Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI IKAN


MORFOLOGI KLASIFIKASI

DISUSUN OLEH:
ALFASYA DAFILA PUTRI
NPM:
2374404033

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Makalah Morfologi Klasifikasi ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Fisiologis Ikan dikehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Lampung, 22 oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan 4

BAB II ........................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 6

BAB III ....................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN......................................................................................................... 7

2.1 Morfologi ikan BLACK GHOST .............................. Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Klasifikasi .......................................................................................... 9

2.1.2 Habitat ............................................................................................... 9

2.1.3 Tingkah laku ................................................................................... 10

2.1.4 Reproduksi ikan black ghost .......................................................... 11

2.1.5 Pemijahan ........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP........................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA..................................................... Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologis ikan adalah studi ilmu studi yang mempelajari segala proses yang
berlangsung dalam tubuh mahluk hidup, baik organisme bersel tunggal maupun
bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi
intercellular, baik energetic maupun metabolic. Pada ilmu ini juga dibahas faktor –
faktor fisik dan kimia yang mempengaruhi mahluk hidup, yang berkaitan dengan
awal mula kehidupan, perkembangan serta kelangsungan hidup. Pada ilmu fisiologi
ikan dipelajari masalah fisiologi ikan, untuk mempermudah dalam pemahaman,
proses fisiologi yang terjadi pada mahluk hidup lain seperti manusia serta vetebrata
yang lainnya akan digunakan sebagai pembanding.

Peningkatan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan black ghost sangat


dibutuhkan karena pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan black ghost rendah,
dengan lama pertumbuhan selama 30 hari belum mencapai 1 inchi. Salah satu cara
yang dapat dilakukan yaitu pemberian hormon pertumbuhan untuk mempercepat
produksi dalam budidaya sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi.

1.2 Rumusan Masalah


 Morfologi
 Klasifikasi
 Habitat
 Kebiasaan makan
 Tingkah laku
 Pemijahan
 System pencernaan
 Reproduksi

1.3 Tujuan
- Menyari tahu tentang ikan BLACK GHOST
- manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan informasi untuk
memperluas wawasan dan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat
4
kelak khususnya pada bidang teknik pembenihan ikan black ghost

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Filum: Chordata dalam famili Cichlidae dan merupakan ikan asal Afrika (Boyd, 2004).
Ikan ini merupakan jenis ikan yang di introduksi dari luar negeri, ikan tersebut berasal
dari Afrika bagian Timur di sungai Nil, danau Tangayika, dan Kenya lalu dibawa ke Eropa,
Amerika, Negara Timur Tengah dan Asia. Di Indonesia benih ikan nila secara resmi
didatangkan dari Taiwan oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Ikan
ini merupakan spesies ikan yang berukuran besar antara 200-400 gram, sifat omnivora
sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan
Khairuman, 2003).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di
Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah satu komoditas ekspor.
Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization)
menempatkan ikan nila di urutan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh sukses
perikanan budidaya dunia. Ikan nila termasuk ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, memiliki kandungan protein tinggi dan keunggulan berkembang dengan
cepat. Kandungan gizi ikan nila yaitu protein 16-24%, kandungan lemak berkisar antara
0,2-2,2% dan mempunyai kandungan karbohidrat, mineral serta vitamin. Ikan nila
mempunyai pertahanan yang tinggi terhadap gangguan dan serangan penyakit. Namun
demikian, bukan berarti tidak ada hama dan penyakit yang akan mempengaruhi kesehatan
dan pertumbuhan ikan nila, terlebih pada fase benih (Mulia, 2006). Menurut Amri dan
Khairuman (2003), ikan Nila tergolong ikan pemakan segala (Omnivore), sehingga bisa
mengkonsumsi makanan, berupa hewan dan tumbuhan. Larva ikan nila makanannya

6
adalah, zooplankton seperti Rotifera sp, Daphnia sp, serta alga atau lumut yang menempel
pada benda-benda di habitat hidupnya.

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 MORFOLOGI IKAN NILA

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968), mempunyai ciri – ciri
bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caudal fin)
ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat hidup di perairan tawar dan mereka menggunakan
ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup insang yang keras untuk
mendukung badannya. Nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin),
sirip dada (pectoral fin ), sirip perut (ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal
fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip
7
ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus
yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya
satu buah dengan bentuk bulat.

