Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA
SD

KONSEP DASAR HEWAN DAN PROSES KEHIDUPANNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA

SD Dosen Pengampu: Deny Apriyani Juhri, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok VI :

Nanda Nurwati 2021406405105

Arlinda Salma Mushaffa 2021406405111

Pramesti Sekar Rose M.D 2021406405116

Chairuddin Fahmi 2021406405148

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

LAMPUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


i
DASAR 2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dzat


yang Maha Kuasa yang telah memberikan kami begitu banyak nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kami, terutama nikmat yang hanya diberikan kepada mausia,
yakni nikmat berakal untuk menyelam lebih dalam ilmu pengetahuan. Shalawat
serta salam tiada hentinya kami lantunkan kepada satu-satunya manusia pilihan-
Nya untuk memberi petunjuk bagi seluruh manusia di muka bumi, yaitu
Rasulullah SAW yang telah memberikan tauladan terbaik dalam berukhuwah dan
berkasih sayang yang kita nantikan syafa'atnya di yaumul qiyamah nanti Amin.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran IPA SD Ibu Deny Apriyani Juhri, M.Pd yang telah memberi kami
kesempatan untuk menyusun makalah ini. Kami sadar makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat mendukung dan
membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagikita semua. Aamiin

Pringsewu, 21 Oktober 2022

Kelompok VI

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Hewan dan Ciri-cirinya...............................................................3

B. Sistem Pernafasan Berbagai Jenis Hewan....................................................12

C. Daur Hidup Hewan.......................................................................................18

D. Adaptasi Hewan............................................................................................21

E. Perkembangbiakan pada hewan...................................................................28

BAB III PENUTUP

A. RPP...............................................................................................................40

B. Kesimpulan...................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lingkungan adalah keadaan fisik yang merupakan kombinasi antara sumber daya
alam dengan makhluk hidup. Sumber daya alam antaralain, air, tanah, udara,
energi matahari, mineral bumi, dan lainnya. Sedangkan makhluk hidup yaitu
manusia, hewan, dan tumbuhan. Segala kegiatan yang di lakukan oleh makhluk
hidup sangat berkaitan dengan lingkungan termasuk juga hewan. Hewan dalam
melakukan kegiatan bernafas, makan dan minum, tumbuh dan berkembang dan
kegiatan lainnya memerlukan lingkungan yang mendukungnya.

Hewan merupakan mahluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai


lingkungan. Hewan dapat hidup di darat dan laut. Ada yang parasit, ada yang
memakan tumbuhan dan hewan, serta ada juga yang hanya memakan tumbuhan
saja. Hewan menampilkan struktur, peran dan aktivitas yang bervariasi. Mereka
dapat ditemukan dalam ukuran, warna, dan bentuk tubuh yang mengagumkan.
Semua makhluk hidup saling membutuhkan dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Selain berinteraksi dengan makhluk hidup lain, makhluk hidup juga
berinteraksi dengan lingkungannya. Hubungan saling mempengaruhi antar
makhluk hidup dengan lingkungannya membentuk suatu sistem yang disebut
ekosistem.

Berdasarkan hal tersebut diatas, kita perlu mempelajari mengenal tempat tinggal
hewan, peranan hewan dalam ekosistem, menganalisis ciri fisik dan tingkah laku
hewan sesuai tempat tinggalnya. Sebagai contoh kita mempelajari beberapa jenis
hewan mulai dari habitatnya di alam, makanannya, tingkah laku dan lain-lain.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jenis-jenis hewan dan ciri-cirinya
2. Sistem pernapasan berbagai jenis hewan
3. Daur hidup hewan
4. Metamorfosis sempurna
5. Metamorfosis tidak sempurna
6. Adaptasi hewan
7. Perkembangbiakan pada hewan

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis hewan dan ciri-cirinya
2. Untuk mengetahui apa saja Sistem pernapasan berbagai jenis hewan
3. Untuk mengetahui Daur hidup hewan
4. Untuk mengetahui Metamorfosis sempurna
5. Untuk mengetahui Metamorfosis tidak sempurna
6. Untuk mengetahui bagaimana hewan beradaptasi
7. Untuk mengetahui bagaimana hewan berkembang biakan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Hewan dan Ciri-cirinya


Secara sangat luas, karakteristik hewan dibagi menjadi dua, yakni vertebrata dan
invertebrata. Masing-masing berarti ada hewan yang bertulang belakang dan ada
yang tidak. Dalam vertebrata, hewan-hewan masih diklasifikasikan lagi menjadi
lima kelas, yaitu amfibi, burung, ikan, reptil, dan mamalia. Kelimanya termasuk
dalam filum chordata. Sementara itu, hewan invertebrata kebanyakan berada
dalam filum arthropoda.

1. Hewan Vertebrata
Hewan Vertebrata merupakan hewan-hewan bertulang belakang, Dalam
klasifikasi kingdom animalia, vertebrata masuk dalam subfilum dari filum
Chordata bersama dengan Urochordata dan Cephalochordata.

Hewan ini merupakan golongan hewan yang memiliki tulang belakang, yang
merupakan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda (korda
dorsalis).Notokorda vertebrata hanya ada semasa mereka masih embrio,
setelah dewasa maka akan berubah menjadi tulang atau sistem penyokong
tubuh sekunder yaitu tulang belakang (vertebrae). Di bawah ini adalah jenis-
jenis dan ciri-ciri hewan Vertebrata, antara lain:

A. Hewan Amfibi
Sebagai permulaan, mari kita mulai dengan kelas amfibi. Inilah kelas tempat
kodok dan kawan-kawannya dikelompokkan. Secara umum, mereka
memerlukan lingkungan yang lembab atau berair untuk dijadikanhabitat dan
bertahan hidup di sana.
Berikut adalah ciri-ciri amfibi:

3
1) Berdarah dingin.
2) Menyerap air dan bernapas melalui kulit mereka yang tipis.
3) Memiliki setidaknya satu kelenjar kulit khusus yang digunakan untuk
sistem pertahanan.
4) Sebagian besar dari mereka memiliki siklus hidup berupa telur, larva,
lalu dewasa.
5) Kita bisa bertemu dengan rupa hewan-hewan amfibi di seluruh
dunia. Berikut contoh-contohnya:
o Katak
o Kadal air
o Salamander
o Kodok

Amfibi dewasa dapat hidup baik di air maupun di darat. Pada tahap
larva, mereka hanya bisa hidup di air. Namun, pada tahap dewasa,
amfibi menghabiskan sebagian besar hidupnya di darat, biasanya di
habitat lembab seperti hutan.

B. Hewan Burung

Seperti yang kita tahu, burung umumnya bisa terbang. Lebih lanjut,
burung adalah jenis vertebrata yang berdarah panas. Kelasnya burung,
Aves, hanyalah salah satu kelas dari Kingdom Animalia yang lebih besar.
Burung memiliki beberapa karakteristik yang mirip-mirip dengan kelas
lain, yaitu reptil. Namun, mereka juga memiliki beberapa fitur yang unik.
Ciri-ciri utama mereka adalah sebagai berikut:

1) Bersifat endotermik: mereka bisa mempertahankan suhu tubuh


dengan konstan dan sendirinya, tidak bergantung pada faktor luar.
Alias, mereka tentunya tak akan mudah demam.
2) Mereka bipedal: bergerak dengan dua tungkai belakang atau kaki
ketika berada di tanah.

4
3) Tungkai atasnya telah berevolusi menjadi struktur khusus, yaitusayap
yang memungkinkan untuk terbang.
4) Sebagian besar tubuhnya berupa gelendong, otot inilah ciri khusus
yang membuat mereka lebih nyaman dan efektif saat terbang.
5) Tulang burung memiliki rongga di dalam, untuk menurunkan berat
keseluruhan tubuh.
6) Bulunya berwarna-warni dan menutupi seluruh tubuh kecuali kaki
yang ditutupi sisik.
7) burung mempunyai paruh alih-alih mulut dengan gigi.
8) Dalam jantung burung mempunyai empat ruang. Dengan cara ini,
darah yang kaya oksigen dan kurang oksigen dibagi dengan benar. Ini
membantu menjaga suhu konstan.
9) Mempunyai sistem saraf yang kompleks dan otaknya berkembang
dengan baik. Banyak burung dikenal sangat mudah diajar dan cerdas.
10) Telur mereka berkembang di luar tubuh, namun tetap di bawah
perawatan induknya: dua ataupun satu.

Di bawah ini adalah Contoh jenis-jenis hewan Burung, antara lain:

o Elang laut
o Ayam
o Kolibri
o Elang
o Flamingo
o Burung unta
o Burung hantu
o Burung beo
o Penguin
o Merpati
C. Ikan

5
Sejauh yang diketahui, ikan adalah vertebrata tertua. Mereka telah ada
sejak zaman dahulu, kala jenis hewan lain masih belum sepenuhnya
berevolusi menjadi seperti sekarang. Inilah ciri-cirinya:

1) Termasuk ektotermik atau berdarah dingin, mereka bergantung


pada lingkungan untuk mengatur suhu tubuh.
2) Ikan memiliki sirip.
3) Sebagian besar dari ikan mempunyai tubuh tertutup sisik dan
bernapas melalui insang, meskipun tidak semua. Pastinya, hidup di
bawah air.

Saat ini, terdapat lebih dari 300 ribu spesies ikan yang hidup. Angka ini
lebih banyak bahkan dari gabungan semua kelompok lainnya, berikut
beberapa jenis hewan ikan yaitu: Belut,Ikan Hag,Lamprey,Ikan
kecil,Salmon,Kuda laut,Hiu.

 Habitat Ikan

Air tawar, laut, ataupun air payau menjadi habitat ikan bertulang
belakang. Beberapa spesies dapat mentolerir lingkungan dengan
salinitas yang lebih tinggi daripada salinitas air laut secara umum.
Bahkan, beberapa spesies ikan gobi dapat mentolerir tingkat salinitas
setinggi 60 ppt.

2. Mamalia

Mamalia secara alami adalah hewan berdarah panas yang tubuhnya


tertutup rambut berbulu. Ini membuat mereka bisa hidup di mana saja,
mulai dari daerah kutup yang dingin sampai hutan tropis. Pada umumnya,
mereka memiliki ciri utama yang sama meski jenisnya berbeda, seperti
monotremata, berkantung, atau berplasenta. Berikut beberapa cirinya:

- Memberikan nutrisi berupa susu pada anak-anak mereka.


- Tubuhnya tertutup mantel berupa blubber (seperti milik lumba-lumba),
bulu (singa, kucing, anjing, dan sebagainya), duri (landak), dan sisik
yang tumpang tindih dengan bulu (trenggiling).
6
- Melahirkan setelah anaknya tumbuh dalam rahim. Ini berlaku kecuali
jenis monotremata yang bertelur.

Sejauh yang kita bisa ketahui, saat ini di dunia ada lebih dari 5.500 spesies
mamalia. Inilah beberapa contoh di antaranya:

- Aardvarks

- Kelelawar

- Gajah

- Hamster

- Kelinci

- Badak

- Paus

Habitat Mamalia.

Mamalia hidup di banyak habitat yang berbeda, termasuk gurun, Arktik, lautan,
hutan, gunung, tundra, padang rumput, dan sabana. Mamalia pun lazim
dibandingkan dengan reptil dan amfibi. Jika pergi ke hampir semua bagian dunia,
kita akan menemukan bukti aktivitas mamalia. Tapi, itu mungkin bukan jenis
mamalia yang biasa kita temui.

3. Reptil

Saat ini, tak semua reptil hidup di darat. Meski begitu, spesies yang satu ini
banyak dianggap sebagai vertebrata pertama yang sepenuhnya tinggal di darat.
Berikut adalah ciri-ciri reptil :

- Reptil berdarah dingin, mereka tak bisa mengatur suhu tubuh sendiri seperti
mamalia. Inilah alasan utama kita sering melihat mereka di tempat hangat atau
panas.

7
- Punya sisik kasar atau bertanduk. Ini terbuat dari alfa dan beta-keratin dari
lapisan epidermis, berbeda dengan mamalia. Sebab itu, kulit mereka
sebenarnya lebih tipis dari yang kita kira.
- Bertelur, Beberapa spesies ular dan kadal melahirkan anak-anak hidup alias
viviparous (misalnya, kadal Eurasia), tetapi kebanyakan reptil adalah ovipar,
yang berarti mereka menghasilkan telur (misalnya buaya dan kura-kura).
- Mempunyai satu atau dua paru-paru yang berkembang dengan baik. Demi
menemukan mangsanya, beberapa reptil memakai lapisan pada hidup untuk
menyerap bahan kimia di udara, misalnya ular dan kadal.
- Punya dua orientasi pangan yang berbeda, yaitu karnivora dan herbivora.
Contoh reptil karnivora adalah ular dan kadal, sedangkan herbivora adalah
kura-kura.
- Semua reptil berganti kulit. Siklusnya berbeda-beda tergantung jenisnya.
Mereka memiliki empat kaki atau keturunan dari hewan berkaki empat. Reptil
memiliki berbagai ukuran, ada yang kecil hingga besar.
 Buaya
 Tokek
 Kadal
 Penyu
 Ular
 Kura-kura
 Habitat reptil

Reptil bergantung pada kondisi yang memungkinkan mereka untuk


mempertahankan suhu tubuh, mereka harus dapat berjemur dan menghindari
suhu yang ekstrem. Jadi, mereka akan butuh akses ke sinar matahari langsung,
perlindungan dari unsur angin dan panas yang berlebihan, populasi spesies
mangsa yang cukup besar, serta penutup untuk menghindari predator.

4. Invertebrata

8
Jenis-jenis hewan yang terakhir yaitu invertebrata. Invertebrata adalah golongan
hewan yang tidak memiliki tulang punggung. Beragam jenis hewan ini dapat
mencakup artropoda seperti serangga, moluska, cacing, ubur-ubur, siput, dan
cumi-cumi. Kelompok spesies hewan ini sangat besar sehingga beberapa orang
memperkirakan bahwa di dalamnya terdapat sekitar 97% hewan di dunia.

Salah satu filum terbesar dari semua invertebrata adalah arthropoda. Ini adalah
kelompok hewan berdarah dingin yang dapat berada di mana saja. Meskipun
Anda mungkin tidak menganggap serangga sebagai hewan, nyamuk, laba-laba,
kupu-kupu, ulat, tungau, dan kutu adalah jenis invertebrata yang merupakan
hewan antropoid.

Ciri pengenal lain dari banyak artropoda adalah kerangka luarnya. Karena
arthropoda tidak memiliki tulang punggung, beberapa menumbuhkan struktur
seperti cangkang keras untuk perlindungan. Beberapa contoh hewan dengan
kerangka luar termasuk kepiting, lobster, dan belalang. Banyak dari invertebrata
terkecil adalah serangga yang merupakan mayoritas dari arthropoda.

Tidak seperti arthropoda yang sering memiliki tubuh luar yang keras, banyak
moluska yang memiliki tubuh lunak. Beberapa jenis moluska seperti keong dan
tiram dilindungi oleh cangkang yang keras. Ada moluska laut lainnya seperti
ubur-ubur, cumi-cumi, dan gurita yang tidak bertulang dan memiliki tubuh yang
lembut. Faktanya, invertebrata laut adalah hewan laut terbesar dan paling banyak
di kelas invertebrata.

Banyak spesies invertebrata juga merupakan hewan yang sangat berguna.


Misalnya, lebah madu menghasilkan salah satu makanan paling murni, yaitu
madu. Lobster, kepiting, dan cumi-cumi bisa menjadi bagian utama hidangan
yang lezat. Ulat warna-warni berubah menjadi kupu-kupu cantik yang menyerbuki
bunga di taman Anda. Cacing dan serangga lainnya sangat penting untuk tanah
yang baik untuk membantu tanaman tumbuh sehat.

9
5. Hewan Berdarah Dingin dan Panas
Hewan berdarah panas dan dingin ini merupakan istilah golongan hewan
berdasarkan cara beradaptasi dengan suhu lingkungan.Berdasarkan pengaruh suhu
pada lingkungan, jenis hewan digolongkan menjadi dua, yaitu homoiterm dan
poikiloterm. Homoiterm disebut juga hewan berdarah panas, sedangkan
poikiloterm disebut juga berdarah dingin.
1. Hewan Berdarah Dingin
Hewan berdarah dingin (Poikiloterm) adalah hewan yang sangat
bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu
tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem
metabolismenya hanya sedikit. Suhu tubuh hewan ini berubah sesuai
dengan suhu lingkungannya. Hewan ini akan aktif bila suhu lingkungan
panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila suhu lingkungan
rendah. Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat menghasilkan
panas yang cukup untuk tubuhnya adalah karena darah dari hewan
poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah kotor.
Terjadinya pencampuran tersebut disebabkan karena belum sempumanya
katup pada jantung hewan tersebut. Hewan yang tergolong poikiloterm
antara lain kelompok pisces, reptilian dan amphibi.
Contoh:
Hewan berdarah dingin: Ikan, reptil, amfibi, serangga, dan arachnida.
Reptil: kadal, ular. Ikan.Amibi: katak, buaya, kura-kura. Serangga:
belalang, kupu-kupu. Arachnida: laba-laba, kalajengking.

 Ciri-ciri Hewan Poikiloterm


1) Memiliki gerakan tubuh yang cepat, jika dibandingkan dengan
jenis hewan berdarah panas,
2) Dapat bertahan hidup meski tidak makan berhari-hari
3) Mengganti kulitnya

2. Hewan Berdarah Panas


Hewan berdarah panas (Homoiterm) adalah hewan yang suhu tubuhnya
berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil

1
samping

1
dari metabolisme jaringan. Suhu tubuh hewan ini relative konstan, tidak
terpengaruhi oleh suhu lingkungan disekitarnya. Hal ini karena darah
bersih dan kotor pada hewan ini sudah tidak bercampur lagi karena kutup
pada jantungnya sudah sempurna. Hewan yang tergolong homoiterm ini
antara lain kelompok aves dan mammalia.
Coontoh:
Hewan berdarah panas: Mamalia dan
aves Mamalia: kambing, sapi, harimau.
Aves : burung
 Ciri-ciri Hewan Berdarah Homoiterm
1) Bisa menjaga suhu tubuh
2) Tidak bisa bertahan hidup lama tanpa makanan
3) Memiliki mekanisme regulasi panas

 Perbedaan Hewan Darah Panas dan Darah Dingin


Perbedaan yang paling menonjol adalah pada cara hewan beradaptasi
terhadap suhu lingkungan. Hewan homoiterm dapat mengatur suhu
tubuhnya, sedangkan hewan poikiloterm tidak dapat mengatur suhu
tubuhnya.
Hewan homoiterm memiliki suhu tubuh yang stabil, yaitu antara 30 hingga
40 derajat celcius. Sedangkan hewan poikiloterm suhu tubuhnya berubah-
ubah.Proses metabolisme hewan homoiterm tidak dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Sedangkan hewan poikiloterm dipengaruhi suhu lingkungan.
Hewan homoiterm tidak memiliki fase hidup dalam beradaptasi dengan
suhu lingkungan. Sedangkan hewan poikiloterm mengalaminya. Fase yang
dialami hewan poikiloterm adalah hibernasi dan estivasi.Hibernasi untuk
bertahan hidup di udara dingin, estivasi bertahan hidup di suhu panas
Hewan homoiterm bereaksi terhadap suhu panas dengan berkeringat atau
terengah-engah.Sedangkan hewan poikiloterm bereaksi dengan mengubah
warna kulit dan berjemur.

1
B.Sistem Pernafasan Berbagai Jenis Hewan

1. Alat dan sistem pernapasan pada serangga

Serangga memiliki alat pernapasan berupa trakea. Hewan yang termasuk jenis
serangga. Contoh serangga adalah nyamuk, belalang, lalat, rayap, kupu- kupu.
Trakea adalah pembuluh-pembuluh halus yang bercabang dan memenuhi seluruh
bagian tubuh serangga kemudian bermuara pada stigma. Stigma ialah lubang
(corong) yang terletak di si (corong) yang terletak di sisi tubuh bagian kanan kiri.
Stigma berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara. Oksigen tidak diedarkan
melalui darah tetapi diedarkan melalui sistem trakea. Keluar masuknya udara
disebabkan gerakan otot tubuh secara teratur.

2. Alat dan Sistem Pernafasan pada Burung.

1
Burung memiliki alat pernapasan berupa paru-paru. Selain itu, burung memiliki
kantong-kantong udara berdinding tipis. Kantong-kantong udara tersebut
terhubung dengan paru- parunya. Ketika kantong-kantong udara digembungkan
tubuh burung sangat ringan. Kantong udara itu juga digunakan oleh burung untuk
menyimpan udara yang digunakan pada waktu terbang.

Pada saat terbang, burung tidak memasukkan udara melalui hidung. Tetapi
dari pernapasannya berasal dari udara yang tersimpan dari pundi-pundi udara
tersebut. Pada saat burung tidak mengepakkan sayapnya (terbang) burung mengisi
kembali pundi-pundi udaranya dengan udara melalui hidung.

Demikian pula saat burung hinggap di suatu tempat. Kemudian sisa pernapasan
akan keluar melalui hidung. Jalannya pernapasan burung adalah: Udara masuk
melalui hidung =>tenggorokan => pundi – pundi udara => paru – paru.

3. Alat dan Sistem Pernapasan pada Amfibi.

Hewan yang hidup di dua alam yaitu di darat dan di air disebut amfibi. Amfibi
memiliki alat pernapasan berupa paru – paru. Salah satu contoh hewan amfibi
adalah katak. Alat pernapasan katak adalah paru-paru dan kulit. Namun, ketika
masih berbentuk kecebong, katak hidup di dalam air dan bernapas menggunakan
insang. Insang tersebut terletak di luar tubuhnya terdiri dari lembaran-lembaran
kulit luar yang halus dan mengandung kapiler darah. Setelah berumur 9 hari,
kecebong bernapas menggunakan insang dalam. Insang dalam akan menyusut

1
seiring dengan mulai berfungsinya paru-paru. Kemudian katak muda tumbuh
menjadi katak dewasa.

Advertisement

Setelah menjadi katak dewasa, alat pernapasannya menggunakan paru-paru dan


permukaan kulit. Dalam paru-paru terdapat banyak gelembung udara. Gelembung
udara tersebut sangat tipis dan berselaput. Penuh dengan kapiler darah. Di dalam
gelembung udara, terjadi pertukaran gas Gas oksigen diserap, sedangkan
karbondioksida dikeluarkan. Katak juga bernapas melalui kulit. Oleh karena itu,
kulit katak selalu kelihatan basah. Melalui kulit yang basah itu katak mengikat
oksigen.

4. Alat dan Sistem Pernapasan pada Ikan

Alat pernapasan insang dimiliki oleh hewan yang hidup di air, seperti ikan. Ikan
yang hidup di air tawar, air laut, maupun yang hidup di payau, semuanya bernapas
dengan insang. Insang terletak pada bagian belakang kepala ikan. Insang terdiri
atas lembar-lembar insang dan lengkung. Lembaran insang berwarna merah
karena mengandung pembuluh darah. Pada lembaran insang terjadi pertukaran
udara. Lengkung insang berwarna putih dan berfungsi sebagai tempat melekatnya
lembaran insang.

Bagaimanakah proses pernapasan pada ikan? Ikan bernapas dengan cara


membuka dan menutup insang. Air yang masuk melalui mulut akan dikeluarkan
melalui insang. Pada saat air melewati lembaran insang, terjadi pertukaran gas.
Air, yang banyak mengandung oksigen, akan masuk melewati insang. Pada saat
yang sama, karbon dioksida akan keluar melalui pembuluh darah lembaran

1
insang. Pembuluh darah pun akan mengikat oksigen yang berasal dari air.
Oksigen yang telah diikat oleh ikan, disimpan pada gelembung renang yang juga
berfungsi mengatur gerak naik turun.

5. Alat dan Sistem Pernapasan pada Cacing Tanah

Cacing bernapas melalui permukaan kulit karena tidak mempunyai alat


pernapasan khusus. Cacing menyukai tempat yang lembab. Dengan cara
demikian, kulit cacing terjaga kelembabapannya sehingga selalu basah dan
berlendir. Kulit yang basah dan berlendir itu memudahkan penyerapan oksigen
dari udara.

Melalui pembuluh darah di permukaan kulitnya yang tipis, oksigen diikat oleh
darah. Darah cacing mampu mengikat oksigen karena mengandung hemoglobin.
Oksigen yang diikat oleh hemoglobin itu selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Zat sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari
tubuh juga melalui permukaan kulit.

6. . Alat dan Sistem Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba

1
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan
insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi
perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis
(lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat
masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot
yang terjadi secara teratur.

Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang
sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.

7. Alat dan Sistem Pernapasan pada Reptilia

1
Reptil bernapas dengan paru – paru. Udara masuk melalui hidung => batang
tenggorokan => paru – paru. Dalam paru – paru, oksigen diserap, sedangkan
karbon dioksida dikeluarkan.

Contoh reptile adalah ular, kadal, buaya, cicak, dan biawak.

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaanpertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas
tidak efektif.

Pada kadal, kura-kura, dan buaya, paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Reptil yang
sering berkubang di air misalnya buaya, lubang hidungnya dapat ditutup selama
menyelam. Tujuannya agar air tidak masuk kedalam paru-paru.

8. Alat dan Sistem Pernapasan pada Mamalia.

Hewan yang menyusui anaknya disebut mamalia. Mamalia ada yang hidup di
darat dan ada yang hidup di air. Mamalia yang hidup di darat mempunyai alat
pernafasan mirip dengan manusia, yaitu hidung, pangkal tenggorok, batang
tenggorok, dan paru-paru. Sepertikambing, sapi, kuda, kerbau.

Mamalia yang hidup di air juga bernapas dengan paru-paru, tetapi pada hidungnya
dilengkapi katup. Katup itu akan menutup pada saat menyelam dan akan terbuka
pada saat muncul dipermukaan air. Pada saat muncul di permukaan, air mamalia
yang hidup di air mengambil oksigen serta mengeluarkan karbondioksida dan uap
air. Contoh mamalia yang hidup di air adalah paus, lumba-lumba dan duyung.

1
C. Daur Hidup Hewan.

Hewan mengalami daur hidup. Daur hidup adalah tahap perkembangan hewan
sejak menetas atau lahir sampai dewasa. Daur hidup tiap hewan berbeda-beda.
Ayam betina dewasa dapat menghasilkan telur. Telur ayam menetas setelah
dierami induknya selama 21 hari. Pada saat menetas, anak ayam berbulu sangat
halus. Setelah dewasa, bulu-bulu itu berubah seperti bulu induknya. Setelah
dewasa, ayam betina dapat menghasilkan telur.

Demikian juga yang terjadi pada kucing. Kucing betina dewasa dapat melahirkan
anak kucing. Anak kucing dapat tumbuh menjadi kucing dewasa. Kemudian,
kucing betina dewasa dapat menghasilkan anak kucing.

Anak ayam dan anak kucing sangat mirip dengan induknya. Kedua hewan itu
tidak mengalami perubahan bentuk tubuh pada tahap pertumbuhannya. Adakah
hewan yang mengalami perubahan bentuk tubuh dalam pertumbuhannya?

Hewan yang mengalami perubahan bentuk tubuh dalam pertumbuhannya disebut


mengalami metamorphosis. Metamorphosis dibedakan menjadi dua, yaitu
matamormifis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna.

1) Metamorfosis

Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang


dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorphosis terjadi pada serangga dan
amfibi.

 Metamorphosis Sempurna

Metamorphosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau
kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Contoh hewan
yang mengalami metamorphosis sempurna adalah kupu-kupu,nyamuk,lalat dan
katak.

1
a) Kupu-kupu

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Kupu-kupu betina bertelur, telur itu
diletakkan di atas dedaunan.kemudian telur menetas menjadi larva. Larva adalah
hewan muda yang akan berubah bentuk ketika menjadi dewasa. Larva kupu-kupu
disebut ulat. Ulat makan dedaunan. Makin lama, ulat berkurang jumlah makannya
dan geraknya, ulat membungkus dirinya dengan benang. Benang itu terbuat dari
air liurnya. Setelat seluruh tubuhnya terbungkus benang, ulat berubah menjadi
kepompong atau pupa. Setelah menjadi kepompong, ulat berhenti makan. Secara
perlahan, kepompong berubahannya sempurna, kupu-kupu keluar dari
kepompong. Kupu-kupu dewasa akan bertelur lagi dan meletakkan telurnya diatas
dedaunan lagi. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi ulat. Ulat akan menjadi
kepompong. Dari kepompong, berubah menjadi kupu-kupu lagi. Begitu terjadi
terus menerus.

b) Nyamuk

Nyamuk senang bertelur di atas air yang menggenang. Sekali bertelur, jumlahnya
ratusan butir. Telur kemudian menetas menjadi jentik-jentik atau tempayak.
Tempayak bergerak dalam air.

