Anda di halaman 1dari 31

Laporan Tetap Praktikum

ZOOLOGI VERTEBRATA
ACARA V
MAMALIA

OLEH:
NAMA : JULIA HELMALIANA PUTRI
NIM : 210104096
SEMESTER/KELAS : IV/E

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Zoologi Vertebrata” Acara V Ini Disusun Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, 05 Mei 2023

Disahkan Oleh:

Co. Assisten Praktikan

(Ahmad Geofani) (Julia Helmaliana Putri)


NIM: 200104065 NIM: 210104096

ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Sang pemilik
dan penguasa sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat, kasih dan sayang,
taufik, hidayah serta inayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
tetap praktikum Zoologi Vertebrata tentang “Mamalia” dengan baik dan tepat
waktu.
Shalawat bermahkotakan salam tak lupa penulis haturkan atas junjungan
nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jasa beliaulah pada saat
ini kita dapat menghirup segarnya udara dan merasakan indahnya hidup di alam
yang disinari dengan kilauan cahaya ilmu pengetahuan di bawah panji agama
Allah SWT.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengampu mata
kuliah Zoologi Vertebrata ibu Dr. Lutvia Krismayanti, M.Kes. yang telah
membimbing penyusun untuk menyusun laporan ini, dan kepada Co.Asisten yang
telah membimbing penulis dalam melakukan praktikum. Meskipun penulis
berharap isi dari laporan praktikum penyusun ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun akan selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan parktium
ini dapat lebih baik lagi.

Mataram, 05 Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
BAB III METODOLOGI...............................................................................5
A. Pelaksanaan......................................................................................5
B. Alat dan Bahan ................................................................................5
C. Prosedur Kerja..................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................7
A. Hasil Pengamatan ............................................................................7
B. Analisis Data....................................................................................14
C. Analisis Prosedur.............................................................................16
D. Analisis Hasil...................................................................................17
E. Diskusi..............................................................................................22
BAB V PENUTUP..........................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................24
B. Saran.................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara Mega
Biodiversity yang dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman
hayati. Salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling
tinggi di dunia. Kerajaan animalia memiliki keistimewaan baik dari segi
fisiologi, susunan saraf serta tingkat intelegensinya adalah mamalia.
Mamalia termasuk jenis satwa yang sebaran wilayahnya luas di Indonesia.
Kekayaan jenis mamalia mencapai 550 jenis dan beberapa diantaranya
termasuk jenis satwa yang dilindungi.
Mamalia merupakan kelompok hewan tertinggi dalam dunia
hewan, dan merupakan salah satu kelas dari hewan vertebrata yang
ditandai dengan adanya rambut dan kelenjar mammae (kelenjar susu),
hewan kelas mamalia juga memiliki kelenjar keringat, gigi umumnya
heterodont, mempunyai daun telinga. Kelas mamalia terbagi menjadi tiga
taksa Infrakelas utama tergantung cara reproduksi. Taksa ini adalah
monotremes, marsupial dan placentals. Kecuali untuk lima jenis
monotremes (yang bertelur), segala jenis hewan kelas mamalia
berkembang biak dengan melahirkan.
Mamalia sendiri berperan penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem. Sebagai contoh, mamalia menempati berbagai trophic level
dalam rantai makanan mulai dari mamalia herbivora sebagai bottom
predator hingga mamalia karnivora sebagai top predator. Berdasarkan
latar belakang di atas maka tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini
adalah kami sebagai praktikan dapat mengetahui apa itu hewan dari kelas
mamalia, dapat mengetahui dan membandingkan morfologi dan anatomi
dari beberapa spesies mamalia yang akan digunakan dalam pengamatan
serta dapat membuat kunci dikotom berdasarkan ciri morfologi dan
anatomi yang telah didapatkan dari beberapa spesies mamalia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi dan anatomi dari beberapa spesies mamalia?
2. Bagaimana bentuk kunci dikotom dari beberapa spesies mamalia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari beberapa spesies
mamalia.
2. Untuk mengetahui bentuk kunci dikotom dari beberapa spesies
mamalia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan mamalia merupakan hewan vertebrata yang memiliki rambut di
tubuhnya. Hewan mamalia dapat dinyatakan sebagai hewan bertulang belakang,
berdarah panas, bernapas dengan paru-paru dan mempunyai neocortex pada
otaknya. Hewan mamalia juga dikenal sebagai hewan yang berkembang biak
dengan cara melahirkan, namun ada juga yang berkembang biak dengan cara
bertelur. Mamalia memiliki banyak ciri yang beraneka ragam dari bentuk, warna,
dan ukuran. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari rambut yang ada di tubuhnya,
dan dari bentuk karakteristiknya. Salah satu karakteristik hewan mamalia yaitu
dari bentuk wajah yang bisa digunakan sebagai pembeda dari setiap hewan
mamalia. Berdasarkan ukuran tubuh mamalia ini dibagi ke dalam mamalia besar
dan mamalia kecil. (Yohannes et al., 2019)
Menurut International Biological Program mendefinisikan mamalia kecil
adalah hewan mamalia yang berat badan dewasa kurang dari 5 kg sedangkan
selebihnya termasuk dalam kelompok mamalia besar. Umumnya yang dianggap
mamalia kecil adalah kelelawar, tikus, tupai, bajing dan cucurut. Hewan mamalia
kecil mempunyai kontribusi penting dalam suatu ekosistem termasuk di dalamnya
sebagai pemencar biji, penyerbuk, mangsa bagi karnivora, dan pengontrol
populasi serangga. Komunitasnya mempunyai fungsi penting di alam yaitu ikut
mempertahankan keanekaragaman tumbuhan hutan dan sebagai agen dalam
regenerasi hutan. (Putra et al., 2022)
Selain itu, mamalia memiliki peranan penting dalam mempertahankan dan
menjaga proses ekologis bagi kesejahteraan manusia. Mamalia yang ada di alam
berperan penting dalam ekosistem keberlangsungan hutan seperti pengendali
hama, penyebaran benih, penyerbukan bunga, penyubur tanah, predasi dan
pengendalian populasi mangsa. Degradasi habitat untuk kepentingan sektor
pertanian, perburuan secara berlebihan untuk diperdagangkan, dan konflik
manusia dengan satwa liar menjadi ancaman utama penurunan populasi mamalia
yang terjadi di seluh dunia. Komunitas mamalia sering menggunakan ekosistem

