Nama Kelompok 7 :
Dosen Pembimbing :
B. Cara kerja
1. Pertama, sediakan toples kosong, telur ayam, serta cuka 25%
2. Buka penutup toples kemudian tuangkan 3 botol cuka 150 ml dengan
kosentrasi 25% ke dalam toples. Setelah itu, masukkan telur ayam ke dalam
toples yang terdapat larutan cuka 25 %.
3. Diamkan selama 10 Jam sampai cangkang pada telur mengelupas sendiri
sehingga proses osmosis terjadi.
C. Hasil Percobaan
Lama
No. Gambar Keterangan
Percobaan
Terdapat
gelembung pada
1. Awal (Permulan)
telur bagian
cangkangnya
Masih terdapat
gelembung pada
permukaan luar
telur dan cangkang
2. 6 Jam
telur sudah
mengelupas, dan
keadaan telur ayam
mengembang
Gelembung pada
permukaan luar
telur mulai sedikit
menghilang,
cangkang telur
3. 10 Jam
sudah terkelupas
semua, dan kondisi
sel telur semakin
mengembang /
bertambah besar.
D. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi sebuah
reaksi ketika telur ayam dimasukkan ke dalam larutan cuka 25%, terdapat gelembung
– gelembung kecil disekitar cangkang telur. (Seperti pada hasil percobaan pada
gambar pertama). Hal itu terjadi karena pada lapisan cangkang telur terbentuk dari
kalsium karbonat (CaCO3) dan bereaksi dengan larutan cuka atau asam asetat
(CH3COOH) menghasilkan gas CO2 (gelembung – gelembung kecil pada cangkag
telur). Saat cangkang telur direndam didalam larutan cuka, kalsium karbonat bereaksi
dengan larutan cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa
adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka,
seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah
ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya,
sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam cuka akan melembek.
Cuka dapur atau asam cuka (CH3COOH) merupakan salah satu bahan
penyemprotan yang mampu mendegradasi kalsium yang terdapat pada kulit telur.
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa
berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam
serta larut didalam air, alkohol, gliserol, dan eter (Hardoyo et al., 2007). Atom
hidrogen (H) pada gugus karboksi (-COOH) dalam asam karboksilat sepertti asam
asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), melalui proses ionisasi sebagai
berikut :
CH3CO2H CH3CO2- + H+
Oleh karena itu, asam asetat mempunyai sifat asam. Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik dengan nilai pKa = 4,76 (Goldberg dkk, 2002). Karena cuka
dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak
beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur
sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit
ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa
terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
memiliki persamaan reaksi :
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa proses
yang terjadi pada saat percobaan telur dimasukkan ke dalam larutan cuka akan terjadi
sebuah reaksi, dimana cangkang telur (CaCO3) bereaksi dengan larutan cuka
(CH3COOH) sebagai berikut :
F. Daftar Pustaka
Goldberg, R.; Kishore, N.; Lennen, R. 2002. Thermodynamic Quantities for the
Ionization Reactions of Buffers" (PDF), Journal of Physical and Chemical
Reference Data, 31 (2): 231–370.
Hardoyo, Agus E.T., Dyah P., Hartono dan Musa. 2007. Kondisi Optimum
Fermentasi Asam Asetat menggunakan Acetobacter aceti B166. J.Sains
MIPA, eddisi khusus Vol 13, No.1. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Universitas Lampung.
Susilo, J. 2017. Teknologi pembuatan telur asin selama 3 jam melalui manipulasi
tekanan osmotik. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian Dan
Pengembangan, 1(1), 12-21.