Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Genetika

MEMBUKTIKAN HUKUM MENDEL I (Persilangan


Monohibrid) DAN HUKUM MENDEL II (Persilangan
Dihibrid)

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Mikrobiologi
Disusun Oleh:

Linda Novitasari : (1920207071)


Pendidikan Biologi 3

Dosen Pengampu : Yustina Hapida, S.Pd., M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021
A. Judul:
Membuktikan Hukum Mendel I (Persilangan Monohobrid) dan Hukum Mendel II
(Persilangan Dihibrid).
B. Tujuan:
1. Membuktikan Hukum mendel 1
2. Membuktikan Hukum mendel 2
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Gunting, Penggaris, Pena, kertas dan Buku.
2. Bahan: Kain flanel bewarna pink dan putih masing-masing sebanyak 20 pasang
( hukum mendel 1), dan Kain flanel bewarna pink, putih, biru tua dan biru
muda masing-masing sebanyak 32 pasang.
D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membuat kancing genetik dari kain flanel sebanyak sebanyak 20 pasang (jantan
dan betina) untuk persilangan hukum mendel 1 dan masing-masing sebanyak 32
pasang untuk persilangan hukum mendel II.
3. Kemudian labeli kertas untuk meletakkan gamet jantan dan betina pada saat
akan dilakukannya proses penyilangan.
4. Setelah itu lakukan percobaan hukum mendel 1 dan 2
a. Hukum mendel I
1). Pisahkan gamet jantan dan gamet betina kemudian letakkan pada kertas
yang telah diberi label sesuai gametnya.
2). Kemudian acak seluruh gamet pada masing-masing gamet untuk
memastika bahwa persilangan yang kita lakukan adalah benar persilangan
yang acak.
3). Selanjutnya kita pasangkan atau kawinkan setiap gamet jantan dan
gamet betina tersebut, Perkawinan ini dilakukan dengan tidak melihat setiap
kancingnya yang berfungsi untuk memastikan bahwa perkawinan ini benar-
benar acak.
4). Setelah proses penyilangan secara acak selesai kemudian kita tentukan
warna dominan dan resesifnya, yaitu dimana warna pink adalah dominan,
dan putih adalah resesif.
5). Hitung setiap warna dominan dan resesif yang dihasilkan.
b. Hukum Mendel II
a. Sebelum memulai percobaan, perhatikan ketentuan berikut.
▪ Kancing genetika dianggap sebagai gamet-gamet yang mengandung gen
dominan maupun resesif yang dihasilkan oleh generasi F1 yang berperan
sebagai induk kedua.
▪ Kancing Pink (A) dominan terhadap kancing putih (a).
▪ Kancing Biru Tua (B) dominan terhadap kancing biru muda (b).
▪ Lambang A untuk biji bulat dan a untuk biji kisut.
▪ Lambang B untuk biji pink, dan b untuk putih.
b. Pisahkan 32 pasang kancing warna merah dan putih masng-masing
menjadi 2 bagian yang sama sebagai gamet jantan (label J) dan gamet
betina (Label B).
c. Campurkan gamet jantan masing-masing dari kancing merah dan putih
serta gamet betina masing-masing dari kancing merah dan putih.
d. Masukkan kancing jantan ke dalam kertas berlabel ♂ dan kancing betina
ke dalam kertas berlabel ♀.
e. Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas kertas berlebel A
f. Lakukan langkah (a) dan (b) untuk Biru Tua dan Biru Muda. Pasangkan
secara acak dan masukkan ke dalam kertas berlebel B.
g. Pertemukan setiap pasang dari gelas A dan B sampai habis, catat macam
dan jumlah fenotip serta genotip pada tabel.
h. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotipnya.

E. Hasil Praktikum
1. Hasil Praktium Persilangan Hukum Mendel I
Tabel 1. Hasil Persilangan Hukum Mendel 1
No. Genotip Fenotip Jumlah
1. MM Bunga Pink 10
2. Mm Bunga Pink Putih 20
3. mm Bunga Putih 10
Jumlah Total 40
 Genotip
MM : Mm : mm
10 : 20 : 10

 Fenotip
Bunga Pink : Bunga Pink Putih : Bunga Putih
10 : 20 : 10

2. Hasil Praktium Persilangan Hukum Mendel II


a. Percobaan Pertama
No. Genotip Fenotip Jumlah
1. AABB Bulat Pink 3
2. AABb Bulat Pink 10
3. AAbb Bulat Biru Muda 3
4. AaBB Bulat Biru Tua 9
5. AaBb Bulat Biru Tua 14
6. Aabb Bulat Biru Muda 8
7. aaBB Kisut Biru Tua 5
8. aaBb Kisut Bitu Tua 6
9. aabb Kisut Biru Muda 6
Jumlah Total 64

 Genotip
AABB : AABb : AAbb : AaBB : AaBb : Aabb : aaBB : aaBb: aabb
3 : 10 : 3 : 9 : 14 : 8 : 5 : 6 : 6

 Fenotip
Bulat Pink : Bulat Putih : Kisut Pink : Kisut Putih
36 : 11 : 11 : 6

b. Percobaan Kedua
No. Genotip Fenotip Jumlah
1. AABB Bulat Pink 5
2. AABb Bulat Pink 10
3. AAbb Bulat Biru Muda 2
4. AaBB Bulat Biru Tua 4
5. AaBb Bulat Biru Tua 19
6. Aabb Bulat Biru Muda 7
7. aaBB Kisut Biru Tua 3
8. aaBb Kisut Bitu Tua 11
9. aabb Kisut Biru Muda 3
Jumlah Total 64

 Genotip
AABB : AABb : AAbb : AaBB : AaBb : Aabb : aaBB : aaBb: aabb
5 : 10 : 2 : 4 : 19 : 7 : 3 : 11 : 3

 Fenotip
Bulat Pink : Bulat Putih : Kisut Pink : Kisut Putih
38 : 9 : 14 : 3

c. Percobaan Ketiga
No. Genotip Fenotip Jumlah
1. AABB Bulat Pink 7
2. AABb Bulat Pink 6
3. AAbb Bulat Biru Muda 2
4. AaBB Bulat Biru Tua 6
5. AaBb Bulat Biru Tua 18
6. Aabb Bulat Biru Muda 10
7. aaBB Kisut Biru Tua 2
8. aaBb Kisut Bitu Tua 10
9. aabb Kisut Biru Muda 3
Jumlah Total 64

 Genotip
AABB : AABb : AAbb : AaBB : AaBb : Aabb : aaBB : aaBb: aabb
7 : 6 : 2 : 6 : 18 : 10 : 2 : 10 : 3

 Fenotip
Bulat Pink : Bulat Putih : Kisut Pink : Kisut Putih
37 : 12 : 12 : 3

d. Jumlah data dari 3 kali percobaan


Fenotip Data 1 Data 2 Data 3 Jumlah Hasil
Bagi
AB 36 38 37 111 9
Ab 11 9 12 32 3
Ab 11 14 12 37 3
ab 6 3 3 12 1
F. Pembahasan
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum Segregasi (pemisahan) atau Hukum Pertama Mendel
Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-
gamet yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu.
Persilangan ini dikenal dengan persilangan monihibrid.
Hukum Segregasi :
Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi
ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
2. Hukum Asortasi/Pemilihan bebas atau Hukum Kedua Mendel
Selain persilangan monohibrid, Mendel juga melakukan persilangan
dihibrid, yaitu persilangan yang melibatkan pola perwarisan dua macam sifat
seketika. Salah satu di antaranya adalah persilangan galur murni kedelai berbiji
kuning-halus dengan galur murni berbiji hijau-keriput. Hasilnya berupa
tanaman kedelai generasi F1 yang semuanya berbiji kuning-halus. Ketika
tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka diperoleh empat macam
individu generasi F2, masing-masing berbiji kuning-halus, kuning-keriput,
hijau-halus, dan hijau-keriput dengan nisbah 9 : 3 : 3 : 1.
Jika gen yang menyebabkan biji berwarna kuning dan hijau masing-masing
adalah gen G dan g, sedang gen yang menyebabkan biji halus dan keriput
masing-masing adalah gen W dan gen w.

Dalam percobaan yang telah dilakukan dalam melakukan pembuktiaan


hukum mendel 1 dan 2 didapatkan beberapa hasil dan pembahasan yang relevan
dengan data yang dilakukan sebelumnya. Percobaan yang dilakukan ini
memodifikasi dari beberapa sumber yang salah satunya dari video praktikum
pada youtube.
Percobaan pertama dilakukan dengan membuktikan persilangan hukum
mendel 1, Yaitu dengan menggunakan 20 pasang dimasing-masing warna. Pada
pembuktian persilangan hukum mendel satu itu didapatkan beberapa data
genotip dan fenotip, data genotipnya yaitu MM : Mm : mm berturut-turut 10 :
20 : 10. Dan fenotipnya Bunga Pink, Bunga Pink Putih dan Bunga Putih. Jadi
dari percobaan persilangan hukum mendel 1 yang saya lakukan ini sesuai
dengan rumus hukum mendel 1. Persilangan ini dilakukan secara acak dengan
cara menutup mata yang fungsinya agar mendapatkan hasil data yang benar-
benar acak.
Sedangkan pada percobaan persilangan hukum mendel II ini dilakukan
sebanyak 3 kali percobaan dengan mendapatkan tiga data. Percobaan pada
hukum mendel II ini dilakukan seperti prosedur kerja pada percobaan hukum
mendel 1.
Dari hasil yang didapatkan pada persilangan dihibrid, yaitu persilangan
dengan dua sifat berbeda yang menggunakan 4 macam kancing genetik yaitu
warna pink, putih, biru tua dan biru muda. Warna Pink sebagai pembawa sifat
untuk biji bulat (A) dan dominan penuh terhadap putih yang dianggap sebagai
pembawa sifat untuk biji keriput (a) sedangkan kancing Biru Tua sebagai
pembawa sifat untuk warna biji Biru tua (B) dan dominan penuh terhadap biru
muda sebagai pembawa sifat untuk warna biru muda (b).
Setelah semua hasil pengamatan telah didapatkan, sekarang saatnya
melakukan pengujian terhadap hasil pengamatan tersebut, apakah percobaan
baik atau buruk dengan berpatok pada materi dimana pada percobaan
persilangan dua sifat beda, rasio fenotip nya adalah 9:3:3:1. Angka-angka hasil
pengamatan yang telah lakukan diselisihkan dengan angka harapan (yaitu angka
yang ada pada teori) pada tiap-tiap percobaan, yaitu masing-masing sebanyak
32 kali dan 64 kali, maka didapatlah hasil deviasi, yaitu nilai yang tidak sesuai
dengan harapan, lalu ditotalkan.
Dari hasil percobaan tersebut di dapat bahwa rasio Fenotipe untuk
percobaan pertama dengan 64 kali pengambilan yaitu 36:11:11:6, Percobaan
Kedua yaitu 38:9:14:3 dan untuk percobaan ketiga yaitu 37:12:12:3 Kemudian
masing-masing data dijumlahkan yang menghasilkan 111:32:37:12, semua
angka tersbut masing-masing 3 sehingga hal ini mendekati angka rasio fenotipe
hukum mandel 2 yaitu 9:3:3:1, dan masing-masing nilai deviasi tidak melebihi
3, maka dapat dianggap percobaan ini berhasil sesuai dengan ketentuan pada
Hukum Mendel II.
G. Kesimpulan
Percobaan persilangan hukum mendel 1 dan hukum mendel II yang telah
dilakukan yaitu membuktikan bahwa percobaan ini sesuai dengan ketentuan pada
hukum mendel 1 dan hukum mendel II. Hal ini dibuktikan dengan jumlah rasio data
yang dihasilkan pada hukum mendel 1 yaitu 1:2:1 dan hukum mendel II yaitu
9:3:3:1.

H. Daftar pustaka
Ayala, F.J. & J.A. Kiger Jr. (1980). Modern Genetics. Meulo Park-California: The
Benjamin/Communings Pub. Co. Inc.
Cahyono, Fransisca. (2011). Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel.
Makalah II 2092 Probabilitas dan Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011.
Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab.
Agronomi Universitas Bengkulu.
Winchester, A.M. (1991). Laboratory Manual of Genetics. Wm. C. Brown,
Dubuque-Iowa.

I. Lampiran

20 Pasang Kancing (2 sifat) 32 Pasang Kancing (4 sifat)


Proses Persilangan Hukum Mendel I

Proses Persilangan Hukum Mendel I dan Hukum mendel II

Data hasil Persilangan Hukum Mendel I dan Hukum mendel II

Data hasil Persilangan Hukum Mendel II

Anda mungkin juga menyukai