Anda di halaman 1dari 24

Laporan Tetap Peraktikum

ZOOLOGI VERTEBRATA
ACARA I
“PISCES”

OLEH :
NAMA : AGUNG MAHENDRA
NIM : 210104110
SEMESTER/KELAS : IV / F

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Zoologi Vertebrata” Acara I Disusun Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Maret 2023

Disahkan Oleh :

Co. Assisten Praktikan

(Ahmad Geofani) (Agung Mahendra)


NIM : 200104065 NIM : 210104110

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan
Laporan Tetap Praktikum Zoologi Vertebrata ini sebagaimana mestinya.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju ke
zaman islamiyah, dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang seperti
saat ini. Karena beliau salah satunya Nabi pembawa sekaligus pemberi syafaat
kepada seluruh umat kelak di yaumul qiayamah.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memenuhi persyaratan
mata kuliah jurusan. Praktikum ini juga dilakukan agar kita dapat mengetahui
tentang Pisces. Penulis berharap dengan adanya praktikum ini kita dapat sama-sama
mengetahui dan mempelajari lebih banyak lagi tentang Pisces, sehingga dapat
menerapkan ilmu pengetahuan kita kepada adik-adik atau saudara kita.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas dukungan
serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum
Zoologi Vertebrata ini. Tersusunnya laporan tetap ini bukan semata-mata dari kerja
keras penulis saja melainkan dari dukungan moral maupun materi dari berbagai
pihak, terutama orang tua, sahabat, serta koordinator dan Co. Assisten praktikum
Zoologi Vertebrata ini.

Mataram, Maret 2023

penulis

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 4
A. Pelaksanaan ........................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan ...................................................................................... 4
C. Prosedur Kerja ....................................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 6
A. Data Hasil Pengamatan .......................................................................... 6
B. Pembahasan ........................................................................................... 12
C. Diskusi ................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan termasuk Vertebrata kelas Pisces yang hidup di air tawar maupun
air laut. Ikan secara umum memiliki ciri-ciri hidup di air, bersisik dan berlendir,
berenang dengan menggunakan siripnya dan bernafas menggunakan insangnya,
ikan memiliki kelenjar mocus (lender) yang membuat tubuhnya licin dan bau
yang khas, oleh karena itu ikan menarik untuk kita ketahui karena berguna dari
berbagai manfaat.
Pisces merupakan hewan yang hidup di dalam air. Ada yang hidup di air
tawar, air payau, dan ada juga yang hidup di air laut. Untuk memudahkan
geraknya, tubuh ikan diselimuti oleh sisik yang berlendir. ciri-ciri Ikan bergerak
dengan menggunakan sirip. Sirip terdiri atas sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip belakang, dan sirip ekor. Selain itu, ciri-ciri ikan juga mempunyai
gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. ciri-ciri Ikan bernapas
dengan insang yang dilindungi oleh tutup insang yang operkulum. ciri-ciri Ikan
bersifat poikiloterm atau berdarah dingin. Suhu disebut tubuhnya dapat berubah
sesuai dengan suhu lingkungannya.
Berdasarkan Praktikum yang kami lakukan pada Mata Kuliah Zoologi
Vertebrata ini di Labrotatorium UIN Mataram, pada Pisces bertujuan
mengamati anatomi dan morfologinya, dan membuat kunci dikotom dari hasil
pengamatan kami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara membandingkan morfologi dan anatomi ikan nila dan
ikan lele?
2. Bagaimanakah cara membuat kunci dikotom ikan nila dan ikan lele?
C. Tujuan
1. Untuk membandingkan morfologi dan anatomi ikan lele dan ikan nila.
2. Untuk membuat kunci dikotom ikan nila dan ikan lele.

1
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
Ikan merupakan vertebrata akuatik dan bernapas dengan insang, beberapa
jenis ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang
(gelembung udara). Ikan merupakan organisme yang mempunyai kemampuan
bergerak sehingga tidak tergantung pada arus yang kuat atau genangan air yang
disebabkan oleh angin, mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya
sendiri. (Riri Savitri, 2017 : 17-24)
Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawa-
rawa tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas terhadap salinitas (eury
haline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau dan air laut. Salinitas
yang cocok untuk nila adalah 0-35 ppt (part per thousand), pertumbuhan ikan nila
secara optimal pada saat salinitas 0-30 ppt. Nila dapat hidup pada salinitas 31-35
ppt, tetapi pertumbuhannya lambat. Setiap oragnisme pada saat beraktivitas
masing-masing melakukan adaptasi untuk dapat tetap bertahan hidup dalam
lingkungannya. Bentuk adaptasi yang dilakukan organisme pun berbeda. Adaptasi
ikan air tawar dapat dilihat secara morfologi dan secara fisiologi. (Mujalifah, dkk,
2018 : 10)
Organisme perairan seperti ikan yang terdampak oleh adanya cemaran dalam
air, salah satunya adalah jenis ikan ikan lele (Clarias sp.) termasuk dalam ordo
siluriformes yang terdampak oleh adanya bahan pencemar pada suatu perairan.
Morfologi ikan lele yaitu memiliki tubuh memanjang, pipih, kulit yang licin, serta
terdapat sungut di sekitar mulutnya. Ikan lele memiliki nama ilmiahnya Clarias sp.,
yang berarti "kuat dan lincah" dalam bahasa Yunani. Ikan ini juga dikenal dengan
nama catfish, mudfish, dan walking catfish dalam bahasa Inggris. Ikan lele sangat
populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. (Khasanah, Nuril Uswatun,
2023 : 28-32)
Kulit vertebrata baik darat maupun akuatik secara umum terdiri dari dua
lapisan utama yaitu bagian luar disebut lapisan epidermis dan bagian dalam disebut
lapisan dermis. Perbedaan antara kulit vertebrata darat dan akuatik yakni pada
lapisan epidermis yang selalu basah pada ikan karena adanya lendir yang dihasilkan

2
oleh sel-sel mukus yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan
tubuhnya sedangkan lapisan dermis terdapat pembuluh darah, saraf, dan jaringan
pengikat dengan struktur yang lebih tebal dan sel yang tersusun kompak
(Burhannudin. 2014). Kedua lapisan ini ditemukan pada ikan nila maupun ikan lele
meskipun berdasarkan pengamatan mikroskopis struktur kulit kedua ikan tersebut
menunjukkan perbedaan terutama pada bagian eksoskeleton yang biasa disebut
sisik. (Ismail, Wardah Afifah. Dkk. 2020 : 120)
Insang merupakan organ respirasi utama pada ikan yang bekerja dengan cara
difusi. Oksigen yang terlarut dalam air akan diabsorbsi ke dalam kapiler-kapiler
insang dan kemudian diangkut oleh hemoglobin untuk diedarkan ke seluruh tubuh
sedangkan karbondioksida dikeluarkan dari tubuh ikan [1]. Insang juga organ yang
terpapar langsung dengan lingkungan sehingga bisa digunakan untuk bioindikator
pencemaran air [2]. Morfologi insang ikan juga digunakan untuk indikator
kebersihan ikan dan kebersihan budidaya [3]. Insang terdiri dari tiga bagian utama
yaitu arcus insang, filamen insang dan tapis insang. Lamella insang yang terdapat
pada filamen insang adalah bagian utama untuk penyerapan oksigen pada ikan [4].
Pada umumnya ikan mempunyai empat pasang arcus insang, namun pada ikan
tertentu bisa memiliki jumlah arcus lebih banyak atau lebih sedikit dari empat arcus.
(Yoviska, Salma Auliya. 2021 : 125-128)

3
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis / 16 Maret 2023
Waktu : 12.30 WITA – Selesai
Tempat : Laboratoriun IPA Terpadu UIN Mataram
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Satu set alat bedah
b. Bak paraffin
c. Penggaris
d. Alat tulis
e. Tisu
2. Bahan
a. Ikan nila
b. Ikan lele
c. Bahan bius
C. Prosedur Kerja
Pada pengamatan yang kami lakukan pada ikan nila dan ikan lele, pertama
kami menyiakan alat dan bahan yang diperlukan yaitu, satu set alat beda, bak
paraffin, penggaris, alat tulis, tisu dan untuk bahannya ikan nila, ikan lele, ikan
bawal, ikan patin dan bahan bius. Tetapi pada acara 1 ini kami tidak mengamati
ikan bawal dan patin.
Yang pertama kami mengamati morfologi dari ikan nila, bentuk mulut,
bentuk tubuh, berapa bnyak sirip pada ikan nila, dan setelah itu, kami membelah
nya dengan menggunakan alat bedah , dan bak paraffin sebagai medianya,
membedah badan samping dengan membentuk persegi pada bagian bawah line
literalis agar tidak merusak gelembung renang (pneumatocyst), dan lanjut pada
anatominya, setelah dibedah, pisahkan organ-organ nya dan letakkan di bak
prafin, dan mencatat apa fungsi dan nama dari organ tersebut.

4
Yang selanjutnya kami mengamati morfologi ikan nila, sama seperti ikan
nila, mengamatin bentuk mulut, badan, dan sirip nya. Kami membedahnya
menggunakan alat bedah yang telah disediakan, dan menggunakan bak paraffin
sebagai medianya, pembelahan dengan metode sesuai dibuku petunjuk yaitu
caudal dan cephal, setelah itu mengamati anatomi pada ikan lele tersebut,
memisahkan organ-organ nya, dan mencatat apa nama dan fungsi dari bagian-
bagian tersebut.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Tabel Gambar Hasil Pengamatan
No Gambar Lab Gambar literatur Deksripsi
Oreochoromis Niloticus

Sirip ekor:
2 berfungsi mendorong mereka
untuk bergerak dan membantu
dalam stabilitas berenang ikan

Sirip perut :
3 berfungsi untuk membantu
menetapkan posisi ikan pada
suatu kedalaman

Sirip dada :
4 sirip dada pada ikan adalah
untuk melakukan pergerakan
maju, ke samping dan diam
(mengerem),

Mata :
5 Mata (penglihatan) pada ikan
merupakan salah satu indera
yang sangat penting untuk
mencari makan, menghindari
predator/pemangsa atau dari
kepungan suatu alat tangkap.

6
Mulut :
6 diselaputi sel-sel penghasil
lendir yang mempermudah
jalannya makanan ke segmen
berikutnya, juga terdapat
organ pengecap yang
berfungsi menyeleksi
makanan.
Sirip punggung (dorsal) :
7 Berfungsi dalam menestabilan
ikan, ketika berenang.
Bersama dengan sirip anal,
sirip dorsal membantu ikan
untuk bergerak memutar
Garis literalis (gurat sisi)
8 alat indra yang dapat
ditemukan pada hewan-hewan
vertebrata akuatik, terutama
pada ikan. Indra ini khususnya
digunakan untuk mengetahui
perubahan getaran dan
pergerakan pada kolom air di
sekitarnya
Sirip dubur :
9 sirip ini berada pada bagian
posterior anal, tidak jauh
dengan duburya. Fungsinya
guna membantu ikan dalam
menstabilkan tubuh saat
berenang
Hepar : pada ikan mempunyai
10 fungsi hampir sama dengan
vertebrata lainnya yaitu sebagai
penetralisir zat-zat beracun di
daiam tubuh (detoksifikasi),
membantu kegiatan
metabolisme di dalam tubuh,
baik lemak, karbohidrat,
bahkan protein sekalipun.

7
Insang :
11 alat pernapasan yang terdapat
pada banyak organisme air,
yang berfungsi untuk
mengekstrak oksigen yang
larut dalam air dan
mengeluarkan karbon
dioksida.
Kantong empedu :
12 menyimpan empedu dan
memekatkannya dengan
mereabsorpsi airnya.Kontraksi
otot polos kantung empedu
dirangsang oleh
kolesistokinin, suatu hormon
yang dihasilkan dalam mukosa
usus halus
Instestine :
13 salah satu organ pencernaan
yang berfungsi sebagai penye-
rapan zat nutrisi yang
diperlukan oleh tubuh ikan

Pankreas :
14 sebagai kelenjar pencernaan
pada ikan lele lokal berfungsi
menghasilkan enzim
pencernaan yang membantu
dalam proses pencernaan
Lambung :
15 sebagai menyimpan makanan
dan mencerna makanan.
Lambung ikan memiliki 4
lapisan yaitu tunika mukosa,
tunika submukosa, tunika
muskularis dan tunika serosa.
Tunika mukosa terdiri dari
lapisan epitel kolumner
selapis, sel mukus dan lamina
propria.

8
Ventriculus :
16 lanjutan dari esophagus,
berupa saluran memanjang
yang agak membesar.
Lambung pada ikan
mempunyai dua fungsi
sebagai penampung makanan
dan sebagai pencerna
makanan
Clasias Sp
17

Sungut (kumis) :
18 Fungsi sungut adalah sebagai
alat peraba ketika berenang
dan sebagai sensor ketika
mencari makan.

Sirip ekor :
19 berfungsi mendorong mereka
untuk bergerak dan membantu
dalam stabilitas berenang ikan

Sirip punggung :
20 Berfungsi dalam menestabilan
ikan, ketika berenang.
Bersama dengan sirip anal,
sirip dorsal membantu ikan
untuk bergerak memutar
Sirip dada :
21 berfungsi untuk mendukung
pergerakan ke samping, maju,
dan diam atau saat mengerem

9
Sirip perut :
22 berfungsi untuk membantu
menetapkan posisi ikan pada
suatu kedalaman

Sirip dubur :
23 berfungsi untuk membantu
ikan bisa berenang dengan
stabil

Insang lele :
24 Berfungsi sebagai alat
pernafasan dan berbentuk
tajuk pohon berserabut
sebagai alat pernafasan
tambahan.
Usus :
25 salah satu organ pencernaan
yang berfungsi sebagai penye-
rapan zat nutrisi yang
diperlukan oleh tubuh ikan

Hepar :
26 fungsi hampir sama dengan
vertebrata lainnya yaitu
sebagai penetralisir zat-zat
beracun di daiam tubuh
(detoksifikasi), membantu
kegiatan metabolisme di
dalam tubuh, baik lemak,
karbohidrat, bahkan protein
sekalipun.
Limfa :
27 Limpa merupakan organ
pertahanan tubuh yang mampu
memfagosit keberadaan
benda-benda asing dengan
bantuan sistem

10
retikuloendotelial (RES) dan
sel-sel yang sangat responsif
dari limpa

Lambung :
28 sebagai menyimpan makanan
dan mencerna makanan.
Lambung ikan memiliki 4
lapisan yaitu tunika mukosa,
tunika submukosa, tunika
muskularis dan tunika serosa.
Tunika mukosa terdiri dari
lapisan epitel kolumner
selapis, sel mukus dan lamina
propria.
Kantong empedu :
29 menyimpan empedu dan
memekatkannya dengan
mereabsorpsi airnya.Kontraksi
otot polos kantung empedu
dirangsang oleh
kolesistokinin, suatu hormon
yang dihasilkan dalam mukosa
usus halus
Gonad :
30 Sebagai bagian dari organ
reproduksi pada ikan yang
menghasilkan telur pada ikan
betina dan sperma pada ikan
jantan.

2. Tabel Morfologi pada Oreochoromis Niloticus dan Clarias Sp.


Ciri -ciri Morfologi Oreochoromis Niloticus Clarias Sp.
Bentuk sirip ekor Bersegi Membulat
Tipe mulut Terminal Subterminal
Bentuk mulut Pipih tegak Pipih
memanjang
Jumlah sirip keras punggung 17 -

11
Jumlah sirip lunak punggung 10 -
Sirip lemak 11 -
Jumlah sirip keras lemak 3 -
Jumlah sirip lunak lemak 8 -
Kumis - 8
Kelamin Betina Jantan
3. Kunci Dikotom
1. a. Bentuk ekor bersegi ................................................................... 2
b. Bentuk sirip ekor membulat ...................................................... 3
2. a. Jumlah sirip keras punggung 17 ................................................ 4
b. Tidak memiliki sirip keras punggung ....................................... 5
3. a. Tipe mulut subterminal ............................................................. 4
b. Tipe mulut terminal ................................................................... 5
4. a. Jumlah kumis 8.......................................................................... 6
b. Tidak memiliki kumis ............................................................... 7
5. a. Bentuk tubuh pipih memanjang ................................................ 8
b. Bentuk tubuh pipih tegak .......................................................... 6
6. a. Tidak memiliki sirip lunak punggung ....................................... 7
b. Memiliki sirip lunak punggung ................................................. 8
7. a. Memiliki jumlah sirip keras lemak 3 ......................................... 9
b. Tidak memiliki sirip keras lemak .............................................. 9
8. a. Tidak memiliki sirip lunak lemak ............................................. 10
b. Tidak memiliki sirip lunak lemak ............................................. 10
9. a. Kelamin jantan ............................................................. Clarias SP
b. Kelamin betina ....................................... Oreochoromis Niloticus
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini ,kami mengamati anatomi dan morfologi dari
Pisces yang khusus nya pada ikan nila (Oreochoromis Niloticus) dan ikan Lele
(Clarias Sp) , dan berikut kami akan menjelaskan hasil dari pengamatan kami
selama praktikum berlangsung.

12
Ikan lele (Clarias Sp) adalah ikan nocturnal atau aktid mencari makanan
pada malam hari, dan ikan ini mempunyai kelebihan khusus yaitu, dilihat dari
kemampuan bertahan hidup dilingkungan yang ekstrem tumbuh dengan cepat,
dan dapat beradaptasi dengan zat tercemar air.
Morfologi pada ikan lele ini memiliki ciri fisik yang spesifik, salah
satunya bentuk kepala yang berbentuk memanjang nyaris mencapai seperempat
dari Panjang tubuhnya, bentuk sirip ekornya membulat, tipe mulut yang
subterminal, bentuk tubuh yang pipih memanjang tegak, dan tidak memiliki
sirip keras dan lunak lemak, dan memiliki 8 kumis dan memiliki mata yang
cenderung kurang baik dan perlu diketahui terdapat olfaktori didekat sungut
(kumis) berguna sebagai alat peraba dan penciuman.
Dan untuk dari anatomi ikan lele ini seperti yang kita ketahui yaitu sama
seperti pisces pada umumnya yang membedakannya yaitu pada insang yang
berbentuk tajuk pohon rimbun yang penuh dengan kapiler darah yang disebut
arborescent yang terletak pada dikepala dibagian dalam rongga yang dibentuk
oleh dua pelat kepala tulang, dan pada kelenjar pencernaan ikan lele terdiri dari
hati dan kantong empedu, lambung dan usus juga dapat berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan pada ikan lele ini mempunyai hati dan pancreas yang sulit
dibedakan oleh karena itu disebut hepatopakreas.
Pada objek yang diamati selanjutnya yaitu ikan nila (Oreochoromis
Niloticus) yang berasal dari afrika bagian timur, sperti sungai nil, dan dapat
hidup dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap
kualitas air rendah.
Morfologi pada ikan nila ini memiliki ciri khas yang bentuk tubuhnya
pipih, memanjang dan bersisik dan ada garis literalis atau gurat sisi yang ada
pada bagian atas dan bawah, pada bentuk sirip ekor nya yang bersegi, serta tipe
mulut berbentuk terminal, dan memiliki sirip keras punggung berjumlah 17 dan
yang lunak berjumlah 10,dan juga memiliki sirip lemak berjumlah 11, tidak
seperti ikan lele, ikan nila ini memiliki sirip keras lemak ada 3 dan yang lunak
ada 8 dan pada pengamatan kali ini kami mengamati ikan nila dengan kelamin
betina.

13
Anatomi pada ikan nila yaitu, organ internal meliputi jantung, alat-alat
pencernaan ( esophagus, perut besar, usus halus, pancreas dan hati) kantung
kemih dan ginjal, dan diselubungi oleh peritoneum (membrane) yang tipis,
berwarna hitam yang biasanya dibuang.
Untuk ikan yang akan diamati selanjutnya yaitu Ikan bawal air tawar
(Colossoma macropomum) merupakan ikan konsumsi yang berasal dari
perairan Amerika latin, tepatnya dari Berazil, Venezuela, dan Ekuador. Ikan ini
merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki potensi tinggi untuk
dibudidayakan. Karena bawal sendiri memiliki tingkat kelangusungan hidup
yang cukup tinggi yaitu 90%, serta dapat hidup dalam kolam dengan tingkat
kepadatan yang tinggi.
Ikan bawal diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920, yang
berasal dari Cina, Eropa, Jepang, dan Taiwan. Awal mulanya ikan ini hanya
diperdagangkan sebagai ikan hias. Namun karena memiliki rasa daging yang
enak, tingkat pertumbuhan cepat, serta mampu berukuran besar, membuat ikan
ini menjadi komoditas konsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Ikan bawal air tawar memiliki bentuk tubuh agak bulat atau oval,
berbentuk pipih, serta memiliki punggung berwarna abu-abu tua dan perut
berwarna putih abu-abu kemerahan. Selain itu pada bagian kepala berbentuk
hampir bulat dengan hidung berukuran besar, serta pada bagian bibir bawah
terlihat menonjol yang dilengkapi dengan gigi-gigi tajam Bawal memiliki sirip
berukuran 2-3 cm berwarna keabu-abuan hingga kekuningan, sirip dada berada
dibawah tutup insang, serta sirip perut dan sirip dubur terpisah. Ikan ini
memiliki daging yang cukup tebal, berwarna merah, berserabut halus, tidah bau
amis, serta memiliki kandungan gizi tinggi. Selain itu ikan ini juga mampu
menghasilkan telur sebanyak 3.000-10.000, bakan bisa lebih tergantung dengan
varietas serta kualitas induk dari ikan. Ikan bawal termasuk salah satu ikan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Yangmana pada usia 6 minggu ikan
dapat mencapai berat 3 gram, Pada usia 12 minggu ikan bisa mencapai berat 25
gram, dan pada usia 6 bulan ikan dapat mencapai ukuran konsums yaitu 500

14
gram. Bahkan jika dibiarkan dialam bebas ikan bawal diperkirakan mampu
mencapai berat maksimal 30 kg.
Pada ikan terakhir yang kita amati yaitu Ikan patin merupakan salah satu
jenis ikan air tawar yang banyak dicari oleh masyarakat. Ikan ini banyak
diminati sebagai menu kuliner karena memiliki kandungan lemak paling rendah
jika dibanding jenis ikan lainnya. Permintaan pasarnya pun cukup tinggi,
sehinga memberikan proses cerah dalam hal pembudidayaan. Secara fisik ikan
patin mempunyai struktur anatomi atau morfologi mirip seperti ikan lele namun
dengan beberapa perbedaan. Patin sebenarnya terbagi menjadi berbagai macam
spesies yang hidup di negara berbeda. Di Indonesia, umumnya ikan bernama
latin Pangasius djambal atau Pangasius nasutus ini hidup di sungai besar, muara
sungai, dan perairan danau
Morfologi pada ikan patin ini hampir sama dengan ikan yang kita amati
seblumnya yaitu lele, pada kepala patin terdapat organ mulut, mata, tutup
insang, dan sirip yang tumbuh. Bagian kepala mempunyai ukuran yang
terbilang kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Mulut ikan ini
berada di bagian paling ujung dan letaknya segaris horizontal dengan mata,
sedangkan sirip dada yang tumbuh di kepala berada tepat di bawah mata dan
mempunyai kumis dua dibagian mulut sebagai indra peraba. Dan juga patin
memiliki tubuh cukup besar memanjang. Bahkan dibeberapa penelitian
disebutkan bahwa panjang tubuh ikan air tawar ini bisa mencapai 120 cm atau
lebih dari satu meter. Ukuran tersebut termasuk besar untuk jenis ikan air tawar
pada umumnya, struktur kulit tubuhnya cukup keras dan tebal yang berguna
untuk melindungi diri dari gangguan luar dan pada sirip ikan patin juga
mempunyai sirip yang berfungis untuk bergerak di dalam air. Sirip yang
dimiliki oleh ikan ini berjumlah enam jenis yang tersebar di sepanjang
tubuhnya. Setiap sirip tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Keenam
sirip ikan patin terdiri atas satu pasang sirip dada (pectoral fin), satu pasang sirip
perut (ventral fin), satu sirip dubur (anal fin), satu sirip ekor (caudal fin), satu
sirip punggung (dorsal fin), serta satu sirip tambahan (adpose fin).

15
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan pada keempat ikan tersebut, kita
dapat mengetahui perbedaan dan ciri khusus pada ikan lele dan ikan nila
maupun dari segi morfologi ataupun anatominya, dan bagaimana perbandingan
dari ikan patin dan bawal, pada ikan lele merupakan ikan yang sangat unik dan
khas dikarenakan mempunyai kelebihan khusus yaitu, bisa beradaptasi
dilingkungan ekstrem, tumbuh cepat dan memiliki ingsang yang berbeda
dengan ikan pada umum nya yang ber bentuk seperti pohon tanjuk yang
berfungsi sebagai alat respirasi tambahan, yang sangat membedakan ikan ini
dengan ikan nila yaitu pada bentuk tubuh nya yang pipih memanjang dan
mempunya kumis sebagai ciri khasnya yang berfungsi sebagai indra praba.
Pada ikan nila hampir sama dengan ikan pada umumnya, terutama pada
bentuk morfologinya yang tubuhnya memanjang, bersisik dan ada garis literalis
atau gurat sisi yang berfungsi sebagai alat indra ikan, mendeteksi tekanan air
dan Gerakan ikan lain disekitarnya,dan juga siripnya yang berguna untuk
menstabilkan ikan saat berenang sperti sirip punggung, sirip dubur, sirip ekor
dan sirip dada, pada anatominya hampir sama dengan organ dalam ikan pada
umumnya yaitu memiliki system pencernaan ( esophagus, perut besar, usus
halus, pangkreas dan hati) dan juga kelenjar pencernaan, lambung, kandung
kemih dan ginjal yang diselubungin oleh peritoneum (membrane) yang tipis.
C. Diskusi
1. Apa saja perbedaan morfologi dan anatomi terdapat pada masing-masing
sampel?
Jawab : dari struktur morfologinya ikan nila memiliki bentuk pipih tegak
sedangkan ikan lele memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, bentuk dari
sirip punggung ikan nila bersegi sedangkan ikan lele membulat, tipe mulut
pada ikan nila terminal sedangkan ikan lele subterminal, ikan nila memliki
kelamin betina dan ikan lele jantan, kemudian ikan nila memiliki sirip
punggung keras sedangkan lele tidak memilikinya. Kemudian pada
perbandingan anatominya yaitu pada insang ikan nila tidak memiliki
respirasi tambahan, lain hal nya dengan ikan lele yang memiliki labirin pada
isangnya berbentuk sperti labirin sebagai alat respirasi tambahan.

16
2. Mengapa terjadi variasi morfologi dan anatomi dari pada keempat sampel?
Jawab : variasi yang terjadi pada ikan dikarenakan terjadinya modifikasi
yang dilakukan oleh ikan dalam usahannya untuk menyesuaikan diri
terhadap suatu lingkungan, sehngga mempengaruhi kehidupan mereka dan
terjadilah variasi modifikasi pada ikan secara berkala.

17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpuln dari hasil pengamatan kami, morfologi dan
anatomi dari ikan nila dan ikan lele, pada bagian morfologinya keduanya
berbeda dimana ikan lele yang mempunyai ciri khas khusus yaitu mempunyai
sungut dan tubuh memanjang, sedangkan ikan nila hampir sama dengan ikan
pada umumnya, berbentuk pipih tegak dan pada anatominya juga sama tetapi
pada ikan lele bisa dibilang sangat berbeda yaitu pada insangnya yang berbentuk
seperti tajuk pohon serabut yang berfungsi sebagai alat respirasi tambahan dan
dapat bertahan hidup dilingkungan ekstrem.
Kunci dikotom digunakan sebagai media mempermudah menentukan
klasifikasi dari suatu mahluk hidup, khusus nya pada pisces yang sekarang kita
bahas, dibuat dengan cara menganalisis hal termudah terlebih dahulu yaitu
morfologi dan ciri khusus nya dan stelah itu lanjut ke anatominya dan ciri
khususnya.
B. Saran
Terimakasi kepada co.assisten yang sudah membimbing kami dalam
penyusunan laporan dan berlangsungnya praktikum ini.yang arahannya sangat
bermanfaat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Wardah Afifah, dkk. 2020. Perkembangan Kulit Ikan Lele ( Clarias

Batracus) dan NIla (Oreochromis Niloticus) Diperairan Air Tawar

Banyuwangi. Prosiding Seminar Nasional Kedokteran Hewan, dan Call of

Paper. 1(1) : 120.

Khasanah. Nuril Uswatun. 2023. Uji Toksisitas Limbah Industri Batik Terhadap

Perubahan Morfologi Insang Ikan Lele (Clarias sp.). Biology Natural

Resource Jurnal. 2(1) : 28-32.

Mujalifah, dkk, 2018. Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreo Choromis Noloticus)

Dalam Habitat Air Tawar Dan Air Payau. E-Jurnal Ilmiah Biosaintropis.

3(3) : 10.

Savitri, Riri. 2017. Deskripsi Morfologi Ikan Yang Tertangkap Di Aliran Sungai

Percut. Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus. 3 (1) : 17-24.

Yoviska, Salma Auliya. 2021. Perbandingan Secara Morfologi Insang Ikan Mas

(Cyprinus Carpio), Ikan Lele (Clarias Batrachus) Dan Ikan Selar

(Selaroides Leptolepis). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan

Pengabdian Masayarakat. 6(1) : 125-128


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai