Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

GENETIKA
ACARA I
IMITASI PERBANDINGAN GEN

DISUSUN OLEH :
NAMA : NABILAH
NIM : E1A020071
KELAS : C/IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ACARA I
IMITASI PERBANDINGAN GEN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.Tujuan praktikum : Untuk membuktikan suatu percobaan
dengan menggunakan Chi Square Test.
2.Hari, tanggal praktikum : Rabu, 25 Mei 2022
3.Tempat praktikum : Laboratorium Biologi 2 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang
menentukan sifat-sifat suatu organisme. Proses kehidupan secara biologi
merupakan proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel. Penentuan sifat
organisme dilakukan oleh gen melalui pengendalian reaksi-reaksi kimia yang
menyusun suatu lintasan metabolisme. Di dalam genetika dipelajari struktur, proses
pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam pengendalian
sifat organisme ( Mustami, 2013:5).
Gen didefinisikan sebagai interval sepanjang molekul-molekul DNA.
Sebagian besar gen membawa informasi yang dibutuhkan dalam membuat protein.
Manusia memiliki sel-sel dengan 46 kromosom, 2 seks kromosom, dan 22 pasang
non seks kromosom (autosom). Kromosom pada pria adalah “46, XY” dan kromosom
pada wanita adalah “46, XX”. Kromosom terdiri atas kombinasi proteinprotein dan
molekul-molekul DNA yang sangat panjang. Peluang seorang anak untuk mewarisi
gen tertentu dapat dihitung dengan sistem yang mengacu pada algoritma genetika.
Untuk meneliti pewarisan gen pada manusia maka perlu dilakukan pemodelan atau
representasi peluang dari perkawinan dan pewarisan gen-gen dalam suatu keluarga
( Tosida dan Utami, 2011:44).
Dari kenyataan adanya ciri yang menang terhadap yang lainnya, J.G.
Mendel menyimpulkan bahwa pada individu-individu (atau pada ciri-ciri
heterozygot, satu alela dominan sedangkan yang lainnya resesif). Dari kenyataannya
bahwa ciri-ciri induk muncul kembali pada turunan tanaman ercis yang tumbuh dari
biji heterozygote, J.G. Mendel menyimpulkan bahwa kedua faktor untuk kedua ciri
tidak bergabung (tidak bercampur) dalam cara apapun kedua faktor itu tetap berdiri
sendiri selama hidupnya individu dan memisah pada waktu pembentukan gamet-
gamet. Dalam hubungan ini separuh gamet membawahi satu faktor, sedangkan
separuhnya yang lain membawahi faktor lainnya. Kesimpulan terakhir inilah yang
dikenal dengan hukum pemisahan Mendel ( Firdauzi, 2014:197-198).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Alat tulis.
2. Bahan
a. Kancing genetika.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah – langkah kerja pada yang dilakukan pada praktikum
ialah :
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Mengambil satu random chance probability dari masing – masing
kantong dengan tangan kanan dan tangan kiri dalam waktu bersamaan
dan tanpa melihat ke dalam kantong. Kantong – kantong dianggap
sebagai individu jantan dan betina dalam perkawinan.
3. Mengembalikan dalam kantong masing – masing setelah mengambil
sepasang biji tadi. Dan mengulang hal yang sama sebanyak 100 kali.
4. Menghitung chi square dan mencari P.
5. Mencatat hasil pengamatan.
6. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan
A. Persilangan monohibrid
1. Dominasi penuh
a. Data kelompok
Pengambilan Jumlah
M_ mm
100 70 30
Keterangan : M = merah
mm = putih
2. Dominasi tidak penuh
a. Data kelompok
Pengambilan Jumlah
MM Mm mm
100 23 56 21

B. Persilangan dihibrid
1. Dominasi penuh
a. Data kelompok
Pengambilan Jumlah
MB Mbb mmB mmbb
100 50 20 20 10
Dominasi tidak penuh
Pengambilan Jumlah
MMBB 4
MMBb 12
MMbb 6
MmBB 14
100 MmBb 20
Mmbb 8
mmBB 6
mmBb 18
mmbb 12

F. ANALISIS DATA
1. Persilangan monohibrid
a. Dominasi penuh
1. Data kelompok (3: 4)
M_ mm
Diperoleh (O) 70 30
Diramal (e) 75 25
Deviasi ( O – e ) -5 5

- Untuk merah ( M_ ) = 3/4 x jumlah pengulangan


= 3/4 x 100
= 75
- Untuk putih ( mm ) = 1/4 x jumlah pengulangan
= 1/4 x 100
= 25
- Deviasi ( M_ ) = O – e
= 70 - 75
=-5
- Deviasi ( mm ) = O – e
= 30 – 25
=5
- df =n–1
=2–1
=1
- Xh2
= ∑ (e )2
e
(d M ¿ )2 ( dmm )2
= +¿
e (M ¿ ) e (mm)
2 2
(−5) (5)
= +
75 25
25 25
= 75 + 25
= 0,33 + 1
= 1,33
- X tabel = 3,841
2

Jadi, nilai chi tabel = 3,841 dan chi hitung = 1,33, maka x2t >
x2h sehingga percobaan dianggap valid.
b. Dominasi tak penuh
1. Data kelompok (1:2:1)
MM Mm mm
Diperoleh ( o ) 23 56 21
Diramal ( e ) 25 50 25
Deviasi ( o – e ) -2 6 -4

- e1 (MM) = ¼ x100
= 25
- e2 ( Mm) = 2/4 x 100
= 50
- e3 (mm) = ¼ x 100
= 25
- Deviasi MM = 23 – 25
= -2
- Deviasi Mm =56 – 50
=6
- Deviasi mm = 21 – 25
=-4
- df =3–1
=2
- x2h =(
∑ 1−e 1 )2 + ( ∑ 2−e 2 )2 + ( ∑ 3−e 3 )2
e1 e2 e3
2 2 2
(23−25) (56−50) (21−25)
= + +
25 50 25
2
−2 6 (−4 )
=(
+
)2 ( )2
+
25 50 25
= 0,16+ 0,72+ 0,64
= 1,52
- x tabel = 5,991
2

jadi, nilai x2 hitung lebih kecil dari nilai x2tabel, sehingga


percobaan dianggap valid.
2. Persilangan dihybrid
a. Dominasi penuh
1) Data kelompok ( 9:3:3:1 )
M_B_ M_bb mmB_ mmbb
Diperoleh ( o) 50 20 20 10
Diramal (e) 56,25 18,75 18,75 6,25
Deviasi (o-e) -6,25 1,25 1,25 3,75

- E1 (MB) =9/16 x jumlah pengulangan


= 9/16 x 100
= 56,25
- E2 (Mbb) = 3/16 x jumlah pengulangan
= 3/16 x 100
= 18,75
- E3 ( mmB ) = 3/16 x jumlah pengulangan
= 3/16 x 100
= 18,75
- E4 (mmbb) = 1/16 x jumlah pengulangan
=1/16 x 100
= 6,25
- Deviasi (MB) = o- e
=50-56,25
= -6,25
- Deviasi (Mbb) =o–e
= 20 – 18,75
=1,25
- Deviasi (mmB ) =o–e
=20 – 18,75
=1,25
- Deviasi (mmbb) =o–e
= 10 – 6,25
= 3,75
- df =n–1
= 4 -1
=3
- xh
2
= ∑(d)2/e
=
(DM.B)^2/e(MB)+(dMbb)^2/e(dMbb)+(dmmB)^2/e(mmB)+
(dmmbb)^2/e(mmbb)
2 2 2 2
(−6,25) (1,25) (1,25) (3,75)
= + + +
56,25 18,75 18,75 6,25
=0,69444+0,08333+0,08333+2,25
=3,1111
- x2tabel = 7,815
jadi, nilai x2hitung lebih kecil dari x2tabel, sehingga percobaan
dianggap valid.
b. Dominasi tak penuh
1) Data kelompok ( 1:2:1:2:4:2:1:2:1)
M M M M M M m m m
M M M mB mB m m mB m
B Bb b B b b B b bb
B b b B
Diperoleh 4 12 6 14 20 8 6 18 12
( o)
Diramal 6, 12, 6, 12, 25 1 6, 12, 6,
(e) 2 5 2 5 2, 2 5 25
5 5 5 5
Deviasi (o - - - 1,5 -5 - - 5,5 5,
– e) 2, 0,5 0, 4, 0, 75
2 2 5 2
5 5 5
- E1 (MMBB) = 1/16 x jumlah pengulangan
= 1/ 16 x100
= 6,25
- E2 ( MMBb) = 2/16 x jumlah pengulangan
= 2/16x 100
= 12,5
- E3 ( MMbb )= 1/16 x jumlah pengulangan
=1/16x 100
=6,25
- E4 (MmBB) = 2/16 x jumlah pengulangan
= 2/16 x100
= 12,5
- E5 ( Mmbb) = 4/16 x jumlah pengulangan
= 4/16 x 100
= 25
- E6 ( Mmbb) = 2/16 x jumlah pengulangan
= 2/16 x 100
= 12,5
- E7 ( mmBB) = 1/16 x jumlah pengulangan
= 1/16 x 100
= 6,25
- E8 (mmBb) = 2/16 x jumlah pengulangan
= 2/16 x 100
= 12,5
- E9 (mmbb) = 1/16 x jumlah pengulangan
= 1/16 x 100
= 6,25
- Deviasi MMBB = O – e
=4 – 6,25
= -2,25
- Deviasi MMBb = O – e
= 12 – 12,5
= - 0,5
- Deviasi MMbb = O – e
= 6 – 6,25
= - 0,25
- Deviasi MmBB = o – e
=14 – 12,25
= 1,5
- Deviasi MmBb = o – e
= 20 – 25
= -5
- Deviasi Mmbb = o – e
= 8 – 12,5
= -4,5
- Deviasi mmBB = o – e
= 6 – 6,25
= -0,25
- Deviasi mmBb = o – e
= 18 – 12,5
= 5,5
- Deviasi mmbb = o – e
= 12 – 6,25
= 5,75
- df =n–1
=9–1
=8
- x2h = ∑(d)2/e
= (dMMBB)^2/e(MMBB) + (dMMBb)^2/e (MMBb)+
(dMMbb)^2/e(MMbb)+(dMmBB)^2/e(MmBB)+
(dMmBb)^2/e(MmBb)+(dMmbb)^2/e(Mmbb)+(dmmBB)^2/
e(mmBB)+(dmmBb)^2/e(mmBb)+(dmmbb)^2/e(mmbb)
2 2 2 2 2 2
(−2,25) (−0,5) (−0,25) (1,5) (−5) (−4,5)
= + + + + + +
6,25 12,5 6,25 12,5 25 12,5
2 2 2
(−0,25) (5,5) (5,75)
+ + =
6,25 12,5 6,25
0,81+0,02+0,01+0,18+1+1,62+0,01+2,42+5,29
=11,36
- x2tabel 15,507
jadi, nilai chi tabel =15,507 dan chi hitung = 11,36. Maka
x2tabel > x2hitung sehingga percobaan dianggap valid.
G. PEMBAHASAN
. Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan suatu percobaan dengan
menggunakan Chi Square Test. Chi-square (Uji Chi Kuadrat) adalah pengujian
hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar
terjadi/aktual dengan frekuensi harapan/ekspektasi. Tujuan dari percobaan ini
untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh
gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random. Metode yang
digunakan adalah metode papan catur dan pengujian kemungkinan dengan chi-
square.

Imitasi perbandingan genetik adalah perbandingan yang dimiliki


makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain karena memperhitungkan
sifat genetik yang dimiliki seseorang masing-masing berbeda. Percobaan
Imitasi Perbandingan Genetis adalah percobaan yang didasarkan pada teori
Mendel mengenai hukum persilangan dihibrid. Dalam praktikum, dilakukan
pengambilan secara acak dari 40 biji genetik berbagai warna. Untuk
mengevaluasi kebenaran data, maka dilakukan uji chi-square berdasarkan
perbandingan yang diperoleh dengan perbandingan yang didapatkan secara
teoritis. Percobaan ini dilakukan berdasarkan hukum Mendel 1 (Hukum
Segregasi) yaitu pemisahan gen secara bebas, dimana alel memisah satu dari
yang lain selama pembentukan gamet dan dapat diwariskan secara rambang
ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar dari segregasi
yaitu satu pasang alel terletak pada lokus gen yang sama dari kromosom
homolog. Dimana kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anafase
1 dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda. Sedangkan
berdasarkan hukum Mendel 2 (pemisahan dan pengelompokan gen secara
bebas), pasangan gen berbeda yang sedang segregasi akan memisah dan
mengelompok secara bebas. Percobaan dihibrid dominasi penuh dilakukan
dengan cara menggunakan 10 kancing hitam dan 10 kancing putih yang
berbeda ukuran kemudian dicampur dalam 2 kantung plastik yang berbeda
dengan hitam sebagai gen H yang dominan dan putih sebagai gen h, serta gen
B yang dominan sebagai ukuran besar  dan b ukuran kecil. Percobaan
dilakukan dengan pengambilan sebanyak 20 kali diamati hasil yang
didapatkan, sedangkan percobaan dihibrid dominasi tidak penuh dengan cara
yang sama tetapi gen H tidak dominan terhadap gen h dan gen B tidak
dominan terhadap gen b.
Apabila domonansi nampak penuh ,maka perkawinan dihibrid
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1. Pada
semidominansi (artinya domonansi tidak tampak penuh, sehingga ada sifat
intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid menghasikan keturunan
dengan perbandingan 1:2:1.Tentunya mudah di mengerti bahwa pada
semidominansi,perkawinan dihibrid akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1 (Suryo, 2008). Berdasarkan hasil praktikum
yang dilakukan kelompok pada percobaan monohibrid dominasi penuh
dengan melakukan pengambilan kancing secara acak adalah hasil rasio yang
diharapkan adalah 3 : 1, sehingga setelah diuji dengan perhitungan Chi-
square menghasilkan angka X2 perhitungan sebesar 1,33. angka tersebut
menunjukkan hasil kurang dari 3,841 (X2 tabel) sehingga dapat disimpulkan
bahwa percobaan untuk menghitung monohibrid dominasi penuh menerima
Hukum Mendel. Hasil perbandingan yang didapatkan memang tidak sama
persis dengan Hukum Mendel yaitu 3 : 1 tetapi masih dikatakan dapat
menerima Hukum Mendel atau dapat dikatakan masih sesuai dengan Hukum
Mendel yang memiliki fenotip hitam dan putih.

Monohibrid dominasi tidak penuh (kodominan) merupakan


persilangan yang terjadi antara dua individu dengan sifat yang tidak dominan
tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya. Individu F1 merupakan
perpaduan sifat kedua induknya, sedangkan pada F2 dihasilkan keturunan
perbandingan genotip dan fenotip 1 : 2 : 1. Monohibrid sesuai Hukum Mendel
I atau Hukum Segregasi yang mana alel-alel akan berpisah secara bebas dari
diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet (Hardjanto, 2013).
Berdasarkan hasil percobaan monohibrid dominasi tidak penuh dengan
melakukan pengambilan kancing secara acak adalah hasil rasio yang
diharapkan adalah 1 : 2 : 1, sehingga setelah diuji dengan perhitungan Chi-
square menghasilkan angka X2 perhitungan sebesar 1,52. angka tersebut
menunjukkan hasil kurang dari 5,991 (X2 tabel) sehingga dapat disimpulkan
bahwa percobaan untuk menghitung monohibrid dominasi tidak penuh
menerima Hukum Mendel. Hasil perbandingan yang didapatkan memang
tidak sama persis dengan Hukum Mendel yaitu 1 : 2 : 1 tetapi masih dikatakan
dapat menerima Hukum Mendel atau dapat dikatakan masih sesuai dengan
Hukum Mendel yang mana fenotipnya hitam, abu-abu dan putih.

Dihibrid merupakan persilangan antara individu untuk dua gen yang


berbeda. Eksperimen Mendel dengan bentuk biji dan warna ercis adalah
sebuah contoh dari persilangan dihibrid. Dihibrid sesuai Hukum Mendel II
atau Hukum Asortasi yang mana perkawinan silang yang menyangkut dua
atau lebih pasangan sifat yang berbeda, maka pewarisan sifat dari masing-
masing pasangan faktor sifat-sifat tersebut adalah bebas sendiri-sendiri
(masing-masing tidak tergantung satu sama lain) (Hardjanto, 2013).

Berdasarkan hasil praktikum, pada hasil percobaan dihibrid dominasi


penuh fenotip yang diharapkan memiliki rasio 9 : 3 : 3 : 1 sehingga hasil
perhitungan X2 yang diperoleh hasil 3,1111 yang kurang dari 7,815 (X2 tabel)
pada Chi-square. Jadi dapat disimpulkan semua hasilnya menerima Hukum
Mendel. Walaupun perbedaan rasionya tidak tepat 9 : 3 : 3 : 1. Adapun fenotip
yang dihasilkan ada 4. Sedangkan pada dominasi tidak penuh dihasilkan 9
variasi fenotip dengan rasio yang diharapkan secara berturut turut 1 : 2 : 1 :
2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1. Berdasarkan perhitungan dengan metode Chi-square
diperoleh hasil X2 11,36 yang hasilnya kurang dari 15,507 (X2 tabel).
Sehingga dapat dikatakan semua percobaan pada dihibrid dominasi tidak
penuh menerima Hukum Mendel.

.
H. PENUTUP
1.Kesimpulan
Chi-square (Uji Chi Kuadrat) adalah pengujian hipotesis mengenai
perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi/aktual
dengan frekuensi harapan/ekspektasi. Tujuan dari percobaan ini untuk
mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh
gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random. Metode
yang digunakan adalah metode papan catur dan pengujian kemungkinan
dengan chi-square. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan kelompok
pada percobaan monohibrid dominasi penuh dengan melakukan
pengambilan kancing secara acak adalah hasil rasio yang diharapkan adalah
3 : 1, sehingga setelah diuji dengan perhitungan Chi-square menghasilkan
angka X2 perhitungan sebesar 1,33. angka tersebut menunjukkan hasil
kurang dari 3,841 (X2 tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan
untuk menghitung monohibrid dominasi penuh menerima Hukum Mendel.
Monohibrid dominasi tidak penuh (kodominan) menghasilkan angka X2
perhitungan sebesar 1,52. angka tersebut menunjukkan hasil kurang dari
5,991 (X2 tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan untuk
menghitung monohibrid dominasi tidak penuh menerima Hukum Mendel.
Dihibrid dominasi penuh diperoleh hasil 3,1111 yang kurang dari 7,815 (X2
tabel) pada Chi-square. Jadi dapat disimpulkan semua hasilnya menerima
Hukum Mendel. Sedangkan pada dominasi tidak penuh dihasilkan X2 11,36
yang hasilnya kurang dari 15,507 (X2 tabel). Sehingga dapat dikatakan
semua percobaan pada dihibrid dominasi tidak penuh menerima Hukum
Mendel.
2.Saran
Sebaiknya analisis datanya gak usah dipakai soalnya mempersulit
pembuatan laporannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustami, M.K. ( 2013 ). Genetika. Makassar.

Tosida, E. T., Utami, D. K. (2011). Pemodelan Sistem Pewarisan Gen Manusia Berdasarkan
Hukum Mendel Dengan Algoritma Branch And Bound. Jurnal Ekologia. 11 (1) : 44.

Firdauzi, N. F. (2014). Rasio Perbandingan F1 dan F2 Pada Persilangan Starin N x b, Dan


Strain N Xtx Serta Resiproknya. Jurnal Biology Science & Education. 3 (2) : 197 – 198.

Anda mungkin juga menyukai