Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang


mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya.
Istilah ini berasal dari Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimanaperkataan Ichthys
artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan
oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akaninformasi untuk kepentingan
perdagangan dan industri ataupun pariwisata.

Identifikasi morfometrik dan meristik sangat dibutuhkan agar kita dapat


mengetahui ciri dan karakteristik dari ikan tersebut. Pelaksanaanya dilakukan dengan
cara mengamati, mempelajari dan membandingkan organ atau sistem organ yang
dilihat sesuai dengan penjalasan teoritis dalam ikhtiologi. Sifat-sifat meristik ikan
diantaranya jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik berpori, dan jumlah sisik di muka sirip,
sedangkan sifat morfometrik meliputi ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur
tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk mengukur antara lain
panjang total, panjang biasa, panjang dasar, tinggi dan lebar badan, tinggi dan
panjang sirip.

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar
yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di
negara-negara yang sedang berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana
(1997), menambahkan bahwa ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawaar
potensial untuk sumber protein hewani yang dapat dijangkau berbagai lapisan
masyarakat.
1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ikhtiologi ini adalah:

A. Mempelajari dan mengetahui sifat morfometrik ikan nila


B. Mempelajari dan mengetahui sifat meristik ikan nila
C. Mengetahui morfologi dan anatomi ikan nila

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ikhtiologi ini adalah mengembangkan


pengetahuan sebagai mahasiswa perikanan secara ilmiah mengenai struktur tubuh dan
sistem organ yang ada pada ikan nila. Serta mengetahui perbedaan mengenai
perhitungan meristic dan morfometrik pada ikan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Nila

Ikan Nila hidup di perairan tawar hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan ini
sebenarnya bukan ikan asli Indonesia. Habitat asli ikan Nila adalah di sungai Nil dan
daerah perairan di sekitarnya. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan
ekonomis penting sebagai ikan konsumsi. Ikan ini memiliki daging yang tebal.
Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau
kemerahan. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang
beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat
hidup baik (Sugiarto 1988). Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila
biasa, nila merah (nirah) dan nila albino (Sugiarto 1988).

2.2 Klasifikasi Ikan Nila

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai


klasfikasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila

2.3 Morfologi Ikan Nila


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki
bentuk tubuh pipih dan berwarna kehitaman. Spesies tersebut mempunyai garis
vertikal berwarna hijau kebiruan. Pada sirip ekor terdapat garis melintang yang
ujungnya berwarna kemerah-merahan (Ghufran, 2009). Warna tubuh yang dimiliki
ikan nila adalah hitam keabu-abuan pada bagian punggungnya dan semakin terang
pada bagian perut ke bawah (Cholik, 2005). Ikan nila juga memiliki mata yang besar
dan menonjol (Wiryanta et al, 2010). Spesies tersebut memiliki linea lateralis (gurat
sisi) yang terputus menjadi dua bagian. Bagian pertama terletak dari atas sirip dada
hingga hingga tubuh, dan bagian kedua terletak dari tubuh hingga ekor. Jenis sisik
yang dimiliki spesies tersebut adalah ctenoid (Cholik, 2005).
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968),
mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan
sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup
diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip
dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima
buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut
(ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat
juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang
hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya
satu buah dengan bentuk bulat.

Gambar 2. Morfologi ikan nila

2.4 Anatomi Ikan Nila

Sistem integument adalah kulit dan derivate-derivatnya. Kulit merupakan


pembalut tubuh yang berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit,
perlindungan dan penyesuaian diri terhadap factor lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan ikan, karena didalam kulit terdapat alat penerima rangsangan (sensory
receptor). Kulit didalam kulit terdapat alat penerima rangsangan (sensory receptor).
2.4.1 Sistem Otot

Sistem perototan atau muskularis pada ikan adalah sama seperti pada sistem
perototan vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos dan otot jantung.
Sistem muskularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok cyclostomata
karena posisi evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada otot. Berdasarkan
bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang dimiliki oleh kelompok
Agnatha dan Piscine yang termasuk golongan Osteichtyes dan Condrihthyes. Pada
kelompok Cyclostomine, bentuk myomere terdiri dari satu lekukan ke dalam dan dua
lekukan keluar dimana ujungnya tumpul. Sedangkan pada myomere penyusun otot
piscine memiliki lekukan yang ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka pada ikan
tergatung dari sistem gerak yang dilakukan, lokasi otot, struktur otot dan
pergerakannya.

Epaxial

Septum

Hipaxial

Gambar 3. Sistem otot Ikan Nila

2.4.2 Sistem Pencernaan


Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus,
lambung, pilons, usus, rectum, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari
hati dan pancreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang hasilnya
akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Bila ditinjau dari secara
umum, sistem pencernaan pada hewan-hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-
pembuluh yang sifatnya sangat muskuler yang dimulai dari bagian mulut sampai
anus.

2.4.3 Sistem Respirasi

Alat pernapasan pada ikan adalah insang dan beberapa alat pernafasan
tambahan. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut operculum yang berfungsi
untuk melindungi insang. Menurut Fernandes (2007), insang berbentuk lengkungan
yang ditopang oleh struktur bertulang yang disebut arcus branchialis dan memiliki
rigi-rigi yang disebut radii branchialis. Radii branchialis berfungsi sebagai pencegah
partikel makanan masuk ke dalam dan melukai insang. Tiap lengkungan insang
terdapat lembaran insang yang disebut hemibranchia, bila sepasang disebut
holobranchialis. Hemibranchialis mengandung pembuluh darah kapiler yang sangat
banyak, sehingga berwarna merah, berbentuk seperti kipas bersisir dan terdiri dari
jaringan yang lunak. Dalam setiap lembaran hemibranchialis terdapat lempengan-
lempengan yang disebut dengan lamellae yang mengandung kapiler darah. Lamellae
memperbesar luas permukaan pertukaran gas. Jumlah dari lamellae lebih banyak pada
ikan yang aktif berenang, karena memerlukan oksigen yang lebih banyak.
Gambar 4. Insang Ikan Nila
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui dua tahap, yakni inspirasi dan
ekspirasi. Pada fase inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2 diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya
pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke
insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang
juga dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki
insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander ( Ferdinand dan Ariebowo 2009).

2.4.4 Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi pada ikan nila diantaranya ikan tidak banyak minum, aktif
menyerap ion organic melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam
jumlah yang besar. Sistem ekskresi melibatkan organ insang, kulit dan ginjal yang
berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung Nitrogen.
Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ ekskresi karena
mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan 5%, 10% dari seluruh
metaydisme.

2.4.5 Sistem Reproduksi


Ikan nila umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga
perut disebelah bawah ginjal. Nila berasal dari sungai nil, secara alamiah dapat
berkembang biak sepanjang tahun. Namun frekuensi pemijahan, banyak terjadi pada
musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang biak tanpa perlakuan khusus.
Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya membuat kubangan
berbentuk bulat di dasar perairan kolam.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K. & Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Cholik, F. 2005. Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman Akuarium Air Tawar.
Jakarta. Global Aquaculture. Advocade. 5(3): 36-37.
Ferdinand. P. Fictor, dan Ariebowo, Moekti, “Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah”, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2009.

Fernandes. 2007. Fish Respiration and Evironment. Science Publishers. New


Hampshire.
Ghufran, 2009. Budidaya Perairan. Buku Kedua. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ikan Nila, Budi Daya dan Aspek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Saanin,H. (1968). Taksonomi Dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Cetakan ke-2. Jakarta:
Bina Cipta.

Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.

Sugiarto, 1988. Fisiologi Hewan Air. Penebar Buku Swadaya: Yogyakarta.

Wiryanta, B.T.W., Sunaryo., Astuti., Kurniawan, M.B. 2010. Buku Pintar dan
Bisnis Ikan Nila. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai