Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

“Sistem Saraf pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”

Oleh:
Riko
(2021611035)

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikum ikhtiologi dengan
judul: “Sistem Saraf pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ”.
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu penulis berikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada,
1. Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan penulis dan segala fasilitas
yang mereka berikan
2. Dosen pengampu yaitu ibu Umroh yang menyampaikan materi dengan
baik
3. Asisten dosen yaitu Navisa Safira yang membimbing penulis dalam
praktikum
4. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.

Balunijuk, 26 September 2017,


penulis

Riko
2021611035

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2


2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...................................................... 2
2.1.1 Deskripsi Ikan Nila .................................................................... 2
2.1.2 Klasifikasi Ikan Nila .................................................................. 2
2.1.3 Morfologi Ikan Nila ................................................................... 3
2.1.4 Anatomi Ikan Nila ...................................................................... 3
2.1.5 Sistem Pencernaan Ikan Nila ...................................................... 4
2.1.6 Ekskresi dan Reproduksi Ikan Nila ............................................ 5
2.1.7 Jenis dan bagian Fungsi Sisik Ikan Nila ..................................... 6
2.1.8 Jenis dan bagian Fungsi Ekor Ikan Nila ..................................... 6

2.2 Sistem Saraf Umumnya pada Ikan ...................................................... 7


2.2.1 Jenis-jenis Saraf ........................................................................ 8
2.2.2 Otak........................................................................................... 8
2.2.3 Saraf Cranial ............................................................................. 10
BAB III. METODOLOGI ................................................................................. 13
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 13
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 13
3.3 Cara Kerja ........................................................................................... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 14


4.1 Hasil .................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 15
4.2.1 Sistem Saraf Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ........................ 15
4.2.2 Fungsi bagian Saraf Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ............ 15
4.2.3 Pergerakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .......................... 16
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 17
5.1 Simpulan .............................................................................................. 17
5.2 Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk
kebutuhan domestic dan luar negeri. Salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan pasar adalah Budidaya Ikan. Budidaya Ikan Air Tawar salah
satunya adalah Ikan Nila (Indhie, 2009).
Ikan nila memiliki factor penting yaitu rasa dagingnya yang vkhas
dengan kandungan omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga
ikan nila sering dijadikan sumber protein yang murah dan mudah didapat.
Serta harga jualnya yang terjangkau oleh masyarakat (Dhewi, 2005).
Morfologi Ikan Nila adalah memiliki bentuk yang pipih kea rah
vertical (kompres), bertulang belakang (vertebrata). Habitatnya perairan,
bernafas dengtan insang dan menjaga keseimbangan tubuh menggunakan
sirip. Sirip-sirip tersebut bersifat Poikilotermal (Dwisang, 2008).
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem saraf pada
Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

2.1.1 Deskripsi Ikan Nila

Ikan Nila atau Oreochromis niloticus termasuk jenis hewan


vertebrata yang seluruh badannya bersisik dan mempunyai gurat
sisi. Ikan Nila termasuk dalam filum Chordata yang berarti
bertulang belakang atau kerangka tubuh (Dwisang, 2008).
Ikan Nila merupakan salah satub jenis ikan yang dapat
dibudidayakan di kolam dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
penting. Potensi Ikan Niloa sebagai Ikian Budidaya cukup besar,
karena memiliki kelebihan, yaitu :
Þ Mudah berkembang biak di lingkungan budidaya
Þ Dapat menerima makanan yang beragam
Þ Toleransi terhadap kadar garam/salinitas tinggi
Þ Pertumbuhannya Cepat
Habitat lingkngan Ikan Nila, yaitu : danau, Sungai, Waduk,
Rawa, Sawah, dan perairan lainnya. Selain itu Ikan nila mampu
hidup pada perairan payau, misalnya tambak dengan salinitas
maksimal 29% oleh karena itu masyarakat yang berada di daerah
sekitar pantai dapat membudidayakannya khusus kegiatan
pembesaran Ikan Nila (Santoso,1996).
2.1.2 Klasifikasi Ikan Nila
Menurut Dr. Trewavas (1982) klasifikasi lengkap Ikan Nila
adalah sebagi berikut :
Fillum : chordate
Sub Fillum : vertebrata
Kelas : detoichtyas
Sub Kelas : achanthoptarigi
Ordo :parcomorphi
Sub Ordo : parchokka
Family : cichlidan

2
Genus : oreochromis
Spesies : niloticus sp
Nama Latin :Oroechromis niloticus
Nama Indonesia : Nila
(Ditetapkan Dirjen Perikanan 1972).
Daerah penyebaran : Afrika, Amerika, Eropa, Asia (Santoso,1962)
2.1.3 Morfologi Ikan Nila
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk
tubuh yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat
persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di
ujung/termal.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan
pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan
nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor,
punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang
berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan sebagai
indikasi kematangan gonad (Pratama, 2009).
Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila
adalah tipe scenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari darsal
yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap awal
dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).
2.1.4 Anatomi Ikan Nila
Menurut wordpress (2010), adapun anatomi dari ikan nila
adalah sebagai berikut :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar
racun, kelenjar lender dan sumber-sumber pewarnaan
2. Sistem otot (Urat Daging) : penggerak tubuh, sirip-
sirip, insang, organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot,
pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
4. Sistem pernafasan (respirasi) : organnya terutama insang,
ada organ-organ tambahan

3
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : organnya jantung
dan sel-sel darah, mengedarkan O2, nutrisi dan sebagainya
6. Sistem pencernaan 1 organnya saluran pencernaan dari mulut
sampai anus
7. Sistem Hormon : kelenjar-kelenjar
hormone untuk pertumbuhan reproduksinya dan sebaginya
8. Sistem Saraf : Organ otak dan
saraf-saraf tepi
9. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi : Organnya terutama
ginjal
10. Sistem reproduksi dan Embriologi : Organnya Gonad
Jantan dan Betina
Ada hubungan yang sangat erat antara kesepuluh sistem
anatomi tersebut, misalnya : Menentukan cara bergeraknya daging
dan system rangka. System pernapasan dan peredaran darah O2 dari
perairan di tangkap oleh darah, dipertukarkan dengan CO2 dibawa
ke seluruh tubuh oleh darah (wordpress,2010).
Anatomi atau organ-organ internal ikan adalah bjantung,
alat pencerna, Gonad kandung kemih, dan Ginjal. Organ-organ
tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus
dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput
atau membrane yang tipis berwarna hitam y6ang biasanya dibuang
joke ikan sedang disiangi (Pratama, 2009).
2.1.5 Sistem Pencernaan Ikan Nila
Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai
berikut. Dari mulai anggota mulut, esophagus/Kerongkongan,
Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008).
Proses penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik
dan kimia. Sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah
diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh
melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).

4
Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh
pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler, yang dimulai
dari bagian mulut sampai anus. Organ-organnya adalah rongga
mulut à faring à esophagus à lambung à usus halus à usus besar dan
rektum (Pratama, 2009).
2.1.6 Ekskresi dan Reproduksi Ikan Nila
Sistem ekskresi dan reproduksi pada Ikan Nila adalah
sebagai berikut:
Mekanisme system Ekskresi pada ikan yang hidup di air
tawar adalah : ikan tidak banyak minum, aktif menyerap ion
organic, melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam
jumlah yang besar (Dwisang, 2008).
Sistem Ekskresi melibatkan organ insang, kulit, Ginjal
berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa metabolism yang
mengandung Nitrogen (Pratama,2009).
Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ
ekskresi karena mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan
5%, 10%dari seluruh metaydisme (Pratama, 2009).
Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan
betina mempunyai indung telur, keduanya terletak pada rongga
perut. Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari keadaan
Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat
dengan makin meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila umumnya
memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut
disebelah bawah ginjal (Pratama, 2009).
Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat
berkembang biak sepanjang tahun. Namun frekuensi pemijahan,
banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang
biak tanpa perlakuan khusus (meitanisyah, 2010).
Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya
membuat kubangan berbentuk bulat didasar perairan, kolan
(Santoso, 1996).

5
2.1.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik Ikan Nila
Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka
ragam yakni sisik Gonoid, yang merupakan sisik besar dan kasar,
berbentuk lempengan tunggal biasanya tersusun genting. Sisik
placoid berbentuk bundar sirkular tetapi tidak sebundar cosmoid.
Sisik Stenoid tekstur tajam pada permukaan. Cosmoid berbentuk
bulat, halus. Clasoid ujungnya tajam disatu sisi. Posterior dan
anteriordiraba halus dan joke dibalik kasar (Saputra, 2007).
Ada beberapa jenis Ikan yang hanya ditemukan sisik pada
bagian tubuh tertentu saja. Seperti pada paddlefish. Ikan yang
hanya ditemukan sepanjang literalis (Dwisang,2008).
Ikan Sidat (angulla) yang terlihat seperti tidak bersisik
tetapi sisiknya kecil yang berlapisi lender yang tebal (Meitanisyah,
2010).
2.1.8 Jenis dan Bagian Fungsi Ekor
Menurut Seaworld (2011) adapun jenis dan bagian fungsi
ekor adalah :

No Jenis Ekor Fungsi Gambar


Memiliki ekor yang kuat untuk
1. Rounded melindungi diri namun lambat dalam
berenang (Aquaviews.2011)
Memiliki ekor yang kuat untuk
2. Imargind berenang
(Aquaviews.2011)
Ikan dapat terus berenang dengan
3. Forked sirip yang bercabang
(Aquaviews.2011)
Merupan ikan tercepat dan ekornya
4. Lunated berfungsi untuk menjaga kecepatan
dalam jangka waktu yang lama.

6
(Aquaviews.2011)
Memiliki ekor yang kuat untuk
melindungi diri, namun lambat
5 Trunced
dalam berenang
(Aquaviews.2011)
Untuk mempermudah gerakan saat
6. Pointed berenang
(Aquaviews.2011)

2.2 . Sistem Saraf Pada Ikan Umumnya

Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa.


Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak.
Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah
laku. Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan stadia embrio dan
berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem
saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri atas inti dan jaringan
(perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas dendrite (berfungsi
sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus impuls).
Pertemuan antara axon dan dendrite dari sel saraf lainnya disebut synapse.
Sistem saraf pada vertebrata dapat dibedakan atas:

– Sistem saraf pusat (systema nervorum centrale), disusun oleh otak


(encephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).

– Sistem saraf tepi (systema nervorum periphericum), disusun oleh saraf


otak (nervi cerebralis) dan saraf spinal (nervi spinalis).

– Sistem saraf otonom, disusun oleh sistem saraf parasymphatic dan


sistem saraf symphatic.

7
– Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ gurat
sisi (linea lateralis), hidung, telinga, dan mata.

2.2.1 Jenis-jenis Saraf

Berdasarkan pada fungsi organ yang dirangsang, saraf dapat


digolongkan atas:

– Saraf cerebrospinalis, yaitu saraf yang merangsang otot bergaris


(striated muscle).

– Saraf otonom (vegetatif), yaitu saraf yang merangsang jantung


(cardiac muscle), urat daging licin (smooth muscle), dan kelenjar-kelenjar.

Berdasarkan atas fungsi dari rangsang itu sendiri, saraf dapat


digolongkan atas:

– Saraf sensibel (afferent), yaitu saraf yang meneruskan rangsang dari


perifer (sistem saraf tepi) ke pusat (sistem saraf pusat).

– Saraf motoris (efferent), yaitu saraf yang meneruskan rangsang dari


pusat ke perifer.

– Saraf penghubung, yaitu saraf yang menghubungkan antara jenis


saraf yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara saraf sensibel
dengan saraf motoris.

2.2.2. Otak

Otak ikan hanya dapat dilihat jika tulang-tulang pembungkusnya


telah dibuka. Untuk itu maka perlu terlebih dahulu dilakukan pembedahan
secara hatihati terhadap bagian kepala ikan agar otak yang akan diamati
dapat terlihat dengan jelas. Pembuatan preparat otak akan lebih mudah jika
menggunakan ikan yang sudah diawetkan karena otak tersebut telah

8
mengeras. Kepala ikan dipotong tepat pada bagian tengkuk dengan pisau
yang tajam sehingga kepala terlepas dari badan. Potongan kepala tersebut
diletakkan secara tegak dengan mulut terletak di sebelah atas. Kemudian
pemotongan dilakukan pada bagian atas kepala tersebut sampai pisau
mencapai daerah sekitar mata. Setelah itu, pisau diarahkan pada bagian
pinggir saja untuk mencegah agar otak tidak teriris. Bagian atas kepala
tersebut dikuakkan sehingga otak ikan akan nampak dari bagian atas
(tampak dorsal) (Gambar 80). Untuk melihat otak dari arah samping
(tampak lateral), kepala digunting dari arah mulut ke belakang secara hati-
hati sehingga kepala terbelah dua. Jika bagian kepala tersebut dikuakkan
maka akan terlihatlah otak ikan dari arah samping. Untuk melihat otak dari
arah bawah (tampak ventral) maka otak tersebut harus dikeluarkan dari
rongganya. Pemotongan harus dilakukan secara hati-hati karena harus
menggunting beberapa urat saraf (nervus cerebralis), di antaranya saraf.
optik (nervus opticus), saraf olfaktori (nervus olfactorius), dan beberapa
saraf lainnya.

1. Telencephalon, adalah bagian otak yang paling depan, terdiri atas:

– Lobus olfactorius, merupakan bagian telencephalon yang paling


anterior

– Tractus olfactorius, merupakan lanjutan dari lobus olfactorius dan


berfungsi sebagai nervus cerebralis I.

– Bulbus olfactorius, merupakan lanjutan dari tractus olfactorius dan


berakhir sebagai sepasang ‘bola’, mempunyai lanjutan sebagai benang-
benang halus yang menuju ke dinding lekuk hidung.

– Hemisphaerium cerebri, terdapat di bagian posterior lobus olfactorius.


Bagian dasarnya disebut corpus striatum, sedangkan bagian atap dan
dinding samping disebut pallium.

9
Diencephalon, terletak di sebelah belakang dari telencephalon
bagian ventral. Bersama-sama dengan telencephalon termasuk bagian dari
otak muka (prosencephalon). Pada diencephalon terdapat thalamus,
hypothalamus, lobus inferior, dan saccus vasculosus.

2. Mesencephalon, merupakan otak bagian tengah dengan organ utama


yang tampak menonjol adalah lobus opticus. Lobus opticus berbentuk
bulat dan besar, terletak di sebelah belakang bagian dorsal dari
diencephalon. Di bagian sebelah ventral terletak lobi inferior (bagian dari
diencephalon) yang merupakan tempat melekat hypophyse
(hypothalamus). Pada bagian anterior hypophyse terdapat persilangan dari
nervus opticus (nervus cerebralis II) yang disebut chiasma nervi optici.
Selain lobus opticus, pada mesencephalon juga terdapat torus
semicircularis.

3. Metencephalon, disebut juga cerebellum, relatif besar dan terletak di


belakang mesencephalon. Metencephalon, disebut juga medulla
oblongata, melanjutkan diri ke caudal sebagai sumsum tulang belakang
(medulla spinalis) yang berjalan di dalamn canalis vertebralis. Bersama-
sama dengan cerebellum, medulla oblongata termasuk bagian dari otak
belakang (rhombexcephalon).

2.2.3 Saraf Cranial

Dari otak, terdapat 11 saraf otak (nervi cerebralis) yang menyebar


ke organ-organ sensori tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian besar saraf
otak tersebut berhubungan dengan bagian-bagian kepala, tetapi ada juga
yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.

1. Nervus terminalis (NC 0), saraf kecil yang bergabung dengan NC I,


berhubungan dengan otak depan, serabut-serabut sarafnya tersebar

10
mengelilingi bulbus olfactorius. Fungsinya mungkin meliputi sensori
somati dan sensori khusus.

2. Nervus olfactorius (NC I), menghubungkan organ olfactorius dengan


pusat olfactorius otak depan, berfungsi membawa impuls bau-bauan.

3. Nervus opticus (NC II), menghubungkan retina mata dengan tectum


opticum, berfungsi membawa impuls penglihatan.

4. Nervus oculomotoris (NC III), merupakan saraf motor somatik yang


mengatur otot mata musculus obliquus inferior, muculus rectus superior,
musculus rectus inferior, dan musculus rectus internal. Berhubungan
dengan otak mesencephalon.

5. Nervus trochlearis (NC IV), berhubungan dengan otak mesencephalon,


merupakan saraf motor somatik yang menginervasi otot mata musculus
obliquus superior.

6. Nervus trigeminalis (NC V), terbagi atas tiga cabang yaitu nervus
ophthalmicus dan nervus maxillaris (merupakan saraf sensori somatik)
serta nervus mandibularis (saraf sensori somatik dan saraf motor somatik).
Nervus ini menghubungkan bagian kepala dan rahang dengan medulla
oblongata. Fungsinya berkaitan dengan kepekaan kulit terhadap panas
dan sentuhan.

7. Nervus abducens (NC VI), merupakan saraf motor somatik yang


menghubungkan bagian depan medulla oblongata dengan otot mata
musculus rectus external. Fungsinya berhubungan dengan penarikan
otot penggerak biji mata.

8. Nervus facialis (NC VII), tersusun atas tiga cabang yaitu nervus
ophthalmicus superficialis, nervus buccalis, dan nervus hyomandibularis.
Saraf cabang ini berkaitan dengan saluran garis rusuk (linea lateralis) di
atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, serta penerima
rangsangan sentuhan. Berhubungan dengan NC V dan NC VIII pada

11
medulla oblongata. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan
sensori somatik, sensori visceral, dan fungsi motor visceral.

9. Nervus acousticus (NC VIII), sering dianggap sebagai cabang dari


nervus acousticofacialis pada ikan, mempunyai fungsi sensori somatik
yang berkaitan dengan telinga bagian dalam.

10.Nervus glossopharyngeal (NC IX), terdiri dari komponen sensori dan


motoris yang melayani bagian insang pertama. Fungsinya berkaitan
dengan garis rusuk, organ pengecap pada pharynx dan otot-otot insang.

11.Nervus vagus (NC X), memiliki beberapa percabangan. Cabang


supratemporal dan cabang garis rusuk melayani sistem garis rusuk.
Cabang branchial menuju ke bagian posterior celah insang. Cabang
visceral melayani organ-organ internal. Cabang dorsal recurrent
menginervasi penerima rasa.

12
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 September


2017 jam 10.00-11.30 WIB. Bertempat di Laboratrium Perikanan, Fakultas
Pertanian, Perikanan dan Biologi. Universitas Bangka Belitung.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nila


(Oreochromis niloticus). Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah nampan, pinset, tissue, dan alat-alat tulis seperti pena,
pensil, buku gambar dan penghapus.

3.3 Prosedur Kerja


Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini
adalah: pertama dipotong bagian kepala ikan bagian belakang tepat pada
bagian tengkuk dengan pisau hingga kepala terlepas dari bagian badan.
Kedua potongan ikan diletakkan tegak dengan telunjuk tangan kiri
dimasukkan kedalam mulut ikan. Ketiga diirislah bagian atas kepala
kearah bawah menggunakan pisau tajam, dan pengirisan tidak boleh
diteruskan kearah bawah, pada waktu pisau mencapai mata pengirisan
harus dihentikan, dan pisau diarahkan hanya pada bagian pinggirnya saja,
hal ini untuk mencegah terisrisnya otak. Keempat dikuakkan bagian atas
kepala tersebut hingga otak ikan nampak dari bagian atas. Kemudian untuk
melihat otak dari bagian samping, diguntinglah kepala dari arah mulut
belakang dengan hati-hati hingga kepala terbelah dua hingga terlihatlah
bagian otak dari samping. Terakhir untuk dapat melihat otak bagian bawah
maka otak harus dikeluarkan dari rongganya dengan hati-hati karena harus
menggunting beberapa urat saraf seperti urat saraf, saraf olfakti dan
beberapa saraf lainnya.

13
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah bahwa sistem


saraf pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terbagi menjadi menjadi 4
jenis yaitu: sistem saraf cerebrospinal, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi
dan sistem saraf otonom. Masing- masing sisem saraf ini memiliki fungsi
yang berbeda-beda sebagaimana dijelaskan di pembahasan sebelumnya.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu supaya pemerintah


lebih bijak dalam melestarikan perairan Indonesia khususnya pemerintah
provinsi supaya perairan kita bebas dari pencemaran yang akan
mengakibatkan semakin berkurangnya jenis ikan yang ada di Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai