Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA

PRAKTIKUM UJI BAHAN MAKANAN

Dosen Pengampu :
1. Dr. Barokah Isdaryanti, S.Pd.,M.Pd.
2. Aldina Eka Andriani, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :
Nama : Arum Ayu Ramadhani
NIM : 1401420171
No. Presensi : 17
Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Mengetahui kandungan bahan makanan berdasarkan uji bahan makanan
B. Dasar Teori
Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memecah bahan
makanan menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh.
Terdapat dua macam proses pencernaan, yaitu pencernaan secara mekanis dan
pencernaan secara kimiawi. Sebelum dimanfaatkan oleh tubuh, makanan harus dipecah
menjadi zat-zat makanan terlebih dahulu. Zat-zat makanan adalah substansi dalam
makanan yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses-proses metabolisme.
Makanan diubah menjadi nutrien melalui sistem pencernaan.
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh
tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan
hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan antara lain menyediakan materi
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki jaringan yang rusak, maka
dari itu manusia dihimbau untuk memperhatikan makanan yang mereka konsumsi setiap
harinya.
Makanan terdiri atas bermacam-macam zat yang dikenal sebagai nutrien, dan
dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diperlukan dalam
jumlah besar oleh tubuh seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan mikronutrien
merupakan zat yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh seperti
mineral dan vitamin.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan merupakan
sumber energi yang utama.4Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak
dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuhan-tumbuhan.
1) Fungsi karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk di negara yang sedang berkembang.
Dalam tubuh, karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis,
mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan
mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Selain itu,
karbohidrat dapat juga digunakan untuk bahan pengisi tablet dan kapsul,
bahan pemanis, bahan perasa, bahan pengawet, dan sumber serat.
2) Klasifikasi karbohidrat
Karbohidrat dikenal ada tiga kelompok utama yaitu gula sederhana
(monosakarida), oligosakarida, dan polisakarida.
a) Monosakarida
Monosakarida adalah gula sederhana yang terdiri atas 4-6 atom karbon,
merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah
atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida
yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
(1) Glukosa
Glukosa mengandung enam atom kabon, dan merupakan jenis gula
paling umum dalam tubuh. Glukosa didapat dari madu, gula dan
kudapan manis yang terbuat dari gula, kue, biskuit, buah dan jus
buah, serta sayuran.
(2) Fruktosa
Fruktosa didapat dari madu madu, buah, dan beberapa sayuran.
Selain itu, fruktosa juga didapat dari pati, jagung, dan saat ini
digunakan secara luas sebagai pengganti sukrosa (gula pasir) dalam
minuman ringan, buah kalengan, selai dan produk jeli, dan juga ada
dalam beberapa produk olahan susu. Setelah diabsorpsi, fruktosa
mengalami metabolisme di hati menghasilkan glukosa, glikogen,
asam laktat, atau lemak, tergantung kondisi metabolisme
masingmasing individu.
(3) Galaktosa
Galaktosa dihasilkan sebagai produk metabolisme laktosa dari susu,
serta memiliki peranan penting bagi perkembangan jaringan saraf
pada bayi dan dapat mejadi glukosa dan glikogen.
b) Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas dua sampai
sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah
disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat
dihidrolisis menjadi monosakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa.
(1) Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu ini tidak memiliki sifat pereduksi.9 Sukrosa
dibentuk melalui penggabungan glukosa dan fruktosa, yang
diperoleh dari gula tebu, madu dan sirup (dalam bentuk larutan),
buah, dan sayuran.
(2) Laktosa
Laktosa yang terdiri atas glukosa dan galaktosa bisa diperoleh dari
susu sapi dan produk olahannya (misalnya makanan yang
mengandung susu bubuk atau whey yang merupkan cairan yang
tertinggal dalam proses pengolahan susu menjadi keju) seperti
cokelat susu, sereal, kentang instan, biskuit, dan sup krim).
(3) Maltosa
Maltosa merupakan gula pereduksi yang terdiri atas dua unit
glukosa dan terutama dijumpai pada biji-bijian yang berkecambah
seperti gandum. Malt yang dihasilkan melalui perkecambahan ini
digunakan dalam produksi minuman fermentasi seperti bir. Dalam
jumlah kecil, maltosa terdapat dalam biskuit, sereal sarapan, dan
minuman yang mengandung malt.
c) Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan
monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat
dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis
sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan
untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, glikogen,
dekstrin, dan sellulosa.
3) Uji kandungan karbohidrat
Menguji kandungan karbohidrat atau amilum pada bahan makanan menggunakan
lugol/betadine/kalium iodida yang diteteskan pada bahan makanan dan nantinya
akan berubah warna menjadi biru kehitaman yang menunjukkan adanya kandungan
amilum didalamnya. Sedangkan menguji kandungan glukosa pada bahan makanan
menggunakan uji Fehling, glukosa dan sukrosa mengahsilkan perubahan warna
menjadi endapan merah bata yang menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa
merupakan gula sederhana. Pada percobaan ini, hasil positif ditunjukkan dengan
perubahan warna menjadi coklat. Glukosa dan sukrosa menunjukkan hasil positif.
b. Lemak
Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan,
atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. X
ccLipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena. Lemak dan minyak
merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen
makanan utama bagi organisme hidup.
1) Fungsi lemak
Lemak atau lipid memiliki peranan penting bagi tubuh, selain menjadi sumber
energi kedua dalam tubuh, lemak juga memiliki peran seperti sebagai bantalan
penahan panas di bawah kulit, komponen struktural dalam tubuh, dan pembawa
bagi absorpsi vitamin larut lemak.
2) Klasifikasi lemak
Lemak atau lipid dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan besar, yaitu: lipid
sederhana (senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol), contohnya lemak
atau minyak dan lilin (wax). Lipid kompleks (senyawa ester asam lemak yang
mempunyai gugus lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya
karbohidrat atau protein), contohnya fosfolipid, glikolipid, dan lipoprotein.
Derivat lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid), contohnya
asam lemak, gliserol, akdehida lemak, keton, hidrokarbon, sterol, vitamin larut
lemak, dan beberapa hormon.1.Sedangkan berdasarkan tingkat kejenuhan lemak
dibedakan menjadi dua yaitu, asam lemak jenuhmerupakan asam lemak jenuh
tidak mempunyai ikatan rangkap. Asam lemak jenuh dapat disintesis sendiri
oleh tubuh. Asam lemak jenuh ini dalam suhu ruangan berbentuk padat.
Sebagian besar asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani. Contohnya asam
palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sedangkan asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Asam
lemak tak jenuh tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak tak jenuh
biasanya berwujud cair. Sebagian besar asam lemak tak jenuh berasal dari
lemak nabati. Contoh, asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat.
3) Uji kandungan lemak
Menguji kandungan lemak pada bahan makanan dapat dilakukan untuk
mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam suatu bahan. Menguji lemak
dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan dengan mengoleskan larutan pada
kertas. Jika kertas menjadi trasnparan atau buram, maka bahan yang diuji
mengandung lemak. Pengujian lemak dapat juga menggunakan etanol dan air,
dengan cara memasukkan etanol kedalam air, apabila dalam larutan tersebut
terjadi emulsi putih keruh berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.
c. Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti bahan
makronutrien lain (karbohidrat dan lemak), protein lebih berperan dalam
pembentukan biomolekul dari pada sebagai sumber energi. Meskipun demikian,
bila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini juga dapat digunakan
sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak.
1) Fungsi protein
Protein memiliki berbagai fungsi biologis yang berbeda, yaitu sebagai katalis
enzim, tranport dan penyimpanan, fungsi mekanik, pergerakan, pelindung, dan
proses informasi.
2) Klasifikasi protein
Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan
utama yaitu protein globuler merupakan protein berbentuk bulat atau elips
dengan rantai polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam
air, asam, basa, atau etanol, contohnya albumin, globulin, protamin, semua
enzim, dan antibodi. Sedangkan protein fiber, merupakan protein yang
berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida memanjang pada satu
sumbu. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. Contohnya
keratin pada rambut, kolagen pada tulang rawan, dan fibroin pada sutera.
3) Uji kandungan protein
Menguji kandungan proteiin pada makanan menggunakan
metode biuret didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua atau lebih
ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu dengan garam Cu
dalam larutan alkali. Metode biuret ini merupakan metode yang baik untuk
menentukan kandungan larutan protein karena seluruh protein mengandung
ikatan peptida.
d. Air
Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam
makanan. Air bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan yang lain,
meskipun demikian air sangat penting dalam kelangsungan proses biokimiawi
organisme hidup.Air memiliki berbagai fungsi dalam proses vital dalam tubuh
diantaranya adalah:
1) Sebagai pelarut dan alat angkut Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-
zat gizi berupamonosakrida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-
bahanlain yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen dan hormon.
2) Katalisator Air sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam
seltermasuk di dalam saluran cerna, yakni memecah ataumenghidrolisis zat gizi
kompleks menjadi bentuk yang lebihsederhana.
3) Pelumas Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendisendi tubuh.
4) Fasilitator pertumbuhan Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk
pertumbuhan,dalam hal ini sebagai zat pembangun tubuh.
5) Pengatur suhu tubuh. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air
memegangperanan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.
6) Peredam benturan Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang. Dan dalam
kantungketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
e. Vitamin
Vitamin adalah golongan senyawa organik sebagai pelengkap makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Vitamin memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan
normal, tetapi vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit, tidak memberikan energi,
dan tidak ikut menyusun jaringan tubuh.
1) Fungsi vitamin Vitamin memiliki fungsi khusus tidak dapat digantikan oleh zat
lain. Kekurangan vitamin berarti kekurangan zat esensial dalam tubuh, sehingga
dapat menimbulkan penyakit tertentu. Kondisi kekurangan vitamin disebut
avitaminosis dan dapat disembuhkan dengan memberikan vitamin yang kurang.
2) Klasifikasi vitamin Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua
golongan utama, yaitu:
a) Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C.
b) Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, K. Kebanyakan
vitamin yang larut dalam air berperan sebagai kofaktor enzim tertentu dalam
mengatalisis berbagai reaksi biokimia. Sebaliknya, vitamin A dan D
mempunyai sifat menyerupai hormon, vitamin E memiliki sifat antioksidan,
dan vitamin K diperlukan bagi biosintesis faktor pembekuan darah.
3) Uji kandungan Vitamin
Menguji vitamin C dalam suatu bahan makanan dapat menggunakan uji vitamin C
dengan air kunyit yang sudah diekstrak. Uji tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi kandungan vitamin C dalam bahan makanan yang berubah
menjadi jernih.
f. Uji Kandungan Boraks
Boraks adalah zat kimia yang terdapat dalam produk-produk rumah tangga
seperti detergen, plastik, perabot kayu, dan kosmetik. Meski zat kimia satu ini
memiliki banyak kegunaan dalam dunia industri, penggunaan yang tidak
seharusnya bisa sangat berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika masuk ke dalam
tubuh lewat makanan.
Boraks memiliki nama lain natrium tetraborat dan sodium tetraborat. Zat pengawet
ini juga dikenal di masyarakat dengan nama ‘bleng’.
Boraks berupa bubuk putih yang terdiri dari kristal-kristal tak berwarna dan mudah
larut dalam air. Boraks mengandung senyawa boron yang diperoleh secara alami dari hasil
proses kristalisasi penguapan tambang garam atau kawah lumpur. Selain terbentuk secara
alami, zat kimia ini juga dapat diproduksi secara buatan dari berbagai kumpulan senyawa
boron.
Dalam dunia industri, boraks memiliki banyak sekali kegunaan. Biasanya boraks
sering digunakan untuk membuat campuran detergen, glasir enamel gigi buatan, plastik,
antiseptik, pembasmi serangga, salep kulit, dan pengawet kayu.
Zat kimia ini juga dapat digunakan untuk memisahkan emas dari bijihnya untuk
mengganti pengunaan raksa alias air keras. Bahkan, zat kimia ini juga dapat digunakan
sebagai pengemulsi (zat pencampur) atau bahan pengawet untuk produk pelembap, krim,
sampo, gel, losion, sabun mandi, scrub, dan garam mandi.

a. Larangan penggunaan boraks pada makanan

Zat kimia ini sebenarnya pernah digunakan sejak tahun 1870 sebagai
pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme, khususnya ragi
(jamur). Namun, penggunaan boraks pada zaman tersebut terbilang masih
dalam batas yang aman.

Kini enggunaan boraks sebagai zat tambahan (aditif) dalam makanan


sudah dilarang dalam undang-undang di banyak negara. Termasuk juga di
Indonesia. BPOM telah melarang penggunaan zat kimia ini untuk
ditambahkan pada makanan.

Pasalnya jika digunakan secara ilegal dengan dosis yang


berlebihan, boraks menyimpan bahaya kesehatan yang tak boleh
disepelekan. Boraks adalah bahan kimia berbahaya yang seharusnya tidak
dicampurkan dalam makanan.

Sayangnya, masih saja banyak oknum pedagang yang secara


sembunyi-sembunyi mencampurkan bahan kimia ini sebagai pengawet
makanan agar tidak mudah busuk. Boraks juga umum dipakai untuk
membuat tekstur makanan lebih kenyal dan renyah.

Beberapa contoh makanan yang sering ditambahkan boraks adalah


bakso, mie, gorengan, kerupuk, ketupat, lontong, cimol, dan lain
sebagainya.
b. Bahaya boraks dalam makanan

Ketika tertelan, boraks dalam dosis tinggi dapat meracuni semua sel-
sel tubuh dan menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal, dan otak. Ginjal
dan hati adalah dua organ yang mengalami kerusakan yang paling parah
akibat mengonsumsi makanan yang mengandung boraks.

Badan POM RI pun mengatakan hal yang serupa. Dikutip dari


laman Badan POM RI, efek jangka panjang yang akan dialami manusia jika
mengonsumsi makanan mengandung boraks adalah kerusakan hati bahkan
kanker.

Dalam satu penelitian yang dilakukan pada hewan, ilmuan


menemukan bahwa tikus jantan yang diberi zat kimia ini mengalami
penyusutan jaringan testis sementara efeknya pada tikus betina dapat
memengaruhi sistem reproduksi yang menyebabkan gangguan kesuburan.

Pada tikus yang sedang hamil, paparan zat kimia ini dapat masuk ke
dalam plasenta yang pada akhirnya mengganggu perkembangan janin dalam
rahim. Bahkan efek zat kimia satu ini juga diketahui dapat
menyebabkan berat badan lahir rendah pada janin dari induk tikus yang
hamil. 

Paparan boraks meski hanya sedikit pada orang yang sensitif


mungkin akan menyebabkan serangkaian gejala. Beberapa gejala yang bisa
ditimbulkan jika seseorang terpapar boraks adalah:

 Sakit kepala

 Demam

 Tidak enak badan (malaise)

 Mual atau muntah terus-terusan

 Nyeri hebat pada perut bagian atas

 Diare
 Lemah, lesu, dan tak bertenaga

 Perdarahan di usus atau lambung disertai dengan muntah darah

Dalam kasus yang parah, zat kimia ini bahkan dapat menyebabkan
kematian.

c. Ciri makanan yang mengandung boraks

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu tujuan utama


penggunaan boraks pada makanan adalah memperlama daya simpan suatu
produk. Pasalnya, zat kimia ini berfungsi sebagai pengawet dan mencegah
pertumbuhan jamur dan bakteri. Selain jadi bahan pengawet, zat kimia ini
juga dapat membuat makanan tampak lebih menarik dan menggugah selera. 

Nah, agar Anda tak terjebak tipu daya para pedagang nakal, Anda
harus teliti sebelum akhirnya membeli produk pangan di pasaran. Memang
tak mudah bila hanya dilihat secara kasatmata, namun ada beberapa ciri
khas makanan mengandung borak  yang bisa Anda amati. Secara umum,
beberapa ciri makanan yang mengandung boraks adalah:

 Bertekstur sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah.

 Berwarna sangat mencolok dari aslinya.

 Beraroma menyengat yang mencurigakan, bahkan binatang seperti lalat pun


enggan untuk menempel.

 Tidak rusak atau busuk meski sudah disimpan lebih dari tiga hari di suhu
ruang.
BAB II

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat:
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi (tidak digunakan kaena keterbatasan alat)
c. Gelas berisi air mendidih (praktikum menggunakan alat ini tidak dilaksanakan)
d. Pembakar spiritus (praktikum menggunakan alat ini tidak dilaksanakan)
e. Pipet tetes (diganti dengan suntik)
f. Pelat tetes/palet/tutup botol mineral/wadah lain
g. Mortar dan penumbuk (diganti mangkuk dan penumbuk)
h. Kertas buram
i. Pisau
Bahan:
a. Bahan makanan yang akan diuji (disesuaikan):
1. Putih telur
2. Larutan susu
3. Makanan yang mengenyangkan (nasi,jagung,biskuit,singkong,kentang)
4. Tahu goreng, Tempe goreng
5. Jeruk nipis, Tomat, Vitamin C tablet, Minuman rasa buah
6. Bleng, kerupuk nasi, gendar
b. Kunyit
c. Air
d. Larutan Biuret (praktikum menggunakan alat ini tidak dilaksanakan)
e. Larutan Lugol (diganti dengan iodida)
f. Larutan amilum iodida
g. Larutan Benedict/fehling (praktikum menggunakan alat ini tidak dilaksanakan)

B. LANGKAH KERJA
Persiapan: Lumatkan bahan makanan yang akan diuji apabila makanan tersebut
bertekstur padat
A. Uji Amilum
1. Ambil bahan makanan mengenyangkan yang telah dilumatkan, masukkan ke
dalam wadah yang akan digunakan untu uji makanan dan masing-masing diberi
label
2. Penampilan awal di dokumentasikan
3. Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes lugol/kalium
iodida
4. Amati perubahan warna yang terjadi, catat dan dokumentasikan.

B. Uji Lemak
1. Oleskan bahan makanan ingin diuji yang ada secara terpisah di atas kertas
buram
yang telah disediakan
2. Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai kering
3. Amati kondisi kertas buram yang telah kering di bawah cahaya, catat dan
dokumentasikan.

By: Dewi Nilam Tyas


C. Uji Glukosa (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring, maka
praktikum ini tidak dilaksanakan)
1. Bahan makanan yang sudah dilumatkan, dimasukkan ke wadah yang akan
digunakan untuk uji makanan
2. Masing-masing wadah diberi label
3. Kemudian ditetesi 5 tetes benedict/fehling A dan dipanaskan di atas bunsen
sampai mendidih.
4. Diamkan selama beberapa menit
5. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi pada bahan
makanan

D. Uji Protein (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring, maka


praktikum ini tidak dilaksanakan)
1. Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan ke dalam
wadah yang akan digunakan untuk uji makanan.
2. Masing-masing wadah diberi label
3. Diteteskan dengan 3 tetes biuret
4. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat sebelum dan sesudah ditetesi

E. Uji Vitamin C
1. Siapkan wadah yang akan digunakan untu uji makanan.
2. Isilah setiap wadah yang akan digunakan untuk uji makanan dengan larutan
amilum iodida/betadine/lugol sebanyak 1 ml (10 tetes)
3. Tambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C kedalam tabung A sampai
warna larutan jernih
4. Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan
amilum iodida/betadine/lugol tersebut
5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk wadah selanjutnya
6. Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!

F. Uji Boraks
1. Lumatkan kunyit dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
2. Kemudian, tuangkan kunyit yang telah di ekstrak ke mangkok plastik kecil
3. Lumatkan bahan yang akan diuji dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
4. Letakan setengah sendok pada wadah yang berwarna putih atau bening
agar hasilnya dapat terlihat lebih jelas
5. Setelah itu, tetesi dengan air kunyit yang telah di ekstrak sebanyak 2 ml (20
tetes) ke dalam makanan yang telah dihaluskan
6. Lalu aduk rata makanan yang di uji dan lihat perubahan warna yang
terjadi, sisihkan
7. Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!

By: Dewi Nilam Tyas


Catatan:
No. Jenis Uji Reaksi perubahan jika +
1. Uji glukosa Endapan merah bata
2. Uji amilum Biru kehitaman
3. Uji protein Ungu
4. Uji lemak Transparan
5. Uji Vitamin C Jernih
6. Uji Boraks Merah kecokelatan

B. Waktu dan Tempat


1. Waktu :
Melakukan pratikum uji bahan makanan pada hari Jum’at, 20 November 2020 pada
pukul 10.00 WIB sampai selesai.
2. Tempat :
Melakukan pratikum uji bahan makanan bertempat dirumah saya sendiri yang
beralamat di Desa Tambahagung, Dukuh Jajar RT 02 RW 01, Kecamatan
Tambakromo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos 59174.

BAB III

By: Dewi Nilam Tyas


HASIL PRAKTIKUM

A. Tabulasi Data Hasil Pengamatan


a. Tabel uji kandungan amilum dalam bahan makanan
No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Reaksi (+/-)
Makanan Diuji
1. Nasi Putih Biru kehitaman +
2. Jagung Kuning Biru kehitaman +
3. Biskuit Coklat muda Biru kehitaman +
4. Singkong Putih pucat Biru kehitaman +
5. Kentang Kuning pucat Biru kehitaman +

b. Tabel uji kandungan lemak dalam bahan makanan


No. Nama Bahan Kondisi kertas setelah ditempeli Reaksi (+/-)
Makanan bahan makanan
1. Tahu goreng Transparan +
2. Tempe goreng Transparan +
3. Biskuit Transparan +
4. Putih telur Transparan +
5. Larutan susu Transparan +

c. Tabel uji kandungan glukosa dalam bahan makanan


Uji Glukosa (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring,
maka praktikum ini tidak dilaksanakan)
No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Reaksi (+/-)
Makanan Diuji

d. Tabel uji kandungan protein dalam bahan makanan

Uji Protein (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring, maka


praktikum ini tidak dilaksanakan)
No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Reaksi (+/-)
Makanan Diuji
e. Tabel uji kandungan vitamin C dalam bahan
makanan Table 1
No. Nama Bahan Warna Warna Jumlah Reak
Makanan Awal Setelah Tetes yang si
Diuji Diperlukan (+/-)
1. Tomat Biru kehitaman Jernih 5 +
(warna larutan
amilum iodida)
2. Jeruk nipis Biru kehitaman Jernih 5 +
(warna larutan
amilum iodida)
3. Minuman rasa buah Biru kehitaman Jernih 6 +
(warna larutan
amilum iodida)
4. Vitamin C tablet Biru kehitaman Jernih 2,5 +
(warna larutan
amilum iodida)

Table 2
No Bahan makanan Jumlah tetesan Kadar vitamin C
1. Tomat 5 2%
2. Jeruk nipis 5 2%
3. Minuman rasa buah 6 2,4%
4. Vitamin C tablet 2,5 1%
Ket: sebagai pemba nding, uji tablet vitamin C (kadar vitamin C 100%), hitung
jumlah tetes yang diperlukan sampai lugol berubah menjadi bening. Ketika uji
bahan lain diperlukan jumlah tetes yang berbeda, maka kadar bisa dihitung
dengan (jumlah tetes bahan makanan X : jumlah tetes tablet Vit C) x 100%

f. Tabel uji kandungan boraks dalam bahan makanan


No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Reaksi (+/-)
Makanan Diuji
1. Bleng Oranye (warna Merah kecokelatan +
bleng itu sendiri)
2. Kerupuk nasi Kuning (warna Merah kecokelatan +
kerupuk nasi itu
sendiri)
3. Gendar Putih pucat Merah kecokelatan +
(warna gendar itu
sendiri)

B. Interprestasi Data
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai uji bahan makanan
didapatkan data hasil pengamatan. Bahan makanan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu sebagai berikut:
a. Nasi, jagung, biskuit, singkong, kentang untuk bahan pengujian amilum dengan
menetesinya menggunakan kalium iodida pada bahan makanan tersebut.
b. Tahu goreng, tempe goreng, putih telur, dan larutan susu untuk bahan pengujian
lemak dengan mengolesinya pada kertas buram.
c. Vitamin C tablet, jeruk nipis, tomat, dan minuman rasa buah untuk bahan
pengujian vitamin C dengan menetesi larutan amilum iodida pada bahan makanan
tersebut.
d. Untuk uji boraks menggunakan bahan makanan yaitu kerupuk nasi, gendar, dan
bleng dengan menetesi air kunyit yang sudah diekstrak pada bahan makanan
tersebut.
Bahan makanan berupa nasi, jagung, biskuit, singkong, kentang yang diuji dengan
ditetesi dengan kalium iodida menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitaman.
Dapat disimpulkan kelima bahan makanan tersebut mengandun amilum atau karbohidrat.
Bahan makanan berupa tahu goreng, tempe goreng, biskuit, putih telur, dan larutan
susu saat dioleskan ke kertas menunjukkan perubahan yaitu transparan. Dapat
disimpulkan kelima bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Bahan makanan berupa vitamin C tablet, jeruk nipis, tomat, dan minuman rasa buah
saat diuji dengan meneteskan bahan makanan pada larutan amilum iodida menunjukkan
perubahan warna semakin jernih yaitu semakin banyak tetesan berarti semakin sedikit
kandiungan vitamin C pada bahan makan tersebut. Pling banya tetesan pada uji bahan
makanan tersebut adalah minuman rasa buah dan yang paling sedikit adalah lautan
vitamin C tablet. Sehingga akan didapatkan hasil pada uji vitamin C adalah 2% kadar
vitamin C pada tomat, 2% kadar vitamin Cpada jeruk nipis, 2,4% kadar vitamin C pada
minumann rasa buah dan 1% kadar vitamin C pada vitamin C tablet. Jadi, dapat
disimpulkan vitamin C tablet mengandung vitaminn C lebih tinggi dari pada tomat, jeruk
nipis dan minuman rasa buah.
Bahan makanan berupa kerupuk nasi, gendar, dan bleng saat ditetesi dengan air kunyit
yang diekstrak menunjukkan perubahan warna menjadi merah bata yang menunjukkan
adanya kandungan boraks didalam makanan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan ketiga
makanan tersebut mengandung boraks.

C. Pertanyaan
a. Bagaimana perubahan warna bahan makanan saat diuji menggunakan
masing- masing reagen?
Jawab :
 Nasi, jagung, biskuit, singkong, kentang untuk bahan pengujian amilum dengan
menetesinya menggunakan kalium iodida pada bahan makanan tersebut dan
hasilnya berubah warna menjadi biru kehitaman.
 Tahu goreng, tempe goreng, putih telur, dan larutan susu untuk bahan
pengujian lemak dengan mengolesinya pada kertas buram dan kertas buram
transparan.
 Vitamin C tablet, jeruk nipis, tomat, dan minuman rasa buah untuk bahan
pengujian vitamin C dengan menetesi larutan amilum iodida dengan bahan
makanan tersebut dan warnanya berubah menjadi jernih.
 Untuk uji boraks menggunakan bahan makanan yaitu kerupuk nasi, gendar,
dan bleng dengan menetesi air kunyit yang sudah diekstrak pada bahan
makanan tersebut dan warnanya berubah menjadi merah bata.
b. Makanan apa saja yang mengandung:
a. Amilum : nasi,jagung,biscuit,singkong,kentang.
b. Lemak : tempe goreng, tahu goreng.
Glukosa: Uji Glukosa (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring,
maka praktikum ini tidak dilaksanakan)
Protein: Uji Protein (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring,
maka praktikum ini tidak dilaksanakan)
c. Vitamin C : tomat, jeruk nipis, vitamin c tablet, minuman rasa buah.
d. Boraks : bleng, kerupuk nasi, gendar.
c. Adakah 1 makan yang mengandung lebih dari 1 zat gizi berdasarkan uji
makann yang kamu lakukam! Jika ada, sebutkan!
Jawab :
Pada praktikum uji bahan makanan yang saya lakukan, hanya satu makanan
yang mengandung lebih dari 1 zat gizi yaitu :
 Biskuit mengandung karbohidrat dan lemak
Namun, pada semestinya apabila praktikum yang saya lakukan sepenuhnya
pada uji glukosa dan uji amilum maka akan ada banyak lagi bahan makanan
yang mengandung lebih dari 1 zat gizi.
 Nasi mengandung karbohidrat dan glukosa.

 Putih telur mengandung lemak dan protein.

 Susu mengandung lemak, glukosa dan protein.


d. Dari bahan yang diuji kandungan vitamin C, bahan manakan yang
mengandung vitamin C paling tinggi?
Jawab :
Vitamin C tablet, karena dari beberapa bahan makanan yang diujikan,
larutan vitamin C tablet yang cepat jernih dengan sedikit tetesan. Jadi,
semakin banyak kandungan vitamin C tablet. Karena semakin banyak tetesan
e. Apa kesimpulan Anda dari kegiatan praktikum ini?
Jawab :
 Bahan makanan berupa nasi, jagung, biskuit, singkong, kentang yang diuji
dengan ditetesi dengan kalium iodida menunjukkan perubahan warna
menjadi biru kehitaman. Dapat disimpulkan kelima bahan makanan
tersebut mengandun amilum atau karbohidrat.
 Bahan makanan berupa tahu goreng, tempe goreng, biskuit, putih telur,
dan larutan susu saat dioleskan ke kertas menunjukkan perubahan yaitu
transparan. Dapat disimpulkan kelima bahan makanan tersebut
mengandung lemak.
 Bahan makanan berupa vitamin C tablet, jeruk nipis, tomat, dan minuman
rasa buah saat diuji dengan meneteskan bahan makanan pada larutan
amilum iodida menunjukkan perubahan warna semakin jernih yaitu
semakin banyak tetesan berarti semakin sedikit kandiungan vitamin C
pada bahan makan tersebut. Pling banya tetesan pada uji bahan makanan
tersebut adalah minuman rasa buah dan yang paling sedikit adalah lautan
vitamin C tablet. Sehingga akan didapatkan hasil pada uji vitamin C adalah
2% kadar vitamin C pada tomat, 2% kadar vitamin Cpada jeruk nipis,
2,4% kadar vitamin C pada minumann rasa buah dan 1% kadar vitamin C
pada vitamin C tablet. Jadi, dapat disimpulkan vitamin C tablet
mengandung vitaminn C lebih tinggi dari pada tomat, jeruk nipis dan
minuman rasa buah.
 Bahan makanan berupa kerupuk nasi, gendar, dan bleng saat ditetesi
dengan air kunyit yang diekstrak menunjukkan perubahan warna menjadi
merah bata yang menunjukkan adanya kandungan boraks didalam
makanan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan ketiga makanan tersebut
mengandung boraks.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum uji bahan makanan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa zat makanan merupakan bahan-bahan yang
diperlukan oleh tubuh agar kita dapat bertahan hidup, oleh karena itu kita juga
harus mengetahui berbagai jenis zat makanan yang baik bagi tubuh.

Ada dua jenis zat makanan antara lain:

 Zat makanan makro (Karbohidrat, lemak dan protein).


 Zat makanan mikro (vitamin dan mineral).

Ada beberapa fungsi makanan antara lain seperti:

1. Sebagai pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Sebagai pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusak atau tua.

3. Sebagai pengaturan metabolisme tubuh.

4. Penjaga keseimbangan cairan pada tubuh.

5. Pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

6. Untuk menghasilkan energi.

Bahan makanan didalamnya mengandung zat makanan seperti amilum, protein, lemak,
vitamin dan garam mineral. Bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus
mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein
merupakan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan vitamin dan mineral
dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Berikut ini penjelasan mengenai zat makanan:

1. Karbohidrat

Karbohidrat tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O yang dibentuk dalam proses


fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Golongan karbohidrat antara lain gula, tepung,
amilum, madu dan selulosa.

2. Lemak

Lemak tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O yang merupakan senyawa kompleks.


Lemak terdiri dari asam lemak dan gliserol. Dalam satu molekul lemak terdapat satu
molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak. Sumber lemak ada dua macam
yaitu hewani dan nabati. Adapun fungsi lemak sebagai berikut:

a. Merupakan penghasil energi (1gram = 9,3 kalori).


b. Sebagai zat pembangun bagian-bagian sel tertentu.

c. Sebagai pelarut beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K.

d. Untuk pelindung tubuh dari suhu rendah

3. Protein

Protein adalah senyawa majemuk yang terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-
kadang terdapat unsure P dan S. Molekul protein terdiri atas sejumlah asam amino
sebagai bahan dasar.  

Untuk mengetahui kandungan zat nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan
digunakan indikator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah reagen.
Beberapa reagen yang sering digunakan untuk mengetahui kandungan nutrisi
dalam makanan adalah:

1. Lugol atau kalium iodida

Digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan berupa jenis amilum


(tepung).

Uji amilum menggunakan larutan Lugol sebagai berikut:

Ekstrak makanan yang mengandung amilum jika ditetesi larutan Lugol maka akan
menghasilkan warna biru kehitaman.

2. Benedict atau fehling A dan Fehling B.

Digunakan untuk menunjukkan makanan yang mengandung kelompok gula


(monosakarida dan disakarida).

Uji glukosa dengan larutan Fehling A dan Fehling B maupun Benedict sebagai berikut:

Ekstrak makanan yang mengandung gula jika ditetasi Fehling A dan Fehling B, maka
akan menghasilkan warna biru dan jika dipanaskan maka akan menjadi berwarna
merah bata.

3. Millon / Molisch / Biuret.

Digunakan untuk membuktikan bahan makanan mengandung protein.

Uji makanan menggunakan reagen biuret Atau reagen Millon sebagai berikut:
a. Ekstrak makanan mengandung lemak jika di tetesi reagen biuret, maka warnanya
menjadi ungu.

b. Ekstrak makanan mengandung lemak jika di tetesei reagen millon, maka akan terjadi
endapan berwarna putih, jika dipanaskan akan menghasilkan warna merah.

4. Sudan III atau kertas koran.

Digunakan untuk mengetahui bahan makanan yang mengandung lemak atau


minyak

Uji Lemak dengan menggunakan larutan Sudan III maupun dengan kertas koran sebagai
berikut:

a. Ekstrak makanan mengandung lemak jika diteteskan pada tepi koran, maka kertas
koran akan menjadi transparan.

b. Ekstrak makanan mengandung lemak jika ditetesi larutan sudah III akan


menghasilkan warna merah.

B. Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal harus melakukan
praktikum percobaan dengan seksama sesuai dengan alat dan bahan serta
alangkah kerja secara teliti dan sungguh-sungguh.
2. Untuk mendukung praktikum percobaan agar lebih meyakinkan carilah lebih
banyak referensi untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan.
3. Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.
4. Apabila pada laporan yang saya buat terdapat kekurangan, saya mohon
untuk diberi petunjuk dan saran, agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih
baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai