BIOKIMIA
NIM : 24020120130093
Kelompok : 6
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
I. TUJUAN
Mampu menganalisis karbohidrat secara kuantitatif pada sampel
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Buah Melon
V. PEMBAHASAN
5.1.Pembuatan kurva standar
Kurva standar/kalibrasi adalah suatu kurva yang didasari
hukum Lambert-beer, dimana dibuat grafik konsentrasi dengan
absorbs akan membentuk suatu garis lurus. Penentuan kurva
standar adalah menentukan konsentrasi suatu senyawa yang dapat
dihitung dengan menggunakan regresi. Yaitu y = ax + b dimana y
adalah absorpsi a adalah intersep, x adalah konsentrasi dan b
adalah slope. Hal ini sesuai dengan pendapat Yoga (2015), yang
menyatakan bahwa Kurva kalibrasi atau kurva standar dalam
pengujian spektrofotometri didasarkan pada hukum Lambert-beer.
Dimana grafik konsentrasi dengan absorbansi akan membentuk
suatu garis lurus. Kurva kalibrasi memudahkan dalam mengetahui
konsentrasi suatu senyawa dalam sampel yang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan regresi. Yaitu y = ax + b,
dimana y adalah absorbansi, a adalah intersep, x adalah
konsentrasi dan b adalah slope. Alat tulis berfungsi untuk menulis.
Spektrofotometer berfungsi untuk mengukur energi secara relative
jika energi tersebut dapat di ditransmisikan, direfleksikan, atau
diemisikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2015),
yang menyatakan bahwa spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energy secara relative jika energy tersebut
ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Glukosa disini digunakan untuk mengukur
nilai absorbansi sampel. DNS digunakan untuk menentukan
komposisi gula pereduksi pada sampel yang mengandung
karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri (2014), yang
menyatakan bahwa Metode penentuan komposisi gula reduksi
dalam sampel yang mengandung karbohidrat yang digunakan
adalah menggunakan pereaksi asam 3,5 dinitrosalisilat (3,5-DNS).
5.2.Pengukuran absorbansi sampel
Absorbansi adalah suatu perbandingan pada intensitas sinar
yang diserap dengan intensitas sinar yang dating. Nilai absorbansi
bergantung dengan kadar zat yang terkandung didalam, jika
kadarnya semakin banyak, maka semakin banyak juga molekul
yang akan menyerap cahaya pada gelombang tertentu, sehingga
nilai absorbansi semakin besar. Dalam arti lain pada pengukuran
nilai absorbansi, nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi zat suatu sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat
Neldawati (2013), yang menyatakan bahwa Absorbansi adalah
perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar
datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang
terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang
terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul
yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain
nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat
yang terkandung didalam suatu sampel.
Dalam perhitungan konsentrasi gula pereduksi sampel
buah. Pertama ambil sampel dan diukur absorbansi pada melon
dan tomat pada panjang gelombang 450 nm dan 472 mn. Lalu
masukkan ke dalam rumus persamaan regresi yaitu persamaan
yang digunakan untuk menghitung kadar glukosa: y=ax+b. Hasil
yang didapat adalah: y = 0.635x + 0.105 pada tomat dan y =
0.861x - 0.0248 pada melon. Sesudah itu masukkan ke
perasamaan linear dan akan diketahui konsentrasi gula reduksi
pada sampel.
Perhitungan:
- Buah Tomat
Persamaan linear buah tomat, y = 0.635x + 0.105
0.06 = 0.635x + 0.105
0.06 – 0.105 = 0.635x
-0.045 = 0.635x
x = -0.0709
- Buah Melon
Persamaan linear buah melon, y = 0.861x - 0.0248
0.174 = 0.861x - 0.0248
0.174 + 0.0248 = 0.861x
0.1988 = 0.861x
x = 0.231
Hal ini sesuai dengan pendapat Neldawati (2013), yang
menyatakan bahwa Sampel daun diambil dan dikumpulkan.
Ekstrak dipekatkan dengan penguap putar kemudian dianalisis
kandungan flavonoid (di praktikum ini diukur kadar glukosa) total
dengan cara mengukur serapannya menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 370 nm. Kadar flavonoid dalam
sampel herbal dapat ditentukan dengan berbagai metode. Metode
yang diakui oleh Departemen Kesehatan RI adalah
spektrofotometri UV yang berdasar pada prinsip kolorimetri.
Absorbansi dari warna yang terbentuk diukur dengan spektrometer
UV. Kadar kuersetin dihitung sebagai kadar flavonoid total dalam
sampel. Perhitungan ini berdasarkan pada hukum Lambert- Beer
yang menunjukkan hubungan lurus antara absorbans dan kadar
analat. Untuk menentukan kadar flavonoid pada berbagai jenis
daun obat berdasarkan nilai absorbansi digunakan data larutan
standar. Data larutan standar ini digunakan untuk membuat
persamaan regresi yaitu persamaan yang digunakan untuk
menghitung kadar flavonoid yaitu y=ax+b.
Perbandingan konsentrasi yang didapat pada hitungan
tersebut adalah Tomat : Melon
-0.0709 : 0.231
VI. KESIMPULAN
6.1 Analisis kuantitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu dengan cara
kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara
kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida
maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu
dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida.
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu
campuran.
6.2 Kurva kalibrasi atau kurva standar dalam pengujian spektrofotometri
didasarkan pada hukum Lambert-beer. Dimana grafik konsentrasi
dengan absorbansi akan membentuk suatu garis lurus. Kurva
kalibrasi memudahkan dalam mengetahui konsentrasi suatu senyawa
dalam sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
regresi. Yaitu y = ax + b, dimana y adalah absorbansi, a adalah
intersep, x adalah konsentrasi dan b adalah slope.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN