Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabilah

NIM : E1A020071

Kelas : C

Ringkasan

1. Gangguan protein

• Kekurangan Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit KKP ini dikenal juga dengan sebutan Protein Energy


Malnutrition, yakni penyakit yang timbul akibat adanya defisiensi energi dan
defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang.Oleh
karena itu, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang ada akibat
kekurangan gizi. Penyakit kurang gizi ini disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak
memenuhi kecukupan yang dianjurkan.

• Marasmus
Penyakit lain yang timbul akibat kekurangan protein adalah marasmus.
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan sejumlah zat penting,
seperti protein dan karbohidrat. Gejala yang timbul akibat penyakit ini antara
lain seperti, kulit menua karena berkerut, lemak dan otot di bawah kulit tidak
terlihat, rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan
pencernaan seperti diare, pembesaran hati dan sebagainya.
• Kwashiokor
Kwashiorkor adalah gangguan gizi buruk karena kekurangan protein biasa.
Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit busung lapar.Sejumlah gejala
yang dirasakan oleh penderita, yakni tangan dan kaki bengkak, perut akan
membuncit, rambut mudah rontok dan patah, gangguan kulit, dan gangguan
mental berupa perubahan emosi yang sangat mencolok.

2. Lipid

Lemak atau lipid merupakan suatu senyawa organik yang tidak bisa larut di dalam air.
Susunan kimia lemak tersusun atas hidrogen (H), oksigen (O), serta unsur karbon (C).Lemak
atau lipid memiliki sifat hidrofobik atau tidak larut di dalam air. Apabila ingin melarutkan
lemak maka dibutuhkan pelarut khusus seperti benzen, klorofom, serta eter.Sama seperti
protein, karbohidrat, lemak yang merupakan pembangun dasar dari jaringan tubuh sebab
memiliki peran untuk membangun membran sel serta dihasilkan 2 ¼ kali lebih besar
apabila dibandingkan dengan karbohidrat serta protein.Padahal untuk proses pencernaan
lemak memang dipecah menjadi asam lamuk serta gliserol supaya bisa diserap oleh organ
yang membutuhkannya.

Struktur kimia lipid


• Lemak atau lipid merupakan suatu senyawa organik yang tidak bisa larut di dalam
air. Susunan kimia lemak tersusun atas hidrogen (H), oksigen (O), serta unsur
karbon (C).
• Lemak atau lipid memiliki sifat hidrofobik atau tidak larut di dalam air. Apabila
ingin melarutkan lemak maka dibutuhkan pelarut khusus seperti benzen,
klorofom, serta eter.
• Sama seperti protein, karbohidrat, lemak yang merupakan pembangun dasar
dari jaringan tubuh sebab memiliki peran untuk membangun membran sel
serta dihasilkan 2 ¼ kali lebih besar apabila dibandingkan dengan karbohidrat
serta protein.
• Padahal untuk proses pencernaan lemak memang dipecah menjadi asam
lamuk serta gliserol supaya bisa diserap oleh organ yang membutuhkannya.

Fungsi lipid

• Sebagai Cadangan Energi

Apabila lemak yang anda konsumsi berlebih, maka lemak tersebut akan
tersimpan pada berbagai tempat seperti pada lapisan bawah kulit sebagai
cadangan energi.

• Sebagai Pelindung Tubuh dari Hawa Dingin

Lemak atau lipid yang terdapat di dalam tubuh dapat melindungi tubuh dari
suhu lingkungan yang rendah dan dapat menjaga keseimbangan suhu tubuh.

• Sebagai Pelindung Organ Vital

Lemak dapat melindungi organ-organ vital seperti ginjal dan jantung ketika
terjadi goncangan, karena lemak tersebut memiliki struktur seperti bantalan.

• Sebagai Komponen Penyusun Membran Sel dan Membran Organel Sel

Lemak merupakan salah satu bahan dasar yang diperlukan untuk


memproduksi hormon vitamin, membran sel, serta membran organel sel.

• Sebagai Pelarut Vitamin A, D, E, Serta K

Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin a, d, e, dan k supaya dapat lebih


mudah diserap tubuh.

• Sebagai Bahan Penyusun Empedu serta Asam Oksalat


• Dapat Mengoptimalkan Fungsi Pencernaan

Lemak dapat memperlambat sistem pencernaan ketika proses pencernaan


berlangsung, sehingga rasa lapar tidak muncul terlalu cepat.

3. Pencernaan Protein
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada
proses hidrolisis protein, antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin, karboksi
peptidase, dan amino peptidase. Protein yang telah dipecah menjadi asam amino,
kemudian diabsorpsi melalui dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah.
Setelah diabsorpsi dan masuk ke dalam pembuluh darah, asam amino tersebut
sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan. Sebagian lain, mengalami
proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati. Proses
pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Protein tidak dapat
disimpan di dalam tubuh, sehingga kelebihan protein akan segera dibuang atau
diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung
nitrogen akan dibuang bersama air seni dan zat sisa yang tidak mengandung
nitrogen akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein
dapat menghasilkan energi 4 kalori. Kelebihan protein dalam tubuh dapat
mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organorgan
tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui
air seni.

4. Gangguan lipid
Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi ketika kadar lipid (lemak) di dalam darah
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Lipid, bersama dengan protein dan karbohidrat,
merupakan komponen penting yang terdapat di dalam sel-sel tubuh. Lipid adalah zat
lemak yang terdiri dari kolestrol dan trigliserida. Komponen-komponen ini tersimpan
di dalam tubuh dan berperan sebagai sumber tenaga untuk tubuh. Istilah ini juga
berkaitan dengan kondisi kolesterol tinggi walaupun sebenarnya dislipidemia adalah
istilah yang mencakup lebih dari sekadar kolesterol tinggi. Kolesterol sendiri dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol baik dan kolesterol jahat. High-density
lipoprotein atau HDL merupakan kolesterol baik. Normalnya, pria memiliki kadar HDL
di atas 40 mg/dL, sementara perempuan berkisar di atas 50 mg/dL.

Anda mungkin juga menyukai