Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“HUKUM MENDEL II”

Disusun Oleh:

Nama : Yesi Maren Tika


NPM : A1D019045
Kelas : Pendidikan Biologi VI A
Dosen Pengampu : 1. Dra. Yennita, M.Si
2. Prof. Dr. Drs. Aceng Ruyani, MS.
Asisten Dosen : 1. Anggun Diyan Nurhasanah (A1D018009)
2. Khofifah Dwi Utami (A1D018010)
3. Anggie Yovita Maharani (A1D018022)
4. Lia Shafirah (A1D018042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

2021
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat atau tidak pernah terlepas
dengan yang namanya gen dan pewarisan sifat. Setiap individu akan
mendapatkan warisan gen-gen dari masing-masing induknya. Pewarisan sifat
dapat terjadi jika ada perkawinan atau persilangan antar individu yang dilakukan
secara seksual sehingga menurunkan gen yang pewarisan sifat, bentuk dan
lainnya yang didapat dari dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua
individu tersebut.
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen
yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas
Oleh karena itu pada praktikum Hukum Mendel II ini dilakukan untuk
menentukan angka-angka perbandingan menurut Hukum Mendel pada persilangan
dengan dua sifat yang berbeda.

B. Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan angka-angka perbandingan menurut
Hukum Mendel pada persilangan dengan dua sifat yang berbeda
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Hukum Mendel II ini yakni:
1. Dapat memahami angka-angka perbandingan dalam Hukum Mendel
2. Memahami konsep Hukum Mendel II
3. Memahami sifat-sifat Hukum Mendel
D. Tinjauan Pustaka
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang
ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan
warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”.
Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet,
dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk
biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman
ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk),
maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan
ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2
dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning,
3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa
dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen
of genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama
pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok
dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau
polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang
berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan
9:3:3:1(Campbell, 2010).
Persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu yang berasal dari
spesies yang sama yang memiliki dua sifat hubungannya dengan hukum Mandel II
yang berbunyi “independent assortment of genes” yaitu pengelompokan gen secara
bebas. Contoh persilangan dihibrid yaitu, misalnya dalam persilangan tanaman
biji/kacang ercis dimana sifat biji pertama berbentuk bulat dan bewarna kuning kemudian
sifat kedua dominan terhadap sifat lainnya. Sedangkan pada biji kedua bentuknya kusut
dan bewarna hijau. (Akbar, 2004).
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan sifat beda. Persilangan
dihibrid lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada
persilangan dihibrid akan melibatkan dua lokus. Salah satu ilmuan maupun peneliti
ada yang mengatakan bahwa konsep penting dalam genetika merupakan populasi
yangakan melibatkan dua buah lokus yoitu adalah adanya keterkaitan diantara
keduanya. (Wijayanto, 2013)
Hasil eksperimen Mandel yang kedua adalah dari hasil pembastaran dihibrida ini
Mandel kemudia menyimpulkan bahwa masing-masing sifat tetap dapat diwariskan
menurut pola monohibrida dan di antara dua sifat tersebut tidak ada lagi saling
pengaruh, yaitu segregasi gen-gen dalam pembuatan terjadi secara acak ataupun
random. Dasar fisik bagi hukum pilihan acak dapat mudah dimengerti jika kita
menempatkakn gen-gen pada 2 pasang kromosom pada dalam yang sel yang sedang
menjalani meiosis. (Mustami, 2013)
Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan
membuat keturunan memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit tinggi badan warna
rambut, bentuk hidung bahkan “penyakit warisan” merupakan dampakk dari penurunan
sifat. Hereditas dibawa oleh oleh gen yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk
hidup dan pada makluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai
trilyunan sel dengan massa DNA yang saling mengkai (Meilinda, 2017).
Fenotip adalah sifat pada suatu individu yang dapat diamati secara fisik dengan
pancaindra sedangkan sifat yang tidak dapat diamati dinamakan genotip. Genotip suatu
individu diberi simbol dengan dua huruf. Misalkan ada gen A berperan menumbuhkan
karakter pigmentasi kulit secara normal maka ada gen a yang tidak mampu menumbuhkan
pigmentasi kulit secara normal (albino). Gen a ditulis dengan huruf kecil karena karakter
yang ditumbuhkannya bersifat resesif sedangkan gen A bersifat dominan terhadap gen a.
Jadi gen A memiliki alel yaitu gen a. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari
gen-gen yang sama dari tiap jenis gen dinamakan homozigotik dan sifat suatu individu
yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen dinamakan
heterozigotik. Pada persilangan individu dengan satu sifat beda , genotip individu
dituliskan AA. Sedangkan pada persilangan individu dengan dua sifat beda, genotip
individu dituliskan AABB, dengan A dan B adalah sifat berbeda yang dimiliki oleh
individu tersebut (Wijayanto, 2016).
E. Alat dan Bahan
1. 100 buah kancing genetika warna kuning
2. 100 buah kancing genetika warna hijau
3. 100 buah kancing genetika warna hitam
4. 100 buah kancing genetika warna putih
5. 2 buah wadah
F. Cara Kerja
Langka kerja:
1. Disiapkan kancing genetika empat warna masing-masing warna berjumlah 100 buah
2. Disiapkan dua buah wadah dan beri label pada kedua wadah. Wadah A untuk induk
betina dan wadah B untuk induk jantan
3. Dimasukan kancing genetika ke dalam wadah A dan wadah B masing-masing
dengan ketentuan:
a. 50 kancing genetika warna kuning
b. 50 kancing genetika warna hijau
c. 50 kancing genetica warna hitam
d. 50 kancing genetika warna putih
4. Dalam masing-masing wadah A dan B. Digabungkan kancing genetika sebagai
berikut:
a. 25 warna kuning (K) dan hitam (B)
b. 25 warna kuning (K) dan putih (b)
c. 25 warna hijau (k) dan hitam (B)
d. 25 warna hijau (k) dan putih (b)
5. Dikocok wadah A dan B hingga isinya tercampur diaduk dengan benar
6. Dengan mata tertutup diambil secara serentak model gamet dari wadah A dan wadah
B masing-masing satu buah
7. Di ulangi langkah ini sampai model gamet habis pada masing-masing wadah
G. Hasil
Table hasil percobaan

No Macam-macam pasangan Genotipe Fenotipe jumlah


yang terambil dari wadah A
dan B
1 Kuning-kuning,hitam-hitam BBKK Biji bulat 6
warna kuning
2 Kuning-kuning, hitam-putih BbKK Biji bulat 12
warna kuning
3 Kuning-hijau, hitam-hitam BBKk Biji bulat 13
warna kuning
4 Kuning-kuning, putih-putih BbKK Biji kisut 7
warna kuning
5 Kuning-hijau, hitam-putih BbKk Biji bulat 25
warna kuning
6 Hijau-hijau, hitam-hitam BBkk Biji bulat 6
warna hijau
7 Kuning-hijau, putih-putih bbKk Biji kisut 14
warna kuning
8 Hijau-hijau, hitam-putih Bbkk Biji bulat 11
warna hijau
9 Hijau-hijau, putih-putih bbkk Biji kisut 6
warna hijau
Hitungan presentasi genotipe:
6
1. Kuning-kuning, hitam-hitam: x 100 % = 6%
100
12
2. Kuning-kuning, hitam-putih: x 100 % = 12%
100
13
3. Kuning-hijau, hitam-hitam: x 100 % = 13%
100
7
4. Kuning-kuning, putih-putih: x 100 % = 7%
100
25
5. Kuning-hijau, hitam-putih: x 100 % = 25%
100
6
6. Hijau-hijau, hitam-hitam: x 100 % = 6%
100
14
7. Kuning-hijau, putih-putih: x 100 % = 14%
100
11
8. Hijau-hijau, hitam-putih: x 100 % = 11%
100
6
9. Hijau-hijau, putih-putih: x 100 % = 6%
100
Perbandingan genotip
KKBB : KKBb : KkBB : KKbb : KkBb : kkBB : Kkbb : kkBb : kkbb
6 : 12 : 13 :7 : 25 :6 : 14 : 11 :3
6% : 12% : 13% : 7% : 25% : 6% : 14% : 11% : 3%
Persentase Fenotip
Biji bulat warna kuning : 67 = 67%
Biji bulat warna hijau : 6 = 6%
Biji kisut warna kuning : 21 = 21%
Biji kisut warna hijau : 6 = 6%
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul Hukum Mendel II yang bertujuan untuk
menentukan dan membuktikan angka-angka perbandingan menurut hukum mendel pada
persilangan dengan dua sifat. Praktikum ini dilakukan secara online dengan menonton
video yang telah diberikan pada video tersebut melakukan persilangan dua sifat beda
yang sesuai dengan hukum mendel II, atau yang lebih dikenal dengan persilangan
Dihibrid yang menggunakan kancing genetika sebanyak 100 buah setiap masing-masing
warnanya. Dimana sebelumnya telah ditentukan bahwa kancing warna kuning (K) sifat
dominan sedangkan warna hijau (k) bersifat resesif dan ditentukan pula kancing warna
hitam merupakan sifat dominan (bulat) sedangkan kancing warna putih merupakan sifat
resesif (kisut).
Menurut Campbell (2010) Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law
of Independent assortmen of genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas
dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas
dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai
pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau
lebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan keturunan F2
dengan perbandingan 9:3:3:1. Dari praktikan yang dilakukan sesuai dengan literatur
bahwa bahwa gen yang menentukan, misalnya bentuk dan warna biji, tidak saling
mempengaruhi.
Pada praktikum Hukum Mendel II ini alel pada sifat biji terdapat 2 alel yaitu alel
dominan dan resesif dimana pada bentuk biji alel dominan dilambangkan dengan huruf B
besar (bulat) dan alel resesifnya dilambangkan dengan huruf b kecil (kisut). Sedangkan
untuk warna buah dilambangkan oleh B besar dan b kecil dimana B besar melambangkan
warna kuning sebagai alel dominan dan b kecil melambangkan warna hijau sebagai alel
resesif. Alel dominan merupakan alel yang sifatnya selalu muncul dalam organisme bila
alel tersebut ada, alel dominan dinyatakan dalam huruf capital. Sedangkan alel resesif
bersifat tertutupi bila terdapat alel dominan, suatu sifat pada alel resesif hanya akan
muncul bila tidak ada alel dominan, dan alel resesif dinyatakan dalam huruf kecil.
Fenotip adalah sifat yang terlihat secara fisik pada individu sedangkan genotif
adalah sifat yang tidak terlihat dan tidak dapat diamati, genotif suatu individu diberi
symbol dengan dua huruf. Pada praktikum Hukum Mendel II ini terdapat 4 fenotip yang
terlihat yaitu biji bulat warna kuning, biji bulat warna hijau, biji kisut warna kuning, dan
biji kisut warna hijau. Sedangkan genotipnya yaitu KKBB, KKBb, KkBB , KKbb, KkBb,
kkBB, Kkbb, kkBb, kkbb. Menurut Wijayanto (2013) Persilangan dihibrid adalah
persilangan dengan sifat beda. Persilangan dihibrid lebih rumit dibandingkan
dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid akan melibatkan
dua lokus. Salah satu ilmuan maupun peneliti ada yang mengatakan bahwa konsep
penting dalam genetika merupakan populasi yangakan melibatkan dua buah lokus
yoitu adalah adanya keterkaitan diantara keduanya.
Menurut Akbar (2004) Persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu
yang berasal dari spesies yang sama yang memiliki dua sifat hubungannya dengan
hukum Mandel II yang berbunyi “independent assortment of genes” yaitu
pengelompokan gen secara bebas. Contoh persilangan dihibrid yaitu, misalnya dalam
persilangan tanaman biji/kacang ercis dimana sifat biji pertama berbentuk bulat dan
bewarna kuning kemudian sifat kedua dominan terhadap sifat lainnya. Sedangkan pada
biji kedua bentuknya kusut dan bewarna hijau. Pada percobaan Hukum Mendel II
didapatkan hasil angka perbandingan rasio genotipe dan fenotipenya, yakni genotip 6 :
12 : 13 : 7 : 25 : 6 : 14 : 11 : 3 dan fenotip 67 : 6 : 21 : 6. Dari hasil tersebut dikatakan
tidak sesuai dengan literature.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Apa perbedaan kombinasi genotip yang muncul dalam persilangan itu?
Jawab:
Terdapat kombinasi pada genotip, yakni alel K ada yang berpasangan dengan sesama
alel K (KK) , K berpasangan dengan alel resesifnya (Kk), begitu pula dengan alel
resesif k, ada pula yang berpasangan sesamanya (kk). Begitu pula dengan alel B ada
yang berpasangan dengan sesama alel B (BB), B berpasangan dengan alel resesifnya
(Bb), begitu pula dengan alel resesif b, ada pula yang berpasangan sesamanya (bb).
Untuk perbandingannya sebagai berikut:
KKBB : KKBb : KkBB : KKbb : KkBb : kkBB : Kkbb : kkBb : kkbb
6 : 12 : 13 :7 : 25 :6 : 14 : 11 :3
6% : 12% : 13% : 7% : 25% : 6% : 14% : 11% : 3%

2. Tuliskan perbandingan fenotip yang muncul?


Jawab:
Biji bulat warna kuning : 67 = 67%
Biji bulat warna hijau : 6 = 6%
Biji kisut warna kuning : 21 = 21%
Biji kisut warna hijau : 6 = 6%

3. Uraikan perkawinan di atas dalam papan catur!


Jawab:
Perkawinan dalam papan catur
P1 : Bulat kuning x kisut hijau
(BBKK) (bbkk)
G1 : BK bk
F1 :bulat kuning (HhMm)
P2 :Bulat kuning (HhMm) x bulat kuning (HhMm)
G2 :BK, Bk, Bk, bk BK, Bk, Bk, bk
F2

BK Bk bK bk
BK 1 BBKK 2 BBKk 3 BbKK 4 BbKk
Bk 5 BBKk 6 BBkk 7 BbKk 8 Bbkk
bK 9 BbKK 1 BbKk 11 bbKK 12 bbKk
0
bk 13 BbKk 1 Bbkk 15 bbKk 16 bbkk
4

J. Daftar pustaka
Akbar. T. (2004) Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
Campbell, Reece. (2010). Biologi. Jakarta: Erlangga
Goodenough, U.(1984). Genetika. Jakarta: Erlangga
Mustami. K. (2013). Genetika UIN Alauddin. Makassar : Labba Kadorre Pengsibanne
Meilinda. (2017). Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains).
Jurnal Pembelajaran Biologi, 4 (1): 62-69
Wijayanto. A,.D. (2013). Penerapan Model Persamaan Diferensiasi Dalam Penentuan
Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda. Jurnal ilmu dasar.
vol. 14 No. 2
Wijayanto, Dwi Agus. (2016). Penerapan Model Persamaan Diferensi Dalam Penentuan
Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda. Skripsi Jurusan
Matematika
K. Lampiran
1. Link video: https://youtu.be/UkYlSnA2Ayk
2. foto percobaan

3. Perhitungan rasio genotype dan fenotipe


a. Rasio genotype:
6
1. Kuning-kuning, hitam-hitam: x 100 % = 6%
100
12
2. Kuning-kuning, hitam-putih: x 100 % = 12%
100
13
3. Kuning-hijau, hitam-hitam: x 100 % = 13%
100
7
4. Kuning-kuning, putih-putih: x 100 % = 7%
100
25
5. Kuning-hijau, hitam-putih: x 100 % = 25%
100
6
6. Hijau-hijau, hitam-hitam: x 100 % = 6%
100
14
7. Kuning-hijau, putih-putih: x 100 % = 14%
100
11
8. Hijau-hijau, hitam-putih: x 100 % = 11%
100
6
9. Hijau-hijau, putih-putih: x 100 % = 6%
100
Perbandingan genotip
KKBB : KKBb : KkBB : KKbb : KkBb : kkBB : Kkbb : kkBb : kkbb
7 : 12 : 13 :7 : 25 :6 : 14 : 11 :3
6% : 12% : 13% : 7% : 25% : 6% : 14% : 11% : 3%
b. Rasio fenotipe:
1. Biji bulat warna kuning : 67 = 67%
2. Biji bulat warna hijau : 6 = 6%
3. Biji kisut warna kuning : 21 = 21%
4. Biji kisut warna hijau : 6 = 6%
Perbandingan biji bulat warna kuning: biji bulat warna hijau: kisut warna
kuning: biji kisut warna hijau= 56:17:21:6

Anda mungkin juga menyukai