jangat/kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang
menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak
2. lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar/garis papilar. Garis inilah yang menjadi
perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan perbandingan sidik
jari.
Jenis sidik jari dibagi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa
menggunakan alat Bantu.
2. Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung
tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih dahulu
supaya dapat nampak lebih jelas.
3. Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak seperti
sabun, gemuk, permen, cokelat.
Sedangkan untuk sidik jari yang mengalami kerusakan atau cacat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Cacat sementara adalah cacat pada bagian kulit luar (epidermal) dan garis yang
cacat/rusak tersebut dapat sembuh kembali seperti semula.
2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis yang sampai
lapisan dermal.
Sidik jari yang cacat tetap atau sementara biasanya tidak akan mempengaruhi
identifikasi terhadap jari kecuali apabila sidik jari rusak sama sekali.
Ada tiga dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi (ilmu sidik jari), yaitu:
1. Sidik jari setiap orang tidak sama.
2. Sidik jari manusia tidak berubah selama hidup.
3. Sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis.
Ketiga dalil yang telah dicetuskan oleh Sir Francois Galton (1822-1916)
didasarkan pada hasil penelitian terhadap beribu-ribu sidik jari manusia yang telah
diteliti.
Bentuk Pokok Sidik Jari
Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkutan (loop), dan lingkaran
(whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subgroup yaitu bentuk
busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi
ulnar loop dan radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi plain whorl,
central pocket whorl, double loop whorl dan accidental whorl. Perbedaan utama dari

ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan
sidik jarinya.
a.

Loop

Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari
satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang
ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.
Syarat-syarat (ketentuan) Loop:
1. Mempunyai sebuah delta.
2. Mempunyai sebuah core.
3. Ada garis melengkung yang cukup.
4. Mempunyai bilangan garis (ridge counting) >=1
Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali kearah sisi semula.
2. Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
jempol, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali kearah sisi semula.
Asal Tangan
Kanan

Delta
Kanan

Loop
Radial

Singkatan
KA+KA=R

Kiri

Kiri

Radial

KI+KI=R

Kanan

Kiri

Ulnar

KA+KI=U

Kiri

Kanan

Ulnar

KI+KA=U

b. Arch (busur)

Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang
dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari
lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari:
1. Plain arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit
bergelombang naik ditengah..
2. Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis
tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.

c. Whorl (lingkaran)
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu
garis melingkar didalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl
terdiri dari plain whorl, central pocket loop whorl, double loop whorl dan
accidental whorl.

d. Triradius
Titik triradus adalah titik yang dibentuk oleh tiga sulur yang mengarah ketiga
arah dengan sudut 120. Pola sidik jari lengkung tidak memiliki titik triradius, pola
sosok memiliki satu triradius, pola lingkaran memiliki dua triradius. Di dalam

dermatoglifi juga dikenal dengan menghitung total sulur atau ridge count (TRC). Total
hitung sulur adalah jumlah sulur yang dilalui oleh garis yang ditarik dari titik pusat ke
titik triradius. Dengan demikian pola lengkung tidak mempunyai hitung sulur. Pada
pola sosok, jika bagian yang terbuka dari bentuk sosok menghadap ke tulang ulna atau
ibu jari, disebut sosok ulnar. Jika bentuk sosok menghadap ke tulang radius atau ke jari
kelingking, disebut sosok radial. Untuk mendapatkan total hitung sulur maka jumlah
sulur dari semua jari dijumlahkan. Pada perempuan, rata-rata total hitung sulur adalah
127, sedangkan pada laki-laki rata-rata total hitung sulur adalah 144. Selain pada sidi
jari, pada telapak tangan juga dapat dilihat adanya suatu gambaran yang berupa sudut
yang disebut sudut ATD yang menghubungkan titik triradius di bawah jari telunjuk,
triradius distal, dan triradius di bawah jari kelingking. Besarnya sudut ATD merupakan
rata-rata dari besarnya sudut ATD tangan kanan dan tangan kiri. Rata-rata sudut ATD
adalah antara 35 50.
Rumus Sidik Jari (Classification Formula)
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian,
rumus jari digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi seseorang. Karena sidik jari
merupakan bentuk bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik
jari pun akan berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari (classification formula)
merupakan pembubuhan tanda tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan
interpretasi mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya
garis.
Pada manusia sidik jari terbentuk dimulai dari minggu ke 8 sampai minggu ke 16
setelah pembuahan. perbedaan pola sidik jari dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya hormon, jenis kelamin, faktor lingkungan dna kromosom. dari pola sidik jari
dapat diketahui penyakit turunan yang disebabkan oleh faktor genetis ( Mustofa, 2007)
Kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifi antara lain trisomi 13, 18 dan 21
(sindrom down), sindrom turner, sindrom klinefelter dan sindrom cry-du-cat (thompson,
1991). Dari kelainan sidik jari tersebut sudah banyak dilakukan penelitian di bidang
genetika untuk mengetahui pola sidik jari yang paling banyak ditemui pada faktor
genetis, seperti pada penyakit diabetes mellitus, obesitas, sindrom down, skizofrenia,
disseleksia, bahkan sekarang sidik jari sudah berkembang di bidang lain seperti dalam
pembuatan e-ktp yang baru dibuat di Indonesia (padahal sudah lama digunakan oleh
negara maju), untuk mengetahui bakat anak, bahkan di bidang kriminal dan untuk

