Anda di halaman 1dari 13

BIOLOGI LAUT

NEKTON BAHARI

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH ( E1A020062 )
MIRNAWATI ( E1A020064 )
MITA RAMDANI SULASTRI ( E1A020065 )
NABILAH ( E1A020071 )
NATASHA ( E1A020073 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

AssalamuÄalaikum Wr. Wb.


Segala puji hanya bagi Allah SWT. karena dengan rahmat dan izin-Nya makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga curahan rahmatnya akan sampai kepada kita sekalian.
Amin.
Begitu banyak makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini, ada yang hidup di
daratan, perairan, maupun udara. Di antara banyaknya makhluk hidup di perairan, salah satunya adalah
Nakton. Nekton merupakan hewan yang bebas berenang di lautan. Nekton banyak sekali jenisnya juga
beragam adaptasi terhadap lingkungannya.
Kelompok kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari segala kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kelompok kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
berbagai kesalahan dan kekurangan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca
pada umumnya.
WassalamuÄalaikum Wr. Wb.
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... ………………..

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. …………………………

1.1 Latar Belakang............................................................................................. ………………………………..

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................... ……………………………….

BAB II PEMBAHASAN ……...................................................................................... …………………………..

2.1 Nekton ...........................................................................................................................................

2.2 Migrasi............................................................................................................................................

2.3 Adaptasi Khusus pada Burung dan Mamlia Bahari.........................................................................

2.4 Ekologi Nekton………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ ………………..

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... ………………….


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu
yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan
paus yang panjangnya lebih dari sepuluh meter. Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang
beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori utama,
yakni plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan ini tidak adakaitannya dengan jenis
menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk tumbuh-tumbuhan atau hewan,
tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan hidup mereka secara umum, seperti gerak berjalan,
pola hidup dan sebaran menurut ekologi.
Nekton merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton merupakan
organisme yang hidupnya bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok hewan yang termasuk
nekton sangat beragam adanya. Adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda dengan jenis
organism yang lainnya. Dengan dasar ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan nekton di laut
maka makalah ini disusun.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada pun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai organisme nekton yang berada di laut
beserta adaptasi terhadap lingkungannya.
1.3 Manfaat
Menilik tujuan dari penulisan makalah ini, maka diharapkan agar makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya mengenai:
a. Definisi nekton
b. Migrasi nekton bahari
c. Adaptasi khusus pada burung dan mamalia bahari
d. Ekologi nekton bahari
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nekton
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai
ekonominya yang besar dan menjadi sumber makanan. Kelompok ini kurang beraneka-ragam
dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni plankton dan bentos. Nekton adalah
hewanhewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan, ikan
bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata.
Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada
tumbuhtumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang tergolong
nekton. (Romimohtarto,2007)
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan
untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang
disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri.
Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk
perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar
bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang
dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
2.2 Migrasi nekton bahari
Seperti yang telah dituliskan pada bagian sebelumnya, banyak mamalia laut, burung, dan
eptile melakukan migrasi yanh jauh untuk berkembang baik. Migrasi untuk keperluan
perkembangbiakan ini meripakan cirri-ciri umum dari vertebrata laut yang bernafas di udara.
Ikan-ikan nektonik juga melakukan migrasi horizontal yang luas yang jaraknya sama
dengan yang dilakukan oleh hewan bernafas di udara itu. Migrasi ini sangat penting, tetapi baru
sedikit yang berhasil dianalisis. Ikan-ikan holonektonik yang bermigrasi mencakup berbagai
jenis tuna dan sauri.
Salem, yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk menyebar di laut terbuka, bermigrasi
kembali ke aliran air tawar di mana mereka memijah dan bereproduksi. Dalam hal ini, mereka
sama dengan vertebrata laut yang bernafas di udara. Salem mempunyaikemampuan untuk
kembalimemijah di sungai yang sama di mana mereka ditetaskan.Hal ini membutuhkan
kemampuan melacak yang menjadi bagian dari ikan. Dari penelitian yang dilakukan baru-baru
ini, kelihatannya kunci kemampuan melacak ini terletak pada daya penciuman ikan; jadi
ikanikan ini mengikuti berbagai bau-bauan dalam air untuk mencari aliran rumah mereka.
Mekanismenya adalah bahwa ketika salem muda bermigrasi turun dari sungai untuk memasuki
laut,mereka mengingat bau-bauan berbagai aliran yang dilaluinya. Urutan ingatan inilah yang
menyebabkan mereka dapat menemukan kembali aliran yang sama.
Migrasi lain yang juga menarik adalah yang dilakukan penyu hijau. Seperti pada salem,
hewan-hewan ini bermigrasi dari tempat mencari makan yang jauh untuk berkumpul di satu atau
beberapa pantai dan bertelur disitu. Bagaimana mereka menemukan pantai ini? Jika pantai itu
berada di sepanjang pesisir benua, hal itu tidak sulit untuk dimengerti. Caranya, yaitu seekor
penyu dengan mudah dapat menyusuri garis pantai sampai di pantai yang mempunyai bau yang
tepat. Akan tetapi, banyak penyu disepanjang pesisir Atlantik Amerika Selatan secara berkala
bersarang di pulau kecil yaitu Pulau Ascension, kira-kira 1400 mil dari pertengahan laut
Atlantik. Bagaimana mereka dapat menemukan satu s0asaran yang kecil itu? Karena penyu itu
harus berenang sedemikian jauhnya untuk menemukan satu titik di pulau tersebut yang tidak
terlihat dan tidak mempunyai tanda atau petunjuk didalam laut, maka dugaan yang paling
mendekati adalah bahwa mereka berenang seperti yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan
menggunakan informasi dari benda-benda angkasa! Jika hal ini benar, sampai sekarang kita
belum mengetahui bagaimana caranya. Salah satu cara yang mungkin digunakan ialah
menggunakan ketinggian matahari untuk menentukan letak garis lintangnya. Pulau ascension
terletak di sebelah timur pada bagian yang menonjol di Brasil. Karena itu, penyu dapat bergerak
di sepanjang pesisir sampai di ujung tonjolan itu, lalu bergerak tepat ke timur,menentukan
penyimpangannya dengan menggunakan ketinggian matahari di siang hari. Keadaan ini
membawa mereka ke wilayah pulau, yang terlihat di cakrawala atu dapt dikenali dengan
merasakan beberapa rasa bahan kimia di dalam air.
Migrasi yang luas dan kompleks lainnya adalah yang dilakukan oleh tuna dan
familinya.Tuna merupakan ikan tropic utama yang melakukan migrasi luas melintasi laut di
daerah tropic dan juga bergerak ke perairan yang beriklim sedang selama musim panas. Tuna
yang diberi tanda di Florida sudah melintasi laut Atlantik di Teluk Biscay, dan tuna Pasifik yang
diberi tanda di sekitar California tertangkap di perairan Jepang. Belum begitu jelas mengapa
ikan-ikan ini harus melakukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi mungkin beberapa migrasi
dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber makanan yang lebih lengkap lagi dan mengurangi
kemungkinan kerusakan atau kehabisan makanan di setiap daerah. Beberapa migrasi dilakukan
ikan pereenang cepat ini untuk mengambil keuntungan dari daerah yang kaya akan makanan di
daerah beriklim sedang. Satu dari beberapa faktor penting yang menyebabkan migrasi ini adalah
suhu perairan. Sebagai ikantropik yang utama, tuna msuk keperairan yang beriklim sedang ketika
suhu air naik menjadi 20 0C. Di sekitar California, air dingin yang berangkat ke atas kaya akan
organisme makanan, tatapi biasanya tuna memasuki perairan ini pada musim panas ketika suhu
permukaan mencapai 20-21 0C. Jika sepanjang tahun dingin dan suhu di permukaan tidak naik
sampai titik tadi, tuna tidak akan datang ke situ. Akan tetapi, tuna Atlantik sirip biru decara
teratur pergi ke sekiar Newfoundland pada musim panas dengan suhu 200 C, jadi tidak semua
tuna terbatas pada perairan hangat. Tuna selalu kembali ke perairan tropic untuk memijah dan
untuk menghabiskan awal hidupnya.
2.3 Adaptasi Khusus pada Burung dan Mamalia Bahari
Mamalia bahari yang berdarah panas dan burung membutuhkan beberapa adaptasi khusus
agar dapat bertahan di perairan bahari. Adaptasi khusus ini terutama berhubungan dengan
pengaturan suhu, penyelaman, dan pengaturan osmotic.
Air mempunyai daya hantar panas yang yang lebih tinggi dari pada udara, berarti bahwa
air lebih cepat menyerap panas dari tubuh yang hangat. Percobaan yang dilakukan pada manusia,
seperti pada perenang, mereka menjadi kedinginan setelah berada tidak begitu lama dalam air
walaupun bersuhu 800F; di udara pada suhu yang sama, mereka merasa biasa. Karena itu
mamalia laut, yang menyesuaikan tingkat suhu tubuh dengan air sekitarnya, harus mempunyai
adaptasi untuk melindungi panas tubuh agar tidak turun.
Satu hal yang dapat memperlambat laju kehilangan panas tubuh adalah dengan
mempunyai tubuh yang besar Seperti yang dapat dilihat pada plankton, perbandingan antara luas
permukaan dengan volume tubuh lebih rendah untuk tubuh yang besar dari pada yang kecil.
Semakin besar tubuh, semakin kecil pula luas permukaan yang berhubungan dengan lingkungan
dimana panas dapat hilang. Semua mamalia bahari nektonic mempunyai ukuran tubuh yang
besar, dan dapat dikatakan tidak ada mamalia bahari yang kecilyang dapat mati kedinginan.
Memang terdapat burung-burung laut kecil (petrel,auket), tetapi hewan-hewan ini tidak pernah
berada sepenuhnya di air. Hanya satu bagian dari tubuhnya yang berhubungan dengan air setiap
saat (kecuali selama menyelam).
Adaptasi kedua untuk melindungi atau mengurangi kehilangan panas adalah lapisan tebal
sebagai isolasi berupa gajih atau lemak yang berada tepat dibawah kulit. Lapisan ini paling tebal
terdapat pada paus, dapat mencapai 2 kaki tebalnya. Pada pingipeda seperti warus dan anjing laut
gajah, lemak yang merupakan lapisan kulit ini dapat mencapai 33% dari berat tubuh. Lapisan
lemak merupakan konduktor panas yang lemah dan melindungi hewan dari kehilangan panas
dalam tubuh. Semakin tebal lapisan lemak, semakin kecil panas yang hilang. Mamalia bahari
yang hidup di perairan kutub mempunyai lapisan yang tebal dari pada spesies yang hidup di
daerah beriklim sedang dan tropis.
Adaptasi yang berakhir adalah system sirkulasi. Bagian tubuh mamalia bahari yang
mempunyai luas permukaan yang bersentuhan dengan air terbesar dan juga kurang akan lapisan
lipida pelindung, adalah siripdan flipper . adaptasi apa yang dapat melindunginya dari kehilangan
panas pasif ekstremitas ini? Pada setasea, jawabannya adalah bahwa arteri yang membawa darah
panas kedaerah ekstremitas ini dikelilingi oleh sejumlah fena kecil yang membawa darah
kembali ke jantung mamalia. Dengan susunan ini, panas darah di arteri dapat diserap oleh darah
yang lebih dingin yang kembali melalui fena sebelum hilang ke air eksternal melalui jarinagn
tipis di bagian luar ekstrenitas ini. Ini merupakan system sirkulasi arus balik yang dibuat untuk
menyelamatkan panas.
Karena hampir semua adaptasi dibuat untuk mempertahankan panas tubuh, mamalia
bahari (khususnya pinipeda), dalam keadaan tertentu dapat menjadi terlalu panas. Panas, dalam
beberapa hari akan menyebabkan stress. Untuk mengurangi panas diatasi dengan menggerakkan
flipper-nya di udara sehingga meningkatkan aliran darah keluar ekstremitas dan menahan aliran
balik menuju ke jantung ysng melalui vena. Hasilnya adalah hilangnya sejumlah besar panas dan
menyusul terjadi pendinginan. Anjing laut dan singa laut juga membuka mulutnya dan
terengahengah seperti anjing.
Hamper semua mamalia nektonik lautan, khususnya pinipeda dan paus, secara teratur
menyelam, sampai kedalaman yang lebih besar daripada yang bisa dilakukan manusia. Pada
mamalia bahari tidak perlu menghirup gas bertekanan seperti pada tangki scuba tetapi cukup
bergantung kepada yang diisap dipermukaan pada tekanan atmosfer biasa, sehingga dapat
terhindar dari bends.
Adaptasi tambahan ialah melambatnya detak jantung selama menyelam (bradikardia).
Penurunan detak jantung sungguh dramatis. Misalnya, di pasifik pada lumba-lumba berhidung
botol, Tursiops truncates, detak jantungnya menurun dari 90 setak/menit di permukaan menjadi
20 detak/menit selama menyelam lima menit.
Adaptasi lain yang lebih penting yaitu pertama, selama penyelaman system sirkulasi
menghentikan suplai darah ke bagian organ dan system organ, termasuk otot, system pencernaan
dan ginjal. Penghentian ini mempunyai efek penghematan suplai oksigen yang terbatas di dalam
darah untuk digunakan oleh jaringan yang lebih sensitive dan vital seperti otak dan system saraf
pusat. Adaptasi kedua berhubungan dengan yang pertama, yaitu bahwa sisttem otot dan organ
lainnya sangat tolean pada kondisi anaerobic dan tetap berfungsi saat aliran darah dihentikan.
Hasilnya ialah terbentuknya sejumlah besar asam laktat di dalam otot selama menyelam.
Mamalia dan burung-burung lautan umumnya mempunyai konsentrasi garam internal
dalam darah dan cairan tubuh yang lebih rendah daripada konsentrasi air laut yang
mengelilinginya. Hal ini berarti bahwa mereka menghadapi masalah potensial osmoregulasi di
mana air cenderung keluar dari tubung untuk menyamakan konsentrasi garam di dalam dan di
luar tubuh hewan. Mamalia dan burung lautan harus mengatasi kehilangan air ini baik dengan
meminum air lau atau mendapatkan dari makananya. Jika mereka meminum air laut maka akan
mendapat garam yang tidak diinginkan dan harus dihindari dengan beberapa cara. Organ
satusatunya untuk menghilangkan garam adalah ginjal.
Kemampuan khusus mamalia laut
Tubuh besar – mengurangi panas tubuh
lapisan tebal sebagai isolasi berupa gajih atau
lemak yang berada tepat dibawah kulit
Suhu
tepat dibawah kulit sirip dan flipper adaptasi
apa yang dapat melindunginya dari
kehilangan panas pasif ekstremitas
Memiliki kemampuan untuk menahan nafas
untuk perpanjangan masa waktu melakukan
penyelaman hingga sedalam mungkin.
Mereka bisa menyelam dengan paru-paru
kosong menghindari masalah daya apung dan
bends (gelembung nitrogen di dalam darah)
Darah mereka adalah darah yang kaya
hemoglobin dan Pigmen pernafasan lainnya,
dan otot yang kaya dengan myoglobin
(pigmen pernafasan lain pada otot).
Modifikasi pernafasan untuk penyelaman
Selama penyelaman yang dalam, sphincters di
arteries menutup beberapa bagian tubuh
sehingga darah hanya berjalan di tempat yang
diperlukan.
Memperlambat jantung, dan otot dapat
mentolerir sedikitnya oksigen yang lebih
besar daripada hewan disekelilingnya.
Ketika hewan berada dipermukaan dan
bernafas, terjadi pertukaran CO2 dan O2 yang
sangat cepat.
Ginjal menyerap air dan kemudiam
memproduksi urin yang sangat terkonsentrasi.
Lapisan Fatty insulating dapat berperan dalam
Adaptasi osmotik
penyimpanan air.
Banyaknya air yang diambil dari ikan yang
mereka makan

2.4 Ekologi Nekton


Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang cukup penting,
dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak menyebabkan nekton
berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi samudra. Sebagai jembatan penghubung antara
kelompok herbivora dan kelompok tropik selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis
dalam rantai makanan (Nybakken., 1992).
Sifat khas rantai makanan mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan jumlah
produksi ikan di beberapa wilayah. Sebagai contoh secara ekonomis produksi ikan dibeberapa
wilayah dimana terjadi proses upwelling menunjukkan hasil yang melimpah jika dibandingkan
dengan bagian lautan yang lain. Hal ini disebabkan karena hasil produksi primer yang tinggi oleh
banyaknya fitoplankton, didaerah upwelling ini terjadi perpindahan bahan yang cepat dari satu
level tropik ke level tropik berikutnya (Magdalena,dkk., 2014).
Pada wilayah dimana terjadi upwelling, komposisi kelompok tropik dalam rantai
makanan umumnya sedikit sehingga jarak antara fitoplankton dengan ikan hanya dua atau tiga
tropik level, sehingga makin pendek rantai makanan akan menghasilkan produksi ikan yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka dapat menghindari kehilangan bahan-bahan
organik yang seharusnya dapat digunakan untuk kelompok tropik yang ada, akibatnya makin
besar jumlah bahan yang dihasilkan dari produksi fitoplankton menjadi terikat dalam tubuh
kelompok tropik selanjutnya yakni ikan (Magdalena,dkk., 2014).
Nekton dengan segala kemampuan bergerak yang dimiliki, tetap masih terpengaruh oleh
lingkungan perairan jika tidak ada mekanisme handal untuk mengantisipasi keadaan tersebut,
bila faktor fisik, kimia, dan biologi saling berinteraksi tentu bisa mempengaruhi kehidupan
hewan nekton, dengan kata lain bahwa hewan nekton harus mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan faktor-faktor lingkungannya, seperti faktor fisik: cahaya yang berinteraksi
dengan aspek kimia : kadar garam (Magdalena,dkk., 2014).
Cahaya yang jatuh ke permukaan perairan sebagian dipantulkan dan sebagian lagi
diteruskan, cahaya yang diteruskan terdiri dari dua yaitu diabsorbsi (diserap) dan didispersikan
(disebarkan), yang didispersikan kemudian disebut kecerahan air, hal ini terkait dengan
ketersediaan cukup cahaya untuk kegiatan fotosintesis fitoplankton, sementara cahaya yang
diserap akan menyebabkan meningkatnya suhu air. Adanya perbedaan suhu antara lapisan air
yang satu dengan lapisan air lainnya bisa menimbulkan upwelling, selain itu meningkatnya suhu
(faktor fisik) air menyebabkan proses penguapan meningkat yang akhirnya meningkatkan pula
salinitas (faktor kimia), tetapi justru viskositas dan berat jenis (aspek fisik) menurun, implikasi
lingkungannya yaitu berdampak pada kemampuan mengapung organisme khususnya nekton
(Magdalena,dkk., 2014).
Untuk tetap eksis, nekton memiliki kemampuan untuk mengatasi pengaruh itu, yakni
dengan sistem penggantian senyawa berat kesenyawa ringan, menambah bagian tubuh seperti
sirip, duri, dll untuk tetap mengapung, selain itu ada pula yang memiliki gelembung renang yang
berisi udara sehingga menyebabkan nekton dapat mengapung dengan baik (Nybakken., 1992).
Mamalia laut umunya telah memiliki sistem repon terhadap lingkungan, mengatasi
masalah respirasi, mereka akan muncul dalam periode tertentu kepermukaan air untuk
menghisap oksigen, selain itu respon lainnya yaitu mengatasi kehilangan suhu yang drastis juga
dapat diatasi dengan adanya formasi sistem peredaran darah dimana pembuluh arteri dikelilingi
oleh pembuluh vena (Nybakken., 1992).
Dari segi faktor biologi seperti adanya predator atau pemangsa dari kelompok nekton
berukuran besar, nekton laut telah memiliki kemampuan untuk itu yakni dengan kecepatan
renang yang ditingkatkan, seperti pada ikan tumna, ikan hiu yang terkenal sebagai perenang
cepat, selain itu dapat memiliki bentuk tubuh yang unik sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bayangan bila berada di atas pemangsanya (Nybakken., 1992).
Dengan gerakan cepat cumi-cumi (loligo) dapat menyerang predatornya dengan
semprotan tinta, sehingga predator kelabakan dan tidak dapat melihat mangsanya, kesempatan
inilah digunakan oleh cumi untuk berlindung atau berlalu meninggalkan pemangsanya, selain itu
hewan ini juga mengatasi keadaan atanpa cahaya dilaut dengan formasi serta sedemikian rupa
sehingga satu mata dapat menyerap cahaya lalu mata yang lain diarahkan untuk melihat
dikegelapan (Magdalena,dkk., 2014).
BAB III
PENUTUP

Nekton adalah hewanhewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan
bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang kesemuannya
termasuk Vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton.
Tidak ada tumbuhtumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang
tergolong nekton. (Romimohtarto,2007). Migrasi untuk keperluan perkembangbiakan ini
meripakan cirri-ciri umum dari vertebrata laut yang bernafas di udara. Ikan-ikan nektonik juga
melakukan migrasi horizontal yang luas yang jaraknya sama dengan yang dilakukan oleh hewan
bernafas di udara itu. Migrasi ini sangat penting, tetapi baru sedikit yang berhasil dianalisis.
Ikan-ikan holonektonik yang bermigrasi mencakup berbagai jenis tuna dan sauri. Mamalia bahari
yang berdarah panas dan burung membutuhkan beberapa adaptasi khusus agar dapat bertahan di
perairan bahari. Adaptasi khusus ini terutama berhubungan dengan pengaturan suhu,
penyelaman, dan pengaturan osmotic.Nekton dengan segala kemampuan bergerak yang dimiliki,
tetap masih terpengaruh oleh lingkungan perairan jika tidak ada mekanisme handal untuk
mengantisipasi keadaan tersebut, bila faktor fisik, kimia, dan biologi saling berinteraksi tentu
bisa mempengaruhi kehidupan hewan nekton, dengan kata lain bahwa hewan nekton harus
mempunyai kemampuan untuk mengendalikan faktor-faktor lingkungannya, seperti faktor fisik:
cahaya yang berinteraksi dengan aspek kimia : kadar garam (Magdalena,dkk., 2014).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tneutron.net/blog/organismenekton/#:~:text=Nekton%20bahari%20merupakan
%20organisme%20laut,waktu%20ribuan%20bahkan%20jutaan%20tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nekton
http://kelompok6biola.blogspot.com/2015/07/nekton-bahari.html

Anda mungkin juga menyukai