“NEKTON BAHARI”
OLEH
NIM : 1701040096
SEMESTER : V (lima)
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah saya bisa menyelesaikan makalah Biologi Laut yang berjudul
”Nekton Bahari” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
PEMBAHASAN
2.1 Nekton
2.1.1 Pengertian Nekton
Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke
mari seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan
menyusui laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang
termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu
berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang mempunyai
kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang
kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam
air menurut kemauannya sendiri.
2.2.5 Indria
Karena hewan nekton sangat besar, bergerak cepat, dan biasanya predator
dapat diduga bila indria berkembang dengan baik. Biasanya memang demikian
tetapi dengan berbagai beberapa pengecualian seperti gurat sisi pada ikan, indria
tidak berbeda dengan yang dimiliki oleh vertebrata lain pada habitat yang berbeda.
Gurat sisi merupakan sederetan pembuluh kecil, yang terbuka terhadap air,
mengandung lubang-lubang saraf yang peka terhadap perubahan tekanan dalam air.
Kebanyakan informasi yang berhubungan dengan indria diterima oleh
nekton melalui penglihatan atau pendengaran. Mata cenderung berkembang baik
dan kompleks, tetapi ukurannya bergantung pada ukuran tubuh, jadi sangat
bervariasi. Mata biasanya terletak disamping kepala sehingga lapang pandang dari
setiap mata tidak bertemu, tetapi meliputi daerah yang luas pada setiap sisi ini
berarti bahwa kebanyakan nekton tidak dapat memandang secara meneropong,
kecuali pinipeda.
2.2.6 Ekolokasi
Diantara nekton mamalia, sejumlah adaptasi khusus biasanya dimulai
dengan indria pendengar yang sangat berpengaruh bagi hewan ini. Peranan suara
penting bagi mamalia nekton karena suara merambat dalam air lima kali lebih cepat
daripada di udara dan mempunyai kisaran komunikasi yang lebih luas dari pada
penglihatan. Akibatnya, banyak hewan nektonic yang mempunyai struktur
penerima suara yang berkembang baik.
Di lingkungan daratan, penerima suara pada mamalia yang telah
berkembang dengan baik biasa ditandai secara morfologi luar dengan daun telinga
(pinna) yang besar. Namun bagi vertebrata air, struktur ini akan sangat menghambat
pergerakan oleh karena itu vertebrata air tidak memiliki telinga. Sebagai gantinya,
ada kecenderungan berkembangnya struktur lain di kepala pada mamalia air untuk
menerima gelombang suara.
Alat penerima dan penghasil suara setasea yang digunakan untuk ekoloasi
sudah sangat berkembang, sama seperti jika kita menggunakan sonar untuk
menduga kedalaman. Pada ekolokasi atau sonar, gelombang suara dikeluarkan dari
sumber ke arah tertentu. Gelombang suara ini bergerak lancar dalam air sampai
membentur benda padat. Jika membentur benda, maka gelombang itu akan
terpantul dan kembali ke sumbernya. Interval waktu antara saat suara pertama kali
dikeluarkan dan pergerakannya menuju sasaran serta kembalinya setelah terpantul
merupakan ukuran jarak antara sumber dan benda. Dengan berubahnya jarak, waktu
eko (echo) kembali juga berubah. Pengeluaran gelombang suara secara terus-
menerus dan evaluasi sensorik dari gelombang yang terpantul selagi berenang
merupakan cara hewan nektonik untuk memeriksa benda yang ada disekitarnya.
Dengan mengetahui jarak benda itu, hewan tersebut dapat menjauhinya (predator )
atau mendekatinya (sumber makanan).
Suara dengan frekuensi rendah digunakan hewan yang berekolokasi untuk
menempatkan dirinya dalam badan air sesuai dengan benda-benda yang ada di
sekitarnya. Namun suara dengan frekuensi rendah tidak memberikan informasi
mengenai bentuk benda itu. Untuk mendapatkan informasi ini, diperlukan suara
dengan frekuensi lebih tinggi yang memantul dari benda dan memberikan perincian
lebih lanjut.
Oleh karena itu, kebanyakan hewan nekton yang mempunyai kemampuan
ekalokasi yang berkembang baik juga mempunyai kemampuan mengubah frekuensi
suara yang dihasilkan. Ini merupakan hal yang menakjubkan. Contohnya lumba-
lumba mampu membadakan dua jenis spesies ikan dengan ukuran dan bentuk yang
hamper serupa serta lumba-lumba juga dapat membedakan benda yang hamper
sama yang hanya berbeda ketebalannya.
Ekolokasi berkembang paling baik pada paus bergerigi. Hewan ini
memiliki modifikasi morfologi yang rumit pada system kepala dan pernapasan yang
membuatnya mampu mengirim dan menerima gelombang suara yang bervariasi
pada kisaran frekuensi yang luas.
