PENDAHULUAN
“Tidak ada manusia yang bodoh”, karena Tuhan menciptakan semuanya dengan
sempurna, jauh i kesia-siaan. Maha Suci Tuhan Pencipta Yang Paling Baik, Yang Menciptakan
segala sesuatunya dengan keberagaman agar manusia saling mengenal satu sama lain.
Perbedaan adalah Rahmat dariNya, setiap anak manusia yang lahir kedunia telah dibekali 1
(satu) triliun sel syaraf (neuron) tidak kurang dan tidak lebih. Artinya, setiap manusia punya
kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan, bukankah Tuhan itu Maha Adil?
Pemahaman bahwa anak-anak yang unggul dalam pelajaran eksak adalah anak yang cerdas,
jenius, calon orang sukses, mungkin ada benarnya. Namun apakah anak-anak yang tidak
menguasai bidang pelajaran itu adalah anak yang bodoh dan gagal?
Banyak sekali fakta yang terungkap bahwa sukses tidak ada hubungannya dengan
Kapasitas Otak (Intelligence Quitient). Kalaupun ada peranya sangat kecil, masih ada jenis
kecerdasan lain selain kecerdasan IQ yang memungkinkan seseorang mencapai puncak
keberhasilannya. Pernah melihat atau mendengar seorang yang prestasinya terbilang biasa
atau rata-rata ketika ia sekolah atau kuiah namun saat ia bekerja atau berbisnis karirnya
meningkat dengan begitu hebat bahkan mengungguli karir kawan-kawan yang termasuk
kategori bintang kelasnya dulu.
“Sukses adalah ketika anda berbahagia dengan apa yang anda lakukan” ucap
seseorang dengan bijak. Passion adalah hal yang seringkali ditekankan oleh para motivator,
konsultan, dan praktisi pengembangan sumber daya manusia. Ya, passion atau gairah yang
membuat seseorang mencapai produktifitas tertinggi dalam karirnya. Mungkinkah seorang
dapat mencapai produktifitas tertingginya untuk bidang yang tidak ia minati? Rasanya sulit.
Bisa saja ia terpaksa, tentunya bukan kehidupan seperti itu yang anda inginkan, betul. Kami
mengajak anda untuk bisa berkarya sekaligus bahagia, bukan salah satunnya. Apakah
mungkin, Lionel Messi, Michael Jordan, Tiger Woods tidak menyukai pekerjaan mereka
sebagai Pesepak bola, Pebasket, Pegolf? Mereka adalah para ekspert dalam bidangnya
masing-masing yang dibayar sangat mahal.
Albert Enstein sang jenius abad 21 yang popular lewat teori relativitasnya (E = m. c 2),
ternyata memiliki nilai rapot yang kurang baik dalam mata pelajaran bahasa dan ilmu social.
Mari bersama melihat lebih luas,mendengar lebih teliti dan merasakan dengan hati yang
jernih, bahwa setiap manusia adalah masterpiece, karya Tuhan Yang Maha Agung yang unik,
satu-satunya yang pernah ada didunia ini. Jika anak-anak kita adalah seorang yang kurang
baik di sebuah bidang, mungkin potensi dan bakatnya ada di bidang lain.