identifikasi jika terjadi kecelakaan yang mana jika wajah korban susah dikenali, maka
bisa diliat dari sidik jari korban
Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan
menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan adanya
perbedaan variasi pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola dermatoglifik
merupakan hasil gabungan antara pengaruh genetik dan lingkungan prenatal. Gangguan
proliferasi sel epitel epidermis, tekanan pada kulit, gangguan pertumbuhan pembuluh
darah perifer dan saraf perifer, kekurangan pasokan oksigen, dan gangguan proses
keratinisasi saat pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi variasi dermatoglifik.
Gangguan-gangguan tersebut akan sangat nyata

pengaruhnya bila terjadi pada

kehamilan sebelum berumur 19 minggu.


IV.

Alat, Bahan dan Cara Kerja


A. Alat dan Bahan
1. Bak stempel
2. Kertas tulis
3. Kaca pembesar
4. Tinta stempel
B. Cara Kerja
1. Tempatkan kesepuluh jari tangan pada bak stempel yang sudah diberi tinta
2. Cetakkan masing-masing jari tangan yang bertinta pada kertas
3. Amati sidik jari dengan menggunakan kaca pembesar
4. Tentukan tipe pola sulurnya dan jumlahkan keseluruhan garis sulurnya.

V. Hasil
A. Tangan Kanan :
1. Pola sulur pada ibu jari adalah whorl dengan total hitung sulur 39
2. Pola sulur pada telunjuk adalah whorl dengan total hitung sulur 28
3. Pola sulur pada jari tengah adalah ulner loop dengan total hitung sulur 15
4. Pola sulur pada jari manis adalah whorl dengan total hitung sulur 29
5. Pola sulur pada kelingking adalah whorl dengan total hitung sulur 29
Hasil TRC (tangan kanan)= 39 +28 + 15 +29+29 = 140
B. Tangan Kiri :
1. Pola sulur pada ibu jari adalah whorl dengan total hitung sulur 37
2. Pola sulur pada telunjuk adalah whorl dengan total hitung sulur 35
3. Pola sulur pada jari tengah adalah ulner loop dengan total hitung sulur 17
4. Pola sulur pada jari manis adalah duble loop dengan total hitung sulur 28
5. Pola sulur pada kelingking adalah double loo dengan total hitung sulur 24
Hasil TRC (tangan kiri)
= 24 + 28+ 17+ 35 + 37= 141
Maka didapatkan hasil dari menghitung total hitung sulur atau total ridge count
(TRC), yaitu dengan menggunakan rumus :

TRC total = TRC tangan kanan + TRC tangan kiri


= 140 + 141
= 281
C. Telapak Tangan
Total jumlah titik radius (ATD), tangan kanan didapat sudut sebesar 41 dan tangan
kiri dengan sudut 41. Setelah dijumlah dan dirata-rata maka ATD yang didapat adalah
41
ATDrata-rata = ATD tangan kanan + ATD tangan kiri
2
Dan hasil ATD yang didapat dari percobaan adalah :
ATDrata-rata = ATD tangan kanan + ATD tangan kiri
2
= 41 + 41 = 41
2
Hasil ATD ini mennjukan bahwa nilai 41 masih berada dikisaran normal dari apa
VI.

yang telah ditetapkan.


Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan dermatoglifi pasien dengan arman Arman Toni umur 26
tahun dengan jenis kelamin laki-laki didapatkan pada tangan didapatkan Pola sulur
pada ibu jari adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 39, Pola sulur pada
telunjuk adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 28, Pola sulur pada jari
tengah adalah ulner loop dengan total hitung sulur sebanyak 15, Pola sulur pada jari
manis adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 29, Pola sulur pada kelingking
adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 29 sehingga didapatkan jumlah TRC
tangan kanan sebesar 140.
Sedangkan pada tangan kiri didapatkan Pola sulur pada ibu jari adalah whorl
dengan total hitung sulur sebanyak 37, Pola sulur pada telunjuk adalah whorl dengan
total hitung sulur sebanyak 35, Pola sulur pada jari tengah adalah ulner loop dengan
total hitung sulur sebanyak 17, Pola sulur pada jari manis adalah duble loop dengan
total hitung sulur sebanyak 28 Pola sulur pada kelingking adalah double loo dengan
total hitung sulur sebanyak 24 sehingga didapatkan jumlah TRC tangan kanan sebesar
141. Maka didapatkan hasil dari menghitung total hitung sulur atau total ridge count
(TRC) sebesar 281. Total jumlah titik radius (ATD), tangan kanan didapat sudut
sebesar 41 dan tangan kiri dengan sudut 41. Setelah dijumlah dan dirata-rata maka
ATD yang didapat adalah 41

Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan
menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan
adanya perbedaan variasi pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola
dermatoglifik merupakan hasil gabungan antara pengaruh genetik dan lingkungan
prenatal. Gangguan proliferasi sel epitel epidermis, tekanan pada kulit, gangguan
pertumbuhan pembuluh darah perifer dan saraf perifer, kekurangan pasokan oksigen,
dan gangguan proses keratinisasi saat pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi
variasi dermatoglifik
Pada penentuan sudut ATD pada telapak tangan, terlebih dahulu tentukan titik
triradialis yang terdapat pada triradius dibawah jari telunjuk, triradius distal, dan
triradius dibawah jari kelingking. Selain dari sidik jari, pada telapak tangan juga dapat
terlihat saatu gambaran yang berupa sudut yang disebut sebagai sudut ATD yang
menghubungkan titik triradius dibawah jari telunjuk, triradius distal, dan triradius
dibawah jari kelingking. Besaran sudut ATD merupakan rata-rata dari besarnya sudut
ATD tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sudut ATD anatar 35-50 .
Penelitian Rashida (2012) yang menyatakan bahwa posisi sudut atd telapak
tangan dapat menjadi indikator kondisi abnormal. Menurut Zhou (2002) dermatoglifi
dapat menjadi diagnosa kelainan jumlah dan struktur kromosom. Penelitian terbaru
menemukan bahwa lebih kurang 50 penyakit mempunyai hubungan dengan
dermatoglifi telapak tangan. Penyakit-penyakit tersebut terdiri dari penyakit genetik
yang disebabkan oleh satu gen, banyak gen, dan penyakit kromosom.
VII.

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
1. Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tangan kanan
Pola sulur pada ibu jari adalah whorl, Pola sulur pada telunjuk adalah whorl, Pola
sulur pada jari tengah adalah ulner loop, Pola sulur pada jari manis adalah whorl,
Pola sulur pada kelingking adalah whorl. Sedangkan pada tangan kiri didapatkan
Pola sulur pada ibu jari adalah whorl, Pola sulur pada telunjuk adalah whorl, Pola
sulur pada jari tengah adalah ulner loop, Pola sulur pada jari manis adalah duble
loop, Pola sulur pada kelingking adalah double loop .
2. Setelah dilakukan perhitungan jumlah sulur pada semua jari baik di tangan kanan
maupun tangan kiri didapatkan total hitung sulur atau total ridge count (TRC)
sebesar 281.

3. Total jumlah titik radius (ATD), tangan kanan didapat sudut sebesar 41 dan
tangan kiri dengan sudut 41. Setelah dijumlah dan dirata-rata maka ATD yang
didapat adalah 41
B. Saran
Dari hasil praktikum dermatoglifi yang dilakukan disarankan untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan antara penyakit yang disebabkan oleh poligen dengan pola
sulur pada jari tangan dan besarnya sudut ATD

VIII. Daftar Pustaka


Anggreini, E., dkk. 2013. Analisis Pola Sidik Jari Tangan dan Jumlah Sulur Serta Besar
Sudut ATD Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Jambi.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Jambi. Jambi
Ainur Annisa, Hastuti Janatin, Nugraha Z.S. (). Pola Sidik Jari Anak-Anak Sindrom Down Di
Slb Bakhti Kencana Dan Anak-Anak Normal Di Sd Budi Mulia Dua Yogyakarta.
[online]. Tersedia : http://chintyarani.ngeblogs.com/page/2/
Camin, Y.R., R. Widowati, Harini Nurcahya dan Darnelly. Penuntun Genetika Praktek.
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Nasional. Jakarta. 1999.
Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rashida, A. et. al. 2012. Palmar Dermatoglyphics In Patients Of Thalassemia Major.
National Journal Of Medical Research.
Siswosudarmo, R., 2008. Obstetri Fisiologi .Pustaka Cendekia. Yogyakarta:
Suryo. 2008 .Genetika. Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Zhou, Y. et. al. 2002. Aplication and Development of Palm Print Research. Technology and
Health Care.

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA


DERMATOGLIFI

Disusun Oleh
ARMAN TONI
143112620120069

FAKULTAS BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI MEDIS
UNIVERSITAS NASIONAL
2015

Anda mungkin juga menyukai