Paus bergerigi mempunyai dahi bulat dan menonjol yang aneh.
Berhubungan dengan hal ini, terdapat lubang naskal eksternal atau lubang udara di
bagian punggung. Di bagian dalam, suatu seri kantung udara yang kompleks
berhubungan dengan saluran nasal mulai dari lubang udara sampai ke paru-paru.
Dahi yang bulat sisebabkan oleh suatu struktur besar yang berisi lemak terletak
sebelah dalam yang dinamakan melon. Organ berlemak ini berkembang dengan
baik pada koteklema (paus sperma), dan dinamakan organ spermaseti, dan besarnya
sekitar 40 persen dari jumlah seluruh panjang hewan. Hubungan dari struktur ini
diperlihatkan dalam bentuk diagram pada.
Walaupun Kita tidak mengerti sepenuhnya bagaimana system rumit ini
digunakan dalam menerima dan menghasilkan suara, tetapi cukup dimengerti
bagaimana alat ini berfungsi. Suara dihasilkan oleh paus bergerigi melalui
pergerakan udara yang melewati seluruh nasal dan kantung udara yang
berhubungan. Pergerakan udara dapat terjadi melalui pernapasan di udara, tetapi
suara juga ditimbulkan dengan mengalirakan kemabali udara internal ketika
menyealam. Otot-otot khusus pada saluran nasal dan kantung udara mebuat saluran
ini dapat berubah-ubah bentuk dan volumenya sehingga dapat menguabah frekuensi
suara. Melon yang berlemak agaknya digunakan sebagai lensa akustik untuk
memfokus, sehingga hewan ini dapat mengenali benda dengan frekuensi suara yang
tinggi. Pembidikan juga didunakan oleh tulang-tulang pada tengkorak yang
berbentuk khas pada paus bergerigi ini. Penerimaan gelombang yang terpantul pada
tulang dan lemak yang terletak di rahang bawah dan telinga bagian dalam. Berbeda
dengan kebanyakan mamalia yang teling dalamnya terletak pada ruling yang
menempel di tengkorak, pada paus bergigi telinga dalamnya menempel dengan
longgar di tengkorak oleh sendi dan dilengkapi dengan rongga-rongga khusus berisi
udara dan lemak. Jadi modifikasi morfologi yang rumit di bagian kepala paus
bergigi terutama bertujuan untuk menghasilkan dan menerima frekuensi suara
dalam kisaran yang luas, dan sebaliknya membuat hewan itu mampu berenang
tanpa terbentur sesuatu dan mencari organisme makanan yang potensial. Paus
bergigi juga memiliki otak yang relative sangat besar jika dibandingkan dengan
dengan ukuran tubuhnya. Otak ini menduduki urutan kedua setelah manusia dalam
perkembangan bagian serebral. Tampaknya otak yang besar ibi penting untuk
mengolah secara cepat informasi akustik yang diterimanya.
2.2.8 Migrasi
Seperti yang telah dituliskan pada bagian sebelumnya, banyak mamalia
laut, burung, dan reptil melakukan migrasi yanh jauh untuk berkembang baik.
Migrasi untuk keperluan perkembangbiakan ini meripakan cirri-ciri umum dari
vertebrata laut yang bernafas di udara. Ikan-ikan nektonik juga melakukan migrasi
horizontal yang luas yang jaraknya sama dengan yang dilakukan oleh hewan
bernafas di udara itu. Migrasi ini sangat penting, tetapi baru sedikit yang berhasil
dianalisis. Ikan-ikan holonektonik yang bermigrasi mencakup berbagai jenis tuna
dan sauri.
Salem, yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk menyebar di laut
terbuka, bermigrasi kembali ke aliran air tawar di mana mereka memijah dan
bereproduksi. Dalam hal ini, mereka sama dengan vertebrata laut yang bernafas di
udara. Salem mempunyaikemampuan untuk kembalimemijah di sungai yang sama
di mana mereka ditetaskan.Hal ini membutuhkan kemampuan melacak yang
menjadi bagian dari ikan. Dari penelitian yang dilakukan baru-baru ini,
kelihatannya kunci kemampuan melacak ini terletak pada daya penciuman ikan;
jadi ikanikan ini mengikuti berbagai bau-bauan dalam air untuk mencari aliran
rumah mereka. Mekanismenya adalah bahwa ketika salem muda bermigrasi turun
dari sungai untuk memasuki laut,mereka mengingat bau-bauan berbagai aliran yang
dilaluinya. Urutan ingatan inilah yang menyebabkan mereka dapat menemukan
kembali aliran yang sama
Migrasi lain yang juga menarik adalah yang dilakukan penyu hijau. Seperti
pada salem, hewan-hewan ini bermigrasi dari tempat mencari makan yang jauh
untuk berkumpul di satu atau beberapa pantai dan bertelur disitu. Bagaimana
mereka menemukan pantai ini? Jika pantai itu berada di sepanjang pesisir benua,
hal itu tidak sulit untuk dimengerti. Caranya, yaitu seekor penyu dengan mudah
dapat menyusuri garis pantai sampai di pantai yang mempunyai bau yang tepat.