3
agroforestri sebagai bagian dari wilayah jelajah karena menyediakan vegetasi
pohon yang berfungsi untuk habitatnya. (Nabiila & Islamia, 2022)
Namun, setiap jenis mamalia juga memiliki daerah penyebaran tertentu
berdasarkan kondisi geografis dan ekologis, penyebaran jenis mamlia berdasarkan
faktor ekologi dapat diketahui melalui komposisi vegetasi suatu tipe habitat.
Keberadaan mamalia di alam ditandai dengan ditemukannya jejak berupa telapak
kaki (foot print), feses, sisa makanan, bekas menggesekkan tubuh atau mengasah
taring bekas cakaran, sarang, dan kubangan untuk memperlihatkan keberadaannya
di alam. Selain itu keberadaan mamalia juga dapat diketahui berdasarkan
perjumpaan langsung di lapangan. Beberapa tanda keberadaan mamalia yang telah
disebutkan diatas dapat dijadikan sebagai indikator ada atau tidaknya satwa yang
bersangkutan. (Pakaenoni, 2019)
Setelah mengetahui tanda-tanda dari ada tidaknya mamalia di suatu
tempat, kita juga perlu mengetahui bagaimana membedakan jenis mamalia yang
ada. Hal itu dapat dilihat dari beberapa karakteristik pada hewan mamlia tersebut
yang dijadikan fitur sebagai pembeda dalam klasifikasi. Citra jejak kaki yang
mempresentasikan jumlah dan ukuran gumpalan bentuk kaki telah digunakan
sebagai fitur pada klasifikasi jenis hewan. Selain itu, citra wajah hewan tampak
depan juga menjadi pilihan fitur klasifikasi karena dapat mewakili dalam resensi
hewan yang dimaksud. (Yohannes & Al Rivan, 2020)

4
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at / 05 Mei 2023
Waktu : 09.20 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium IPA Terpadu UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Satu set alat bedah
b. Silet
c. Bak Parafin
d. Kardus
e. Sarung tangan latex
f. Penggaris
g. Alat tulis
2. Bahan
a. Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
b. Marmut (Cavia cobaya)
c. Tisu
C. Cara Kerja
Pada praktikum kali ini yaitu tentang mamalia, akan dilakukan
pembedahan terhadap spesimen berupa kelinci dan marmut yang bertujuan
untuk mengetahui morfologi atau bagian-bagian luar tubuh yang terdapat
pada kelinci dan marmut serta mengetahui anatomi atau struktur organ
dalam tubuhnya. Sebelum pembedahan dilakukan, langkah awal yang
harus dilakukan ialah menyiapkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan. Adapun alat yang digunakan yaitu satu set alat bedah, silet, bak
parafin, kardus, sarung tangan latex, penggaris, dan juga alat tulis .
Sementara bahan yang digunakan ialah spesimen kelinci dan marmut
masing-masing sebanyak satu ekor, dan tisu. Jika alat dan bahan sudah
lengkap, maka bisa dilanjutkan untuk melakukan pembedahan terhadap

5
spesimen yang sudah disiapkan. Pertama-tama meletakkan spesimen
marmut di atas bak parafin yang sudah dilapisi dengan tisu, sebelumnya
spesimen yang digunakan sudah disembelih di rumah jadinnya tidak perlu
dilakukan pembiusan.
Setelah itu, menunjukkan bagian-bagian morfologi pada marmut
serta mengukur panjang dan lebar spesimen tersebut mulai dari panjang
keseluruhan spesimen, baik itu tangan, kaki, dan telinga. Kemudian,
dilanjutkan dengan mengambil alat bedah untuk memulai pembedahan
spesimen agar dapat melihat bagian-bagian organ dalamnya serta
mengamati anatomi dari marmut. Pembedahan dapat dilakukan dengan
cara membedah bagian tubuhnya mulai dari bagian bawah sampai ke
bagian lehernya. Dalam melakukan pembedahan harus dilakukan dengan
seksama dan berhati-hati agar bagian organ dalamnya tidak rusak atau
pecah. Setelah selesai melakukan pembedahan, dapat langsung dilihat dan
diamati bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam tubuh marmut. Jika
sudah mengetahui apa saja yang ditemukan, dapat langsung di tulis di
buku yang sudah disiapkan. Lakukan hal yang sama pada spesimen ke dua
yaitu pada spesimen kelinci. Setelah dilakukan pembedahan dan
pengamatan, praktikan dapat langsung membuat kunci dikotom
berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang didapatkan dari ke dua
spesimen yaitu pada kelinci dan marmut.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
No. Gambar Gambar Keterangan
Laboratorium Literatur
Dentes: terdapat macam-
macam gigi yaitu incisivus
untuk memotong makanan,
1. premolar untuk menyobek
dan membantu menggiling
makanan serta molar untuk
mengunyah dan menggiling
makanan.
Esophagus: merupakan
lanjutan dari pharynx, masuk
ke dalam cavum thoracis,
bermuara pada bagian media-
2. rostral ventriculus.

Ventriculus: merupakan
pelebaran dari saluran
pencernaan yang berbentuk
kantung, selain sebagai
3. tempat penampungan
makanan sementara juga
merupakan tempat proses
pencernaan secara enzimatis.

7
Hepar: berfungsi untuk
menghasilkan getah empedu,
tempat terjadinya sintesis
protein, tempat detoksifikasi,
4. tempat deaminasi membentuk
urea, dan sebagai tempat
untuk penyimpanan metabolit
sekunder.
Intestinum tenue: berfungsi
menyerap sari-sari makanan
yang telah diproses di dalam
5. lambung. Sari-sari makanan
yang diserap kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh
dan diubah menjadi energi.

Caecum: merupakan batas


antara intestinum tenue dan
crassum, berupa kantung
6. besar warna hijau tua keabu-
abuan. Pada caecum makanan
disimpan untuk sementara
waktu.

Intestinum crassum:berfungsi
untuk menyerap air feses,
membusukkan sisa-sisa
7. makanan, menyimpan dan
eliminasi sisa makanan,
menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit.

8
Cor: berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh
bagian tubuh yang
8. dipengaruhi oleh kontraksi
dan dilatasi atrium dan
ventrikel, serta perubahan
tekanan pada rongga thoraks.
Pulmo: berfungsi untuk
memberikan tempat
peredaran udara dan
pertukaran gas sewaktu
9. inspirasi dan ekspirasi.
Menukar oksigen dari udara
yang dihirup menjadi karbon
dioksida.
Ren: untuk menyaring racun
dalam tubuh. Ginjal akan
menyerap nitrogen pada
aliran darah dari tubuh,
10. kemudian mengubahnya
menjadi urin dan ditampung
lebih dulu di kandung kemih.

Costae: merupakan
perpanjangan tulang yang
membengkok berfungsi
untuk menguatkan tulang
11. rusuk dengan saling
bertumpang tindih serta
melindungi jantung dan paru-
paru.

9
Vesica felea: tempat
penyimpanan sementara
getah empedu yang
dihasilkan oleh hati,
berfungsi untuk
12. mengoptimalkan pencernaan
makanan serta sebagai cairan
yang berperan dalam proses
pemecahan zat pada saluran
penernaan.
Ovarium: berfungsi untuk
memproduksi ovum,
penghasil hormon estrogen,
progesteron dan inhibin.
13. Terdapat sepasang dan
terletak di sebelah caudal ren.

2. Marmut (Cavia cobaya)


No Gambar Gambar Keterangan
. Laboratorium Literatur
Dentes: terdapat macam-
macam gigi yaitu incisivus
untuk memotong makanan,
1. premolar untuk menyobek
dan membantu menggiling
makanan serta molar untuk
mengunyah dan menggiling
makanan.

10
Esophagus: merupakan
lanjutan dari pharynx, masuk
ke dalam cavum thoracis,
2. bermuara pada bagian media-
rostral ventriculus.

Trakea: berfungsi untuk


mengedarkan oksigen
langsung ke semua sel tubuh
3. dan organ serta menyerap
karbon dioksida dari semua
sel tubuh untuk dibuang.

Ventriculus: merupakan
pelebaran dari saluran
pencernaan yang berbentuk
4. kantung, selain sebagai
tempat penampungan
makanan sementara juga
merupakan tempat proses
pencernaan secara enzimatis.
Hepar: berfungsi untuk
menghasilkan getah empedu,
tempat terjadinya sintesis
protein, tempat detoksifikasi,
5. tempat deaminasi membentuk
urea, dan sebagai tempat
untuk penyimpanan metabolit
sekunder.

11
Intestinum tenue: berfungsi
menyerap sari-sari makanan
yang telah diproses di dalam
lambung. Sari-sari makanan
6. yang diserap kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh
dan diubah menjadi energi.

