Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

ACARA PRAKTIKUM KE : III


ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT II

Nama : Yusuf Cendrawan

NIM : 24020120130093
Kelompok : 6 

Hari, tanggal : Selasa, 9 Maret 2021

Asisten : Riski Hermawan

LABORATORIUM BIOKIMIA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
I. TUJUAN
Mampu menganalisis karbohidrat secara kuantitatif pada sampel
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Buah Melon

Gambar 2.1 Buah Melon


(Kusuma, 2020)
Melon merupakan tanaman asli daerah Afrika. Di Eropa
melon diperkenalkan sejak awal tahun masehi. Jenis melon yang
pertama kali ditanam adalah Cucumis melo var. reticulatus yang
diduga dari Asia dan Afrika. Jenis melon ini populer dengan nama
“muskmelon”. Melon mulai dikembangkan di Indonesia pada
tahun 1980-an di daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung)
oleh PT. Jaka Utama Lampung. Tanaman melon juga menyebar ke
beberapa daerah di Indonesia seperti Sukabumi, Ngawi (Jawa
Timur), Madiun, Ponorogo, dan daerah-daerah lainnya (Ginting,
2017).
Tanaman melon menghasilkan banyak bunga, sehingga
persentase buah yang terbentuk pada setiap tanaman akan banyak.
Hal tersebut menyebabkan ukuran buah yang dihasilkan kecil
disertai rasa manis yang berkurang. Untuk meningkatkan kualitas
dan produksi tanaman melon maka diperlukan pemangkasan buah.
Tanaman melon juga membutuhkan banyak unsur hara untuk
pertumbuhan dan produksinya, sehingga pada budidaya tanaman
melon harus dilakukan pemupukan secara berkala. Unsur hara
yang banyak dibutuhkan tanaman melon adalah Nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K) (Ginting, 2017).
2.2. Buah Tomat

Gambar 2.2 Buah Tomat


(Sukaoutdoor, 2018)
Tomat tergolong dalam tanaman sayuran yaitu family
Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi
dataran sedang dan dataran rendah. Tanaman tomat termasuk
tanaman semusim yang berumur sekitar 3-4 bulan. Tanaman tomat
dapat ditanam sepanjang tahun. Namun, waktu yang paling baik
untuk 718 menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu
dengan penyiraman secukupnya (Kartika, 2015).
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu
panas, akan tetapi tomat memiliki suhu optimum untuk
pertumbuhannya, sinar matahari yang berlebihan juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Salah satu bentuk
modifikasi iklim mikro yang dapat membantu pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat yaitu dengan penggunaan naungan. Naungan
dapat berbentuk rumah kaca, rumah plastik, paranet atau bahan lain
yang dianggap dapat membantu melindungi tanaman dari cahaya
berlebih. Tomat juga membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat
memperbaiki tingkat pertumbuhan dan kualitas hasil yang baik
(Kartika, 2015).
2.3. Karbohidrat
Gambar 2.3 Karbohidrat
(Sitanggang, 2011)
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang
diperlukan oleh manusia yang berfungsi untuk menghasilkan
energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudutkimia dan fungsinya. Semua karbohidrat
terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan
oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida
dan polisakarida non pati (serat) (Siregar, 2014).
Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut, kemudian
terhenti sebentar di lambung dan dilanjutkan ke usus halus
kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke cairan limpa,
kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui
vena portae ke hati dan sebagian pati yang tidak dicerna
masuk ke usus besar. Sisa karbohidrat yang masih ada,
dibuang menjadi tinja. Fungsi lain karbohidrat bagi tubuh yaitu
pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak dan membantu mengeluarkan feces. Sumber
karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacang kering dan gula. Penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan karbohidrat yaitu penyakit kurang kalori
protein, obesitas dan diabetes mellitus (Siregar, 2014).
2.4. Glukosa

