Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat atau tidak pernah terlepas
dengan yang namanya gen dan pewarisan sifat. Setiap individu akan
mendapatkan warisan gen-gen dari masing-masing induknya. Pewarisan sifat
dapat terjadi jika ada perkawinan atau persilangan antar individu yang dilakukan
secara seksual sehingga menurunkan gen yang pewarisan sifat, bentuk dan
lainnya yang didapat dari dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua
individu tersebut.
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen
yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas
Oleh karena itu pada praktikum Hukum Mendel II ini dilakukan untuk
menentukan angka-angka perbandingan menurut Hukum Mendel pada persilangan
dengan dua sifat yang berbeda.
B. Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan angka-angka perbandingan menurut
Hukum Mendel pada persilangan dengan dua sifat yang berbeda
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Hukum Mendel II ini yakni:
1. Dapat memahami angka-angka perbandingan dalam Hukum Mendel
2. Memahami konsep Hukum Mendel II
3. Memahami sifat-sifat Hukum Mendel
D. Tinjauan Pustaka
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang
ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan
warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”.
Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet,
dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk
biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman
ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk),
maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan
ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2
dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning,
3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa
dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen
of genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama
pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok
dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau
polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang
berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan
9:3:3:1(Campbell, 2010).
Persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu yang berasal dari
spesies yang sama yang memiliki dua sifat hubungannya dengan hukum Mandel II
yang berbunyi “independent assortment of genes” yaitu pengelompokan gen secara
bebas. Contoh persilangan dihibrid yaitu, misalnya dalam persilangan tanaman
biji/kacang ercis dimana sifat biji pertama berbentuk bulat dan bewarna kuning kemudian
sifat kedua dominan terhadap sifat lainnya. Sedangkan pada biji kedua bentuknya kusut
dan bewarna hijau. (Akbar, 2004).
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan sifat beda. Persilangan
dihibrid lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada
persilangan dihibrid akan melibatkan dua lokus. Salah satu ilmuan maupun peneliti
ada yang mengatakan bahwa konsep penting dalam genetika merupakan populasi
yangakan melibatkan dua buah lokus yoitu adalah adanya keterkaitan diantara
keduanya. (Wijayanto, 2013)
Hasil eksperimen Mandel yang kedua adalah dari hasil pembastaran dihibrida ini
Mandel kemudia menyimpulkan bahwa masing-masing sifat tetap dapat diwariskan
menurut pola monohibrida dan di antara dua sifat tersebut tidak ada lagi saling
pengaruh, yaitu segregasi gen-gen dalam pembuatan terjadi secara acak ataupun
random. Dasar fisik bagi hukum pilihan acak dapat mudah dimengerti jika kita
menempatkakn gen-gen pada 2 pasang kromosom pada dalam yang sel yang sedang
menjalani meiosis. (Mustami, 2013)
Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan
membuat keturunan memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit tinggi badan warna
rambut, bentuk hidung bahkan “penyakit warisan” merupakan dampakk dari penurunan
sifat. Hereditas dibawa oleh oleh gen yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk
hidup dan pada makluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai
trilyunan sel dengan massa DNA yang saling mengkai (Meilinda, 2017).
Fenotip adalah sifat pada suatu individu yang dapat diamati secara fisik dengan
pancaindra sedangkan sifat yang tidak dapat diamati dinamakan genotip. Genotip suatu
individu diberi simbol dengan dua huruf. Misalkan ada gen A berperan menumbuhkan
karakter pigmentasi kulit secara normal maka ada gen a yang tidak mampu menumbuhkan
pigmentasi kulit secara normal (albino). Gen a ditulis dengan huruf kecil karena karakter
yang ditumbuhkannya bersifat resesif sedangkan gen A bersifat dominan terhadap gen a.
Jadi gen A memiliki alel yaitu gen a. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari
gen-gen yang sama dari tiap jenis gen dinamakan homozigotik dan sifat suatu individu
yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen dinamakan
heterozigotik. Pada persilangan individu dengan satu sifat beda , genotip individu
dituliskan AA. Sedangkan pada persilangan individu dengan dua sifat beda, genotip
individu dituliskan AABB, dengan A dan B adalah sifat berbeda yang dimiliki oleh
individu tersebut (Wijayanto, 2016).
E. Alat dan Bahan
1. 100 buah kancing genetika warna kuning
2. 100 buah kancing genetika warna hijau
3. 100 buah kancing genetika warna hitam
4. 100 buah kancing genetika warna putih
5. 2 buah wadah
F. Cara Kerja
Langka kerja:
1. Disiapkan kancing genetika empat warna masing-masing warna berjumlah 100 buah
2. Disiapkan dua buah wadah dan beri label pada kedua wadah. Wadah A untuk induk
betina dan wadah B untuk induk jantan
3. Dimasukan kancing genetika ke dalam wadah A dan wadah B masing-masing
dengan ketentuan:
a. 50 kancing genetika warna kuning
b. 50 kancing genetika warna hijau
c. 50 kancing genetica warna hitam
d. 50 kancing genetika warna putih
4. Dalam masing-masing wadah A dan B. Digabungkan kancing genetika sebagai
berikut:
a. 25 warna kuning (K) dan hitam (B)
b. 25 warna kuning (K) dan putih (b)
c. 25 warna hijau (k) dan hitam (B)
d. 25 warna hijau (k) dan putih (b)
5. Dikocok wadah A dan B hingga isinya tercampur diaduk dengan benar
6. Dengan mata tertutup diambil secara serentak model gamet dari wadah A dan wadah
B masing-masing satu buah
7. Di ulangi langkah ini sampai model gamet habis pada masing-masing wadah
G. Hasil
Table hasil percobaan
BK Bk bK bk
BK 1 BBKK 2 BBKk 3 BbKK 4 BbKk
Bk 5 BBKk 6 BBkk 7 BbKk 8 Bbkk
bK 9 BbKK 1 BbKk 11 bbKK 12 bbKk
0
bk 13 BbKk 1 Bbkk 15 bbKk 16 bbkk
4
J. Daftar pustaka
Akbar. T. (2004) Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
Campbell, Reece. (2010). Biologi. Jakarta: Erlangga
Goodenough, U.(1984). Genetika. Jakarta: Erlangga
Mustami. K. (2013). Genetika UIN Alauddin. Makassar : Labba Kadorre Pengsibanne
Meilinda. (2017). Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains).
Jurnal Pembelajaran Biologi, 4 (1): 62-69
Wijayanto. A,.D. (2013). Penerapan Model Persamaan Diferensiasi Dalam Penentuan
Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda. Jurnal ilmu dasar.
vol. 14 No. 2
Wijayanto, Dwi Agus. (2016). Penerapan Model Persamaan Diferensi Dalam Penentuan
Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda. Skripsi Jurusan
Matematika
K. Lampiran
1. Link video: https://youtu.be/UkYlSnA2Ayk
2. foto percobaan