Anda di halaman 1dari 8

Makalah pancasila

Ralisasi pancasila

Dosen pengampu: Ir. Darmawan M.P


Disusun oleh:
1.Renold Naingolan (E1E021053)
2.Ricard Zepanya Tarigan (E1E021054)
3. Rizvanli Saputra Tarigan (E1E021058)
4.Destha Dwi Ananda (E1E021060)
5. Ernawati Damanik (E1E021071)

FAKULTAS PETRNAKAN
PEMAANFAATN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021/2022
A.Pengantar
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai filsafat bangsa, sebagai ideologi bangsa
dan negara Indonesia dan fungsi lainnya, memiliki realisasi yang diambil dari nilai-nilai
pancasila itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai yang ada dalam kehidupan secara nyata
bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai agama
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Oleh karena itu,
realisasi pancaisla sangat penting karena pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup
pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai, yang pada giliranya untuk dijabarkan,
direalisasikan serta diamalkan dalam kehidupan secara konkrit dalam konteks bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai cita-cita manusia dan bangsa Indonesia yang cenderung sudah luntur
dewasa ini. Salah satu penyebabnya adalah kecenderungan Pancasila hanya sebagai
“penengah” perdebatan antara kelompok yang menawarkan politik identitas versus politik
“NKRI harga mati”. Ini membuat Pancasila kurang menyentuh secara personal, persatuan
yang berkembang cenderung semu, dan sila-sila lainnya dari Pancasila seperti terisolasi.
Untuk mewujudkan cita-cita manusia dan bangsa Indonesia seperti termaktub dalam
Pancasila.

B.Realisasi Pancasila yang Objektif


Realisasi pengalaman pancasila secara objektif yaitu realisasi serta implementasi nilai-nilai
pancasila dalam segala aspek penyelenggaraan negara, terutama dalam kaitannya dengan
penjabaran nilai-nilai pancasila dalam praktis penyelenggaraan negara dan peraturan
perundang-undang di indonesia.
Implementasi penjabaran pancasila yang bersifat objektif adalah merupakan perwujudan
nilai-nilai pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
realisasi kongkritnya merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum)
indonesia. Implementasi Pancasila yang objektif ini berkaitan dengan norma-norma hukum
dan moral, secara lebih luas dengan norma-norma kenegaraan.

Realisasi dan pengamalan Pancasila secara objektif berkaitan dengan pemenuhan wajib hukum
yang memiliki norma-norma yang tertuang dalam suatu sistem hukum positif. Hal ini
dimaksudkan agar memiliki daya impertif secara yuridis. Walaupun implementasi pelaksanaa
Pancasila secara optimal justru realisasi subjektif yang memiliki kekuatan daya imperatif
moral merupan suatu persyarat bagi keberhasila pelaksanaan Pancasila secara objektif. Dengan
kata lain aktualiasi subjektif lebih menentukankeberhasilan aktualisasi Pancasila secara objektif,
dan tidak sebaliknya. Dapat dikatakan juga bahwa aktualisasi Pancasila secara objektif it atau
akan berhasil secara optimal bilamana didukung oleh aktualisasi atau pelaksanaan Pancasila
secara subjektif.Hal ini terbukti dalam sejarah pelaksanaan Pancasila selama ini, yang
kenyataanya tidak mendasarkan pada interpretasi pelaksanaan Pancasila sebagaimana
terkandung dalam penjelasan Pembukaan UUD 1945, yang menjelaskan bahwa UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan kepada pemerintah dan penyelenggara negara untuk
memegang teguh dan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita
rakyat yang luhur. Hal ini mengandung bahwa sealisasi Pancasila yang objektif selain penjabaran
nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek penyelenggaraan negara juga harus diwujudkan dalam
moralitas para penyelenggara negara

C. Penjabaran Pancasila yang Objektif


Pengertian penjabaran Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif maupun
yudikatif dan semua bidang kenegaraan dan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan
perundang-undangan negara Indonesia. Hal itu dapat dirinci sebagai berikut:
Tafsir Undang-Undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara Pancasila
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam undang-undang harus mengingat dasar-dasar
pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat negara Indonesia.
Tanpa mengurangi sifat-sifat undang-undang yang tidak dapat diganggu gugat, interpretasi
pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam filsafat negara.
Pelaksanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi seluruh
perundangundangan di bawah undang-undang dan keputusan-keputusan administrasi dari
semua tingkat penguasa negara.
Pokok kaidah negara serta pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 dan UUD 1945 juga didasarkan atas asas kerohanian Pancasila. Bahkan yang terlebih
penting lagi adalah dalam realisasi pelaksanaan kongkritnya yaitu dalam setiap penentuan
kebijaksanaan di bidang kenegaraan antara lain:
A. Bentuk dan kedaulatan dalam negara.
B. Hukum, perundang-undangan dan peradilan
C. Sistem DemokrasiPemerintahan dan Pusat sampai daerah
D. Politik dalam dan luar negeri
E. Keselamatan, keamanan dan pertahanan
F. Kesejahteraan
G. Kebudayaan
H. Pendidikan dan lain sebagainya (Notonagoro, 1971)
I. Tujuan negara
J. Reformasi dan segala pelaksanaannya
K. Pembangunan Nasional dan lain pelaksanaan kenegaraan

Pancasila sebagai Dasar Filsafat Pembangunan Nasional


Negara pada hakikatnya adalah merupakan lembaga kemanusiaan, lembaga kemasyarakatan
yang merupakan suatu organisasi.
makna hakikat serta arah dan tujuan pembangunan nasional adalah berdasarkan pancasila
yang bersumber pada hakikat kodrat manusia ‘monopluralis’ yang merupakan esensi dari
Pancasila. Pembangunan dalam suatu negara sangat penting karena negara sebagai lembaga
kemasyarakatan maka negara pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu tujuan, melainkan
sarana untuk mencapai tujuan dari seluruh warganya.

D. Realisasi Pancasila yang Subjektif


Aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah pelaksanaan pada setiap pribadi perseorangan,
setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa setiap orang
Indonesia. Dalam pengertian inilah pelaksanaan pancasila yang subjektif yang mewujudkan
suatu bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib hukum, telah terpadu menjadi kesadaran
wajib moral. Dalam hal ini nilai yang berkaitan pada diri seseorang adalah sikap dan tingkah
laku dalam realisasi Pancasila secara subjektif yang disebut moral Pancasila Jadi Aktualisasi
Pancasila yang bersifat subjektif ini lebih berkaitan dengan kondisi objektif, yaitu berkaitan
dengan norma-norma moral.

Nilai- nilai pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, maka kondisi yang
demikian disebut dengan kepribadian pancasila. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia telah
memiliki suatu ciri khas ( yaitu nilai- nilai pancasila, sikap dan karakter) sehingga
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Kesadaran adalah hasil perbuatan akal, yaitu pegalaman tentang keadaan-keadaan yang ada
pada diri manusia sendiri.Jadi keadaan-keadan yang ada pada diri manusia sendiri.Aktualisasi
serta pengalaman itu bersifat jasaniah maupun rokhaniah, dari kehendak manusia.

E. Internalisasi Nilai-nilai Pancasila


Realisasi nilai-nilai pancasila dasar filsafat negara Indonesia, perlu secara berangsur-angsur
dengan jalan pendidikan baik disekolah, masyarakat maupun di dalam keluarga sehingga
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Pengetahuan,yaitu suatu pengetahuan yang benar tentang pancasila,baik aspek
nilai,norma,maupun aspek praksisnya.

Kesadaran, selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri sendiri.
Ketaatan,yaitu selalu dalam keadaan kesediaan untuk memenuhi wajib lahir dan batin.
Kemampuan kehendak,yang cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan
perbuatan,berdasar nilai-nilai pancasila.
Watak dan hati nurani agar orang selalu mawas diri
Dengan demikian akan memiliki suatu ketahanan ideology yang berdasarkan keyakinan atas
kebenaran pancasila, sehingga dirinya akan merupakan sumber kemampuan untuk
memelihara, mengembangkan, mengamalkan, mewariskan, merealisasikan pancasila dalam
segala aspek kehidupan.

Pada dasarnya ada dua bentuk realisasinya yaitu bersifat statis dan yang bersifat dinamis.
Statis dalam pengertian intinya atau esensinya (yaitu nilai – nilai yang bersifat rokhaniah dan
universal). Bersifat dinamis dalam arti bahwa aktualisasinya senantiasa bersifat
inovatif,sesuai dengan dinamika masyarakat,perubahan,serta konteks lingkungannya.
Strategi dan metode proses internalisasi harus diikuti dengan strategi serta metode yang
relevan dan memadai. Oleh karena itu dalam proses internalisasi dan aktualisasi harus
diterapkan strategi yang relevan serta metode yang efektif.

F. Proses Pembentukan Kepribadian Pancasila


Bilamana kita rinci pemahaman dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat mentalitas,
kepribadian dan ketahanan ideologis adalah sebagai berikut :
Proses penghayatan diawali dengan memiliki pengetahuan yang lengkap. Kemudian diserap
dan dihayati.
Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sampai adanya suatu ketaatan, yaitu suatu
kesediaan yang harus senantiasa ada untuk merealisasikan Pancasila.
Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan untuk melakukan

Perbuatan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas, yaitu selalu terselenggaranya kesatuan lahir
batin, kesatuan akal, rasa, kehendak sikap dan perbuatan.

G. Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila

Epistemologi Realisasi Nilai-nilai Pancasila


Jika kita ingin merealisasikan atau mengamalkan Pancasila harus dipahami terlebih dahulu
bahwa Pancasila itu merupakan suatu sitem nilai, di mana kelima sila merupakan suatu
kesatuan yang sistematik. Oleh karena itu setiap sila tidak dapat dipisahkan dengan sila
lainnya.
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara, sehingga konsekuensinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur dalam hukum dasar negara sebagai norma dasar
dalam penyelenggaraan negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem Epistemologi dalam realisasi Pancasila adalah bahwa Pancasila sebagai suatu sitem
nilai, kemudian dijabarkan dalam norma dasar negara, yaitu UUD 1945. Pancasila juga
merupakan suatu filsafat bangsa Indonesia maka Pancasila diistilahkan sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia.

Proses Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila


Dalam suatu sistem masyarakat, suatu fenomena sosial budaya akan terkandung di dalamnya
suatu nilai keagamaan, nilai kemanusiaan, dan nilai kebersamaan. Wujud budaya kongkret
lainnya adalah bentuk-bentuk budaya fisik yang dihasilkan manusia, wujud budaya ini juga
sering disebut sebagai benda-benda budaya. Dalam hubungan ini, manusia senantiasa
membutuhkan sarana fisik untuk mencapai tujuannya. Benda-benda budaya tersebut baik
berupa sarana atau alat-alat dalam kehidupan masyarakat, maupun sebagai hasil ekspresi dan
kreasi manusia.
Secara sistematik, wujud sistem sosial-kebudayaan dalam pembudayaan Pancasila dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
 Sistem nilai (pembudayaan nilai-nilai Pancasila)
 Sistem sosial (pembudayaan Pancasila pada kehidupan sosial)
 Wujud fisik (Pembudayaan Pancasila dalam wujud budaya fisik)
Oleh karena itu dalam proses pembudayaan nilai-nilai Pancasila harus meliputi tiga dimensi
tersebut. Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat nampak semakin kuatnya pengaruh
individualisme, primordialisme serta fanatisme etnis, ras, golonga, maupun agama.

Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila


Yaitu proses pembudayaan pada domein values (nilai). Realitas nilai adalah merupakan
sesuatu yang hanya dapat dipahami dan dimengerti oleh manusia. Misalnya nilai Ketuhanan,
selain pengertian Ketuhanan juga harus dihubungkan dengan realitas kehidupan manusia
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Misalnya sikap toleransi, tidak memaksakan
keyakinan beragama pada orang lain, dsb.

Pembudayaan Pancasila pada Kehidupan Sosial


Yaitu proses pembudayaan Pancasila dalam kehidupan sosial-budaya secara kongkrit. Dalam
hubungan ini realisasi Pancasila dilakukan secara langsung dalam kehidupan masyarakat
secara kongkrit. Misalnya praktek realisasi musyawarah mufakat, sikap toleransi, sikap
tenggang rasa, realisasi kemanusiaan, misalnya membantu warga yang sedang kesulitan dan
lain sebagainya.

Pembudayaan Pancasila dalam Wujud Budaya Fisik


Yaitu pembudayaan nilai-nilai Pancasila secara langsung dalam wujud kebudayaan fisik.
Misalnya pada kaos dengan gambar simbol nasionalisme, semboyan, kebangsaan dsb. Secara
lebih luas, dapat dilakukan pada benda budaya lain seperti buku, buku cerita anak, gantungan
kunci, patung, pakaian, lukisan, dsb.
Kesimpulan
Realisasi secara praktis ini sangat penting karena pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan
hidup pada haikatnya adalah merupakan suatu sistem nilai, yang ada gilirannya untuk
dijabarkan, direalisasikan serta diamalkan dalam kehidupan secara kongkrit didalam konteks
bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam implementasi penjabaran pancasila yang bersifat objektif adalah merupakan
perwujudan nilai-nilai pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara republik
Indonesia, yaitu realisasi kongkritnya merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia. Aktualisasi pancasila yang subjektif adalah pelaksanaan pada setiap
pribadi perseorangan, setiap warganegara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa
dan setiap orang Indonesia. Realisasi nilai nilai pancasila dasar filsafat negara Indonesia,
perlu secara berangsur-angsur dengan jalan pendidikan baik disekolah maupun dalam
masayarakat dan keluarga. Pemahaman dan aktualisasi pancasila sampai pada tingkat
mentalitas, kepribadian dan ketahanan ideologis.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai filsafat bangsa, sebagai ideologi bangsa
dan negara Indonesia dan fungsi lainnya, memiliki realisasi yang diambil dari nilai-nilai
pancasila itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai yang ada dalam kehidupan secara nyata
bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilainilai agama
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Oleh karena itu,
realisasi pancaisla sangat penting karena pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup
pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai, yang pada giliranya untuk dijabarkan,
direalisasikan serta diamalkan dalam kehidupan secara konkrit dalam konteks bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara

Anda mungkin juga menyukai