Ikan nila Oreochromis niloticus memiliki bentuk tubuh yang panjang dan ramping dengan
sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat
sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya
lebih ke bawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada
gurat sisi yaitu 34 lembar. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari
lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Bagian pinggir dan sirip punggung serta dadanya
berwarna hitam (Khairuman dan Amri, 2013).

Ikan Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin),
sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung
memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip
dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak
panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu
buah (Amri, 2002).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) pada awalnya dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica
atau ikan dari golongan tilapia yang mengerami telur dan larva di dalam mulutnya. Pada
tahun 1982 nama ilmiah ikan nila menjadi Oreochromis niloticus. Perubahan nama tersebut
telah disepakati dan dipergunakan oleh ilmuan meskipun dikalangan awam tetap disebut
Tilapia niloticus (Khairuman dan Amri, 2008).

Berdasarkan morfologinya, ikan nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan
ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian
berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip
dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan tajam
seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam.
Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan nila memiliki lima sirip,
yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip
anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang, dari bagian atas
tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu,
sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Amri & Khairuman, 2002).

Ikan nila memiliki sirip punggung dengan rumus D XV, 10, sirip ekor C II, 15, dan sirip
perut C I, 6. rumus tersebut menunjukkan perincian sebagai berikut: D XV, 10 artinya D =
Dorsalis (sirip punggung), XV =15 duri, dan 10 =10 jari-jari lemah. C II, 15 artinya C =
Caudalis (sirip ekor) terdiri dari 2 duri, dan 15 jari-jari lemah. V I, 6 artinya V = Ventralis
(sirip perut) terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari lemah (Rukmana,1997). Berdasarkan alat
kelaminnya, ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada ikan nila
betina. Alat kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai
muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan nila
jantan akan mengeluarkan cairan bening (cairan sperma) terutama pada saat musim
pemijahan. Sementara itu, ikan nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan
lubang saluran urin yang terletak di depan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan
nila jantan melebar dan berwarna biru muda.

8
Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip dan berwarna kuning
terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan berupa garis putus-putus. Sementara
itu, pada ikan nila betina, garisnya berlanjut (tidak putus) dan melingkar (Amri dan
Khairuman,2002).

2.1.1 Klasifikasi

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai


klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

2.1.2 Habitat
3 Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan
tawar, terkadan ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin
(payau). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup
pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar,
termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat
menjadi masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi
sebaliknya pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ian nia untuk
bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu dibawah 21◦c
(Harrysu, 2012).
4
5 Ikan nila umumnya hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, rawa,
sawah dan saluran irigasi, tetapi toleransi yang luas terhadap salinitas sehingga
ikan nila dapat hidup dan berkembang biak pada perairan payau dengan salinitas
yang disukai antara 0-35%. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air payau,
dengan proses adaptasi yang bertahap ikan nila yang masih kecil 2–5 cm, lebih
tahan terhadap perubahan lingkungan dari pada ikan yang sudah besar.
Pemindahan secara mendadak dapat menyebabkan ikan tersebut stress bahkan
mati (Kordi, 2000). Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik
dengan lingkungan sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair
payau maupun dataran tinggi dengan suhu yang rendah.
6
9
7 Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu ikan air tawar yang mudah
beradaptasi dengan lingkungan dan mudah dipijahkan sehingga penyebarannya
di alam sangat luas, baik di daerah tropis maupun di daerah beriklim sedang
(Angienda dkk., 2010). Ikan nila Oreochromis niloticus umumnya hidup di
perairan tawar, seperti sungai, waduk, rawa, sawah, saluran irigasi dan danau.
Menurut Jorgensen dan Volleweiden (1989), perairan danau merupakan salah
satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau
merupakan suatu tempat yang luas, mempunyai air yang tetap, jernih atau
beragam dengan aliran tertentu. Selanjutnya Wulandari (2006), danau adalah
badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan sebagai salah satu jenis
lahan basah.
8

9 JENIS IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) PERTAMA DI


INDONESIA
10 Jenis nila masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis Oreochromis niloticus
dan jenis Mozambigue yang lebih dikenal dengan nama mujair. Berdasarkan
morfologinya, ikan Nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan ramping,
dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang
memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur
mempunyai jari-jari keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna
hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung
berwarna abu-abu atau hitam (Amri, 2002).

10.1.1 Tingkah laku

Ikan nila banyak hidup di daerah sungai dan danau. Ikan nila sangat ook dengan dipelihara
pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan tropis yang
hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki sifat cepat tumbuh
dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3,6 bulan (Khoironi, 1996).

Ikan nila bersifat omnivora yang cenderung herbivora sehingga lebih mudah beradaptasi
dengan jenis pakan seperti plankton hewani, plankton nabati, dan daun tumbuhan yang
halus. Selain itu ikan nila dapat diberi pakan buatan seperti pellet dan pakan tambahan
seperti dedak halus, tepung bungkil sawit, dan ampas kelapa (Sayed, 1999). Untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan serta kelangsungan hidupnya ikan memerlukan
pakan yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas. Pakan yang bermutu baik, salah satunya
ditentukan oleh kandungan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral) dalam
komposisi yang tepat.

1
0
10.1.2 Reproduksi ikan black ghost
Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis. Baik
indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah kandung
kemih dan kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan.
Kedewaan ikan meningkat dengan makin meningkatnya fungsi gonad ikan nila umumnya
mempunyai sepasang gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah
ginjal. Pada saat ikan nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu
pula terjdilah fertilisasi di luar tubuh induknya(eksternal) yaitu di dalam air tempat
dimana ikan itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4 – 5 hari
dan telur tersebut menetas dinamakan larva. Larva tersebut mempunyai kuning telur yang
masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal
kehidupannya (Suyanto, 1993).

10.1.3 Pemijahan

Berdasarkan morfologinya, ikan nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan
ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian
berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas
sirip dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan
tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak
hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan nila memiliki
lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral
fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang, dari
bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip
perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang.
Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Amri &
Khairuman, 2002).

1
1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan ikan nila mempunyai berbagai
morfologi dan klasifikasi, habitat dan tingkah laku serta pemijaha

1
2
DAFTAR PUSTAKA

Arie, 2004. Metodologi Biologi Perikanan. Cetakan Pertama Yayasan Dewi


Sri.Bogor
Harrysu, 2012. Kemungkinan penggunaan ikan nila sebagai agen pembersih
perairan waduk. Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan
Danau dan Waduk. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga
Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hee, 1999. Status dan strategi pengendalian waduk multiguna Cirata.
Prosiding Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau
dan Waduk. Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Unpad. Bandung.
Jhigran dan Pullin, 1983. The ecology of fisheries. Translated By. L. Birket.
Academic Press.
Khairuman,dkk ,2002. Pemeriksaan Kadar Logam Berat dan Unsur Hara
pada Ikan, Pakan dan Sedimen di Waduk Cirata. Laporan Hasil.
Bandung.
Khoironi, 1996. Planktonologi. Edisi Pertama. Jurusan Perikanan Fakultas
Perikanan dan Peternakan Undip. Semarang.
Perikananindonesia.com. 2013. Morfologi Ikan Nila
Ramlah., E. Soekendarsi., Z. Hasyim dan M. S. Hasan. 2016. Perbandingan
Kandungan Gizi Ikan Nila Oreochromis niloticus Asal Danau Mawang
Kabupaten Gowa dan Danau Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Jurnal Biologi Makassar (Bioma). 1(1): 39-46.
Rizal, 2009. Biolimnologi dan potensi ikan di perairan Waduk Darma, Jawa
Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Riset Perikanan
Tangkap. Jakarta.
Saanin, 1984. Usaha Budidaya Ikan nila. C.V Simplex. Jakarta.
Sandi. 2012. Gambar Ikan Nila
Sucipto dan Prihartono, 2005. Budidaya Ikan nila di Kolam Terpal. Penerbit
ANDI. Yogyakarta.
Sugiarto, 1968. Statistik Perikanan Budidaya. Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. Jakarta.
Sutisna dan Sutarrmanto, 1999. Kiat Sukse Budidaya nila di Lahan Sempit.
Agromedia Pustaka. Jakarta
Suyanto, 1993. Benih ikan nila kelas benih sebar. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Jakarta..
Suyanto, 2004. Pakan buatan untuk ikan nila SNI 01-4087-2006. SNI
Budidaya Air Tawar. Direktorat Produksi, Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Jakarta.
T.V.R Pillay, 1990. AQUACULTURE. Principles and Practices.

1
3
1
4
1
5
1
6
1
7

Anda mungkin juga menyukai