II. TUJUAN DAN SASARAN
1. Kapasitas Otak
2. Sistem Operasi Otak
3. Budaya Otak
Bagaimana dengan Budaya Otak apakah hal tersebut dapat menjadi acuan? Bisa,
namun hal tersebut cenderung berubah, artinya jika seseorang dididik dalam lingkungan
yang mendukung (baik & kondusif) maka Insyaa Allah hasilnya seseorang akan baik, namun
sebaliknya jika ia berpontensi namun diprogram di tempat yang “salah” maka ia juga tidak
menjadi luar biasa. Jika di rumuskan seperti ini :
F = G + L
Fenotipe (100%) Genetik (20%) Lingkungan (80%)
Identifikasi kecerdasan genetik inilah yang di maksud Sistem Operasi Otak. Dalam
bidang teknologi informasi seperti produk-produk gadget tentunya kita pernah mendengar
OS atau Operating System sebuah perangkat gadget misalnya OS Android, iOS atau di
perangkat blackberry seperti OS 5,6 dan 7 dst. Dalam diri setiap manusia,Tuhan telah
menanamkan ‘Operating System’ sebgai bekal potensi kecerdasan seorang manusia. OS
tersebut tidak akan merubah karena bersifat genetik (bawaan), dan arena jenis OS-nya
berbeda maka bakat dan keahliannya pun berbeda-beda, mana yang lebih baik? Setiap
kecerdasan memiliki paket kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Tugas kita sebagai
manusia adalah mensyukuri dalam bentuk memanfaatkan kecerdasan bawaan yang Tuhan
berikan guna mencapai kesuksesan dan menebar manfaat sebanyak-banyaknya bagi
manusia lainnya.
1. Pola sidik jari mulai muncul pada waktu bayi dalam kandungan (usia 13minggu),
polanya seiring dengan pola pembentukan otak.
2. Pola sidik jari ditentukan oleh kromosom yang ditentukan bukan oleh factor
lingkungan melainkan DNA (genetik)
3. Menghemat biaya pendidikan 95%
4. Mengenali ‘Blue Print’ atau cetak biru dan panggilan jiwa
5. Memudahkan Mendisain profesi dan rencana pendidikan sejak dini
TEs STIFIn adalahtes yang dilakukan dengan cara men-scan kesepuluh ujung jari anda
(mengambil waktu tidak lebih dari satu menit). Sidik jari yang membawa informasi tentang
komposisi susunan syaraf tersebut kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan belahan
otak tertentu yang dominan berperan sebagai sistem-operasi dan sekaligus menjadi mesin
kecerdasan anda.
KEUNGGULAN TES STIFIn
STIFIn Finger Prints mendasarkan kepada konsep personality yang dibangun sendiri,
setelah mengkomplikasi beberapa teori. Sedangkan Brainy Lab. PTE. LTD mengambil konsep
personality dari Multiple Intelligence-nya Howard Gardner. Berikut sepuluh perbedaan
antara keduanya:
Unsur-unsur
No STIFIn Finger Prints Brainy Lab. PTE. LTD.
Perbedaan
1 Konsep Ilmu STIFIn Personality/Farid Poniman Multiple Intelligence/Howard
yang mengembangkan ilmu dari Gardner dan Metode DMI/Eric
aliran psikologi Carl Gustav Jung Lim Choo Siang & John Choo
3 Jenis Bersifat tunggal yaitu salah satu Bersifat majemuk yaitu terdapat
Kecerdasan dari lima mesin kecerdasan: S, T, delapan jenis kecerdasan pada
I, F, In. Keempat kecerdasan yang setiap orang yaitu: Logika
lainnya bukan berarti kosong, Matematika, Bahasa, Spasial-
tetapi dia berperan secara Visual, Musik, Kinestetik,
pasif. Intrapersonal, Interpersonal,
dan Naturalistik
8 Jenis Teknologi Aplikasi open source; metode Mengukur skala dan jenis
matching dengan prototype sidik jari sidik jari dengan
komputasi statistik dan
analisa neuroscience
9 Proses kerja Kurang dari 1 hari Memerlukan proses
analisis 5 hari kerja
Adalah bapak Farid Poniman seorang penulis berbagai buku best seller sekaligus
Komisaris Utama dan Master Triner dari Kubik Training and Counsultancy yang telah
menemukan konsep STIFIn dan melewati riset lebih dari 10 Tahun penelitian dengan
melibatkan para ahli tidak hanya dari Indonesia tetapi juga para ahli dari luar negeri.
Keunggulan STIFIn dapat dirangkum menjadi 3(tiga) kata yaitu: Simple, Akurat, dan
Aplikatif. Simple Karena dapat menyederhanakan milyaran manusia menjadi 5 (lima) jenis
kecerdasan 9 (Sembilan) personalitas genetik. Akurat karena memiliki akurasi yang nyaris
sempurna: 95% (Sembilan puluh lima persen) mengatakan “gue banget” dan Aplikatif
karena dapat diaplikasikan di berbagai bidang termasuk HR, Learning, Parenting, Couple,
Leadership, Entrepeneurship, dll.
SATU-FOKUS-HEBAT (@SatuFokusHebat)
Terdapat 5 (lima) jenis belahan otak manusia (kecerdasan dominan) mulai dari
belahan Limbik Kiri (Sensing), Neokorteks Kiri (Thingking), Neokorteks Kanan (Intuiting),
Limbik Kanan (Feeling) dan Otak tengah/Mid Brain (Instinct). Setiap manusia memiliki Ke-5
bagian otak tersebut namun hanya satu bagian yang dominan sekaligus menjadi sistem
operasi otak genetik, keempat belahan otak lainnya hanya bersifat pasif (pendukung) hanya
digunakan saat dibutuhkan.
Karena kita tidak mungkin hebat disemua bidang maka fokus satu bagian otak yang
dominan, dilatih dan dikembangkan secara terdisain dan jadilah expert dibidang yang anda
pilih. Bill Gates menghabiskan waktu lebih dari 8 (delapan) jam sehari, Tiger Woods berlatih
1000 (seribu) bola golf sehari, David Beckham memilih untuk berlatih sepakbola saat rekan-
rekan seusianya mengajak bermain. Mereka telah melewati 10.000 (sepuluh ribu) jam
latihan untuk mengembangkan keahlian mereka. Apakah mungkin ketiga bintang luar biasa
tersebut bisa menjadi secemerlang hari ini tanpa sebuah fokus dan latihan terdesain?
PAKET A
Investasi Tes ………………………………………… Rp. 500.000/Peserta
*Seminar aplikatif “Cara Belajar Yang Gue Banget” dilaksanakan menimal 30 peserta
PAKET B
PAKET C
Bentuk dan ketentuan kerja sama akan disepaki bersama
Demikian overview program ini kami buat agar lebih memudahkan dalam pelaksanaannya.
Kami berharap dengan diskusi yang tepat dapat menyempurnakan desain program ini.
Belajar adalah proses yang begitu penting namun ada kalanya kita baik pengajar
ataupun yang belajar/diajar memiliki kendalanya masing-masing yang sedikit banyak
mungkin menghambat proses belajar-mengajar sehingga proses belajar yang sangat penting
menjadi terkesan sulit, malas dan membosankan.
Cara Belajar Yang Gue Banget hadir untuk memberikan solusi terhadap kegiatan
belajar anda. Sebuah metode training hasil dari tindak lanjut tes STIFIn akan menjadikan
kegiatan belajar menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan karena berbasis mesin
kecerdasan (bakat alami) kita masing-masing. Prinsipnya “Beda Orang, Beda Cara Belajar”
seperti yang pernah disampaikan oleh tokoh sains nasional yang telah mendidik,
menggembleng dan mengantarkan siswa-siswi bangsa Indonesia mengharumkan nama
bangsa di kancah Internasional Olimpiade Sains Dunia. Ia berujar: “Tidak ada anak yang
bodoh, yang ada adalah anak yang belum menemukan cara belajar yang tepat dan
dibimbing oleh guru yang tepat” (Prof. Yohanes Surya, Ph.D)
Kami seoakat dengan Prof. Yohanes Surya, Ph.D, bahwa setiap orang dibekali
potensi ( jenis kecerdasan ) hebatnya masing-masing dan potensi hebatnya hanya akan
optimal apabila digambleng dengan metode yang tepat dan ditempang oleh guru yang
hebat. Menarik bukan ? Kami yakin kita punya pillihan terbaik untuk masa depan mereka,
karena anak-anak kita layak memperoleh fasilitas terbaik yang bisa mendukung poteni
hebatnya.