Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


ACARA IV
GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI

OLEH :
NAMA : NATASHA
NIM : E1A020073
KELAS : C/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ACARA IV
GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengetahui refleks regangan
otot dan selaput lender pada manusia.
b. Untuk mengetahui waktu reaksi
seseorang.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 22 Maret 2023
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi I FKIP,
Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Kemampuan hewan untuk mengatasi perubahan lingkungan untuk
pemeliharaan homeostasis tergantung pada integritas komunikasi sel dan
respon yang diberikan oleh berbagai sistem dalam hal persepsi sensorik dan
respon motorik. Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perilku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
Pegendalian motorik mempelajari postur dan gerak serta mekanisme yang
menyebabkanya. Terdapat berbagai jenis gerakan motorik, salah satunya
adalah gerakan reflek ( Giandika, dkk. 2016:12 ).
Gerak refleks merupakan gerak yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa
diperintah otak dan baru disadari setelah terjadi. Gerak refleks berbeda dengan
gerak biasa, karena rangsangan diolah sumsum tulang belakang. Gerak refleks
berpusat di sumsum tulang belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah
( Sholahuddin, 2015:41 ).
Waktu reaksi adalah rentang waktu antara diterimanya rangsang
(stimuli) dengan permulaan munculnya jawaban (respons)[1]. Terdapat
beberapa hal yang dapat menyebabkan perbedaan waktu reaksi seseorang,
misalnya usia, gender, beban kerja, kelelahan, dan lingkungan kerja fisik. Jika
diasumsikan beban kerja yang diterima seseorang sama, maka faktor tubuh
yang bisa berpengaruh terhadap kemampuan memberikan respon adalah usia
dan jenis kelamin ( Triyanti & William, 2015:18 ).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat Tulis.
b. Martil Refleks.
c. Penggrais.
d. Stopwatch.
2. Bahan
a. Aquadest.
b. Kapas.
c. Praktikkan.

D. Langkah Kerja
1. Gerak Refleks Regang
Adapun langkah-langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memukul ligament patella kaki praktikan menggunakan martil refleks
dalam posisi duduk dengan bertumpang kaki dan mengamati respon
refleks yang terjadi sebagai respon patella.
c. Meluruskan lengan dan memukul dengan martil refleks tendon
musculus biceps brachii dan mengamati gerakan membengkokkan
lengan pada artikularis cubiti sebagai respon biceps.
d. Membengkokkan lengan dan memukul tendon musculus triceps
brachii dan mengamati gerakan refleks meluruskan lengan sebagai
respon ticeps.
e. Memukul tendon achiles dengan martil refleks dan mengamati
terjadinya gerakan kaki ke bawah sebagai respon achiles.
f. Mengesekkan ujung pegangan martil pada telapak kaki dari tumit
sampai jari kaki dan mengamati gerakan jempol kaki mengarah ke
bawah dan jari kaki yang lain meregang ke atas sebagai respon
Babinski.
g. Mencatat hasil percobaan yang telah dilakukan.
h. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil
pengamatan.
i. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
2. Gerak Refleks Selaput Lendir
Adapun langkah-langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menggulung kapas dan mencelupkan ujungnya pada air atau aquades.
c. Menyentuh kornea mata praktikan dengan ujung kapas yang basah
serta mengamati gerakan mengejap sebagai respon kornea mata.
d. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil
pengamatan.
e. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
3. Waktu Reaksi
Adapun langkah-langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Memegang ujung atas penggaris dengan angka nol di ujung bawah
berada selebar 1-2 cm di antara ibu jari dan telunjuk praktikan yang
diuji coba.
c. Melepaskan ujung atas penggaris yang sebelumya dipegang kemudian
praktikan yang diuji menangkap penggaris yang berada diujung bawah
dengan ibu jari dan telunjuknya secepat mungkin.
d. Mencatat berapa cm panjang penggaris yang tertangkap dalam tabel
pengamatan.
e. Mengulangi langkah 1-3 sebanyak 4 kali.
f. Mengkonversi panjang penggaris (cm) ke wakti (detik) dengan tabel
konversi.
g. Mencatat hasilnya sebagai waktu reaksi pada kondisi normal dan
mencari rata-ratanya.
h. Mengulangi langkah 1-6 tetapi dengan cara mengacaukan pikiran
orang yang diuji dengan mengajaknya berbicara.
i. Mencatat hasil pengamatan sebagai waktu reaksi pada kondisi
terganggu.
j. Menyajikan data kelompok dan data kelas dalam tabel hasil
pengamatan.
k. Membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan Gerak Refelks
a. Data Kelompok

No Nama Praktikan Jenis Refleks Respom + Respon -


1. Nabilah Refleks

patella
Musculus b. 
brachi
Musculus t.

brachi
Achiles 
Korena mata 
Refleks

patella
Musculus b.

Putri brachi
2.
Aminatuzzifah Musculus t.

brachi
Achiles 
Korena mata 
Refleks

patella
Musculus b.

brachi
3. Mirnawati
Musculus t.

brachi
Achiles 
Korena mata 
Refleks

patella
Musculus b.
4. Nurul Alis Azkia 
brachi
Musculus t.

brachi
Achiles 
Korena mata 
2. Waktu reaksi
a. Tabel 2.1 waktu reaksi pada praktikan Nabilah

Kondisi Normal Kondisi Bingung


Ulangan Penggaris Waktu Penggaris Waktu
(cm) (detik) (cm) (detik)
1 10 0,14 14 0,17
2 6 0,11 24 0,22
3 22 0,21 22 0,21
4 20 0,20 18 0,19
Total 58 0,66 78 0,79
Rata –
14,5 0,165 19,5 0,1975
rata
b. Tabel 2.2 waktu reaksi pada praktikan Putri Aminatuzzifah

Kondisi Normal Kondisi Bingung


Ulangan Waktu Penggaris Waktu
Penggaris (cm)
(detik) (cm) (detik)
1. 5 0,1 13 0,165
2. 16 0,18 24 0,22
3. 24 0,22 21 0,205
4. 8 0,13 24 0,22
Total 53 0,63 82 0,81
Rata –
13,25 0,1575 20,5 0,2025
rata
c. Tabel 2. 3 waktu reaksi pada praktikan Mirnawati

Ulangan Kondisi Normal Kondisi Bingung


Penggaris (cm) Waktu Penggaris Waktu
(detik) (cm) (detik)
1. 20 0,20 24 0,22
2. 13 0,165 24 0,22
3. 24 0,22 10 0,14
4. 23 0,215 13 0,165
Total 80 0,8 71 0,745
Rata –
20 0,2 17,75 0,18625
rata
d. Table 2.4 waktu reaksi pada praktikan Nurul Alis Azkia

Kondisi Normal Kondisi Bingung


Ulangan Waktu Penggaris Waktu
Penggaris (cm)
(detik) (cm) (detik)
1. 24 0,22 24 0,22
2. 9 0,135 7 0,12
3. 22 0,21 13 0,165
4. 24 0,22 2 0,06
Total 79 0,785 11,5 0,565
Rata –
19,75 0,196 2,875 0,141
rata

F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui refleks regangan otot dan
selaput lendir pada manusia dan untuk mengetahui waktu reaksi seseorang.
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron,
dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe reflek
tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel
sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh
rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya
bila kaki menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan
berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak, dengan
keluarnya air liur tanpa disadari. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan
yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara
(neuron penghubung). Hal ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke
saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu
diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah
gerak yang disadari. Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu
disebut lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah
sebagai berikut: (1) Reseptor rangsangan sensoris : ujung distal dendrit yang
menerima stimulus peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit, (2)
Neuron aferen (sensoris) : melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke
medula spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf
pusat, (3) Neuron eferen (motorik) : melintas sepanjang akson neuron motorik
sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls
ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas, (4) Alat efektor : dapat
berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons,
merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau
kelenjar.
Berdasarkan data pada hasil pengamatan data kelas gerak refleks,
untuk respon patella positif dialami oleh 4 praktikan. Untuk respon bicep
positif dialami oleh 4 praktikan. Untuk respon triceps positif dialami oleh 4
praktikan. Untuk respon achiles positif dialami oleh 3 praktikan dan
negatifnya 1 praktikan. Respon kornea mata positif dialami oleh 4 praktikan.
Adapun dari semua jenis reflek mendapatkan respon positif yang terdiri dari 4
orang praktikan, sedangkan yang mendapatkan respon negatif terhadap satu
jenis refleks yaitu terdiri dari 1 orang praktikan. Hal ini dapat terjadi karena
ketidak normalan pada saraf sehingga tidak terjadi respons, selain itu ada juga
kesalahan dalam melakukan praktikum diantaranya salah posisi saat
memberikan reflek kepada tubuh praktikan sehingga praktikan ada yang
merespon dan ada yang tidak merespon. Selain itu kurang telitinya praktikan
mengamati respons tubuh praktikan yang diamati sehingga dalam menulis
respon pada tabel pengamatan juga salah. Sedangkan pada pengamatan waktu
reaksi, terdapat beberapa praktikan yang dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan terganggu masih tidak dapat memberikan respon. Hal ini
terjadi karena dalam pengamatan keadaan normal, ada beberapa penguji yang
tidak memberikan aba-aba kepada praktikan sehingga respon yang diberikan
kepada praktikan tidak terjadi, dapat diketahui juga bahwa dalam keadaan
sadar atau normal harus ada aba-aba atau stimulus sehingga dikatakan waktu
reaksi. Sedangkan dalam keadaan terganggu atau tidak normal dikatakan
waktu refleks karena reaksi yang diberikan tidak diketahui oleh stimulus, pada
hasil pengamatan terdapat beberapa yang belum merespon dengan tepat
sehingga penggaris terjatuh, hal ini terjadi karena keadaan praktikan tidak
menyadari reaksi yang diberikan, namun ada juga praktikan yang merespon,
hal ini terjadi karena refleks yang dimiliki praktikan sangat bagus sehingga
memiliki respon yang tepat.
Dengan adanya praktikum ini praktikan dapat memahami ap aitu
gerak dan gerak refleks selain itu juga mengetahui cara untuk mengetahui
gerak refleks dan ap aitu waktu reaksi.

G. Kesimpulan dan Saran


1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana.Waktu reaksi adalah respon terhadap tanda yang disadari
sedangkan waktu refleks adalah reaksi terhadap respon yang tidak
disadari terhadap stimulus.
b. Untuk percobaan gerak refleks, waktu respon patella positif dialami oleh
4 praktikan. Untuk respon bicep positif dialami oleh 4 praktikan. Untuk
respon triceps positif dialami oleh 4 praktikan. Untuk respon achiles
positif dialami oleh 3 praktikan. Respon kornea mata positif dialami oleh
4 praktikan. Adapun dari semua jenis reflek mendapatkan respon positif
yang terdiri dari 4 orang praktikan, sedangkan yang memdapatkan respon
negatif terhadap satu jenis refleks yaitu terdiri dari 1 orang praktikan.
c. Untuk percobaan waktu reaksi dalam keadaan normal terdapat beberapa
praktikan yang masih belum bisa merespon dengan baik walaupun rata-
rata kebanyak merespon, hal ini disebabkan karena kurang siapnya
praktikan saat melakukan percobaan dan penguji tidak memberikan aba-
aba kepada praktikan sehingga tidak merespon. Sedangkan dalam
keadaan tidak normal atau terganggu rata-rata tidak terlalu merespon hal
ini disebabkan karena kurang bagusnya reflek praktikan.
2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan praktikan
menyarankan ketika melakukan praktikum diutamakan ketelitian, terutama
dalam melihat apakah pada saat melihat refleks tubuh praktikan mendapatkan
respon atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, D. G., Nurlan, K., Agus, R. (2016). HUBUNGAN KEMAMPUAN


WAKTU REAKSI DAN FLEKSIBILITAS ATLET UKM TAEKWONDO
UPI DENGAN HASIL TENDANGAN DOLLYO-CHAGI. Jurnal Terapan
Ilmu Keolahragaan. 1(1). 12-16.

Ahmad, S. (2015). SIAP UN IPA BIOLOGI. Tegal : CreateSpace Publishing.LLC.

Vivi, T., William, A. (2015). ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS DAN


KARAKTERISTIK FISIK TERHADAP WAKTU REAKSI. Jurnal Ilmiah
Teknik Industri. 1(3). 18-24.
SOAL DAN JAWABAN

1. Jelaskan 5 komponen lengkung refleks!


Jawab:
a. Reseptor rangsangan sensoris, peka terhadap suaturangsangan (kulit).
b. Neuron aferen (sensoris), dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan
saraf pusat (medula spinalis/batang otak).
c. Pusat saraf (pusat sinaps), tempat integrasi masuknya sensoris
dandianalisis kembali ke neuron eferen.
d. Neuron eferen (motorik), menghantarkan impuls ke perifer
e. Alat elektor, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar.
2. Gambarkan lengkung refleks pada pattela!
Jawab: Refleks patella dilakukan dengan ketukan ligament sebagai
ransangannya. Gelondong biceps femoris (otot ekstensor kaki) terikat pada
ligament menyampaikan impuls sensori ke korda spinalis dan pengembalian
impuls motor menyebabkan kontraksi otot, jawaban sebagai ekstensi pada
lutut atau sentakan lutut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud waktu reaksi?
Jawab : Waktu reaksi memiliki arti waktu yang diperlukan untuk reaksi otot
pertama saat stimulus diberikan dimana subjek telah diinformasikan
untukmerespon dengan cepat.
4. Jelaskan jalannya rangsang dari reseptor ke efektor!
Jawab : Transduksi sinyal: Rangsangan awal yang diterima oleh reseptor
(misalnya suara, cahaya, atau bau) diubah menjadi sinyal listrik oleh sel- sel
syaraf atau sel-sel reseptor lainnya. Integrasi sinyal: Sinyal listrik yang
dihasilkan oleh reseptor dikirimkan ke pusat pemrosesan sinyal di sistem saraf
pusat (SSP) seperti otak dan sumsum tulang belakang. Di pusat ini, sinyal-
sinyal yang diterima dari berbagai reseptor diintegrasikan dan diolah untuk
menghasilkan respons yang tepat.Transmisi sinyal: Setelah sinyal-sinyal
terkirim di SSP, sinyal - sinyal tersebut akan ditransmisikan ke efektor, seperti
otot atau kelenjar,melalui serat saraf atau hormone. Respon efektor: Efektor
akan memberikan respon sesuai dengan sinyal yang diterimanya. Misalnya
otot akan berkontraksi atau relaksasi, dan kelenjar akan menghasilkan hormon
yang dibutuhkan. Gerak rangsang berjalan dengan sangat cepat sehingga
tidakmemerlukan pemprosesan dari otak sehingga jalur dari impulsnya yaitu:
rangsangan-saraf sensorik-sumsum tulang belakang-saraf motoric-efektor.

Anda mungkin juga menyukai