Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KINGDOM ANIMALIA

MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

Disusun Oleh:

HORLINA BONTEA
NIM 2018321003

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON YAYASAN DS. A.Z.R. WENAS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

JURUSAN FARMASI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Kingdom Animalia”

dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Umum.

Penulis berterima kasih kepada dosen Mata Kuliah Bapak Ferdy A. Karauwan, S.Si.,

M.Si selaku dosen Mata Kuliah Biologi Umum yang telah memberikan tugas ini

kepada penulis sehingga penulis mendapatkan tambahan pengetahuan tentang

Kingdom Animalia. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,

karena itu kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini sangat

diperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Manado, Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1

1.2 Tujuan ..........................................................................................................1

1.3 Manfaat ........................................................................................................1

Bab II. Isi

2.1 Pengertian Animalia......................................................................................2

2.2 Klasifikasi Kingdom Animalia .....................................................................3

Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................33

Daftar Pustaka ............................................................................................................34

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan organisme eukariotik


(organisme dengan sel kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan,
hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk
membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan harus mencari makanannya
sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna di dalam
tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida
sebagai zat sisa (Bitar, 2019).

Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang
paling banyak dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang
belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang. Dan berikut
akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari
kingdom animalia. (Bitar, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kingdom animalia?


2. Bagaimana klasifikasi kingdom animalia?
3. Apa saja yang menjadi peran kingdom animalia?
1.3 Tujuan

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai kingdom animalia.


2. Mempelajari lebih lanjut tentang kingdom animalia dan klasifikasinya.
3. Mengerti apa saja peran kingdom animalia bagi kehidupan manusia.
1.4 Manfaat

Menambah wawasan penulis maupun pembaca tentang kingdom animalia.

1
BAB II. ISI

2.1 Pengertian Animalia


Hewan atau animalia (Latin, anima = jiwa) merupakan organisme
eukariotik (memiliki membran inti sel), multiseluluer (bersel banyak), tidak
memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga hidup sebagai organisme
heterototrof dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makan atau
mempertahankan diri dari musuh. Terdapat lebih dari satu jenis spesies hewan
dengan bentuk dan struktur tubuh yang beraneka ragam. Hewan menempati hampir
semua lingkungan di bumi tetapi sebagian besar spesies hewan hidup di air.
Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun
tubuh, yaitu protozoa dan eumetazoa. Protozoa adalah hewa yang tidak memiliki
jaringan sejati yaitu hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan spons).
Sementara eumetazoa adalah hewan yang memiliki jaringan sejati yaitu hewan-
hewan anggota filum hewan lainnya seperti Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda,
Annelida, Mollusca dan lainnya.
Hewan eumetazoa memiliki lapisan embrionik (lapisan lembaga atau
lapisan nutfah) yang terbentuk melalui proses gastrulasi pada saat perkembangan
embrio. Lapisan embrionik akan membentuk berbagai jaringan dan organ tubuh.
Terdapat tiga macam lapisan embrionik, yaitu sebagai berikut:
1. Ektoderm merupakan lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio.
Ektoderm akan berkembang menjadi penutup luar tubuh hewan dan hewan
anggota filum tertentu akan menjadi sistem saraf pusat.
2. Endoderm merupakan lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang
sedang berkembang (arkenteron). Endoderm akan berkembang menjadi saluran
pencernaan, hati dan paru-paru pada vertebrata.
3. Mesoderm terletak antara ektoderm dan endoderm. Mesoderm akan menjadi
otot dan organ lainnya yang terletak diantara saluran pencernaan dan penutup
luar tubuh.
Hewan yang memiliki dua lapisan mebrionik (ektoderm dan endoderm)
disebut diplobastik, contohnya hewan kelompok Coelenterata (filum Cnidaria dan

2
Ctenophora). Hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik disebut triploblastik,
contohnya semua eumetazoa kecuali Coelenterata (filum Cnidaria dan Cteophora).
Hewan triploblastik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai
berikut:
1. Triploblastik aselomata merupakan hewan triploblastik yang solid atau tidak
memiliki rongga di antara saluran pencernaan dan dinding tubuh. Contoh
Platyhelminthes (cacing pipih).
2. Triploblastik pseudoselomata merupakan hewan triploblastik yang memiliki
rongga tubuh semu atau rongga tubuh yang tidak sepenuhnya dilapisi jaringan
dari mesoderm. Contohnya Nematoda (cacing gilik).
3. Triploblastik selomata merupakan hewan triploblastik yang memiliki rongga
tubuh (selom) sejati dan dilapisi jaringan yang berasal dari mesoderm.
Contohnya Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan Vertebrata.
Hewan juga dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, yaitu Invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) dan Vertebrata
(memiliki tulang belakang).

2.2 Klasifikasi Kingdom Animalia

Gambar 2.1 Klasifikasi Kingdom Animalia

3
2.2.1 Invertebrata
Invertebrata (Latin, in = tanpa, vertebrae = tulang belakang) adalah hewan
yang tidak memiliki tulang belakang. Jumlah spesies hewan invertebrata meliputi
95% dari seluruh hewan yang hidup di bumi. Hewan invertebrata dikelompokkan
menjadi beberapa filum, antara lain:
A. Porifera (Hewan Spons)
Porifera (Latin, porus = pori, fer = membawa) adalah hewan invertabrata
yang tidak memiliki jaringan sejati (protozoa), tanpa organ dan jaringan yang
terspesialisasi serta tubuhnya memiliki banyak pori. Porifera merupakan
anggota animalia yang paling sederhana atau primitif.
1. Habitat dan Cara Hidup
Sebagian besar porifera hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air
tawar. Pada umumnya hewan porifera hidup diperairan yang dangkal dan jernih,
tetapi ada pula yang hidup di perairan berpasir atau berlumpur. Porifera dewasa
hidup sesil atau melekat di suatu substrat. Porifera hidup secara heterototrof
dengan memakan bateri dan plankton.
2. Ciri-Ciri Tubuh
a. Ukuran dan bentuk tubuh porifera
Ukuran tubuh porifera bervariasi dari sebesar kacang polong hingga
setinggi 90 cm dengan diameter 1 m. Tubuh porifera berwarna-warni,
berwarna pucat atau cerah. Sebagian besar tubuhnya berbentuk asimetri
(tidak beraturan) dengan pola yang bervariasi, tetapi ada pula yang
berbentuk simetri radial.
Permukaan tubuh porifera terdapat lubang-lubang atau pori-pori
(ostium) yang merupakan lubang masuknya air. Air kemudian mengalir ke
rongga tubuh (spongosol) dan eluar melalui lubang pengeluaran (oskulum).
Berdasarkan tipe saluran air, bentuk tubuh porifera dibedakan menjadi tiga
yaitu askanoid (bentuk paling sederhana menyerupai vas bunga atau
jambangan), sikonoid (memiliki dinding tubuh yang melipat secara
horizontal tetapi bentuknya tetap simetri radial), dan leukonoid (bentuk
paling kompleks yaitu saluran berflagela).

4
b. Struktur dan fungsi tubuh
Struktur tubuh porifera tidak tersusun dari jaringan sejati tetapi dibentuk
oleh sekumpulan sel-sel yang longgar. Sel-sel tersebut ralatif belum
terspesialisasi. Porifera tidak memiliki sistem saraf dan otot tetapi masing-
masing sel dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
3. Fisiologi Porifera
Proses fisiologi porifera bergantung pada aliran air. Air yang masuk melalui
ostium membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagela pada
koanosit menyapu air ke arah oskulum. Partikel makanan akan terjerat ke
dalam mukus kemudian ditelan secara fagisitosis dan dicerna secara
intraseluler di dalam koanosit. Sari makanan hasil pencernaan masuk ke
dalam amebosit yang terletak bersebelahan dengan koanosit kemudian
diedarkan ke sel-sel lainnya. Pertukaran gas terjadi secara difusi.
4. Cara Reproduksi Porifera
Porifera bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual dengan cara pembentukan tunas (budding) dan gemula (gemmule,
tunas internal). Tunas merupakan salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah
dilepaskan. Sekelompok sel yang dilepaskan akan tumbuh menjadi sel baru.
Pada umumnya, porifera bersifat hemafrodit, tetapi sel telur dan sperma
diproduksi pada waktu yang berbeda. Sperma dikeluarkan bersama aliran air
dan melalui oskulum dan masuk ke individu lain melalui astium. Fertilisasi sel
telur oleh sperma terjadi di mesohil dan menghasilan embrio. Embrio akan
tumbuh menjadi larva berflagela (larva amfiblastula). Yang kemudian keluar
dari mesohil bersama aliran air melalui askulum dan berenang bebas lalu
menempel di sautu substrat hingga tumbuh menjadi porifera dewasa.
5. Klasifikasi Porifera
Terdapat sekitar 10.000 jenis porifera yang sudah teridentifikasi.
Berdasarkan kerangka penyusun tubuh, porifera dibagi menjadi:
a. Calcarea (Calsipongiae) berasal dari bahasa Latin, calcare = kapur, calsi
= kapur, spongia = spons yang memiliki ranga dari zat kapur atau kalsium
karbonat. Contoh: Leucosolenia, Clathrina, Sycon ciliatum.

5
b. Hexactinellida (Hyalospongiae) berasal dari bahasa Yunani, hexa = enam,
hyalo = transparan atau kaca yang memiliki kerangka tubuh tersusun dari
silika atau kaca dengan bentuk tubuh silindris, datar, atau bertangkai.
Contoh: Euplectella
c. Demospongiae berasal dari bahasa Yunani demo = tebal, spongia = spons
memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin. Contoh:
Oscarella.
d. Scelospongiae atau spons karang (coralline sponges) menghasilkan rangka
yang tersusun dari kalsium karbonat yang terjalin dalam serat-serat spons
sehingga tampak seperti batu coral. Contoh: Ceratoporella.
6. Peranan Porifera
Beberapa jenis spons yang memiliki warna cerah digunakan sebagai hiasan
dalam aquarium air laut. Lainnya dimanfaatkan sebagai spons mandi. Spons
yang hidup pada jenis karang tertentu dapat mengganggu peternakan tiram.
B. Cnidaria
Filum Cnidaria dan Stenophora termasuk dalam hewan Coelenterata
(Yunani, coelenteron = rongga) yaitu hewan invertebrata yang memiliki rongga
tubuh sebagai alat pencernaan makanan (gastrovaskuler). Cnidaria (Yunani,
cnide = sengat) memiliki alat sengat untuk pertahanan diri.
1. Cara Hidup dan Habitat
Cnidari sebagian besar hidup bebas di laut dan hanya beberapa spesies yang
hidup di air tawar. Cnidaria hidup diperairan dangkal secara berkoloni atau
soliter. Cnidaria yang berbentuk polip hidup sesil di suatu substrat sedangkan
yang berbentuk medusa bergerak melayang atau berenang bebas di dalam air.
Cnidaria hidup heterototrof sebagai karnivor dengan memakan udang dan ikan
kecil.
2. Ciri-Ciri Tubuh
a. Ukuran dan Bentuk Tubuh
Ukuran tubuh Cnidaria bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa
milimeter, contohnya Hydra dan ada pula yang berukuran besar hingga
berdiameter 2 m, misalnya Cyanea capillata. Tubuh Cnidaria berbentuk
simetri radial, dapat dibedukan menjadi polip dan medusa. Polip berbentuk
6
silindris yang memiliki dua ujung yang satu sebagai oral yang dikelilingi
tentakel sedangkan yang lain untuk menempel. Medusa berbentuk seperti
loceng, payung atau mangkok terbalik di mana bagian cembung mengarah
ke atas sedangkan cekung yang memiliki mulut dan tentakel mengarah ke
bawah.
b. Struktur dan Fungsi Tubuh
Cnidaria termasuk eumetazoa karena tubuhnya sudah tersusun atas
jaringan sejati. Cnidaria merupakan hewan diploblastik atau memiliki dua
lapisan embrionik yaitu ektoderm dan endoderm.
3. Fisilogi
a. Pergerakan
Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Kontaksi otot berpengaruh
terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai
rangka hidrostatik. Polip hanya dapat bergerak meliuk-liuk sedangkan
medusa dapat bergerak bebas dengan cara berdenyut akibat kontaksi otot
melingkar.
b. Cara mencerna makanan
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel kemudian
masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler, terdapat
enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan akan hancur dan
kemudian diaduk sehingga merata oleh flagela. Sel otot pencerna memiliki
pseupodia untuk menangkap dan menelan makanan. Pencernaan dilanjutan
intraseluler dan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi.
c. Pernapasan dan ekskresi
Cnidaria tidak memiliki alat respirasi dan ekskresi. Pertukaran gas
dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi. Sisa
metabolisme berupa amonia dibuang secara difusi.
4. Cara Reproduksi
Cnidaria bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara
aseksual dengan pembentukan tunas. Tunas dibentuk oleh Cnidaria yang
berbentuk polip dan tumbuh dekat kaki polip.

7
Reproduksi secara seksual biasanya dilakukan oleh Cnidaria berbentuk
medusa dengan cara membentuk gamet jantan dan betina.
5. Klasifikasi
Cnidaria terbagi menjadi beberapa kelas antara lain:
a. Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon = hewan) sebagian besar hidup di laut,
hanya sebagian spesies hidup di air tawar. Hydrozoa hidup sebagai polip,
medusa dan keduanya. Hydrozoa memiliki dua macam indra yaitu oseli
sebagai pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan. Contoh:
Physalia, Obelia, dan Hydra.
b. Scyphozoa (Yunani, skyphos = mangkuk, zoon = hewan) hidup di laut dan
merupakan ubur-ubur sejati karena medusa merupakan bentuk dominan
dalam siklus hidupnya. Contoh: Periphylla
c. Cubozoa mengalami metamorfosis lengkap dari polip hingga medusa,
tubuh berbentuk kotak dan memiliki lensa mata yang kompleks. Cubozoa
merupakan ubur-ubur sejati. Contoh: Chironex fleckeri
d. Anthozoa (Yunani, anthos = bunga, zoon = hewan) merupakan hewan laut
yang memiliki bentu mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau
berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa.
6. Peranan Cnidaria dalam Kehidupan Manusia
- Merupakan pembentuk ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat
ikan dan hewan laut lainnya.
- Beberapa jenis ubur-ubur yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan
diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin.
C. Ctenophora
Ctenophora (Yunani, kteno, kteis = sisir dan phore = pembawa) dikenal
sebagai ubur-ubur sisir yang hidup di laut. Tubuh Ctenophora berbentuk simetri
radial. Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk
lokomosi. Kemiripan Ctenophora dengan Cnidaria diduga merupakan hasil
evolusi konvergen akibat di lingkungan yang sama. Filum Ctenophora dibagi
menjadi dua kelas Tentacula dan Nuda.

8
D. Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum
ini mencaku semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah
satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.

1. Cara Hidup dan Habitat


Platyhelminthes bisa hidup bebas ataupun parasit. Platyhelminthes yang
hidup bebas memakan organisme lain. Sedangkan Platyhelminthes parasit
hidup pada jaringan inangnya (manusia, siput, babi, sapi, dll).

Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan
tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh
inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.

2. Ciri-Ciri Tubuh
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan
cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam
tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif
terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang
sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di
balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing
hati, dan cacing pita.
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik
aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri
dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing
ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak
membentuk sel khusus.
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler,
dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem
pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan
ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang
memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna
makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.

9
3. Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada
Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes.
Fertilisasi dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu. Sedangkan reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah membelah, bagian
potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu
baru.

4. Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
a. Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar
sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
b. Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk
melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit
pada manusia dan hewan. Beberapa contoh
Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma
c. Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar
oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan,
contohnya adalah Taenia solium dan T. saginataSpesies ini
menggunakan skoleks untuk menempel pada usus
inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah
dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.
5. Peranan
Platyhelminthes kebanyakan merugikan manusia. Sebagian besar hidup
sebagai parasit di dalam usus ataupun dalam hati. Peranan Platyhelminthes
dalam kehidupan misalnya Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, Planaria
menjadi salah satu makanan bagi organism lain, Cacing hati maupun cacing pita
merupakan parasit pada manusia.

E. Nematoda
Nematoda (dari bahasa Yunani nema = benang, ode = seperti) adalah
sebuah filum. Filum ini merupakan salah satu filum yang beranggotakan
terbanyak (sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan parasit).
Contohnya adalah cacing tambang.
10
1. Cara Hidup dan Habitat
Nematodes tidak mempunyai organ pernafasan yang spesial. Haemaglobin
terjadi pada cairan perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk
dengan terang oleh organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan
rumah, dan haemoglobin dari sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada
dinding tubuh dan cairan perivisceral.

Nematoda mempunyai penyebaran yang sangat luas dan terdapat dalam


jumlah yang besar, keduanya bila memperhatikan spesies dan masing-masing
individual, pada tanah, air tawardan laut, dan sebagai parasit pada tanaman dan
hewan.
2. Ciri-Ciri Tubuh
Mempunyai saluran pencernaan dan rongga badan, dan saluran tersebut
dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut speudosel atau psedoseloma.
Permukaan luar tubuh cacing diselubungi oleh kutikula yang
merupakan ikatan paling sedikit tersusun oleh 5 macam protein dan dapat
dibedakan menjadi 3 lapis mulai dari permukaan secara berturutan adalah
sebagai berikut : korteks, matriks dan basal. Dibawah integument adalah
hypodermis dan lapisan otot.
Sejumlah ganglia dan syaraf membentuk cincin yang mengelilingi
ismusesofagus, dari cincin syaraf tersebut keluar 6 batang syaraf menujuke
anterior dan 4 ke posterior.
3. Reproduksi
Nematoda Umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem
reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya
terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal.
Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di
lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat
membentuk kista untuk perlindungan dirinya.

11
4. Klasifikasi
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit ascariasis
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di
daerah pertambangan
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah
e. Trichinella spiralis, penyebab penyakit trikhinosi
5. Peranan
Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan
hewan.
F. Annelida
Annelida adalah filum luas yang terdiri
dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara
lain cacing tanah dan lintah. Filum ini di temukan di sebagian besar lingkungan
basah, seperti air tawar dan di laut.
1. Cara Hidup dan Habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini
beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya
terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.
2. Ciri-Ciri Tubuh
Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati
sehingga disebut triploblastik selomata. Annelida memiliki sistem peredaran
darah tertutup, dengan pembuluh darah memanjang sepanjang tubuhnya serta
bercabang-cabang di setiap segmen.
Annelida mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh beruas-
ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas
12
tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Meskipun
demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat
bentuk seperti cincin yang terkoordinasi. Sistem saraf annelid terdiri dari sebuah
otak yang terhubunga dengan serabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di
setiap segmen. Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk
faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di
setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan
mengekskresikannya keluar tubuh.
3. Reproduksi
Annelida dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Meskipun
annelida bersifat hermafrodit, untuk terjadinya fertifilasi tetap diperlukan
perkawinan antara dua individu cacing. Alat kopulasinya disebut klitelum.
4. Klasifikasi
a. Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Parapodia
adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus
bertindak sebagai alat pernafasan. Setae adalah bulu-bulu yang melekat
pada parapodia, yang membantu polychaeta melekat pada substrat dan
juga membantu mereka bergerak. Cacing kerang, seperti Nereis adalah
pemangsa yang aktif. Banyak yang memiliki kepala yang berkembang
baik, dengan rahang bagus, mata dan organ peraba lainnya.
b. Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki
sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya. Cacing
tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang.
Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu
dengan setae. Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan
yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara. Cacing tanah adalah
pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan organic dari tanaha
yang dimakan. Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan
yang sudah dicerna disimpan di tembolok lalu ke rempela. Sistem
pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap
segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan
cairan coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua
13
lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran
peredaran darah. Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah
pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima pasang jantung
(lengkung aorta) menuju pembuluh ventral. Cacing tanah bersifat
hermaphrodit, memilliki testis dengan saluran semen, dan ovarium
dengan penerima semen. Perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua
cacing yang saling parallel dalam posisi berlawanan dan saling bertukar
sperma. Setiap cacing memiliki klitellum yang mengeluarkan lendir,
untuk melindungi sperma dan telur dari kekeringan.
c. Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai
ada yang di laut atau daratan. Setiap gelang tubuh memiliki beberapa
alur mendatar. Lintah memunculkan pengisap anterior kecil sekitar
mulutnya dan pengisap posterior yang besar. Meskipun beberapa
diantaranya adalah predator yang hidup bebas, kebanyakan adalah
pemakan cairan. Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan darah
dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.
5. Peranan
Bebrerapa jenis annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo
dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.
Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga
sangat baik untuk bahan pakan ternak. Cacing tanah bermanfaat untuk
menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut dapat menggemburkan lahan
dan sisa metabolismenya dapat menambah unsure hara tanah.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.
G. Mollusca
1. Cara Hidup dan Habitat
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain.
Misalnya ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya.
Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air
contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya Siput.
14
2. Ciri-Ciri Tubuh
Mollusca atau hewan lunak yang umumnya memiliki rangka luar atau
cangkang terdiri dari beberapa kelas. Keluarga besar ini merupakan bagian
ekosistem laut/air tawar maupun darat. Beberapa di antaranya dapat dikonsumsi
manusia, merupakan hama, atau bahkan predator yang racunnya sangat
mematikan.
3. Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi
jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris).
Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit.
Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan
telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi
mollusca dewasa.
4. Klasifikasi
Mollusca atau hewan lunak terbagi menjadi beberapa kelas:

a. Kelas Gastropoda (Gastro berarti perut, sementara poda berarti kaki)


Yang termasuk dalam golongan ini adalah hewan lunak, baik yang
bercangkang maupun tidak bercangkang, menggunakan perutnya untuk
melata atau pergerakan. Gastropoda yang bercangkang memiliki
cangkang tunggal. Kelas gastropoda terbagi menjadi 3 subkelas:
 Subkelas Prosobranchia - bernapas menggunakan insang,
bercangkang tunggal, sebagian besar anggotanya merupakan siput-
siput yang hidup di air laut (termasuk daerah pasang surut dan muara
sungai)
 Subkelas Opistobranchia - bernapas menggunakan insang yang
terletak di bagian belakang, ada yang bercangkang, namun ada juga
yang tak bercangkang (biasa disebut nudibranch atau "kelinci laut",
ada juga yang dijuluki "Spanish Dancer" karena berwarna merah dan
bisa berenang di laut bagaikan gaun penari rakyat Spanyol/Amerika
Latin).

15
 Subkelas Pulmonata - hidup di darat, bernapas dengan paru-paru,
dan sebagian besar anggotanya adalah hermafrodit. Contoh jenis
yang bercangkang adalah bekicot/Giant African Snail (Achatina
fullica/A.variegata), escargot (Helix pomatia), sementara yang tak
bercangkang adalah keong bugil/siput telanjang.
5. Peranan
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia namun ada pula yang
merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan adalah:
 Sumber makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya: tiram batu
(Aemaea sp), kerang (Anadara sp), kerang hijau (Mytilus viridis), sotong
(Sepia sp), cumi-cumi (Logio sp), remis (Corbicula javanica), dan bekicot
(Achatina fulica).
 Perhiasan,misalnya tiram mutiara (Pinchada margaritifera).
 Hiasan dan Kancing, misalnya: dari cangkang tiram batu, Nautilus dan
Tiram mutiara.
Mollusca yang merugikan antara lain karena merupakan hama tanaman
budidaya organism perantara penyebab penyakit. Bekicot dan keong adalah
hama dari tanaman sawah. Siput air adalah inang dari perantara cacing Fasciola
hepatica, cacing ini merupakan parasit pada organ hati manusia dan ternak.

H. Arthropoda
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai
bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang
diketahui orang adalah Arthropoda.
1. Cara Hidup dan Habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,
komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan
ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.

16
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar,
gurun pasir, dan padang rumput.
2. Ciri-Ciri Tubuh
Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah
yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan
Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir
dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa
dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang
biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar
dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah
atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi
di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke
sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal
alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang
masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus,
respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh
berbentuk seperti tangga tali.
3. Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada
juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah
pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang
dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda
terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda
sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
4. Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh
dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum,
yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.

17
5. Peranan
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi
manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang
pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
 Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang
windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla
serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
 Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
 Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
 Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk
demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah
sebagai vektor penyakit tifus.
 Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis,
kutu kepala, dan kutu busuk
 Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang
tanduk
 Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
 Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku
I. Echinodermata
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah
sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa
kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut.
Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang
masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah.
1. Cara Hidup dan Habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah
kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut,
didaerah pantai hingga laut dalam.
Sistem ambulakral, merupakan alat pernapasan sekaligus pergerakan yang
memungkinkan air masuk melalui lubang bernama madreporit ke dalam
pembuluh batu. Kemudian menyalurkannya menuju saluran cincin yang
18
bercabang pada lima tangannya yang diberi nama saluran radial hingga ke
dalam saluran lateral. Deretan-deretan kaki tabung pada tiap cabang tangan
yang bergelembung disebut ampula yang menjadi akhir perjalanan air dari luar
tubuh.
2. Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang
jantan dan betina. Fertilisasi terjadi luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur
yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula dan
selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi
larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk simetri bilateral. Larva ini
berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi
branchidaria lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa.
3. Klasifikasi
Filum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
a. Asteroidea sering disebut sebagai bintang laut, sesuai dengan namanya itu,
hewan ini memiliki bentuk seperti bintang dengan lima lengan pada
tubuhnya. Pada permukaan tubuhnya dilengkapi dengan duri. Organ tubuh
yang dimiliki bercabang kelima buah lengannya. Hewan ini banyak sekali
dijumpai di daerah pantai. Pada permukaan bawah tubuhnya terdapat mulut
dan kaki tabung yang digunakan untuk bergerak. Pada bagian atas atau
aboral terdapat anus dan madreporit yang merupakan saluran penghubung
air laut dengan sistem pembuluh air yang ada dalam tubuh. Contoh:
Astropecten irregularis, Culeitin.
b. Ophiuroidea disebut juga sebagai bintang ular laut karena tubuhnya
memiliki lima lengan yang apabila digerak-gerakkan menyerupai gerakan
ular. Selain itu, hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa pencernaannya
dikeluarkan lewat mulutnya. Hewan ini biasa hidup di laut yang dalam
ataupun laut dangkal. Banyak dijumpai di balik batu karang ataupun
mengubur dirinya dalam pasir. Hewan ini makanannya adalah udang,
kerang, ataupun sampah dari organisme lain, contohnya adalah
Ophioplocus.

19
c. Crinoidea (lili laut), secara sepintas hewan ini sangat mirip dengan
tumbuhan yang hidup di laut. Hidupnya menempel pada substrat yang ada
di laut. Memiliki lima buah lengan dan sering disebut sebagai lili laut.
Paling primitif dibandingkan yang lain dan memiliki bentuk tubuh seperti
piala, contohnya adalah Antedon sp, Holopus sp.
d. Echinoidea memiliki bentuk tubuh bulat dan diliputi duri yang banyak,
contoh Diadema (bulu babi) dan Echinus (landak laut). Mulut terletak di
bagian oral dan dilengkapi dengan 5 buah gigi, sedangkan madreporit, anus,
dan lubang kelamin terletak di bagian aboral.
e. Holothuroidea berperan sebagai pembersih di laut karena merupakan
pemakan kotoran dan sisa makhluk hidup yang lain, contohnya Holothuria
Sp. (teripang). Hewan ini memiliki duri yang halus sehingga berbeda
dengan Echinodermata yang lain. Bentuk tubuhnya menyerupai mentimun
sehingga disebut juga sebagai mentimun laut atau teripang. Mulut terletak
pada bagian anterior dan anus terletak pada bagian posterior. Tiga baris kaki
di daerah ventral untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal digunakan
untuk bernapas.
4. Peranan
a. Peranan Echinodermata yang menguntungkan
Bintang laut banyak digunakan sebagai hiasan. Tetapi dengan penangkapan
besar-besaran, hewan ini bisa punah. Ada yang memiliki arti ekonomi bagi
manusia, yaitu teripang dan bulu babi. Echinodermata di pantai dapat
berperan sebagai pembersih pantai. Sisa makanan dan sampah pantai yang
mengandung bahan organik merupakan makanan Echinodermata.
b. Echinodermata yang merugikan
Dalam kerajaan hewan, ada satu filum lagi yaitu filum Chordata. Semua
hewan yang tergolong filum ini memiliki Chorda (korda) dorsalis yang
disebut juga dengan istilah notokorda. Korda dorsalis berarti tali punggung
dan berfungsi sebagai penguat pada fase embrio.

20
2.2.2 Chordata
Chordata diberi nama brdasarkan adanya struktur notokorda yang
ditemukan saat embrio. Hewan chordata memiliki empat ciri khas tertentu dalam
daur hidupnya, yaitu memiliki notokorda, tali saraf dorsal berlubang, celah faring
dan ekor pasca anus yang berotot. Terkadang ciri-ciri khas tersebut hanya
ditemukan pada masa embrionik.
Filum chordata terdiri atas tiga subfilum, yaitu Urochordata dan
Cephalochordata yang tidak bertulang belakang (Chordata Invertebrata) atau
disebut juga Acrania (tidak bertengkorak) dan subfilum Vertebrata termasuk
Craniata (hewan yang memiliki tengkorak).
A. Urochordata
Urochordata disebut juga Tunicata. Pada umumnya berbentuk seperti kantong
kecil, hidup di laut, menempel pada bebatuan, galangan kapal atau sampan.
Beberapa jenis ada yang hidup berkoloni atau sebagai plankton. Urochordata
terbagi dalam tiga kelas, yaitu:
1. Ascidiacea
Ascadicea hidup di peraian litoral hampir di seluruh dunia. Ascadicea
menempel pada karang, cangang Mollusca, galangan kapal, dasar pasir atau
lumpur. Tubuh Ascadicea berbentuk kantong atau balon berukuran kecil
hingga yang berukuran dbesar berdiameter 30 mm. Ascadicea dikenal
sebagai hewan penyemprot laut (sea squirt) yang mendapatkan makanan
dengan cara menyaring plankton dari air yang mengalir melalui faring.
2. Thaliacea
Thaliacea hidup soliter atau berkoloni. Koloni ada yang berbentuk silindris
panjang mencapai 2 m sehingga menyerupai ular, contohnya Pyrosoma
yang mengeluarkan cahaya cemerlang. Tubuh Thaliacea transparan
sehingga organ dalamnya tampak jelas. Sifon air masuk dan air keluar
terletak pada ujung yang berlainan.
3. Larvacea (Appendicularia)
Larvacea memiliki tubuh transparan berukuran beberapa milimeter.
Larvacea tidak memiliki mantel selulosa tetapi tubuhnya dilindungi suatu
rumah dari zat semacam agar yang dihasilkan oleh permukaan lapisan
21
epitel. Contohnya, Oikopleura sp. yang memiliki rumah berbentuk bulat
telur.
B. Cephalochordata
Cephalochordata dikenal sebagai lancelet, contohnya Amphioxus atau
Branchiostoma. Lancelet hidup sebagai bentos dalam pasir pantai yang dangkal
dan hanya kepalanya yang tersembul di atas permukaan pasir. Tubuh lancelet
berbentuk mirip ikan kecil dengan panjang 6-8 cm, pipih secara lateral, kedua
ujungnya runcing, bentuk kepalanya tidak jelas, dan mulut dilengkapi oleh sirus
oral yang berfungsi sebagai saringan. Dinding tubuh berwarna merah muda dan
transparan sehingga organ dalamnya tampak jelas. Tubuh dilapisi epidermis
tanpa kutikula atau tunik. Tubuh lancelet tersusun oleh sekitar 50-75 ruas-ruas
otot renang yang berbentuk huruf V yang disebut miomer. Antara miomer yang
satu dengan yang lain dibatasi oleh miosepta. Menurut kajian evolusi,
Cephalochordata merupakan penghubung antara invertebrata dengan
vertebrata.
C. Vertebrata
1. Ciri-Ciri Umum Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri berikut.
a. Sebagian atau seluruh notokorda digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang
(kolumna vertebralis).
b. Memiliki tengkorak atau kranium yang berisi otak.
c. Memiliki endoskleton (kerangka dalam) yang tersusun dari tulang keras
maupun tulang rawan.
d. Bertubuh kecil hingga besar dengan bentuk tubuh simetri bilateral
e. Memiliki anggota badan yang berfungsi sebagai alat gerak, misalnya sirip, ekor,
kaki atau tangan yang tersusun dari otot dan tulang.
f. Memiliki dua pasang rahang, kecuali pada Agnatha (Cylostomata)
g. Sistem peredaran darah tertutup
h. Sistem pencernaan lengkap
i. Alat pernapasan berupa insang atau paru-paru.
j. Memiliki sepsang ginjal dan alat ekskresi
k. Memiliki alat indra berupa sepasang mata dan sepasang telinga
22
l. Alat kelamin terpisah atau hermafrodit; fertilisasi eksternal dan internal dan
bersifat ovipar, ovovivipar dan vivipar.
2. Klasifikasi Vertebrata
Kerajaan hewan (kingdom animalia) kelompok vertebrata terdiri dari lima
kelompok, yaitu ikan (Pisces), katak (amfibi), binatang melata (reptil), burung
(Aves) dan mammalia (binatang menyusui).
a. Pisces (Ikan)
Pisces (ikan) merupakan klasifikasi hewan bertulang belakang yang memiliki
habitat di air dengan sistem respirasi dengan insang. Seperti jenis biota laut, hewan
pisces memiliki sirip yang berfungsi untuk pergerakan hewan pisces di dalam air,
dengan dilengkapi gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Pisces termasuk
kelompok hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang berarti mampu menyesuaikan
suhu tubuh dengan lingkungannya.
1) Ciri-Ciri Umum
Pisces merupakan vertebrata akuatik (hidup di air) yang memiliki ciri-ciri
umum sebagai berikut:
 Tubuh terdiri atas kepala, badan dan ekor. Tubuh ditutupi kulit yang
umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik yaitu ganoid,
plakoid, stenoid, dan sikloid. Pisces memiliki sirip untuk berenang dan
endoskeleton tersusun dari tulang rawan atau tulang keras.
 Pisces bernapas dengan insang yang ditutupi oleh operkulum.
 Pisces bersifat poikiloterm (berdarah dingin)
 Sistem peredaran darah tertututp tunggal yaitu dalam sutu kali peredaran
darah.
 Sistem pencernaan lengkap
 Alat ekskresi berupa ginjal dan tipe pronefron dari mesonefron.
 Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sum-sum tulang
belakang) dan sistem hormon. Memiliki indra berupa sepasang mata, telinga
dalam, indra pembau, dan gurat sisi.
 Alat kelamin terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal
atau internal. Pisces bersifat ovipar, ovovivipar dan vivipar.

23
2) Klasifikasi
a) Kelas Agnatha atau Cyclostomata (Ikan Tidak Berahang)
Sesuai dengan namanya, Agnatha tiddak mempunyai rahang.. Ciri-
cirinya dan morfologinya sebagai berikut :
 Mulut berbentuk lingkaran, gigi darizat tanduk, dan mempunyai lidah
 Kulit tidak bersisik
 Rangkanya dari tulang rawan
 Jantung beruang dua
 Hidup di laut
 Bernafas dengan insang
 Bersifat parasit pada ikan besar
 Memakan daging hospesnya hingga tinggal tulangnya
 Pencernaan makanan berupa pipa lurus
 Mempunyai anus, tanpa kloaka
Di Indonesia tidak terdapat ikan Agnatha tetapi banyak terdapat di
Eropa dan Amerika Utara. Contohnya
a. Ikan hantu (Myxine sp.)
b. Belut laut (lamprey) hanya mempunyai 1 batu hidung (nostril)

b) Kelas Chondrichythes (Ikan Bertulang Rawan), terbagi 2:


 Ciri-ciri dan morfologinya:
- Hidup di laut
- Endoskeleton terbuat dari tulang rawan
- Tidak mempunyai tutup insang
- Mempunyai tonjolan kecil mengarah keluar berupa duri-duri halus
- Rongga insang terbuka keluar membentuk celah insang sebanyak
5 buah
- Termasuk ikan golongan ikan bersisik planoid
- Mulut dan lubang hidung terletak di bagian ventral
- Mempunyai lidah dan rahang
- Bernafas dengan insang

24
- Mempunyai dua pasang ssirip dan sirip ekor yang pada umumnya
heteroserkus
- Tedapat kloaka, tidak mempunyai pneumatosista
Contohnya: Ikan cucut, Ikan pari, dan Kelas Osteichthyes (Ikan
bertulang sejati)
 Ciri-ciri dan morfologinya :
- Endoskeleton ikan ini terbuat dari tulang keras
- Mulut berahang, bergigi, dan berlidah
- Kulit berlendir
- Bersisik ganoid, sikloid, atau stenoid
- Jantung beruang dua
- Darah berwarna pucat mengandung eritrosit yang berbintik dan
leukosit
- Mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis
- Mempunyai hati yang berkantong empedu
- Tutup insang berupaa potongan tulang
- Rangka tubuh sebagian besar terdiri dari tulang keras/besar
Contohnya: Ikan lele, Belut, Ikan bader dan Kuda laut

3) Peranan
Beberapa peranan pisces yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
 Sumber protein hewani dan vitamin A.
 Lemak ikan adalah sumber asam lemak tidak jenuh.
 Di California, Filipina, dan Srilanka, sirip ikan cucut dan ikan pari
dikeringkan dan direbus, lalu dibuat gelatin untuk penyedap masakan sup.
 Bahan kerajinan (sepatu, tas, sampul buku, pelapis kotak) atau bahan
ampelas dari kulit ikan cucut yang telah dimasak; maka muncullah pabrik
penyamak kulit ikan.
 Mendorong berdirinya pabrik-pabrik pengawetan ikan (misal ikan asin, ikan
dalam kaleng, pindang, asinan telur ikan).
 Tulang ikan untuk bahan perekat/lem.
 Sisa-sisa ikan dibuat tepung untuk pupuk atau makanan ternak.
25
 Ikan sebagai bahan praktikum atau penelitian demi perkembangan dan
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan.
 Usaha tempat rekreasi dengan tempat pemancingan.
 Sebagai sumber mata pencaharian, misalnya dengan budi daya ikan di
kolam, tambak, pemijahan ikan hias di akuarium.

b. Amphibia
Amphibia (Yunani, amphi = kedua, bios = hidup) merupakan hewan yang dapat
hidup di darat dan air.
1) Ciri-Ciri Umum
 Tubuh memiliki bagian kepala dan badan
 Kulit lunak, berkelenjar dan selalu basah
 Amphibi memiliki dua pasang kaki untu berjalan, melompat dan
berenang.
 Alat pernapasan berupa insang, kulit dan paru-paru.
 Merupakan hewan poikiloterm
 Jantung terdiri atas tiga ruang yaitu satu ventrike dan dua atrium.
Peredaran darah tertutup ganda artinya darah dua kali melewati jantung
dan satu kali peredaran.
 Memiliki sistem pencernaan lengkap
 Sistem ekskresi berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih yang
membawa sekret ke kloaka.
 Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem
saraf berupa otak yang terbagi menjadi 5 bagian dan 10 saraf kranial.
 Sistem indra terdiri atas mata, lubang hidung, dan telinga. Mata
dilindungi oleh membran niktitans (selaput tidur).
 Memiliki alat kelamin terpisah. Pada umumnya bersifat ovipartetapi ada
pula yang ovovivivpar dan vivipar dimana telur disimpan di saluran
reproduksi wanita.

26
2) Klasifikasi
Kelas Amphibi dibedakan menjadi 3 ordo, yaitu:
a) Ordo Anura berasal dari kata An yang berarti tidak dan Ura yang berarti
ekor, jadi Anura adalah kelompok amphibi yang anggotanya tidak
mempunyai ekor. Biasanya tubuhnya terdiri atas kepala yang langsung
menyatu dengan badan, tanpa memiliki ekor. Contohnya yaitu katak.
b) Ordo Apoda berasal dari kata A yang berarti tidak dan Poda yang berarti
Kaki, jadi Apoda adalah kelompok amphibi yang anggotanya tidak
memiliki kaki. Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor.
c) Ordo Urodela berasal dari kata Uro yang berarti ekor dan Dela yang
berarti panjang/jelas, jadi Urodela adalah kelompok amphibi yang
anggotanya memiliki ekor yang panjang. Tubuh terdiri atas kepala,
badan, dan ekor. Contohnya Salamender.
3) Peranan
 Daging dan telur katak dapat dimakan.
 Kulit katak dapat diberi samak untuk dibuat jaket dan kerajinan tangan.
 Katak berfungsi sebagai pemberantas nyamuk secara biologi dan
sebagai pengendali serangan hama pertanian.
 Katak dapat digunakan untuk tes kehamilan (misalnya, Bufi
melanostictus) kerena menghasilkan hormon perangsang gonad yang
terdapat dalam urin wanita hamil.
 Racun bufotalin dan bufotenin yang dihasilkan oleh kodok Bufo marinus
dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung.
 Orang Indian menggunakan racun katak sebagai racun panah.
c. Reptilia
Reptilia (Latin, repto = melata) dapat hidup di darat, perairan tawar, rawa-rawa
dan laut tetapi cenderung beradaptasi dengan kehidupan darat.
1) Ciri-Ciri Umum
 Ukuran tubuh bervariasi terdiri atas bagian kepala, leher, badan dan ekor.
 Kulit tubuh kering dan tertutup oleh sisik atau lempeng epidermal.
 Memiliki kelenjar bau didekat kloaka
 Bernapas dengan paru-paru
27
 Merupakan hewan poikiloterm
 Alat pencernaan lengkap
 Peredaran darah tertutup ganda
 Alat eksresi berupa sepasang ginjal berbentuk pipih. Memiliki kandung
kemih tetapi urin dikeluarkan bersama tinja di kloaka.
 Alat indra berupa mata, telinga dan hidung.
 Sistem saraf berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial.
 Alat kelamin terpisah. Pada umumnya bersifat ovipar tetapi ada yang
ovovivipar.
2) Klasifikasi
a) Ordo Rhynchocephalia (Reptilia Primitif), contohnya Sphenodon
punctatus (tuatara yang hidup di pulau-pulau kecil Selandia Baru).
b) Ordo Chelonia (Testudinata, bangsa Kura-Kura), contohnya Penyu
Hijau (Chelonia mydas)
c) Ordo Squamata (bangsa kadal dan ular) mencakup tiga subordo, yaitu:
 Sauria (Lacertilia atau kadal)
 Amphisbaena (Kadal cacing)
 Serpentes (Ular)
d) Ordo Crocodilia (Loricata, bangsa aligator dan buaya), contohnya
Buaya Air Tawar Papua (Crocodylus novaeguineae)
3) Peranan
 Sebagai bahan pangan misalnya daging atau telur ular dan penyu.
 Obat-obatan misalnya minyak dan bisa ular yang sering diolah menjadi
bahan obat.
 Bahan kosmetika contohnya minyak bulus yang dapat menghaluskan
kulit.
 Sebagai predator alamiah yaitu pemangsa serangga dan tikus.

28
d. Aves (Burung)
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung
memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang.
Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah
mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari
kelompok hewan tersebut.
1) Ciri-Ciri Umum
 Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga
homolotermis.
 Mempunyai sepasang sayap.
 Alat penglihatan, pendengaran, dan alat suara rendah lebih sempurna dari
pada kelas sebelumnya.
 Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya.
 Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
 Badannya berbulu.
 Mulut tidak bergigi
 Paruh dibentuk oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang Bawah)
 Peredaran darah tertutup dan berganda.
 Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
 Tulangnya tipis dan berlubang.
 Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfungsi untuk terbang.
 Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
 Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
2) Klasifikasi
Terdapat sekitar 8.600 spesies Aves yang masih hidup dan dikelompokkan ke
dalam sekitar 28 ordo, antara lain:
 Galliformes (Unggas)
 Casuariiformes (Kasuari)
 Strigiformes (Burung Hantu)
 Psittaciformes (Burung Nuri)
 Ciconiiformes (Burung Bangau)

29
3) Peranan
 Telur dan dagingnya untuk bahan makanan berprotein. Sarang walet
dibuat masakan sop sarang burung.
 Bahan obat misalnya sarang burung walet dan telur itik.
 Sebagai hiburan misalnya burung yang suaranya merdu atau sebagai
binatang peliharaan.
 Bahan industri misalnya bulu entok untuk membuat kok (shuttlecock)
dan pengisi bantal. Bulu ayam dapat dibuat sebagai kemoceng.
 Predator alamiah yang memangsa ulat dan serangga.
e. Mammalia
Mammalia (Latin, mammae = susu) meliputi hewan yang memiliki kelenjar sus
pada betinanya sedangkan pada individu jantan mengalami reduksi (menyusut).
1) Ciri-Ciri Umum
 Tubuh terdiri atas bagian kepala, leher, badan dan ekor. Anggota gerak
depan dan belakang memiliki jari-jari. Anggota gerak depan
termodifikasi untuk memiliki fungsi berlari, menggali lubang, berenang
dan terbang. Pada jari terdapat kuku atau cakar.
 Mammalia memiliki kelenjar susu (glandula mammae) di dada, perut
atau ketiak anggota badan. Kelenjar susu pada betina dapat menghasilkan
susu setelah melahirkan.
 Mammalia memiliki rambut.
 Mammalia bersifat homoioterm (berdarah panas) yang mempertahankan
suhu tubuh 360C.
 Ruas tulang belakang leher pada mammalia berjumlah tujuh buah
 Mammalia memiliki sekat yang membatasi rongga dada dan perut yaitu
diafragma.
 Sistem pencernaan lengkap
 Peredaran darah tertutup dan ganda
 Bernapas dengan paru-paru
 Sistem ekskresi berupa ginjal metanefron dengan dua ureter yang
mengalirkan urin ke kandung kemih.
 Alat indra berupa mata, telinga, hidung, lidah bahkan kulit.
30
 Mammalia memiliki otak yang besar dan berkembang baik sehingga
mempengaruhi tingkat kepandaian.
 Mammalia memiliki alat kelamin terpisah antara jantan dan betina.
Fertilisasi terjadi secara internal dan bersifat vivipar.
2) Klasifikasi
Mamalia meliputi banyak sekali ordo, antara lain :
a) Monotremata (mamalia berparuh atau berkloaka). Gigi hanya ada sebelum
dewasa, berparuh, bertelur, mengeram, tubuh berambut, tidak mempunyai
daun telinga. Hewan jantan mempunyai taji, penis hanya untuk lewatnya
sperma (tidak untuk urin), testis dalam abdomen. Oviduk bermuara ke
dalam kloaka, ekor pipih. Hewan betina tidak beruterus dan tidak bervagina,
tanpa puting susu tetapi menyusui anaknya, dan sebagai pemakan
invertebrata yang hidup di air contohnya Ornithorhynchus anatinus (itik
platipus di Australia dan Tasmania) dan Tachyglossus aculeatus (di Papua,
Tasmania, Australia), semut dan anai-anai dapat melekat pada lidahnya
yang panjang, telur dieramkan dalam kantong di dinding perutnya.
b) Insektivora (mamalia pemakan insekta). Berjari lima, gigi runcing banyak
sekali contohnya yaitu Tupai = Tikus Pohon (Tupaja javanica).
c) Carnivora (mamalia pemakan daging). Bertaring besar dan panjang, gigi
seri kecil, uterus terbagi dua (bicornis), dan bercakar tajam, contohnya yaitu
Singa (Felis leo), Kucing (Felis catus), Panda (Ailurus sp.), Anjing (Canis
familiaris) dan Serigala (Canis lupus).
d) Rodentia (mamalia pengerat). Berjari lima, tak bergigi taring, gigi serinya
berbentuk pahat (dapat tumbuh terus), contohnya seperti : Tikus mencit
(Mus musculus), Marmut (Cavia cobaya), Hamster (Cricerus griseus) dan
Landak (Hystrix brachyura) memiliki duri-duri pada tubuhnya.
e) Lagomorph seperti rodentia tetapi gigi serinya 4 atau lebih, gigi molera
dapat tumbuh terus, berekor pendek kuat dan dapat digerakkan, contohnya:
Kelinci domes tikasi (Oryctologus cuniculus) dan Pika (Ochotona sp.)

31
f) Sirenia (sapi laut) mirip cetacae, tidak ada daun telinga, tidak ada tungkai
belakang, tungkai depan seperti dayung, kulit tebal, memiliki sedikit
rambut, hidup dilaut atau air tawar, contohnya yaitu Sapi laut (Tricheonus)
dan Dugong Australia (Halicore dugong).
g) Cetacea (paus) mirip sirenia, tidak memiliki daun telinga, tidak ada rambut,
tidak ada kelenjar-kelenjar dikulit, tidak ada tungkai belakang, tungkai
didepan disebut flipper seperti dayung, bentuk gigi semua sama dan tidak
berlapis email, atau tidak bergigi, jari lebih dari lima, hidup di laut atau di
air tawar lambung terbagi 4 contohnya seperti Pesut (Orcella fluminalis),
Paus (Balaenoptera borealis) dan Lumba-lumba laut (Dholpinus delphis).
3) Peranan
 Susu sapi, kambing dan kuda sebagai sumber protein
 Alat transportasi misalnya kuda
 Sebagai bahan obat misalnya minyak ikan paus
 Membantu pekerjaan sawah misalnya sapi untuk membajak sawah
 Bahan industri, contohnya kulit kambing dan sapi. Wol dari domba.
 Hewan peliharaan misalnya anjing
 Bahan kerajinan tangan misalnya tanduk
 Sebagai hewan percobaan di bidang SAINS

32
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hewan atau animalia (Latin, anima = jiwa) merupakan organisme


eukariotik (memiliki membran inti sel), multiseluluer (bersel banyak), tidak
memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga hidup sebagai organisme
heterototrof dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makan atau
mempertahankan diri dari musuh.

Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun


tubuh, yaitu protozoa dan eumetazoa. Protozoa adalah hewa yang tidak memiliki
jaringan sejati yaitu hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan spons).
Sementara eumetazoa adalah hewan yang memiliki jaringan sejati yaitu hewan-
hewan anggota filum hewan lainnya seperti Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda,
Annelida, Mollusca dan lainnya.

Hewan juga dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang


belakang, yaitu Invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) dan Vertebrata
(memiliki tulang belakang).

33
DAFTAR PUSTAKA

Bitar. (2019). Kingdom Animalia: Ciri, Klasifikasi, Gambar dan Contoh.


https://www.gurupendidikan.co.id/kingdom-animalia/, diakses tanggal 29 Juli
2019.

Irnaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Penerbit Erlangga

34

Anda mungkin juga menyukai