Anda di halaman 1dari 36

Makalah Mata Kuliah Zoologi Vertebrata “Aves”

D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Suriati
Nim : 1806103010002
Kelas : 02

Jurusan Biologi
Fakulatas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
2020/2021
Kata pengantar

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatu


Segala puji syukur saya hanturkan kepada allah SWT karn atas segala nikmat yang
diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan pengerjaan makalah ini. shalawat serta salam kita
panjatkan kepada Muhammad SAW ialah nabi yang diutus sebagai pembawa rahmat oleh-Nya.
Perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada : Ibu Dosen
mata kuliah Zoologi Verterbrata atas tugas yang diberikan sehingga menambah
wawasan kami tentang aves, demikian pula kepada teman-teman yang turut
memberi sumbang saran dalam penyelesaian makalah sebagaimana yang saya
sajikan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai aves. Pada makalah ini akan
disampaikan beberapa materi beserta penjelasan/menerangkan tentang aves secara rinci.
Sebelumnya, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalh
ini. baik dari segi kematangan materi, penjelasan sumber atau bobot penjelasan yang
disampaikan pada makalah ini.

Banda Aceh, 15 April 2020

Suriati

ii
Daftar isi
Kata pengantar ..........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aves .........................................................................................6
2.2. Karakteristik ..............................................................................................7
2.2.1 Ciri Umum Hewan Aves.....................................................................7
2.2.2 Sistem Pencernaan Makanan Pada Aves.............................................9
2.2.3 Sistem Pernafasan Pada Aves............................................................10
2.2.4 Sistem Peredaran Darah Pada Aves..................................................11
2.2.5 Sistem Reproduksi Pada Aves...........................................................12
2.2.6 Sistem Eskresi Pada Aves.................................................................15
2.2.7 Sistem Gerak Pada aves....................................................................16
2.2.8 Sistem Saraf Pada Aves.....................................................................16
2.3 Klasifikasi Pada Aves...............................................................................26
2.4 Peranan Aves Bagi Manusia.....................................................................26
BAB III : PENELITIAN TOPIK..............................................................................32
BAB IV : PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................28
3.2 Saran............................................................................................................28
BAB V : SOAL EVALUASI DAN JAWABAN.............................................................
Daftar Pustaka

iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari
orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh
dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis
burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves. Nama kelas aves
berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology
berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah panas, ia
berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku
Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria (Putri, 2015)
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis
yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena
adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh.
Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan
otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih
mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam
habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan
tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-
puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput,
pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub
(Nurmila, 2017). Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup
dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-
4
beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam
legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-
lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring
lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk
mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram
mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut
musuhnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian avaes
2. Jelaskan Klasifikasi dan Ciri umum Hewan Aves
3. Bagaaimana Sistem Pencernaan Pada Aves
4. Bagiamana Sistem Pernafasan pada Aves
5. Bagimana Sistem Peredaran Darah pada Aves
6. Bagimana Sistem Gerak Pada Aves
7. Jelaskan Sistem Reproduksi Pada Aves
8. Bagaimana Sistem Saraf Pada Aves
9. Jelaskan Peranan Aves Bagi Manusia
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian Aves
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Dan Ciri Umum Hewan Aves
3. Untuk Mengetahui Sistem Pencernaan Pada Aves
4. Untuk Mengetahui Sistem Pernafasan pada Aves
5. Untuk Mengetahui Sistem Peredaran Darah Pada Aves
6. Untuk Mengetahui Sistem Gerak Pada Aves
7. Untuk Mengetahui Sistem Reproduksi Pada Aves
8. Untuk Mengetahui Sistem Saraf Pada Aves
9. Untuk Mengetahui Peranan Aves Bagi Manusia

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aves


Burung merupakan komponen ekosistem yang memiliki peranan penting dalam
mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan Organisasi. (Jurati, 2019). Burung atau
aves adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap. Habitat burung meliputi hutan tropis, rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah
laut, goa-goa batu, perumahan dan bahkan diwilayah perkotaan (Kuswanda, 2010)
2.2 Karakteristik Aves
2.2.1 Ciri-Ciri Umum Aves
Dari berbagai jenis spesies aves, maka perlunya anda mengenal secara
umum ciri-ciri Aves (Burung). Ciri-Ciri Aves (Burung) adalah sebagai berikut
 Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh aves terdiri dari kepala, leher,
badan, dan ekor
 Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan
lidah yang tidak dijulurkan. Bentuk paruh yang beragam sesuai dengan
jenis makanannya.
 Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata, membrana
niktitans, dan kelenjar air mata. Umumnya mata aves terdapat dibagian sisi
kepala. Mata burung hantu terletak berdampingan. Telinga yang tidak
berdaun telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula auditori. Aves
memiliki sepasang lubang hidung 
 Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan,
bertengger, berenang, mencakar-cakar rumah, memegang makanan, atau
untuk menangkap dan mencengkeram mangsa. Jumlah jari kaki 2,3, dan 4.
Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat tanduk yang
keras. 
 Aves memiliki sayap untuk terbang. Kecepatan terbang sekitar 30-75
km/jam. 
 Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi
udara sebagai alat pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa

6
kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah di antara
tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada
lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan
sepasang di perut. Cadangan udara di dalam pundi-pundi udara berguna
untuk pernapasan pada saat terbang. Pundi-pundi udara akan terisi udara
kembali pada saat burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya. 
 Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan trakea. 
 Sistem pernapasan Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus
(kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal berdinding tebal
(lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat
kelenjar ludah. Di antara usus halus dan usus besar, terdapat usus buntu
(sekum). Aves memiliki pankreas, hati, dan empedu. 
 Aves bersifat homoioterm karena mempertahankan suhu tubuhnya dengan
bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas). Suhu tubuh sekitar 40,5°C-42°C. 
 Alat memiliki peredaran darah ganda, artinya dalam satu kali peredaran
darah ke seluruh tubuh, darah melewati jantung dua kali. 
 Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung kemih
 Sistem saraf berupa otak, dengan serebrum dan lobus optikus yang
berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf kranial. 
 Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal. Telur bercabang
keras. Aves betina memiliki satu ovarium (di sebelah kiri tubuh) dan
beberapa spesies mengerami telurnya. (Madiles, 2018)
2.2.2 Sistem Pencernaan Pada Aves
Pencernaan burung dimulai dengan mulut. Paruh burung mengganti bibir
dan gigi mamalia dan bervariasi dalam bentuk, ukuran, panjang dan fungsi sesuai
dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Benih-kerupuk seperti pipit memiliki
paruh kerucut pendek, sedangkan burung pemangsa seperti elang memiliki paruh
bengkok yang kuat untuk merobek daging. Lidah burung, seperti paruh,
disesuaikan dengan jenis makanan burung mengkonsumsi. Pelatuk memiliki lidah
panjang sempit yang berfungsi sebagai tombak, yang memungkinkan mereka
untuk mengekstrak serangga dari lubang mereka mengebor di kayu mati. Burung
7
pemangsa dan finch memiliki pendek, tebal, lidah berdaging yang memungkinkan
mereka untuk memanipulasi makanan mereka. Setelah meninggalkan mulut,
makanan melewati kerongkongan dalam perjalanan ke perut (pada burung yang
disebut proventrikulus. Burung memiliki dua bagian perut, bagian kelenjar yang
dikenal sebagai proventrikulus dan sebagian otot yang dikenal sebagai lambung
otot. Asam klorida, lendir dan enzim pencernaan, pepsin, disekresikan oleh sel-sel
khusus dalam proventrikulus dan memulai proses mogok struktur bahan makanan.
Makanan kemudian melewati ke bagian kedua dari perut, lambung otot. Rempela
tersebut melakukan fungsi yang sama seperti gigi mamalia, grinding dan
pembongkaran makanan, sehingga memudahkan enzim pencernaan untuk
memecah makanan. Dalam kebanyakan burung rempela mengandung butiran
pasir atau batu-batu kecil untuk membantu proses penggilingan.
Usus kecil adalah di mana makanan dicerna dan diserap. Usus kecil
bervariasi panjang dan struktur tergantung pada diet spesies. Burung karnivora
cenderung memiliki lebih pendek, usus kecil kurang kompleks. Burung herbivora
memiliki panjang, lebih berkembang usus kecil. Enzim, diproduksi di pankreas,
memecah protein dan lemak di usus kecil. Nutrisi tersebut kemudian diserap
melalui membran usus dan ke dalam aliran darah. Pada burung l Arge usus
direduksi menjadi pendek, koneksi tanpa sifat antara usus halus dan kloaka.
Kloaka adalah daerah memegang final untuk produk limbah pencernaan sampai
mereka voided melalui ventilasi (purmana sari, 2017)
Urutan proses pencernaan pada aves : Rongga Mulut
→Tembolok→Lambung→Ampela→Usus Halus→Usus Besar→Kloaka

Gambar 1. Sistem percernaan aves


8
2.2.3 Sistem Pernafasan pada Aves
1. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada
membesar – tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan.

Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi ke dalam


darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong
udara. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang
korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara
masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat
melewati paruparu akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat terbang,
burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat
burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa.
Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa
antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
2. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada
mengecil – tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara
dalam kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada
saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah
melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapat
berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat
sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar
tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar dari kantong
hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-
paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan
ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada
burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.

9
Gambar 2. Sistem pernapasan pada aves
2.2.4 Sistem Peredaran Darah Pada Aves
Pada dasarnya sistem peredaran darah pada kelas Aves hampir mirip dengan
sistem peredaran darah pada kerja jantung kelas Mamalia ( manusia ). Sistem
peredaran darah pada kelas Aves juga  menggunakan peredaran darah ganda dan
sistem peredaran darah tertutup. Oleh karena itu, dalam satu kali darah mengalir,
darah melewati jantung sebanyak dua kali yaitu saat peredaran darah kecil
( jantung — paru – paru — jantung )  dan pereradan darah besar ( jantung –
seluruh tubuh – jantung ). Bagian – bagian pada jantung( cardio ) kelas Aves
mirip dengan jantung kelas Mamalia yaitu jantung memiliki empat ruang seperti
atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan, dan bilik kiri diantara ruang – ruang pada
jantung juga terdapa sekat ( septum) yang bentuknya sudah sempurna sehingga
darah yang kaya akan oksigen ( O2 ) dan karbon dioksida ( CO2) tidak akan
tercampur.
 Proses peredaran darah padah kelas Aves adalah sebagai berikut:
1. Darah yang kaya akan karbon dioksida (CO2) yang berasal dari seluruh
tubuh mengalir  ke jantung, pada atrium kanan lalu ke ventrikel kanan .
2. Dari ventrikel kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri
pulmonalis
3. Dari paru – paru darah  yang kaya  oksigen (O2) mengalir menuju ke
atrium kiri melalui ventrium kiri untuk dipompa melalui Aorta
4. Dari Aorta darah  kaya oksigen (O2) akan diedarkan ke seluruh tubuh
5. Darah  mengandung karbon dioksida ( CO2)dari kapiler jaringan tubuh
akan dialirkan kembali ke atrium kanan jantung.
10
Peredaran darah kecil pada aves yaitu berawal dari darah mengalir yang
berasal dari seluruh tubuh ke ventrikel kanan. Kandungan karbon dioksida pada
jantung dipompa menuju paru – paru melalui arteri pulmonalis untuk melepaskan
kandungan karbon dioksida (CO2) pada darah dan mengikat oksigen ( O2). Darah
tersebut akan mengalir dan masuk ke atrium kiri,dan akhirnya darah ke ventrikel
kiri. Peredaran darah besar pada kelas Aves sama dengan peredaran darah kecil
hanya saja sitambah dengan proses selanjutnya yaitu darah kaya oksigen
( O2 )yang berasal dari ventrikel kiri diedarkan menuju ke seluruh tubuh tepatnya
sel – sel tubuh. Pada sel- sel tubuh ini kandungan oksigen ( O 2) dalam darah akan
dilepaskan dan karbondioksida (CO2) diikat sebagai sisa metabolism sel tubuh.
Kelmudian darah yang banyak mengandung karbon dioksida (CO) akan dialirkan
kembali menuju jantung tepatnya pada atrium kiri. (Artikel, 2019)
2.2.5 Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung
tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Sistem Genitalia Jantan
 Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya
licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada
musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan
spermatozoa.
 Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada
burung-burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang
membentuk duktus aferen yang berdilatasi membentuk duktus ampula
yang bermuara dikloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen
berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter ketika masuk
kloka
Sistem Genitalia Betina
 Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang
hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
11
 Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan
dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum
yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai
ostium yang dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istimus yang
mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya Istimus akan mensekresikan
membran sel telur dalam dan luar.
Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung
oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di
kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat
menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru
menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta
perlu dibesarkan dalam sarang
2.2.6 Sistem Ekresi Pada Aves
a. Ginjal
pada aves. Sepasang ginjal yang terdapat pada burung memiliki warna coklat
serta bertipe metanefors. Ginjal yang bertipe metanefros ini memiliki ciri khas
yaitu tidak memiliki segmen khusus, tidak terdapat inefrostoma serta memiliki
glomerulus dalam jumlah yang banyak. Hubungan antara ginjal satu dengan yang
lainnya ini saling mempengaruhi fungsi dan kinerjanya dalam tubuh burung.

12
Adapun fungsi tugasnya adalah untuk mengambil zat dari sisa yang berupa darah
akan tetapi berbentuk urine. 
      Pada hewan aves tidak terdapat kandung kemih atau vesikaurinair, sehingga
saluran ureternya akan langsung menuju pada kloaka. Kloaka sendiri adalah ujung
dari 3 saluran pada burung, yaitu saluran urine, saluran kotoran serta saluran
reproduksi. Dengan demikian, burung hanya memiliki satu lubang pembuangan
dalam tubuhnya yang disebut kloaka tersebut. Hal ini bisa dibilang praktis, akan
tetapi apabila terjadi kerusakan pada saluran tersebut maka hal tersebut tentunya
dapat membuat kerugian dan bahkan kematian pada burung.(Syarif, 2018)
Pada hewan aves tidak terdapat kandung kemih atau vesikaurinair, sehingga
saluran ureternya akan langsung menuju pada kloaka. Kloaka sendiri adalah ujung
dari 3 saluran pada burung, yaitu saluran urine, saluran kotoran serta saluran
reproduksi. Dengan demikian, burung hanya memiliki satu lubang pembuangan
dalam tubuhnya yang disebut kloaka tersebut. Hal ini bisa dibilang praktis, akan
tetapi apabila terjadi kerusakan pada saluran tersebut maka hal tersebut tentunya
dapat membuat kerugian dan bahkan kematian pada burung.
b. Paru Paru
Burung bernafas menggunakan paru-parunya. Paru paru yang terdapat pada
burung berjumlah sepasang dan dapat ditemukan pada bagian rongga dadanya
yang dilindungi tulang rusuk seperti halnya manusia. Fungsi utama dari paru paru
tersebut tidak lain adalah untuk mengeluarkan gas yang berupa karbon dioksida
yang dihasilkan dari metabolisme sel tubuhnya. Adapun jalur pernafasan yang
terjadi pada burung adalah:
     Pada mulanya udara akan masuk melalui lubang hidung yang terletak pada
paruhnya. Udara akan masuk kedalam tubuh melalui trakeaTrakea yang
bentuknya menyerupai pipa tersebut nantinya akan membawa udara masuk
menuju paru-paru untuk melakukan metabolisme tubuhUdara yang telah diolah
tersebut nantinya akan dikeluarkan lagi berupa senyawa CO2.
Selain itu, dalam tubuh burung juga terdapat 4 pasang pundi pundi udara
atau sering disebut sebagai kantung udara yang biasanya dapat menyebar hingga
bagian perut, leher serta sayapnya. Kantung udara ini memiliki hubungan yang
13
sangat erat dengan paru-parunya, yaitu dapat membuat pernafasan burung menjadi
lebih efisien. Adapun fungsi tugas lain dari kantung udara tersebut diantaranya
adalah:
- Dapat meringankan tubuh burung ketika burung tersebut terbang
- Dapat memperkeras suara burung dengan cara memperbesar bagian ruang
siringnya
- Dapat membantu burung untuk mempertahankan suhu badannya dan mencegah
suhu panas yang berlebihan pada kondisis tertentu
- Membantu pernafasan burung pada saat terbang dengan cara menyimpan
cadangan oksigen (Syarif, 2018)
c. Kulit
     Kulit merupakan salah satu sistem eksreksi pada aves yang umumnya akan
melapisi tubuhnya. Akan tetapi kulit pada burung yang memiliki fungsi khusus ini
dapat ditemukan pada bagian tubuh belakangnya, lebih tepatnya pada ekor burung
atau uropygium. Pada bagian ini terdapat sedikit kulit yang didalamnya terdapat
kelenjar minyak. Kelenjar minyak tersebut memiliki fungsi tugas untuk
menghasilkan minyak yang akan disalurkan keseluruh bagian tubuh burung agar
bulunya tidak cepat basah ketika terkena air. Selain itu, kelenjar minyak tersebut
juga berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak agar
kebutuhan burung tetap terpenuhi.
     Ekskret yang terdapat pada saluran eksreksinya memiliki sifat semisolid yang
artinya menyerupai pasta, hal inilah yang mengakibatkan urine pada burung akan
keluar bersamaan dengan fesesnya. Pada ekskret sendiri mengandung senyawa
asam urat atau 2,6,8-trioxpurine dengan sifat yang sulit larut pada air, kekurangan
toksik serta apabila digunakan untuk mengekskresi sesuatu membutuhkan sedikit
air agar nantinya tidak menyebabkan kerusakan pada embrionya dan tidak
membentuk suatu endapan yang berupa kristal. Dimana apabila terdapat semacam
endapan tersebut, maka kemungkinannya burung akan menjadi sakit dan perlu
penanganan lebih lanjut. 
     Perlu diingat bahwa terdapat beberapa burung yang hidup pada lingkungan
yang kering, contohnya disini adalah burung gurun pasir. Pada burung jenis ini
14
tentunya memiliki cara adaptasi tersendiri, berbeda dengan burung yang hidup
dilingkungan sekitar kita. Mereke akan beradaptasi dengan cara mengubah
senyawa limbah yang mengandung nitrogen menjadi asam urat yang tidak mudah
larut dan tentunya dapat diekskresikan tanpa membutuhkan banyak air (Syarif,
2018)
2.2.7Sistem Gerak Pada Aves
Salah satu ciri khas Aves adalah kemampuan bergerak di udara atau terbang.
Sebagian besar anggota Aves mampu terbang, kecuali beberapa jenis, yaitu ayam
yang hanya mampu terbang rendah dan singkat, burung onta dan kiwi yang tidak
mampu terbang. Aves dapat terbang karena mempunyai sayap dan berat badanya relatif
ringan. Otot-otot yang berperan dalam proses terbang, adalah otot-otot pektoral.
Otot-otot pektoral terdiri dari 2 otot, yaitu otot pektoral mayor dan otot pektoral
minor (Young, 1962; Purwoko, 2005). Sistem pergerakan pada Aves tentunya
berbeda dengan sistem pergerakan pada hewan kelas lainnya. Pergerakan ini
tentunya memerlukan bantuan dari otot agar dapat melakukan gerak
2.2.8 Sistem Saraf Aves
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius
kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan
ventral lobus optikus. lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris
eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan
saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat
baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara
pada langit-langitt bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai
dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium
pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran
bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut
kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag
disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap
warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak. (Purnamasari,
2017)
2.3 Klasifikasi
15
Menurut Brotowidjoyo (1990) klasifikasi ilmiah aves adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Menurut Irnaningtyas (2016) aves juga memiliki 8.600 spesies yang masih
hidup dan dikelompokkan kedalam 28 0rdo yaitu :
a. Galliformes (ungggas) contohnya kalkun (Meleagris gallopavo) dan ayam
buras (Gallus domesticus).
b. Gasuariiformes(kasuari) contohnya emu (Dromaius novarhollandiae) dan
kasuari bergelambir ganda (Casuarius casuarius),
c. Passeriformes (burung penyanyi) contohnya beo(Gracula regiosa) dan jalak
bali (Leucopsar rothschildi),
d. Strigiformes (burung hantu) memiliki bulu yang sangat halus berekor pendek
kepala besar dan bulat, mata besar mengarah kedepan dikelilingi priringnya
wajahnya, cakarnya tajam dan mencari makan pada malam hari contohnya burung
hantu sayap bundar(Uroglaux dimorpha).
e. Psittacciformes (burung nuri) contohnya betet kepala biru (Pionus menstruus)
dan kakatua berjambul (Cacatua galerita),
f. Falconiformes(burung pemangsa) contohnya elang kepala botak (Haliaeetus
leucocephalus),
g. Columbiformes (burung merpati) contohnya perkutut (Geopelia striata),dan
yang terakhir Ciconiiformes (burung bangau) contohnya kuntul putih besar
(Egreeta alba).
Sedangkan menurut Sukiya (2001), klasifikasi dari kelas Aves yaitu :
a. Subkelas Archaeornithes
Anggota dari subkelas ini merupakan burung purba, kedua rahang bergigi,
jari tiga buah masing-masing bercakar, sudah memiliki bulu yang sempurna tetapi
tidak seperti burung sekarang, bulu-bulu ekor tersusun berderet sepanjang kiri dan
kanan ekor seperti ekor kadal, tengkorak memiliki orbita yang besar, dan

16
moncong semacam paruh burung. Contoh dari subkelas ini yaitu Archaeopteryx
lithographica.
b. Subkelas Neornithes
Menurut Herman (2006), kelas aves di kelompokan kedalam beberapa
Ordo sebagai berikut:
1. Ordo Apterygiformes
Kelompok burung yang tidak bisa terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Ukuran tubuh besar
b) Paruh panjang dengan ujung runcing
c) Memiliki kaki yang besar dan kuat
d) Tubuh membulat dengan struktur bulu tebal.
2. Ordo Struthioniformes
Kelompok burung tidak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:
a) Ukuran tubuhnya besar
b) Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis
c) Kepala kecil, leher panjang dan teratur
d) Paruh pendek dan besar
e) Bulu tidak bercabang
f) Kaki berjari-jari dua
g) Terdapat simfisis pubis
h) Tanpa pygostyle.
Ordo ini mencakup satu Famili Struthionidae, contohnya salah satu spesies
Struthio camelus (burung unta).
3. Ordo Rheiformes
Mencakup burung yang tidak bisa terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Dapat berlari cepat
b) Kepala, leher dan paha berbulu
c) Bulu tidak bercabang
d) Sayap cukup besar
e) Kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat
f) Tulang dada tanpa lunas.
17
Ordo ini mencakup satu Famili Rheidae, contoh spesies dari Famili ini yaitu
Rhea americana.
4. Ordo Casuariiformes
Mencakup burung-burung yang tidak terbang dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Ukuran tubuhnya besar

b) Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal

c) Bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya.

d) Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing

e) Sayap kecil.
Ordo ini mencakup dua Famili yang salah satunya adalah Casuaridae,
contohnya Casuarius casuarius (kasuari).
5. Ordo Tinamiformes
Mencakup burung-burung kecil, terestrial dan tidak dapat terbang
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sayap kecil bulat

b) Tulang dada berlunas

c) Bulu ekor dan pygosyle menyusut

d) Telur mengkilat

e) Pemakan tumbuhan.
Ordo ini mencakup satu Famili Timanidae, contoh spesiesnya yaitu
Eudromia elegans.
6. Ordo Podicipediformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Hidup di air tawar dan pandai menyelam

b) Tungkai terletak jauh dibagian belakang tubuh

c) Kaki berlebus
18
d) Ekor pendek
e) Tempurung lutut besar

f) Tarsus pipih.
Ordo ini mencakup satu Famili Podicipedidae, contoh Podiceps cristalis.
7. Ordo Gaviiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Tungkai pendek, terletak dibelakang tubuh

b) Ekor terdiri atas 18-20 lembar bulu yang kaku

c) Jari-jari berselaput renang

d) Patella (tempurung lulut) kecil

e) Pandai terbang.
Ordo ini mencakup satu Famili Gaviidae, contoh Gavia immer.
8. Ordo Spheniscitormes
Mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Burung air tak dapat terbang

b) Bulu-bulu kecil seperti sisik menutupi seluruh tubuh

c) Sayap berbentuk seperti dayung berguna untuk didalam air

d) Kaki berjari empat menghadap kedepan dan berselaput

e) Tulang-tulang berbentuk pipih

f) Dibawah kulit terdapat lapisan lemak yang tebal.


Ordo ini mencakup satu Famili Speniseidae, contoh spesiesnya
Aptenodytes forsteri.
9. Ordo Procellariiformes
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Lubang hidung berbentuk buluh

b) Paruh tertutup oleh beberapa kepingan bahan tanduk

19
c) Didalam kepala terdapat kelenjar garam

d) Jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali

e) Bulu-bulu tersusun padat dan tampak berminyak

f) Sayap panjang dan sempit.


Ordo ini mencakup empat Familia dan dua diantaranya adalah Famili
Diomedeldae contohnya Diomedea nigripes (albatros) dan Famili Hydrobatidae
contohnya Hydrobales pelangicus.
10. Ordo Pelecaniformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Lubang hidung sangat mereduksi atau tak ada sama sekali
b) Mempunyai kantung leher

c) Kaki berjari empat dan berselaput

d) Paruh panjang dapat membuka lebar untuk menangkap dan menelan ikan

e) Hidup berkoloni.
Ordo ini mencakup empat Familia, beberapa diantaranya adalah Famili
Plecanidae contohnya Pelecanus conspicillasis. Famili Anhingidae dengan contoh
spesies Anhinga anhinga, serta Famili Phalacrocoracidae contohnya
Phalacrocorax carbo.
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Leher dan tungkai panjang

b) Paruh besar lurus atau berombak tajam

c) Jari-jari tanpa selaput

d) Bulu-bulu dekoratif

e) Burung yang baru menetas tidak berbulu\

f) Makanannya berupa ikan atau hewan-hewan air yang lain.

20
Ordo ini mencakup tujuh Famili. Salah satunya Famili Ciconiidae contoh
spesies Leptoptilos javanicus (bangau) dan Famili Ardeidae contoh spesies Ardea
herodrias.
12. Ordo Anseriformes
Mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut;
a) Paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak

b) Lidah berdaging

c) Tungkai pendek, jari-jari berselaput


d) Ekor umumnya pendek tersusun atas banyak bulu
Ordo ini mencakup dua Famili yaitu Famili Anhimidae contoh spesies
Anhima cornuta dan Famili Anatidae contoh spesies Anas platyryncho.
13. Ordo Falconiformes
Mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Paruh pendek, ujungnya melengkung dan runcing, tepi-tepinya tajam.

b) Jari-jari tajam melengkung sesuai untuk mengcengkram mangsanya.

c) Kuat terbang.
Ordo ini mencakup lima Famili. Beberapa diantaranya adalah Famili
Falconidae contoh spesies Falco peregrinus, Accipitridae, contoh spesies
haliaster indu.
14. Ordo Galifermes
Mencakup burung-burungteresterial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Terbangnya pendek-pendek

b) Paruh pendek

c) Bulu dengan bercabang

d) Kaki digunakan untuk berlari dan mengais

e) Pemakan biji-biji rerumputan (graminivor).

21
Ordo ini mencakup tujuh Familia. Beberapa diantaranya ialah famili
Megapodidae contoh spesies Megapodius. Famili Phasianidae contoh spesies
Pavo mulicus (merak).
15. Ordo Grulformes
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yangb bervariasi
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Ada yang tak pandai terbang ada yang terbang

b) Bulu-bulu bercabang

c) Tungkai panjang dan paruh besar.


Ordo ini dua belas famili. Beberapa diantaranya adalah Famili Ralliadae
contoh spesies Porphyrula martinica.
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burng pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sayap dan tungkai panjang dan ramping.

b) Jari-jari berselaput

c) Paru berbentuk buluh sebagai alat penyedot

d) Bulu-bulu tebal, tersusun rapat.


Ordo ini mencakup 16 famili. Beberapa diantaranya adalah Famili
Jacanidae contoh spesies Hydrophasianus chirurgus, famili Burhinidae contoh
spesies Cumenius americanus, famili Laridae contoh spesies Larus marinus.
17. Ordo Columbiformes
Mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Paruh pendek dan langsing

b) Tarsus biasanya lebih pendek dari jari-jari

c) Kulit tebal dan halus

d) Tembolok besar dan menghasilkan cairan susu (Pigeon milk) diberikan kepada
anaknya

22
e) Pemakan biji-bijian (graminivor) dan buah-buhan (fragivor).
Ordo ini mencakup tiga famili yaitu famili Pteroclidae contoh spesies
Pterocles alehata. Famili Raphidae contoh Raphus cuculatus (dodo) dan Famili
Columbidae contoh Streptopelia bitorquata, Columba livia.
18. Ordo Psittaciformes
Mencakup burung-burng sebangsakakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau

b) Paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berbait


c) Paruh bagian atas bersendi dengan tongkorak sehingga dapat bergerak

d) Kaki bertipe zygodacylus (dua jari kedepan dua jari kebelakang)

e) Jari terluar tidak reversible (tidak dapat dibalikkan kedepan).


Ordo ini mencakup satu Famili Psittacidae dengan beberapa contoh spesies
Psittacula alexandri, Cacatua galerita, Probosciger aterrimus.
19. Ordo Cuculiformes
Mencakup burung-burung yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain kebelakang, jari terluar dapat
dibalikkan kedepan

b) Kaki tidak sesuai untuk mencengkram

c) Ekor panjang

d) Paruh sedang

e) Banyak anggota familia ini yang bersifat parasit (yang betina menitipkan telur-
telurnya disarang burung lain).
Ordo ini mencakup dua famili yaitu famili Musophagidae contoh spesies
Tauroca, famili Cuculidaae contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus
canorus.
20. Ordo Stirigiformes
Mencakup jenis-jenis burung hantu dengan ciri-ciri:
a) Kepala besar dan bukat

23
b) Mata besar menghadap ke depan, dikelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun
radial (menjari)

c) Lubang telinga lebar, seringkali tertutup oleh lipatan kulit;

d) Paruh pendek

e) Jari kaki mempunyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk
mencengkram.

f) Aktif di waktu malam (nocturnal), predator


Ordo ini mencakup dua famili yaitu famili Tyctonidae contoh spesies Tyto
alba. Famili Strigidae contoh spesies Bubo virginianus.
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis-jenis burung cabak dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Paruh kecil dan bulat

b) Mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang
bentuknya seperti rambut-rambut kaki.

c) Bulu-bulu halus

d) Kaki kecil dan lunak

e) Nocturnal dan insektivor.


Ordo ini mencakup lima Familia. Dua diantaranya ialah Familia
Caprimulgidae contoh spesies Caprimulgus vociferus.
22. Ordo Apodiformes
Mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umum sebagai
berikut :
a) Tubuh kecil

b) Tungkai sangat kecil

c) Sayap runcing

d) Paruh kecil dan lunak. Ada yang langsing dengan lidah berbentuk buluh
panjang.
24
Ordo ini mencakup tiga famili Apolidae contoh spesies Collocolia
esculanta..
23. Ordo Trogoniformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Paruh pendek dan bahu dengan rambut-rambut bahu pada pangkalnya

b) Kaki kecil dan lunak

c) Bulu-bulu berwarna cerah, dan seringkali berwarna hijau


Ordo ini mencakup satu famili Trogonidae dengan salah satu contoh spesies
Trogan viridis.
24. Ordo Caliiformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Kaki bertipe paserin (tiga jari kedepan, satu jari kebelakang)
b) Jari ke satu dan ke empat reversibel

c) Ekor sangat panjang

d) Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor).


Ordo ini mencakup satu famili Colidae contoh spesies Colius macrourus.
25. Ordo Coreciiformes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip. Ciri-
ciri umumnya sebagai berikut
a) Paruh kuat

b) Jari-jari kesatu dan keempat bersatu pada bagian pangkal.


Ordo ini mencakup tujuh famili. Dua diantaranya adalah famili Alcedinidae
contoh spesies Halycon dan familia Rucerotidae contoh spesies Buceros bicornis
(enggang).
26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip. Ciri-ciri
umumnya dalah sebagai berikut :
a) Paruh kuat

b) Bulu ekor kaku, ujungnya runcing


25
c) Lidah dengan ujung yang kasar atau dilengkapi dengan bayangan seperti bulu

d) Lidah dapat dijulurkan.


Ordo ini mencakup enam famili. Diantaranya adalah famili Picidae contoh
spesies Dinopium panense.
27. Ordo Passeriformes
Mencakup sejumlah besar jenis burung dengan jenis burung dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Kaki relatif pendek dan jari kedepan dan 1 ke belakang

b) ukuran tubuh relatif lebih kecil dibandingkan burung-burung dalam ordo


lainnya.
c) Dibagi dua bagian burung penyanyi dan bukan penyanyi
Ordo ini mencakup sekitar 69 Famili. Beberapa contohnya adalah Hirundo
rustica, Dicrurus crocercus, Oriolus chirsensis.

2.4 Peranan Aves Bagi Manusia


aves memiliki peranan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia antara lain
sebagai berikut (Irnaningtyas, 2016) :
a. Telur dan dagingnya untuk bahan makanan sumber protein. Sarang walet dibuat
masakan sop sarang burung
b. Bahan obat-obatan misalnya sarang burung walet dan telur itik
c. Hiburan misalnya burung yang suaranya merdu dan burung yang dapat dilatih
bermain sirkus
d. Bahan industri misalnya bulu entok untuk membuat kok (shuttlecock)
e. Predator alamiah yang memangsa ulat maupun serangga

26
BAB III : PENELITIAN TOPIK

Burung merupakan satwa liar yang hidup dialam secara bebas dan
mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Keanekaragaman adalah totalitas variasi gen, spesies dan ekosistem yang
menunjukkan berbagai variasi bentuk, frekuensi dan ukuran serta sifat lainnya.
Tubuh burung terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Pada burung
terdapat sepasang sayap yang berfungsi untuk terbang serta kaki yang digunakan
untuk berjalan. Tangkai belakang bersisik dengan bentuk tungkai belakang dan
cakar yang bermacam-macam sesuai dengan tipe makanan dan cara hidup burung
dihabitatnya. Burung terdiri dari 2 subkelas yaitu Archaeornithes (dalam bentuk
fosil) dan subkelas Neornithes (burung-burung sejati) dengan 30 ordo
(Kindangan, 2013)
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang, adapatasi
tulang burung adalah sebagai berikut : a). Burung memiliki paruh yang lebih
ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia, b). Burung memiliki
tulang dada yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang
yang luas, c). Tulang-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang burung
sangat kuat karena memiliki struktur yang bersilang, d). Sayap tersusun dari
tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia,
hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang, e).
Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang. Anggota depan berubah fungsi
menjadi sayap. Tulang dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya
otot-otot dan sayap. Hal ini mendukung burung untuk terbang.
Sistem saraf burung terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
kegiatan saraf pada burung diatur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak burung terdiri atas empat
bagian: otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil
otak besar pada burung juga dapat berkembang dengan baik.
Sistem pencernaan burung disesuaikan dengan spesies makanan yang
dimakan tanpa dikunyah. Burung memecah partikel makanan dalam saluran
27
pencernaan di perut. Perut bagian bawah (ampela) melumatkan makanan.
Pencernaan. dibantu oleh adonan kasar berisi kerikil dan batu yang telah dicerna.
Burung dengan sengaja memakan batu-batuan kasar ini untuk membantu
memecahkan makanan karena burung tidak memiliki gigi untuk menghancurkan
makanan. Sementara itu, perut bagian atas (proventikulus) mengeluarkan cairan
lambung. Makanan disimpan di esophagus untuk dicerna lebih lanjut, pada
beberapa burung esophagus membesar di bagian bawah, membentuk tembolok
mirip kantong sebagai tempat penyimpanan tambahan makanan dapat disimpan di
sini dengan cepat, memungkinkan banyak yang dapat dicerna dalam waktu
singkat, hal ini sangat berguna bagi burung yang beresiko terlihat oleh pemangsa
saat makan.
Pada penelitian dikepulauan kai maluku ditenggara ditemukan sebanyak 15
jenis burung, dimana pada burung termasuk kedalam 15 ordo burung.
1. Ordo Procellariiformes : ordo ini mempunyai ciri-ciri, memiliki ukuran
badan yang besar dan gempal, memiliki sayap yang lebar, ekor yang
pendek bulat mengkerucut, paruh berbentuk seperti botol bulat memanjang
dengan bagian atas meruncing kebawah, kaki pendek selaput, warna
bagian punggung gelap dan warna pada bagian perut putih. Burung ini
banyak ditemukan dipantai atau pun terbang bebas. Ordo ni
Procellariiformes merupakan kelompok burung albatross. Kelompok
burung ini memiliki ciri anatomi leher, ekor, dan kaki pendek. Contohnya
yaitu Penggunting-laut belang.
2. Ordo Pelecaniformes : ordo ini memilki ciri-ciri ukurannya sedang
sampai dengan besar, peruh pemakan ikan yang kokoh, sayap yang lebar,
mempunyai selaput di keempat jarinya yang saling berhubungan, kaki
agak pendek dibandingkan dengan ukuran panjang tubuh, warna bulu
kebanyakan hanya hitam dan putih, bulu mudah basah tapi pada bagian
dalam kedap air, sering ditemukan menyelam kedalam air menangkap
ikan, biasanya sering ditemukan daerah berair tawar dan di pantai.
Contohnya yaitu Pecuk-padi belang, burung penetap dan Undan, burung
migrant dari benua Australia
28
3. Ordo Ciconiiformes: ordo ini memiliki ciri-ciri umum burung berukuran
sedang sampai besar, tipe peruh pemakan ikan panjang dan meruncing,
sayap yang lebar, jenjang kaki panjang 4 jari dan 3 jari terhubung selaput
jarak antara jari longgar, beberapa kelompok family memiliki leher yang
panjang, sering ditemukan menyusur di daerah lumpur dan berair mencari
ikan, kepiting dan hewan air lainnya, terdapat yang hidup nokturnal dan
diurnal. Contohnya yaitu Kuntul kecil burung diurnal, Kowak-malam
merah, burung nocturnal, Ibis rokoroko burung migran.
4. Ordo Falconiiformes : ordo ini memiliki ciri umum berukuran sedang
sampai besar, tipe paruh pemakan daging, bentuk paruh pangkal kokoh
melengkung dan meruncing pada ujung bagian atas, mata yang sangat
tajam, leher pendek, kepala agak besar, sayap lebar, kaki kuat dan
mempunyai cakar yang sangat kuat untuk mencengkeram mangsa, warna
pada bagian atas punggung lebih gelap dari pada bagian perut. Sering
ditemukan melakukan soaring pada daerah teritorial dan untuk mencari
mangsa. Contohnya yaitu Elang tiram burung migran, dan Elang-alap
kelabu, burung penetap dan ras kepulauan kai.
5. Ordo Galliformes : ordo ini memiliki ciri umum diantaranya berukuran
kecil sampai besar dengan tubuh agak bulat, kepala agak kecil beberapa
spesies mempunyai jengger dan berjambul, pada burung yang berukuran
kecil leher pendek sedangkan pada burung berukuran besar mempunyai
leher sedang sampai panjang, sayap bulat, bentuk paruh tipe pemakan biji
kokoh bagian pangkal dan pada ujung meruncing sedikit melengkung,
mempunyai kaki anisodactile yang panjang kuat digunanan untuk mengais
di tanah, warna bulu bervariasi berkilau, sering ditemukan di area terbukan
dan lantai dasar hutan, sering bersuara dan berkokok saling bersahutan.
Contohnya Gosong kaki-merah
6. Ordo Gruiformes : ordo ini memiliki ciri umum diantaranya berukuran
sedang sampai besar. memiliki kaki panjang, paruh meruncing, sayap.
Contohnya Kareo zaitun

29
7. Ordo Charadriiformes : ordo ini memiliki ciri-ciri umum burung
berukuran sedang sampai besar, tubuh bulat, tipe paruh pemakan ikan
kecil ada yang pendek dan memanjang, kepala agak kecil, leher pendek,
sayap agak panjang sampai ekor, ekor pendek meruncing, tipe kaki
anisodactile jenjang panjang tidak berselaput, warna bulu tidak mencolok
biasanya variasi abu-abu, coklat dan putih, sering ditemukan di daerah
pantai terbuka berpasir dan berlumpur. Contohnya yaitu Trinil ekor-kelabu
dan Gagang –bayam belang
8. Ordo Columbiformes : ordo ini meiliki ciri umum yaitu tubuh berukuran
sedang sampai besar bulat dan dada lebar, kpala dan leher berukuran agak
kecil dan membulat, tipe paruh pemakan biji, sayap bulat memanjang
sapai ekor, ekor agak panjang, kaki tipe anisodactile berukuran sedang,
sering dijumpai di dalam hutan terutama di pohon-pohon besar family
moraceae untuk mencari makan secara berkelompok, dan bersuara
dekuran. Contohnya yaitu Walik ratu dan Perkutut loreng
9. Ordo Psittaciformes : ordo ini memiliki ciri umum diantaranya
berukuran kecil sampai besar, kepala besar beberapa jenis memiliki
jambul, leher pendek, tipe paruh pemakan biji kokoh dan melengkung,
sayap rapring meruncing, ekor berbentuk kotak berukuran sedang, kaki
kokoh bertipe zygodactyls yang digunakan untuk memanjat dan
memegang makanan, warna sangat bervariasi, sering dijumpai di dalam
hutan pohon-pohon besar family moraceae, memiliki suara serak dan
keras. Contohnya yaitu contohnya Nuri-kate topi-kuning dan Kakaktua
tanimbar
10. Ordo Cuculiformes : ordo ini memiliki ciri umum diantaranya berukuran
tubuh sedang, kepala berukuran kecil, leher pendek, paruh tipe pemakan
biji kecil meruncing, sayap pendek meruncing, ekor panjang, kaki pendek
bertipe anisodactyle, mempunyai warna umumnya abu-abu dan coklat,
pada bagian dada sampai perut biasanya cerah bergaris-garis dan warna
pada sayap belakang dan punggung gelap. Contohnya yaitu Kangkok
ranting burung penetap, Kedasi belang
30
11. Ordo Strigiformes : ordo ini memiliki ciri umum diantarnya berukuran
sedang sampai besar, tubuh bulat dan tegak, kepala besar dan bulat yang
bisa memutar 180o, pendengaran sangat tajam, bulu pada bagian muka
melebar berbentuk love rata, mata bulat besar, paruh kokoh melengkung
tipe pemakan daging, leher pendek, sayap lebar, kaki kuat tipe zigodactyl
mempunyai cakar yang tajam, bulu tebal dan halus kebanyakan berwarna
putih coklat bertotol-totol atau bergaris. Sering bersuara pada malam hari
bertengger di pohon. Contohnya yaitu Pungguk kokodok
12. Ordo Caprimulgiformes : ordo ini memiliki ciri diantaranya berukuran
sedang, badan bulat, kepala besar, mata bulat besar, paruh kokoh pangkal
sangat lebar dan meruncing pada ujung seperti mulut katak, leher pendek
bersayap panjang, sayap panjang meruncing, ekor panjang, kaki sangat
pendek seakan akan seperti burung tanpa kaki, warna bulu gelap
kebanyakan variasi coklat. Sering ditemukan di dasar hutan dan jalan
untuk kelompok cabak. Contohnya yaitu Cabak maling
13. Ordo Apodiformes : ordo ini memiliki cir diantaranya berukuran kecil,
tubuh bulat, kepala besar, leher pendek, bentuk paruh meruncing tipe
pemakan serangga dan madu, sayap panjang meruncing, ekor pendek, kaki
pendek, pada kelompok wallet kaki bertipe pamprodactyl. Warna bulu
pada bagian dada dan perut cerah, punggung dan sayap warna gelap
mengkilap. Sering ditemukan melayang-layang diudara terbang akrobatik.
Contohnya Walet polos dan Wallet sapi
14. Ordo Coraciiformes : ordo ini memiliki ciri diantaranya berukuran kecil,
kepala besar, paruh besar kokoh dan panjang meruncing tipe pemakan ikan
salah satu ciri yang paling mudah dikenali kelompok ini, leher pendek,
sayap bulat, tipe kaki Syndactyl kecil pendek, ekor pendek, warna
bervariasi. Sering ditemukan di pohon yang dekat dengan air seperti
sungai dan laut. Contohnya yaitu lampu biasa, burung penetap dan Kirik-
kirik Australia
15. Ordo Passeriformes : ordo ini memiliki ciri diantaranya berukuran kecil
sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran sedang bertipe
31
anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh bervariasi
tergantung makanan, kepala berukuran kecil, leher pandek, sayap bulat
memanjang, ekor panjang, kelompok burung memiliki suara yang sangat
indah. Sering ditemukan dimana-mana terutama dihutan baik hutan pesisir
sampai hutan ketinggian. Contohnya yaitu burung passerin

32
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aves merupakan anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang memiliki bulu dan sayap.
Ciri umum dari aves yaitu mempunyai bulu, mempunyai paruh dengan
paru-paru serta yang berhubungan dengan pundi-pundi udara, memiliki sepasang
kaki dan sayap. Sistem percernaan lengkap, memiliki sistem peredaran darah
ganda artinya dalam satu kali peredaran darah keseluruh tubuh, darah melewati
jantung dua kali, Alat ekskresi  berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki
kandung kemih. Sistem saraf berupa otak, dengan serebrum dan lobus optikus
yang berkembangbaik. Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal.
Telur bercabang keras. Aves betina memiliki satu ovarium (di sebelahkiritubuh)
dan beberapa spesies mengerami telurnya.
Dalam kehidupan aves memiliki peranan penting yaitu Dalam kehidupan
aves memiliki peranan penting yaitu, Bahan obat-obatan misalnya sarang burung
walet dan telur itik, Hiburan misalnya burung yang suaranya merdu dan burung
yang dapat dilatih bermain sirkus, Bahan industri misalnya bulu entok untuk
membuat kok (shuttlecock) dan Predator alamiah yang memangsa ulat maupun
serangga
3.2 Saran
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari Dosen mata kuliah Zoologi Vertebrata serta juga
kepada para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Terima kasih.

33
Soal Evaluasi Dan Jawaban
1. Bagimana Sistem Gerak Pada Aves
2. Bagaimana Sistem Saraf Pada Aves
3. Bagimana Sistem Peredaran Darah pada Aves
4. Bagiamana Sistem Pernafasan pada Aves
5. Bagaaimana Sistem Pencernaan Pada Aves
6. Jelaskan Sistem Reproduksi Pada Aves
7. Jelaskan Sistem Eskresi Pada Aves
8. Jelaskan Peranan Aves Bagi Manusia

1. Angota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap. Merupakan pengertian dari
a. Mamalia
b. Amphibi
c. Aves
d. Pisces
e. Reptil
Jawab : C. Aves
2. Pada saat aves terbang , inspirasi yang dilakukan dengan mengalirkan udara melalui....
a. Hidung → paru-paru → trakea → kantong udara
b. Hidung → kantong udara → trakea → paru-paru
c. Hidung → trakea → paru-paru → kantong udara
d. Hidung → trakea → kantong udara → paru-paru
Jawab : d. Hidung → trakea → kantong udara → paru-paru
3. Bagimana sistem gerak pada aves ?
Jawab : Aves dapat terbang karena mempunyai sayap dan berat badanya relatif
ringan. Otot-otot yang berperan dalam proses terbang, adalah otot-otot
pektoral. Otot-otot pektoral terdiri dari 2 otot, yaitu otot pektoral mayor
dan otot pektoral minor
4. Pada sistem pencernaan aves pada akhir usus yang sekaligus saluran eksresi dan saluran
alat kelamin. Bagian akhir tersebut disebut....
34
a. Anus
b. Ureter
c. Kantong kemih
d. Kloaka
Jawab : d. Kloaka
5. Bagaimana proses peredaraan darah pada aves ?
Jawab : Darah yang kaya akan karbon dioksida (CO 2) yang berasal dari
seluruh tubuh mengalir  ke jantung, pada atrium kanan lalu ke ventrikel
kanan. Dari ventrikel kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui
arteri pulmonalis. Dari paru – paru darah  yang kaya  oksigen (O2)
mengalir menuju ke atrium kiri melalui ventrium kiri untuk dipompa
melalui Aorta. Dari Aorta darah  kaya oksigen (O2) akan diedarkan ke
seluruh tubuh. Darah  mengandung karbon dioksida ( CO2) dari kapiler
jaringan tubuh akan dialirkan kembali ke atrium kanan jantung.
6. Bagaimana Sistem Saraf Pada Aves?
Jawab : Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus
olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum
terletak serebellum dan ventral lobus optikus. lubang telinga nampak dari
luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani
(gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat
terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah
ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt
bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua
lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada
burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran
bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan
melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di
tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata.
Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada
berbagai jarak

35
Daftar pustaka
Azizah, U. N. (2015). Keanekaragaman burung ordo ciconiiformes di kawasan
konservasi mangrove Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten
Demak (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).
dalam.
Purwoko, T. 2005. Kandungan ATP Mitokondria Pada Otot-Otot Pektoral Ayam
dan Merpati. Biosmart. 7(1): 6-8
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2014/06/SISTEM-PENCERNAAN-
HEWAN
https://excretorysystempbiouinjkt.blogspot.com/2018/05/e.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/peredaran-darah-aves/
Jurati & Filza Yulian, 2014. Jenis-Jenis Burung (Aves) Dipersawahan Desa Pasir
Baru Kabupatenrotan Hulu Riua. Jurnal Sainstek. 2(4) : 74-88
Kuswanda, W. 2010. Pengaruh komposisi tumbuhan terhadap populasi burung
ditaman nasional batang gadis, sumatra utara, jurnal penelitian hutan dan
konservasi alam. 7 (2) : 193-213
Madiles, M. 2018. Makalah Zologi Vertebrat tentang aves
Nicky Kindangan, “Kepadatan dan Frekuensi Spesies Burung Pemangsa di Hutan
Gunung Empung, Tomohon”, Sulawesi Utara, journal Biologi ilmu sains, Vol.
11, No.1, 2013, h.36.
Nurmila, 2017. Makalah Zoologi Vertebrata "Aves"
Purnamasari, S & Santi, R,. D. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya : Program Studi
Arsitektur UIN Sunan Ampel
Purwoko, T. 2005. Kandungan ATP Mitokondria Pada Otot-Otot Pektoral Ayam
dan Merpati.  Biosmart. 7(1): 6-8
Putri, S. 2015. Makalah Zoologi Vertebrata Tentang Aves.
Tarmidzi, I. 2018. Identifikasi Kelas Aves Di Kawasan Hutan Gunung Masigit
Kareumbi Kabupaten Bandung Jawa Barat (Doctoral Dissertation, Fkip Unpas).
Young, J. Z. 1962. The Live of Vertebrates. Oxford: Oxford University Press.

36

Anda mungkin juga menyukai