Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

PENENTUAN KARBOHIDRAT DENGAN MENGGUNAKAN


UJI SELIWANOFF
(disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Bahasa Indonesia
di semester Genap)

Oleh kelompok III A


Tamira A (10118011)
Selly sri (10118012)
Fahmi Husni (10118013)
Aldi Satria (10118014)
Noviantika (10118015)

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA


PRODI DIII-KEPERAWATAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat
lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama
pada negara sedang berkembang termasuk negara Indonesia. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan
pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju
karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber
bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Secara umum banyak definisi mengenai karbohidrat, seperti yang
dikemukakan oleh Hutagalung (2004) yang menyatakan bahwa karbohidrat
adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pendapat Hutagalung tersebut juga senada dengan Isnawati (2009)
yang menyatakan bahwa karbohidrat merupakan senyawa organik yang
mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen dengan formula empiris
Cn(H2O)n. Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi, komponen
penyusun dinding sel tumbuhan, dan komponen membrane sel.
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya
dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya
dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari
basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-
tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan
tidak akan dijumpai.
Reaksi fotosintese

Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan


menyerap dan menggunakan enersi matahari untuk membentuk karbohidrat
dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah.
Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah
dan biji-bijian.
Karbohidrat, berdasarkan pada massa, merupakan kelas biomolekul
yang berlimpah di alam. Lebih lazim dikenal sebagai gula, karbohidrat
merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon
anorganik CO2 dalam zat hidup. Perubahan energi matahari ini menjadi energi
kinetik kimiawi dari biomolekul menjadi karbohidrat sumber utama dari energi
metabolik bagi organisme hidup. Karbohidrat juga bertindak sebagai sumber
karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik
dari energi. Amstrong (1995) mengemukakan bahwa karbohidrat merupakan
komponen dari banyak bahan sekretorik struktural dan selular serta nukleotida
yang pada gilirannya juga digunakan untuk beragam fungsi. Jadi, pada sistem
kehidupan, karbohidrat digunakan untuk banyak tujuan yang berbeda dan
merupakan contoh terkemuka dari berbagai kemampuan fungsional yang dapat
dimiliki suatu kelas biomolekul.
Karbohidrat didefinisikan sebagai polisakarida atau polihidrosiketon
dan derivatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika
oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton
(=C=O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal
(Armstrong, 1995).
Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Available Carbohydrate (Karbohidrat yang tersedia),
Available Carbohydrate merupaka karbohidrat yang dapat dicerna,
diserap serta dimetabolisme sebagai karbohidrat.
b. Unvailable Carbohydrate (Karbohidrat yang tidak tersedia)
Unvailable carbohydrate yaitu karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat
diabsorpsi.
Karbohidrat yang terdapat di alam dapat digolongkan menjadi
a. Monosakarida (gula individual/sederhana)
1. Heksosa (mengandung 6 buah karbon)
a) Glukosa
b) Fruktosa
c) Galaktosa
2. Pentosa
a) Ribosa
b) Arabinosa
c) Xylosa
b. Oligosakarida,
1. Sukrosa
2. Maltosa
3. laktosa
c. Polisakarida,
1. Amilum
2. Dekstrin
3. Glikogen
4. Selulosa
Monosakarida merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida larut di dalam
air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan
kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis
monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa. Selain itu
bentuk monoskaarida juga dapat dibagi lagi menjadi triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, heptosa, ataupun oktosa.
Banyak orang yang menyebut glukosa sebagai gula anggur ataupun
dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-
sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat
dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. Terkadang
orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam,
terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu.
Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa,
maltosa dan laktosa.
Fruktosa atau yang biasa disebut gula buah ataupun levulosa. Fruktosa
merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota
bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat
dari hasil pemecahan sukrosa.
Galaktosa tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang
ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
Oligosakarida umumnya didefinisikan sebagai suatu molekul yang
mengandung dua hingga sepuluh unit monosakarida, beberapa diantaranya
mempunyai berat molekul beberapa juta (Mayes, 1990).
Pada dasarnya Oligosakarida merupakan gabungan antara 2 (dua)
monosakarida, pada bahan makanan disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa,
maltosa dan laktosa. Sukrosa adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari,
sehingga lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut
juga gula invert. Sukrosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang
terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sumber
karbohidrat jenis ini: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%),
jam, jelly.
Maltosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari
dua molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan
amilum, lebih mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan
Jodium amilum akan berubah menjadi warna biru.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan dengan air panas):
1. Amilosa, amilosa larut dengan air panas dan mempunyai struktur rantai
lurus
2. Amilopektin, amilopektin tidak larut dengan air panas dan mempunyai
sruktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi
kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Pulut sedikit sekali
amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2% Berdasarkan kandungan
amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
amilosa tinggi 25-33%
amilosa menengah 20-25%
amilosa rendah 09-20%
amilosa sangat rendah < 9%
Secara umum penduduk di negara-negara Asean, khususnya Flipina,
Malaysia, Thailand dan Indonesia menyenangi nasi dengan kandungan amilosa
medium, sedangkan Jepang dan Korea menyenangi nasi dengan amilosa
rendah.
Laktosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari
satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di
dalam air. Sumber laktosa yaitu: susu sehingga disebut juga gula susu, susu
sapi (4-5%), dan susu ASI (4-7%). Laktosa dapat menimbulkan intolerance
(laktosa intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase sehingga
kemampuan untuk mencema laktosa berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai
pada bayi, anak dan orang dewasa, baik untuk sementara maupun secara
menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan kejang
perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan pemberian formula
rendah laktosa seperti LLM, Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan
AI 110 bebas Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu
lama (maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk pertumbu ban
sel-sel otak. Setelah tiga bulan, laktosa diberikan secara bertahap sesuai dengan
pertumbuhan anak.
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun
membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak
manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3
(tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan
selulosa.
Amilum merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh karena di
konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan
amilumjuga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting
lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-
tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya. Sumber
amilum seperti: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan sumber
amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di konsumsi.
Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%, sedangkan
pada kacang-kacangan sekitar 40%. Amilum tidak larut di dalam air dingin,
tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti
pasta; peristiwa ini disebut "gelatinisasi".
Dekstrin, merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya
lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah
menjadi wama merah.
Glikogen merupakan "pati hewani", terbentuk dari ikatan 1000
molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi
dengan iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot
hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan
(rigor mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post
mortum. Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sebagai cadangan enersi,
yang sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa bila dibutuhkan.
Sumber glikogen: banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung
(26%).
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh
karena tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat
dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar
volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi.
Pengetahuan tentang struktur dan sifat–sifat karbohidrat yang
mempunyai makna fisiologis penting diperlukan untuk memahami peranannya
dalam pengelolaan berbagai fungsi tubuh manusia. Glukosa merupakan
karbohidrat yang paling penting. Karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam
darah sebagai glukosa, didalam hati karbohidrat diubah menjadi glukosa, dan
dari glukosa semua karbohidrat lainnya di dalam tubuh dapat dibentuk (Mayes,
1990).
Karbohidrat banyak ditemukan pada berbagai jenis makanan, seperti
serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam Selain itu karbohidrat juga dapat ditemukan pada
tumbuhan, dan juga pada buah-buahan. Karbohidrat yang terkandung di dalam
makanan-makanan tersebut banyak sekali jenisnya, seperti monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Tidak selamanya setiap makanan hanya
mengandung satu jenis karbohidrat, terkadang ada yang mengandung lebih dari
satu jenis karbohidrat. Misalnya sukrosa, dimana sukrosa mempunyai 2 (dua)
molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa. Sukrosa merupakan gula yang sering kita pergunakan sehari-hari,
sehingga disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir serta disebut juga gula
invert.
Berdasrkan hal tersebut, maka diperlukannya sebuah penelitian untuk
menguji kandungan karbohidrat dalam berbagai makanan dan yang baik bagi
tubuh. Ada beberapa cara untuk menguji kandungan karbohidrat yang
terkandung dalam makannan, diantaranya: uji molish, uji benedict, uji
seliwanoff, dan uji iodine. Pada penelitian ini, penulis akan mencoba
memaparkan hasil uji kandungan karbohidrat dengan menggunakan perekaksi
uji seliwanoff selama 20 detik terhadap 1% zat sakarida, apakah berekasi positif
atau negatif melalui percobaan yang telah kami lakukan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah terdapat reaksi positif
berwarna merah terhadap kandungan sakarida (1%) setelah dipanaskan selama
20-60 detik dengan menggunakan pereaksi uji seliwanoff?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini ialah
untuk mengetahui reaksi positif berwarna merah terhadap kandungan sakarida
(1%) setelah dipanaskan selaman 20-60 detik dengan menggunakan pereaksi
uji seliwanoff.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai reaksi
positif berwarna merah terhadap kandungan sakarida setelah dipanaskan
selaman 20-60 detik dengan menggunakan pereaksi uji seliwanoff.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, secara umum unsur Hidrogen dengan
kelompok oksigen dapat mengkomposisikan yang akan menghasilkan
H2O. Didalam tubuh karobidrat akan dibentuk dengan beberapa asam
amino dan sebagain dari gliserol lemak, namun sebagian besar pula
karbohidrat diproleh dengan bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutamanya yang berasal dati tumbuh-tumbuhan/tanaman.
Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan
oksigen yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari
karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan
bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan
sebenarnya karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau
turunan keduanya (Fessenden 1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan
rumus molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton
dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis
senyawa kompleks (Girinda, 1986). Karbohidrat yang dihasilkan oleh
tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia
dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)
Karbohidrat terdiri dari 3 kelompok yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat
yang paling sederhana. Oligosakarida merupakan senyawa yang
dihidrolisis menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida sedangkan
polisakarida merupakan monomer-monomer yang berasal dari
monosakarida (Respati, 1990).
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya satu unit
polisakarida aldehid atau keton. Oligosakarida (bahasa yunani oligos
“sedikit”) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan
bersama-sama oleh ikatan kovalen. Sedangkan polisakarida terdiri dari
rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.
Beberapa polisakarida seperti selulosa, mempunyai rantai linear.
Sedangkan yang lain seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang
(Maggy, 1990).
Menurut Lehninger (1982), monosakarida yang paling sederhana
yaitu gliseraldehid dan dihidroksiaseton. Contoh monosakarida yang
penting yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Oligosakarida
yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul
monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dialam ialah
disakarida. Golongan disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan
trehalosa. Golongan yang termasuk oligosakarida adalah rafinosa yang
bila dihidrolisis menjadi galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Polisakarida
umunya berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak
mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Beberapa
polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin,
dan selulosa.
Disini tabel
Amilosa
Menurut Poedjiadi (2007), sifat kimia karbohidrat berhubungan
erat dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus –
OH, gugus aldehid dan gugus keton.
Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida
mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sift
sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi
karbohidrat mupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan
oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.
Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh
karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain
oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan
fehling A dan larutan fehling.
Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat
dan natriumsitrat membut pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan
yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.
Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara
monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksilebih
cepat oleh disakarida. Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam,
karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehid pada karbohidrat ini akan
teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akn teroksidasi menjadi asam
galaktonat, sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer, walaupun
dipanaskan, monosakarida umunya stabil. Tetapi apabila dipanaskan
dengan asam kuat yang pekat, monosakarida akan menghasilkan fulfural
atau derivatnya. Reaksi pembentuka furfural adalah reaksi dehidrasi atau
pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Karbohidrat (CH2O)n, adalah sumber energi utama untuk
manusia. Kebanyakan karbohidrat yang kita konsumsi adalah
tepung,amilum atau pati, yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang
dan padi-padian lainnya. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya
mesin mobil menggunakan bensin. Karbohidrat juga merupakan bahan
yang penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan
daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur
penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa,
pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
Glukosa adalah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat
disintesis oleh tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa
termasuk monosakarida yang mmpunyai rumus umum C6H12O6 yang
disebut sebagai dekstrosa atau gula anggur. Tumbuh-tumbuhan
menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam biji
bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya. Glukosa adalah suatu
gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk
alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan
(Edahwati, 2010).

2. Uji Seliwanoff
Uji ini memiliki tujuan untuk membuktikan adanya gugus ketosa
dari suatu bahan. Sampel yang diuji adalah larutan sukrosa, larutan
fruktosa, dan larutan glukosa. Hasil uji larutan sukrosa dan larutan fruktosa
menghasilkan reaksi positif dengan menghasilkan warna merah pada
kedua larutan tersebut. Hal ini menunjukkan pada fruktosa dan sukrosa
mengandung gugus ketosa. Sukrosa merupakan disakarida gabungan dari
glukosa dan fruktosa, fruktosa sendiri monosakarida yang mempunyai
gugus ketosa. Sedangkan pada larutan glukosa menghasilkan reaksi yang
negativ, ini menunjukkan larutan glukosa tidak mengandung gugus ketosa
karena glukosa adalah monosakarida dengan gugus aldosa.
Untuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus keton
digunakan uji seliwanoff. Prinsip reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-
Hidroksi Metil Furfural yang akan membentuk suatu senyawa berwarna
ungu dengan adanya resorsinol (1,3- dihidroksi benzene). Reaksi ini
spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna
menjadi merah.
1. PENELITIAN RELEVAN

NAMA
No JUDUL INSTANSI TAHUN HASIL PENELITIAN
PENELITI
1. Hasil Penelitian ini adalah
Bioelectricity of Various
Pengukuran daya listrik tersebut
Carbon Sources on Series
Diponegoro menunjukkan bahwa substrat laktosa
Circuit from Microbial Fuel 1. Mufid Ainun 2018
University menghasilkan daya yang lebih besar
Cell System using 2. Linda Suyati
dibandingkan dengan substrat yang
Lactobacillus plantarum
lain.
2. ANALISIS KUALITATIF Hasil penelitian bahwa tepung
KANDUNGAN SAKARIDA ganyong sebelum dihidrolisis
Fakultas Farmasi
DALAM TEPUNG DAN PATI mengandung sukrosa dan mannosa,
Universitas
UMBI GANYONG (Canna Aprilia Kusbandari 2015 setelah dihidrolisis menghasilkan
Ahmad Dahlan
edulis Ker.) glukosa, fruktosa dan mannose,
Yogyakarta
sedangkan pati ganyong
mengandung glukosa dan maltosa
3. PRODUKSI ASAM LAKTAT 1. Laita
Hasil Analisis kualitatif dengan
OLEH Lactobacillus Nurjannah
Universitas Syiah menggunakan KCKT menunjukkan
delbrueckii subsp. bulgaricus 2. Suryani
Kuala 2017 bahwa asam laktat adalah produk
DENGAN SUMBER 3. Suminar Setiati
yang dihasilkan dari proses
KARBON TETES TEBU 4. Achmadi Azmi
fermentasi.
Azhari
4. Hasil dari penelitian ini bahwa buah
Program Studi
Penetapan Kadar Pati Buah sukun mengandung pati, dimana
Farmasi, Sekolah
Sukun (Artocarpus altilis L) Ifmaily 2018 proses yang dilakukan pada 1000
Tinggi Farmasi
dengan Metode Luff Schoorl gram sampel buah sukun diperoleh
Indonesia, Padang
pati sebanyak 71,67 gram dengan
NAMA
No JUDUL INSTANSI TAHUN HASIL PENELITIAN
PENELITI
rendemen 7,167 %. Kadar gula
pereduksi total dalam 100 mg pati
buah sukun yaitu sebesar 71,67%,
dan bentuk pati bulat dengan bulir-
bulir tidak rapat. Buah sukun dapat
dijadikan sumber pati yang baru.
5. Hasil dari penelitian ini adalah Gula
cair dapat dihasilkan dari
hidrolisis pati dengan bantuan á-
PEMBUATAN GULA CAIR amilase dan glukoamilase pada
DARI PATI SINGKONG Jurusan Teknik Ayu Ratna P, Fitria perbandingan 1:1. Kecepatan
DENGAN Kimia, Politeknik Yulistiani 2015 hidrolisis yang optimum diperoleh
MENGGUNAKAN Negeri Bandung pada penambahan volume enzim
HIDROLISIS ENZIMATIS sebanyak 0,3 ml dengan substrat
33,3% yaitu sebesar 32% Brix,
dengan total waktu liquifikasi dan
sakarifikasi 40 menit.
6. Hasil dari penelitian ini adalah
PENENTUAN JENIS Adanya gugus keton dapat
KARBOHIDRAT DENGAN Program Studi dibuktikan melalui uji seliwanoff.
UJI KUALITATIF Biologi Agus Sulistiyono Fruktosa dan sukrosa adalah
2012
MENGGUNAKAN REAGEN Fakultas Biologi karbohidrat yang memiliki gugus
PADA SAMPEL MIE keton, jika karbohidrat yang
INSTAN mengandung gugus keton
direaksikan dengan saliwanoff akan
NAMA
No JUDUL INSTANSI TAHUN HASIL PENELITIAN
PENELITI
menunjukkan warna merah (kuning
+) sebagai reaksi positifnya
7. Karbohidrat dapat diamati sifat,
DEPARTEMEN
reaksi, dan strukturnya melalui uji
BIOKIMIA
1. Muhammad yang bersifat kualitatif. Masing-
FAKULTAS
Alwin Azhari masing uji memiliki fungsi dan
MATEMATIKA
2. Ni Putu Mega prinsip yang berbeda. Uji Seliwanoff
KARBOHIDRAT II Uji DAN ILMU
Gena Yani 2015 digunakan untuk membedakan gula
Seliwanoff, Osazon, dan Iod PENGETAHUAN
3. Neni Widowati ketosa dengan gula aldosa. Uji
ALAM
4. Nisa Widya Osazon digunakan untuk mengamati
INSTITUT
Amanda bentuk kristal Osazon senyawa gula.
PERTANIAN
Uji Iod digunakan untuk menentukan
BOGOR
kandungan pati suatu bahan.
8. Hasil penelitian ditemukan 67%
garam yang mengand-ung KIO3, dan
33% garam yang tidak mengandung
KIO3, Kadar KIO3 dalam garam
Jurusan Analis
KANDUNGAN IODIUM berkisar antara 8.68 ppm – 79.94
Kesehatan
PADA GARAM DAPUR DI ppm, 53% garam yang tidak
Poltekkes Haitami 2014
PASAR BATUAH memenuhi syarat SNI dan hanya
Kemenkes
MARTAPURA MARET 2014 47% yang memenuhi syarat, 100%
Banjarmasin
garam tidak bermerk tidak
memenuhi syarat SNI dan 42%
GARAM bermerk tidak memenuhi
syarat SNI.
NAMA
No JUDUL INSTANSI TAHUN HASIL PENELITIAN
PENELITI
9. Dari penelitian ini di dapatkan hasil
Makanan yang berasal dari hewan
KARBOHIDRAT Universitas Dr. HALOMOAN
2004 yang mengandung karbohidrat dalam
Sumatera Utara HUTAGALUNG
jumlah cukup banyak adalah susu,
tiram dan hati.
10. Kadar ethanol pada fermentasi
onggok yang dihidrolisa dengan
PROSES HIDROLISIS
asam klorida dan asam sulfat lebih
ONGGOK DENGAN Universitas Yusrin, Ana
tinggi dari asam oksalat.
VARIASI ASAM Muhammadiyah Hidayati 2010
Jenis asam untuk menghidrolisis
PADA PEMBUATAN Semarang Mukaromah
onggok yang menghasilkan kadar
ETHANOL
ethanol paling maksimal adalah asam
klorida danasam sulfat.
11. Hasil uji seliwanoff untuk perlakuan
Jurusan Teknologi
BISKUIT BEBAS GLUTEN 1. Yohana Lydia terbaik secara fisika kimia
Hasil Pertanian,
DAN BEBAS KASEIN BAGI Rissa Tanjung 2015 membuktikan adanya yang
FTP Universitas
PENDERITA AUTIS 2. Joni Kusnadi terkandung dalam produk biscuit
Brawijaya
adalah fruktosa
12. Analisa Kuantitatif Kadungan (Studi Di Desa
1. Aminva Eka
Glukosa Pada Tepung Ganyong Manduro Hasil penelitian dapat disimpulkan
Nurjanah
Dan Pati Ganyong Sebagai Kecamatan Kabuh 2018 bahwa kadar glukosa pada tepung
2. Sri Sayekti
Makanan Alternative Diet Bagi Kabupaten ganyong dan pati ganyong adalah
3. Any Isro’aini
Penderita Diabetes Jombang) sama yaitu 0%
13.
14.
15.
B. ANALISA DATA
Analisis data pada penelitian ini, yaitu dengan menggunakan uji Seliwanoff
untuk menghasilkan perubahan warna merah sesudah pemanasan setelah 20-60 detik
terhadap 1% zat sakarida, berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan.

C. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan kajian
pustaka pada penelitian ini, maka hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat
reaksi positif berwarna merah terhadap kandungan sakarida (1%) setelah
dipanaskan selaman 20-60 detik dengan menggunakan pereaksi uji seliwanoff.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Secara keseluruhan waktu penelitian ini dilakukan selama dua minggu.
Satu minggu pertama di gunakan untuk tahap persiapan, tahap pengumpulan
data, dan tahap analisis data kemudian satu minggu terakhir di gunakan untuk
tahap pelaporan.
Tempat penelitian dilakukan di ….

B. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel penelitian, diantaranya:
1. Variabel Bebas : larutan (zat Sakarida) 1%,
2. Variabel terikat : Reaksi positif menghasilkan warna merah sesudah
pemanasan 20 detik.
3. Varabel control : Waktu pemanasan, pereaksi uji seliwanoff.

C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini terdiri dari:
1. Pereaksi seliwanoff ±35% (50 g Resolsinol dilarutkan dalam 100 HCI 6
N, HCI pekat 11,3 N)
2. Larutan sakarida
a. Glukosa 1%
b. Sukrosa 1%
c. Maltose 1%
d. Laktosa 1%
e. Fruktosa 1%
f. Amilum 1%
g. Dekstrin 1%
h. Galaktosa 1%
D. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Penangas Air
2. Tabung reaksi
3. Rak Tabung
4. Pipet tetes
5. Penjepit tabung
6. Pengatur waktu

E. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN


Teknik pengumpulan data yang dilkukan pada penelitian ini, yaitu :
1. Siapkan semua jenis karbohidrat atau sakarida berupa larutan (zat) dengan
konsentrasi 1%;
2. Sediakan 8 tabung reaksi yang bersih;
3. Masukan 2,5 mL pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi. kemudian,
menambahkan 5 tetes larutan amilum 1% dengan menggunakan pipet
tertes;
4. Panaskan tabung reaksi tersebut selama 20-60 detik;
5. Setelah selesai dipanaskan, tempatkan tabung tabung reaksi tersebut ke
dalam waterbath sampai terbentuk warrna (amati dan catat perubahan yang
terjadi);
6. Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat
atau sakarida 1% yang lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil percobaan maka diperoleh hasil seperti pada Tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1
Hasil percobaan dengan menggunakan perekasi Uji Seliwanoff

Hasil Pengamatan
Zat Sakarida/ Warna Zat
Karbohidrat Kegiatan Warna zat Sakarida
No Keterangan
yang diuji Uji Seliwanoff Sakarida Sesudah
(1%) Sebelum Dipanaskan 20
detik
2,5 ml seliwanoff +
Putih
1. Glukosa 5 tetes glukosa 1% Orange -
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
2. Sukrosa 5 tetes glukosa 1% Merah +
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
3. Maltose 5 tetes glukosa 1% Kuning Bening -
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih Kuning ke
4. Laktosa 5 tetes glukosa 1% -
jernih orangean
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
5. Fruktosa 5 tetes glukosa 1% Merah +
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
6. Amilum 5 tetes glukosa 1% Kuning bening -
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
7. Dekstrin 5 tetes glukosa 1% Kuning bening -
jernih
(dipanaskan)
2,5 ml seliwanoff +
Putih
8. Galaktosa 5 tetes glukosa 1% Kuning bening -
jernih
(dipanaskan)

Keterangan : + : Reaksi positif warna merah


− : Reaksi positif warna merah
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa pada percobaan
terhadap zat sakarida maltose, amilum, desktrin dan galaktosa (1%) dengan
menggunakan uji seliwanoff kemudian dipanaskan selama 20-60 detik
menunjukkan terjadinya perubahan warna dari putih bening menjadi kuning
bening. Hal ini dapat dikatakan bahwa zat sakarida maltose, amilum, desktrin
dan galaktosa (1%) mengandung sedikit glukosa. Berdasakan gradasi warna
dari yang pekat sampai yang rendah, kuning merupakan gradasi paling rendah.
Maka dari itu dari perubahan inilah kandungan glukosa dikatakan sedikit.
Sedangkan pada zat sakarida glukosa dan laktosa 1% dengan
menggunakan uji seliwanoff kemudian dipanaskan selama 20-60 detik
menunjukkan terjadinya perubahan warna dari putih bening menjadi Orange.
Hal ini dapat dikatakan bahwa zat sakarida maltose, amilum, desktrin dan
galaktosa (1%) mengandung sedikit glukosa. Berdasakan gradasi warna dari
yang pekat sampai yang rendah, orange merupakan gradasi warna sedang.
Maka dari itu dari perubahan inilahdapat dikatakan kandungan glukosa
dikatakan sedikit.
Pada zat sukrosa dan fruktosa (1%) dengan menggunakan uji seliwanoff
kemudian dipanaskan selama 20-60 detik menunjukkan terjadinya perubahan
warna dari putih bening menjadi Merah. Hal ini dapat dikatakan bahwa zat
sukrosa dan fruktosa (1%) mengandung banyak glukosa. Berdasakan gradasi
warna dari yang pekat sampai yang rendah, Merah merupakan gradasi warna
paling tinggi. Hasil uji larutan sukrosa dan larutan fruktosa menghasilkan
reaksi positif dengan menghasilkan warna merah pada kedua larutan tersebut.
Reaksi ini spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah
warna menjadi merah. Maka dari itu dari perubahan inilah dapat dikatakan
kandungan glukosa dikatakan sangat banyak, atau dapat dikatakan
terbentuknya 4 hidroksimetil-furfural yang dengan resorsinol (1,3
dihidroksibenzen) membentuk kompleks yang berwarna merah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan terdapat reaksi positif berwarna merah terhadap kandungan
sakarida (1%) setelah dipanaskan selaman 20-60 detik dengan menggunakan
pereaksi uji seliwanoff. Artinya pada zat 1% sukrosa dan fruktosa apabila
dipanaskan dengan menggunakan pereaksi uji seliwanoff selama 20-60 detik
akan terbentuk 4 hidroksimetil-furfural yang dengan resorsinol (1,3
dihidroksibenzen) membentuk kompleks yang berwarna merah, yang berarti
kandungan sukrosa dan fruktosa tergolong tinggi.

B. SARAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka saran dari
kelompok kami yaitu, lakukanlah percobaan yang serupa dengan menggunakan
kandungan karbohidrat dari makanan yang kandungan sakaridanya lebih tinggi
misalnya (25%) kemudian waktu proses pemanasan juga diperpajang selama
5- 6 menit dengan menggunakan pereaksi uji seliwanoff ±50% kemudian
amatilah hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung (2004

Anda mungkin juga menyukai