ABSTRAK
Penelusuran menggunakan angket menunjukkan bahwa tidak semua konsep yang yang tercakup dalam kisi-kisi
pengembangan soal disampaikan oleh guru di kelas. Terdapat konsep yang tidak didapatkan siswa dari guru teta-
pi didapatkan dari hasil penalaran siswa terhadap informasi yang ada pada soal dan teman yaitu memperkirakan
jenis dan jumlah makanan yang harus dimakan setiap hari berdasarkan piramida makanan serta mengidentifikasi
jenis dan kandungan zat makanan berdasarkan label pada kemasan makanan.
ABSTRACT
Search using the questionnaire showed that not all concepts covered in the lattice about the development deliv-
ered by teachers in the classroom. There is a concept that does not get students from the teacher but the students
come from the reasoning of the existing information on the matter and your friends are estimating the type and
amount of food should be eaten every day by the food pyramid and identify the type and content of nutrients on
the labels on food packaging.
bentuk kebiasaan makan yang lebih memilih pa- kedua badan dunia tadi, mengikuti kesepakatan
ngan yang berkualitas merupakan salah satu tersebut dan berupaya untuk melaksanakannya.
tugas pemerintah dalam rangka memelihara ke- Lembaga Badan Perencanaan Pembangunan Na-
sehatan masyarakat (Baliwati et al., 2004; Badan sional atau Bappenas dan Departemen Pendidi-
Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007; Ba- kan Nasional ditunjuk untuk melaksanakan ke-
dan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2011). sepakatan tersebut. Bappenas membuat program
Perhatian terhadap kesehatan sangat ber- yang berorientasi pada perbaikan pangan untuk
hubungan dengan produktivitas masyarakat. The anak dan wanita usia subur dengan cara merevisi
Global Competitiveness Report 2010-2011 yang di- pola konsumsi pangan, mempertinggi aksesibili-
keluarkan oleh World Economic Forum pada Sep- tas terhadap pangan, dan melaksanakan program
tember 2010 menyebutkan, peringkat daya saing pendidikan gizi melalui jalur Posyandu yang
Indonesia meningkat dengan sangat bermakna. melibatkan kader posyandu dan paramedis dari
Sementara pada 2009 daya saing Indonesia men- Puskesmas (Badan Perencanaan Pembangunan
duduki peringkat ke-54 dari 144 negara dan tahun Nasional, 2007; Badan Perencanaan Pembangu-
2010 peringkat Indonesia naik 10 tingkat di po- nan Nasional, 2010; Poedjiadi, 1990; Soekirman,
sisi ke-44 dengan nilai 4,43. Posisi ini lebih baik 1990). Ada pun Depdiknas melaksanakan kese-
dibanding India, meski masih berada di bawah pakatan tersebut dengan cara menyelenggarakan
Cina. Daya saing global India menduduki pering- pendidikan gizi melalui jalur pendidikan di se-
kat ke-51 dan Cina di peringkat ke-27 (Bappenas, kolah. Pendidikan gizi disisipkan ke dalam kuri-
2011). Walaupun demikian peringkat Indonesia kulum yang berlaku (Kurikulum Tingkat Satuan
tidak buruk, bahkan Indonesia dinilai sebagai Pendidikan) dan kemudian disampaikan pada
salah satu negara dengan prestasi terbaik. Tentu siswa mulai jenjang SD hingga SMA.
saja prestasi ini harus dipertahankan bahkan te- Melalui program pembelajaran di seko-
rus ditingkatkan, diantaranya dengan melakukan lah, upaya menanamkan kebiasaan makan yang
upaya perbaikan kualitas pangan dan gizi masya- benar dan hidup sehat dapat dirancang, dilaksa-
rakat. Tingkat konsumsi makanan seimbang dan nakan, dan dievaluasi (Cullen et al., 2007; Roth-
bergizi baik akan meningkatkan status kesehatan Yousey et al., 2008; Tak et al., 2008). Melalui pen-
yang merupakan salah satu indikator penting ber- didikan di sekolah, seseorang akan mendapatkan
sama pendidikan dalam menentukan daya saing perlakuan yang sistematik untuk bisa menguasai
bangsa. Oleh sebab itu, bukan hanya Indonesia, kemampuan tertentu. Berkaitan dengan upa-
negara maju juga selalu memperhatikan status ya memperbaiki dan meningkatkan status gizi
gizi, akses terhadap pangan yang berkualitas, dan masyarakat, pendidikan merupakan salah satu
peningkatan layanan kesehatan. Isu yang hingga bentuknya (Badan Perencanaan Pembangunan
saat ini masih menjadi fokus perhatian adalah Nasional, 2007; Bappenas, 2010; Minarto, 2007).
kasus-kasus kesehatan yang berhubungan dengan Sekolah merupakan tempat siswa belajar,
pola konsumsi makanan atau kebiasaan makan artinya di sekolah kesempatan yang besar me-
yang cenderung meningkat.(Badan Perencanaan mang disediakan untuk membentuk dan mengu-
Pembangunan Nasional, 2007; Badan Peren- bah perilaku siswa sesuai dengan yang diingin-
canaan Pembangunan Nasional, 2011; WHO, kan masyarakat. Usaha yang secara sistematik
2009) diberikan di sekolah untuk membentuk perilaku
Dua organisasi tingkat dunia yaitu Food seseorang merupakan penerapan dari teori sosial-
and Agriculture Organization (FAO) dan World kognitif (social- cognitive theory). Telah diketahui
Health Organization (WHO) memberi perhatian bahwa terdapat hubungan yang erat antara pe-
khusus pada masalah-masalah yang berkaitan ngetahuan dan perilaku. Seseorang tidak mung-
dengan pangan. Para ahli nutrisi dari berbagai kin melakukan sesuatu tanpa didasari oleh penge-
negara anggota PBB berkumpul di Bangkok, tahuan yang mendukung perilakunya (Prochaska
Thailand pada tahun 1998 untuk menyepakati & Velicer, 1997; Murphy, 2005; Slamma, 2008).
beberapa hal yang menjadi kepedulian mereka, Meski demikian pengetahuan belum tentu men-
yaitu masalah kesehatan yang berkaitan dengan jamin terbentuknya perilaku yang sesuai. Sebagai
pangan. Dua diantara kesepakatan yang disetujui contoh walaupun semua orang tahu bahwa olah-
adalah mengenai perbaikan asupan pangan un- raga yang teratur itu sangat baik bagi kesehatan,
tuk anak-anak dan wanita muda, serta perlunya tetapi tidak semua mau melakukannya. Dibutuh-
dikembangkan program-program pendidikan kan komitmen, dukungan dari lingkungan, dan
yang berkaitan dengan revisi perilaku dalam hal imbalan-imbalan yang dapat membuat seseorang
konsumsi pangan (WHO, 2009). Indonesia se- berubah dan memelihara perilakunya.
bagai salah satu negara yang menjadi anggota Di sekolah guru dapat melakukan usaha
Mimin Nurjhani K. dkk. / JPII 1 (2) (2012) 149-156 151
untuk memunculkan komitmen, mendukung lah mengungkap pengetahuan gizi siswa Agar
terbentuknya lingkungan dan ikut memeliha- semua aspek dapat terungkap, maka pengambi-
ra perilaku yang diharapkan muncul dari siswa lan data disusun dalam tiga (3) tahap. Tahap pen-
melalui kegiatan pembelajaran (Olm-Shipman et jajagan merupakan tahap yang pertama, diikuti
al.,2009). Untuk melaksanakan kegiatan pembe- dengan tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
lajaran, guru merujuk pada kurikulum yang ber- Pada tahap penjajagan dilakukan penen-
laku. Idealnya kegiatan pembelajaran dirancang tuan sekolah yang dilibatkan dalam penelitian.
sesuai konteks yang ditemukan di sekitar lingku- Setelah terjadi kesepakatan antara pihak seko-
ngan siswa, akan tetapi seringkali guru mengala- lah dengan peneliti, langkah selanjutnya adalah
mi kesulitan menerjemahkan kurikulum ke dalam melakukan observasi. Sasaran observasi adalah
kegiatan pembelajaran karena seringkali tuntutan kegiatan pembelajaran tentang konsep Makanan,
kurikulum tidak sejalan dengan kenyataan yang Kesehatan, dan Sistem Pencernaan Makanan.
ada di lingkungan sekolah ataupun masyarakat Dari kegiatan ini juga didapatkan kesepakatan
sekitarnya (Roth-Yousey et al.,2008). Misalnya, antara guru dan peneliti mengenai jadwal pene-
pada kenyataan di sekolah banyak dijual maka- litian, penyebaran instrumen penelitian serta wa-
nan ringan yang mengandung zat pemanis bu- wancara dengan siswa.
atan yang tidak diketahui kadarnya, sedangkan Kegiatan utama pada tahap persiapan
kurikulum di sekolah dasar tidak mencantumkan adalah menyiapkan instrumen yang digunakan
materi yang berkaitan dengan bahaya penggu- sebagai alat pengumpul data. Instrumen berupa
naan zat pemanis buatan bagi kesehatan. Contoh tes konsep sebanyak 50 item soal, dikembangkan
lain, siswa hanya dituntut untuk memahami bah- berdasarkan hasil analisis Standar Kompetensi
wa zat makanan yang ada dalam makanan harus (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta Stan-
dikonsumsi dengan memper-hatikan fungsinya dar Kelulusan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
bagi kerja organ dalam tubuh, tetapi siswa tidak Pendidikan (BSNP, 2006) dan mempertimbang-
dituntut untuk memahami pengaturan kompo- kan pula konsep-konsep gizi yang disarankan
sisi makanan berdasarkan jenis dan jumlahnya. oleh pemerintah untuk disebarluaskan berda-
Padahal Pemerintah dalam Rencana Aksi Nasio- sarkan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
nal Pangan dan Gizi 2006-2010 dan dilanjutkan 2011-2015 . Hasilnya dituangkan dalam bentuk
untuk periode 2011-2015 menekankan bahwa Kisi-Kisi Soal yang kemudian dibuat butir soal
ada beberapa masalah gizi yang berkembang di berbentuk Pilihan Ganda.
masyarakat berupa kurang gizi, penyakit gizi, Setelah tahap persiapan selesai, maka di-
dan perilaku konsumsi yang disebabkan oleh laksanakan pengambilan data. Pelaksanaan tes
faktor sosial dan budaya (misalnya tidak mem- untuk menjaring penguasaan konsep dilaksana-
biasakan makan sayur dan buah, membiasakan kan setelah pembelajaran dengan topik Maka-
makan makanan instan) (Bappenas, 2007; Bap- nan, Kesehatan, dan Sistem Pencernaan Maka-
penas, 2010). nan selesai disampaikan oleh guru. Pelaksanaan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat- tes memakan waktu kurang lebih 90 menit. Sela-
kan gambaran tentang konsep-konsep apa saja ma siswa mengerjakan tes, guru mengisi kuesio-
yang dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan ner yang berkaitan dengan persiapan, cakupan,
gizi. Penguasaan konsep tersebut akan dijadikan dan pelaksanaan pembe-lajaran dengan topik
dasar untuk melihat bekal pengetahuan apa saja Makanan, Kesehatan, dan Sistem Pencernaan
yang sudah diberikan oleh guru kepada siswa di Makanan.
kelas, dan konsep-konsep mana yang diperlukan Setelah hasil tes konsep didapatkan, dila-
siswa untuk menerapkan konsep gizi yang benar kukan pengolahan data dengan cara memberi-
dalam kehidupan sehari-hari tetapi belum diberi- kan skor pada tes penguasaan konsep. Jika ada
kan oleh guru. Hasil penelitian ini diharapkan da- skor perolehan tes konsep sangat baik dan sangat
pat memperkaya pembelajaran Biologi terutama kurang, maka dilakukan wawancara dengan sis-
yang terkait dengan pengetahuan gizi, dan juga wa untuk menelusuri lebih jauh penyebabnya. Se-
mewujudkan partisipasi yang lebih nyata sebagai cara ringkas tahapan dan penggunaan instrumen
upaya mewujudkan program pemerintah yakni dapat dilihat pada Tabel 1.
memperbaiki dan mening-katkan kualitas hidup Data yang terkumpul diolah melalui bebe-
sehat yang terkait dengan kebiasaan makan. rapa tahap. Pertama-tama semua data diberi skor.
Selanjutnya data disajikan dalam bentuk angka
METODE atau persentase. Hasil pengolahannya kemudian
diinterpretasikan untuk mendeskripsikan pengu-
Masalah utama dalam penelitian ini ada- asaan konsep gizi siswa.
152 Mimin Nurjhani K. dkk. / JPII 1 (2) (2012) 149-156
Tabel 2. Sebaran Ketercakupan Konsep untuk Topik Sistem Pencernaan Makanan, Makanan &
Kesehatan
Konsep Diajarkan
Ya Tidak
Makanan adalah bahan-bahan yang dapat dimakan, mengandung zat √ -
makanan yang diperlukan oleh tubuh supaya tetap hidup
Fungsi makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber energy, sumber zat √ -
pembangun, dan sumber zat pengatur. Sumber energy diperlukan un-
tuk bahan baku tenaga. Zat pembangun diperlukan untuk pembentukan
jaringan tubuh yang baru serta memperbaiki jarinngan yang rusak. Zat
pengatur diperlukan sebagai zat yang membantu melancarkan proses-
proses dalam tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia dibangun oleh saluran pencernaan √ -
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, ke-
rongkongan, lambung, usus, dan rectum. Sedangkan kelenjar pencer-
naan terdiri dari pancreas dan hati.
Sistem pencernaan pada manusia dibangun oleh saluran pencernaan √ -
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, ke-
rongkongan, lambung, usus, dan rectum. Sedangkan kelenjar pencer-
naan terdiri dari pancreas dan hati. Setiap bagian memiliki fungsi yang
berbeda.
Kandungan zat makanan tertentu dalam makanan dapat diketahui de- √ -
ngan cara melakukan uji tertentu yang menggunakan cara dan pereaksi
tertentu.
Piramida makanan merupakan panduan untuk menentukan jenis dan - √
menghitung proporsi jenis makanan tertentu yang harus dimakan se-
hari-hari.
Di dalam tubuh manusia, zat makanan bisa digunakan untuk mem- √ -
peroleh energi, atau disimpan dalam bentuk glikogen.
Kemasan makanan mencantumkan informasi mengenai kandungan zat - √
makanan. Isi informasi tersebut adalah tentang jumlah makanan/dosis/
takaran, jumlah zat makanan yang terkandung dalam makanan, dan je-
nis bahan tambahan/aditif.
Jenis makanan yang dimakan hewan tertentu, menentukan jenis enzim - √
yang dibutuhkan dalam sistem pencernaannya.
sebagai dasar dari konsep lain (misal: konsep biasaan makan dalam kehidupan sehari-hari se-
hewan karnivora, posisinya dalam ekosistem se- suai dengan anjuran pemerintah yang dituangkan
bagai konsumen, upaya pelestarian hewan kar- dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi 2010-2015
nivora). Konsep-konsep yang berkaitan dengan (Bappenas,, 2010).
piramida makanan, cara membaca label kema- Pengetahuan siswa ditelusuri melalui tes
san makanan dianggap oleh guru sudah didapat- konsep sebanyak 50 item soal yang meliputi: 1)
kan siswa dari sumber informasi lain; sedangkan konsep tentang makanan; 2) fungsi makanan,
konsep tentang hubungan antara jenis makanan urutan bagian saluran pencernaan makanan; 3)
dengan jenis enzim pencernaan dianggap akan struktur saluran pencernaan; 5) uji kandungan ba-
dipelajari siswa di SMA. han makanan; 6) memperkirakan jumlah dari je-
Tes konsep dikembangkan berdasarkan nis makanan tertentu yang harus dimakan setiap
indikator yang dikembangkan dari SK dan KD hari berdasarkan piramida makanan; 7) peman-
disertai pertimbangan tentang perlunya konsep- faatan glukosa dalam tubuh; 8) identifikasi jenis
konsep yang bersifat kontekstual dan dibutuhkan dan jumlah kandungan zat makanan berdasar-
untuk mempertahankan atau memperbaiki ke- kan label pada kemasan makanan; 9) hubungan
154 Mimin Nurjhani K. dkk. / JPII 1 (2) (2012) 149-156
antara jenis makanan dengan jenis enzim yang KD, sedangkan pembahasan tentang jenis enzim
diperlukan dalam sistem pencernaan. Perolehan pencernaan pada hewan dianggap kurang relevan
rata-rata skor siswa adalah 45.8. Angka tersebut dengan SK dan KD. Pertimbangan lain yang cu-
menunjukkan bahwa pengetahuan yang dikuasai kup menarik adalah konsep tentang jenis enzim
siswa rata-rata belum mencapai 50% dari seluruh pencernaan pada hewan tidak pernah ditanya-
konsep yang tercakup dalam soal. Konsep yang kan dalam soal Ujian Nasional sehingga tidak
paling kecil persentase penguasaannya adalah terlalu perlu dibahas secara rinci.
31% yaitu pada konsep hubungan antara jenis Penguasaan konsep tentang pemanfaatan
makanan dengan jenis enzim yang diperlukan glukosa dalam tubuh menunjukkan capaian yang
dalam sistem pencernaan. Sedangkan angka per- paling tinggi (81%). Hal ini menunjukkan bahwa
sentase tertinggi 81% ada pada konsep pemanfa- informasi tentang pemrosesan zat makanan da-
atan glukosa dalam tubuh. Sebaran persentase lam tubuh secara umum telah dikuasai. Penelu-
untuk setiap konsep dapat dilihat pada Gambar suran lebih lanjut dengan menggunakan kuesio-
1. ner yang menanyakan tentang cakupan konsep
Penguasaan konsep tentang hubungan an- menunjukkan bahwa konsep ini disampaikan
tara jenis makanan dan jenis enzim pencernaan oleh guru dan mendapat apresiasi yang cukup
merupakan konsep yang paling rendah capaian- baik dari siswa. Konsep tentang pemanfaatan
nya (31%) karena pada soal yang ditekankan glukosa dalam tubuh dianggap mengandung in-
adalah hubungan antara jenis makanan dan je- formasi yang bisa digunakan untuk mengatur
nis enzim pencernaan pada hewan. Guru yang diet dan aktivitas fisik dalam rangka membentuk
menyampaikan konsep tentang hubungan antara tubuh yang ideal. Pada usia 10-19 tahun, meru-
jenis makanan dan jenis enzim pencernaan le- pakan masa dengan kebutuhan gizi jauh lebih
bih menekankan pada manusia dan tidak dibahas besar dari segi jumlah dan jenis (Barasi, 2009,
penerapannya pada hewan. Pertimbangan lain Olm-Shipman, 2009) tetapi perlu pembatasan
adalah guru menganggap pembahasan tentang dalam konsumsi makanan berlemak dan bergula
perbandingan saluran pencernaan pada berba- untuk mencegah terjadinya obesitas yang mem-
gai macam hewan lebih relevan dengan SK dan punyai potensi memunculkan penyakit seperti
hipertensi dan diabetes mellitus (Roth-Yousey, digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh sis-
2008). Disamping itu, pada masa remaja, bentuk wa. Penelusuran lebih jauh menunjukkan bahwa
fisik dianggap salah satu hal yang menentukan adanya peringatan dari orang tua dan teman ber-
ketertarikan dari lawan jenis sehingga muncul kaitan dengan kandungan bahan tambahan ma-
keinginan untuk menjaga bentuk tubuh sesuai kanan yang berbahaya bagi kesehatan membuat
dengan kecenderungan atau trend yang berlaku di mereka dibiasakan untuk mencari informasi dari
kalangan mereka . kemasan makanan sebelum membeli dan meng-
Hal yang cukup menarik untuk dibahas konsumsi isinya. Hal ini menunjukkan bahwa
adalah capaian pada konsep-konsep yang tidak ada peran orang tua dan teman yang memberi-
dibahas oleh guru di kelas tetapi dimunculkan kan pengetahuan tertentu berkaitan dengan ma-
pada tes. Konsep-konsep tentang mengidentifika- salah dalam kehidupan sehari-hari (De Meester
si jumlah dari jenis makanan tertentu yang harus et al.2009).
dimakan setiap hari berdasarkan piramida maka- Dari data hasil tes penguasaan konsep tam-
nan dan identifikasi jenis dan jumlah kandungan pak bahwa konsep-konsep yang bersifat konteks-
zat makanan berdasarkan label pada kemasan tual atau yang bisa digunakan dalam kehidupan
makanan tidak diajarkan oleh guru, tetapi seba- sehari-hari lebih mudah dipahami. Hal tersebut
gian siswa berhasil menjawab dengan benar. Soal dapat dilihat dari perolehan tes konsep yang ber-
mengenai identifikasi jumlah dan jenis makanan kaitan dengan fungsi makanan dan zat makanan
tertentu yang harus dimakan berdasarkan pira- serta pemanfaatan glukosa dalam tubuh. Berapa
mida makanan dijawab dengan benar oleh 51% besar sumbangan konsep yang diperoleh terha-
siswa. Soal tentang identifikasi jumlah dan jenis dap pola konsumsi pangan tidak dihitung seca-
zat makanan yang terkandung pada label kema- ra statistik sehingga menjadi keterbatasan dalam
san makanan dapat dijawab dengan benar oleh penelitian ini. Konsep tersebut dipahami dengan
39% siswa. Kenyataan ini muncul mungkin ka- baik oleh siswa sehingga perolehannya tinggi.
rena kemampuan siswa menggunakan informasi Walaupun demikian, konsep bahwa jumlah asu-
yang tersedia pada soal, dan didukung oleh pe- pan glukosa harus diatur masih perlu ditelusuri
ngetahuan atau pengalaman yang diperoleh dari lebih jauh penerapannya.Hal ini mungkin dise-
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan bisa didapat babkan karena siswa belum dibekali dengan ke-
siswa dari sumber informasi yang tersedia di se- mampuan memanfaatkan informasi kandungan
kitarnya. Informasi bisa mereka dapatkan dari gizi pada label kemasan makanan dan informasi
koran, majalah, situs-situs di internet, pertukaran tentang kandungan gizi jenis makanan tertentu
informasi di jejaring sosial, maupun dari acara yang bisa diperoleh dari buku pegangan siswa
di televisi. Informasi yang diperlukan dan sering atau dari sumber informasi lain seperti majalah,
digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan le- koran.
bih mudah dikuasasi (ÇIMER,2006; Schönborn
& Bögeholz, 2009). Penalaran akan mendukung PENUTUP
penggunaan informasi yang sudah didapat oleh
siswa dengan informasi serta perintah dalam Secara keseluruhan hasil penelitian ini
soal menghasilkan jawaban yang mencerminkan memperlihatkan bahwa pengetahuan gizi dan
penguasaan konsep terkait. pengasuhan gizi saling melengkapi. Pengetahuan
Penelusuran lebih lanjut melalui wawanca- tidak harus selalu diperoleh dari guru di seko-
ra didapat fakta bahwa konsep tersebut didapat- lah, tetapi bisa juga diperoleh dari lingkungan
kan dari orang tua mereka dan diberitahu teman. keluarga di rumah atau dari teman (De Meester
Konsep tersebut menjadi bermakna karena sering et.al.,2009). Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
digunakan dalam kehidupan sehari-hari (ÇI- konsep makanan seimbang yang mencapai 50%
MER,2009). Istilah piramida makanan sebenar- walaupun konsep ini tidak diajarkan oleh guru
nya kurang dikenal, tetapi prinsip dari pengatu- di kelas. Konsep yang tidak diperoleh siswa di
ran jenis dan jumlah makanan biasa diterapkan sekolah, bisa didapat dari lingkungan keluarga
dalam keluarga mereka. atau teman. Konsep tentang pengaturan jumlah
Sebagian siswa sudah menyadari bahwa dan jenis makanan walaupun tidak diperoleh
sayur dan buah merupakan kelompok makanan dari guru di sekolah, bisa diperoleh siswa dari
yang harus ada dengan jumlah tertentu di setiap lingkungan keluarga. Kemampuan membaca la-
kali makan.. Sepertiga dari seluruh siswa sudah bel kemasan makanan tidak diajarkan oleh guru
mengetahui cara mendapatkan informasi tentang di sekolah, tetapi siswa bisa memperolehnya dari
kandungan zat makanan dalam makanan. Hal orang tua dan teman.
ini menunjukkan bahwa informasi ini seringkali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
156 Mimin Nurjhani K. dkk. / JPII 1 (2) (2012) 149-156