EMBRIOLOGI HEWAN
ACARA PRAKTIKUM KE : I
FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH PADA PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN EMBRIO HEWAN
I. TUJUAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.2.1 Salah satu telur (semut, katak, ikan, nyamuk, keong mas).
3.3.1 Pilihlah salah satu jenis telur, kokon, atau embrio yang akan anda
amati (dapat digunakan: semut, katak, ikan, nyamuk, keong mas).
Sore
Sore
Sore
Sore
Sore
Pagi
Suhu : 25,2°C
Kelembaban : 50,4%
Sore
Suhu : 29,5°C
Kelembaban : 49,6%
Perkembangan : telur ikan
komet belum ada yang
menetas.
Pagi
Sore
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
Sore Hari:
Dengan suhu 25
kelembabannya 54, 4 %
Larva nyamuk yang
menjadi nyamuk berjum
Gambar Larva Nyamuk Pagi Hari Larva yang mati yait
(Dok. Pribadi, 2021)
Sore Hari:
Dengan suhu 27,4
Gambar Larva Nyamuk Pagi Hari kelembabannya
(Dok. Pribadi, 2021) 53,3 %
Larva yang berkem
nyamuk berjumlah 3
Larva yang mati yait
Gambar Suhu dan Kelembaban Pagi Hari
(Dok. Pribadi, 2021)
Sore Hari:
Dengan suhu 25,8 ℃
kelembabannya 53,8 %
Larva yang berkemb
nyamuk berjumlah 6
Gambar Larva Nyamuk Pagi Hari Larva yang mati yait
(Dok. Pribadi, 2021)
Sore Hari:
Dengan suhu 27
kelembabannya 52,1%
Larva yang berkem
Gambar Larva Nyamuk Pagi Hari nyamuk yaitu 2
(Dok. Pribadi, 2021) Larva yang mati yait
Sore Hari:
Dengan suhu 27
Gambar Larva Nyamuk Pagi Hari kelembabannya 53,2 %
(Dok. Pribadi, 2021) Tidak ada larva yan
menjadi nyamuk
Larva yang mati berj
Larva yang sisa pad
8
Nama spesimen : Achatina fulica
Lama pengamatan : 7 (tujuh) hari
Jumlah awal telur/embrio : 20 butir
Jumlah berhasil menetas : 20 butir
No. Tanggal pengamatan Gambar Referensi Dokumentasi Keterangan
1. 5 Maret 2021 Hari pertama diamati tel
ur keong. Berbentuk bul
at merah muda dengan
ukuran 3 mm. Diamati
di bawah mikroskop
pembentukan organ sud
ah dimulai ditandai
dengan terlihatnya mata
dan
juga bakal cangkang.
(Byers et al., 2013)
Pagi hari
Sore hari
2. 6 Maret 2021 Hari kedua pengamatan
terjadi perubahan warna
dari telur mejadi merah
muda keabu-abuan. Ini
merupakan pertanda ba
hwa telur segera matang
dan akan menetas dala
m waktu dekat.
Pagi hari
Sore hari
3. 7 Maret 2021 Hari ketiga
pengamatan, telur-telur
mulai menetas ditandai
dengan pecahnya cangk
ang dan adanya mobilit
as dari anak keong. Uku
ran anak keong berkisar
antara 4-5 mm
Pagi hari
Sore hari
4. 8 Maret 2021 Hari keempat, anak-
anak keong semakin
aktif
dan mulai beradaptasi
dengan lingkungannya
. Hal ini ditandai deng
an pergerakan anak-
anak keong yang sema
kin aktif. Ukuran keon
g berkisar
antara 5 mm.
Pagi hari
Sore hari
5. 9 Maret 2021 Hari kelima
pengamatan, anak-
anak keong mati karen
a faktor
lingkungan yang
kurang lembab dan ka
dar air yang minim.