Akan tetapi, banyak penyu disepanjang pesisir Atlantik Amerika Selatan secara
berkala bersarang di pulau kecil yaitu Pulau Ascension, kira-kira 1400 mil dari
pertengahan laut Atlantik. Bagaimana mereka dapat menemukan satu sasaran yang
kecil itu? Karena penyu itu harus berenang sedemikian jauhnya untuk menemukan
satu titik di pulau tersebut yang tidak terlihat dan tidak mempunyai tanda atau
petunjuk didalam laut, maka dugaan yang paling mendekati adalah bahwa mereka
berenang seperti yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan menggunakan
informasi dari benda-benda angkasa! Jika hal ini benar, sampai sekarang kita belum
mengetahui bagaimana caranya. Salah satu cara yang mungkin digunakan ialah
menggunakan ketinggian matahari untuk menentukan letak garis lintangnya. Pulau
ascension terletak di sebelah timur pada bagian yang menonjol di Brasil. Karena
itu, penyu dapat bergerak di sepanjang pesisir sampai di ujung tonjolan itu, lalu
bergerak tepat ke timur,menentukan penyimpangannya dengan menggunakan
ketinggian matahari di siang hari. Keadaan ini membawa mereka ke wilayah pulau,
yang terlihat di cakrawala atu dapt dikenali dengan merasakan beberapa rasa bahan
kimia di dalam air.
Migrasi yang luas dan kompleks lainnya adalah yang dilakukan oleh tuna
dan familinya.Tuna merupakan ikan tropic utama yang melakukan migrasi luas
melintasi laut di daerah tropic dan juga bergerak ke perairan yang beriklim sedang
selama musim panas. Tuna yang diberi tanda di Florida sudah melintasi laut
Atlantik di Teluk Biscay, dan tuna Pasifik yang diberi tanda di sekitar California
tertangkap di perairan Jepang. Belum begitu jelas mengapa ikan-ikan ini harus
melakukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi mungkin beberapa migrasi dilakukan
untuk mendapatkan sumber-sumber makanan yang lebih lengkap lagi dan
mengurangi kemungkinan kerusakan atau kehabisan makanan di setiap daerah.
Beberapa migrasi dilakukanikan pereenang cepat ini untuk mengambil
keuntungan dari daerah yang kaya akan makanan di daerah beriklim sedang. Satu
dari beberapa faktor penting yang menyebabkan migrasi ini adalah suhu perairan.
Sebagai ikantropik yang utama, tuna msuk keperairan yang beriklim sedang ketika
suhu air naik menjadi 20 ℃. Di sekitar California, air dingin yang berangkat ke
atas kaya akan organisme makanan, tatapi biasanya tuna memasuki perairan ini
pada musim panas ketika suhu permukaan mencapai 20-21 ℃. Jika sepanjang
tahun dingin dan suhu di permukaan tidak naik sampai titik tadi, tuna tidak akan
datang ke situ. Akan tetapi, tuna Atlantik sirip biru decara teratur pergi ke sekiar
Newfoundland pada musim panas dengan suhu 200 ℃, jadi tidak semua tuna
terbatas pada perairan hangat. Tuna selalu kembali ke perairan tropic untuk
memijah dan untuk menghabiskan awal hidupnya.
3.1 Kesimpulan
Nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk
bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau
gerakan air yang disebabkan oleh angin. Nekton dapat bergerak di dalam air
menurut kemauannya sendiri. Kebanyakan merupakan hewan-hewan
invertebrata, nekton terutama merupakan hewan vertebrata. Di antaranya, ikan
merupakan jumlah terbanyak, baik dalam spesies maupun individu. Tetapi wakil
dari tiap kelas vertebrata, kecuali amfibi.
Adaptasi nekton meliputi daya apung, daya penggerak, hambatan
permukaan dan bentuk tubuh, serta pertahanan diri dan penyamaran. Kebanyakan
informasi yang berhubungan dengan indria diterima oleh nekton melalui
penglihatan atau pendengaran. Peranan suara penting bagi mamalia nekton
karena suara merambat dalam air lima kali lebih cepat daripada di udara dan
mempunyai kisaran komunikasi yang lebih luas dari pada penglihatan.
Akibatnya, banyak hewan nektonik yang mempunyai struktur penerima suara
yang berkembang baik.
Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang
cukup penting, dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak
menyebabkan nekton berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi samudra.
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok tropik
selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan.
3.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan kepada pembaca yaitu jangan berhenti
membaca hanya pada makalah ini carilah literatur lain agar dapat menambah
wawasan/ pengetahuan yang lebih tentang Nekton Bahari, karena makalah ini
jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA