Anda di halaman 1dari 24

Laporan Tetap Praktikum

EKOLOGI HEWAN
ACARA V
KEANEKARAGAMAN BURUNG (AVIFAUNA)
BERDASARKAN RELUNG DI LINGKUNGAN KAMPUS
(METODE JELAJAH)

OLEH

1. Linda Mauliana (200104038)


2. Ertikawati Yuliana (200104039)
3. Tika Ayu Safitri (200104041)
4. Baiq Aminatul Aini (200104045)
5. Lia Seftiana (200104050)

LABORATARIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Ekologi Hewan” Acara V Tentang Keanekaragaman
Burung (Avifauna) Berdasarkan Relung Di Lingkungan Kampu (Metode Jelajah)
Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, April 2023

Disahkan oleh:

Dosen Pengampu

( Muhammad Zulhariadi M.Pd)


NIP: 198907012019031010

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. Sang maha pencipta dan
pemelihara alam semesta dengan segala isinya. Berkat ridha Allah swt penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Keanekaragaman Burung (Avifauna)
Berdasarkan Relung Di Lingkungan Kampus (Metode Jelajah)”.
Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju
alam yang terang benderang sampai saat ini. Adapun tujuan dalam laporan ini
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen Pengampu mata kuliah
Ekologi Hewan. Selain itu semua, ini juga tidak lain untuk menambah wawasan
kita tentang materi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi materi ataupun lainnya. Namun demikian,penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehigga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,penulis dengan
rendah hati menerima saran dan masukan serta usul untuk menyempurnakan
laporan ini.Terimakasih juga kepada setiap pihak yang telah membagi ilmu dan
wawasannya.

Mataram, April 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
BAB III METEDOLOGI.....................................................................................5
A. Pelaksanaan..............................................................................................5
B. Alat dan Bahan.........................................................................................5
C. Cara Kerja................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................7
A. Hasil Pengamatan....................................................................................7
B. Analisis Prosedur...................................................................................15
C. Pembahasan ........................................................................................... ..15
BAB V PENUTUP..............................................................................................19
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan
memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih,
anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger.
Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantung mata, jantung
terdiri dari emapat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi, giginya telah
menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan
berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimamfaatkan oleh manusia
sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharan. Dalam bidang
industri bulunya dapat dimamfaatkan contohnya seperti hiasan dinding.
Aves adalah hewan paling dikenal orang karena dapat dilihat dimana-
mana, aktif pada siang hari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai
penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuhnya dapat mengatur suhunya dan
berfungsi juga untuk terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami
semua tempat. Warna dan suara dari beberapa aves merupakan daya tarik dan
mempunyai nilai ekonomi. Beberapa jenis aves merupakan bahan makanan
sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut ornithologi.
Berdasarkan latar belakang diatas, sehingga praktikum ini diadakan
adalah untuk mengetahui jenis-jenis burung, perilaku burung, relung serta
melakukan perhitungan indeks kekayaan jenisnya. Maka untuk itu
pengamatan tau secara langsung jenis-jenis, perilaku atau relung burung apa
saja yang ditemukan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis-jenis dan perilaku burung di
kampus beserta relungnya?
2. Bagaimana perhitungan indeks kekayaan jenis keanekaragaman burung
(indeks shannon. Wienner), indeks kekayaan jenis (indeks richness), dan
indeks kemerataan (indeks evenes)?

1
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal, mengidentifikasi jenis-jenis dan perilaku
burung di kampus beserta relungnya
2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan indeks jenis keanekaragaman
burung (indeks shannon. Wienner), indeks kekayaan jenis (indeks
richness) dan indeks kemerataan (indeks evenes)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Satwa membutuhkan tempat yang dapat menjamin segala keperluan
hidupnya, baik makanan, air, tempat berkembang biak, berlindung, maupun
tempat pengasuhan anak. Habitat yang baik didalamnya mengandung bermacam-
macam sumber pakan, memungkinkan memiliki jenis burung yang banyak.
Dengan makin banyak jenis pohon berarti akan tercipta banyak relung ekologi
yang memungkinkan berbagai jenis burung dapat hidup secara bersama.
Kehadiran burung merupakan penyeimbang lingkungan dalam komponen
ekosistem karena burung memiliki peran sebagai satwa pemangsa puncak, satwa
pemecah biji, satwa penyerbuk dan satwa predator ( Adelina. Maya. Dkk. 2016.
Vol . 4. Nomer. 2 hal 58).
Burung adalah kelompok hewan vertebrata yang berkembang biak secara
kawin, memiliki bulu indah dengan bermacam warna , suara yang merdu serta
tingkah lakunya yang menarik. Burung termasuk kelompok hewan homoiterm
dengan suhu tubuhnya antara 38C – 45C. Banyaknya jenis burung yang mendiami
suatu tempat sangat dipengaruhu oleh kondisi iklim yang baik, keanekaragaman
jenis tumbuh-tumbuhan dan kondisi habitat yang baik. Peranan habitat bagi
burung dan hewan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata, akan tetapi harus
dapat menyediakan sumber makanan, air, garam-garam mineral yang cukup,
menjadi tempat istirahat dan berkembang biak (Kamal & Samsul. 2013. Vol. 1.
Nomer. 2 hal 73-74).
Burung memiliki ciri khusus antara lain tubuhnya terbungkus bulu.
Mempunyai dua pasang anggota gerak (ekstimitas), anggota anterior mengalami
modifikasi sebagai sayap. Sedangkan sepasang anggota posterior disesuaikan
untuk hinggap dan berenang, masing-masing kaki bersifat empat buah, terbungkus
oleh kulit yang menanduk dan bersisik. Mulutnya memiliki bagian yang
terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh lapisan zat
tanduk. Burung masa kini tidak memiliki gigi. Ekornya mempunyai fungsi yang
khusus dalam menjaga keseimbangan dan mengatur kendali saat terbang (Ajie.
2009).

3
Burung merupakan salah satu komponen ekosistem yang memiliki
peranan penting dalam mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan
organisme. Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan yang membentuk sistem kehidupannya, sedangkan komponen sistem
lainnya seperti tumbuhan dan serangga. Oleh karena itu, keberadaan burung
disuatu kawasan sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi keberadaan dan
persebaran jenis tumbuhan. Konservasi terhadap jenis-jenis burung disuatu
kawasan termasuk di hutan kota (Setiawan. dkk. 2006.Vol. XII. Nomer 1).
Burung juga merupakan salah satu diantara lima kelas hewan bertulang
belakang, burung berdarah panas dan berkembang biak dengan bertelur,
mempunyai bulu. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam
adaptasi untuk terbang. Rangka burung sangat kokoh tetapi ringan, kebanyakan
dari tulang yang besar berongga sehingga rangka itu tidak perlu memiliki beban
yang tidak berguna. Tulang tersebut disokong oleh jaringan penopang. Pada
tulang dada nya yang berlunas dalam melekat pada otot-otot terbang yang kokoh
untuk menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah (David Burnie. 2016:19).

4
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu/ 5 April 2023
Waktu : 06:00 WITA-Selesai
Tempat : Kampus II Universitas Islam Negeri Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Alat pengukur parameter lingkungan: HTC – 1 (Mengukur suhu
dalam kelembapan udara)
b. Teropong dan kamera lensa panjang
c. GPS
2. Bahan
a. Buku identifikasi burung dan audio identifikasi suara burung
b. Lembar pengamatan burung dan polpen
C. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
2. Melakukan pengamatan pada area kampus mulai pukul 06:00-18:00
WITA.
3. Melakukan pengamatan dengan metode jelajah, yaitu tiap kelompok
bergerak dari 1 lokasi pengamatan pertama kelokasi pengamatan
selanjutnya, dimana lama pengamatan masing-masing lokasi adalah
kurang lebih 30 menit.
4. Mengamati dan mengidentifikasi jenis burung yang didapatkan kemudian
dokumentasikan.
5. Mengatur jarak pengamatan terhadap burung.
6. Mencatat lokasi bertengger, posisi bertengger di pohon, waktu bertengger
dan parameter lingkungannya dalam bentuk tabel.
7. Menganalisis dan mencatat perilaku burung yang kalian dapatkan dalam
bentuk tabel.

5
8. Mengamati dan mencatat gangguan di sekitar burung yang bertengger
(kebisingan dan kehadiran manusia.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
No Gambar Keterangan
1 Kapasan putih
jantan

2 Passer montanus

3 Layang loreng

4 Bondol jawa

5 Walet sapi

7
6 Isap madu
(Sriganti)

7 Cabe jawa

8 Kacamata laut

9 Walet leci

10 Cici padi

11 Bondol kepala
pusat

8
12 Cet-cet

13 Manyar

14 Bambangan
merah

15 Kareo padi

Perkutut

Tekukur

9
2. Tabel hasil pengamatan
a. Tabel hasil pengamatan burung di pagi hari
Waktu Jenis Jenis Detail Posisi Suhu Jumlah Deskripsi Lokasi
burung aktivitas aktivitas
06:53 Kapasan G G5 Berada diatas 26°C 1 Bertengger ditiang Ma’had
putih jantan kabel listrik listrik

06:55 Paser G, SG G1, SG2 Diatas tiang 29,5°C 2 Bertengger diatas Ma’had
montanus listrik tiang listrik
06:55 Layang- G G4 Diatas gedung 25,5°C 1 Berjemur diatas Ma’had
layang gedung
06:58 Paser G,F G2, F1 Berada ditanah 26,7°C 3 Ditanah dan mencari Gedung
montanus makan baru
07:03 Bondol G G1 Terbang 26,7°C 1 Terbang
jawa
07:09 Layang- G G3 Diranting 27,5°C 1 Pada pohon mangga
layang pohon
07:11 Walet sapi G G1 Terbang 27,6°C 5 Berada di pohon
mangga

10
07:19 Isap madu G,SS G1, SG1 Diranting 28,1°C 1 Pucuk pohon
pohon mangga
07:27 Walet sapi G G1 Terbang 28,7°C 4 Terbang diatas kami
07:41 Cabe jawa G G3 Bertengger 27,5°C 1 Sedang mecari
makan
07:46 Kacamata G,F G1, F1 Terbang dan 30,2°C 2 Sedang mecari
laut makan makan
07:48 Walet leci G G1 Terbang 30,1°C 3 Terbang diatas kami
08:00 Paser G G7 Terbang 30,4°C 6 Ranting tengah
montanus pohon Ketapang
kenca
07:40 Sriganti G G7 Bertenger 27°C 1 Pada tiang listrik
08:17 Walet sapi G G1 Terbang 31°C 4 Pada tiang listrik
08:21 Cici padi G G7 Bertengger 31°C 1 Berada dipohon
kelapa
08:29 Bondol G,F G2, F1 Turun ke tanah 31°C 2 Bertengger dipohon
kepala kelapa
pucat

11
b. Tabel hasil pengamatan di sore hari
Waktu Jenis burung Jenis Detail Posisi Suhu Deskripsi
aktivitas aktivitas
16:35 Passer G G2 Turun ke 25,5°C 20 Passer montanus turun
montanus tanah ke tanah

16:37 Walet sapi G G1 Terbang 26°C 10 Walet sapi terbang


bergerombol

16:40 Burung cet- G, F G1, F1 Terbang 26°C Berada disarang


cet

16:56 Burung G, F G1, F1 Terbang 26°C Terbang mencari makan


manyar

16:56 Kapasan G G1 Terbang 26°C Terbang pulang ke


putih jantan sarangnya

16:57 Bambangan G, S G1, S4 Terbang 26°C Terbang, lalu bertengger


merah dipohon sambil

12
bersembunyi
16:57 Sriganti G, D G1, D2 Terbang, 26°C Terbang sambil berak
Berak

17:02 Burug G G1 Terbang 26°C Berada dipucuk pohon


perkutut

17:03 Burung cici G G1 Terbang 26°C Terbang pulang ke


padi sarangnya

17:04 Burung G, F G3, F1 Bertengger 26°C Terbang mencari makan


tekukur dipohon

17:06 Bambanngan S S4 Bersembunyi 29°C Bersembunyi dipohon


merah ketapang

17:12 Burung kareo G G1 Terbang 26°C Terbang


padi dipohon jambu
air

13
17:20 Burung G G1 Terbang 26°C Terbang diatas
kapasan kami

14
B. Analisis prosedur
Langkah-langkah pertama yang dilakukan dalam pengamatan burung
ini yaitu dengan alat dan bahanyang akan digunakan. Kemudian pengamatan
dilakukan pada area kampus mulai pukul 06:00-18:00 WITA. Kemudian
pengamatan dilakukan dengan metode jelajah yaitu tiap-tiap kelompok
bergerak dari satu lokasi kesatu lokasi lainnya, dimana lama waktu
pengamatan dilakukan kurang lebih 30 menit. Selanjutnya mengamati dan
mengidentifikasi jenis burung yang didapatkan, lalu di dokumentasikan dan
dicatat hasilnya. Lalu mengatur jarak pengamatan terhadap burung dengan
cara tehnik habiluasi, kamuflase serta mencatat lokasi pengamatan. Dan
mengamati dan mencatat perilakunya yang didapatkan dalam bentuk tabel.
Sealnjutnya terakhir, mengamati dan mencatat gangguan disekitar burung
yang bertengger, kebisingan dan kehadiran manusia.
C. Pembahasan
Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik
habitat hutan maupun habitat yang bukan hutan. Berbagai jenis burung dapat
kita jumpai diberbagai tipe habitat, diantaranya hutan, perkebunan, sawah dan
lahan yang terlantar. Meskipun burung dapat menempati semua tipe habitat,
namun komposisi jenis pada masing-masing habitat menunjukkan adanya
perbedaan.
Faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan
makanan, tempat untuk istirahat, bermain, kawin, bersarang, bertengger dan
berlindung. Keanekaragaman jenis burung yang hidup pada suatu habitat
merupakan cerminan dari kemampuan ekosistem karena burung merupakan
salah satu spesies yang dapat dijadikan sebagai indikator perubahan
lingkungan.
Pada pengamatan di pagi hari didapatkan hasil pengamatan burung
pada jam 06:53 didapatkan burung kapasan putih jantan yang sedang
melakukan aktivitas pergerakan yaitu dengan posisi berada di atas kabel
listrik dengan suhu 26C dengan jumlah 1 ekor burung yang berada di depan
Mahad. Pada burung kedua didapatkan paser montanus pada jam 06:55 yang

15
sedang melakukan aktivitas bergerak dan juga aksi dengan posisi diatas tiang
listrik dengan suhu 25,5C yang berjumlah 2 yang sedang bertengger di atas
tiang listrik dan berada di depan Mahad putri. Kemudian pada jam 06:55 di
dapatkan jenis burung berupa layang-layang dengan aktivitas pergerakan di
atas gedung dengan suhu 25,5C berjumlah 1 ekor dengan berjemur di atas
gedung. Pada jam 06:58 di dapatkan burung paser montanus dengan
melakukan aktivitas pergerakan berada di tanah dengan suhu 26,7C yang
berjumlah 3 pasang yang sedang mencari makan di gedung baru UIN
Mataram. Dan pada jam 07:03 mendapatkan burung bondol jawa dengan
aktivitas pergerakan yaitu terbang dengan suhu 26,7C yang berjumalh 1 di
gedung baru UIN Mataram.
Pada jam 07:09 di dapatkan burung layang-layang loreng dengan
aktivitas pergerakan posisi berada di ranting pohon dengan suhu 07,5C berada
di pohon mangga, yang berlokasi di gedung baru. Kemudian pada jam 07:11
di dapatkan jenis burung walet sapi dengan aktivitas pergerakan terbang
bebas dengan suhu 27,6C yang berjumlah 5 di gedung baru. Kemudian pada
jam 07:19 didapatkan burung dengan isap madu dengan aktivitas pergerakan
dan aksi dengan posisi di rantimg pohon yang sedang menarik perhatian
dengan suhu 28C di gedung baru UIN. Lalu pada jam 07:21 di dapatkan
burung walet sapi dengan aktivitas pergerakan dengan posisi terbang, pada
suhu 28C yang berada di gedung baru UIN. Dan pada jam 07:41
mendapatkan jenis burung cabe jawa yang bertengger di gedung baru pada
suhu 27,5C.
Pada jam 07:46 di dapatkan burung kacamata laut dengan aktivitas
pergerakan dan toraging yaitu dengan terbang sambil mencari makan, pada
suhu 30,2C di gedung baru. Kemudian pada jam 07:40 di dapatkan burung
sriganti dengan aktivitas bertengger pada suhu 30C di tiang listrik yang
berada di gedung baru lagi. Pada jam 08:29 mendapatkan burung bondol
keapala pucat dengan aktivitas bergerak dan juga foragin dengan posisi
terbang dan juga makan dengan suhu 31C di depan auditorium.

16
Berdasarkan hasil pengamatan di sore hari pada jam 16:35 di dapatkan
jenis burung paser montanus dengan aktivitas turun ke tanah dalam suhu 25C
dengan jumlah 20 di tanah yang bertempat di gedung baru. Kemudian pada
jam 16:30 didapatkan burung walet sapi dengan aktivitas terbang dengan
suhu 06C. lalu pada jam 16:40 didapatkan burung cet-cet dengan aktivitas
terbang dan toraging terbang dengan aksi dan pada suhu 26C. pada jam 16:56
di dapatkan burung manyar dengan aktivitas gerak dan foraging terbang yang
mencari makan pada suhu 26C. dan pada waktu 16:57 mendapatkan burung
bambangan merah dengan aktivitas bersembunyi di pohon ketapang kencana
dengan suhu 26C.
Pada 17:02 di dapatkan burung perkutut dengan aktivitas pergerakan
terbang bebas dengan suhu 26C. kemudian pada jam 17:04 di dapatkan
burung tekukur dengan aktivitas bertengger dan foraging yang sedang
mencari mankan dengan suhu 26C. pada jam 17:12 di dapatkan burung kareo
padi dengan aktivitas terbang bebas pada suhu 26C. dan pada jam 17:20
mendapatkan burung kapusan putih jantan dengan aktivitas terbang bebas
pada suhu 26C.
Adapun berdasarkan hasil pengamatan burung yang telah kami lakukan
yakni kami dapat menyimpulkan bahwa keberadaan burung pada sore hari
daan pagi hari lebih dominan pada pagi hari karena gangguan kebisingan dan
kehadiran manusia masih kurang sehingga aktivitas burung tersebut untuk
mencari makan dan bermain lebih banyak. Sedangkan pada keadaan sore hari
aktivitas burung berkurang karena pada sore hari waktunya burung untuk
beristirahat ke sarangnya untuk melakukan aktivitas di esok hari.
Keberadaan burung ditentukan oleh habitat atau tempat dimana mereka
melakukan berbagai macam aktivitas serta relung yang mereka tempati. Salah
satunya di lokasi gedung baru dimana jenis burung yang kami dapatkan
adalah burung yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Kemudian pada
lokasi mahad jenis burung yang kami dapatkan kebanyakan burung paser
montanus, ini dikarenakan keberadaan keberadaan burung tersebut dekat
dengan manusia. dan pada lokasi Auditorium UIN Mataram, kebanyakan

17
burung yang kami temui adalah burung walet sapi, ini disebabkan karena
burung walet sapi tahan terhadap kebisingan di lingkungan tersebut.

18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberadaan burung ditentukan oleh habitat atau tempat dimana mereka
melakukan berbagai macam aktivitas serta relung yang mereka tempati. Salah
satunya yakni di gedung baru UIN Mataram, di dapatkan jenis burung yang
belum pernah di lihat sebelumnya. Kemudian pada lokasi Mahad, jenis
burung yang di dapatkan berupa burung paser montanus, ini dikarenakan
burung tersebut deekat dengan aktivitas manusia. Dan pada auditorium
kampus kebanyakan burung yang di temui adalah burung walet sapi yang
tahan terghadap kebisingan di lingkungan tersebut.
B. Saran
Diharapkan para praktikan membawa alat dan bahan yang telah di tulis pada
prosedur pengamatan burung agar praktikum lapangan tersebut berjalan
lancar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ajie. H.B. (2009). Burung-burung Di Kawasan Pegunungan Arjana-Weliran

Taman Hutan Raya Raden Suryo Jawa Timur, Indonesia. Surabaya:

Institut

Teknologi Sepuluh November.

Adelina,Maya dkk. (2016). Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan Rakyat

Pekon

Kelungan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylva

Lestari. Vol 4(2):51-60.

David Burnie. 2016. Ekologi. Jakarta: Erlangga.

Kamal,Samsul. (2013). Keanekaragaman Jenis Burung Pada Perkebunan Kopi Di

Kecamatan Bener Kelipah Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.

Jurnal

Biotik. Vol 1(2):73-79.

Setiawan, A., HS Alikodra,A dkk. (2006). Keanekaragaman Jenis Pohon Dan

Burung Di Beberapa Areal Hutan Kota Bandar Lampung. Jurnal

Manajemen

Hutan Tropika. Vol XII(1): Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai