Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN MID SEMESTER

PRAKTIKUM BIOLOGI

OLEH

AMIIR FARHAAN

E1E021089

PSP C

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

I
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat meny
elesaikan laporan praktikum Biologi berjudul “ Aves, Pisces, Mamalia, dan
Amphibi “. Adapun penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk menyelesaik
an tugas mata kuliah Biologi dan menambah pengetahuan pembaca.

Laporan ini saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan
berbagai pihak diantaranya; Dr. Ir marizal, M.Si , Nelida S. Pt M.P. ,Prof. Dr. Ir.
Hj. Nurhayati M.Sc. agr, dan Dr. Ir. Raguati M.P selaku dosen mata kuliah
Biologi, Bapak Rada selaku staff labor dan Abang Achmad Ardon selaku asisten
dosen sekaligus penenggung jawab kelas c. Oleh karena itu kami sampaikan
terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.
Akhir kata saya harapkan hasil jerih payah saya yang sederhana dan jauh
dari kesempurnaan ini dapat membawa faedah dan mubarakah bagi kami dan
segenap pembaca .
Kritik dan saran amat saya harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
.

Jambi, 30 Oktober 2021

Amiir farhaan

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1


1.2 Tujuan………………………………………………………. 1
1.3 Manfaat……………………………………………………… 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 3

BAB III. MATERI DAN METODA………………………………..……... 5

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….…… 6

4.1 Aves…………………………………………………………… 6

4.2 Pisces………………………………………………………….. 10

BAB V. PENUTUP………………………………………………………... 15

5.1 Kesimpulan……………………………………………….…… 15

5.2 Saran…………………………………………………………... 15

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

1. Morfologi Ayam…………………………………………………….6

III
2. Bulu plumae, plumulae, dan filoplumae…………………………… 7

3. Bulu plumae………………………………………………………... 7

4. Tulang extremites anterior ………………………………………… 8

5. Tulang extremites posterior…………………………………………8

6. Sistem pencernaan aves…………………………………………….8

7. Organ reproduksi ayam jantan…………………………………….. 9

8. Organ reproduksi ayam betina…………………………………….. 10

9. Morfologi pisces……………………………………………………11

10. Squama sikloid……………………………………………………. 11

11. Organ sistem pencernaan cyprinus carpio…………………………12

12. Sel telur ikan betina………………………………………………...13

13. Otot ekor……………………………………………………………14

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aves merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang memiliki bentuk tubuh yang kha
s sehingga dengan bentuk tubuh tersebut kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam
penyebarannya memperbanyak habitat di permukaan bumi. Mengenai jumlah jenisnya di dun
ia, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa ada 9000 jenis dan ada pula yang menyat
akan sebanyak 8900 jenis, serta juga ada yang menyatakannya sebanyak 8805 jenis yang ters
ebar pada berbagai tipe habitat, mulai dari pinggir pantai hingga pegunungan. Bahkan bebera
pa jenis ada yang mampu berbiak pada ketinggian 6000 m dari permukaan laut. Kelas aves te
rbagi dalam dua subkelas yaitu Archeonithes dan Neornithes yang terdiri dari 32 ordo dan 17
4 famili. Di Indonesia telah dijumpai sebanyak 1539 jenis, 381 diantaranya merupakan ende
mik Indonesia. Sementara di sumatera telah tercatat sebanyak 600 jenis (Tim Taksonomi He
wan Vertebrata, 2009).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-mana, aktif di
siang hari dan memiliki bagian yang unik yaitu bulu indah untuk menutupi tubuh. Aves beras
al dari kata dalam bahasa Latin, yaitu avis yang berarti burung. Kekhasan dari Kelas Aves yai
tu adanya bulu yang menutupi tubuh. Terdiri atas >9600 spesies yang kosmopolitan di seluru
h permukaan bumi. Jumlah ini melampaui jumlah Vertebrata lainnya, kecuali Chondrichthyes
dan Osteichthyes (Jasin, 1992).
Burung memiliki kepentingan ekonomi, sebagian dari mereka dapat dijadikan sebagai he
wan peliharaan dan hewan ternak yang mana dapat diperdagangkan, burung ini juga dapat dij
adikan sumber bahan makanan karena mengandung protein yang tinggi. Selain bernilai ekono
mi burung juga bernilai ilmiah seperti burung dijadikan sebagai indikator lingkungan, dan ba
han penelitian ilmiah (Jasin, 1992).
Aves merupakan salah satu kelas  dalam sub phylum vertebrata yang terdiri dari banyak j
enis dan bentuk yang beranekaragam. Untuk itu penting bagi kita untuk mengetahui morfolog
i dan mengidentifikasi jenis-jenis aves untuk kemudian bisa membuat kunci determinasinya.

Pisces (ikan) ini merupakan seekor hewan yang hidup atau berhabitat di air, ikan adalah a
nggota vertebrata poikilotermik yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Pisces ini juga
bisa atau dapat ditemukan di air tawar (danau maupun sungai) atau juga air asin (laut atau jug
a samudra). Pisces ini merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),yang artinya suhu tub
uhnya itu akan berubah-ubah sesuai dengan suhu air diperairan mana dia hidupnya. Pisces be
rtulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan, bernapas dengan insang (terutam
a), bergerak dan menjaga keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikiloter
mal.
Jenis ikan yang sering dikonsumsi manusia adalah Ordo Teleostei. Berdasarkan hal yang
demikian untuk mempelajari morfologi dan anatomi pisces ini maka dipilih Ordo Teleostei ya
itu ikan mas ( Cyprinus carpio ) .

