Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

TENTANG TRANSPOR MEMBRAN

Nama Kelompok 7 :

1. Mardiyana Putri Sunarko 2181000220042

2. Faisal Muhaidin 2181000220056

Dosen Pembimbing :

Nuril Hidayati, S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO

Tahun Akademik 2019/2020Topik :


PERCOBAAN OSMOSIS PADA TELUR AYAM

A. Alat dan Bahan


1. Alat :
- Toples Bening
2. Bahan :
- Air Cuka (CH3COOH) 25%
- Telu Ayam

B. Cara kerja
1. Pertama, sediakan toples kosong, telur ayam, serta cuka 25%
2. Buka penutup toples kemudian tuangkan 3 botol cuka 150 ml dengan
kosentrasi 25% ke dalam toples. Setelah itu, masukkan telur ayam ke dalam
toples yang terdapat larutan cuka 25 %.
3. Diamkan selama 10 Jam sampai cangkang pada telur mengelupas sendiri
sehingga proses osmosis terjadi.

C. Hasil Percobaan
Lama
No. Gambar Keterangan
Percobaan

Terdapat
gelembung pada
1. Awal (Permulan)
telur bagian
cangkangnya

Masih terdapat
gelembung pada
permukaan luar
telur dan cangkang
2. 6 Jam
telur sudah
mengelupas, dan
keadaan telur ayam
mengembang
Gelembung pada
permukaan luar
telur mulai sedikit
menghilang,
cangkang telur
3. 10 Jam
sudah terkelupas
semua, dan kondisi
sel telur semakin
mengembang /
bertambah besar.

D. Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi sebuah
reaksi ketika telur ayam dimasukkan ke dalam larutan cuka 25%, terdapat gelembung
– gelembung kecil disekitar cangkang telur. (Seperti pada hasil percobaan pada
gambar pertama). Hal itu terjadi karena pada lapisan cangkang telur terbentuk dari
kalsium karbonat (CaCO3) dan bereaksi dengan larutan cuka atau asam asetat
(CH3COOH) menghasilkan gas CO2 (gelembung – gelembung kecil pada cangkag
telur). Saat cangkang telur direndam didalam larutan cuka, kalsium karbonat bereaksi
dengan larutan cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa
adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka,
seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah
ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya,
sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam cuka akan melembek.
Cuka dapur atau asam cuka (CH3COOH) merupakan salah satu bahan
penyemprotan yang mampu mendegradasi kalsium yang terdapat pada kulit telur.
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa
berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam
serta larut didalam air, alkohol, gliserol, dan eter (Hardoyo et al., 2007). Atom
hidrogen (H) pada gugus karboksi (-COOH) dalam asam karboksilat sepertti asam
asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), melalui proses ionisasi sebagai
berikut :

CH3CO2H  CH3CO2- + H+
Oleh karena itu, asam asetat mempunyai sifat asam. Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik dengan nilai pKa = 4,76 (Goldberg dkk, 2002). Karena cuka
dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak
beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur
sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit
ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa
terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
memiliki persamaan reaksi :

CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq)  Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan


pada cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya
pengelupasan sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH
yang merupakan asam lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
mengelupasi kulit telur. Larutan cuka berpengaruh terhadap kelunakan serta
keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka yang diberikan pada kulit telur, maka
kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan menjadi lunak, dan akhirnya
mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki
kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama
penyusun kulit telur.
Dari percobaan yang telah dilakukan juga, dapat kita ketahui semakin lama
telur berada di dalam larutan cuka, sel telur akan bertambah mengembang atau
semakin besar. Hal itu disebabkan karena adanya tekanan osmotik. Tekanan osmotik
adalah proses mengalirnya molekul – molekul pelarut yang memiliki konsentrasi yang
encer/rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi/pekat melalui selaput
semipermeable (Susilo, 2017). Dimana suatu larutan yang encer memiliki tekanan uap
yang lebih besar daripada larutan yang lebih pekat. Artinya, molekul – molekul
pelarut dalam larutan encer memiliki kecenderungan lolos ke yang lebih besar. Jika
suatu larutan yang encer dan suatu larutan yang pekat dipisahkan oleh selaput
semipermeabel, yaitu selaput yang dapat ditembus oleh molekul pelarut, tetapi tidak
dapat ditembus oleh molekul zat terlarut. Maka terjadilah peristiwa osmosis (Susilo,
2017).
E. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa proses
yang terjadi pada saat percobaan telur dimasukkan ke dalam larutan cuka akan terjadi
sebuah reaksi, dimana cangkang telur (CaCO3) bereaksi dengan larutan cuka
(CH3COOH) sebagai berikut :

CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq)  Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)


Dari reaksi tersebut menyebabkan cangkang telur terkelupas, karena sifat dari
larutan cuka adalah asam dan korosif. Selain itu sel telur yang terendam di dalam
larutan cuka akan mengalami tekanan osmotik. Diamana tekanan osmotik adalah
proses mengalirnya molekul – molekul pelarut yang memiliki konsentrasi yang
encer/rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi/pekat melalui selaput
semipermeable.
Suatu larutan yang encer memiliki tekanan uap yang lebih besar daripada
larutan yang lebih pekat. Artinya, molekul – molekul pelarut dalam larutan encer
memiliki kecenderungan lolos ke yang lebih besar. Jika suatu larutan yang encer dan
suatu larutan yang pekat dipisahkan oleh selaput semipermeabel, yaitu selaput yang
dapat ditembus oleh molekul pelarut, tetapi tidak dapat ditembus oleh molekul zat
terlarut. Sehingga terjadilah peristiwa osmosis.

F. Daftar Pustaka

Goldberg, R.; Kishore, N.; Lennen, R. 2002. Thermodynamic Quantities for the
Ionization Reactions of Buffers" (PDF), Journal of Physical and Chemical
Reference Data, 31 (2): 231–370.

Hardoyo, Agus E.T., Dyah P., Hartono dan Musa. 2007. Kondisi Optimum
Fermentasi Asam Asetat menggunakan Acetobacter aceti B166. J.Sains
MIPA, eddisi khusus Vol 13, No.1. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Universitas Lampung.

Susilo, J. 2017. Teknologi pembuatan telur asin selama 3 jam melalui manipulasi
tekanan osmotik. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian Dan
Pengembangan, 1(1), 12-21.

Anda mungkin juga menyukai