Selama ini kita sering bingung mencari kunci menuju ikhlas yang dikatakan sebagai
“jalan menuju kebahagiaan”. Itulah mengapa kita selalu merasa gagal dan men-derita.
Hal inilah yang mendorong Erbe Sentanu (Nunu) lewat Katahati Insti¬tute, melakukan
perenungan dan penelitian selama bertahun-tahun untuk menguak misteri ikhlas. la pun
mengembangkan berba¬gai program transformasi diri untuk mengajak orang
menemukan jati dirinya.Perjalanan Nunu di dunia spiritualitas ini kemudian dituangkan
ke dalam sebuah buku berjudul Quantum Ikhlas. la menjabarkan konsep ikhlas ke dalam
bahasa sehari-hari sehingga mudah dicerna. Yang menarik, ia juga memperkenalkan
sebuah teknologi canggih untuk menemukan jalan pintas menuju ikhlas. Penasaran?
Silakan akses ke: www.quantumikhlas.com.
.....
‘Hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran.’
Blaise Pascal - ilmuwan abad ke-17
Belakangan ini berita-berita di koran atau televisi sungguh menyeramkan dan me-
resahkan hati. Mulai dari kasus penganiayaan praja sebuah institut pendidikan, suami
yang membunuh istrinya, sampai ibu yang tega meracuni anaknya sendiri, lalu dia bunuh
diri. Apa yang sebenamya yang dialami oleh mereka itu, yang seolah kehilangan hati
nurani?
Kehidupan yang super-sibuk dan ‘keras’ juga membuat wanita hams bersikap tegar.
Sehingga tanpa sadar kita pun terbiasa menekan perasaan. Dan, ketika emosi sedang
bergejolak, kita terbiasa mengalihkannya dengan membahas, ‘mengapa saya sedih,
seharus-nyakah saya marah’. Dengan kata lain, kita lebih sering memikirkan (di kepala)
perasaan ketimbang merasakannya (di dada).
MEMAHAMI EMOSI
Seperti halnya pikiran untuk dipikirkan, maka pera¬saan (emosi) untuk dirasakan.
Selama ini kita cende¬rung menafsirkan kata ‘mengendalikan emosi’ dengan
memendam atau mengekang emosi. Padahal sejatinya berasal dari emotion, dalam
bahasa Inggris, ‘e’ kependekan dari electromagnetic, berarti gelombang elektromagnetik
dan motion yang berarti gerakan. Jadi emosi adalah gelombang elektromagnetik yang
bergerak di dalam tubuh kita.
KUNCINYA : IKHLAS
Kalau seorang pilot membutuhkan alat navigasi untuk mengendalikan pesawat sampai ke
tujuan, maka emosi dirancang supercanggih oleh Tuhan untuk menuntun kita pada
erbesentanu.com/…/59-seni-menata-h… 2/3
13/05/2010 SENI MENATA HATI
tujuan hidup, yaitu kebahagiaan.
Melalui emosi kita bisa mengetahui apakah kita masih berada di zona nafsu (yang
diliputi berbagai emo¬si negatif, seperti marah, takut, cemas) atau sudah berada di zona
ikhlas (diliputi oleh rasa nyaman, te¬nang, damai), di mana kita bisa menemukan
kebaha¬giaan sejati.
Namun karena kurang paham menggunakan ‘instrumen’ tersebut (emosi), kita mudah
lepas kendali dan terjebak di zona nafsu. Berbagai masalah timbul kare¬na kita
bertindak di saat hati masih dikuasai nafsu.
Berdasarkan studi, frekuensi otak, dan hati bisa bertemu pada gelombang alfa (bawah
sadar) atau ke¬tika tubuh dalam kondisi relaks seperti saat bermedi-tasi atau berzikir.
Dalam kondisi ini kita harus ‘berdia-log’ dengan hati untuk merasakan semua sensasi
emosi yang muncul. Jadi ketika kita sedang bersedih, jangan ditahan atau dihindari.
Sambutlah perasaan itu apa adanya dan biarkan hati Anda menjerit atau menangis-lah
sepuasnya sampai Anda merasa ‘plong’. Perasaan lega, tenang, dan damai inilah yang
menandakan kita sudah merasa ikhlas.
Untuk melakukannya, mungkin awalnya sulit. Tapi kalau kita rajin melatih ‘otot’ ikhlas
ini, lama-kelamaan akan semakin kuat dan bekerja secara otomatis. Jadi, apapun
masalah Anda, pastikan hati Anda dalam posisi ikhlas sebelum melangkah. Dijamin
segalanya terasa mudah dan hidup menjadi lebih happy.
Comments Search
Only registered users can write comments!
Powered by !JoomlaComment 3.26
erbesentanu.com/…/59-seni-menata-h… 3/3