Untuk mendukung pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya


identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Dengan melihat
morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan/hewan air. Sistem atau cara pengelompokan
ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.

Kerajaan binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang


terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah
mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.
Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies
yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki
rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang
bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas. Hal ini dikarenakan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 

Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh
mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia
betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walupun
mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar
mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini
tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina.
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan
vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan
memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak dimiliki oleh yang tidak
bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki
sistem kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh
menjadi salurannya. Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang: Mempunyai tulang yang
terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor. Mempunyai otak yang dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Tubuh berbentuk simetris bilateral.mempunyai kepala, leher, badan
dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak. Ciri alat tubuh
hewan yang bertulang belakang sebagai berikut: Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang
menghasilkan hormon untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh
susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang bersuhu tubuh panas dan tetap
(homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal).
Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum.
Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran
(depan) dan tulang belakang kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian
dalam)Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa
ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma.
Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang memiliki
glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-rambut, yang berfungsi
untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif
tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air susu,
kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak. Beberapa jenis mamalia mempunyai kelenjar
lain misalnya kelenjar bau dan kelenjar pipi.

Dalam kingdom Animalia dibedakan menjadi dua bagian yaitu Invertebrata dan
Vertebrata. Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memilii tulang belakang,
sedangkan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam
jenisnya Invertebrata di bagi menjadi sembilan kelas dan Vertebrata dibagi menjadi lima
kelas.
Dalam praktikum ini akan membahas salah satu dari Vertebrata yaitu kelas Amphibi.
Jika melihat dari struktur morfologinya biasanya orang akan merasa jijik atau tidak suka
dengan penampilannya bahkan ada juga orang yang mengidap phobia karena struktur luar
hewan ini. Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang sangat tinggi, tidak
tertutupi rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Salah satu contoh yang paling
dikenal pada kelas ini adalah katak.
Amphibia hidup didekat air dan paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan
hutan hujan tropis sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang lembab
untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Kelas amfibi kini hanya di wakili
sekitar 6.150 spesies salamander (Ordo Urodela), katak (ordo anura), dan sesilia (ordo
apoda). Hanya terdapat sekitar 550 spesies urodela. Pada praktikum kali ini kami membahas
mengenai kelas Amphibi di mana mengambil contoh salah satu anggotanya yaitu Katak
(Rana cancarivora) sebagai bahan praktikum. Di harapkan dapat mengetahui bagaimana
struktur moroflogi, fisiologi dan anatominya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dari hewan kelas
aves, pisces, mamalia, dan amphibi dan dapat mengetahui ukuran serta jumlah bagian-bagian
tubuh dari kelas tersebut. Praktikum ini juga bertujuan agar kita dapat mengetahui cara identif
ikasi dan membuat klasifikasi dari objek praktikum.

1.3 Manfaat

Membantu mahasiswa-mahasiswi dalam memahami ilmu tentang aves, pisces, mamalia


dan amphibi baik morfologi maupun anatominya secara langsung. Dan juga mengaplikasikan
dari materi-materi yang sudah didapatkan dan dipelajari. Serta menyimpulkan hasil dalam be
ntuk tulisan maupun lisan yang kiranya dapat menjadi titik acuan pembelajaran bagi kita bers
ama.
BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1 Aves

Burung adalah hewan vertebrata yang berbulu, bersayap, berkaki dua, endetormik ( berda
rah panas ), dan bertelur ( Nurwatha 2013 ).

Menurut Widyasari ( 2013 ), burung merupakan kelompok hewan yang termasuk kelas av
es yang mempunyai karakteristik yang membedakannya dari kelas lain.

Hardinoto dkk ( 2012 ) menjelaskan bahwa burung merupakan salah satu komponen ekosi
stem yang berperan penting dalam mendukung berlangsungnya siklus suatu kehidupan organi
sme. Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan jaring – jaring kehidupan yang memb
entuk sistem kehidupan dengan ekosistem lainnya.

Burung tidak memiliki gigi tetapi terbentuk suatu ukuran berupa paruh yang berbeda-bed
a dalam bentuk selama proses evolusinya, sehingga sesuai dengan jenis makanannya ( Urry,
2017 ).

Dalam ekosistem terdapat berbagai macam habitat sebagai tempat hidup bagi hewan d
ari jenis aves untuk bertahan hidup yaitu : hutan, sungai, danau, savana, gua (Widodo, 2016).

Keberagaman bentuk paruh burung membuatnya mampu hidup dengan burung jenis l
ainnya tanpa adanya persaingan yang ketat terhadap suatu sumber makanan (Scott, 2010).

2.2 Pisces

Pisces dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai “ikan” yang meliputi semua jen
is ikan, baik yang tidak mempunyai rahang (termasuk ke dalam superkelas: Agnatha) maupun
ikan yang mempunyai rahang (termasuk ke dalam superkelas: Gnathostomata) yang terdiri da
ri ikan bertulang rawan (kelas chondrichthyes) dan ikan bertulang sejati (kelas osteichthyes)
(Pratomo & Rosadi, 2010).

Ikan merupakan penghuni utama pada ekosistem akuatik (perairan) yang tersebar pada pe
rairan tawar, seperti danau, sungai dan rawa serta perairan payau dan perairan laut (Pulungan,
2009; Allen dan Adrim, 2003; Augusta, 2015).

Kottelat et al. (1993) menyatakan kebanyakan ikan air tawar tersebar di wilayah Asia bagi
an Tenggara pada kawasan tropis dengan jumlah kurang lebih sebanyak 105 suku (99% diant
aranya dapat ditemukan pada Indonesia bagian Barat).

Di Indonesia dapat ditemukan sebanyak kurang lebih 1.300 jenis ikan hidup di peraira
n tawar (salah satunya sungai) (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012: 1).

Ikan Mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung yang terletak di bagian punggun
g ( dorsal fin ), sirip dada yang terletak di belakang tutup insang ( pectoral fin ), sirip perut ya
ng terletak pada perut ( pelvic fin ), sirip dubur yang terletak di belakang dubur ( anal fin ) da
n sirip ekor yang terletak di belakang tubuh dengan bentuk cagak ( caudal fin ) ( Santoso, 201
1).

2.3 Mamalia

Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memil
iki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan k
elenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Anonymous, 2011).

Kelinci banyak digunakan sebagai hewan peliharaan, penghasil kulit bulu (fur) dan pe
nghasil daging (fryer). Kelinci mampu mengubah hijauan berprotein rendah, yang berasal dar
i bahan makanan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan menjadi prot
ein hewani yang benilai tinggi. Hewan ini mampu mengembalikan 20% protein yang dikonsu
msinya menjadi daging (Lebas et al., 1986 yang disitasi Brahmantiyo et al., 2014).

Kelinci biasanya melakukan coprophagy fesesnya yang lunak (lembek) dan dimakan s
ecara langsung dari anusnya.Feses tersebut berwarna hijau muda dan memiliki konsistensi le
mbek. Hal ini memungkinkan kelinci mampu memanfaatkan kerja bakteri di saluran pencerna
an yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi energi yang berkualitas tinggi, mensintesi
s vitamin B dan memecah selulosa atau serat menjadi energi. Jadi sifat coprophagy menguntu
ngkan bagi proses pencernaan, sedangkan feses yang dikeluarkan pada siang hari berwarna c
oklat dan mengeras (Blakely dan Bade, 1998 yang disitasi Hascaryo 2010).

Menurut de Blase and Wiseman (1998) yang disitasi Hascaryo (2010) bahwa karakter
istik sistem pencernaan kelinci yang penting adalah sekum dan kolon bila dibandingkan deng
an ternak lain, karena adanya mikrobia yang penting untuk proses pencernaan dan penggunaa
n nutrien.

Menurut de Blas dan Wiseman (1998) yang disitasi Hascaryo (2010) kelinci adalah he
wan yang unik, karena selain membutuhkan nutrien yang tinggi, kelinci juga membutuhkan s
erat kasar yang tinggi guna mendapatkan penampilan yang optimum dan untuk mengurangi g
angguan pencernaan. Karakteristik sistem pencernaan kelinci yang paling penting dibandingk
an spesies lain terletak pada usus besar dan sekum, aktifitas mikrobia di dalam usus besar dan
sekum sangat penting dalam pencernaan dan pemanfaatan nutrien.

2.4 Amphibi

Amphibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas
di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen
langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh.
Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang
mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya
memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian
meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak
berubah-ubah (Astuti, 2010).

Ciri-ciri amphibi yaitu memiliki 3 ruang jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel.
Sirkulasi amphibi disebut sebagai sirkulasi ganda tertutup, yaitu ganda yang berarti dua kali
melewati jantung dan tertutup yang artinya darah tidak keluar dari pembuluh darah.
Amphibia bersuhu poikilotermis artinya mempunyai suhu yang berubah-ubah sesuai dengan
lingkungannya. Amphibi mempunyai selaput pada kaki “selaput natataria” yang berfungsi
untuk berenang, juga memiliki selaput pada mata “selaput niktitans” berfungsi untuk
melindungi mata dari gesekan air (Prowel, 2010)

Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk
hewan poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan atau
kepala, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna
kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat,
merah, dan kuning) tepat dibawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang
berhubungan dengan rongga mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut
disebut koane, di kanan kiri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga
mulut dengan rongga telinga disebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna
vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit
(Yudha, 2014).

Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk he
wan poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan atau kepal
a, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit ber
macam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan
kuning) tepat dibawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan r
ongga mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, di kanan ki
ri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut dengan rongga telinga di
sebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang belakang). Ter
dapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit (Abed, 2012).

  Dalam mempelajari ciri-ciri amphibian, dibedakan atas kepala, badan dan anggota ge
rak. Kepala berbentuk segitiga , dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya
lebih kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tid
ak. Pada umumnya vomer bergigi, kedudukan vomer terhadap nares posterior sangat penting
untuk diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah bagian an
terior. Lubang hidung satu pasang terletak dekat ujung moncong mata besar dan mata atas ya
ng tebal berdaging dan kelopak mata bawah yang lebih tipis. Di sebelah ventro caudal mata te
rdapat selaput pendengar yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tid
ak jelas yang disebut membran tympanum (Tim Dosen, 2011)

BAB III
MATERI DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum biologi tentang “ Aves dan Pisces “ secara tatap muka dilakukan di
Gedung C Laboatorium Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada hari Sabtu
tanggal 16 oktober 2021 pukul 07:30 Wib s.d selesai, praktikum secara daring dilakukan via
zoom pada hari Jumat pukul 15: 30 Wib s.d selesai.

Praktikum biologi tentang “ Mamalia dan Amphibi “ secara tatap muka dilakukan di
Gedung C Laboatorium Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada hari Sabtu
tanggal 23 oktober 2021 pukul 07:30 Wib s.d selesai, praktikum secara daring dilakukan via
zoom pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 pukul 09.00 Wib s.d selesai.

3.2 Materi

Bahan yang digunakan pada pratikum Aves adalah ayam jantan dewasa 1 ekor dan
ayam betina dewasa 1 ekor, sedangkan alat yang digukan pada praktikum Aves adalah
Talenan, Plastik Terpal 1 meter, Pisau Cuter 3 Buah,Pisau tajam, Tissue, dan Sabun cuci
Tangan

Bahan yang digunakan Pada praktikum Pisces adalah Ikan Mas Betina Dewasa 1
ekor dan Ikan Mas Jantan Dewasa 1 ekor, sedangkan alat yang digunakan pada praktikum
Pisces adalah Talenan, Plastik Terpal 1 meter, Pisau Cuter 3 Buah, Tissue, dan Sabun Cuci
Tangan .

Bahan yang digunakan Pada praktikum Mamalia adalah Kelinci Jantan Dewasa 1
ekor dan Kelinci Betina Dewasa 1 ekor, sedangkan alat yang digunakan pada praktikum
Mamalia adalah Talenan, Plastik Terpal 1 meter, Pisau Cuter 3 Buah, Tissue, dan Sabun
Cuci Tangan .

Bahan yang digunakan Pada praktikum Amphibi adalah Katak Jantan Dewasa 1 ekor
dan Katak Betina Dewasa 1 ekor, sedangkan alat yang digunakan pada praktikum Mamalia
adalah Talenan, Plastik Terpal 1 meter, Pisau Cuter 3 Buah, Tissue, dan Sabun Cuci Tangan
..

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum aves yakni :

1. Mengamati Morfologi kelas Aves


2. Mengamati bulu plumae, plumulae dan filoplumae
3. Mengamati tulang tulang extremite
4. Mengamati encephalon aves

Metode yang digunakan dalam praktikum Pisces yakni :

1. Melihat bentuk morfologi ikan mas


2. Melihat bentuk sisik secara mikroskopis
3. Melihat Linea lateralis
4. Melihat organ organ yang terdapat dalam rongga dada dan perut
5. Melihat system musculus tubuh ikan mas
6. Mengamati apparatus respiratorius ikan mas
7. Mengamati Enchepalon ikan mas

Metode yang digunakan dalam praktikum Mamalia yakni :

1. Mengamati Morfologi Kelinci

2. Mengamati Susunan Gigi- gigi Kelinci

3. Mengamati Ekstremites atau Alat Gerak Kelinci

4. Mengamati Anatomi Kelinci atau Organ- organ dalam pada Kelinci

Metode yang digunakan dalam praktikum Amphibi yakni :

1. Mengamati Morfologi Amphibi


2. Mengamati organ- organ dalam

3. Mengamati alat- alat visical pada katal

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Aves

Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi bulu. Aves merupakan vertebrata yan
g dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan anggota gerak anteriof. Kelas ave
s disebut juga unggas atau burung dan pada umumnya mempunyai sayap.

4.1.1 Mengamati Morfologi Aves

Gambar 1. morfologi aves

Morfologi aves terbagi menjadi empat bagian yaitu cabut (kepala), truncus (badan), c
ollum serviks (leher) dan cauda (ekor). Pada bagian maksila (paruh bagian atas) dan mand
ibula (paruh bagian bawah) dan di atas paruh terdapat Nares eksternal (lubang hidung bag
ian luar) organon visus (mata) dan membran timpani (lubang telinga dalam) yang berfung
si sebagai penangkap getaran suara, camb/ jengger, dan pial.

Pada collum / cervix yaitu leher yang biasanya berukuran panjang dan diselubungi bul
u. Pada truncus terdapat tulang-tulang ekstremites dan ditutupi bulu dan pada bagian caud
a atau ekor ditutupi oleh bulu yang disebut rectrices dan terdapat juga uropygium pada ba
gian luar sel yang berfungsi sebagai kelenjar minyak. Pada uropygium terdapat gladula ur
opygialis yang berfungsi untuk meminyaki bulu.
4.1.2 Mengamati bulu- bulu pada aves

Gambar 2. Bulu-bulu Aves

Bulu plumae terdapat pada bagian ekor dan sayap, bulu plumulae terdapat pada bagian da
da dan biasanya ada pada ayam yang sedang mengeram, selanjutnya bulu filoplumae yang ter
dapat di seluruh tubuh aves namun dengan jarak berjauhan.

Bagian – bagian bulu plumae :

Gambar 3. Bagian-bagian bulu plumae

1) umilicus inferior (lubang pangkal)


2) callamus (tangkai bulu/pangkal tangkai)
3) ujung dari callamus (umilicus forterior)
4) batang lurus / tangkai (rachis)
5) lembaran bulu (barbae)
6) cabang rachis ke barbae (vexicullum)
7) barbae

4.1.3 Mengamati tulang-tulang extremites aves

Gambar 4. tulang – tulang extremites aves

Tulang ekstremites anterior terdiri dari tulang humerus, radius, ulna, carpo metacarpu
s dan palanges. Tulang ekstremites posterior pada kaki terdiri dari tulang femur, fibola, tibia,
dan metatarsus. Tulang extremites posterior terdapat pada kaki aves. Tulang extremites terdiri
dari beberapa bagian yaitu pada tulang atas atau yang disebut dengan vemur,persendiann dis
ebut dengan patela. Ada terdapat 2 tulang yang besarnya itu disebut tibia dan yang kecilnya it
u disebut vibula. Tarso meta tarsus dengan palange ada meta tarsus dan jari – jarinya disebut l
igiti.

4.1.4 Mengamati Organ Sistem Pencernaan Aves


Gambar 5. Organ Pencernaan Aves

Organ pencernaan aves terdiri dari :


1. Paruh
Di dalam mulut terdapat lingua yang berfungsi mengambil makanan dan mend
orong makanan menuju oseophagus.
2. Esofagus / kerongkongan
Saluran tabung yang menyalurkan makanan dari mulut menuju ke tembolok.
3. Tembolok
Persinggahan sementara makanan selama 2 jam.
4. Proventriculus / lambung kelenjar
Mampu mensekresi HCl dan pepsin berubah menjadi protein, disini terjadi pen
cernaan secara enzimatik.
5. Ampela / gizzard
Didalam Gizzard terjadi pencernaan secara mekanik di dalam gizzard terdapat
grit atau bebatuan yang ditelan oleh aves. Grit berfungsi membantu menghaluskan
makanan secara mekanik.
6. Usus halus
Terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) dan illeum (usus
penyerapan makanan).
7. Usus Buntu
Memiliki dua cabang buntu yang didalamnya berisi calon feses. pembusukan d
i dalam ceca dibantu oleh mikroba di dalamnya.
8. Usus Besar
Berfungsi mereabsorbsi air dan mengatur keseimbangan air di dalam tubuh ay
am.
9. Kloaka
Merupakan saluran pembuangan terakhir sisa kotoran hasil pencernaan. Di clo
aca terdapat tiga saluran. Saluran pembuangan, saluran reproduksi dan saluran yan
g berhubungan dengan udara luar.
10. Organ aksesoris
Pankreas, hati, kantung empedu, paru-paru, dan jantung.

4.1.5 Mengamati Sistem Reproduksi Aves

Gambar 6. Sistem Reproduksi Jantan


Organ sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari :
1. Testis
2. Ejakulat
3. Epididimis
4. Ductus
5. Phallus
Gambar 7. Sistem Reproduksi Betina
Organ sistem reproduksi ayam betina terdiri dari :

1. Infudibulum
2. Magnum
3. Isthmus
4. Uterus
5. Vagina
6. Kloaka

4.2 Pisces

Jenis ikan yang sering dikonsumsi manusia adalah Ordo Teleostei. Berdasarka
n hal yang demikian maka untuk mempelajari morfologi dan anatomi pisces ini maka dipilih
Ordo Teleostei yaitu ikan mas (Cyprinus carpio).

Pisces (Ikan) merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikil
otermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang (operculum) dan s
iripnya serta bergantung pada air tempatnya tinggal sebagai medium kehidupannya.

4.2.1 Mengamati Morfologi Pisces

Gambar 8. Morfologi Pisces


Morfologi pisces terbagi atas 3 bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), cauda (ek
or). Bagian caput terdiri dari nares eksternal yaitu lubang hidung bagian luar, barbulae (k
umis), organon visus (mata), mulut ( cafum oris ) dan tutup insang (Apparatus Opercular
e). Pada bagian truncus terdapat linea literalis, squama/sisik, anus dan sirip/pinae. Dan ba
gian cauda terdiri dari sirip caudalis.

 Caput ( Kepala )
Pada bagian caput dapat ditemukan beberapa organ seperti :
- Cavum oris ( mulut )
- Fimbriase/Barbulae ( kumis )
- Nares External ( hidung )
- Organon visus ( Mata )
- Apparatus Operculare ( tutup insang )
 yang terdiri dari :
- Os opercurale
- Pre Opercurale
- Sub Opercurale
- Inter Opercuraleover cullar,
 Truncus ( Badan )
Terdapat empat bagian yaitu

a. Linae Lateralis
Terletak dari pangkal badan sampai ujung ekor berbetuk garis putus –
putus berfungsi sebagai mengetahui tekanan air sehingga ikan mengeta
hui kedudukan pada suatu perairan.

b. Squama (sisik )

Sisik pada ikan mas berbentuk lingkaran ( Sikloid )

c. Pinae ( Sirip )

Terdiri dari 5 bagian yaitu :


1. Pinnae Dorsal ( Sirip Punggung )
2. Pinnae Caudalis ( Sirip Ekor )
3. Pinnae Analis ( Sirip dekat anus )
4. Pinnae Vektoralis ( Sirip Badan )
5. Pinnae Ventralis ( Sirip Perut )
d. Anus
Fungsi anus ada dua yaitu :
1. Reproduksi
2. Pembuangan urine dan veses

 Cauda ( Ekor )

Terdapat sirip caudalis/ekor. Ekor ikan mas termasuk dalam kategori emarginat
e yaitu jenis ekor dengan lekuk tunggal.

4.2.2 Mengamati Sisik Ikan Mas

Gambar 9 sisik ikan mas

Sisik Ikan mas dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.sisik atas (ganoid) berbentuk rajut


2.sisik tengah (cosmoid) berbentuk tunggal

3.sisik bawah (cyloid) berbentuk transparan

4.2.3 Linea Literalis

Gambar 10. Linea Literalis

Linea literalis Terletak dari pangkal badan sampai ujung ekor berbetu
k garis putus – putus berfungsi sebagai mengetahui tekanan air sehingg
a ikan mengetahui kedudukan pada suatu perairan.

4.2.4 Mengamati Organ Sistem Pencernaan Cyprinus Carpio

gambar 11. Organ Sistem Pencernaan Cyprinus Carpio

1. Mulut
a. Sebagai tempat masuknya makanan.
2. Laring
a. Sebagai penyaring makanan, biasanya jika ada makanan yang bukan makanan
maka akan dibuang melalui celah insang.
3. Insang (Brancellis / overculum)
a. Insang berfungsi sebagai alat pernapasan pada ikan.
4. Fentrikulus
a. Sebagai penampung makanan dan sebagai tempat menghancurkan makanan ya
ng disebut ciame.
5. Firolus
a. Terletak dibagian antara ventrikulus dan usus.
6. Intestinum (usus)
a. Terbagi 2 : intestinum annum (usus halus) berfungsi menyerap zat-zat makana
n, dan intestinum rasum (usus besar).
7. Rektrum (saluran terujung)
8. Anus (saluran terujung dan pembuangan)
9. Organ aksesoris
a. Jantung, ginjal, ureter, hati, empedu, limpa, dan pangkreas.
4.2.5 Organ Reproduksi ikan

Gambar 12. Sel telur ikan betina

Pada ikan betina mempunyai gonat yaitu berupa sel telur. Sedangkan pada ika
n jantan berupa testis yang menghasilkan sel sperma. Pada cyprinus carpio terjadi ferti
lisasi secara eksternal/diluar.

4.2.6 Sistem Musculus Cyprinus Carpio


Gambar 13. Otot ekor
• Otot jantung (cardiac muscle)
• Otot bergaris (striated muscle)
Occumulator : menggunakan mata
Hypobranchial : pada rahang dan lengkung insang
Branchiomenic : pada wajah, rahang, lengkung insang
• Otot apendiculator : Terletak didasar sirip
• Otot polos (smooth muscle) : terdapat pada saluran pencernaan (dinding), saluran
peredaran darah, dan saluran reproduksi.
• Pada bagian ekor atas, otot suprakarinalis, bagian bawah inprakarinalis,dan tulang
tengah disebut febrae.

4.3 Mamalia

Hewan mamalia adalah hewan yang menyusui dan merupakan hewan dengan spesies
yang paling beragam di bumi. Mamalia hadir dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. C
ara hidup di lingkungan dan habitatnya pun beragam. Semua mamalia berinteraksi dengan sat
u sama lain.

Mamalia, termasuk juga manusia adalah vertebrata berdarah panas. Vertebrata adalah
makhluk bertulang belakang dan memiliki rambut.Mamalia memberi makan anak-anaknya
dengan menyusui, berbeda dengan hewan unggas.

4.3.1 Mengamati Morfologi Mamalia

Gambar 14. Morfologi Mamalia

1.  Caput (kepala), terdiri atas:


a.       Organon visus (mata), jumlahnya sepasang, terdiri dari bulbus oculi (bola mata), palpebra
superior (kelopak atas), palpebra inferior (kelopak bawah), membran nictitans (selaput
bening) yang mereduksi dan berada di sudut mata.
b.      Pinna auricula (daun telinga) yang panjang.
c.       Porus acusticus (lubang telinga)
d.      Labium superior (bibir atas)
e.       Labium inferior (bibir bawah)
f.       Nares anteriores (lubang hidung)
g.      Vibrissae (kumis)
2.   Truncus (badan), terdiri atas:
a.       Cervix (leher)
b.      Thorax (dada)
c.       Abdomen (perut)
d.      Dorsal (punggung)
e.       Glutea (pantat)
f.       Cauda (ekor), yang bulat.
g.      Glandula mamae (kelenjar/puting susu), berada pada thorax dan abdomen, berjumlah 4
pasang.
3.    Extremitas (alat gerak), terdiri atas:
a.       Extremitas anterior (kaki depan), jumlahnya sepasang dan berukuran pendek, terdiri dari
branchium (lengan atas), antibranchium (lengan bawah), manus (telapak tangan), digiti (jari)
berjumlah 5 jari, falcula (cakar), dan tori (bantalan jari).
b.      Extremitas posterior (kaki belakang), jumlah sepasang dan berukuran panjang, terdiri
dari femur (paha), crus (betis), pes (telapak kaki), digiti (jari) berjumlah 4
jari, falcula (cakar), dan tori (bantalan jari).
4.            Rambut, menutupi seluruh tubuh dan berwarna putih.
Dari hasil pengamatan  kami pada kelinci (Cavia porcellus) khususnya pada bagian
morfologinya. Mempunyai panjang diameter mata 1,3 cm, panjang bulu ekor 4 cm, panjang
telinga 5,2 cm, panjang bulu 1,4 cm, panjang bulu kumis 4,5 cm, panjang kuku kaki 0,4 cm,
panjang gigi seri atas 0,3 cm, panjang gigi seri bawah 0,4 cm.

4.3.2 Mengamati Susunan Gigi- gigi Kelinci

Gambar 15. Susunan Gigi-gigi Kelinci


Gigi kelinci memiliki rumus yaitu : I 1 C 0 P 1 M 3 = 5
1. I = Insikor atau gigi seri
2. Co = Cranium / Gigi Taring ( Tidak ada )
3. P = Premolar ( Gigi Geraham Depan )
4. M = Molar ( Gigi Geraham Belakang )

4.3.3 Mengamati Ekstremites atau Alat Gerak Kelinci

Gambar 16. Ekstremites Kelinci

Sistem Ekstremites pada kelinci dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Sistem Ekstremites Superior ( Alat Gerak Depan )
 Os Clavicula
 Humerus ( Tulang Lengan Atas )
 Radius
 Ulna ( Bagian Tulang yang Besar )
 Palanges
 Digiti ( Jari – jari)
Untuk sendi – sendi di superior perbatasannya ada nama- nama yang
disebutkan, untuk bagian atas disebut roksimal, sedangkan bagian bawah
disebut dengan distal.
b. Sistem Ekstremites Interior ( Alat Gerak Belakang )
 Tulang Koksae
 Tulang Pemur ( Tulang Paha )
 Tulang Tibia ( Tulang Besar )
 Tulang Tibula ( Tulang Kecil )
 Tulang Osa Torsalia
 Palanges
 Digiti

4.3.4 Mengamati Anatomi Kelinci atau Organ- organ dalam pada Kelinci

a. Trakus digestifus ( Sistem Pencernaan )

Gambar 17. Sistem Pencernaan Kelinci

Sistem pencernaan pada kelinci dimulai dari mulut, dimulut terjadi


pencernaan secara mekanik dengan bantuan gigi dan terjadi proses mastikasi
artinya pemcampuran antara saliva ( air liur ) dengan makanan. Setelah ke
mulut makanan masuk ke lambung melalui esopagus atau kerongkongan, di
lambung makanan akan terjadi pengasaman oleh enzim HCL ( asam klorida )
yang berfungsi untuk mengasamkan makanan dan membunuh bakteri potogen
yang masuk bersama pakan. Lambung terbagi menjadi 3 yaitu : Cardia
( bagian atas ) , Pundus ( bagian tengah ), dan Pilorus ( bagian bawah ).
Dari lambung makanan langsung ke usus halus, usus halus di kelinci
adalah terpanjang dalam sistem pencernaan. Di usus halus ini terjadi
penyerapan sari - sari makanan melalui pini- pini usus kemudia di serap ke
dalam pembuluh darah kemudian akan di edarkan ke seluruh tubuh. Di usus
halus ini terdapat 3 enzim yaitu : Enzim Amilase, Enzim Protease, dan Enzim
Lipase. Dari usus halus, makanan yang masih mengandung serat akan masuk
kedalam sekum. Di sekum ini akan terjadi permentasi makanan yang dibantu
oleh bakteri pembusuk. Dari sekum ini akan menghasilkan veses akan
dikeluarkan melalui anus . veses di kelinci beebentuk seperti anggur. Veses ini
lah yang dimakan kelinci pada pagi hari atau malam hari yang disebut dengan
kroppopagi. Sedangkan pakan yang tidak mengandung serat lagi akan
langsung ke usus besar, di usus besar ini terjadi penyerapan air secara besar-
besaran sehingga veses yang dihasilkan itu lebih kering dan keras, kemudian
keluar melalui anus. Veses yang dihasilkan dari usus halus disebut dengan
tekalpis, tekalpis ini tidak dimakan lagi oleh kelinci.

b. Tractus Uroganitalis ( Sistem Reproduksi )

Gambar 18. Sistem Reproduksi Kelinci

Di sistem reprodusksi ini terjadi fertilisasi atau pembuahannya terjadi didalam


induk.
Untuk alat – alat reproduksi pada kelinci betina yaitu :
 Sepasang Ovum
 Sepasang Ovarium ( yang menghasilkan ovum )
 Sepasang saluran telur ( oviduk )
Fertilisasi ini akan terjadi di dalam telur nanti nya. Setelah terjadi fertilisasi akan masuk
kedalam Rahim atau uterus. Ini terdapat plasenta yaitu kelenjar yang menghubungkan induk
dan anak setelah dari uterus masa embrio kelinci ini yaitu selama 31 hari, setelah itu kelinci
akan keluar melalui vagina.

Untuk alat-alat reproduksi jantan yaitu :


 Sepasang Testis ( untuk menghasilkan sperma )
 Sepasang saluran Sperma
 Sperma ( sperma inilah yang menghasilkan anak nantinya )
4.4 Amphibi

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu 
Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai he
wan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.

4.4.1Mengamati Morfologi Amphibi

Gambar 14. Morfologi Amphibi

Morfologi Amphibi terbagi menjadi 3 bagian yaitu caput ( kepala ) , Truncus


( badan ) , Ekstremites . Pada bagian caput terdapat Pima Oris ( Bibir ), Cavum Oris ( Mulut )
, Organon Visus ( Mata ) ada 2 bagian yaitu kelupuk mata atas ( Palpepra superior ) dan
kelupuk mata bawah ( Pelpepra superior ), Membran Timpani ( Gendang Telinga ), Nares
Externsl ( Lubang Hidung ).
Pada Truncus dijumpai muara organ ekstetoria ( Organ Reproduksi ) . Pada
ekstremites terdapat dua bagian yaitu Anterior ( Brachium, Antebrachium, Manus dan Digiti )
dan posterior ( Femur, erus, pes, digiti ). Setelah itu ada cavum oris atau mulut terdapat
Labium Superior ( bibir atas ) dan Labium Inferior ( bibir bawah ). Terdapat Dentis
Maximila ( gigi atas ) , Dentis Ekspomer ( gigi bawah ), Liqua ( lidah ), Tubae ( pangkal
tenggorokan ), Esofagus ( Kerongkongan ), Nares External .
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum ini adalah untuk men
genal karakter morfologi dan anatomitentang gallus-gallus bankiva (ayam) .Dan juga men
getahui bagian-bagian organ dalam pada ayam khususnya sistem pencernaan dan reprodu
ksi.Pada bagian luar dapat kita lihat bagian caput, (bagian kepala), collum (leher), truncus
(badan) dan cauda (ekor). Dan dengan melakukan praktikum ini kita juga bisa mengetahu
i bagaimana morfologi dan fisiologi gallus gallus bankiva (ayam).yang dapat diambil berd
asarkan praktikum ini adalah untuk mengenal karakter morfologi dan anatomi ikan . Dan j
uga mengetahui bagian-bagian organ dalam dan sistem-sistem pada ikan seperti jantung, l
ambung, hati, empedu, otak, gelembung udara, ginjal, insang, usus, lubang, arogerital, lari
ng, faring.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum ini adalah untuk


mengenal karakter morfologi dan anatomi ikan mas .Dan juga mengetahui bagian-bagian
organ dalam pada ikan mas khususnya lambung, hati, empedu, gelembung udara, ginjal, usus,
jantung, dan gonad.Pada bagian luar dapat kita lihat mata, tutup insang, rahang atas, rahang
bawa, squama, sisik, gurat sisi lubang hidung, sirip, ekor. Dan dengan melakukan praktikum
ini kita juga bisa mengetahui bagaimana morfologi dan fisiologi ikan(ikan mas).

Kelinci (Lepus nigricollis) bernafas dengan paru- paru, melalui prosesyaitu: nares,


pharynx, larynx, epiglottis, trakea, pulmo.Sistem pencernaan berupa saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Sistem pencernaanyang meliputi: cavum oris, pharynx, oesophagus,
ventriculus, intestinumdan anus. Sistem sirkulasi kelinci (Lepus
nigricollis) mempunyaikarakteristik yang menonjol dengan percabangan lengkung aorta
menjadi arteri innominator an arteri subklavia kiri.Sistem syaraf pada kelinci (Lepus
nigricollis) di bagi atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf  perifer.Sistem syaraf pusat terdiri
atas otak dan medulla spinalis. Sistem ekskresi pada kelinci (Lepus nigricollis) berupa ginjal
berbentuk seperti biji kacang. Sistem reproduksi pada kelinci (Lepus nigricollis)  betina terdiri
atas organ interna berupa sepasang ovarium dan ueterus.Organ eksterna tersusun atas vagian,
vulva, labium minus, dan clitoris.

Berdasarkan prkatium yang berlangsung dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi


dari katak yaitu ada tubuh katak memiliki tubuh yang bertanduk dan berlemdi. Memiliki dua
membrane timpani dekat dengan kedua bola matanya. Terdapat nares (lubang hidung),
memiliki femur dan pes yang di mana tungkai belakang lebih panjang dari tungaki depan.
Bagian anatominya terdiri dari system pencernaan yang lengkap yaitu dengan di
mulai dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus, hati, kantong empedu, rectum, dan anus.
Sistem reproduksiSistem genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval
berwarna keputih–putihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat
penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah
cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak berwarna kekunin –kuningan,
sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran–saluran halus yang disebut vasa
efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka.

5.2 Saran

Lakukan praktikum sesuai dengan penuntun praktikum yang sudah diberikan asisten
dosen. Ikuti dengan seksama dan perhatikan langkah demi langkah pada saat praktikum S
ebelum melakukan praktikum siapkan alat dan bahan yang akan digunakan agar menunja
ng kegiatan yang akan dilakuan setelah itu eksekusi terlebih dahulu bahan yang digunaka
n, kemudian ketika melakukan praktikum terutama pada saat melakukan pembedahan lak
ukanlah dengan penuh kehati-hatian agar terhindar dari kecelakaan atau cidera dan agar ti
dak terjadi kerusakan pada hewan yang dibedah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Antos, P., Andres, K., and Kapkowska, E. (2013).Preliminary studies on


genetic diversity ofselected polish local chicken varieties.Journal of Central
European Agriculture.(1): 11-22.
2. Kraukauer, A. H., M. Tyrrel, K. Lehmann, N. Losin, F. Goller and G. L.
Patricelli. 2010. Vocal and Anatomical for TwoVoiced Sound Production in the
Greater Sage-grouse Centrocercus urophasianus. The Journal of Experimental
Biology 212: 3719-3727
3. McLaughlin, P. S. 20010. Chaos in Bird Vocalizations A Senior Project
submitted to The Division of Science, Mathematics, and Computing of Bard
College. New York
4. Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. hal. 63-64,124.
5. Nugroho, E., N.A. Wahyudi dan Sudarto. 2010. Penentuan jenis kelamin ikan
mas.
6. Selan N, Amalo A, Y.B. Aplonia, 2019. Gambaran Anatomi dan Histologi Ose
ophagus dan Proventrikulus Pada Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) asal pulau T
imor. Jurnal Veteriner Nusantara 12(2):85-103.
7. Marlina SHI, 2018 Anatomi Dan Biometri Reproduksi Ikan Air Tawar Family
Cyprinidae di Telaga Ngebei Ponogoro :319-331
8. Ismail Efendi, Marnita, N. Sari, dan Primawati, 2016. Identifikasi Jenis Ikan Ha
sil Tangkapan Nelayan Di Pantai Jejarang. Jurnal Jupe. Vol. 1 : 73-74
9.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai