Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUMBIOLOGI DASAR
PERKAWINAN DIHIBRID & RASIO FENOTIF FILIALNYA

KELOMPOK : 01

Hanum Wulandari 18304241029

Yuliantika Puteri Wardanih 18304241030

Wina Afifah Putri 18304241031

Edo Cahyo Nugroho 18304241036

Rizqi Rahma Gatta 18304244018

Kelas : Pendidikan Biologi C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. LATAR BELAKANG
Gen adalah bahan genetikyang terkait dengan sifat tertentu. Sebagai bahan genetik tentu
saja gen diwariskan dari satu individu ke individu lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk
alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel dapat serupa, tetapi orang lebih sering
menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotifik berbeda. Gregor Mendel
telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter di
dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ia menyebutnya 'faktor'. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari alelanya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini
adalah konsep mengenai alel.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantanan satu dari tetua
betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan
terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada
gamet yang dibentuk (Mega. 2008).
Adanya hukum peluang telah diterapkan oleh bapak ilmu genetika, Gregor Mendel.
Dimana dikemukakan bahwa hasil persilangan dari generasi antar F1 pada kacang buncis
untuk tujuh karakter tanaman yakni bentuk biji, warna albumen, warna kulit biji, bentuk
polong, warna polong, posisi letak bunga dan panjang batang, dengan rasio 3 : 1. Ketepatan
hukum mendel juga diterapkan untuk mengetahui besarnya peluang memperoleh benih jagung
resesif dari hasil persilangan antara jagung biasa x jagung QPM.

Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan
mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada organism
tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2 yang terdiri dari dua
macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan rasio 1:2:1. Pada
persilangan dihibrid, gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpasangan
secara bebas ketika gametogenesis, sehingga akan menghasilkan empat macam fenotip
dengan perbandingan 9:3:3:1

Dengan adanya variasi morfologi pada setiap species, maka sebagai bentuk pembuktian
secara ilmiah maka kami melakukan pengamatan tentang pekawinan monohibrid dan dihibrid,
yang mana pada pengamatan ini juga akan membuktikan kebenaran hukum mendel secara
praktikum dengan melakukan observasi dengan model genetika kancing baju. Kancing baju
dijadikan model gamet dengan muatan gen spesifik yang dijadikan orientasi cara
pewarisannya. Kegiatan observasi difokuskan untuk persilangan monohybrid dan dihibrid,
dengan orientasi menemukan fakta-fakta tentang peluang munculnya fenotip/genotip hasil
penyilangan dua induk dengan genotip yang tidak diketahui.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menunjukkan rasio fenotip dan genotip dari perkawinan
monohibrid, baik dengan dominasi penuh maupun tidak penuh.
2. Mahasiswa dapat menunjukkan rasio fenotip dan genotip dari perkawinan dihibrid,
baik dengan dominansi penuh maupun tidak penuh.
C. DASAR TEORI

D. ALAT DAN BAHAN


1. Manik-manik (kancing) berwarna
2. Kantong plastik gelap (kotak genetika)

E. CARA KERJA
 Perkawinan Monohibrid
1. Menyiapkan dua macam manik-manik (dua warna), misalnya warna merah dan
putih, masing-masing 48 kancing-kancing. M untuk warna merah dan b untuk
warna putih.
2. Menyediakan dua kantong/kotak genetika, tandai sebagai kotak I dan II.
3. Membagi tiap warna manik-manik menjadi 2 bagian kemudian memasukkan
separuhnya ke dalam kantong I dan kantong II, sehingga pada tiap kantong berisi
24 keping warna merah dan 24 putih.
4. Mengkocok manik-manik dalam kantong itu sampai benar-benar bercampur.
5. Memasukkan tangan kanan ke dalam kantong I dan tangan kiri ke dalam kantongn
II. Selanjutnya secara bersamaan mengambil masing-masing 1 (satu) keping
manik-manik dari kantong-kantong itu dengan acak. Mencatat pasangan
warna/kode manik-manik yang terambil pada lembar pencatatan.
 Perkawinan Dihibrid
1. Menyiapkan 4 (empat) macam manik-manik (4 warna), misalnya merah, putih,
hitam, dan kuning masing-masing 24 keping. Anggaplah hitam (B) sebagai bentuk
bulat, kuning mewakili bentuk keriput (b), merah (M), dan putih (m).
2. Membuat gabungani dua warna dari manik-manik tersebut yang menggambarkan
gabungan antara warna dan bentuk yang mungkin ada yaitu MB, Mb,mB, dan mb
sehingga masing-masing berjumlah 24.
3. Menyediakan kantong I dan II sebagai kantong genetika.
4. Membagi tiap gabungan manik-manik menjadi 2 dan memasukkannya ke dalam
kantong I dan kantong II. Sehingga pada tiap-tiap kantong berisi 12 MB, 12 Mb,
12 mB, dan 12 mb.
5. Mengkocok masing-masing kantong sampai manik-manik bercampur.
6. Memasukkan tangan kanan ke dalam kantong I dan tangan kiri ke dalam kantongn
II. Selanjutnya secara bersamaan mengambil masing-masing 1 (satu) keping
manik-manik dari kantong-kantong itu dengan acak. Mencatat pasangan
warna/kode manik-manik yang terambil pada lembar pencatatan.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Perkawinan Monohibrid

Genotif Penyilangan Penyilangan Jumlah Rasio


Rasio Fenotif I II = 3:1
Rasio Genotif =1:2:1
MM 12 12 24 1

MM 24 24 48 2

Mm 12 12 24 1

2. Jumlah 48 48 Perkawinan
Dihibrid

Genotif Penyilangan I Penyilangan II Jumlah Rasio

MMBB 5 3 8 4

MMBb 3 6 9 4.5

MMbb 3 3 6 3

MmBB 6 3 9 4.5

MmBb 11 14 25 12,5

Mmbb 9 7 16 8

mmBB 2 5 7 3.5

mmBb 8 6 14 7

Mmbb 1 1 2 1

Jumlah 48 48

Rasio Fenotif = 25,5 : 11 : 10,5 : 1


Rasio Genotif = 4 : 4,5 : 3 : 3,5 : 12,5 : 8 : 3,5 : 7 : 1
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
I. DAFTAR PUSTAKA

Capmbell, N.A dkk. 2012. Biologi edisi kedelapan jilid-1. Jakarta: Erlangga

Capmbell, N.A dkk. 2012. Biologi edisi kedelapan jilid-2. Jakarta: Erlangga

Prasaja, Yenni. 2009. Biologi : Kesatuan dan Keanekaragaman Makhluk hidup.


Jakarta: Salemba teknika

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

Wijana, Noman. 2015. Biologi Dasar. Yogyakarta: Innosain

Yasin, Muhammad et al. 2005. Uji Kesesuaian Hukum Mendel Dalam Memilih Benih
Jagung Opaque. Jurnal Informatika Pertanian. Vol 14 No : 1.

Anda mungkin juga menyukai