Caecum: merupakan batas


antara intestinum tenue dan
crassum, berupa kantung
besar warna hijau tua keabu-
7. abuan. Pada caecum makanan
disimpan untuk sementara
waktu (pencernaan selulose
oleh bakteri).
Intestinum crassum:
berfungsi untuk menyerap air
feses, membusukkan sisa-sisa
8. makanan, menyimpan dan
eliminasi sisa makanan,
menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit.

Cor: berfungsi untuk


memompa darah ke seluruh
bagian tubuh yang
9. dipengaruhi oleh kontraksi
dan dilatasi atrium dan
ventrikel, serta perubahan
tekanan pada rongga thoraks.

12
Pulmo: berfungsi untuk
memberikan tempat
peredaran udara dan
pertukaran gas sewaktu
10. inspirasi dan ekspirasi.
Menukar oksigen dari udara
yang dihirup menjadi karbon
dioksida.
Ren: untuk menyaring racun
dalam tubuh. Ginjal akan
menyerap nitrogen pada
11. aliran darah dari tubuh,
kemudian mengubahnya
menjadi urin dan ditampung
lebih dulu di kandung kemih.
Costae: merupakan
perpanjangan tulang yang
membengkok berfungsi
12. untuk menguatkan tulang
rusuk dengan saling
bertumpang tindih serta
melindungi jantung dan paru-
paru.
Oviduct: merupakan organ
yang menghubungkan
ovarium hingga ujung tanduk
13. uterus. Bentuknya seperti
pipa tidak beraturan. Fungsi
oviduk untuk mengangkut
ovum dan spermatozoa.

13
Vesica urinaria: merupakan
sebuah kantung yang
dibentuk oleh jaringan ikat
14. dan otot polos. Berfungsi
untuk menampung urin yang
berasal dari ginjal melalui
uterus.

B. Analisis Data
Ciri Kelinci Marmut (Cavia Tikus Putih Mencit (Mus
Morfologi (Oryctolagus cu cobaya) (Rattus musculus)
niculus) norvegicus)
Ukuran tubuh Besar Kecil Kecil Kecil

Ukuran daun Panjang dan Kecil Kecil dan lebar Kecil dan lebar
telinga lebar
Warna mata Coklat muda Hitam Merah muda Merah muda
Tipe ekor Pendek, bulat Tidak ada Panjang Panjang
berbulu bersisik
Ukuran kaki Panjang Pendek Pendek Pendek
belakang
Bentuk mata Bulat bening Bulat kecil Bulat kecil Bulat kecil
menonjol menonjol
Warna bulu Putih Putih Putih Putih
Tekstur kulit Halus Kasar Kasar Kasar
Pemakan Herbivora Herbivora Herbivora Herbivora
Habitat Rerumputan Pegunungan Perumahan, Perumahan
sawah, pasar
Jumlah kaki 4 4 4 4
depan
Jumlah kaki 4 3 5 5
belakang

14
Kunci dikotom:
1. a. Ukuran tubuh besar......................................2a
b. Ukuran tubuh kecil......................................2b
c. Ukuran tubuh kecil......................................2c
d. Ukuran tubuh kecil......................................2d
2. a. Ukuran daun telinga panjang dan lebar........3a
b. Ukuran daun telinga kecil............................3b
c. Ukuran daun telinga kecil dan lebar.............3c
d. Ukuran daun telinga kecil dan lebar............3d
3. a. Warna mata coklat muda..............................4a
b. Warna mata hitam........................................4b
c. Warna mata merah muda..............................4c
d. Warna mata merah muda.............................4d
4. a. Tipe ekor pendek, bulat berbulu...................5a
b. Tipe ekor tidak ada.......................................5b
c. Tipe ekor panjang bersisik...........................5c
d. Tipe ekor panjang.........................................5d
5. a. Ukuran kaki belakang panjang ....................6a
b. Ukuran kaki belakang pendek......................6b
c. Ukuran kaki belakang pendek......................6c
d. Ukuran kaki belakang pendek......................6d
6. a. Bentuk mata bulat bening.............................7a
b. Bentuk mata bulat kecil................................7b
c. Bulat kecil menonjol....................................7c
d. Bentuk mata bulat kecil menonjol...............7d
7. a. Warna bulu putih..........................................8a
b. Warna bulu putih..........................................8b
c. Warna bulu putih..........................................8c
d. Warna bulu putih..........................................8d
8. a. Tekstur kulit halus........................................9a
b. Tekstur kulit kasar........................................9b

15
c. Tekstur kulit kasar........................................9c
d. Tekstur kulit kasar........................................9d
9. a. Pemakan herbivora.......................................10a
b. Pemakan herbivora.......................................10b
c. Pemakan herbivora.......................................10c
d. Pemakan herbivora.......................................10d
10. a. Habitat rerumputan.......................................Kelinci
b. Habita pegunungan......................................Marmut
c. Habitat perumahan, sawah, pasar.................Tikus putih
d. Habitat perumahan.......................................Mencit
Keterangan:
Kelinci : 1a, 2a, 3a, 4a, 5a, 6a, 7a, 8a, 9a, 10a
Marmut : 1b, 2b, 3b, 4b, 5b, 6b, 7b, 8b, 9b, 10b
Tikus putih : 1c, 2c, 3c, 4c, 5c, 6c, 7c, 8c, 9c, 10c
Mencit : 1d, 2d, 3d, 4d, 5d, 6d, 7d, 8d, 9d, 10d
C. Analisis Prosedur
Pada praktikum kali ini yaitu tentang mamalia, akan dilakukan
pembedahan terhadap spesimen berupa kelinci dan marmut yang bertujuan
untuk mengetahui morfologi atau bagian-bagian luar tubuh yang terdapat
pada kelinci dan marmut serta mengetahui anatomi atau struktur organ
dalam tubuhnya. Sebelum pembedahan dilakukan, langkah awal yang
harus dilakukan ialah menyiapkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan. Adapun alat yang digunakan yaitu satu set alat bedah, silet, bak
parafin, kardus, sarung tangan latex, penggaris, dan juga alat tulis .
Sementara bahan yang digunakan ialah spesimen kelinci dan marmut
masing-masing sebanyak satu ekor, dan tisu. Jika alat dan bahan sudah
lengkap, maka bisa dilanjutkan untuk melakukan pembedahan terhadap
spesimen yang sudah disiapkan. Pertma-tama meletakkan spesimen
marmut di atas bak parafin yang sudah dilapisi dengan tisu, sebelumnya
spesimen yang digunakan sudah disembelih di rumah jadinnya tidak perlu
dilakukan pembiusan.

16
Setelah itu, menunjukkan bagian-bagian morfologi pada marmut
serta mengukur panjang dan lebar spesimen tersebut mulai dari panjang
keseluruhan spesimen, baik itu tangan, kaki, dan telinga. Kemudian,
dilanjutkan dengan mengambil alat bedah untuk memulai pembedahan
spesimen agar dapat melihat bagian-bagian organ dalamnya serta
mengamati anatomi dari marmut. Pembedahan dapat dilakukan dengan
cara membedah bagian tubuhnya mulai dari bagian bawah sampai ke
bagian lehernya. Dalam melakukan pembedahan harus dilakukan dengan
seksama dan berhati-hati agar bagian organ dalamnya tidak rusak atau
pecah. Setelah selesai melakukan pembedahan, dapat langsung dilihat dan
diamati bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam tubuh marmut. Jika
sudah mengetahui apa saja yang ditemukan, dapat langsung di tulis di
buku yang sudah disiapkan. Lakukan hal yang sama pada spesimen ke dua
yaitu pada spesimen kelinci. Setelah dilakukan pembedahan dan
pengamatan, praktikan dapat langsung membuat kunci dikotom
berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang didapatkan dari ke dua
spesimen yaitu pada kelinci dan marmut.
D. Analisis Hasil
Mamalia merupakan salah satu kelas dari filum Chordata, sama
seperti hewan vertebrata lainnya, seluruh spesies kelas mamalia memiliki
tulang belakang. Kata mamalia berasal dari bahasa latin mamma yang
artinya kelenjar susu, di mana kelompok hewan ini memiliki kelenjar
mamae (kelenjar susu) di tubuh mereka yang berfungsi untuk menyusui
anaknya. Kelenjar susu hanya fungsional pada individu betina, sedangkan
pada individu jantan kelenjar ini tidak dapat menghasilkan susu seperti
pada individu betina. Hampir semua mamalia melahirkan anaknya, hanya
sebagian kecil yang bertelur (Monotremata).
Mamalia termasuk kelompok hewan homoikiloterm, yang artinya
dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya. Sebagian
mamalia melakukan hibernasi yang ditandai dengan laju metabolism yang
rendah, detak jantung dan pernapasan yang rendah dan suhu tubuh yang

17
rendah. Hal tersebut bertujuan untukdapat bertahan di suhu ekstrem di
musim dingin. Contoh mamalia yang melakukan hibernasi di antaranya
adalah kelelawar, beruang, tupai, landak susu, lemur,dll.
Dari pemaparan materi di atas terkait tentang mamalia secara
umumnya, adapun penjelasan lebih spesifik lagi yang dapat dilihat dari
hasil pengamatan yang telah kami lakukan dalam menentukan morfologi
dan anatomi pada spesimen kelinci dan marmut, yang mana didapatkan
persamaan dan perbedaan di antara ke duanya. Pada spesimen kelinci yang
kami gunakan berjenis kelamin betina karena terdapat ovarium berupa
telur-telur kecil yang terdapat dalam organ tubuhnya.
Pada morfologi atau ciri struktur bagian luar tubuh kelinci yaitu
memiliki ukuran tubuh yang besar dengan daun telinga yang panjang dan
lebar, warna matanya coklat muda, tipe ekor kelinci bulat pendek dan
berbulu, ukuran kaki belakang kelinci lebih panjang dari pada kaki
depannya. Bentuk mata kelinci bulat bening dengan bulu yang menutupi
tubuhnya berwarna putih, tekstur kulitnya halus, kelinci termasuk hewan
pemakan tumbuhan atau biasa disebut herbivora, kelinci biasanya
berhabitat di rerumputan, kelinci memiliki jumlah jari-jari kaki bagian
depan dan belakang sebanyak 4 jari. Kelinci yang kami amati memiliki
ukuran badan dengan panjang 16 cm dan lebarnya 6 cm. Kelinci memiliki
telinga dengan panjang 7 cm dan lebar 3,2 cm. Panjang kaki pada kelinci
kaki bagian belakang 7 cm dan kaki bagian depan 6 cm. Kelinci juga
memeliki ekor dengan panjang 15 cm.
Sedangkan morfologi dari spesimen marmut yaitu memiliki ukuran
tubuh yang kecil dengan daun telinga yang kecil juga, warna matanya
hitam dan tidak memiliki ekor. Bentuk mata marmut bulat kecil dengan
bulu yang menutupi tubuhnya berwarna putih, tekstur kulitnya kasar,
marmut termasuk hewan pemakan herbivora juga, marmut umumnya
berhabitat di pegunungan, jumlah jari-jari kaki marmut bagian depan
sebanyak 4 jari sementara bagian belakang sebanyak 3 jari. Marmut yang
kami amati memiliki ukuran badan dengan panjang 20 cm dan lebarnya 6

18
cm. Marmut memiliki telinga dengan panjang 1,6 cm dan lebar 2 cm.
Panjang kaki pada marmut baik itu kaki bagian belakang maupun bagian
depan memiliki panjang yang sama yaitu 7 cm.
Morfologi yang kami dapatkan dari spesimen kelinci dan marmut
hanya itu saja. Selanjutnya, penjelasan untuk bagian anatomi atau bagian
organ dalam yang terdapat pada ke dua spesimen yaitu kelinci dan
marmut. Pada spesimen pertama yaitu kelinci (Orichtolagus caniculus)
terdapat dentes (gigi), esophagus (kerongkongan), ventriculus (lambung),
hepar (hati), intestinum tenue (usus halus), caecum, intestinum crassum
(usus besar), cor (jantung), pulmo (paru-paru), ren (ginjal), costae (tulang
rusuk), vesica felea (kantong empedu), dan ovarium. Pada spesimen ke
dua yaitu marmut (Cavia cobaya) juga terdapat dentes (gigi), esophagus
(kerongkongan), trakea, ventriculus (lambung), hepar (hati), intestinum
tenue (usus halus), caecum, intestinum crassum (usus besar), cor (jantung),
pulmo (paru-paru), ren (ginjal), costae (tulang rusuk), oviduct, dan vesica
urinaria (kandung kemih).
Pada spesimen kelinci maupun marmut ke duaya memiliki gigi, di
mana gigi dapat dibedakan menjadi empat yaitu incisivus/gigi seri
berfungsi untuk mengerat, panjang seperti pahat, terdapat hanya dataran
muka saja, giggi seri ini akan tumbuh terus. Ke dua, premolar/gigi
geraham depan berfungsi untuk mengunyah pada arah ke muka dan ke
belakang, gigi premolar berjumlah 4 buah. Ke tiga, molar/gigi geraham
belakang berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan, terdapat
di caudal premolare berjumlah 12 buah. Terakhir coninus, tidak ada pada
ke dua spesimen, jadi di antara gigi insicivus dan premolare ada celah
tanpa gigi yang disebut diastema. Organ berikutnya yaitu esophagus
merupakan lanjutan dari pharynx, masuk ke dalam cavum thoracis,
bermuara pada bagian media-rostral ventriculus. Kemudia terdapat trakea
yang berfungsi untuk mengedarkan oksigen langsung ke semua sel tubuh
dan organ serta menyerap karbon dioksida dari semua sel tubuh untuk
dibuang. Makanan yang masuk melalui mulut dan melewati esophagus

19
akan langsung mengalir ke ventriculus yang merupakan pelebaran dari
saluran pencernaan yang berbentuk kantung. Fungsi dari ventriculus
adalah sebagai tempat penampungan makanan sementara dan jug atempat
proses pencernaan enzimatis.
Setelah ventriculus, makanan akan menuju ke intestinum tenue
yang berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah diproses di dalam
lambung. Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh dan diubah menjadi energi. Selanjutnya, makanan akan disimpan
untuk sementara waktu di caecum (pencernaan selulose oleh bakteri).
Caecum merupakan batas antara intestinum tenue dan crassum, berupa
kantung besar warna hijau tua keabu-abuan. Setelah itu, makanan akan
menuju ke intestinum crassum yang berfungsi untuk menyerap air feses,
membusukkan sisa-sisa makanan, menyimpan dan eliminasi sisa makanan,
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mendegradasi bakteri.
Organ lainnya yang kami temukan yaitu cor yang berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh bagian tubuh yang dipengaruhi oleh kontraksi
dan dilatasi atrium dan ventrikel, serta perubahan tekanan pada rongga
thoraks. Adapun pulmo yang berperan memberikan tempat peredaran
udara dan pertukaran gas sewaktu inspirasi dan ekspirasi. Menukar
oksigen dari udara yang dihirup menjadi karbon dioksida. Di bawah pulmo
terdapat diafragma yang merupakan suatu bagian pembatas antara cavum
abdominals (rongga perut) dan cavum thoraks (rongga dada). Di bawah
diafragma terdapat hepar yang berfungsi untuk menghasilkan getah
empedu, tempat terjadinya sintesis protein, tempat detoksifikasi, tempat
deaminasi membentuk urea, dan sebagai tempat untuk penyimpanan
metabolit sekunder misalnya vitamin dan hormon. Di samping hepar
terdapat vesica felea yang melekat berfungsi untuk mensekresikan cairan
empedu yang kemudian di salurkan ke usus halus.
Selanjutnya, terdapat ren yang berfungsi untuk menyaring racun
dalam tubuh. Ginjal akan menyerap nitrogen pada aliran darah dari tubuh,
kemudian mengubahnya menjadi urin dan ditampung lebih dulu di

20
kandung kemih. Organ yang dimaksud adalah vesica urinaria yang
merupakan sebuah kantung yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot
polos. Berfungsi untuk menampung urin yang berasal dari ginjal melalui
uterus. Pada kelinci dan marmut terdapat costae yang merupakan
perpanjangan tulang yang membengkok berfungsi untuk menguatkan
tulang rusuk dengan saling bertumpang tindih serta melindungi jantung
dan paru-paru. Kelinci memiliki tulang rusuk sebanyak 12, sementara
marmut sebanyak 13. Semakin tua hewan tersebut maka semakin banyak
tulang rusuk yang terdapat dalam tubuhnya. Selain itu, terdapat oviduct
berupa organ yang menghubungkan ovarium hingga ujung tanduk uterus.
Bentuknya seperti pipa tidak beraturan. Fungsi oviduk untuk mengangkut
ovum dan spermatozoa. Di tempat inilah akan terjadi pembuahan dan
pertama kalinya terjadinya pembelahan sel dari embrio. Ovarium sendiri
berfungsi untuk memproduksi ovum, penghasil hormon estrogen,
progesteron dan inhibin. Terdapat sepasang ovarium dan terletak di
sebelah caudal ren.
Secara garis besar terdapat mamalia yang pemakan daging atau
karnifora, mamalia pemakan tumbuhan atau herbiforaa dan pemakan
segala atau omnifora. Pada bagian usus organ penceraan mamalia terdapat
bangunan khusus yang disebut dengan coecum. Perbandingan coecum
yang ditemukan pada karnifora lebih pendek karena pada pencernaan
karnifora lebih cenderung berlangsung dengan cepat jika dibanding
dengan pencernaan herbifora. Makanan yang masuk pada pencernaan
herbifora juga biasanya memiliki volume yang lebih besar, sehingga organ
pencernaanya pun juga harus menyesuaikan untuk kerja keras mencerna
makanan tersebut. Pada herbifora coecum merupakan tempat terjadinya
fermentasi yang utama. Misalnya pada kelinci dilaporkan menfermentasi
lebih dari 50 persen pakanya di coecum (Pranatami, 2022).
Kelinci sangat rentan terhadap perubahan temperature.
Temperature atau suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme
tubuh kelinci. Konsumsi kelinci juga sangat dipengaruhi oleh suhu

21
lingkungan. Ketika suhu lingkungan melebihi zona tubuh comfort (zona
nyaman), maka kelinci cenderung akan mengurangi konsumsi dan
memperbanyak minum. Ketika suhu lingkungan berada di bawah zona
nyaman bagi kelinci, maka kelinci cenderung memperbanyak konsumsi
pakan untuk dapat mempertahankan suhu tubuhnya. Temperatur ideal bagi
kelinci adalah berada pada kisaran 60 – 65°F atau sama dengan 15.5 –
18.3°C yang diketahui sebagai temperature “comfort zone” bagi kelinci.
Kelinci lebih tahan pada cekaman suhu dingin jika dibandingkan dengan
suhu panas seperti di daerah Indonesia yang merupakan daerah tropis yang
suhu udaranya relative tinggi (Wijaya, 2020).
E. Diskusi
Soal
1. Apa saja perbedaan morfologi dan anatomi yang didapatkan pada
masing-masing spesimen?
2. Mengapa terjadi variasi morfologi dan antomi pada spesimen?
Jawab:
1. Perbedaan morfologi dari spesimen kelinci dan marmut yaitu di
antaranya ukuran tubuh, panjang daun telinga, tipe ekor, tekstur
bulunya, warna mata, ukuran kaki dan jumlah jari-jari kaki. Pada
spesimen kelinci memiliki ukuran tubuh yang besar sementara marmut
lebih kecil, kelinci memiliki daun teling yang panjang dibandingkan
dengan daun telinga marmut yang kecil, kelinci memiliki ekor
sedangkan marmut tidak ada, tekstur bulu kelinci lebih halus
dibandingkan dengan bulu marmut yang kasar, mata kelinci berwarna
merah muda/pink sedangkan marmut matanya berwarna hitam, ukuran
kaki bagian belakang pada kelinci lebih panjang dari pada kaki bagian
depannya, sedangkan ukuran kaki marmut baik itu bagian depan
maupun belakang memilki ukuran yang sama, jumlah jari-jari kaki
bagian belakang pada kelinci terdapat 4 jari sedangkan pada marmut
hanya 3 jari.

22
2. Variasi morfologi dan anatomi dari spesimen kelinci dan marmut
terjadi karena adaptasi mereka terhadap lingkungannya yang berbeda-
beda. Kondisi lingkungan yang berbeda-beda mempengaruhi bentuk
dan ukuran tubuh, struktur dan organ-organ serta perilaku hewan
tersebut.

23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan pada spesimen
kelinci dan marmut terdapat ciri morfologi yang berbeda di anatara ke
duanya. Pada spesimen kelinci memiliki ukuran tubuh yang besar dengan
daun telinga yang panjang dan lebar, warna matanya coklat muda, tipe
ekor kelinci bulat pendek dan berbulu, ukuran kaki belakang kelinci lebih
panjang dari pada kaki depannya. Bentuk mata kelinci bulat bening dengan
bulu berwarna putih, tekstur kulitnya halus, kelinci termasuk hewan
pemakan herbivora, kelinci berhabitat di rerumputan, kelinci memiliki
jumlah jari-jari kaki bagian depan dan belakang sebanyak 4 jari. Pada
spesimen marmut memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan daun telinga
yang kecil juga, warna matanya hitam dan tidak memiliki ekor, ukuran
kaki marmut bagian depan dan belakang sama-sama pendek. Bentuk mata
marmut bulat kecil dengan bulu berwarna putih, tekstur kulitnya kasar,
marmut termasuk hewan pemakan herbivora, marmut berhabitat di
pegunungan, jumlah jari-jari kaki marmut bagian depan sebanyak 4
sementara bagian belakang sebanyak 3. Sedangkan bagian anatomi yang
kami dapatkan dari spesimen pertama yaitu pada kelinci terdapat dentes,
esophagus, ventriculus, hepar, intestinum tenue, caecum, intestinum
crassum, cor, pulmo, ren, costae, vesica felea, dan ovarium. Pada
spesimen ke dua yaitu marmut terdapat dentes, esophagus, trakea,
ventriculus, hepar, intestinum tenue, caecum, intestinum crassum, cor,
pulmo, ren, costae, oviduct, dan vesica urinaria.
Kunci determinasi atau kunci dikotom diartikan sebagai uraian
yang berisi keterangan yang disusun berpasangan dan menunjukkan ciri-
ciri makhluk hidup yang berlawanan. Bentuk kunci dikotom pada
spesimen yang telah kami amati yaitu pada kelinci: 1a, 2a, 3a, 4a, 5a, 6a,
7a, 8a, 9a, 10a dan pada marmut: 1b, 2b, 3b, 4b, 5b, 6b, 7b, 8b, 9b, 10b.
Adapun tambahan kunci dikotom pada spesimen tikus putih: 1c, 2c, 3c, 4c,

24
5c, 6c, 7c, 8c, 9c, 10c dan pada mencit: 1d, 2d, 3d, 4d, 5d, 6d, 7d, 8d, 9d,
10d.
B. Saran
Sebelum praktikum akan dilaksanakan alangkah baiknya praktikan
mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, agar proses praktikum
berlangsung dengan baik dan tidak membuang-buang waktu praktikum.
Dan semoga pada praktikum selanjutnya bisa lebih teliti lagi dalam
mengamati suatu masalah atau penelitian, sehingga akan didapatkan hasil
yang maksimal.

25
DAFTAR PUSTAKA
Nabiila, A., & Islamia, S. (2022). KERAGAMAN JENIS DAN PENGGUNAAN
HABITAT MAMALIA DI EKOSISTEM AGROFORESTRI KOPI
GUNUNG PASIR HALANG, TASIKMALAYA, JAWA BARAT. Jurnal
Kehutanan Papuasia, 8(2), 269–282.
https://doi.org/https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss2.359
Pakaenoni, G. (2019). Kemelimpahan Mamalia di Dusun Oelmuke Kecamatan
Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Saintek Lahan Kering,
2(2622), 33–35.
Putra, A. B., Darmawan, A., Dewi, B. S., & Fitriana, Y. R. (2022). TUTUPAN
LAHAN DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN ( KPH )
BATUTEGI , PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Penelitian Kehutanan,
16(2), 5–7.
Yohannes, Y., & Al Rivan, M. E. (2020). Penggunaan Global Contrast Saliency
dan Histogram of Oriented Gradient Sebagai Fitur untuk Klasifikasi Jenis
Hewan Mamalia. Petir, 13(1), 80–85.
https://doi.org/10.33322/petir.v13i1.908
Yohannes, Y., Sari, Y. P., & Feristyani, I. (2019). Klasifikasi Wajah Hewan
Mamalia Tampak Depan Menggunakan k-Nearest Neighbor Dengan
Ekstraksi Fitur HOG. Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi,
5(1), 84–97. https://doi.org/10.28932/jutisi.v5i1.1584

Anda mungkin juga menyukai