Pagi hari
Sore hari
6. 10 Maret 2021 Anak-anak keong yan
g sudah mati
Pagi hari
Sore hari
7. 11 Maret 2021 Anak-anak keong yan
g sudah mati
Pagi hari
Sore hari
Nama spesimen : Katak (Anura)
Lama pengamatan : 7 Hari
Jumlah awal telur/kokon/embrio : 50 telur
Jumlah yang berhasil menetas : 0 telur
Tanggal Gambar Referensi
No Dokumentasi/Gambar Keterangan
Pengamatan
1 4 Maret Sore hari Suhu : 28°°
2021
Kelembaban : 45%
Perkembangan:
Telur menyatu satu sama lain,
berukuran kecil, bau amis,
berwarna keabu-abuan
(Dok. Pribadi, 2021)
(Kasmeri dan Safitri,
2014)
2 5 Maret 2021 Pagi hari
Pagi
Suhu : 26°°
Kelembaban : 62%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna keabu-abuan, belum
Sore hari menetas
Sore
Suhu : 30°°
Kelembaban : 51%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau
amis, berwarna keabu-abuan,
belum menetas
3 6 Maret 2021 Pagi hari Pagi
Suhu : 27°°
Kelembaban : 41%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu-abu, belum
menetas
Sore
Suhu : 25°°
Kelembaban : 49,6%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
Sore hari berwarna abu-abu, belum
menetas
4 7 Maret 2021 Pagi hari
Pagi
Suhu : 30°°
Kelembaban : 45%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu
sama lain, berukuran kecil, bau
amis, berwarna abu-abu, belum
menetas
Sore
Sore hari Suhu : 33°°
Kelembaban : 43,8%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu-abu, belum
menetas
5 8 Maret 2021 Pagi hari Pagi
Suhu : 28°°
Kelembaban : 47%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
belum menetas
Sore
Suhu : 29°°
Kelembaban : 50%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
belum menetas
6 9 Maret 2021 Pagi hari
Pagi
Suhu : 31°°
Kelembaban : 46%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
belum menetas
Sore
Suhu : 30°°
Kelembaban : 55%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
belum menetas
Sore
hari
7 10 Maret Pagi
2021 Suhu : 30°°
Kelembaban : 55%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
Pagi hari belum menetas
Sore
Suhu : 30°°
Kelembaban : 50%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau amis,
berwarna abu kekuningan,
belum menetas
Sore hari
8 11 Maret Pagi hari Pagi
2021 Suhu : 32°°
Kelembaban : 54%
Perkembangan:
Telur masih menyatu satu sama
lain, berukuran kecil, bau
amis, berwarna abu
kekuningan, tidak menetas
V. PEMBAHASAN
Andriyanto, Wawan, Bejo Slamet dan Made Dharma Jaya Ariawan. 2013.
ERKEMBANGAN EMBRIO DAN RASIO PENETASAN TELUR
IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis) PADA SUHU
MEDIA BERBEDA. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
5(1): 192-203.
Rahayu, Dwi, Winiati Pudji Rahayu, Hanifah Nuryani Lioe, Dian Herawati,
Wisnu Broto, Santi Ambarwati. 2015. PENGARUH SUHU DAN
KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN Fusarium
verticillioides BIO 957 DAN PRODUKSI FUMONISIN B1.
AGRITECH. 35(2): 156-163.
Jaenudin, Dadang, Akhmad Arif Amin, Mohamad Agus Setiadi, Hadi Sumarno
dan Sri Rahayu. 2018. Hubungan Temperatur, Kelembaban, dan
Manajemen Pemeliharaan terhadap Efisiensi Reproduksi Sapi Perah di
Kabupaten Bogor. ACTA VETERINARIA INDONESIANA. 6(1): 16-
23.
Indarti, Siwi dan Bambang Rahayu. 2014. POTENSI JAMUR PARASIT TELUR
SEBAGAI AGENS HAYATI PENGENDALI NEMATODA PURU
AKAR Meloidogyne incognita PADA TANAMAN TOMAT. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia. 18(2): 65-70.
Ratri, Lintang & Basuki, Edi & Darsono, Darsono. 2017. KUANTITAS
ANAKAN KULTUR SEMUT RANGRANG, Oecophylla
smaragdina, SECARA ARTIFISIAL DENGAN MENGGUNAKAN
BEBERAPA JENIS PAKAN BERBEDA. Scripta Biologica. 4(1): 47-
51.
Saputra, K., Sutriyono, dan Brata, B. 2018. Populasi dan Distribusi Keong Mas
(Pomacea canaliculata L.) sebagai Sumber Pakan Ternak pada
Ekosistem Persawahan di Kota Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia. 13(2): 189-201.
Kasmeri, Ria & Safitri, Elza. 2014. Induksi Kejutan Suhu 36 ° C Terhadap
Perkembangan Embrio dan Keberhasilan Poliploidisasi Katak (Rana
cancrivora). Jurnal Pelangi. 6(2): 142-151.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Tguban, 23 Maret 2021
Asisten Praktikan
24020117130068 24020120130093