Gambar 2.4 Glukosa


(Yolanda, 2011)
Glukosa   dinamakan   juga   sebagai   gula anggur. 
Terdapat  luas  di  alam  dalam  jumlah  sedikit  yaitu  dalam 
sayur,  buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan dengan
fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting
dalam ilmu  gizi. Glukosa merupakan  hasil akhir pencernaan pati,
sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam  
proses   metabolisme,   glukosa   merupakan   bentuk   karbohidrat  
yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber
energi (Siregar, 2014).
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh. Hormon
yang mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon
yang berasal dari pankreas. Insulin dibutuhkan untuk permeabilitas
membran sel terhadap glukosa dan untuk transportasi glukosa ke
dalam sel. Glukosa merupakan salah satu karbohidrat yang sangat
penting dan dibutuhkan sebagai sumber energi dan merupakan
bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah. Glukosa dapat
diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat (Safitri,
2017).

2.5. Analisa Kuantitatif Karbohidrat


Gambar 2.5 Analisa Kuantitatif Karbohidrat
(Ismail, 2017)
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui dan
membuktikan adanya senyawa-senyawa tertentu dalam sampel.
enentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun
Poligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu
dihidrolisa terlebih dahulu sehinggadiperoleh monosakarida.
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalahdengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu
campuran.Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan
suatu campuran berdasarkanatas perbedaan distribusi rationya pada
fase diam dan fase gerak. Analisis kualitatif karbohidrat umumnya
didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-
produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan
berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan
sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi
dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat, hidroklorat dan fosfat
pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang
berwarna. Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering
dilakukan adalah uji Molish, uji Seliwanof, uji Antrone, dan uji
Fenol (Kusbandari, 2015).
Analisis kuantitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu
dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi
dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk
polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan
pendahuluan yaitu dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh
monosakarida. Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi
adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam
suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip
pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi
rationya pada fase diam dan fase gerak. Untuk mengidentifikasi
adanya polisakarida dapat digunakan kromatografi lapis tipis
dengan cara menghidrolisis terlebih dahulu dengan asam. Hal ini
dikarenakan polisakarida perlu diderivatisasi agar dapat terlihat
pada lempeng kromatografi dan sulit larut dalam metanol.
Karbohidrat terikat kuat pada fase diam sehingga fase gerak yang
digunakan harus sangat polar. Fase gerak yang sering digunakan
adalah butanol:piridin:air (Kusbandari, 2015).
2.6. DNS

Gambar 2.6 DNS


(Cynthia, 2016)
Metode penentuan komposisi gula reduksi dalam sampel
yang mengandung karbohidrat yang digunakan adalah
menggunakan pereaksi asam 3,5 dinitrosalisilat (3,5-DNS). DNS
merupakan senyawa aromatis yang akan bereaksi dengan gula
reduksi. DNS akan membentuk asam 3,5 diaminosalisilat. Yaitu
suatu senyawa yang mampu menyerap dengan kuat radiasi
gelombang elektromagnetik pada 540 nm. Semakin banyak gula
reduksi dalam sampel, maka akan semakin banyak molekul asam
3,5 diaminosalisilat yang terbentuk (Putri, 2014).
Konsep yang mendasari adalah glukosa merupakan
polihidroksi aldehid yang mudah dioksidasi oleh oksidator lembut
asam 3,5 dinitrosalisilat (3,5-DNS). Adanya NaOH dalam pereaksi
ini menyebabkan larutan bersifat basa. Dalam larutan basa inilah
glukosa dapat teroksidasi menjadi asam glukonat. Sehingga 21
asam 3,5-DNS akan teroksidasi menjadi asam 3,5 diaminosalisilat
yang berwarna merah. Asa mini juga menyerap cahaya pada
panjang gelombang 575 nm (Putri, 2014).
2.7. Kurva Standar

Gambar 2.7 Kurva Standar


(Rahmawati, 2017)
Standar dalam analisis spektrofotometri sangat diperlukan
untuk mendeteksi keberadaan suatu senyawa. Kurva kalibrasi atau
kurva standar dalam pengujian spektrofotometri didasarkan pada
hukum Lambert-beer. Dimana grafik konsentrasi dengan
absorbansi akan membentuk suatu garis lurus. Kurva kalibrasi
memudahkan dalam mengetahui konsentrasi suatu senyawa dalam
sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
regresi. Yaitu y = ax + b, dimana y adalah absorbansi, a adalah
intersep, x adalah konsentrasi dan b adalah slope (Yoga, 2015).
Beberapa literatur analisis kimia umumnya mencantumkan
konsentrasi ideal standar. Standar ideal adalah standar yang perlu
dibuat dalam melakukan analisis kimia tertentu. Tetapi ada juga
beberapa jurnal penelitian yang dijadikan pedoman tidak
mencantumkan besarnya konsentrasi yang harus disiapkan. Hanya
mencantumkan jenis standar, sehingga memerlukan trial dan error.
Serta tambahan waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam proses
pengujian sampel, terutama pada pengukuran kapasitas antioksidan
(Yoga, 2015).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat tulis
3.1.2 Spektrofotometer
3.1.3 Larutan Glukosa dengan konsentrasi 0,2 – 1 mg/ml
3.1.4 Reagen DNS
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pembentukan Kurva Standart dari Glukosa Standar
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Larutan Glukosa dengan konsentrasi 0,2 – 1 mg/ml
disiapkan
3. Larutan kemudian direaksikan dengan DNS
4. Spektrofotometeri disiapkan dengan dihubungkan listrik
dan ditunggu sampai bisa dipakai
5. Larutan standar diukur pada panjang gelombang 540 nm
6. Catat absorbansi yang diperoleh
7. Nilai absorbansi dibuat kurva standar dan diperoleh
persamaan linier
8. Hasil pengamatan ditulis pada buku laporan sementara
diberi keterangan serta deskribsi dan didokumentasikan
3.2.2 Pengukuran Sampel
1. Sampel yang telah dipersiapan direaksikan dengan
reagen DNS
2. Selanjutnya diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometri dengan panjang gelombang 540 nm
3. Hasil absorbansi kemudian dimasukkan ke persamaan
linier dari kurva standar yang telah dibuat untuk
mendapatkan nilai sesuai unitnya, misalnya g/mL
4. Selanjutnya kurva konsentrasi glukosa dibuat dari sampel
yang diukur
5. Hasil pengamatan ditulis pada buku laporan sementara
diberi keterangan serta deskribsi dan didokumentasikan
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Asorbansi Glukosa
Konsentrasi Absorbansi Absorbansi
(mg/ml) Melon 450 nm Tomat 472 nm
0.2 0.174 0.06
0.4 0.327 0.55
0.6 0.452 0.56
0.8 0.615 0.58
1 0.891 0.68

4.2. Kurva Standar

4.3. Hasil Perhitungan Konsentrasi Gula Pereduksi


Nama Sampel Absorbsi
Buah Tomat 0.06
Buah Melon 0.174
Keterangan : x = Konsentrasi
y = Absorbansi
Perhitungan:
- Buah Tomat
Persamaan linear buah tomat, y = 0.635x + 0.105
0.06 = 0.635x + 0.105
0.06 – 0.105 = 0.635x
-0.045 = 0.635x
x = -0.0709
- Buah Melon
Persamaan linear buah melon, y = 0.861x - 0.0248
0.174 = 0.861x - 0.0248
0.174 + 0.0248 = 0.861x
0.1988 = 0.861x
x = 0.231

V. PEMBAHASAN
5.1.Pembuatan kurva standar
Kurva standar/kalibrasi adalah suatu kurva yang didasari
hukum Lambert-beer, dimana dibuat grafik konsentrasi dengan
absorbs akan membentuk suatu garis lurus. Penentuan kurva
standar adalah menentukan konsentrasi suatu senyawa yang dapat
dihitung dengan menggunakan regresi. Yaitu y = ax + b dimana y
adalah absorpsi a adalah intersep, x adalah konsentrasi dan b
adalah slope. Hal ini sesuai dengan pendapat Yoga (2015), yang
menyatakan bahwa Kurva kalibrasi atau kurva standar dalam
pengujian spektrofotometri didasarkan pada hukum Lambert-beer.
Dimana grafik konsentrasi dengan absorbansi akan membentuk
suatu garis lurus. Kurva kalibrasi memudahkan dalam mengetahui
konsentrasi suatu senyawa dalam sampel yang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan regresi. Yaitu y = ax + b,
dimana y adalah absorbansi, a adalah intersep, x adalah
konsentrasi dan b adalah slope. Alat tulis berfungsi untuk menulis.
Spektrofotometer berfungsi untuk mengukur energi secara relative
jika energi tersebut dapat di ditransmisikan, direfleksikan, atau
diemisikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2015),
yang menyatakan bahwa spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energy secara relative jika energy tersebut
ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Glukosa disini digunakan untuk mengukur
nilai absorbansi sampel. DNS digunakan untuk menentukan
komposisi gula pereduksi pada sampel yang mengandung
karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri (2014), yang
menyatakan bahwa Metode penentuan komposisi gula reduksi
dalam sampel yang mengandung karbohidrat yang digunakan
adalah menggunakan pereaksi asam 3,5 dinitrosalisilat (3,5-DNS).
5.2.Pengukuran absorbansi sampel
Absorbansi adalah suatu perbandingan pada intensitas sinar
yang diserap dengan intensitas sinar yang dating. Nilai absorbansi
bergantung dengan kadar zat yang terkandung didalam, jika
kadarnya semakin banyak, maka semakin banyak juga molekul
yang akan menyerap cahaya pada gelombang tertentu, sehingga
nilai absorbansi semakin besar. Dalam arti lain pada pengukuran
nilai absorbansi, nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi zat suatu sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat
Neldawati (2013), yang menyatakan bahwa Absorbansi adalah
perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar
datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang
terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang
terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul
yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain
nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat
yang terkandung didalam suatu sampel.
Dalam perhitungan konsentrasi gula pereduksi sampel
buah. Pertama ambil sampel dan diukur absorbansi pada melon
dan tomat pada panjang gelombang 450 nm dan 472 mn. Lalu
masukkan ke dalam rumus persamaan regresi yaitu persamaan
yang digunakan untuk menghitung kadar glukosa: y=ax+b. Hasil
yang didapat adalah: y = 0.635x + 0.105 pada tomat dan y =
0.861x - 0.0248 pada melon. Sesudah itu masukkan ke
perasamaan linear dan akan diketahui konsentrasi gula reduksi
pada sampel.
Perhitungan:
- Buah Tomat
Persamaan linear buah tomat, y = 0.635x + 0.105
0.06 = 0.635x + 0.105
0.06 – 0.105 = 0.635x
-0.045 = 0.635x
x = -0.0709
- Buah Melon
Persamaan linear buah melon, y = 0.861x - 0.0248
0.174 = 0.861x - 0.0248
0.174 + 0.0248 = 0.861x
0.1988 = 0.861x
x = 0.231
Hal ini sesuai dengan pendapat Neldawati (2013), yang
menyatakan bahwa Sampel daun diambil dan dikumpulkan.
Ekstrak dipekatkan dengan penguap putar kemudian dianalisis
kandungan flavonoid (di praktikum ini diukur kadar glukosa) total
dengan cara mengukur serapannya menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 370 nm. Kadar flavonoid dalam
sampel herbal dapat ditentukan dengan berbagai metode. Metode
yang diakui oleh Departemen Kesehatan RI adalah
spektrofotometri UV yang berdasar pada prinsip kolorimetri.
Absorbansi dari warna yang terbentuk diukur dengan spektrometer
UV. Kadar kuersetin dihitung sebagai kadar flavonoid total dalam
sampel. Perhitungan ini berdasarkan pada hukum Lambert- Beer
yang menunjukkan hubungan lurus antara absorbans dan kadar
analat. Untuk menentukan kadar flavonoid pada berbagai jenis
daun obat berdasarkan nilai absorbansi digunakan data larutan
standar. Data larutan standar ini digunakan untuk membuat
persamaan regresi yaitu persamaan yang digunakan untuk
menghitung kadar flavonoid yaitu y=ax+b.
Perbandingan konsentrasi yang didapat pada hitungan
tersebut adalah Tomat : Melon
-0.0709 : 0.231
VI. KESIMPULAN
6.1 Analisis kuantitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu dengan cara
kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara
kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida
maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu
dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida.
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu
campuran.
6.2 Kurva kalibrasi atau kurva standar dalam pengujian spektrofotometri
didasarkan pada hukum Lambert-beer. Dimana grafik konsentrasi
dengan absorbansi akan membentuk suatu garis lurus. Kurva
kalibrasi memudahkan dalam mengetahui konsentrasi suatu senyawa
dalam sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
regresi. Yaitu y = ax + b, dimana y adalah absorbansi, a adalah
intersep, x adalah konsentrasi dan b adalah slope.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Rohmat. 2017. Analisis kuantitatif kandungan total karbohidrat dalam


sampel tepung dengan pereaksi anthrone secara
spektrofotometri.
http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/04/08/analisis-
kuantitatif-kandungan-total-karbohidrat-dalam-sampel-tepung-
dengan-pereaksi-anthrone-secara-spektrofotometri/ (Diakses
pada tanggal 17 Maret 2021)
Kusuma, Andra. Kaya Nutrisi, Ini 5 Manfaat Jika Sering Mengonsumsi Buah
Melon. https://blog.tribunjualbeli.com/36279/kaya-nutrisi-ini-5-
manfaat-jika-sering-mengonsumsi-buah-melon (Diakses pada
tanggal 17 Maret 2021)
Sukaoutdoor. Manfaat Tomat Yang Tidak Kita Ketahui.
http://blog.sukaoutdoor.com/manfaat-tomat-yang-tidak-kita-
ketahui/ (Diakses pada tanggal 17 Maret 2021)
Sitanggang, Falentina. BIOKIMIA KARBOHIDRAT. http://falentina-
sitanggang.blogspot.com/2011/12/paracetamol-500-mg.html
(Diakses pada tanggal 18 Maret 2021)
Yolanda. Glukosa. http://yolandachem09.blogspot.com/2011/06/glukosa.html
(Diakses pada tanggal 18 Maret 2021)
Cynthia. DNS Assay. https://cynthialearnsthings.wordpress.com/2016/07/13/dns-
assay/ (Diakses pada tanggal 18 Maret 2021)
Rahmawati, Indriana. PENGUKURAN KADAR PROTEIN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BRADFORD.
http://rahmawatiindriana.blogspot.com/2017/09/pengukuran-
kadar-protein-dengan.html (Diakses pada tanggal 18 Maret
2021)
Kusbandari, Aprilia. 2015. ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN
SAKARIDA DALAM TEPUNG DAN PATI UMBI
GANYONG (Canna edulis Ker.). Pharmaҫiana. 5(1): 35-42.
Siregar, Nurhamida Sari. 2014. KARBOHIDRAT. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
13(2): 38-44.
Ginting, Ari Permana, Asil Barus dan Rosita Sipayung. 2017. Pertumbuhan dan
Produksi Melon (Cucumis melo L.) terhadap Pemberian Pupuk
NPK dan Pemangkasan Buah. Jurnal Agroekoteknologi FP
USU. 5(4): 786-798.
Kartika, Ela, Ramal Yusuf, Abd. Syakur. 2015. PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN. Agrotekbis.
3(6): 717- 724.
Safitri, Yuriska, Andri Sukeksi, SKM, M.Si2, Tulus Ariyadi. 2017. Perbedaan
Glukosa Darah Sewaktu Segera dan Ditunda Antara Serum dan
Plasma EDTA. Semarang: UNIMUS.
Putri, Eleny Sania. 2014. PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KELAPA
UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL MELALUI PROSES
HIDROLISIS DAN FERMENTASI. Semarang: UNNES.
Yoga, IB Ketut Widnyana. 2015. Penentuan Konsentrasi Optimum Kurva
Standar Antioksidan; Asam Galat, Asam Askorbat dan Trolox®
terhadap Radikal Bebas DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl)
0,1 mM. Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V.
5(4): 316-361.
Hasibuan, Elliwati. 2015. PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA
MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI
LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
USU. Sumatera Utara: USU.
Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun
Tanaman Obat. PILLAR OF PHYSICS. 2: 76-83.

LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN

Anda mungkin juga menyukai