Setelah beberapa hari, tempyak berubah menjadi kepompong, selanjutnya


kepompon berubah menjadi nyamuk. Nyamuk dewasa akan bertelur dan begitu
seterusnya.

2
 Metamorphosis Tidak Sempurna

Pada metamorphosis tidak sempurna, bentuk hewan yang baru menetas tidak
berbeda dengan induknya. Namun ada bagian-bagian tubuh yang belum terbentuk.
Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh
secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan
serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada belalang dan kecoa.
Untuk daur hidup serangga yang menalami metamorphosis tidak sempurna adalah
sebagai berikut:

Telur – nimfa – dewasa (mago)

 Kecoa

Kecoa mengalami metamorphosis tidak sempurna. Awalnya, kecoa dewasa


bertelur. Telur kecoak menetas menjadi kecoa muda atau nimfa. Bentuk nimfa
mirip dengan kecoak dewasa. Bedanya nimfa berukuran kecil dan belum
mempunyai sayap. Nimfa berkembang dan menalami pergantian kulit berkali-kali
sebelum menadi dewasa. Pergantian kulit tersebut disebut ekdisis. Setelah
dewasa, kecoak bertelur lagi demikian selanjutnya. Daur hidup kecoak tidak
menalami masa kepompong.

2
D. Adaptasi Hewan

Setiap makhluk hidup dibumi diberian kemampuan beradaptasi terhadap


lingkungn di sekitarnya. Beradaptasi berarti kemampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap alam di mana ia hidup dan tinggal. Dalam ilmu biologi ada beberapa
jenis adaptasi makhluk hidup terhadap alam dan lingkungannya, di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Adaptasi Morfologi
2. Adaptasi Fisiologi
3. Adaptasi Tingkah Laku

Ketiga adaptasi tersebut dialami oleh hewan, tumbuhan, dan manusia. Namun
demikian, tidak semua makhluk melakukan ketiga adaptasi secara bersamaan.
Kadang hanya melakukan adaptasi morfologi saja atau hanya melakukan adaptasi
fisiologi saja.

1) Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah kemampuan menyelesaikan diri berdasarkan


perubahan bentuk tubuh atau alat-alat tubuh makhluk hidup. Adaptasi morfologi
terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan. Habitat hidup makhluk juga
berperan penting mewujudkan adaptasi morfologi, adaptasi morfologi
digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Adaptasi Morfologi di darat pada hewan

2
Adaptasi morfologi didarat adalah bentuk penyesuaian diri oleh makhluk hidup
berdasarkan bentuk tubuh yang disesuaikan dengan kondisi darat. Hewan
melakukan adaptasi morfologi di darat biasanya disebabkan karena adanya
makanan dan habitat (tempat tinggal).

a). Adaptasi mrfologi terhadap makanan

Banyaknya jenis makanan yang tersedia di bumi bagi hewan darat dan
karena membutuhkan makanan yang cocok sesuai dengan selera maupun
kebutuhan tubuhnya.

1) Bentuk Paruh burung

Bila diamati paruh burung tampak berbeda-beda bentuknya. Hal tersebut terjadi
karena burung menyesuaikan dirinya dengan makanannya. Makanan yang
dikonsumsi yaitu biji, buah, serangga, ikan, dan madu.

Contoh bentuk-bentuk paruh burung :

 Paruh Burung Pelikan

Paruh burung pelican berbentuk panjang dan lebar. Paruh ini digunakan untuk
mencari dan memakan ikan yang ada di dalam air.

 Paruh burung nuri

Paruh burung nuri yang pendek, runcing, dan kuat digunakan untuk memakan
biji-bijian.

2
 Paruh burung kolibri

Paruh burung kolibri berbentuk kecil dan panjang digunakan untuk makan madu

2) Bentuk mulut serangga

Seperti halnya dengan burung, mulut serangga berbeda juga karena penyesuaian
jenis makanannya

 Mulut nyamuk

Nyamuk memiliki mulut seperti penusuk dan penghisap

 Mulu lalat

Lalat memiliki mulut sebagai penjilat

2
3) Bentuk gigi hewan darat
 Gigi hewan karnivora

Hewan pemakan daging. Bentuk gigi hewan karnivora runcing dan besar atau
disebut dengan taring yang berguna untuk menangkap dan mengoyak mangsanya.

 Gigi hewan mamalia

Hewan mamalia memiliki gigi geraham depan dan belakang. Bentuknya lebar dan
datar. Berfungsi untuk mengunyah dan menggilas makanannya seperti daun dan
rumput.

b). Adaptasi mortofologi terhadap habitat

2
Perbedaan lingkungan tempat tinggal (habitat), menyebabkan makhluk berusaha
menyesuaikan diri dan berharap dapat memenuhi segala kebutuhannya,
beberapa contoh adaptasi morfologi terhadap habitat.

Kaki burung dibedakan dalam beberapa jenis salah satunya

yaitu: 1). Kaki burung pemanjat

Burung yang memiliki kaki pemanjat salah satunya adalah burung kakaktua. Kaki
burung kakaktua mempunyai dua jari didepan dan dua jari dibelakang. Kakinya
berguna untuk memanjat.

2). Kaki burung perenang

Jenis burung yang mempunyai kaki perenang salah satunya yaitu bebek. Diantara
jari kakinya terdapat selaput. Selaput ini yang membantu bebek berenag di air.

3). kaki burung pejalan

Ayam salah satu jenis burung dalam kaki berjalan. Kakinya berbentuk panjang
dan tegap. Dengan kakinya ia dapat berjalan didarat tanpa mengalami keslitan.

2
b. Adaptasi morfologi di air

Morfologi di air adalah bentuk penyesuain diri oleh makhluk berdasarkan


bentuk tubuh yang menyesuaikan dengan kondisi air. Salah satu contohnya
yaitu:

 Ikan mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai torpedo (streamline)


sehingga ikan dapat menjaga keseimbangan di dalam air. Juga mamiliki sirip
yang digunakan untuk berenang.

1.Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah kemampuan menyesuaikan diri yang dilakukan oleh


makhluk dengan menggunakan fungsi alat-alat tubuhnya. Adaptasi fisiologi lebih
rumit karena berhubungan dengan dalam tubuh seperti, reaksi biokimia dalam
tubuh. Alat-alat tuuh makhluk menghasilkan zat kimia dari reaksi biokimia yang
memiliki fungsi khusus dan penting untuk dapat melangsungkan hidup. Contoh
adaptasi fisiologi yaitu:

1).Teredo navalis

Teredo navalis adalah sejenis udang yang mempunyai cacing. Ia merupunya

2
kemampuan beradaptasi fisiologi terhadap makanannya. Alat tubuhnya memiliki

2
enzim selulase untk mencerna makanan yang berupa kayu kapal dipelabuhan atau
tiang-tiang kayu dermaga.

2).Ikan di laut

Ikan yang hidup dilaut mempunyai kemampuan beradaptasi pada habitatnya. Ia


mengeluarkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan diair tawar. Hal
ini dilakukan karena berusaha menyesuaikan diri dari tekanan osmososis air
terhadap tekanan osmosis dalam tubuh.

3.Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi ini merupakan kemampuan makhluk hidup menyesuaikan diri


berdasarkan tingkah lakunya. Adaptasi ini dilakukan makhluk terhadap perubahan
kondisi alam atau habitatnya. Selain itu juga makhluk beradaptasi tingkah laku
untuk menyesuaikan dengan jenis makanannya. Mereka menyesuaikan demi
mempertahankan hidup dan melangsungkan hidup. Salah satu contoh adaptasi
tingkah laku yaitu bunglon:

 Bunglon

2
Bunglon melakukan adaptasi terhadap habitatnya. Bunglon berusaha mengecoh
mata makhluk yang ingin menangkap atau membunuhnya.

Cara mengecoahnya yaitu kulit bunglon menyesuaikan dengan warna tempat


dimana ia berpijak. Bila ia berada disebuah daun yang berwarna hijau, maka
warna kulitnya dengan perlahan akan berubah menjadi hijau pula. Jika ia berada
dibatang pohon yang berwarna cokelat., ia pun merubah kulitnya secara perlahan
menjadi bewarna cokelat. Begitu pula saat ia berada ditanah yang bewarna hitam,
maka dengan perlahan kulit bunglon bewarna hitam pula. Tingkah laku bunglon
seperti yang disebutkan tadi disebut dengan mimikri.

E. Perkembangbiakan pada Hewan

PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA VEGETATIF

Di dunia ini banyak keunikan, baik yang tampak jelas maupun yang hanya tampak
jika dilihat dengan menggunakan alat bantu penglihatan. Kesemuanya itu adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta dengan tujuan agar manusia mau berpikir.
Salah satu keunikannya adalah perkembangbiakan pada makhluk hidup.

Makhluk hidup tingkat rendah dapat berkembang biak dengan cara generatif dan
vegetatif. Hewan bersel satu dapat berkembang biak secara vegetatif dengan cara
membelah diri, Hydra dapat membentuk tunas di tubuhnya kemudiantunas
tumbuh menjadi Hydra baru, sedangkan Planaria dapat memotong-motong
tubuhnya kemudian setiap potongan menjadi Planaria baru.

Perkembangan secara vegetatif tidak melibatkan alat perkembangbiakan sehingga


tidak didahului oleh peristiwa pembuahan. Individu baru terbentuk dari bagian

3
tubuh induknya. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan umumnya terjadi pada
Avertebrata. Perkembangbiakan itu meliputi pertunasan, pembelahan diri,
fragmentasi, dan sporulasi.

1. Pertunasan (Budding)

Pembentukan tunas berasal dari suatu tonjolan yang terbentuk dari tubuh
induknya. Hewan yang berkembang biak dengan tunas antara lain Hydra, Obelia,
dan ubur-ubur. Tunas pada Hydra berasal dari penonjolan dinding tubuhnya.
Tonjolan itu kemudian membentuk mulut dan tentakel. Setelah cukup dewasa
tunas akan lepas dari tubuh induknya. Selanjutnya, tunas tumbuh menjadi individu
baru.

Perkembangbiakan dengan pertunasan pada Hydra

Obelia juga dapat melakukan perkembangbiakan secara vegetatif. Cara


perkembangbiakan sama dengan Hydra. Porifera juga dapat berkembang biak
dengan pertunasan. Akan tetapi, tunas forifera terbentuk di dalam tubuh induknya.
Tunas ini di sebut gemulae (kuncup dalam). Jika induknya mati, tunas akan lepas
menjadi individu baru.

Ubur-ubur merupakan hewan air. Dalam daur hidupnya, hewan ini mempunyai
dua wujud, yaitu polip dan medusa. Polip hidup menetap di suatu tempat. Dalam
wujud polip ini, ubur-ubur berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk
tunas yang berupa medusa. Selanjutnya,medusa lepas dari tubuh induknya dan
hidup melayang-layangdi dalam air. Ubur-ubur kemudian berkembang biak secara
generatif dan mempunyai ovarium dan testis.

2. Membelah Diri

3
Membelah diri disebut juga sebagai pembelahan biner, yaitu pembelahan diri dari
satu sel menjadi dua sel anakan baru.

Perkembangbiakan dengan membelah diri pada Amoeba

Perkembangbiakan dengan cara ini terjadi pada hewan bersel satu, misalnya
Paramaecium dan Amoeba. Perkembangbiakan dengan membelah diri pada
Amoeba diperlihatkan pada gambar di samping ini.

Pembelahan diawali dengan pembelahan inti sel secara mitosis menjadi dua inti.
Selanjutnya, diikuti pembelahan sitoplasma sehingga terbentuk dua individu baru.

Dalam keadaan lingkungan kurang baik, Amoeba akan melindungi diri dengan
membentuk sista. Dalam bentuk sistatersebut, Amoeba tetap membelah menjadi
beberapa Amoeba baru. Jika lingkungan sudah membaik, sista akan pecah
sehingga amoeba baru tersebut keluar untuk hidup secara bebas.

3.Fregmentasi

3
Perkembangbiakan dengan fragmentasi pada Planaria

Fragmentasi merupakan cara perkembangbiakan suatu organisme dari fragmen-


fragmen atau potongan tubuh induknya. Prinsip perkembangbiakan dengan
fragmentasi adalah tubuh induk terpotong-potong, baik secara sengaja atau tidak
sengaja. Selanjutnya, setiap potongan tubuh tersebut tumbuh dan berkembang
membentuk bagian tubuh yang belum ada sehingga menjadi individu baru.
Contoh hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi adalah cacing pita,
Porifera, Ophiuroidea, dan cacing pipih (Planaria).

4.Sporulasi

Sporulasi Plasmodium

3
Sporulasi adalah pembelahan sel dari satu sel menjadi banyak sel dengan
membentuk spora. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara sporulasi
adalah Plasmodium.

Dalam daur hidup Plasmodium ditemukan adanya dua fase perkembangbiakan


yaitu generatif dan vegetatif, fase generative berlangsung di tubuh nyamuk
malaria dan fase vegetatifnya di tubuh manusia (penderita malaria). Fase inilah
yang dinamakan sporulasi.

PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

Perkembangbiakan secara kawin terjadi karena adanya pembuahan sel telur oleh
sel sperma. Sel sperma dihasilkan hewan jantan. Adapun sel telur dihasilkan
hewan betina. Berdasarkan caranya, pembuahan pada hewan dibedakan menjadi
dua. Pertama, pembuahan di luar tubuh. Kedua, pembuahan di dalam tubuh.

 Pembuahan di Luar Tubuh (Fertilisasi Eksternal) Pembuahan di luar tubuh


terjadi karena penggabungan sel telur dan sperma terjadi di luar tubuh
induknya. Contohnya, pada ikan dan katak.
 Pembuahan di dalam Tubuh ( Fertilisasi Internal) Pembuahan di dalam tubuh
artinya penggabungan sel telurdan sel sperma terjadi di dalam tubuh induknya.
Pembuahan di dalam tubuh terutama terjadi pada kelompokreptilia (hewan
melata), unggas, dan mamalia (hewan menyusui).

3
Perkembangbiakan secara kawin pada hewan dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.

 Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur (Ovipar) Pada hewan


bertelur, pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh
induknya. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang. Embrio di
dalam telur ini dilengkapi dengan kuning telur (yolk). Kuning telur digunakan
sebagai cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Jika embrio telah
tumbuh sempurna, telur akan menetas dan keluarlah individu baru. Hewan
yang berkembang biak secara bertelur disebut ovipar. Ayam dan burung
merupakan contoh hewan bertelur. Contoh hewan reptil yang bertelur ialah
penyu.
 Hewan yang Berkembang Biak dengan Melahirkan (Vivipar). Pada hewan
yang melahirkan anak, sel telur dibuahi oleh sperma di dalam tubuh
induknya. Pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh
induknya. Embrio akan berada di dalam tubuh induknya sampai waktunya
dilahirkan. Hewan yang berkembangbiak secara Melahirkan disebut vivipar.
Contohnya Sapi, kucing, singa dan kambing.
 Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur- Melahirkan (Ovovivipar).
Selain hewan ovipar dan vivipar, ada juga hewan yang dapat bertelur-
melahirkan. Hewan demikian disebut dengan ovovivipar. Pada hewan
tersebut, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh
induk. Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan
tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam
telur. Setelah tiba waktunya dilahirkan, anaknya akan keluar dari tubuh
induknya. Contoh hewan ovovivipar adalah paus, ikan pari, dan beberapa
jenis ular.

Coba perhatikan hewan-hewan yang terdapat pada gambar di bawah ini! Tahukah
kamu hewan apa saja dan bagaimana cara hewan-hewan tersebut
berkembangbiak?

3
Cara-cara hewan berkembang biak

Hewan-hewan seperti pada Gambar di atas berkembang biak dengan cara


generatif. Perkembangbiakan secara generatif adalah perkembangbiakan dengan
melalui proses perkawinan. Proses perkawinan yang terjadi kemudian

akan menghasilkan individu baru berupa anak.

Ada 3 cara calon anak keluar dari induknya,

yaitu:

1) bertelur (ovipar),
2) melahirkan (vivipar), dan
3) bertelur-melahirkan (ovovivipar).

a. Bertelur (ovipar)

Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contoh hewan yang berkembang biak


dengan cara bertelur? Jenis hewan yang berkembang biak dengan cara

3
bertelur antara lain unggas (bangsa burung), ikan, katak (amfibi), dan
serangga.

3
Unggas, ikan, katak, dan serangga berkembang biak dengan cara bertelur

Cara berkembang biak dengan bertelur disebut ovipar. Ovipar berasal dari kata
ovum yang berarti telur. Ovum (telur)dihasilkan oleh hewan betina dan akan
dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh hewan jantan.

Proses pembuahan ovum oleh sperma ada yang terjadi di dalam tubuh induk
betina dan ada yang terjadi di luar tubuh induk betina. Pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh induk betina disebut pembuahan internal. Contohnya terjadi pada
unggas dan serangga. Pembuahan yang terjadi di luar tubuh induk betina disebut
pembuahan eksternal.Contohnya terjadi pada ikan dan katak.

1). Cara Bertelur pada Unggas (Jenis Burung)

Ayam jantan membuahi telur pada saat telur berada di dalam tubuh ayam betina.
Pada saat itu kulit telur (cangkang) yang keras belum terbentuk. Setelah telur
dibuahi, maka telur akan keluar melewati saluran telur. Di dalam saluran telur
inilah telur terbungkus oleh putih telur dan cangkang yang masih lemah.

3
Setelah prosesnya sempurna, telur akan dikeluarkan oleh ayam betina melalui
kloaka (lubang pengeluaran pada ayam). Telur yang keluar telah dilengkapi
dengan kuning dan putih telur yang berfungsi sebagai cadangan makanan bagi
calon anak. Telur juga telah terbungkus cangkang yang akan mengeras setelah
beberapa saat berada di luar.

Setelah telur-telur keluar, maka telur-telur itu akan dierami oleh induknya. Ayam
mengerami telurnya selama kurang lebih 21 hari. Setelah dierami telur-telur akan
menetas, pecah, dan muncullah anak-anak ayam.

2). Cara Bertelur pada Ikan dan Katak

Ikan dan katak merupakan hewan-hewan yang melakukan perkembangbiakan


dengan melalui pembuahan eksternal, yaitu bertemunya sperma dan sel telur di
luar tubuh induk betina.

Cara bertelur dengan Ikan

Ikan mempunyai jenis yang sangat banyak. Masing-masing jenis ikan mempunyai
cara dan tingkah laku yang berbeda saat mengeluarkan telurnya.

Pada umumnya ikan betina yang akan bertelur mencari tempat untuk bertelur,
misalnya tumbuhan air. Ikan betina berenang ke sana kemari untuk menarik
perhatian ikan jantan. Jika ikan jantan mendekat dan mengikutinya, ikan

betina mengeluarkan telurnya dalam jumlah yang sangat banyak dan dikuti oleh
ikan jantan mengeluarkan sperma di sekitar sel telur hingga terjadilah pembuahan.
Sel telur dan sperma yang dikeluarkan jumlahnya sangat banyak. Kemungkinan

3
kegagalan pembuahan model ikan seperti ini sangat besar, karena beberapa hal
antara lain.

 tempatnya sangat luas,


 telur terbawa arus, dan
 dimakan oleh hewan lain.

Beberapa jenis ikan seperti mujair dan ikan punggung berduri menjaga dan
melindungi telurnya yang telah dibuahi. Ikan mujair melindungi telur-telur yang
telah dibuahi dengan cara menyimpan telur-telur tersebut di dalam mulutnya
hingga menetas. Ketika telur telah menjadi anak ikan, saat itulah anak-anak mujair
baru keluar dari mulut induknya. Dan apabila terdapat bahaya yang mengancam,
anak-anak mujair akan kembali masuk ke dalam mulut induknya. Ikan punggung
berduri melindungi telur-telur yang dibuahi dengan cara membuat sarang. Setelah
telur dibuahi, ikan jantan melindungi telur tersebut sampai menetas menjadi ikan-
ikan kecil.

Ikan mujair sang pengeram mulut. Setelah betina bertelur, pejantan segera
menyimpan telur di mulutnya sampai telur tersebut menetas

Cara Bertelur pada Katak

Katak dewasa hidup di darat, akan tetapi ketika hendak berkembang biak ia
menuju ke air. Katak betina yang akan bertelur menuju ke air. Katak jantan naik
ke punggung katak betina dan jari-jari katak jantan menekan tubuh katak betina
sehingga katak betina mengeluarkan telur ke dalam air. Bersamaan dengan itu
katak jantan akan mengeluarkan sperma hingga terjadilah pembuahan. Telur-telur
yang telah dibuahi akan menetas menjadi berudu. Lambat laun berudu
mengalami perubahan tubuh menjadi katak dewasa. Perubahan bentuk dari
berudu sampai menjadi katak dewasa disebut metamorfosis.

4
Metamorfosis pada katak

b. Melahirkan (Vivipar)

Cara berkembang biak dengan cara melahirkan disebut vivipar. Hewan yang
melahirkan adalah bangsa mamalia. Mamalia ada yang hidup di darat dan ada
yang hidup di air. Mamalia yang hidup di darat antara lain kucing, anjing, sapi,
dan kambing. Mamalia yang hidup di air antara lain lumba-lumba, paus, dan
singa laut.

Hewan yang melahirkan juga mem-punyai telur yaitu sel telur (ovum). Ukuran
telurnya kecil karena tidak dilengkapi kuning telur dan putih telur sebagai
cadangan makanan dan tidak terbungkus oleh cangkang (kulit telur yang keras).

Telur yang ada juga tidak dikeluarkan dari tubuh hewan betina.

Telur tersebut dibuahi oleh sperma hewan jantan di dalam saluran telur hewan
betina saat terjadi perkawinan dan kemudian terbentuk zigot (calon bayi). Zigot
tumbuh menjadi embrio dan menuju ke rahim.

Embrio berkembang di dalam rahim dan mendapatkan makanan langsung dari


induk betina melalui plasenta (ari-ari). Selama embrio mengalami pertumbuhan
dan perkembangan di dalam rahim, hewan betina mengalami masa mengandung.
Lama masa mengandung berbeda antara hewan yang satu dengan lainnya.

Setelah masa mengandung sempurna, hewan betina akan melahirkan anak. Ketika
dilahirkan, bayi mamalia masih lemah dan membutuhkan perawatan induknya.
Sang induk akan menyusui bayi dan menjaga bayi tersebut sampai bisa mandiri.

4
c. Bertelur dan Melahirkan (Ovovivipar)

Cara berkembang biak dengan bertelur dan melahirkan disebut ovovivipar. Pada
hewan ovovivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh hewan betina.

Dalam telur yang telah dibuahi terbentuk zigot dan selanjutnya zigot tumbuh
menjadi embrio. Selama pertumbuhan embrio di dalam telur, telur tidak
dikeluarkan melainkan masih berada di dalam saluran telur. Embrio mendapatkan
makanannya dari cadangan makanan di dalam telur, tidak langsung dari induknya.
Setelah embrio tumbuh sempurna di dalam telur, induk betina akan
melahirkannya. Contoh hewan yang mengalami ovovivipar adalah kadal dan
beberapa jenis ular.

4
Format RPP

Satuan Pendidikan : Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Kelas/Semester : PGSD C/Semester 3
Mata Pelajaran : Pembelajaran IPA SD
Topik : Hewan dan proses kehidupannya
Pertemuan Ke- : 7 dari 16 pertemuan
Alokasi Waktu : 09.00-11.30

A. Kompetensi Inti :

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianut


2. Menunjukkan prilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun,
peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dosen.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati,
mengetahui materi hewan dan proses kehidupannya.
4. Mengetahui apa saja hewan dan perkembangannya.
B. Kompetensi Dasar :

Kompetensi Dasar Indikator


3.1 Mengenal kegiatan 3.1.3 Menunjukkan hasil
persiapan permulaan diskusi dengan cara
diskusi (menyiapkan memaparkan materi
segala perlengkapan menggunakan power
dalam diskusi, duduk point.
dengan sopan,
menyiapkan diri untuk 3.1.4 Menunjukkan hasil
penyampaian materi) diskusi dengan benar.

4
dengan cara yang
benar.

4.1 Mempraktikkan 4.1.3 Mendemonstrasikan cara


kegiatan persiapan penyampaian materi menggunakan
permulaan diskusi power point dengan proyektor.
(menyiapkan segala
perlengkapan dalam Mendemonstrsikan pencahayaan
diskusi, duduk dengan yang baik saat diskusi
sopan, menyiapkan diri menggunakan proyektor.
untuk penyampaian
materi) dengan cara
yang benar.

C. Tujuan Pembelajaran
 Dengan memperhatikan hasil diskusi dan melihat dari kelompok
presentasi, mahasiswa dapat menunjukkan dan
mendemonstrasikan posisi yang tepat saat memperhatikan.
 Dengan memperhatikan hasil diskusi mahasiswa dapat memahami
materi yang disampaikan oleh kelompok presentasi.

D. Materi Ajar
Konsep dasar hewan dan proses kehidupannya.

E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
endahuluan 1. Kelompok presentasi mengucapkan salam dan
mengajak mahasiswa berdoa bersama

4
2. Pengenalan anggota kelompok presentasi.
egiatan Inti  Penyajian materi yang disampaikan oleh masing-
masing anggota kelompok presentasi.
Penutup  Membuat sesi diskusi yang dilaksanakan oleh
kelompok presentasi dan audient.
 Kelompok presentasi menyimpulkan presentasi
yang dilaksanakan didalam kelas.
 Kelompok presentasi menutup diskusi yang telah
dilaksanakan dengan membaca hamdalah dan
salam penutup.

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berikut beberapa kesimpulan dalam makalah ini :


Jenis-jenis hewan dapat dilihat dari beberapa klasifikasi yaitu,berdasarkan ada
atau tidak adanya tulang belakang, berdasarkan maknannya, berdasarkan cara
berkembang biaknya, dan berdasarkan termpat tinggalnya.
Hewan berdasarkan ada atau tidak adanya tulang belakang dibedakan menjadi
2 yaitu, avertebratadan vertebrata.
Hewan berdasarkan makananya dibedakan menjadi
yaitu,herbivore,omnivore, dan karnivora.
Hewan berdarkan tempat tinggalnya dibedakan menjadi 3 yaitu,hewan darat,
hewan air, dan hewan amfibi.
Hewan berdasarkan cara berkembang biaknya dibedakan menjadi
yaitu,ovipar, vivipar, dan ovovovipar.
System pernapasan adalah proses pengambilan oksigen, pengeluaran
karbondioksida dan sintesis energi melaui reaksi enzim di dalam sel-sel tubuh
dengan menggunakan oksigen. Alat pernapasan pada hewan ada beberapa
jenis yaitu, trakea, paru-paru,kulit, dan insang.
Daur hidup adalah suatu proses perubahan yang dialami mahluk hidup mulai
dari awal pertama kali organism itu hidup di bumi lalu tumbuh dan
berkembang menjadi organism atau mahluk hidup dewasa dan berkembang
biak untuk mempertahankan kelangsungan jenisnya. Pada daur hidup ada 2
macam yaitu metamorphosis sempurna (mengalami 4 tahapan) dan
metamorphosis tidak sempurna (mengalami 3 tahapan saja)
Dalam kehidupannya hewan juga memerlukan adaptasi atau penyesuaian
dengan lingkungan hidupnya, hal ini agar kelestariannya tetap terjaga.
Adaptasi pada hewan ada 3 macam yaitu, adaptasi morfologi, adaptasi
fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

4
DAFTAR PUSTAKA

Syuri, Ita dan Nurhasanah. 2011. IPA aktif 3. Jakarta: ESIS

BSNP. 2006. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta:
Balai Pustaka

Tim Sainducation. 2008. Ensiklopedia Seri Hewan. Semarang, Penerbit Aneka


Ilmu.

Sujiranto, Widianto, Yulius Supriyanan. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi 3


untuk SMP/MTs Kelas IX. Semarang: Penerbit Aneka Ilmu.

Delik Iskandar, dkk. 2008. Ensiklopedia Jelajah Ilmu Pengetahuan Alam, Jilid 1.
Seri Reptil dan Amphibi. Semarang: Penerbit Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai