Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

(UJI IODIUM, UJI BENEDICT, ISOLASI STARCH)

DI SUSUN

NAMA : KHOLASHOTUT DIANA

NIM : 70200116030

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : ISMAWANTI, S.Si

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN


MAKASSAR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Biokimia dengan judul “Karbohidrat: Uji Iodium, Uji

Benedict, dan Isolasi Starch” yang disusun oleh :

Nama : Kholashotut Diana

NIM : 70200116030

Kelompok : I (satu)

Jurusan : Kesehatan Masyarakat ( Peminatan Gizi )

Telah diperiksa oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Gowa, Oktober 2018

Asisten

Ismawanti , S.Si
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung atom

hidrogen dan oksigen dengan rumus umun Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan

sumber energi dan penyusun struktur sel. Pada tanaman dan ganggang yang

memiliki klorofil (zat hijau daun), karbohidrat dibentuk dari air dan karbon

dioksida yang terdapat di udara dengan beantuan energi matahari melalui

proses fotosintesis. Tanaman yang mengandung banyak karbohidrat sebagai

cadangan makanannya, dapat digunakan oleh manusia dan hewan sebagai

sumber karbohidrat.

Di dalam ilmu biokimia terdapat beberapa jenis karbohidrat yang

memiliki peranan penting, antara lain monosakarida (glukosa, fruktosa,

galaktosa, ribosa), disakarida (laktosa, sukrosa, maltosa,) dan polisakarida

(glikogen pada hewan dan selulosa pada tanaman). Uji kualitatif dapat

dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau jenis karbohidrat dalam suatu

bahan, sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah

kandungan karbohidrat dalam suatu bahan. (Maria Bintang: 2010: 87)

Kentang merupakan salah satu makanan yang memiliki karbohidrat

yang cukup banyak. Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa uji,

diantaranya yaitu uji iod, uji benedict, dan isolasi starch pada kentang.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apakah dalam kentang terdapat polisakarida

2. Apakah ada gula pereduksi yang terdapat dalan kentang

3. Bagaimana cara mengisolasi starch dari kentang

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah dalam kentang terdapat polisakarida

2. Untuk mengetahui apakah ada gula pereduksi dalam kentang

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengisolasi starch dari kentang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidrat

1. Definisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah sakarida yang terhubung dalam berbagai

tingkat kompleksitas untuk mrmbrntuk gula sederhana, serta unit yang

lebih besar seperti oligosakarida dan polisakarida. Fungsi utamanya adalah

sebagai sumber energi dalam bentuk glukosa. Beberapa karbohidrat tidak

dapat dicerna (disebut non glikemik) dan terdiri atas polisakarida non pati

(non starch plyssaccharide NSP), yang merupakan bagian dari serat

makanan yang berperan dalam fungsi usus. (Mary E Barasi: 2007: 26).

Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat

organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski

terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.

Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur carbon (C), hidrogen (H),

dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia

Cn(H2O)n. Rumus umum ini memberi kesan zat carbon yang diikat

dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain

adalah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat

ini berbentuk polyalkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil

utama energi dalam makanan maupun di dalam tubuh.

Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula (sakar). Molekul

dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa

dapat saling terikat diberi nama disakarida atau diosa, dan tiga

monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau triosa. Ikatan

3
4

lebih dari tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.

Polisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu

banyak disebut oligosakarida. (Achmad Djaeni Sediaoetama: 1985:31)

Tanaman merupakan sumber karbohidrat yang utama, melalui proses

fotosintesis senyawa air dari tanah dan karbon dioksida dari udara bereaksi

denganbantuan dari sinar matahari daan pigmen klorofil menghasilkan

glukosa dan oksigen. Energi yang terbentuk disimpan dalam daun, batang,

akar, dan biji, maupun buah yang akan dilepaskan melalui proses oksidasi

makanan dalam tubuh. (Departmen Gizi dan Kesehatan Masyarakat: 2007:

29).

2. Klasifikasi Karbohidrat

Menurut Syarfaini (2012: 40) karbohidrat yang penting dalam ilmu

gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks.

a. Karbohidrat sederhana

1) Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana (simple

sugar) karena tidak bisa lagi dihidrolisa. Sebagian besar

monosakarida dikenal sebagi heksosa karena terdiri atas 6-rantai atau

cincin karbon.

Ada tiga jenis heksosa yang paling penting dalam ilmu gizi,

yaitu: glukosa, fruktosa dan galaktosa.

a) Glukosa

Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun

dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-

buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes debu. Di


5

dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencernaan

amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.

b) Fruktosa

Fruktosa disebut juga gula buah ataupun levulosa. Di

dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pencernaan sukrosa.

Fruktosa banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil

hidrolisa dari gula tebu.

c) Galaktosa

Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa

yang ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.

2) Disakarida

Disakarida merupakan gabungan antara dua unit monoskarida

yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Pada bahan

makanan disakarida terdapat tiga jenis yaitu maltosa, sukrosa, dan

laktosa.

a) Sukrosa

Sukrosa sering disebut gula meja, gula pasir dan gula

invert. Mempunyai dua molekul monosakarida yang terdiri dari

satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sukrosa

terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu. Sumber: tebu (100%

mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%) dan jelly.

b) Maltosa

Maltosa terdiri dari 2 molekul monosakarida yang terdiri

dari dua molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari

hasil pemecahan amilum. Dengan iodium amilum akan berubah

menjadi warna biru.


6

c) Laktosa

Laktosa mempunyai dua molekul monosakarida yang

terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa.

Sumbernya: hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga

gula susu, susu sapi (4-5%), ASI (4-7%).

3) Oligosakarida

Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh

monosakarida.

a) Rafinosa, stakiosa, verbaskosa

Rafinosa, stakiosa, verbaskosa adalah oligosakarida yang

terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga

jenis oligosakarida ini tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim

pencernaan. Awalnya oligosakarida ini disarankan tidak

dikonsumsi tetapi sekarang oligosakarida ini digolongkon

sebagai prebiotik yang dapat menstimulir bakteri baik dalam

usus yaitu lactobacillus sp dan bifidus sp

b) Fruktan

Fruktan adalah oligo dan polisakarida yang terdiri atas

beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul

glukosa. Fruktan terdapat didalam serealia, bawang merah,

bawang putih dan asparagus.

b. Karbohidrat kompleks

1) Polisakarida

Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung

60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus

ataupun bercabang.
7

a) Amilum (zat pati)

Pati juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel

tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik

dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Di dalam berbagai

produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer

molekul glukosa yaitu amilosa, dan amilopektin. Amilosa

merupakn polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang

sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan

susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa

dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan yang

memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah

untuk dicerna.

b) Dekstrin

Dekstrin merupakan produk pada pencernaan pati atau

dibentuk dari hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakn sumber

utama karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding).

Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin,

maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari

sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar

lebih kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare.

c) Glikogen

Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di

dalam tubuh yang dapat dihasilkan melalui konsumsi

karbohidrat. Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam

hati dan otot. Kapasitas penyimpanan glikogen dalam tubuh


8

terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau dapat

menyediakan energi sebesar 1200-2000 kkal.

2) Polisakarida nonpati/serat

a) Selulosa

Hampir 50 % karbohidrat yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan adalah selulosa, selulosa merupakan bagian terpenting

dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna

oleh tubuh tetapi berfugsi sebagai serat yang dapat

memperlancar defekasi.

b) Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan bagian utama serat serealia yang

terdiri atas polimer bercabang heterogen heksosa, pentose, dan

asam uronat.

c) Lignin

Lignin terdiri atas polimer karbohidrat yang relative

pendek antara 50-2000 unit. Lignin memberi kekuatan pada

struktur tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu merupakan bagian

keras dari tumbuh-tumbuhan sehingga jarang dimakan.

d) Pectin, gum, mukilase, glukan dan algal

Pectin, gum, mukilase, glukan dan algal terdapat

disekeliling dan di dalam sel tumbuh-tumbuhan. Ikatan-ikatan

ini larut atau mengembang di dalam air sehingga membentuk

gel.

3. Fungsi Karbohidrat

Menurut Atikah Proverawati & Erna Kusuma Wati (2011:13) fungsi

karbohidrat adalah sebagai berikut:


9

a. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat

menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.

Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk

aktivitas tubuh dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di

hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan

eritrosit hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari

karbohidrat saja.

b. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.

c. Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk

kebutuhan energi tubuh dan juga tidak cukup terdapat lemak di dalam

makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka

protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil

energi.

d. Membantu metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat mencegah

terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.

e. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.

f. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.

Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa

merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.

g. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,

mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan dalam

memperlancar defekasi.

h. Bahan pembentuk asam amino esensial, metabolisme normal lemak,

menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus,

mempertahankan gerak usus, meningkatkan konsumsi protein,

mineral, dan vitamin B.


10

4. Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan,

dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Di dalam

tumbuhan karbohidrat mempunyai dua fungsi utama, ialah sebagai

simpanan energi dan sebagai penguat struktur tumbuhan tersebut. Yang

merupakan sumber energi terutama terdapat dalam bentuk zat tepung

(amilum) dan dalam biji, akar, dan batang. Gula terdapat di dalam daging

buah atau di dalam cairan tumbuhan di dalam batang (tebu).

Karbohidrat penguat struktur tumbuhan terdapat sebagai selulosa di

dalam dinding sel. Perbedaan khas antara sel tumbuhan dan sel hewan,

ialah bahwa pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang mengandung

selulosa, sedangkan sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Melainkan

terdapat selaput sel (membran sel), yang terdiri atas protoplasma yang

mengalami modifikasi.

Bahan makanan pokok biasanya merupakan sumber utama

karbohidrat, karena selain tinggi kadar amilumnya, juga dapat dimakan

dalam jumlah besar oleh seseorang tanpa menimbulkan keluhan (misalnya

merasa enek, mual). Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa

beras, akar dan umbi, serta ekstrak tepung, seperti sagu.

Kacag-kacangan juga mengandung banyak karbohidrat tetapi biasanya

tidak sanggup dikonsumsi dalam jumlah besar karena memberikan

keluhan-keluhan, seperti banyak kentut, rasa berat di perut, dan

sebagainya. Buah-buahan juga banyak yang tinggi kandungannya akan

karbohidrat seperti pisang, nagnka, durian, sawo, dan sebagainya.

Bahan makanan hewani pada umumnya sedikit sekali kandungannya

akan karbohidrat dan terutama terdapat dalam bentuk glikogen. Glikogen


11

di dalam daging dipecah setelah hewan tersebut mati sehingga kadarnya

dapat diabaikan.

Diantara daun-daun sayur, daun singkong, dan daun ubi jalar cukup

kandungannya akan karbohidrat. Di sinipun jumlah yang dikonsumsi di

dalam hidangan di Indonesia, tidak mempunyai arti banyak. (Achmad

DjaeniSediaoetama: 1985: 32-33)

B. Kentang

1. Klasifikasi kentang

Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Famili Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L.

Selain Solanum tuberosum L, dari genus Solanum masih banyak

dikenal spesies-spesies lain yang merupakan jenis liar. Misalnya: Solanum

andigenum L., Solanum angelgenum L., Solanum demissum L., dan lain-

lain.

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman liar.

Misalnya: Solanum andigenum L., Solanum angelgenum L., Solanum

demissum L., dan lain-lain. Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis

tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau

semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali

berproduksi dan setelah itu mati. Umurnya relatif pendek, hanya 90-180

hari.
12

Spesies Solanum tuberosum L mempunyai banyak varietas. Umur

tanaman kentang bervariasi menurut varietasnya. Kentang varietas genjah

berumur 90-120 hari, varietas medium berumur 120-150 hari, dan varietas

dalam berumur 150-180 hari.

Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5-1,2 m,

tergantung varietasnya. Misalnya, varietas Cipanas mampu tumbuh hingga

56 cm, sementara varietas Cosima bisa mencapai 75 cm. (Budi Samadi:

2007: 9-10)

2. Kegunaan dan Nilai Gizi Kentang

Umbi kentang memiliki manfaat yang sama dengan jenis-jenis sayuran

lainnya. Setiap 100 gram kentang mengandung kalori 347 kal., protein 0,3

g, lemak 0,1 g karbohidrat 85,6 g, kalsium 20 mg, fosfor 30 mg, zat besi 0,5

mg, dan vitamin B 0,04 mg. Melihat kandungan gizinya, kentang

merupakan sumber utama karbohidrat. Sebagai sumber utama karbohidrat

kentang sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi di dalam tubuh

sehingga manusia dapat bergerak, berpikir, dan melakukan aktivitas-

aktivitas lainnya.

Karbohidrat juga sangat penting untuk meningkatkan proses

metabolisme tubuh, seperti proses pencernaan, pernapasan, dan lain-lain.

Protein bermanfaat sebagai pembangun jaringan tubuh, seperti otot-otot,

daging, dan lain-lain. Kandungan lemak dapat meningkatkan energi.

Kandungan gizi lainnya, seperti kalsium dan fosfor, bermanfaat untuk

pembentukan tulang dan gigi. Sementara, zat besi bermanfaat dalam

pembentukarn sel darah merah (hemoglobin). Kentang dapat dikonsumsi

dalam bentuk berbagai macam olahan. Misalnya, kentang rebus, kentang


13

goreng, aneka snack, perkedel, dan berbagai makanan seperti sup, gado-

gado, dan sebagainya. (Budi Samadi: 2007: 13)

Berdasarkan warna umbinya, kentang dibedakan men- jadi 3 golongan

berikut.

a. Kentang putih, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi

putih. Termasuk dalam kelompok ini adalah varietas Marita, Donata,

Radosa, Diamant, dan lain-lain.

b. Kentang kuning. yaitu jenis kentang yang umbi dan kulitnya berwarna

kuning. Misalnya varietas Patrones, Thung. Eigenheimer, Rapan,

Granola, Cipanas, Se- gunung, Cosima, dan lain-lain.

c. Kentang merah, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi

merah. Misalnya varietas Desiree dan Arka.

Dari ketiga jenis kentang tersebut, yang paling digemari masyarakat dan

sangat laku di pasaran adalah kentang kuning. Kentang kuning terasa lebih

enak, lebih gurih, tidak lembek, dan kadar airnya lebih rendah. sementara

jenis kentang putih kurang enak rasanya, agak lembek, dan banyak

mengandung air. demikian juga kentang merah rasanya kurang enak, agak

pahit. (Budi Samadi: 2007: 14)

C. Integrasi Ayat
Alqur’an surah An-Nahl ayat 69

‫ف أَ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء‬


ٌ ‫طونِ َها ش ََرابٌ ُم ْخت َ ِل‬ُ ُ‫سبُ َل َر ِب ِك ذُلُ اًل ۚ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ب‬ ُ ‫ت فَا ْسلُ ِكي‬
ِ ‫ث ُ َّم ُك ِلي ِم ْن ُك ِل الث َّ َم َرا‬
َ‫اس ۗ ِإ َّن فِي َٰذ َلِكَ ََل َيةا ِلقَ ْو ٍم َيتَفَ َّك ُرون‬
ِ َّ‫ِللن‬

Artinya:

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan


tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
14

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan”.

Pada ayat diatas telah dijelaskan mengenai anjuran untuk


mengkonsumsi madu. Karena di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Madu merupakan salah satu bentuk dari
karbohidrat sederhana yaitu fruktosa.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

- Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Oktober 2018

- Pukul : 08.00-13.45 WITA

- Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Tekhnologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah balp, batang

pengaduk, blender, bunsen, cawan, corong, Erlenmeyer 500 mL, gegep,

gelas kimia 250 mL, gelas kimia 500 mL, gelas ukur 100 mL, gunting,

neraca analitik, neraca digital, oven, pinset, pipet skala, pipet tetes, pisau,

platetes, dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aluminium

foil, amilum, aquades, etanol, fruktosa, galaktosa, glukosa, kain jilbab paris,

kentang, kertas saring, korek api, laktosa, larutan benedict, larutan iodium,

sakarin, sukrosa, tissue, dan spirtus.


C. Prosedur kerja

1. Uji iodium

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Diberi lebel sesuai dengan nama larutan yang akan diuji pada porselin

tetes

c. Setiap larutan uji dimasukkan sebanyak 3 tetes ke dalam tabung reaksi

atau porselin tetes

d. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium ke dalam masing masing larutan uji

e. Dimati warna spesifik yang terbentuk

2. Uji benedict

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Diberi lebel sesuai dengan nama larutan yang akan diuji pada tabung

reaksi

c. Pipet tetes dan tabung reaksi dibersihkan terlebih dahulu sebelum

digunakan

d. Setelah itu masing-masing larutan uji (amilum, fruktosa, laktosa,

glukosa, sukrosa, sakarin, dan galaktosa) diteteskan satu persatu di

dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes, kemudian ditambahkan larutan

benedict sebanyak 15 tetes pada masing-masing tabung.

e. Tabung reaksi yang berisi larutan dijepit dan dididihkan dengan

menggunakan bunsen diatas api kecil, sambil digoyang-goyangkan

secara perlahan-lahan agar pemanasan merata, sebelum melakukannya

harus dipastikan tidak ada orang disekitar saat pemanasan berlangsung.

f. Diperhatikan pada saat mendidih dan berubah warna.


g. Kemudian diamati perubahan warna larutan pada tabung reaksi, jika

terjadi perubahan warna maka terdapat larutan pereduksi dalam larutan

tersebut.

3. Isolasi starch dari kentang

a. Kentang dicuci hingga bersih kemudian dikupas dan dipotong-potong.

b. Kentang ditimbang sebanyak ±50 gram.

c. Kentang dimasukkan ke dalam blender dan dtambahkan aquades

sebanyak ±50 ml. Kemudian blender hingga halus.

d. Kentang yang telah halus kemudian disaring menggunakan kain.

Cairannya ditampung dalam gelas kimia dan ampas kentang dibuang.

e. Cairan tersebut didiamkan dan dibiarkan mengendap.

f. Setelah terbentuk endapannya, airnya dibuang lalu endapan tersebut di

tambahkan air lagi sebanyak 50 ml dan dibiarkan mengendap kembali.

g. Lalu setelah mengendap kembali airnya dibuang lagi, kemudian

ditambahkan aquades sebanyak 50 ml.

h. Setelah itu airnya dibuang kembali

i. Lalu endapan tersebut ditambahkan etanol 95% sebanyak 25 ml dan

biarkan mengendap

j. Timbang bobot kertas saring dan cawan menggunakan neraca analitik

k. Kemudian di saring menggunakan kertas saring dan corong dengan

Erlenmeyer sebagai wadahnya.

l. Setelah semuanya endapannya tersaring simpan ke dalam cawan

m. Lalu masukkan ke dalam oven hingga kering

n. Setelah 15 menit didalam oven dan telah kering merata, timbang

menggunakan neraca analitik bersama dengan kertas saring dan cawan


o. Setelah itu catat hasil penibangan dan hitung kadar amilum dalam

kentang
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Uji iodium

No. Zat uji Hasil uji iodium Polisakarida (+/-)

1. Amilum Warna biru +

2. Sukrosa Kuning -

3. Glukosa Kuning -

4. Laktosa Kuning -

5. Fruktosa Kuning -

6. Sakarin Kuning -

7. Galaktosa Kuning -

2. Uji benedict

No. Zat uji Hasi uji benedict Gula reduksi (+/-)

1. Amilum Warna biru se -

2. Sukrosa Warna biru kehijauan +

3. Glukosa Warna merah bata +

4. Laktosa Warna kuning +

5. Fruktosa Warna kuning +

6. Sakarin Warna merah bata +

7. Galaktosa Warna merah bata +

19
20

3. Isolasi starch dari kentang

Dari 50 gram kentang terdapat 6,59% kandungan amilum

didalamnya. Dibawah ini cara menentukan kadar amilum pada kentang

𝐵3−𝐵2
Kadar amilum = x 100%
𝐵1

Ket: B1= bobot kentang

B2= bobot kertas saring+cawan

B3= bobot kertas saring+cawan + amilum

Diketahui :

B1 = 50 gram

B2 = 47,1028 gram

B3 = 50, 3978 gram

Penyelesaian ;

𝐵3−𝐵2
Kadar amilum = x 100 %
𝐵1
50,3978 𝑔𝑟 − 47,1028 𝑔𝑟
= x 100 %
50 𝑔𝑟

3,295
= x 100%
50

= 0,0659 x 100%

= 6,59 %
21

B. Pembahasan

1. Uji iod

Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida.Dengan

percobaan uji iodium dapat diketahui bahwa terdapat polisakarida

dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi

berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium akan

menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah

anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis

bereaksi dengan iodium membentuk warna merah cokelat. Percobaan

ini dilakukan dengan penambahan iodium ke dalam plat tetes yang

terdapat larutan uji yaitu glukosa, fruktosa, amilum, sukrosa, laktosa,

sakarin, dan galaktosa. Dimana penambahan iodium berfungsi untuk

membuktikan adanya polisakarida di dalam larutan uji tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pada larutan glukosa,

fruktosa, sukrosa, galaktosa, sakarin, dan laktosa yang ditetesi iodium

tidak membentuk warna yang spesifik karena tidak mengandung

polisakarida, sedangkan pada amilum yang ditetesi iodium

membentuk perubahan spesifik yang ditandai dengan adanya

perubahan warna biru yang menunjukkan polisakarida di dalam

amilum. Hal ini sesuai dengan teori Bintang (2010) bahwa larutan pati

akan bereaksi dengan iodium membentuk warna biru, karena iodium

masuk ke dalam kumparan molekul pati.

2. Uji benedict

Uji yang digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui

reaksi gula pereduksi. Larutan alkali dan tembaga direduksi oleh gula

yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan


22

membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict mengandung

kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Uji benedict

dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya

transformasi isomerik. (Maria Bintang: 2010:88)

Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan

mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang

mengendap sebagai endapan warna merah bata. Jadi reaksi positif

ditandai dengan timbulnya endapan merah bata, kuning, biru

kehijauan. Tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada.

Percobaan ini dilakukan dengan penambahan larutan benedict ke

dalam tabung reaksi yang terdapat dalam larutan uji yaitu glukosa,

fruktosa, amilum, sukrosa, laktosa, sakarin, dan galaktosa. Dimana

penambahan larutan Benedict berfungsi untuk membuktikan adanya

kandungan gula pereduksi. Kemudian dilakukan pemanasan pada

larutan tersebut. Pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi pada

larutan.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pada larutan laktosa,

sakarin, dan galaktosa setelah dipemanaskan membentuk endapan

Cu2O berwarna merah bata, dan ada yang berwarna kuning dan biru

kehijauan yaitu zat uji glukosa, fruktosa, dan sukros yang berarti

larutan tersebut beraksi positif dengan larutan benedict dan

mengandung gula pereduksi. Hal ini sesuai dengan teori Zulbadar

(2008) bahwa monosakarida dan beberapa disakarida mengandung

gugus aldehid dan keton sehingga dapat mereduksi larutan benedict

yang mengandung ion Cu++ jika gugus aldehid dan keton yang

terdapat pada karbohidrat dalam keadaan bebas. Pada larutan Amilum


23

setelah dipanaskan tetap berwarna biru atau tidak berubah warna, yang

berarti larutan tersebut bereaksi negatif dengan larutan benedict dan

tidak mengandung gula pereduksi.

3. Isolasi starch kentang

Pada percobaan ini dilakukan dengan mengisolasi starch dari

kentang untuk menguji karbohidrat secara kualitatif. Terlebih dahulu

kentang dikupas agar kulit kentang tidak ikut diblender dan cuci

bersih kentang yang sudah dipotong. Kemudian kentang ditimbang

dengan takaran 50 gram. Selanjutnya memasukkan ke dalam blender

agar antara kentang dan air terjadi homogenasi dan dilakukan

dekantasi berulang kali bertujuan agar proses ekstraksi starch lebih

mudah, karena dekantasi dapat memisahkan residu dan filtratnya

(endapan). Melakukan proses penjernihan dengan cara pencampuran

25 mL etanol 96% ke dalam filtratnya yang bertujuan untuk

menjernihkan terhadap zat-zat seperti lipid dan protein yang

terkandung dalam starch. Penjernihan dan dekantasi berulang

dilakukan dengan maksud filtrat dijernihkan, kemudian disaring untuk

memisahkan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan selain pati dalam

kentang. Setelah diperoleh starch murni hasil ekstraksi beberapa kali,

maka starch tersebut dikeringkan dalam oven yang kedap udara agar

zat-zat penjernih yaitu air dan etanol menguap sehingga didapatkan

starch yang benar-benar murni.

Hasil dari isolasi starch kentang yang telah dikeringkan

menghasilkan amilum, dengan bobot kentang 50 gram dan hasil

perhitungan kadar amilum sebanyak 0,0659 atau 6,59%.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Larutan glukosa, fruktosa, laktosa, sakarin, sukrosa, dan galaktosa adalah

bukan polisakarida. Sedangkan, larutan Amilum adalah polisakarida. Jadi

pada uji iodium membuktikan adanya polisakarida pada amilum dengan

menghasilkan warna biru setelah amilum ditetesi dengan larutan iodium.

2. Uji benedict membuktikan adanya gula reduksi dengan adanya endapan

dan warna merah bata pada zat uji sakarin, laktosa, dan galaktosa pada saat

ditetesi larutan benedict setelah dipanaskan. Kemudian ada yang berwarna

kuning dan biru kehiajuan adanya endapan yaitu zat uji glukosa, fruktosa,

dan sukrosa positif mengandung gula pereduksi. Sedangkan pada zat uji

amilum tidak ada gula pereduksi.

3. Penentuan kadar amilum yang terdapat pada kentang dengan cara

menghomogenasi dan mendekantasi larutan kentang dengan air dan etanol

96% sebanyak 25ml beberapa kali sehingga didapatkan starch murni dan

mereaksikan amilum. Hasil yang diperoleh dari isolasi starch pada kentang

adalah 6,59% .

B. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk percobaan sselanjutnya yaitu

sebaiknya dilakukan percobaan dengan sampel yang lain seperti sagu, jagung,

kacang-kacangan, dll.

24
DAFTAR PUSTAKA

Barasi, Mary E. At A Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga, 2007.

Departmen Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1.

Jakarta: Dian Rakyat, 1985.

Syarfaini. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Makassar: Alauddin University Press, 2012.

Tim Penyusun. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat. Gowa: Jurusan Kimia Fakutas Sains dan Teknologi UIN

Alauddin Makassar, 2018.

Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan

Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

Samadi, Budi. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Bintang, Maria. Biokimia: Teknik Penelitian. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.

25

Anda mungkin juga menyukai