Oleh:
Riko
(2021611035)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikum ikhtiologi dengan
judul: “Sistem Saraf pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ”.
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu penulis berikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada,
1. Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan penulis dan segala fasilitas
yang mereka berikan
2. Dosen pengampu yaitu ibu Umroh yang menyampaikan materi dengan
baik
3. Asisten dosen yaitu Navisa Safira yang membimbing penulis dalam
praktikum
4. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.
Riko
2021611035
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk
kebutuhan domestic dan luar negeri. Salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan pasar adalah Budidaya Ikan. Budidaya Ikan Air Tawar salah
satunya adalah Ikan Nila (Indhie, 2009).
Ikan nila memiliki factor penting yaitu rasa dagingnya yang vkhas
dengan kandungan omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga
ikan nila sering dijadikan sumber protein yang murah dan mudah didapat.
Serta harga jualnya yang terjangkau oleh masyarakat (Dhewi, 2005).
Morfologi Ikan Nila adalah memiliki bentuk yang pipih kea rah
vertical (kompres), bertulang belakang (vertebrata). Habitatnya perairan,
bernafas dengtan insang dan menjaga keseimbangan tubuh menggunakan
sirip. Sirip-sirip tersebut bersifat Poikilotermal (Dwisang, 2008).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem saraf pada
Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
Genus : oreochromis
Spesies : niloticus sp
Nama Latin :Oroechromis niloticus
Nama Indonesia : Nila
(Ditetapkan Dirjen Perikanan 1972).
Daerah penyebaran : Afrika, Amerika, Eropa, Asia (Santoso,1962)
2.1.3 Morfologi Ikan Nila
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk
tubuh yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat
persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di
ujung/termal.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan
pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan
nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor,
punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang
berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan sebagai
indikasi kematangan gonad (Pratama, 2009).
Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila
adalah tipe scenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari darsal
yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap awal
dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).
2.1.4 Anatomi Ikan Nila
Menurut wordpress (2010), adapun anatomi dari ikan nila
adalah sebagai berikut :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar
racun, kelenjar lender dan sumber-sumber pewarnaan
2. Sistem otot (Urat Daging) : penggerak tubuh, sirip-
sirip, insang, organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot,
pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
4. Sistem pernafasan (respirasi) : organnya terutama insang,
ada organ-organ tambahan
3
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : organnya jantung
dan sel-sel darah, mengedarkan O2, nutrisi dan sebagainya
6. Sistem pencernaan 1 organnya saluran pencernaan dari mulut
sampai anus
7. Sistem Hormon : kelenjar-kelenjar
hormone untuk pertumbuhan reproduksinya dan sebaginya
8. Sistem Saraf : Organ otak dan
saraf-saraf tepi
9. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi : Organnya terutama
ginjal
10. Sistem reproduksi dan Embriologi : Organnya Gonad
Jantan dan Betina
Ada hubungan yang sangat erat antara kesepuluh sistem
anatomi tersebut, misalnya : Menentukan cara bergeraknya daging
dan system rangka. System pernapasan dan peredaran darah O2 dari
perairan di tangkap oleh darah, dipertukarkan dengan CO2 dibawa
ke seluruh tubuh oleh darah (wordpress,2010).
Anatomi atau organ-organ internal ikan adalah bjantung,
alat pencerna, Gonad kandung kemih, dan Ginjal. Organ-organ
tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus
dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput
atau membrane yang tipis berwarna hitam y6ang biasanya dibuang
joke ikan sedang disiangi (Pratama, 2009).
2.1.5 Sistem Pencernaan Ikan Nila
Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai
berikut. Dari mulai anggota mulut, esophagus/Kerongkongan,
Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008).
Proses penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik
dan kimia. Sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah
diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh
melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).
4
Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh
pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler, yang dimulai
dari bagian mulut sampai anus. Organ-organnya adalah rongga
mulut à faring à esophagus à lambung à usus halus à usus besar dan
rektum (Pratama, 2009).
2.1.6 Ekskresi dan Reproduksi Ikan Nila
Sistem ekskresi dan reproduksi pada Ikan Nila adalah
sebagai berikut:
Mekanisme system Ekskresi pada ikan yang hidup di air
tawar adalah : ikan tidak banyak minum, aktif menyerap ion
organic, melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam
jumlah yang besar (Dwisang, 2008).
Sistem Ekskresi melibatkan organ insang, kulit, Ginjal
berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa metabolism yang
mengandung Nitrogen (Pratama,2009).
Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ
ekskresi karena mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan
5%, 10%dari seluruh metaydisme (Pratama, 2009).
Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan
betina mempunyai indung telur, keduanya terletak pada rongga
perut. Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari keadaan
Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat
dengan makin meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila umumnya
memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut
disebelah bawah ginjal (Pratama, 2009).
Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat
berkembang biak sepanjang tahun. Namun frekuensi pemijahan,
banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang
biak tanpa perlakuan khusus (meitanisyah, 2010).
Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya
membuat kubangan berbentuk bulat didasar perairan, kolan
(Santoso, 1996).
5
2.1.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik Ikan Nila
Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka
ragam yakni sisik Gonoid, yang merupakan sisik besar dan kasar,
berbentuk lempengan tunggal biasanya tersusun genting. Sisik
placoid berbentuk bundar sirkular tetapi tidak sebundar cosmoid.
Sisik Stenoid tekstur tajam pada permukaan. Cosmoid berbentuk
bulat, halus. Clasoid ujungnya tajam disatu sisi. Posterior dan
anteriordiraba halus dan joke dibalik kasar (Saputra, 2007).
Ada beberapa jenis Ikan yang hanya ditemukan sisik pada
bagian tubuh tertentu saja. Seperti pada paddlefish. Ikan yang
hanya ditemukan sepanjang literalis (Dwisang,2008).
Ikan Sidat (angulla) yang terlihat seperti tidak bersisik
tetapi sisiknya kecil yang berlapisi lender yang tebal (Meitanisyah,
2010).
2.1.8 Jenis dan Bagian Fungsi Ekor
Menurut Seaworld (2011) adapun jenis dan bagian fungsi
ekor adalah :
6
(Aquaviews.2011)
Memiliki ekor yang kuat untuk
melindungi diri, namun lambat
5 Trunced
dalam berenang
(Aquaviews.2011)
Untuk mempermudah gerakan saat
6. Pointed berenang
(Aquaviews.2011)
7
– Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ gurat
sisi (linea lateralis), hidung, telinga, dan mata.
2.2.2. Otak
8
mengeras. Kepala ikan dipotong tepat pada bagian tengkuk dengan pisau
yang tajam sehingga kepala terlepas dari badan. Potongan kepala tersebut
diletakkan secara tegak dengan mulut terletak di sebelah atas. Kemudian
pemotongan dilakukan pada bagian atas kepala tersebut sampai pisau
mencapai daerah sekitar mata. Setelah itu, pisau diarahkan pada bagian
pinggir saja untuk mencegah agar otak tidak teriris. Bagian atas kepala
tersebut dikuakkan sehingga otak ikan akan nampak dari bagian atas
(tampak dorsal) (Gambar 80). Untuk melihat otak dari arah samping
(tampak lateral), kepala digunting dari arah mulut ke belakang secara hati-
hati sehingga kepala terbelah dua. Jika bagian kepala tersebut dikuakkan
maka akan terlihatlah otak ikan dari arah samping. Untuk melihat otak dari
arah bawah (tampak ventral) maka otak tersebut harus dikeluarkan dari
rongganya. Pemotongan harus dilakukan secara hati-hati karena harus
menggunting beberapa urat saraf (nervus cerebralis), di antaranya saraf.
optik (nervus opticus), saraf olfaktori (nervus olfactorius), dan beberapa
saraf lainnya.
9
Diencephalon, terletak di sebelah belakang dari telencephalon
bagian ventral. Bersama-sama dengan telencephalon termasuk bagian dari
otak muka (prosencephalon). Pada diencephalon terdapat thalamus,
hypothalamus, lobus inferior, dan saccus vasculosus.
10
mengelilingi bulbus olfactorius. Fungsinya mungkin meliputi sensori
somati dan sensori khusus.
6. Nervus trigeminalis (NC V), terbagi atas tiga cabang yaitu nervus
ophthalmicus dan nervus maxillaris (merupakan saraf sensori somatik)
serta nervus mandibularis (saraf sensori somatik dan saraf motor somatik).
Nervus ini menghubungkan bagian kepala dan rahang dengan medulla
oblongata. Fungsinya berkaitan dengan kepekaan kulit terhadap panas
dan sentuhan.
8. Nervus facialis (NC VII), tersusun atas tiga cabang yaitu nervus
ophthalmicus superficialis, nervus buccalis, dan nervus hyomandibularis.
Saraf cabang ini berkaitan dengan saluran garis rusuk (linea lateralis) di
atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, serta penerima
rangsangan sentuhan. Berhubungan dengan NC V dan NC VIII pada
11
medulla oblongata. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan
sensori somatik, sensori visceral, dan fungsi motor visceral.
12
III. METODOLOGI
13
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
17