Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

POPULASI : PERTUMBUHAN POPULASI, STRUKTUR


POPULASI, SPESIES R DAN K
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi Hewan

dengan Model Pembelajaran RQA

Dosen Pengampu : Fahmy Armanda, M.Pd

Disusun Oleh:
Nur Haniawasniati (1930207095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, piji dan syukur selalu kita curahkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmatnya yang berlimpah serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Populasi : Pertumbuhan Populasi, Struktur Populasi, Spesies R
Dan K”. Makalah ini merupakan bagian dari keterlaksanaan pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Reading, Questioning, Answering (RQA). Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun
isinya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimaksih kepada Bapak


Fahmy Armanda, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ekologi Hewan yang telah
Membantu kami dalam kegiatan perkuliahan secara daring. Akhirnya kami
mengharapkan agar makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya
untuk proses penilaian dalam Mata Kuliah Ekologi Hewan.

Palembang, 7 November 2021

Kelompok 9
DAFTAR PUSTAKA

Begon, Mitchael. (2006). Ecology: From Individual to Ecosystems. 4th ed. Victoria:
Blackwell Publishing.
Campbell, Reece, and Mitchell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Darmawan, agus, dkk. (2005). Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang
Press.
Glencoe, McGraw-Hill. 2008. Biology. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Setiadi, dede.dkk. 1989. Dasar- dasar Ekologi.Bogor : ITB
S. J Mc Naughton, dkk (1990). Alih bahasa Sunaryo Ekologi Umum Edisi ke
2.Yogyakarta: UGM Press.
Winarsih, Sri. (2019). Seri Sains Perkembanganbiakan Makhluk Hidup. Semarang :
Alprin.
MATERI (READING)

A. Pertumbuhan Populasi
Setiap populasi makhluk hidup mengalami proses yang sama. Antara lain
dia mengemukakan tingkat fertilitas suatu organisme mungkin sangat tinggi,
tetapi bahaya yang mengancam populasinya juga besar. Tarumingkeng (1994),
Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies
(atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis
yang bersangkutan), dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata
ruang tertentu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah
kepadatan (density). Empat parameter populasi yang mengubah kepadatan
populasi adalah natalitas ( telur, biji, produksi spora, kelahiran), mortalitas
(kematian), imigrasi dan emigrasi
Populasi adalah unit biologis yang menunjukkan perubahan dalam ukurannya.
Setiap populasi mengalami tiga fase sepanjang siklus hidupnya yaitu,
tumbuh, stabil, menurun. Adapun perubahan itu dipengaruhi oleh, natalitas
(kelahiran), mortalitas (kematian), migrasi (perpindahan populasi), imigrasi,
emigrasi.
Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode
waktu tertentu. Grafik yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan
populasi dN/dt = rN, dikenal sebagai kurva bentuk J atau kurva laju
pertumbuhan eksponensial. Hubungan antara potensi biotik, pertumbuhan
logistik dan resistensi lingkungan. Penambahan jumlah individa ke dalam
populasi secara tiba-tiba melebihi daya dukung menyebabkan kurva bentuk J
pada kurva potensi biotik menjadi terputus secara tiba-tiba (overshoot). Jika
kemampuan daya dukung hanya dibatasi oleh persediaan makanan. Pada
kenyataannya populasi organisme berosilasi disekitar daya dukung (K).
Sedangkan pada keadaan lingkungan yang terbatas, dimana populasi dibatasi
oleh daya dukung lingkungan, sehingga ukuran populasi mempengaruhi laju
pertumbuhan, dan laju pertumbuhan membentuk kurva sigmoid (S).
Pertumbuhan populasi hewan di alam dibedakan atas golongan yang
mempunyai sifat satu kali berkembang biak dan beberapa kali berkembang biak.
Untuk itu maka pertumbuhan populasi organisme dibedakan atas dua golongan
yaitu (a) Organisme dengan satu generasi (discret generation), dan (b)
Organisme dengan generasi lebih dari satu (continous generation).
Berikut ini beberapa model pertumbuhan populasi, yaitu;
a. Model continuous time
Ialah model yang digunakan untuk menentukan jumlah tumbuhan yang
ada dalam beberapa waktu mendatang. Pada model ini individu berkembang
tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan
suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya
kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah populasi
akan tumbuh secara kontinu pertama kali dicetuskan oleh Malthus (1798).
Dinamika populasi dapat di aproksimasi dengan model ini hanya untuk
periode waktu yang pendek saja.
b. Model kontinu
dapat diakumulasikan menggunakan persamaan : Nt+DT=Nt+B+I-D+E
Keterangan:
Nt : jumlah populasi tumbuhan yang ada dalam waktu t
B : jumlah kelahiran per satuan waktu
I : jumlah kedatangan per satuan waktu
D : jumlah kematian per satuan waktu E : jumlah yang keluar per satuan
waktu
Nt+Dt : jumlah populasi pada waktu t+Dt
c. Model pertumbuhan logistik
Model logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk
populasi dengan kondisi kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya
tampung lingkungan. Pada populasi dengan kepadatan itnggi, masing-
masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang tersedia dan populasi
tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada
populasi dengan kepadatan rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku
dimana sumberdaya berlimpah dan populasi tumbuh secara cepat. Selama
akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi Martin Cody memperkenalkan
konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan lebih disukai
pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada
kepadatan populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang
organismenya dapat bertahan hidup dan bereproduksi dengan sedikit
sumberdaya. Dengan demikian, kemampuan bersaing dan efisiensi
maksimum penggunaan sumberdaya lebih disukai pada populasi yang
cenderung tetap berada pada atau di dekat daya tampungnya. Pada
kepadatan populasi yang rendah, adaptasi yang meningkatkan reproduksi
yang cepat, seperti peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini
menjadi terseleksi. Laju reproduksi yang tingg, tanpa memperhitungkan
efisiensi, lebih disukai pada kasus ini. Karakteristik Populasi Ideal
Terseleksi oleh-r (oportunistik) dan Terseleksi oleh-K (Kesetimbangan).
Persamaan logistik ini pertama kali ditemukan oleh Verhuls pada tahun
1839, yang dikenal dengan nama kurva logistik atau kurva S karena
bentuknya seperti huruf S.Asumsi yang berlaku:
a) Populasi akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan, dengan
sebaran umur yang stabil.
b) Pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang berangsur-angsur
menurun secara tetap dengan konstanta r Pengaruh r bersifat seketika
tanpa penundaan (time tag).
c) Sepanjang pertumbuhan lingkungan tidak mengalami perubahan
Pengaruh kerapatan adalah sama terhadap semua tingkatan umur
populasi.
d) Perkembangan tidak dipengaruhi oleh kerapatan dan rasio jenis kelamin.
Dalam kondisi alami, pertumbuhan populasi dikendalikan baik oleh
faktor internal maupun faktor eksternal yang dominan adalah kerapat
populasi itu sendiri.
Dalam pertumbuhan populasi akan terjadi kompetisi antara
anggota populasi itu sendiri. Semakin dekat nilai N terhadap K, maka
tekanan (stres) dalam bentuk kompetisi akan semakin kuat. Bekerjanya
faktor pengendali karena peningkatan kerapatan populasi itu sendiri
disebut faktor pengendali bergayut (dependent factor).Sedangkan faktor
pengendali eksternal merupakan faktor yang bekerjanya tanpa ada
hubungan dengan peningkatan kerapatan populasi, yang disebut faktor
pengendali tak bergayut (independent factor), misalnya kebakaran,
banjir, kebakaran, pencemaran, dan bencana alam lainnya.
Menurut McNaughton (1993) suatu populasi mengalami pertumbuhan
apabila laju kelahiran dalam populasi tersebut lebib besar dari laju kematian.
Terdapat dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yaitu pertumbuhan
eksponsial (dengan bentuk kurva J) serta bentuk perumbuhan sigmoid (dengan
bentuk kurva S).
a. Pertumbuhan Eksponsial
Pertumbuhan populasi yang brbentuk eksponsial terjadi jika populasi ada
didalam sesuatu lingkungan ideal yang baik, yaitu keteredian makanan, ruang
serta kondisi lingkungan lainnya tidak beroprasi membatasi, namun tanpa adnya
persaingan atau kompetetisi, dan lain sebaginnya. Pada pertumbuhan populasi
yang seperti itu kerapatan bertambah cepat secara eksponsial serta kemudian
berhenti mendadaka saat berbagai faktor pembatas meulai berlaku mendadak.
Dalam kajian model pertumbuhan, biasanya dilakukan terhadap satu
spesies tertentu dengan menggunakan asumsi bahwa kondisi lingkungan
populasi tersebut tak terbatas.
b. Pertumbuhan sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbebntuk sigmoid, populasi yang
awalnya meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Setelah itu, maskin
cepat sehingga mencapai laju peningjkatan secara logaritmil (fase logaritmik),
akan tetapi segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya
pertahanan lingkungan, contoh ya yang berupa persaingan intra spesies (fase
akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tujuan tingkat yang kurang
lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot
atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat
lagi yang disebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu
habitat ialah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau
biomasa) yang kehidupannya didukung oleh habitat tersebut.
Populasi yang teratur dan terkontrol ialah sesuatu yang secara teratur
mengarah pad akemampuan lingkungan untuk mendukung individu-individu.
Daya dukung tersebut umumnya bisa berubah menurut waktu, oleh karena itu
ketersedian sumber menjadi kritis, perubahan umur struktur genetic populasi,
atau perubahan sumber kematian eks-ternal. Densitas populasi terkonntrol
mungkin berubah dalam pola bertahap (tracking) dengan berubahnya daya
dukung lingkungan. Tracking dari fluktuasi yang besar membutuhkan hubungan
timbale balik yang sangat kuat dengan cepat antara organisme dengan
lingkungannya. Hubungan tersebut kemduian akan membentuk dan menentukan
kecepatan perubahan populasi terkontrol sebagai respons terhadap fluktasi
lingkungan (McNaughton, 1993).
Populasi dapat bertumbuh cepat ataupun lambat. Kecepatan pertumbuhan
populasi ditentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian.
Kecepatan prtumbuhan populasi itu dapat dipengaruhi oleh jumlah kematian
sebelum umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu. Kajian
tentang populasi tumbuhan yang memiliki definisi kumpulan spesies sejenis
yang berada dalam suatu tempat dan waktu tertentu penting untuk dipelajari
karena terdapat hubungan dengan keberagaman hayati terutama tumbuhan dalam
suatu wilayah tertentu (McNaughton, 1993).
B. Struktur Populasi
Menurut Hardiansyah (2010) struktur populasi meliputi densitas dan pola
distribusi, demografi tumbuhan, stadia dan umur, fekunditas, struktur umur dan
struktur stadia.Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung
sebagian besar individu-individu muda. Populasi mempunyai sejarah hidup
dalam arti mereka tumbuh, mengadakan pembedaan-pembedaan dan memelihara
diri seperti yang dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat kelompok seperti laju
kelahiran, laju kematian, perbandingan umur, dan kecocokan genetik hanya
dapat diterapkan pada populasi (Odum,1998).
Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca,
arus air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam
ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang
menjadi sasaran gangguan-gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan
dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung
dikendalikan secara biologi dan seleksi alam.Faktor negatif ataupun positif bagi
populasi adalah, Ketidak tergantungan pada kepadatan (density independent),
apabila pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim
sering kali, tetapi tidak berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan (density
dependent), apabila pengaruhnya pada populasi merupakan fungsi dari
kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya) tetapi
tidak selalu (Odum,1998).
C. Spesies r dan K
Menurut MacArthur & Wilson 1967, srta Pianka 1970 (dalam Michael
Begon, 1986), berdasarkan daya dukung lingkungannya (carrying capacity),
strategi hidup ada 2 macam, yaitu strategi hidup-r dan strategi hidup-K.
a. Strategi Hidup-r
Jenis makhluk hidup dengan strategi hidup r adalah yang mengalami
pertumbuhan populasi yang cepat dengan mengabaikan terlampaunya daya
dukung lingkungannya. Makhluk hidup yang memiliki strategi hidup r
memiliki kemampuan untuk berkompetisi rendah, namun bereproduksi lebih
dini dengan jumlah anakan yang banyak dan berkembang dengan cepat.
Mereka biasanya berukuran kecil, selalu berpindah-pindah tempat, dan
memiliki waktu generasi yang pendek. Menurut Campbell (2004) populasi
makhluk hidup dengan strategi hidup r disebut juga dengan populasi
oportunistik (opportunistic population), karena kemungkinan besar akan
ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, dimana kepadatan populasi
berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di mana individu kemungkinan
besar menghadapi sedikit persaingan. Contoh: lalat buah, tikus, capung, dan
belalang (Glencoe).
Menurut Winarsih (2019), beberapa spesies memiliki strategi r,
memberikan energi kepada anak dan keturunannya yang banyak
jumlahnya. Spesies yang menggunakan stategi ini cenderung berukuran
kecil dan singkat daur hidupnya.
b. Strategi Hidup-K
Makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan
ukuran populasinya mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup
yang memiliki strategi hidup K kemampuan berkompetisinya tinggi, namun
bereproduksi lebih lambat dengan jumlah anakan yang sedikit dan
berkembang dengan lambat pula. Mereka biasanya berukuran besar, jarang
berpindah-berpindah tempat, dan waktu generasinya panjang. Campbell
(2004) menyatakan bahwa populasi makhluk hidup dengan strategi hidup K
disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial population), yaitu
populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan yang mendekati batas
sumberdayanya (K, atau daya tampung). Menurut Winarsih (2019), contoh
makhluk hidup yang berstrategi ini, yaitu kuda nil, badak, harimau, jerapah,
ikan paus, serta manusia.
PERTANYAAN (QUESTIONING)

1. Mengani materi home range atau daerah jelajah, sebenarnya apa yang menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi daerah jelajah tersebut ? jelaskan !
2. Salah satu konsekuensi dari territorial yaitu dapat terjadi regulasi. Bagaimana
jika tidak ada batas territory ?
3. Bagaimana hubungan antara daerah jelajah dengan teritori ? serta tolong berikan
contohnya ?
JAWABAN (ANSWERING)

1. Adapun faktor – Faktor yang Mempengaruhi Daerah Jelajah


a. Distribusi makanan dan perlindungan
Distribusi makanan dan perlindungan yang tidak teratur akan membuat
daerah jelajah juga menjadi tidak teratur
b. Kedatangan musuh atau spesies lain
Kedatangan spesies lain dalam suatu daerah jelajah tidak terjadi setiap hari,
namun apabila spesies tersebut tidak bisa mempertahankan daerah
kekusaannya, daerah tersebut akan diambil alih oleh spesies lain.
c. Ukuran tubuh
Hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar maka memiliki home range
yang lebih besar, dan karnivora pada umumnya memiliki home range yang
lebih besar daripada herbivora dan omnivora dari ukuran yang sama.
Pejantan dan hewan yang sudah dewasa memiliki home range yang lebih
besar daripada betina dan hewan yang masih muda. Berat badan sendiri
kurang memberikan kontribusi terhadap pertambahan laju yang mendekati
konstan sebagai masa pertambahan berat tubuh diantara karnivora home
range bertambah pertambahan laju berat tubuh yang lebih besar.
2. Jika tidak ada batas territori dan semua telah memiliki daerah territori, serta
territori terdapat hanya satu jenis populasi. Maka tidak akan terjadi regulasi
populasi. Jika teritori memiliki batas ukuran dan angka dari area yang terbatas,
maka akan dimungkinkan terjadinya regulasi kepadatan populasi tetapi tentunya
pada keadaan tertentu. Contohnya pada Spermophilus undulates, pada saat
semua betina bersarang dan terjadi kelebihan jumlah pejantan maka akan
memaksa beberapa pejantan yang tidak mendapat pasangan untuk pergi ke
tempat lain yang suboptimal. Populasi pejantan ini akan tetap karena tidak dapat
kawin dan cenderung menurun karena predasi dan cuaca. Pada spesies ini tidak
terjadi regulasi polpulasi karena hanya pejantan saja yang mengalami
penambahan.
3. Hubungan antara daerah jelajah dengan teritory Sangat jelas sekali, bahwa
daerah territory membuat hewan lebih mudah mendapat makanan, kawanan,
berkembang biak, dan kegiatan yang lain. Dan daerah jelajah sebagai media di
luar territory yang memberikan kesempatan untuk hidup, apabila suatu ketika
daerah territory hilang, atau dikuasai spesies lain. Adapun contoh yang
Berkaitan dengan Home Range (Daerah Jelajah) dan Territory yaitu, makin
menyempitnya hutan jelas membuat para gajah tidak nyaman. Dalam kondisi
normal, mereka harus memiliki wilayah jelajah (home range) minimum 165
kilometer persegi di hutan primer dan 60 kilometer persegi di hutan sekunder.
Sebagai hewan yang memiliki jalur jelajah alami, mereka akan melewati rute
yang sama dalam tiga bulan atau satu tahun sekali. Di musim kemarau, mereka
bergerak mencari makan dari hutan dataran tinggi ke dataran rendah, begitu pula
sebaliknya pada musim hujan. “Nah, ternyata, saat mereka kembali, ada tanaman
penduduk di rutenya. Tentu saja ini ibarat restoran, maka mereka menjarah
untuk makan. Kawanan burung merpati dalam suatu wilayah akan menjaga
kawanan tersebut sampai musim dingin. Pada awal musim semi, kawanan akan
berpisah dan mnyebar menemukan tempat baru dan membetuk kawanan baru,
itulah territori. Teritori adalah area yang terlindungi, kurang lebih yang terjaga
dan berharga, yang diperthankan oleh individu-individu ataupun kelompok-
kelompok sperti misalnya kawanan serigala. Hal ini akan memberikan definisi
yang luas dan menyatakan bahwa teritori akan terbentuk ketika individu-
individu atau kelompok-kelompok dipisahkan dan mendapat habitat yang cocok
secara acak.

Anda mungkin juga menyukai